Peradaban Islam Di Masa
Utsman Bin Affan
Afif Ahmad/15523147
A.
Sejarah
Singkat Utsman Bin Affan
Meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam akhirnya Rasullullah
Saw membuat seruan hijrah pertama oleh ke Habbasyiah karena, Utsman bersama
istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Utsman mengikuti Nabi Muhammad
Saw untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan
dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk
Mekkah.
Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah
musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Sebelum kematian Umar bin
Khattab Memilih enam orang kandidat khalifah yang diusulkan saat itu yaitu Ali
bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdul
Rahman bin Auf,
Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Akan
tetapi Abdul Rahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan
Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang
tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi
khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah
ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat
pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur. (Ayi muzayini 2013)
Ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram
(Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang
menjalankan rukun Islam kelima (haji). ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi
rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang
sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika
Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan
laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan
untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.
Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang
tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang
lebih kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan
sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah.
C.
Sifat
Utsman bin Affan
D.
Pembaiatan
Usman bin Affan tidak serta merta atas keberpihakan salah satu golongan, akan
tetapi pemilihan Usman didasari atas kriteria-kreiteri khusus yakni melalui
sifat-sifat beliau yang didalam hadis Nabi saw banyak menjelaskan tentag
keutamaan Usman bin Affan dengan yang lain.
Nabi
saw menjelaskan sifat-sifat Usman bin Affan di dalam hadisnya “umatku yang
benar-benar pemalu adalah Usman”. Usman memiliki sifat malu yang luar biasa dan
rasa malu ini bertambah ketika bertemu dengan orang lain. Abdul Wahab an-Najar
menyebutkan sifat-sifat Usman sebagai berikut:
Artinya : Adapun
usman adalah mulia sifatnya, dermawan, menyerahkan hartanya untuk taat kepada
Allah ‘azza wa jalla, tinggi agamanya sampai Usman menyerahkan 10 persen dari
hartanya yang tidak dilakukan oleh orang lain. Usman juga mempersiapkan tentara
dengan 1000 unta dan 500 kuda. Selain sifat di atas Usman juga terkenal dengan
sangat lunak, pemaaf, murah hati, percaya, tangguh, mudah tersentuh hatinya.
Beberapa
sifat-sifat mulia dari khalifah Usman bin Affan menurut penulis menjadi dasar
terpilihnya Usman bin Affan menjadi khalifah. Sifat mulia ini juga menjadi
bomerang yang menjadikan khalifah Usman bin Affan terbunuh pada saat tersebar fitnahal-Kubrayang
dipropagandai oleh orang-orang yang tidak suka kepada Usman bin Affan. (Afdhalilah 2015)
E.
Kekayaan
dan Kedermawanan Utsman Bin Affan
F.
Pada masa Khalifah
ke-2 Abu Bakar berkuasa, Kota Madinah dilanda kekeringan dan diambang bencana. Masyarakat
mengadukannya kepada Khalifah. Jawaban Abu Bakar Ra, “Pergilah dan bersabarlah. Aku berharap sebelum tiba malam hari Allah
Swt akan meringankan kesulitan kalian.”
Pada petang harinya,
kafilah Ustman Bin Affan dari Negeri Syam ada sebuah kafilah dengan 1.000 unta
mengangkut gandum, minyak dan kismis. Tidak lama kemudian, para pedagang datang
menemui Ustman dengan maksud ingin membeli barang-barang itu, tapi Ustman tidak
menjualnya dan berkata, “Aku
menjadikan Allah sebagai saksi bahwa semua yang dibawa kafilah ini adalah
sedekah karena Allah, untuk fakir miskin dari kaum muslimin.”
Saat itu juga, Ustman
membagi-bagiikan seluruh makanan yang dibawa unta-untanya kepada setiap fakir
dan miskin di kota madinah. Mereka semua mendapat bagian yang cukup untuk
keperluan keluarganya masing-masing dalam jangka waktu yang lama.
Pada saat Perang
Tabuk dimana kaum muslimin memerlukan pendanaan yang luar biasa, Ustman kembali
menunjukkan sifat mulianya. Beliau menyumbangkan sekitar 900 ekor unta lengkap
dengan peralatan perangnya, 100 ekor kuda perang, 200 kantong emas dan uang
tunai 1.000 dirham. Sungguh jumlah yang Luar Biasa dan membuat Rasulullah Saw
kagum sehingga berujar, “Sungguh tidak
ada lagi yang akan membahayakan Ustman setelah hari ini.”
Warisan kekayaannya sungguh luar biasa. Aset yang dimiliki
senilai 151.000 plus 1.000 dirham. Memiliki property sepanjang ‘Aris dan
Khaibar. Juga memliki beberapa sumur oasis senilai 200.000 dinar atau Rp 240
milyar.
pelajaran bisnis
berharga yang bisa di dapatkan dari Ustman bin Affan. Saat itu, Kota Madinah
dilanda paceklik sehingga kesulitan mendapatkan air bersih. Satu-satunya yang
tersisa adalah sumur milik seorang Yahudi yang bernama sumur Raumah. Kaum
muslimin dan penduduk Madinah harus antre dan membeli air bersih itu dari si
Yahudi.
Nabi Muhammad Saw
kemudian menghimbau agar ada dari kaum muslimin yang bisa membebaskan sumur itu
dan menyumbangkannya untuk ummat agar mendapatkan surga Allah Swt.
Ustman bin Affan
tergerak hatinya dan menemui Yahudi pemilik sumur Raumah. Namun, meski Ustman
memberikah penwaran harga tertinggi, si Yahudi tidak mau menjualnya. Dia
bilang, “Seandainya sumur ini aku jual
kepadamu wahai Ustman, maka aku tidak bisa mendapatkan penghasilan yang bisa
aku peroleh setiap hari.”
Karena ingin sekali
mendapatkan pahala berupa surga Allah, Ustman tidak kehilangan akal mengatasi
penolakan Yahudi itu. Utsman Bin Affan mengeluarkan Jurusnya dalam bernegosiasi
“Bagaimana
kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu?” Tanya Utsman.
“Maksudmu?” tanya Yahudi keheranan.
“
Begini, jika engkau setuju, kita memiliki sumur ini bergantian. Satu hari sumur
ini milikku, esoknya kembali menjadi milikmu. Lusa menjadi milikku lagi. Begitu
seterusnya berganti-ganti setiap hari. Bagaimana?” Jelas Ustman.
Yahudi itu pun
berpikir cepat, “Aku mendapatkan uang
besar dari Ustman tanpa kehilangan sumur milikku.” Akhirnya dia menerima
tawaran Ustman.
Hari pertama itu
disepakati sumur milik Ustman. Beliau mengumumkan kepada penduduk Madinah yang
mau mengambil air di sumur Raumah. Mereka dipersilakan mengambil air secara
gratis seraya mengingatkan agar mereka mengambil air dalam jumlah yang cukup
untuk 2 hari karena esoknya sumur itu akan menjadi Yahudi lagi.
Keesokan harinya, si
Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli karena penduduk masih memiliki
persediaan air di rumah. Yahudi itupun mendatangi Ustman dan berkata, “Wahai Ustman belilah setengah lagi sumurku
ini dengan harga sama seperti engkau membeli setengahnya kemarin.” Ustman
setuju lalu dibelinya dengan harga 20.000 dirham. Maka sumur itupun menjadi
milik Ustman sepenuhnya.
Ustman lalu
mewakafkan sumur Raumah. Sejak itu, sumur Raumah bisa dimanfaatkan oleh siapa
pun termasuk si Yahudi, pemilik lamanya.
Beberapa waktu
kemudian, tumbuhlah pohon kurma disekitar sumur. Jumlahnya terus bertambah dan
dipelihara oleh Bani Ustmaniyah. Lalu disusul pemeliharannya oleh pemerintah
Saudi hingga berjumlah 1.550 pohon.
Selanjutnya, Departemen
Pertanian Pemerintah Saudi menjual hasil kebun kurma ini ke pasar-pasar.
Setengah dari keuntungan disalurkan untuk anak-anak yatim dan miskin.
Setengahnya lagi disimpan dalam bentuk rekening di salah satu bank atas nama
Ustman bin Affan sampai sekarang.
Waktu terus berjalan
hingga uang di bank itu cukup untuk membeli sebidang tanah dan membangun hotel
yang cukup besar di lokasi strategis dekat Masjid Nabawi. Bangunannya kini pada
tahap penyelesaian dan akan dioperasikan sebagai Hotel Bintang 5. Diperkirakan
omzetnya sekitar RS 50 juta per tahun. Setengah keuntungannya untuk anak yatim
dan fakir miskin, dan setengahnya lagi kembali dimasukkan ke rekening Ustman di
bank.
G. Corak Kepemimpinan Khalifah Utsman Bin Affan
H.
Utsman bin affan dikenal sebagai seorang pemimpin yang familier dan
humanis. Namun gaya kepimimpinan yang familier berdampak kurang baik, yaitu
munculnya nepotisme dalam pemerintahan Ustman, sebab Utsman kemudian banyak
mengangkat pejabat-pejabat Negara dari kerabatnya sendiri dan kurang mengakomodir
pejabat di luar kerabat beliau. Inilah yang kemudian menyebabkan munculnya
kerusuhan dan pergolakan pemerintahannya. Namun demikian, Semasa
kepemimpinannya Kholifah Utsman berhasil membawa perubahan yang signifikan
dalam berbagai bidang antara lain sebagai berikut:
1. Perluasan Wilayah
Setelah Khalifah Umar bin Khattab berpulang ke
rahmatullah terdapat daerah-daerah yang membelot terhadap pemerintah Islam.
Pembelotan tersebut ditimbulkan oleh pendukung-pendukung pemerintahan yang lama
(pemerintahan sebelum daerah itu masuk ke daerah kekuasaan Islam) ingin hendak
mengembalikan kekuasaannya. Sebagaimana yang dilakukan oleh kaisar Yazdigard
yang berusaha menghasut kembali masyarakat Persia agar melakukan perlawanan
terhadap penguasa Islam. Akan tetapi dengan kekuatannya, pemerintahan Islam
berhasil memusnahkan gerakan pemberontakan sekaligus melanjutkan perluasan ke
negeri-negeri Persia lainnya, sehingga beberapa kota besar seperti Hisrof,
Kabul, Gasna, Balkh dan Turkistan jatuh menjadi wilayah kekuasaan Islam.
Adapun daerah-daerah lain yang melakukan pembelotan
terhadap pemerintahan Islam pada saat Perkembangan Peradaban Islam Masa
Utsman bin Affan
adalah Khurosan dan Iskandariyah. Khalifah Utsman mengutus Sa’ad bin al-Ash
bersama Khuzaifah Ibnu al-Yamaan serta beberapa sahabat Nabi lainnya pergi ke
negeri Khurosan dan sampai di Thabristan dan terjadi peperangan hebat, sehingga
penduduk mengaku kalah dan meminta damai. Tahun 30 H/ 650 M pasukan Muslim
berhasil menguasai Khurazan.
Adapun tentang Iskandariyah, bermula dari kedatangan
kaisar Konstan II dari Roma Timur atau Bizantium yang menyerang Iskandariyah
dengan mendadak, sehingga pasukan Islam tidak dapat menguasai serangan.
Panglima Abdullah bin Abi Sarroh yang menjadi wali di daerah tersebut meminta pada
Khalifah Utsman untuk mengangkat kembali panglima Amru bin ‘Ash yang telah
diberhentikan untuk menangani masalah di Iskandariyah. Abdullah bin Abi Sarroh
memandang panglima Amru bin ‘Ash lebih cakap dalam memimpin perang dan namanya
sangat disegani oleh pikak lawan. Permohonan tersebut dikabulkan, setelah itu
terjadilah perpecahan dan menyebabkan tewasnya panglima di pihak lawan.
Selain itu, Khalifah Ustman bin Affan juga mengutus
Salman Robiah Al-Baini untuk berdakwah ke Armenia. Ia berhasil mengajak kerjasama
penduduk Armenia, bagi yang menentang dan memerangi terpaksa dipatahkan dan
kaum muslimin dapat menguasai Armenia. Perluasan Islam memasuki Tunisia (Afrika
Utara) dipimpin oleh Abdullah bin Sa‘ad bin Abi Zarrah. Tunisia sebelum
kedatangan pasukan Islam sudah lama dikuasai Romawi. Tidak hanya itu saja pada
saat Syiria bergubernurkan Muawiyah, ia berhasil menguasai Asia kecil dan
Cyprus.
Dimasa pemerintahan Utsman, negeri-negeri yang telah
masuk ke dalam kekuasaan Islam antara lain: Barqoh, Tripoli Barat, sebagian
Selatan negeri Nubah, Armenia dan beberapa bagian Thabaristan bahkan tentara
Islam telah melampaui sungai Jihun (Amu Daria), negeri Balkh (Baktria), Hara,
Kabul dan Gzaznah di Turkistan. Jadi 6 tahun pertama pemerintahan Ustman bin
Affan ditandai dengan perluasan kekuasaan Islam. Perluasan dan perkembangan
Islam pada masa pemerintahannya telah sampai pada seluruh daerah Persia,
Tebristan, Azerbizan dan Armenia selanjutnya meluas pada Asia kecil dan negeri
Cyprus.
2. Pembangunan Angkatan Laut
Selain banyak melakukan perluasan daerah, Utsman
adalah khalifah pertama yang membangun angkatan laut. Alasan pembuatan angkatan
laut tersebut masih berhubungan dengan keinginan untuk memperluas daerah Islam.
Karena untuk mencapai daerah-daerah yang akan ditaklukkan harus melalui
perairan, Utsman berinisiatif untuk membentuk angkatan laut. Selain itu, pada
saat itu banyak terjadi serangan-serangan dari laut. Hal ini semakin memperkuat
alasan Utsman untuk membentuk angkatan laut dan Utsman memberikan kepercayaan
tersebut kepada Muawiyah bin Abi Sofyan. (Abd Mustaqim,2008)
Pembangunan angkatan laut bermula dari adanya rencana
Khalifah Ustman untuk mengirim pasukan ke Afrika, Mesir, Cyprus dan
Konstatinopel Cyprus. Untuk sampai ke daerah tersebut harus melalui lautan.
Oleh karena itu atas dasar usul Gubernur di daerah, Ustman pun menyetujui
pembentukan armada laut yang dilengkapi dengan personil dan sarana yang
memadai.
Pada saat itu, Mu’awiyah, Gubernur di Syiria harus
menghadapi serangan-serangan Angkatan Laut Romawi di daerah-daerah pesisir
provinsinya. Untuk itu, ia mengajukan permohonan kepada Khalifah Utsman untuk
membangun angkatan laut dan dikabulkan oleh Khalifah. Sejak itu Muawiyah
berhasil menyerbu Romawi. Mengenai pembangunan armada itu sendiri, Muawiyah
tidaklah membutuhkan tenaga asing sepenuhnya, karena bangsa Kopti, begitupun
juga penduduk pantai Levant yang berdarah Punikia itu, ramai-ramai menyediakan
dirinya untuk membuat dan memperkuat armada tersebut. Itulah pembangunan armada
yang pertama dalam sejarah Dunia Islam.
Selain itu, Keberangkatan pasukan ke Cyprus yang
melalui lautan, juga mendesak ummat Islam agar membangun armada angkatan laut.
Pada saat itu, pasukan di pimpin oleh Abdullah bin Qusay Al-Harisy yang
ditunjuk sebagai Amirul Bahr atau panglima Angkatan Laut. Istilah ini kemudian
diganti menjadi Admiral atau Laksamana. Ketika sampai di Amuria dan Cyprus
pasukan Islam mendapat perlawanan yang sengit, tetapi semuanya dapat diatasi
hingga sampai di kota Konstatinopel dapat dikuasai pula.
Di samping itu, serangan yang dilakukan oleh bangsa
Romawi ke Mesir melalui laut juga memaksa ummat Islam agar segara mendirikan
angkatan laut. Bahkan pada tahun 646 M, bangsa Romawi telah menduduki
Alexandria dengan penyerangan dari laut. Penyerangan itu mengakibatkan jatuhya
Mesir ke tangan kekuasan bangsa Romawi. Atas perintah Khalifah Ustman, Amr bin
Ash dapat mengalahkan bala tentara bangsa Romawi dengan armada laut yang besar
pada tahun 651 M di Mesir.
Berawal dari sinilah Khalifah Ustman bin Affan perlu
diingat sebagai Khalifah pertama kali yang mempunyai angkatan laut yang cukup
tangguh dan dapat membahayakan kekuatan lawan.(syalabi,sejarah)
3. Kodifikasi Al-Quran, Mushhaf Ustmani
Penyebaran Islam bertambah luas dan para Qori‘ pun
tersebar di berbagai daerah, sehinga perbedaan bacaan pun terjadi yang
diakibatkan berbedanya qiro‘at dari qori‘ yang sampai pada mereka. Sebagian
orang Muslim merasa puas karena perbedaan tersebut disandarkan pada Rasullullah
SAW. Tetapi keadaan demikian bukan berarti tidak menimbulkan keraguan kepada
generasi berikutnya yang tidak secara langsung bertemu Rasullullah SAW.
Ketika terjadi perang di Armenia dan Azarbaijan dengan
penduduk Irak, diantara orang yang ikut menyerbu kedua tempat tersebut adalah
Hudzaifah bin Aliaman. Ia melihat banyak perbedaan dalam cara membaca
Al-Qur‘an. Sebagian bacaan itu tercampur dengan kesalahan tetapi masing-masing
berbekal dan mempertahankan bacaannya. Bahkan mereka saling mengkafirkan.
Melihat hal tersebut beliau melaporkannya kepada Khalifah Ustman. Para sahabat
amat khawatir kalau perbedaan tersebut akan membawa perpecahan dan penyimpangan
pada kaum muslimin. Mereka sepakat menyalin lembaran pertama yang telah di
lakukan oleh Khalifah Abu Bakar yang disimpan oleh istri Rasulullah SAW, Siti
Hafsah dan menyatukan umat Islam dengan satu bacaan yang tetap pada satu huruf.
Selanjutnya Ustman mengirim surat pada Hafsah yang
isinya kirimkanlah pada kami lembaran-lembaran yang bertuliskan Al-Qur‘an, kami
akan menyalinnya dalam bentuk mushhaf dan setelah selesai akan kami kembalikan
kepada anda. Kemudian Hafsah mengirimkannya kepada Ustman. Ustman memerintahkan
para sahabat yang antara lain: Zaid Ibn Tsabit, Abdullah Ibn Zubair, Sa‘ad Ibn
Al-‘Ash dan Abdurahman Ibnu Harist Ibn Hisyam, untuk menyalin mushhaf yang
telah dipinjam. Khalifah Ustman berpesan kepada kaum Quraisy bila anda berbeda
pendapat tentang hal Al-Qur‘an maka tulislah dengan ucapan lisan Quraisy karena
Al-Qur‘an diturunkan di kaum Quraisy. Setelah mereka menyalin ke dalam beberapa
mushhaf Khalifah Ustman mengembalikan lembaran mushhaf asli kepada Hafsah.
Selanjutnya ia menyebarkan mushhaf yang telah di salinnya ke seluruh daerah dan
memerintahkan agar semua bentuk lembaran mushhaf yang lain dibakar. (Musthafa
Murad, Kisah Kehidupan Utsman Ibn Affan)
Al-Mushhaf ditulis lima buah, empat buah dikirimkan ke
daerah-daerah Islam supaya disalin kembali dan supaya dipedomani, satu buah
disimpan di Madinah untuk Khalifah Ustman sendiri dan mushhaf ini disebut
mushhaf Al-Imam dan dikenal dengan mushhaf Ustmani.
Jadi langkah pengumpulan mushhaf ini merupakan salah
satu langkah strategis yang dilakukan Khalifah Ustman bin Affan yakni dengan
meneruskan jejak Khalifah pendahulunya untuk menyusun dan mengkodifikasikan
ayat-ayat al-Qur an dalam sebuah mushhaf. Karena selama pemerintahan Ustman,
banyak sekali bacaan dan versi al-Qur’an diberbagai wilayah kekuasaan Islam
yang disesuaikan dengan bahasa daerah masing-masing. Dengan dibantu oleh Zaid
bin Tsabit dan sahabat-sahabat yang lain, Khalifah berusaha menghimpun kembali
ayat-ayat al-Qur’an yang outentik berdasarkan salinan Kitab Suci yang terdapat
pada Siti Hafsah, salah seorang isteri Nabi SAW yang telah dicek kembali oleh
para ahli dan huffadz dari berbagai kabilah yang sebelumnya telah dikumpulkan.
Keinginan Khalifah Ustman agar kitab al-Qur’an tidak
mempunyai banyak versi bacaan dan bentuknya tercapai setelah kitab yang
berdasarkan pada dialek masing-masing kabilah semua dibakar, dan yang tersisa
hanyalah mushhaf yang telah disesuaikan dengan naskah al-Qur’an aslinya. Hal
tersebut sesuai dengan keinginan Nabi Muhammad SAW yang menghendaki adanya
penyusunan al-Qur’an secara standar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motif
pengumpulan mushhaf oleh Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Ustman berbeda.
Pengumpulam mushhaf yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar dikarenakan adanya
kekhawatiran akan hilangnya Al-Qur‘an karena banyak huffadz yang meninggal
karena peperangan, sedangkan motif Khalifah Ustman karena banyaknya perbedaan
bacaan yang dikhawatirkan timbul perbedaan. Kodifikasi
Al-Qur’an Mushaf Utsmani ini menjadi rujukan Al-Quran sampai saat ini yang
dilakukan pada saat Perkembangan
Peradaban Islam Masa Utsman bin Affan.
4. Perekonomian
Dari segi ekonomi, yaitu tentang pelaksanaan baitul maal, Perkembangan Peradaban
Islam Masa Utsman bin Affan hanya melanjutkan pelaksanaan yang telah dilakukan
pada masa sebelumnya, yaitu Abu Bakar dan Umar. Namun, pada masa Utsman, Ia
dianggap telah melakukan korupsi karena terlalu banyak mengambil uang dari
baitul maal untuk diberikan kepada kerabat-kerabatnya. Padahal, tujuan dari
pemberian uang tersebut karena Utsman ingin menjaga tali silaturahim. Selain
itu, disamping dari segi baitul maal, Utsman juga meningkatkan pertanian. Ia
memerintahkan untuk menggunakan lahan-lahan yang tak terpakai sebagai lahan pertanian.
Dalam hal pengelolaan zakat, Khalifah mendeligasikan kewenangan menaksir
harga yang dizakati kepada para pemiliknya. Hal ini untuk mengamankan zakat
dari berbagai gangguan dan masalah dalam pemeriksaan kekayaan yang tidak jelas
oleh berbagai oknum pengumpul zakat. (Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam)
Dari segi pajak, Utsman, sama seperti dari segi baitul maal. melanjutkan
perpajakan yang telah ada pada masa Umar. Namun sayangnya, pada masa Utsman
pemberlakuan pajak tidak berjalan baik sebagaimana ketika masa Umar. Pada masa
Utsman, demi memperlancar ekonomi dalam hal perdagangan, ia banyak melakukan
perbaikan fasilitas, seperti perbaikan jalan-jalan dan sebagainya.
5. Pendidikan dan Sosial budaya
Dari dimensi sosial budaya, ilmu pengetahuan berkembang dengan baik.
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perluasan
wilayah Islam. Dengan adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang
mendatangi wilayah tersebut dengan tujuan mengajarkan agama Islam. Selain itu,
adanya pertukaran pemikiran antara penduduk asli dengan para sahabat juga
menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan baik.( Dudung Abdurrahman,2009)
Dari segi sosial budaya, Utsman juga membangun mahkamah peradilan. Hal
ini merupakan sebuah terobosan yang terjadi pada saat Perkembangan Peradaban
Islam Masa Utsman bin Affan, karena sebelumnya peradilan dilakukan di
masjid. Utsman juga melakukan penyeragaman bacaan Al Qur’an juga perluasan
Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi.
- Faktor Penyebab Terjadinya Pemberontakan Pada Masa Utsman bin Affan
Pemerintahan Utsman pada enam tahun terakhir muncul perasaan
tidak puas dan kecewa umat Islam terhadap Utsman. Sebetulnya Khalifah
Utsman adalah pemimpin yang sangat sederhana, berhati lembut dan sangat shaleh,
namun kepemimpinan beliau dimanfaatkan oleh sanak saudaranya dari keluarga
besar Bani Umayah untuk menjadi pemimpin di daerah-daerah.
Dalam kenyataannya, menurut Mufradi satu persatu kepemimpinan di
daerah-daerah kekuasaan Islam diduduki oleh keluarga Khalifah Utsman. Adapun
pejabat-pejabat yang diangkat Utsman antara lain :
- Abdullah bin Sa’ad ( saudara susuan Utsman ), sebagai wali Mesir menggantikan Amru bin Ash.
- Abdullah bin Amir bin Khuraiz, sebagai wali di Basrah menggantikan Abu Musa Al Asy’ari.
- Walid bin Uqbah bin Abi Muis ( saudara susuan Utsaman ), sebagai wali di Kuffah menggantikan Sa’ad bin Abi Waqos.
- Marwan bin Hakam ( keluarga Utsman ), sebagai sekretaris Khalifah Utsman.
Pengangkatan pejabat
dikalangan keluarga Utsman telah menimbulkan protes keras di daerah dan
menganggap Utsman telah melakukan nepotisme.
Faktor-faktor penyebab
timbulnya pemberontakan pada masa Utsman ada dua yaitu :
a. Faktor Internal ( faktor
dari dalam ), diantaranya adalah :
b.
- Diangkatnya Marwan bin Hakam, adik sepupu menjadi sekretaris.
Karena pada dasarnya dialah yang menjalankan semua roda
pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar Khalifah.
Rasa tidak puas memuncak ketika pemberontakan dari Kuffah dan
Basrah bertemu dan bergabung dengan pemberontak dari Mesir. Wakil-wakil mereka
menuntut diangkatnya Muhammad bin Abu Bakar sebagai Gubernur
Mesir. Tuntutan dikabulkan, tetapi ketika mereka kembali di tengah-tengah
perjalanan menemukan surat yang dibawa oleh utusn khusus dari Marwan bin Hakam.
Isinya bahwa wakil-wakil itu harus dibunuh ketika sampai di Mesir.
3.
Situasi politik semakin mencekam.
4.
Tuduhan korupsi atau pemborosan uang negara antara lain,
pembangunan rumah mewah lengkap dengan peralatannya untuk Utsman dan
keluarganya. Tuduhan keji tentang korupsi untuk dibagi-bagikan pada saudaranya.
Tuduhan lain Utsman dianggap mengambil harta baitul maal untuk keluarganya,
semua dibantah oleh Utsman. Ditambah lagi tuduhan keras terhadap kerabat
Khalifah yang bernama
Hakam ayah Marwan mendapat tanah, Marwan sendiri menyalahgunakan
harta baitul maal, Muawiyah mengambil alih tanah negara Suriah dan Khalifah
mengizinkan Abdullah untuk mengambil seperlima dari harta rampasan perang
Tripoli untuk dirinya dan lain-lain.
5.
Adanya konfrontasi lama yang mencuat.
6.
Permasalahan ini semata-mata berupa persaingan Bani Hasyim dengan
Bani Umayyah, Sejak dahulu Bani Hasyim berada diatas Bani Umayyah terutama pada
masalah-masalah perpolitikan orang-orang
Quraisy. Utsman sendiri
merupakan salah satu anggota dari keluarga besar Bani Umayyah.
- Faktor Eksternal.
- Adanya provokator, seorang Yahudi dari Yaman yaitu Ibnu Saba’.
Nama lengkapnya Abdullah bin Saba’ yang masuk Islam, ia melakukan
pemberontakan terhadap Khalifah Utsman bin Affan didasarkan motivasi
dirinya untuk meruntuhkan dasar-dasar Islam yang telah dipegang teguh oleh umat
Islam. Niatnya masuk Islam hanyalah sebagai kedok belaka untuk merong-rong
kewibawaan pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Sehingga muncullah kerusuhan
yang terjadi di berbagai wilayah kekuasaan Islam diantaranya adalah Fustat (
Kairo ), Kuffah, Basrah, dan Madinah.
3.
Lawan politiknya menuduh Utsman sama sekali tidak punya
otoritas
4.
dalam menerapkan edisi Al
Qur’an yang ia bakukan. Dengan kata lain, mereka mendakwa Utsman secara
tidak benar telah menggunakan kekuasaan keagamaan yang tidak dimilikinya.
(Mahmud Unnasir,Islam konsep dan sejarahnya, h.188)
K. Kebijakan Politik Khalifah
Utsman bin Affan Terkait Dugaan Nepotisme
L.
Mengetengahkan kembali kronologi seputar pemerintahan Utsman bin
Affan, bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan. Terutama apabila dikaitkan
dengan ketersediaan data dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Upaya
memojokkan pemerintahan Utsman bin Affan sebagai rezim nepotis sendiri hanya
berangkat dari satu sudut pandang dengan argumentasi mengungkap motif sosial
politik belaka. Lebih dari itu lebih banyak berkutat dalam dugaaan dan produk
kreatif imajinatif. Sumber data yang tersedia kebanyakan didominasi oleh naskah
yang ditulis pada masa dinasti Abbasiyah, yang secara politis telah menjadi
rival bagi Muawiyah, keluarga, dan sukunya, tidak terkecuali Khalifah Utsman
bin Affan. Oleh karena itu kesulitan pertama yang harus dihadapi adalah
menyaring data-data valid diantara rasionalisasi kebencian dan permusuhan yang
menyelusup diantara data yang tersedia. Terhadap berbagai kecaman tersebut,
khalifah telah berupaya untuk membela diri dan melakukan politis sebatas
kemampuan.
Tentang pemborosan uang negara misalnya, Utsman menepis keras
tuduhan keji ini. Benar jika ia dikatakan banyak membantu saudara-saudaranya
dari Bani Umayyah, tetapi itu diambil dari kekayaan pribadinya. Sama sekali
bukan dari kas negara, bahkan Khalifah tidak mengambil gaji yang menjadi haknya.
Pada saat menjabat Khalifah, justru Utsman jatuh miskin. Selain karena harta
yang ia miliki digunakan untuk membantu sanak familinya, juga karena seluruh
waktunya dihabiskan untuk mengurusi permasalahn kaum muslimin.
Dalam sebuah khatbahnya Utsman pernah menyatakan sebuah bukti kuat
tentang kekayaan yang masih dimilikinya guna membantah isu korupsi sebagai
berikut : “Pada saat pencapaianku menjadi khalifah, aku adalah pemilik kambing
dan unta yang paling banyak di Arab. Hari ini aku tidak memiliki kambing atau
unta kecuali yang digunakan untuk kendaraan dalam ibadah haji”. Ali Mufradi, Islam di
Kawasan Kebudayaan Arab. Sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk mengumpulkan harta
seperti dimasa sebelum diangkat menjadi Khalifah. Tentang penyokong mereka, aku
memberikan kepada mereka apa pun yang dapat aku berikan dari milikku pribadi.
Tentang harta kekayaan negara, aku menganggapnya tidak halal, baik bagi diriku
sendiri maupun orang lain ( keluargaku ). Aku tidak mengambil apa pun dari
kekayaan negara, apa yang aku makan adalah hasil nafkahku sendiri. (Samsul Munir Amin. 2010).
Oleh karenanya tuduhan nepotisme terhadap kepemimpinan Utsman bin
Affan hanyalah entrik politik oleh para pesaingnya yang juga memilki
kepentingan kekuasaan, hal tersebut terlihat dari adanya reaksi-reaksi mereka
yang sengaja mengeruhkan suasana agar pemerintahan dalam keadaan goyang,
sembari mencari titik kelemahan yang dimilki oleh Khalifah Utsman bin Affan. Tuduhan pemborosan uang negara dan tuduhan
nepotisme ini terbukti tidak benar karena tidak semuanya pejabat yang diangkat
merupakan kerabatnya. Selain itu meski kerabatnya sendiri, jika pejabat
tersebut melakukan kesalahan maka Utsman tidak segan-segan untuk
menghukum dan memecatnya.
Sayangnya tuduhan nepotisme itu terlalu kuat, sehingga banyak yang
beranggapan bahwa Usman telah melakukan nepotisme. Hal ini diperkuat dengan
adanya golongan Syiah, yaitu golongan yang sangat fanatik terhadap Ali dan
berharap Ali yang menjadi Khalifah bukan Utsman. Fitnah yang terus melanda Utsman
inilah yang memicu kekacauan dan akhirnya menyebabkan Utsman terbunuh di
rumahnya setelah dimasuki oleh sekelompok orang yang berdemonstrasi di depan
rumahnya. Setelah meninggalnya Utsman, lalu Ali ditunjuk menjadi pengganti
Khalifah Utsman untuk mencegah kekacauan yang lebih lanjut.
- Kronologi Terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan
Rasa tidak puas terhadap Khalifah Utsman semakin besar dan
menyeluruh, bahkan memuncak ketika pemberontakan dari Kuffah dan Basrah
bertemu dan bergabung dengan pemberontak di Mesir. Segala perasaan yang
tersimpan saat ini mereka keluarkan dan mereka teriak-teriakkan. Rakyat bangkit
menentang Gubernur yang diangkat oleh Khalifah. Hasutan yang lebih
keras terjadi di Mesir, selain ketidaksetiaan rakyat terhadap Abdullah bin Sa’ad
( saudara Khalifah ), sebagai pengganti Gubernur “Amr bin Ash juga
karena adanya konflik soal pembagian ghanimah. Beberapa pembesar yang berdiri
di belakang pemberontakan ikut mengecam tindakan-tindakan Utsman. Beranggapan
bahwa Utsman telah melakukan nepotisme dan didukungnya golongan yang fanatik
terhadap Ali bin Abi Thalib dan berharap Ali menjadi Khalifah. Anggapan
tersebut muncul dari seorang berdarah yahudi yaitu : Ibnu Saba’, nama
lengkapnya Abdullah bin Saba’. Adalah seorang Yahudi dari Yaman yang masuk
Islam. Ia merupakan provokator yang
Berada di balik pemberontakan maupun pembunuhan terhadap Khalifah
Utsman bin Affan . Mereka pergi ke Madinah untuk meminta Utsman memecat pejabat
yang dianggap menyeleweng atau mengundurkan diri dari kekhalifahan, tetapi
permintaan itu ditolak oleh Utsman. Sedangkan Ali bin Abi Thalib ingin
menyelesaikan persoalan tersebut dengan jalan damai, tetapi mereka tidak dapat
menerimanya.
Penolakan tersebut mengakibatkan konflik yang sangat besar, mereka
mengepung rumah Utsman bin Affan dan menyusup ke dalam dan membunuh Khalifah
Utsman.
Utsman bin Affan dibunuh dirumahnya sendiri pada saat membaca Al
Qur’an dan berpuasa. Hal ini terjadi pada tanggal 17 Juni 656 M atau pada tahun
35 H. Utsman dibunuh dengan cara ditikam oleh gerombolan pemberontak yang
tiba-tiba mengepung rumah Khaliifah Utsman. Namun untuk membendung arus
pemberontakan, Ali dan putera-puteranya bersama pemuka-pemuka Islam yang
lain tampil kemuka. Hasan dan Husen dengan beberapa orang menjaga pintu rumah
Utsman menghambat kaum pemberontak yang hendak memasuki rumahnya. Tetapi
pemberontak lebih banyak, ada yang memanjat dinding dan masuk ke dalam akhirnya
mereka bisa membunuh Khalifah Utsman bin Affan.
Sikap Bani Umayyah menghadapi pemberontakan, mereka tidak mau
bertanggung jawab terhadap Utsman. Sesungguhnya mereka membiarkan Utsman
seorang diri menebus dan menerima akibat kesalahan-kesalahan yang ditimpakan
kepadanya.
Menurut ahli sejarah berkebangsaan Jerman Mr. Welhausen
“Pembunuhan Utsman yang bermotif politik itu lebih berpengaruh terhadap
lembaran sejarah Islam, dibandingkan dengan sejarah Islam lainnya. Selanjutnya
masyarakat muslim terpecah menjadi dua golongan yaitu : Umayyah dan Hasyimiyah.
Golongan Umayyah menuntut pembalasan atas darah Utsman sepanjang pemerintahan
Ali hingga terbentuknya Dinasti Umayyah. Pembunuhan Khalifah membawa dampak
yang panjang terhadap sejarah Islam sesudahnya.
Kesimpulan
Dari paper ini saya bisa
menyimpulakan beberapa prestasi Khalifah Utsman Bin Affan di antara lain
- Membangun, memperindah dan memperluas masjid Nabawi di Madinah
- Mengadakan penulisan dan penggandaan Alqur’an yang dikenal dengan Mushaf Utsmani atau Mushaf Al-Imam. Panitia penggandan terdiri atas seorang Ketua, yaitu Zaid bin Tsabit, dan para anggotanya yaitu: Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdur Rahmanbin Haris bin Hisyam. hasilnya sebanyak lima mushaf: satu disimpan oleh khalifah Utsman, sisanya masing-maasing dikirimkan ke Mekkah, Syiria, Basrah dan Kuffah.
- membangun angkatan laut yang tangguh untuk menangkis serangan musuh, terutama pasukan romawi yang ingin merebut kota iskandariyah;
- memperluas wilayah Islam sampai ke Armenia, Afrika (Tunisia), Tripoli (Libya). Azerbaijan, dan Kepulauan Cyprus. kemudian dilanjutkan ke Konstantinopel, Turki dan negara-negaram Balkan (Yugoslavia dan Polandia).
Adapun beberapa
kesalahan yang ia lakuan adalah memasukkan kebanyakan anggota-anggota keluarganya
kedalam perlemen pemerintahannya sehingga muncullah kecurigaan dari masyarakat
yang di manfaatkan oleh kaum yahudi untuk menjatuhkan pemerintahannya. Tapi
menurut saya sebenarnya Khalifah Utsman Bin Affan Itu Hanya terlalu baik sehingga ia tidak tega menolak
permintaan keluarganya.
Daftar Pustaka
·
Al-Baladzuri, Futuhul Buldan, jilid V.
·
Ali Mufradi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,
·
Asy-Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta :
Pustaka Al Husna, 1983.
·
Al-Tipyan, 1984.
·
Mahmudunnasir, Islam konsep dan Sejarahnya.
·
Said Al Qatharni, 1994.
·
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
AMZAH,2010.
·
Silaturahmi House, 2016, Pelajaran Bisnis Utsman bin Affan. (http://www.silaturahim.co.id/pelajaran-bisnis-ustman-bin-affan/ )
·
Abd Mustaqim, “Studi Kepemimpinan Islam,”
(Putra Mediatama Press, 2008), 47.
·
A. Syalabi, Sejarah , 271
·
Musthafa Murad, Kisah Kehidupan Utsman Ibn
Affan, 52-55.
·
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi
Islam, (Bandung : Penerbit Pustaka Setia), 104.
·
Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam,
(Yogyakarta: Lesfi, 2009), 59.
·
Khoirul
Huda, 2012, Panduan Bisnis Sahabat Nabi (https://oemahjamur.blogspot.co.id/2012/06/panduan-bisnis-sahabat-nabi.html )
·
Nana Nil, 2015, Jasa Jasa Khalifah Utsman bin
Affan. (http://kholilatilkhas.blogspot.co.id/
)
·
Ayi Muzayani, 2013, Cara Kaya Seperti Utsman bin
Affan. (http://www.pesantrenbisnis.com/2013/01/cara-kaya-seperti-utsman-bin-affan-ra.html
)
·
·
Amir Mahmud, 2013, Peradaban Islam Pada Masa
Khalifah Utsman bin Affan. (http://strata2.blogspot.co.id/2016/01/peradaban-islam-pada-masa-khalifah.html )
·
·
Afdhalilah, 2015, Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khalifah
Utsman bin Affan.
(http://www.afdhalilahi.com/2015/05/sejarah-peradaban-islam-pada-masa.html )
(http://www.afdhalilahi.com/2015/05/sejarah-peradaban-islam-pada-masa.html )
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar