Lazy Dungeon Master Arc 2 Chapter 22 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Senin, 04 September 2017

Lazy Dungeon Master Arc 2 Chapter 22


 Untuk Saat Ini, Satu Malam


Hari sudah malam saat kami tiba di guild penjelajah.

"... Selamat atas selesainya penugasan kalian. Terimalah delapan koin tembaga ini sebagai imbalannya."

Resepsionis-san yang membelalakkan matanya kepadaku dan semakin bertindak kasar. Hmph, mengapa dia memperlakukanku seperti ini meskipun aku tidak memperlakukan Meat dengan buruk.

"Dengan itu, ada tambahan sebesar satu koin tembaga sebagai imbalan khusus untuk si gadis kecil. Ini dari klien yang memintaku untuk memberikannya langsung kepada gadis kecil, beserta dengan sebuah pesan. Terimalah."
"Heeh, berita bagus, Meat."
"I-iya."

Meat mengambil koin tembaga yang dipegang di atas konter. Karena tubuhnya yang kecil, Resepsionis-san harus lebih menjulurkan badannya agar Meat dapat mengambilnya.

"... Goshujin-sama, terimalah."

Dan dia pun memberikannya kepadaku sesaat setelah dia menerimanya.
... Tidak, bukan kah lebih baik untuk menyimpannya?

"... Gunakan uang itu sesuka hatimu."
"T-terimalah."

Dia bersikeras memberikan koin itu kepadaku... sangat tidak pantas rasanya melakukan ini di depan konter. Dengan enggan, aku pun menerimanya. Namun aku berniat akan mengembalikannya setelah ini.

"Baiklah, terima kasih."
"Nn...?"

Aku menepuk pelan kepalanya, sesaat setelah aku menerima koin itu. Meat benar-benar terlihat senang. Ekor anjingnya pun berkibas depan belakang.

Y-yah, Resepsionis-san, jangan melihatku seperti itu. Rasanya seperti ditusuk... ah, iya.

"Aku mencari sebuah penginapan di sekitar sini, apakah ada tempat yang bagus?"

"Dengan empat koin tembaga kau bisa menyewa satu tempat tidur jika kau pergi ke area kumuh di gerbang selatan, tapi keamanannya sedikit meragukan... ah, jika kau berminat, kau bisa menitipkan gadis kecil itu kepadaku? Kau tak perlu membayar sepeser pun."

"Tidak, aku tidak bisa menerima penawaran itu..."

A-apa yang resepsionis ini rencanakan? Tidak kah dia hanya bermaksud untuk mendekati Meat?

Dan aura apa ini yang menunjukkan seolah dia bermaksud bertindak macam-macam kepada Meat!? Mungkin kah dia berniat untuk melakukan hal buruk kepada Meat dengan berpura-pura menjaganya untuk semalam?

Kuh, Aku tak mengerti firasat apa ini, tapi aku perlu berhati-hati terhadap Resepsionis-san.

"... Satu malam saja, tempat yang bisa kami gunakan untuk beristirahat dengan tenang dengan harga sekitar empat puluh koin tembaga, dengan nasi yang enak bila memungkinkan."

"Kalau begitu di sekitar sini,  tempat bernama [Paviliun Burung Pipit Tertidur] sepertinya cocok. Satu malam dan satu kali makan dengan tarif tiga puluh lima koin tembaga.

Sepertinya memang sesuai dengan kebutuhanku. Resepsionis-san ternyata juga melakukan pekerjaan resepsionisnya dengan baik.

Aku memutuskan untuk segera pergi kesana setelah memastikan lokasinya melalui peta.

Meskipun pada umumnya, penjelajah dengan pendapatan delapan koin tembaga per harinya tidak akan mampu menginap disana, namun tidak menjadi masalah karena aku juga bekerja sebagai Dungeon Master. Walaupun, sebenarnya dana yang kupunya saat ini juga terbatas.

... Baiklah, mulai besok dan seterusnya, aku akan berusaha meningkatkan penghasilanku. Sejak tiba di kota dan mendaftarkan diri di guild penjelajah hari ini, aku hanya melakukan satu pekerjaan kecil... ah, tapi paling tidak pekerjaannya dapat diselesaikan dengan mudah.
Aku penasaran apakah memang tidak mungkin untuk mendapatkan uang dan kemapanan tanpa perlu bekerja...

Meskipun aku menjadikan dungeon sebagai markas, perjalanan menuju kesana cukup susah karena menghabiskan setengah hari perjalanan dengan berlari sekuat tenaga. Dan mungkin bisa sampai satu hari perjalanan dengan berjalan kaki.

Bagaimanapun juga kami memang butuh untuk menginap satu malam... nah, ini dia penginapan [Paviliun Burung Pipit Tertidur].

Tempat ini merupakan penginapan kayu yang nyaman. Terima kasih atas rekomendasinya, Resepsionis-san. Meski aku tak tahu apa yang kau rencanakan. Saat aku membuka pintu penginapan, seorang wanita berdiri di balik meja resepsionis.

"Permisi, aku direferensikan ke penginapan ini oleh guild penjelajah, apakah ada kamar kosong?"

"Hmm? Iya, kami masih ada kamar kosong. Direferensikan oleh guild penjelajah eh? Kalau begitu anda adalah penjelajah tamu ya? Tarif kamar kami sebesar tiga puluh lima koin tembaga sudah termasuk dengan makan satu kali, tapi... hmm? yang bersama anda itu budak kan. Bagaimana dengan budak anda itu? Tarif sewa bangsalnya sebesar lima tembaga.

"Ah, budak ini ingin tidur di ruangan yang sama denganku... apakah ada tambahan biaya?"

"... Kami tidak mengenakan biaya tambahan untuk itu. Bagaimana dengan makannya? Biayanya dua tembaga."

"Baiklah kalau begitu. Aku memesan satu kamar untuk satu malam."

Aku berniat memberinya tujuh koin tembaga dan satu koin perak karena aku tidak memiliki cukup koin tembaga, namun kemudian aku tersadar bahwa kembaliannya hanya ada koin tembaga jadi akhirnya aku pun hanya menyerahkan satu koin perak saja.

Kembaliannya sebesar enam puluh tiga koin tembaga.. oi, menghitung itu melelahkan. Begitulah pikirku, tapi dia menggunakan sebuah alat yang terlihat seperti tempat koin untuk digunakan menghitung koin dalam jumlah kelipatan sepuluh, sehingga proses menghitungnya tidak terlalu merepotkan. Alat itu memang bermanfaat, eh. Namun kemudian dia pun mengambil tiga puluh tujuh koin dari total seratus yang keluar dari alat itu. Prosesnya terlihat keren.

"Menginap satu malam kalau begitu. Ah, apakah anda menginginkan makanannya untuk diantar ke ruangan?"

"Jika meungkinkan."

"Baiklah, akan saya antar makanannya ke ruangan anda.. ah iya, saya mohon anda untuk menggunakan [Pembersihan] pada sepreinya sebelum meninggalkan ruangan. Dengan begitu, ini kunci kamar anda. Kamar nomor tujuh di lantai satu."

Aku menerima kunci yang ia berikan den pergi menuju ke kamar.
Saat aku membuka pintu yang tertera angka '7' di depannya dengan kunci yang ku punya, isi ruangan itu memang terlihat seperti penginpapan.

Sedangkan jendelanya... yah, tentu saja tidak ada kacanya melainkan menggunakan papan kayu. Kalau disimak jendela itu lebih mirip dengan pintu berengsel ganda. Ngomong-ngomong, aku penasaran apakah dunia ini sudah mengenal kaca? Aku mendapatkan firasat kalau nilai dari golem air sekarang makin naik.

Alat sihir cahaya digunakan sebagai penerangan ruangan. Aku dengar dengan memasukkan batu sihir ke dalam saklar untuk menyalakannya adalah fitur khusus di penginapan ini. Sepertinya alat ini bisa menggunakan batu sihir yang dijual di penginapan ataupun yang kau bawa sendiri.

Ditambah lagi, kau juga dapat menggunakan kekuatan magismu sendiri apabila kau tidak memiliki batu sihir.. walaupun akan sedikit repot karena kau harus terus mengisi ulang alat sihirnya.

Ngomong-ngomong, meskipun ini pertama kali aku mendengarnya, namun saat kekuatan magis di dalam batu sihir telah habis maka batu itu akan menghilang. Akan tetapi batu itu akan bertahan lama jika secara berkala diisi kembali dengan kekuatan magis.

Sedangkan kasurnya yang merupakan bagian paling penting, rasanya hanya seperti seprei tipis di atas sebuah bingkai kayu. Ini terlalu keras. Lebih mirip seperti papan kayu. Kurang lebih kasurnya hanya terdiri dari beberapa seprei tipis yang ditumpuk satu sama lain, rasanya hanya sedikit lebih nyaman dari bangku taman.

Aku rasa [Futon] dengan harga 5 DP dapat dikatakan kasur mewah bila dibandingkan dengan ini. Bahkan sepertinya lebih nyaman dibanding ini.

"Aku akan tidur di lantai, kan?"
"Tidak, kita akan tidur di kasur bersama. Hawanya dingin."

Aku ingin segera makan dan berbaring secepatnya... Otot pegalku dari tadi masih terasa sakit.
Sepertinya aku takkan bisa bergerak sama sekali besok tanpa dipaksa bergerak dengan bantuan golem pakaian...
Sembari berpikir demikian, aku menggunakan [Pembersihan] pada diriku dan Meat selagi menunggu makanan datang.

"Ah iya, ini upah bagianmu sebagai hadiah."

Aku mengeluarkan lima koin tembaga, dan memberikannya kepada Meat. Nominalnya kubagi dua dari total pendapatan kami dan juga dengan sedikit tambahan.

"A, aku tidak bisa menerima ini! Aku tidak melakukan apa-apa."

"Bukankah Meat yang menemukan tugas itu dan mengatakan padaku bahwa memungkinkan untuk menggunakan sihir [Pembersihan] ku? Dengan begitu, aku rasa pantas."

"T-tapi..."

"Daging tusuk bakar di kota harganya sebesar lima tembaga eh... Aku ingin memakannya bersama Meat~"

"... A-aku akan menerimanya."

Sepertinya karena aku menyebut tentang daging tusuk itu, aku mendengar suara perut bergemuruh. Bukan perutku, tapi Meat.

...Sekarang kalau dipikir-pikir, dia belum makan apa-apa sejak tiba di Sia ya? Hanya sarapan saja.

Aku merasa sedikit bersalah karena tadi siang aku makan apel-apel itu sendirian.

Setelah beberapa saat, seseorang dari penginapan datang dan membawakan makanan kami ke ruangan.
Hidanganku adalah dua buah roti dengan sup sayur, sedangkan untuk Meat hanyalah dua buah roti saja. Jadi begitu, bedanya hanya disitu?

Aku membagikan sup sayurku dengan Meat dan memaksa diriku untuk menelan roti keras itu. Sup sayurnya cukup enak. Yep, rasanya sedikit hambar, tapi juga meninggalkan rasa lezat sayuran.

***

Sekarang, kami pergi meninggalkan kamar kami setelah menginap satu malam. Badanku berasa kaku dan berderak, namun ototku yang pegal sudah tidak terlalu sakit. Aku selamat.

Kali ini Meat pun dapat digunakan sebagai guling tanpa mengompol. Pergi ke kamar mandi sebelum tidur ternyat memang penting. Dia berniat membuka bajunya saat kami tidur di ranjang, tapi aku menghentikannya.

Aku ingat kalau mereka memintaku untuk menggunakan [Pembersihan] pada sepreinya sebelum meninggalkan ruangan, dan aku pun segera membersihkannya. Aku sudah terbiasa menggunakan [Pembersihan]... mungkin lucu juga melihat hasil dari tindakan sembarangan malah menghasilkan ruangan yang bersih tanpa cela. Y-yah, sepertinya cukup bila sudah sebersih ini.

"Meat, apakah tidak ada yang ketinggalan?"
"Aku sudah membawa semuanya."
"Baiklah, kalau begitu ketimbang sarapan disini ayo kita membelinya dari stan di kota."
"B-baik."

Aku mengembalikan kuncinya ke wanita itu, dan pergi meninggalkan penginapan.
Penginapan yang sesuai dengan harganya yang terjangkau... dan juga merupakan hasil dari pengumpulan informasi.

Sekarang kalau dipikir-pikir, aku penasaran apakah Rokuko baik-baik saja berada di dungeon sendirian...
Sepertinya tidak apa-apa. Sebelum aku datang pun dia juga sudah terbiasa sendirian.

Aku berangsur-angsur mulai merindukan Ruangan Master di dalam dungeon. Mari bergegas dan mengumpulkan banyak informasi berharga lainnya dan segera kembali...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar