Lazy Dungeon Master Arc 2 Chapter 23 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Senin, 04 September 2017

Lazy Dungeon Master Arc 2 Chapter 23


 Chapter 23 - Kota Manusia Untuk Pertama Kalinya, Hari Kedua

Kami membeli roti lapis daging untuk sarapan, dan pergi menuju guild penjelajah di pagi hari.
Guild penjelajah cukup penuh sesak di pagi hari seperti ini.

Saat aku lihat, sepertinya mereka berebut untuk mendapatkan tugas yang ditempel di papan pengumuman.
... Yep, aku tak mau ikut-ikutan di dalamnya...

"Goshujin-sama."

Seakan berkata untuk menyerahkan semuanya padanya, mata Meat terlihat bersinar.
... Sejujurnya, aku sedikit enggan untuk meminta seorang anak kecil pergi ke kerumunan seperti itu, tapi...

"Baiklah, coba kau dapatkan penugasan yang terlihat pantas!"
"Baik!"

Meat pun menyusup kedalam tumpukan manusia itu. Tubuhnya yang mungil seolah tertelan dalam kerumunan dan menghilang dengan sangat cepat...

Setelah beberapa saat, dia pun kembali membawa dua lembar tiket penugasan di mulutnya. Aku membelai lembut kepalanya dan memanggilnya anak baik. Tubuh Meat bergetar kegirangan. Dia benar-benar terlihat seperti anjing di setiap tingkahnya.

Sedangkan penugasan yang dia bawa adalah... "Pengiriman 10 barang, Upah: 10 Koin Tembaga, Minimal Tingkatan-G, Minimal 1 Orang, Catatan: Terkirim di hari yang sama" dan "Penumpasan Kelinci, Upah: Tiap Daging dihargai 10 tembaga, Minimal Tingkatan-G, Minimal 1 Orang, Catatan: Minimal 3, Maks. 10. Hanya menerima Daging segar".

Jadi begitu, aku bisa menjadi kurir dengan golem pakaian dan sebuah peta, dan rasanya aku juga mampu untuk menumpas beberapa kelinci. Dua penugasan ini rasanya cukup. aku bergegas pergi ke konter dengan membawa tiket penugasannya.

"... Kau bermaksud menjadi seorang kurir padahal baru saja datang di kota ini kemarin? Aku benar-benar tidak menyarankannya.

... Ah, kau lagi rupanya. Resepsionis-san yang sama dengan kemarin berada di konter.

"Harusnya tak masalah jika aku mendapat alamat pastinya dengan jelas."
"Pengirimanya cuma daerah sini, bukan kah lebih cepat bila mereka mengirim suratnya sendiri?"

"Setelah mengetahui alamatnya, Aku tak akan pergi jauh-jauh."
"Ditambah lagi, kau juga mengambil penugasan jenis-penumpasan? Yang kau lakukan ini benar-benar sembrono."
"Sembrono?"

"Iya, sembrono. Memang tidak ada salahnya memiliki rasa percaya diri, apalagi bila menghadapi penugasan kelinci seperti ini, tapi daging kelinci itu dimaksudkan untuk digunakan oleh tukang daging di stan daging tusuk. Potongan dagingnya tidak bisa dibuat berantakan oleh ilmu pedang amatir dan dagingnya harus benar-benar segar, bagaimana mungkin kau bisa menaklukkannya?"
"Yah, aku akan menyerahkannya ke rekan ku."

Meat sebenarnya adalah petarung yang benar-benar kuat.

... Ditambah lagi, Meskipun aku rasa aku sudah menjelaskannya saat aku memberimu kartu guild milikmu, kau akan dikenakan denda jika tidak bisa menyelesaikan tugasmu, selain juga mendapat hukuman. Apakah kau tak masalah dengan itu?"
"Ya, aku bisa menerimanya."

Maaf, aku tidak mendengarkanmu.
Tapi bagaimanapun juga, Aku mendaftarkan kartu guild milikku dan Meat dan menerima penugasannya.

"... Penugasannya telah diterima. Berhati-hatilah. Ah, tolong pergi ke belakang untuk menerima barang kiriman untuk penugasan kurir dari pihak yang bersangkutan."
"Baik, terima kasih."

Resepsionis-san terus-terusan memasang muka cemberut, namun meskipun bersikap agresif dia tetap melakukan tugasnya dengan baik dan memberikan nasehat. Dia mungkin memang orang yang cakap, namun mungkin juga termasuk orang yang mudah salah paham.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita pergi, Meat."
"Baik!"

Meat dan aku pun meninggalkan konter, pergi menuju bagian belakang untuk melakukan tugas kurir terlebih dahulu.

***

Dengan membagi kerja untuk penugasan kurir itu, kami dapat menyelesaikannya dengan cepat.

... Aku tidak bisa berlari, karena ototku yang pegal masih terasa sakit, dengan perlahan aku mengantarkan tiga kotak paket dan mengirimkannya ke tempat yang lumayan dekat. Meat dengan cekatan mengantarkan tujuh paket lainnya. Meskipun pakaian golem membantunya dalam bernavigasi, aku benar-benar kagum akan kemampuan Meat. Tingkah lucunya saat menggerakkan ekornya ke depan dan ke belakang ketika aku membelai kepalanya benar-benar menyegarkanku.

Kami telah menyelesaikan tugas kurir saat pagi masih belum beralih menjadi siang. Dengan begini kami bisa mencoba untuk mendapatkan daging kelinci itu.
Dan ketika itu, aku mulai berpikir dimana seharusnya tempat ku berburu kelinci. Sialan, aku sama sekali tidak mengetahui hal itu.
Untuk sekarang, ada baiknya untuk mencoba menanyakannya ke klien.

Klien kami berdiri di stan daging tusuk bakar.
Aroma daging dengan minyak berkilauan yang menetes dari daging itu saat dibakar memenuhi udara sekitar. Mulutku langsung meneteskan air liur secara refleks, aku harus menelannya kembali.

"Oh, apakah kau penjelajah yang mengambil tugas daging kelinci? Lalu, dagingnya? Sepertinya kau tidak memilikinya."
"Ah, tidak, Aku masih belum memburunya."
"Begitu kah? Karena aku membutuhkannya untuk minggu depan, kau harus memburunya hari ini juga. Aku akan berjualan disini sampai petang. Lalu, apakah ada hal lain yang kau butuhkan?


Pada saat itu juga, terdengar suara lirih berasal dari perut yang imut. Tentu saja bukan perutku, melainkan Meat.
Tapi kalau dipikir-pikir, ini sudah saatnya untuk makan siang ya.

"... Baiklah, bagaimana kalau kami memesan dua tusuk daging bakar terlebih dahulu? Setelah itu, bisa kah kau memberitahuku dimana kami dapat memburu kelinci-kelinci itu."

"Tentu saja. Dua harganya sepuluh tembaga.. yep, benar segitu. Jika kau mencari kelinci, mereka berkeliaran di luar gerbang kota. Sepertinya di gerbang barat cukup banyak, di dalam hutan Gunung Tsuia, tepatnya di daerah yang menghadap ke arah kota.. ah, bawa saja kemari secara utuh jika kau tak tahu bagaimana cara mengulitinya."
"Baik lah, terima kasih. Kalau begitu, kami pergi dulu."

Aku menerima daging tusuknya, dan memberikan satu ke Meat.
Sebagai gantinya, Meat berniat memberiku lima tembaga miliknya. Meskipun aku tidak menerimanya.

"Ini hanyalah biaya yang diperlukan untuk kita mendapatkan informasi, jangan terlalu dipikirkan. Ditambah lagi, ini sudah menjadi kewajiban seorang master untuk memberi makan budaknya. Jadi, makan saja dengan tenang."
"... Umm, lalu apa yang harus Aku.."
"Ah, jika Meat menemukan barang yang ingin kau beli, silahkan saja untuk membelinya. Simpan lah uang itu untuk sesuatu yang ingin kau beli."
"Umm... itu... baiklah."

Meat menaruh kembali koin tembaga itu kedalam tas kecil yang ia gunakan sebagai ganti dompet. Dia pun langsung menggigit daging tusuknya.
... Yep, begitu lah, rasanya tidak buruk. Benar-benar tidak buruk, namun sedikit bau, dibandingkan dengan hamburger rasanya sedikit ringan. Ekspresi wajahnya seolah berkata begitu.

***

Saat kami menunjukkan tiket penugasan ke penjaga pintu gerbang di gerbang barat, kami dapat pergi meninggalkan kota tanpa perlu membayar pajak gerbangnya.
Dan pada saat kami beranjak masuk ke arah hutan, kami melihat kelinci pertama.

"Kya?"

Kelinci itu terlihat.. polos dan lucu. Mata merah binatang kecil itu lucu sekali. Dipenuhi dengan bulu lembut sembari mengunyah rumput.
Akan tetapi, beberapa saat kemudian, Meat memotong kepala kelinci itu. Dengan golem pisau di tangan kanannya, dia dengan mudah memenggal kepalanya dengan mode getaran.

"Ini dagingnya."
"I-iya. Kerja bagus, luar biasa."

Anak ini sungguh tidak memiliki belas kasihan.
Kaki mayat kelinci itu sedikit berdarah dari leher yang masih mendenyutkan darah. Yang kemudian dilemparkan begitu saja ke dalam tas kulit setelah darahnya dikeluarkan. Meat juga melemparkan penggalan kepala kelinci itu sekaligus.

Aku, dengan hatiku yang hancur berkeping, kemungkinan tidak akan bisa memenuhi tugas ini tanpa bantuan Meat... Aku penasaran apakah aku pernah merasa bersalah akan kematian para penjelajah di dalam dungeon itu...

Yah, paling tidak aku bisa memukul kelinci itu di kepala. Daging yang selalu kumakan adalah merupakan daging hasil buruan orang lain, jadi saat aku memakannya, sama saja dengan aku ambil andil dalam membunuhnya. Dengan begitu, tidak ada alasan untuk tidak memburu mereka saat ini, mengingat bagaimana biasanya aku memakan daging.

Dengan dukunanga golem pedang dan golem pakaian, aku dapat memotong kelinci itu dengan rapi. Meskipun ada sedikit darah yang mengenaiku, aku secepatnya menggunakan [Pembersihan] untuk membersihkan diri.
... Tunggu, kalau dipikir-pikir tidak ada darah yang mengenai Meat-san heh, Aku benar-benar kagum terhadapnya.

Kami melanjutkan kegiatan berburu itu hingga kami memiliki sepuluh kelinci untuk dibawa ke klien.
Pembagiannya? Delapan dari Meat, dan dua dariku, memangnya kenapa? Meat dapat secara cepat memotong mereka semua.
Aku memberikan satu kelinci yang kutemukan kepadanya, memeganginya dengan kedua tangan supaya kelinci itu tidak lari.
Aku mendapatkan satu kelinci ini sendiri (dengan bantuan golem tentunya).
Tidak kah Meat tidak masalah melakukan ini sendiri..?

"Heeh, kau.. Anak muda, kau terlihat kurus, tapi kau memiliki kemampuan."

Maaf, semua itu adalah hasil dari anak kecil di sebelahku ini.
Tugasku hanya memegangi kaki kelinci saja ketika Meat-sensei memburunya satu per satu, Aku hanya perlu melemparkannya kedalam tas setelah semua darahnya terkuras. Meat-sensei pergi ke dalam hutan sendirian, Aku hanya dengan sabar menunggu dan tidak  melakukan apa-apa di luar hutan sembari menunggu darah kelincinya terkuras.

Tapi bagaimanapun juga, klien itu memberi kami penilaian yang tinggi. Meskipun kelinci-kelinci itu tertumpuk di dalam tas, namun setelah darahnya dikuras bulu kelinci itu masih dalam kondisi bagus. Kecuali untuk satu diantaranya, dia membeli semuanya dengan harga penuh yakni sepuluh koini tembaga, sembilan puluh tujuh tembaga... karena hampir semuanya dalam kondisi bagus, dia memberi kami bonus, membuat upah kami menjadi satu perak.

Eh? Yang mana yang bernilai tujuh tembaga? Ya, tentu saja kelinci yang aku buru sendiri. Kondisinya cukup buruk, tubuh kelinci itu terbagi jadi dua tahu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar