Volume 5 Chapter 2 - Part 1
Di keesokan harinya.
Setelah Shin selesai memakai baju, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Schnee yang
sedang dalam penyamaran, Tiera, Yuzuha, dan Kagerou sedang menunggu diluar
pintu. Sepertinya mereka ingin sarapan bersama.
Shin menuruni tangga dengan Yuzuha berada di atas kepalanya.
Meski Shin biasanya melihat ke arah Schnee, dia tidak melihat sesuatu yang aneh
dengan penampilannya.
“Apa yang ingin kau
lakukan hari ini?”
Tanya Tiera sambil memakan sarapannya.
Sepertinya peristiwa ‘Flood’ telah diumumkan, dan evakuasian
sedang berlangsung.
Walaupun petualang telah direkrut untuk membantu di tempat dimana mereka dibutuhkan, sudah
tidak banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
“Aku akan pergi ke kastil
fuedal lord. Karena aku mengatakan bahwa aku akan membawamu kesana, tolong
datang bersama ku Shin.”
“Ah-Ya, baiklah. Aku
mengerti.”
Apa kemarin dia lupa untuk memberitahui nya? Karena Shin
tidak memiliki rencana hari ini, Shin menyetujuinya.
Saat Shin melihat Schnee, yang sikapnya tidak berubah, Shin
berpikir, ‘Apa aneh untuk ku mencemaskan tentang apa yang sedang terjadi?’.
Apa yang sering pria cemaskan di saat-saat seperti ini? Dia
berpikir tentang hal-hal sepele.
“Kalau begitu, aku
akan pergi ke tempat pelatihan. Aku tidak bisa pergi ke barisan depan, tapi kau
tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti.”
“Ya, itu bagus. Jika
aku punya waktu, maukah kita berlatih tanding lagi?”
“...ya, terimakasih
sebelumnya.”
Sambil mendengar jawaban dari Tiera, yang berhenti sejenak,
di dalam hati Shin berdoa untuk Tiera.
Shin telah melihat mereka dua latihan saat mereka berpergian
bersama, tapi dari apa yang telah dia lihat, latihan dari Schnee sangatlah
keras. Itu berada di level dimana, tanpa karavan yang telah di upgarde dan
tempat tidur khusus buatan Shin, Tiera tidak akan bisa bergerak karena terlalu
lelah dari latihan. Sepertinya Tiera tidak bisa berbuat apa-apa selain
menjawabnya dengan patuh.
Sebenarnya, Tiera dapat bertempur bersama di garis depan
karena dia ditemani oleh Kagerou, tapi itu bukan berarti kekuatan tempur
miliknya meningkat. Dan juga, latihannya
tak disangka sangat efektif.
Ketika seseorang tidak bisa menaikan levelnya, mereka
benar-benar tidak bisa bertambah kuat.
Mereka mempercayakan kunci mereka ke penjaga penginapan
setelah mereka menyelesaikan makanan mereka lalu berangkat.
Meski Schnee dan Tiera selalu menarik perhatian orang,
dengan munculnya ‘Flood’, tidak ada
satupun yang menggoda mereka.
Tiera dan Kagerou pergi ke guild saat perjalanan pulang dan
berpisah dengan Shin, Schnee, dan Yuzuha yang sedang berjalan menuju kastil.
“Apa yang akan kita
lakukan hari ini?”
“Kita akan
mendiskusikan kerja sama dan bertemu dengan Chosen One yang akan di taruh di
garis depan. Sebenarnya, ini juga untuk melihat berapa banyak kita bisa bekerjasama.”
Meski dia sudah bertemu dengan Hibineko dan yang lainnya,
Shin masih belum bertemu dengan utusan lainnya. Mungkin Rionne akan
diperkenalkan juga. Meskipun Chosen One memiliki kemampuan individual yang luar
biasa, tetap saja untuk bekerjasama tanpa adanya persiapan adalah hal yang
mustahil.
Karena takdir kota berada di tangan mereka, bisa dikatakan
ini adalah hal yang wajar untuk dilakukan
“Kalau tidak salah, kita
akan bertemu dengan Guile dan Liege?”
“Kau sudah mendengar
tentang mereka?”
“Aku mendengarnya
dari guild. Aku dengar kita akan menyerang dengan skill magic milik Guile, apa
dia seorang mage?”
“Ya, nama lengkapnya
adalah Guile Serget. Dia adalah seorang mage yang handal dalam sistem skill
magic api. Dan satunya adalah Liege Latreia, dia adalah seorang magic
swordswoman seperti Rionne-sama.”
Nampaknya Guile adalah seorang Lord, dan Liege adalah
Dragnil. Schnee sepertinya sudah beberapa kali bertarung bersama mereka berdua,
sehingga dia mengetahui kepribadian mereka dengan baik.
Sementara Shin mendengarkan perkataan Schnee tentang gaya
pertarungan dan kemampuan Guile dan Liege, mereka tiba di kastil feudal lord.
Sesaat sebelum mereka tiba di kastil, Schnee menghentikan
penyamarannya dan berjalan melalui gerbang dengan penampilan biasanya. Meski
perubahan terjadi dengan tiba-tiba, tidak ada satupun yang menyadari skill
magic tersebut.
“Schnee Raizar-sama!
Terima kasih sudah datang kemari!”
Penjaga gerbang yang menyadari mereka sedang berjalan mendekat, langsung
menyambut mereka.
Dengan mata penjaga gerbang tertuju pada Schnee, keberadaan Shin
sama sekali tidak di hiraukan.
“Um, kami ingin masuk
kedalam...”
“Huh?! Maafkan saya! Tolong
tunjukkan surat izin anda!”
Penjaga gerbang tersebut benar-benar tidak menyadari
keberadaan Shin. Sang penjaga gerbang berbicara dengan terburu-buru saat Shin berbicara.
Schnee memberikan surat izin kepada penjaga gerbang yang
sedang bersemangat itu. Schnee sepertinya sudah menerima surat izin itu
sebelumnya.
Dua orang dan seekor hewan melewati pintu yang dibuka kan
oleh penjaga gerbang yang telah memastikan surat izin mereka, dan merekapun masuk
kedalam kastil.
Salah satu penjaga gerbang yang memandu mereka memiliki
ekspresi senang. Tapi, jika seseorang melihat wajah keputus-asaan pada penjaga
gerbang lainnya yang melanjutkan pekerjaanya, sudah pasti bahwa pertarungan
yang sengit membentang di depan mereka.
(Itu terlihat
berlebihan.)
Saat mereka berjalan kedalam kastil, tak dapat dihindari
bahwa mereka akan melewati banyak orang. Kebanyakan dari mereka berhenti
berjalan; apa mereka terpesona oleh Schnee? Mereka membungkuk dengan patuh.
Shin merasa kalau jumlah orang yang mengikuti mereka
meningkat seiring berjalannya waktu; Mungkin itu hanyalah imajinasi Shin
belaka.
“(Apa Schnee terkenal?)”
“(Ya, dia kuat dan
wanita yang cantik dari High Race. Itu memberikannya kepopuleran.)”
Sambil menjawab telepati dari Yuzuha, Shin merasa depresi
saat dia melihat dirinya sendiri.
Orang-orang yang dilewatinya, hampir semuanya menyadari Shin
dan Yuzuha setelah mereka melihat Schnee. Dan juga, sekitar 90% dari mereka
memiliki perkataan “Siapa pria yang berjalan bersama Schnee-sama?!” yang terukir
diwajah mereka.
Meski hanya beberapa dari mereka yang menunjukkan permusuhan
kepada Shin, itu tidak merubah bahwa itu membuatnya tidak senang. Shin menyesal
meremehkan kepopuleran milik Schnee.
Tidak ada satupun yang memanggilnya karena semua orang tau
kenapa dia datang kemari? Shin merasa lega bahwa tidak ada satupun yang bertanya
mengenai teman yang bersama Schnee saat ini.
Setelah beberapa menit, Sang penjaga gerbang menghentikkan
langkahnya di depan ruangan tertentu. Rupanya itu adalah tempat dimana lokasi
pertemuan berada.
“Raizar-sama. Aku
ingin memberikan rasa terima kasih ku karena telah bersedia untuk datang
kemari.”
“Tak usah khawatirkan
hal itu. Apa kami terlambat?”
“Tidak, masih ada
yang belum datang.”
Ketika mereka memasuki ruangan, orang yang menggunakan
pakaian dengan kualitas tertinggi diantara orang-orang yang duduk disana
berdiri dan memberikan kata terima kasih kepada Schnee.
Taul Yaxfell.
Dia memiliki mata yang memberikan perasaan kuat dan rambut
pendek yang dihias menunjukkan umurnya berada di pertengahan 40. Tubuh tanpa
kelemahan tercemin di dalam sifatnya.
“Shin-dono,
partisipasimu dalam melindungi kota kami bersama dengan Rionne sama benar-benar
membuat kami tenang.”
“Ah, tidak, anda
tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti itu.”
Ketika Taul bertukar salam dengan Schnee, Dia juga memangil
nama Shin. Meski dia berbicara dengan sopan, mata tajamnya sepertinya telah
melihat orang yang dipanggil sebagai Shin; mungkin ini adalah hal yang
diharapkan dari seorang feudal lord Balmel.
“Masih ada sedikit
waktu sebelum pertemuan dimulai. Aku akan meminta seseorang untuk menyiapkan
minuman, jadi anggap saja sebagai rumah sendiri.”
Taul berbicara dan pergi meninggalkan kursinya dan melangkah
keluar. Baik dari kelompok yang di utus maupun Rionne, mereka sudah datang
sebelum Shin datang.
Saat mereka berbincang dengan Hibineko dan yang lainnya
sambil menunggu sebentar, dua pria dan satu wanita memasuki ruangan.
“Sekarang, karena
semua anggota telah berkumpul, aku akan memulai pertemuan ini dengan
memperkenalkan anggota baru. Karena ini pertemuan pertama mereka, mari kita
perkenalkan diri kita masing-masing.”
Setelah Taul melihat semua orang telah mendapatkan kursinya,
dia mulai berbicara.
Dimulai dari Shin dan Rionne, yang mendadak ikut
berpartisipasi. Pengenalan berjalan dengan baik.
“Aku Guile Serget.
Seorang Mage. Aku bertugas untuk melancarkan serangan pertama bersama
Raizar-dono kali ini. Senang bertemu denganmu.”
Walaupun Guile mengatakan dia adalah seorang mage, karena
penampilannya, dia lebih meyakinkan jika dia berkata dia adalah seorang
warrior. Dia memiliki mata hitam yang segar dan rambut cokelat yang agak
panjang. Tingginya sama dengan tinggi Shin, tapi Guile memiliki otot lebih.
Walaupun dia adalah seorang Lord, wujudnya tidak berbeda dengan Human. Mungkin
itu dikarekanakan mereka akan mencoba kerja sama mereka, rupanya dia juga
membawa staff dan jubah.
“Aku Liege Latreia.
Aku seorang magic swordswoman. Kali ini aku akan membantu pria ini bersama
Rionne-sama. Semoga kita bisa berteman dengan baik.”
Liege adalah seorang wanita yang memiliki rambut merah
seperti gelombang api dan mata merah tua. Dia berbicara layaknya seorang pria,
mungkin karena dia adalah warrior, tapi badannya montok sebanding dengan wanita
yang memiliki tinggi 170 cemels.
Dia tidak memiliki karakteristik seorang dragnil, selain sisik
kecil di sekitar matanya. Tidak seperti Shibaid, yang telah Shin temui
sebelumnya, wujud Liege hampir seperti seorang human.
“Jadi ada orang yang
benar-benar memakai pakaian itu disini.”
“Hmm? Apa ada yang
salah?”
Tanya Liege. Dia sepertinya mendengar Shin mengatakan
sesuatu.
“Ah, tidak, aku hanya
berpikir kalau yang Liege-san pakai adalah zirah sihir?”
Seperti Guile, Liege juga menggunakan perlengkapan untuk
pertarungan. Tapi, apa yang dia pakai biasa disebut sebagai bikini armor. Armor
tersebut muncul di dalam game, dan memiliki fungsi yang sama seperti armor.
Tentu saja, Shin mengetahui perlengkapan jenis macam apa
itu. Nama resminya adalah ‘Magic Armor of Dragon Ball’ dan armor peringkat
menengah kelas《Legend》yang
menggunakan jewel dari monster jenis dragon.
Untuk mengapa warna armor tersebut berwarna merah adalah
karena jewel yang digunakan adalah jewel Red Dragon. Itu dapat menetralkan
serangan yang diterima dengan jumlah tertentu, memiliki efek mengurangi damage
diterima, dan tidak bisa digunakan jika VIT kurang dari 500. Bagian dimana
kulit dapat terlihat memiliki efek pengurangan damage, jadi bisa dikatakan
kalau dia dapat menangkap pisau dengan tangan kosong tergantung dengan stat
nya.
Tapi, meskipun performanya tinggi, itu bukanlah perlengkapan
yang populer di era game. Karena game sudah menggunakan VRMMO, dimana avatar
berperan sebagai tubuh asli pemain, tidak banyak perempuan yang ingin
menggunakannya.
“Oh ya ampun, apa kau
terpesona melihat armor ku? Aku merasakan tatapanmu di dadaku.”
Liege menekan dada nya setelah mengatakan hal itu. Walaupun
memang benar kalau Shin menatap dadanya, yang sepenuhnya tertutupi oleh armor,
dan dia tidak melakukannya dengan niat buruk.
“Maafkan aku...”
Sambil berpikir ‘Jangan menggodaku’ , Shin juga
bertanya-tanya apakah dia menggunakan armor tersebut karena karakternya.
“Liege, jangan
menggoda Shin lebih lanjut. Aku akan melanjutkan perkenalan, Namaku Elgin Schlafer.
Aku ketua Knight Balmel. Kali ini, aku bertugas untuk memerintah pasukan. Aku
tidak bermaksud santai karena Raizar-dono ada disini. Aku harap aku bisa akrab
denganmu.”
Setelah menyela sendagurau antara Shin dan Liege, pria tersebut
memperkenalkan dirinya.
Mungkin karena pekerjaannya menyuruhnya untuk sering
berteriak, akibatnya suaranya menjadi bergema. Karena Shin telah kebingungan untuk
merespon Liege, di dalam hatinya dia berterimakasih kepada Elgin.
Elgin adalah seorang pria dengan tinggi 2 mel. Tangan dan
kaki nya dua kali lebih besar dari Shin. Sosoknya tertutupi oleh armor yang
dirancang khusus yang mendominasi lingkungan hanya dengan berdiri. Shin tidak
tau apakah dia adalah seorang Chosen One atau bukan, tapi Elgin memiliki level
212. Apa dia di akhir 30 atau di awal 40? Ada sebuah kilatan tajam yang
ditujukan kepada Shin, dan itu memiliki sensasi yang berbeda dengan Taul
berikan.
Tanpa berhenti, Schnee, Hibineko dan lainnya melanjutkan
untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing.
“Baiklah, mari kita
bicarakan tentang ‘Flood’. Meskipun kalian mungkin sudah mendengarnya, aku
ingin kalian mendengar ini lagi untuk memastikan.”
Setelah perkenalan selesai dilakukan, Taul mulai berbicara.
Taul membuka peta dan ditaruhkannya ke meja. Itu adalah peta
kasar yang menunjukkan Balmel dan Kalkia.
“Hasil dari
pemeriksaan informasi yang dibawa oleh Rionne-sama dan Shin-dono, sudah
dipastikan bahwa gerombolan monster yang sangat besar sedang mengarah ke sini.
Dilihat dari kecepatan mereka, diperkirakan mereka akan mencapai Balmel 4 hari
lagi. Mayoritas dari gerombolan monster itu adalah monster humanoid, seperti
goblin, orc, ogre dan sebagainya.”
Sambil memberikan informasi, Taul membuat tanda pasukan ke
atas peta untuk mewakili segerombolan monster. Ditambah lagi, dia menaruh dua
tanda di Balmel dan 4 tanda besar di belakangnya.
“Disini adalah
Shin-dono, Shadow-dono, Holly-dono, dan Nekomata-dono sebagai grup pertama.
Schnee-sama, Rionne-sama, Guile-dono, dan Liege-dono sebagai grup kedua berada
disini. Kalian akan menunggu 5 kemels di depan Balmel, sementara itu pasukan
knight akan menyebar di barisan belakang. Setelah menarik perhatian monster
sampai batas tertentu, Schnee-sama dan Guile-dono akan menyerang menggunakan
magic area. Sementara itu, karena akan ada banyak monster tersisa di dekat grup
pertama, grup pertama akan menghalang mereka. Sambil mengurangi jumlah mereka,
tolong biarkan beberapa monster lewat.”
Taul menjelaskan ulang strateginya secara lisan dengan
membuat tanda-tanda.
Mengalahkan monster level tinggi menjadi prioritas utama,
pertahanan adalah hal utama dan leveling merupakan bonus, Taul mengatakannya
setelah dia selesai menjelaskan strategi.
“Jadi, grup pertama
akan membuat sebuah party dan mulai berlatih bekerjasama. Karena tugas utama
dari grup kedua adalah untuk menjaga Guile-dono, kalian akan dilatih oleh
Schnee-sama.”
“Eh!”
“Apa?!”
Guile menjadi kaku dengan apa yang Elgin katakan, dan Liege
mengeluarkan suara yang hampir berada di posisi dia berteriak.
“Kau tau Shin? Schn-nya-san
terkenal dengan latihannya yang keras.”
Bisik Hibineko kepada Shin, yang terlihat ragu dengan reaksi
orang-orang keluarkan..
Rupanya, latihan keras Schnee adalah hal yang standard
bahkan untuk orang-orang yang bukan teman Schnee. Hanya Rionne yang terlihat
seperti menanti-nanti latihan dari Schnee; apa karena dia belum mengetahui
bagaimana kerasnya latihan Schnee? Atau karena dia merasa terhormat dapat
dilatih oleh Schnee?
“Jangan Mati!”
Mereka masih memiliki waktu untuk mengembalikan energi
mereka walaupun mereka kelelahan. Schnee pasti akan melatih mereka hingga
mencapai batas mereka. Shin berpikir seperti itu sambil menyemangati mereka.
“Kalau begitu, kita
akan berlatih juga.”
Seperti grup kedua, Shin dan yang lain juga ikut bergerak
untuk berlatih.
Tidak seperti grup kedua dimana Schnee menjadi lawan
tanding, Shin dan grup nya pergi keluar benteng Balmel. Mereka ingin berlatih
melawan monster yang berkeliaran diluar yang tidak memiliki kaitannya dengan
‘Flood’.
Walaupun perbedaan kemampuan antara grup Shin dengan monster
sangatlah besar untuk pertarungan yang pantas, itu tidak menjadi masalah karena
mereka hanya melatih kerja sama mereka.
“Shin, sudah lama
sekali kita tidak membentuk party ya.”
Shadow menggumamkan beberapa kata.
“Ya. Tapi untuk kasusku,
mungkin aku harus mengatakan sudah lama sejak aku bergabung dengan party.”
Ini juga merupakan hasil dari perbedaan kemampuan yang
sangat besar. Shin menolak sistem party karena akan lebih efien untuknya
menantang musuh sendirian dibanding bergabung ke sebuah party dan menyesuaikan
level mereka.
“Tidak ada cara lain.
Akan memakan waktu untukmu jika kau melatih pemain lain, benar kan?”
“Aku tidak berpikir
kalau aku akan senang jika begitu mudahnya orang lain menyamaiku.”
Shin hanya mengatakan beberapa kata untuk membalas perkataan
Shadow.
Sementara itu adalah hal yang bagus untuk pemain lain
menjadi lebih kuat, Shin tidak bisa jujur menerima hal itu karena dia telah
mengorbankan waktu begitu banyak untuk menjadi kuat.
Lalu Hibineko menyela mereka.
“Simpan percakapan
kalian untuk nanti. Kita harus melawan monster ini dengan serius, walaupun
mereka hanyalah monster peringkat rendah. Kau harus tetap siaga!”
“...Benar. Maafkan
aku, aku sedikit terbawa suasana.”
“Maafkan aku.”
Shadow dan Shin dengan patuh meminta maaf karena terlalu
gembira telah membuat party kembali. Terus terang, mereka tidak akan terluka
walaupun mereka menerima serangan kritikal dari monster di depannya.
Hibineko juga mengetahuinya, jadi dia tidak tersinggung.
Kemudian, Holly tersenyum dan mulai berbicara.
“Hibineko-san sangat
bersemangat ya.”
“Orang dewasa harus
bisa mengontrol dirinya.”
“Lalu, kenapa ekor mu
bergerak lebih banyak dari biasanya?”
“...I-Ini untuk
menjaga keseimbangan!”
Sebenarnya, ketika berjalan dengan 2 kaki, ekor Hibineko-san
hampir tidak memiliki efek keseimbangan. Pada akhirnya, Hibineko juga sama-sama
gembira seperti Shin dan Shadow.
Holly melihat Hibineko dengan tatapan yang menghangatkan
hati.
“Omong-omong, kita
sudah sampai di tempat di mana monster akan muncul.”
“Untukku menjadi
bersemangat... baiklah, kau memang benar dalam hal itu. Seharusnya monster tipe
serigala dengan jumlah banyak muncul di sekitar sini.
Memang benar Holly sedang menjahili Hibineko, tapi dia tidak
lupa untuk mencari musuh di area sekitarnya.
Ketika semua orang sedang asik-asiknya berbincang dan
bergerak dengan kecepatan tinggi sesuai dengan status mereka sebagai Chosen
One, mereka telah tiba di tempat dimana monster-monster muncul.
Tapi, tidak satu bayangan monster pun terlihat, bahkan jika
mereka melihat ke sekitar.
“Ini aneh. Tidak ada
monster satu pun yang berada di jarak persepsiku.”
“Tidak satupun, kau
bilang?”
Jarak persepsi Shin telah diperbesar menggunakan berbagai
macam skill seperti 【Search】 dan
【Sign Perception】. Oleh karena
itu, dia dapat merasakan tempat yang tidak bisa dijangkau Shadow dan Hibineko,
tapi dia tetap saja tidak bisa menemukan monster satupun.
Shadow dan yang lain, yang mengetahui betapa jauhnya jarak
persepsi milik Shin, memiliki ekspresi heran di wajah mereka.
“Apa hal semacam ini
biasa terjadi selama ‘Flood’ berlangsung?”
“Tidak. Meski aku
sudah merasakan ‘Flood’ beberapa kali, bahkan jika jumlah monsternya menjadi
lebih sedikit, tidak pernah ada kejadian mereka hilang sepenuhnya.”
“Jumlah monster
berkurang?”
“Monster yang muncul
di dalam ‘Flood’ tanpa pandang bulu menyerang monster lain. Seperti yang kita
ketahui kalau monster-monster akan meninggalkan wilayah mereka ketika mereka
merasakan bahaya.”
“Jadi begitu. Tapi
ada sesuatu yang berbeda kali ini.”
“Ya, yang pertama,
walaupun aku berkata jumlahnya berkurang, ini tidak berkurang secara tiba-tiba
seperti ini. Sudah jelas ini tidak normal.”
Shin dan yang lainnya memiliki ekspresi tajam setelah
mendengar perkataan Hibineko.
Mereka tidak ada masalah untuk menangani ‘Flood’, tapi
sekarang, monster menghilang dengan misteriusnya. Semuanya setuju bahwa sangat
berbahaya untuk terlalu optimis.
“Ini bukan waktunya
untuk berlatih dengan santai. Ayo kita kembali.”
“Itu benar. Kita
tidak tahu penyebabnya, jadi lebih baik untuk melaporkannya.”
Holly setuju dengan saran yang Shadow berikan. Shin dan
Hibineko juga tidak keberatan, jadi mereka berlari kembali ke Balmel
menggunakan kecepatan penuh dari Chosen One.
Mereka mencari kehadiran monster selama perjalanan pulang,
tapi tetap saja mereka tidak menemukan satupun.
“………”
“Shin? Kau telah diam
untuk beberapa saat, apa kau memiliki penunjuk?”
“Ya, ada beberapa.”
Shin menjawab pertanyaan Shadow dengan wajah tersenyum. Ada
sesuatu yang melintas di pikiran Shin.
Pernah ada event war/pertempuran di dalam game dimana
gerombolan monster akan menyerang kota. Itu
bukanlah kejadian yang tidak biasa.
Tapi, jumlah monster menjadi bermasalah. Monster di wilayah
sekitar akan berhenti muncul sementara dan sekumpulan besar monster akan
mendekat ke kota seperti ombak berwarna hitam.
Tentu saja, para pemain berdiri untuk mempertahankan kota
dan berhasil mempertahankannya. Kebanyakan monster telah dihancurkan oleh skill
magic dari pemain level tinggi seperti Shin. Tapi, karena monster yang
menginvasi kota bergerak melalui bawah tanah, kerusakan yang disebabkan oleh
event tidaklah kecil.
Monster-monster telah menghilang sebelum event dimulai. Jika
tanda-tanda yang muncul sama, apa hal yang sama akan terjadi di ‘Flood’? Jika
sama, gelombang baru dari monster akan melebihi skala normal ‘Flood’.
“Jika memang ini sama
seperti event perang itu, kita harus melaporkannya segera.”
“Benar, Aku pikir aku
akan meminta Schnee untuk melakukannya.”
Shin menjawab perkataan Hibineko sambil mengangguk.
Schnee dapat menjelaskan cerita seperti event dari masa
lalu. Jika dia bisa melakukannya, Shin tidak perlu bergerak.
“Kau bilang tidak ada
tanda-tanda pergerakan monster?”
Ke empat orang yang kembali ke kastil feudal lord bergegas
menemui Taul, dan melaporkan situasi yang terjadi. Semua orang yang berada di
grup kedua, Schnee berserta anggota lainnya juga datang ke ruangan resepsi.
Taul yang mendengar laporan tersebut, merenung dan mencoba
mengingat sesuatu. Tapi, dia malah mengeluarkan napas keluh, mungkin karena dia
tidak bisa memikirkan sesuatu.
Elgin dan yang lainnya yang sedang duduk pun menggelengkan
kepala.
“Sejauh yang aku tau,
tidak ada catatan pertarungan semacam ini. Kita membutuhkan sebuah
penyelidikan.”
“Monster-monster
merasakan bahaya dan lari, maka tidak bisa dijelaskan dengan itu saja.”
Dilihat dari perilaku mereka, mereka sangat berhati-hati
dengan masalah ini.
“Apa ada seseorang
yang mengetahui sesuatu?”
Semua orang kecuali Schnee menggelengkan kepala mereka.
“Schnee-sama, apa kau
mengetahui sesuatu?”
“Ya, aku teringat
sesuatu, hal yang sama pernah terjadi di masa lalu.”
Schnee mengangguk membalas pertanyaan Taul. Shin telah
menceritakan kejadian itu kepada Schnee melalui Mind Chat.
Itu hanyalah kejadian yang Shin ingat di dalam game, tapi
itu tidaklah aneh jika kejadian itu dapat terjadi di dunia ini.
“Apa kau bisa
menceritakannya? Bahkan jika informasi itu sedkit, itu tetap penting.”
“Tentu. Meski itu
terjadi cukup lama sebelumnya――”
Schnee menjelaskan sambil mengeluarkan fakta disana-sini.
“Itu...itu...”
Semua orang yang mendengar cerita itu memiliki ekspresi
kaku.
Saat mereka mendengar level monster yang akan menyerang
tinggi, ekspresi Taul dan Elgin menjadi berat.
Pertahanan saat ini menuntut sebuah kekuatan khusus yang
terdiri dari Chosen One dan prajurit biasa untuk membunuh musuh saat mereka
mendekat karena jumlah mereka yang terlalu banyak.
Jika gerombolan monster terlalu susah untuk prajurit biasa
tangani, mereka menduga bahwa total kerusakan yang di alami akan tak terduga.
“Karena situasi saat
ini sama dengan apa yang aku ketahui dari masa lalu, ini masih belum pasti
apakah hal yang terjadi di masa lalu akan terulang kembali atau tidak.”
“Tidak, akan lebih
baik untuk mengasumsikan itu akan terjadi. Sekarang bukan saatnya untuk
berbicara mengenai latihan dan sebagainya.”
Elgin membalas perkataan Schnee dengan nada serius. Akan
lebih berbahaya jika prediksi Schnee tepat sasaran.
“Aku kira ini akan
menjadi kemenangan yang mudah.”
“Ah sial. Sesuatu
tidak pernah berjalan dengan mulus.”
Guile dan Liege mengangkat bahu mereka layaknya ingin
berkata “Beri aku waktu sebentar!”.
Meski mereka tidak memiliki sikap serius, sulit mengatakan
bahwa mereka memiliki ekspresi tenang.
“Tapi, kita tidak
perlu untuk pesimis. Kita memiliki Schnee Raizar dan 2 tambahan Chosen One
sebagai bala bantuan. Kita pasti bisa bertahan dalam kondisi kritis ini selama
kita tidak membuat kesalahan.”
“Benar, kita tidak
tau berapa banyak monster yang akan datang, tapi kita diberkati dengan sekutu
saat ini. Pertempuran bisa berakhir dengan cepat.”
Hibineko dan Shadow berbicara kepada Taul dan yang lainnya
yang hanya memikirkan musuh.
Suara semangat mereka meringankan suasana. Mereka tenang
karena Shin dan Schnee ada disini. Dalam beberapa hal, Shin dan Schnee lebih
berbahaya dibanding monster yang sedang mendekat.
“Tentu, aku akan melakukan
apapun untuk membantu.”
“...Itu benar, aku
sangat berterimakasih kau ada disini. Kalau begitu ayo kita ganti strategi.
Schnee-sama, apa kau tahu dari arah mana monster akan menyerang?”
“Tidak, aku tidak tau
sampai hal itu...”
Akan benar-benar berbahaya untuk berpikir monster akan
menyerang dari segala arah, jadi Schnee menjawabnya dengan jujur.
Apalagi, karena mereka tidak tahu kapan monster akan
menyerang, mereka menyelesaikan pertemuan ini dengan menyetujui untuk mengirim
pengintai ke arah yang memiliki kemungkinan besar untuk diserang.
Setiap pangkalan telah dihubungi setelah pertemuan berakhir.
Semua ini dilakukan agar para prajurit akan siap dalam kasus monster dari war event
muncul setiap saat.
◆◆◆◆
“Hei, Schnee, Aku
ingin memastikan sesuatu, tapi apa kau pernah menggunakan magic skala besar
untuk pertempuran anti-guild selama aku menghilang?”
“Tidak, aku tidak
pernah bertarung melawan pasukan skala besar sebelumnya,karena kebanyakan musuh
bisa ditangani dengan normal magic area.”
Shin dan yang lainnya yang telah meninggalkan kastil dan
berpisah sebentar sebelum bertemu lagi.
Saat ini, mereka sedang menuju Guild untuk bertemu Tiera.
Meski mereka tidak dapat bertarung melawan monster untuk latihan kerja sama,
mereka telah mencoba kerja sama mereka dengan boneka latihan di tempat
pelatihan kastil.
Karena kali ini mereka bertarung melawan monster yang sangat
banyak, Shin ingin memastikan kekuatan dari skill magic anti-guild dengan
Schnee. Tapi Schnee tidak pernah melawan sekumpulan musuh yang kuat sejak ‘Dusk
of the Majesty’, jadi dia tidak tau seberapa kuat mereka.
“Kalau begitu, akan
buruk untuk menggunakannya tanpa pikir terlebih dahulu? Apa kau akan mencobanya
sekali saat serangan pertama?”
“Ya, jika aku ingin
menggunakannya, saat itulah satu-satunya kesempatan yang kupunya.”
Tergantung dengan jumlah musuh dan skala dari magic, memang
mungkin untuk menyelesaikan semuanya dengan satu kali serang. Karena bukanlah
hal yang buruk untuk dirinya sendiri, dia memutuskan untuk mengambil kesempatan
untuk memastikan kekuatan dari magic skala besar.
“Magic skala besar
milik Schnee-chan, huh?~ Aku ingin tau, apa kita akan mendapatkan giliran.”
“Jika hal itu tidak
menyebabkan kerusakan tambahan, maka tidak ada yang lebih baik dari itu.”
“Yea”
Shadow memberikan pendapatnya dan disetujui oleh Holly.
Hibineko juga menyetujuinya. Sedangkan Shin sama sekali tidak optimis ataupun
gembira tentang hal itu.
“Baiklah, kita tidak
akan tahu apa yang akan terjadi sampai waktunya datang bukan? Aku hanya ingin
berjaga-jaga saja.”
“Apa kau melakukan
sesuatu?”
“Ada perlengkapan
yang sempurna untuk melawan musuh dengan jumlah banyak kan? Aku berniat untuk
meng-upgrade-nya sebelum terlambat. Seharusnya tidak akan ada masalah jika aku
mengamuk, karena wajahku akan tertutupi.”
Shin menjawab pertanyaan Schnee dengan senyum jahat di
wajahnya.
Rupanya, darah blacksmithnya mulai bangkit.
“...Aku tidak masalah
bahkan jika beberapa musuh datang bersamaan.”
“Benar, aku setuju.”
Shadow dan Holly melihat perbincangan antara Shin dan Schnee
sambil tersenyum kecut.
Hibineko tidak mengatakan apapun, dia hanya mengangguk
setuju.
Saat mereka tiba di Guild, party tersebut pergi mengunjungi
tempat pelatihan setelah menerima izin dari resepsionis.
Tempat latihan memiliki berbagai ruang untuk kegiatan yang
berbeda, seperti ruangan dimana seseorang dapat berlatih menggunakan busur atau
melempar pisau, atau ruangan dimana seseorang dapat menerima instruksi tempur.
Shin pernah memasuki tempat latihan kosong sebelumnya di
Bayreuth, ketika dia bertarung melawan Guild Master, Barlux. Jadi baru pertama
kalinya dia melihat orang lain di dalamnya.
Selain itu, Shin melihat ke arah Tiera.
“Oh, dia ada disana.”
Di ujung plaza dimana banyak petualang yang melakukan
latihan kerja sama dan pelatihan individu, terlihat ada Tiera yang sedang
melakukan latihan tempur 1v1 dengan seseorang.
“Apa itu Kaede-chan?”
“Sepertinya iya.”
Holly dan yang lainnya seperti juga menyadari Kaede dan
Tiera saling bertukar serangan setelah Shin berbicara.
Mereka berdua menggunakan senjata dagger. Sepertinya mereka menggunakan
senjata pinjaman dari tempat latihan. Kagerou sedang bersiap di samping dinding
dekatnya.
“Berat satu sisi?”
“Tiera patut dipuji
karena bisa mengikutinya.”
Dimata Shin, Tiera sedang bertahan meski dia terlihat
bertukar serangan dengan Kaede.
Jika kau melihat perbedaan stat antara Kaede dan Tiera, hal
yang patut dipuji karena bisa bertahan melawan Kaede, persis seperti apa yang
Schnee katakan.
Meski Kaede kemungkinan belum serius, Tiera tidak seharusnya
bisa bertahan untuk waktu yang lama. Pelatihan Schnee sepertinya telah
meningkatkan kemampuan bertempur Tiera.
“Kuh!”
Dagger Tiera dipentalkan Kaede sebelum Shin memanggilnya.
Melihat dagger yang sedang ditujukkan ke tengkuk leher Tiera, Tiera berhenti
bergerak.
“Melakukan
pertandingan, ya?”
“Ah, Shin-san, Sch,
Yuki-san disini juga.”
“S-Shin...?”
Kaede yang menyadari Shin dan yang lainnya, mengeluarkan
sebuah suara. Tiera juga mengalihkan wajahnya ke arah suara Kaede, tapi dia
tidak bisa bergerak segera karena dia telah kehabisan udara.
Omong-omong, Yuki adalah nama samaran Schnee. Kartu Guildnya
juga terdaftar atas nama Yuki.
“Apa kalian berlatih
bersama?”
“Iya, meski kita
bertemu secara kebetulan.”
Awalnya, Kaede membatasi statnya untuk melatih Tiera, tapi
mereka memutuskan untuk berlatih dengan perbedaan stat. Kemudian, Shin dan yang
lain datang.
“Apa kau tidak
apa-apa?”
“Ya...Aku...Baik...baik...saja”
Shin memanggil Tiera yang sudah sepenuhnya mandi keringat
sambil memberikannya handuk.
Shin menunggu sebentar sampai napas Tiera menjadi normal.
“Latihanmu sepertinya
terbayarkan.”
“Yah... aku akan
menangis jika semua ini sia-sia.”
“Apa iya? Untuk
sementara, kerja bagus.”
Kagerou yang juga mendekat, memberikan Tiera sebuah
penghargaan. Tiera tertawa saat Kagerou menjilati wajahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar