Tugas Kuliah Admin - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Selasa, 09 Januari 2018

Tugas Kuliah Admin



Peradaban Islam Di Masa Utsman Bin Affan

Afif Ahmad/15523147




A.      Sejarah Singkat Utsman  Bin Affan

Usman bin Affan lahir dari golongan Bani Umayyah pada tahun 574 Masehi. ibunya Barnama Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”

Meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam akhirnya Rasullullah Saw membuat seruan hijrah pertama oleh ke Habbasyiah karena, Utsman bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Utsman mengikuti Nabi Muhammad Saw untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Sebelum kematian Umar bin Khattab Memilih enam orang kandidat khalifah yang diusulkan saat itu yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Akan tetapi Abdul Rahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur. (Ayi muzayini 2013)

Ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.

Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah.

C.      Sifat Utsman bin Affan
D.      
Pembaiatan Usman bin Affan tidak serta merta atas keberpihakan salah satu golongan, akan tetapi pemilihan Usman didasari atas kriteria-kreiteri khusus yakni melalui sifat-sifat beliau yang didalam hadis Nabi saw banyak menjelaskan tentag keutamaan Usman bin Affan dengan yang lain.

Nabi saw menjelaskan sifat-sifat Usman bin Affan di dalam hadisnya “umatku yang benar-benar pemalu adalah Usman”. Usman memiliki sifat malu yang luar biasa dan rasa malu ini bertambah ketika bertemu dengan orang lain. Abdul Wahab an-Najar menyebutkan sifat-sifat Usman sebagai berikut:



Artinya : Adapun usman adalah mulia sifatnya, dermawan, menyerahkan hartanya untuk taat kepada Allah ‘azza wa jalla, tinggi agamanya sampai Usman menyerahkan 10 persen dari hartanya yang tidak dilakukan oleh orang lain. Usman juga mempersiapkan tentara dengan 1000 unta dan 500 kuda. Selain sifat di atas Usman juga terkenal dengan sangat lunak, pemaaf, murah hati, percaya, tangguh, mudah tersentuh hatinya.



Beberapa sifat-sifat mulia dari khalifah Usman bin Affan menurut penulis menjadi dasar terpilihnya Usman bin Affan menjadi khalifah. Sifat mulia ini juga menjadi bomerang yang menjadikan khalifah Usman bin Affan terbunuh pada saat tersebar fitnahal-Kubrayang dipropagandai oleh orang-orang yang tidak suka kepada Usman bin Affan. (Afdhalilah 2015)

E.      Kekayaan dan Kedermawanan Utsman Bin Affan
F.        
Pada masa Khalifah ke-2 Abu Bakar berkuasa, Kota Madinah dilanda kekeringan dan diambang bencana. Masyarakat mengadukannya kepada Khalifah. Jawaban Abu Bakar Ra, “Pergilah dan bersabarlah. Aku berharap sebelum tiba malam hari Allah Swt akan meringankan kesulitan kalian.”

Pada petang harinya, kafilah Ustman Bin Affan dari Negeri Syam ada sebuah kafilah dengan 1.000 unta mengangkut gandum, minyak dan kismis. Tidak lama kemudian, para pedagang datang menemui Ustman dengan maksud ingin membeli barang-barang itu, tapi Ustman tidak menjualnya dan berkata, “Aku menjadikan Allah sebagai saksi bahwa semua yang dibawa kafilah ini adalah sedekah karena Allah, untuk fakir miskin dari kaum muslimin.”

Saat itu juga, Ustman membagi-bagiikan seluruh makanan yang dibawa unta-untanya kepada setiap fakir dan miskin di kota madinah. Mereka semua mendapat bagian yang cukup untuk keperluan keluarganya masing-masing dalam jangka waktu yang lama.

Pada saat Perang Tabuk dimana kaum muslimin memerlukan pendanaan yang luar biasa, Ustman kembali menunjukkan sifat mulianya. Beliau menyumbangkan sekitar 900 ekor unta lengkap dengan peralatan perangnya, 100 ekor kuda perang, 200 kantong emas dan uang tunai 1.000 dirham. Sungguh jumlah yang Luar Biasa dan membuat Rasulullah Saw kagum sehingga berujar, “Sungguh tidak ada lagi yang akan membahayakan Ustman setelah hari ini.”

Warisan kekayaannya sungguh luar biasa. Aset yang dimiliki senilai 151.000 plus 1.000 dirham. Memiliki property sepanjang ‘Aris dan Khaibar. Juga memliki beberapa sumur oasis senilai 200.000 dinar atau Rp 240 milyar.

pelajaran bisnis berharga yang bisa di dapatkan dari Ustman bin Affan. Saat itu, Kota Madinah dilanda paceklik sehingga kesulitan mendapatkan air bersih. Satu-satunya yang tersisa adalah sumur milik seorang Yahudi yang bernama sumur Raumah. Kaum muslimin dan penduduk Madinah harus antre dan membeli air bersih itu dari si Yahudi.

Nabi Muhammad Saw kemudian menghimbau agar ada dari kaum muslimin yang bisa membebaskan sumur itu dan menyumbangkannya untuk ummat agar mendapatkan surga Allah Swt.

Ustman bin Affan tergerak hatinya dan menemui Yahudi pemilik sumur Raumah. Namun, meski Ustman memberikah penwaran harga tertinggi, si Yahudi tidak mau menjualnya. Dia bilang, “Seandainya sumur ini aku jual kepadamu wahai Ustman, maka aku tidak bisa mendapatkan penghasilan yang bisa aku peroleh setiap hari.”

Karena ingin sekali mendapatkan pahala berupa surga Allah, Ustman tidak kehilangan akal mengatasi penolakan Yahudi itu. Utsman Bin Affan mengeluarkan Jurusnya dalam bernegosiasi  

“Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu?” Tanya Utsman.

“Maksudmu?” tanya Yahudi keheranan.

 “ Begini, jika engkau setuju, kita memiliki sumur ini bergantian. Satu hari sumur ini milikku, esoknya kembali menjadi milikmu. Lusa menjadi milikku lagi. Begitu seterusnya berganti-ganti setiap hari. Bagaimana?” Jelas Ustman.

Yahudi itu pun berpikir cepat, “Aku mendapatkan uang besar dari Ustman tanpa kehilangan sumur milikku.” Akhirnya dia menerima tawaran Ustman.

Hari pertama itu disepakati sumur milik Ustman. Beliau mengumumkan kepada penduduk Madinah yang mau mengambil air di sumur Raumah. Mereka dipersilakan mengambil air secara gratis seraya mengingatkan agar mereka mengambil air dalam jumlah yang cukup untuk 2 hari karena esoknya sumur itu akan menjadi Yahudi lagi.

Keesokan harinya, si Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli karena penduduk masih memiliki persediaan air di rumah. Yahudi itupun mendatangi Ustman dan berkata, “Wahai Ustman belilah setengah lagi sumurku ini dengan harga sama seperti engkau membeli setengahnya kemarin.” Ustman setuju lalu dibelinya dengan harga 20.000 dirham. Maka sumur itupun menjadi milik Ustman sepenuhnya.

Ustman lalu mewakafkan sumur Raumah. Sejak itu, sumur Raumah bisa dimanfaatkan oleh siapa pun termasuk si Yahudi, pemilik lamanya.

Beberapa waktu kemudian, tumbuhlah pohon kurma disekitar sumur. Jumlahnya terus bertambah dan dipelihara oleh Bani Ustmaniyah. Lalu disusul pemeliharannya oleh pemerintah Saudi hingga berjumlah 1.550 pohon.

Selanjutnya, Departemen Pertanian Pemerintah Saudi menjual hasil kebun kurma ini ke pasar-pasar. Setengah dari keuntungan disalurkan untuk anak-anak yatim dan miskin. Setengahnya lagi disimpan dalam bentuk rekening di salah satu bank atas nama Ustman bin Affan sampai sekarang.

Waktu terus berjalan hingga uang di bank itu cukup untuk membeli sebidang tanah dan membangun hotel yang cukup besar di lokasi strategis dekat Masjid Nabawi. Bangunannya kini pada tahap penyelesaian dan akan dioperasikan sebagai Hotel Bintang 5. Diperkirakan omzetnya sekitar RS 50 juta per tahun. Setengah keuntungannya untuk anak yatim dan fakir miskin, dan setengahnya lagi kembali dimasukkan ke rekening Ustman di bank.

G.     Corak Kepemimpinan Khalifah Utsman Bin Affan

H.      

Utsman bin affan dikenal sebagai seorang pemimpin yang familier dan humanis. Namun gaya kepimimpinan yang familier berdampak kurang baik, yaitu munculnya nepotisme dalam pemerintahan Ustman, sebab Utsman kemudian banyak mengangkat pejabat-pejabat Negara dari kerabatnya sendiri dan kurang mengakomodir pejabat di luar kerabat beliau. Inilah yang kemudian menyebabkan munculnya kerusuhan dan pergolakan pemerintahannya. Namun demikian, Semasa kepemimpinannya Kholifah Utsman berhasil membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai bidang antara lain sebagai berikut:

1. Perluasan Wilayah

 

Setelah Khalifah Umar bin Khattab berpulang ke rahmatullah terdapat daerah-daerah yang membelot terhadap pemerintah Islam. Pembelotan tersebut ditimbulkan oleh pendukung-pendukung pemerintahan yang lama (pemerintahan sebelum daerah itu masuk ke daerah kekuasaan Islam) ingin hendak mengembalikan kekuasaannya. Sebagaimana yang dilakukan oleh kaisar Yazdigard yang berusaha menghasut kembali masyarakat Persia agar melakukan perlawanan terhadap penguasa Islam. Akan tetapi dengan kekuatannya, pemerintahan Islam berhasil memusnahkan gerakan pemberontakan sekaligus melanjutkan perluasan ke negeri-negeri Persia lainnya, sehingga beberapa kota besar seperti Hisrof, Kabul, Gasna, Balkh dan Turkistan jatuh menjadi wilayah kekuasaan Islam.

Adapun daerah-daerah lain yang melakukan pembelotan terhadap pemerintahan Islam pada saat Perkembangan Peradaban Islam Masa Utsman bin Affan adalah Khurosan dan Iskandariyah. Khalifah Utsman mengutus Sa’ad bin al-Ash bersama Khuzaifah Ibnu al-Yamaan serta beberapa sahabat Nabi lainnya pergi ke negeri Khurosan dan sampai di Thabristan dan terjadi peperangan hebat, sehingga penduduk mengaku kalah dan meminta damai. Tahun 30 H/ 650 M pasukan Muslim berhasil menguasai Khurazan.

Adapun tentang Iskandariyah, bermula dari kedatangan kaisar Konstan II dari Roma Timur atau Bizantium yang menyerang Iskandariyah dengan mendadak, sehingga pasukan Islam tidak dapat menguasai serangan. Panglima Abdullah bin Abi Sarroh yang menjadi wali di daerah tersebut meminta pada Khalifah Utsman untuk mengangkat kembali panglima Amru bin ‘Ash yang telah diberhentikan untuk menangani masalah di Iskandariyah. Abdullah bin Abi Sarroh memandang panglima Amru bin ‘Ash lebih cakap dalam memimpin perang dan namanya sangat disegani oleh pikak lawan. Permohonan tersebut dikabulkan, setelah itu terjadilah perpecahan dan menyebabkan tewasnya panglima di pihak lawan.

Selain itu, Khalifah Ustman bin Affan juga mengutus Salman Robiah Al-Baini untuk berdakwah ke Armenia. Ia berhasil mengajak kerjasama penduduk Armenia, bagi yang menentang dan memerangi terpaksa dipatahkan dan kaum muslimin dapat menguasai Armenia. Perluasan Islam memasuki Tunisia (Afrika Utara) dipimpin oleh Abdullah bin Sa‘ad bin Abi Zarrah. Tunisia sebelum kedatangan pasukan Islam sudah lama dikuasai Romawi. Tidak hanya itu saja pada saat Syiria bergubernurkan Muawiyah, ia berhasil menguasai Asia kecil dan Cyprus.

Dimasa pemerintahan Utsman, negeri-negeri yang telah masuk ke dalam kekuasaan Islam antara lain: Barqoh, Tripoli Barat, sebagian Selatan negeri Nubah, Armenia dan beberapa bagian Thabaristan bahkan tentara Islam telah melampaui sungai Jihun (Amu Daria), negeri Balkh (Baktria), Hara, Kabul dan Gzaznah di Turkistan. Jadi 6 tahun pertama pemerintahan Ustman bin Affan ditandai dengan perluasan kekuasaan Islam. Perluasan dan perkembangan Islam pada masa pemerintahannya telah sampai pada seluruh daerah Persia, Tebristan, Azerbizan dan Armenia selanjutnya meluas pada Asia kecil dan negeri Cyprus.

2. Pembangunan Angkatan Laut

 

Selain banyak melakukan perluasan daerah, Utsman adalah khalifah pertama yang membangun angkatan laut. Alasan pembuatan angkatan laut tersebut masih berhubungan dengan keinginan untuk memperluas daerah Islam. Karena untuk mencapai daerah-daerah yang akan ditaklukkan harus melalui perairan, Utsman berinisiatif untuk membentuk angkatan laut. Selain itu, pada saat itu banyak terjadi serangan-serangan dari laut. Hal ini semakin memperkuat alasan Utsman untuk membentuk angkatan laut dan Utsman memberikan kepercayaan tersebut kepada Muawiyah bin Abi Sofyan. (Abd Mustaqim,2008)

Pembangunan angkatan laut bermula dari adanya rencana Khalifah Ustman untuk mengirim pasukan ke Afrika, Mesir, Cyprus dan Konstatinopel Cyprus. Untuk sampai ke daerah tersebut harus melalui lautan. Oleh karena itu atas dasar usul Gubernur di daerah, Ustman pun menyetujui pembentukan armada laut yang dilengkapi dengan personil dan sarana yang memadai.

Pada saat itu, Mu’awiyah, Gubernur di Syiria harus menghadapi serangan-serangan Angkatan Laut Romawi di daerah-daerah pesisir provinsinya. Untuk itu, ia mengajukan permohonan kepada Khalifah Utsman untuk membangun angkatan laut dan dikabulkan oleh Khalifah. Sejak itu Muawiyah berhasil menyerbu Romawi. Mengenai pembangunan armada itu sendiri, Muawiyah tidaklah membutuhkan tenaga asing sepenuhnya, karena bangsa Kopti, begitupun juga penduduk pantai Levant yang berdarah Punikia itu, ramai-ramai menyediakan dirinya untuk membuat dan memperkuat armada tersebut. Itulah pembangunan armada yang pertama dalam sejarah Dunia Islam.

Selain itu, Keberangkatan pasukan ke Cyprus yang melalui lautan, juga mendesak ummat Islam agar membangun armada angkatan laut. Pada saat itu, pasukan di pimpin oleh Abdullah bin Qusay Al-Harisy yang ditunjuk sebagai Amirul Bahr atau panglima Angkatan Laut. Istilah ini kemudian diganti menjadi Admiral atau Laksamana. Ketika sampai di Amuria dan Cyprus pasukan Islam mendapat perlawanan yang sengit, tetapi semuanya dapat diatasi hingga sampai di kota Konstatinopel dapat dikuasai pula.

Di samping itu, serangan yang dilakukan oleh bangsa Romawi ke Mesir melalui laut juga memaksa ummat Islam agar segara mendirikan angkatan laut. Bahkan pada tahun 646 M, bangsa Romawi telah menduduki Alexandria dengan penyerangan dari laut. Penyerangan itu mengakibatkan jatuhya Mesir ke tangan kekuasan bangsa Romawi. Atas perintah Khalifah Ustman, Amr bin Ash dapat mengalahkan bala tentara bangsa Romawi dengan armada laut yang besar pada tahun 651 M di Mesir.

Berawal dari sinilah Khalifah Ustman bin Affan perlu diingat sebagai Khalifah pertama kali yang mempunyai angkatan laut yang cukup tangguh dan dapat membahayakan kekuatan lawan.(syalabi,sejarah)

3. Kodifikasi Al-Quran, Mushhaf Ustmani

 

Penyebaran Islam bertambah luas dan para Qori‘ pun tersebar di berbagai daerah, sehinga perbedaan bacaan pun terjadi yang diakibatkan berbedanya qiro‘at dari qori‘ yang sampai pada mereka. Sebagian orang Muslim merasa puas karena perbedaan tersebut disandarkan pada Rasullullah SAW. Tetapi keadaan demikian bukan berarti tidak menimbulkan keraguan kepada generasi berikutnya yang tidak secara langsung bertemu Rasullullah SAW.

Ketika terjadi perang di Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk Irak, diantara orang yang ikut menyerbu kedua tempat tersebut adalah Hudzaifah bin Aliaman. Ia melihat banyak perbedaan dalam cara membaca Al-Qur‘an. Sebagian bacaan itu tercampur dengan kesalahan tetapi masing-masing berbekal dan mempertahankan bacaannya. Bahkan mereka saling mengkafirkan. Melihat hal tersebut beliau melaporkannya kepada Khalifah Ustman. Para sahabat amat khawatir kalau perbedaan tersebut akan membawa perpecahan dan penyimpangan pada kaum muslimin. Mereka sepakat menyalin lembaran pertama yang telah di lakukan oleh Khalifah Abu Bakar yang disimpan oleh istri Rasulullah SAW, Siti Hafsah dan menyatukan umat Islam dengan satu bacaan yang tetap pada satu huruf.

Selanjutnya Ustman mengirim surat pada Hafsah yang isinya kirimkanlah pada kami lembaran-lembaran yang bertuliskan Al-Qur‘an, kami akan menyalinnya dalam bentuk mushhaf dan setelah selesai akan kami kembalikan kepada anda. Kemudian Hafsah mengirimkannya kepada Ustman. Ustman memerintahkan para sahabat yang antara lain: Zaid Ibn Tsabit, Abdullah Ibn Zubair, Sa‘ad Ibn Al-‘Ash dan Abdurahman Ibnu Harist Ibn Hisyam, untuk menyalin mushhaf yang telah dipinjam. Khalifah Ustman berpesan kepada kaum Quraisy bila anda berbeda pendapat tentang hal Al-Qur‘an maka tulislah dengan ucapan lisan Quraisy karena Al-Qur‘an diturunkan di kaum Quraisy. Setelah mereka menyalin ke dalam beberapa mushhaf Khalifah Ustman mengembalikan lembaran mushhaf asli kepada Hafsah. Selanjutnya ia menyebarkan mushhaf yang telah di salinnya ke seluruh daerah dan memerintahkan agar semua bentuk lembaran mushhaf yang lain dibakar. (Musthafa Murad, Kisah Kehidupan Utsman Ibn Affan)

Al-Mushhaf ditulis lima buah, empat buah dikirimkan ke daerah-daerah Islam supaya disalin kembali dan supaya dipedomani, satu buah disimpan di Madinah untuk Khalifah Ustman sendiri dan mushhaf ini disebut mushhaf Al-Imam dan dikenal dengan mushhaf Ustmani.

Jadi langkah pengumpulan mushhaf ini merupakan salah satu langkah strategis yang dilakukan Khalifah Ustman bin Affan yakni dengan meneruskan jejak Khalifah pendahulunya untuk menyusun dan mengkodifikasikan ayat-ayat al-Qur an dalam sebuah mushhaf. Karena selama pemerintahan Ustman, banyak sekali bacaan dan versi al-Qur’an diberbagai wilayah kekuasaan Islam yang disesuaikan dengan bahasa daerah masing-masing. Dengan dibantu oleh Zaid bin Tsabit dan sahabat-sahabat yang lain, Khalifah berusaha menghimpun kembali ayat-ayat al-Qur’an yang outentik berdasarkan salinan Kitab Suci yang terdapat pada Siti Hafsah, salah seorang isteri Nabi SAW yang telah dicek kembali oleh para ahli dan huffadz dari berbagai kabilah yang sebelumnya telah dikumpulkan.

Keinginan Khalifah Ustman agar kitab al-Qur’an tidak mempunyai banyak versi bacaan dan bentuknya tercapai setelah kitab yang berdasarkan pada dialek masing-masing kabilah semua dibakar, dan yang tersisa hanyalah mushhaf yang telah disesuaikan dengan naskah al-Qur’an aslinya. Hal tersebut sesuai dengan keinginan Nabi Muhammad SAW yang menghendaki adanya penyusunan al-Qur’an secara standar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motif pengumpulan mushhaf oleh Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Ustman berbeda. Pengumpulam mushhaf yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar dikarenakan adanya kekhawatiran akan hilangnya Al-Qur‘an karena banyak huffadz yang meninggal karena peperangan, sedangkan motif Khalifah Ustman karena banyaknya perbedaan bacaan yang dikhawatirkan timbul perbedaan. Kodifikasi Al-Qur’an Mushaf Utsmani ini menjadi rujukan Al-Quran sampai saat ini yang dilakukan pada saat Perkembangan Peradaban Islam Masa Utsman bin Affan.

4.      Perekonomian

 

Dari segi ekonomi, yaitu tentang pelaksanaan baitul maal, Perkembangan Peradaban Islam Masa Utsman bin Affan hanya melanjutkan pelaksanaan yang telah dilakukan pada masa sebelumnya, yaitu Abu Bakar dan Umar. Namun, pada masa Utsman, Ia dianggap telah melakukan korupsi karena terlalu banyak mengambil uang dari baitul maal untuk diberikan kepada kerabat-kerabatnya. Padahal, tujuan dari pemberian uang tersebut karena Utsman ingin menjaga tali silaturahim. Selain itu, disamping dari segi baitul maal, Utsman juga meningkatkan pertanian. Ia memerintahkan untuk menggunakan lahan-lahan yang tak terpakai sebagai lahan pertanian.

Dalam hal pengelolaan zakat, Khalifah mendeligasikan kewenangan menaksir harga yang dizakati kepada para pemiliknya. Hal ini untuk mengamankan zakat dari berbagai gangguan dan masalah dalam pemeriksaan kekayaan yang tidak jelas oleh berbagai oknum pengumpul zakat. (Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam)

Dari segi pajak, Utsman, sama seperti dari segi baitul maal. melanjutkan perpajakan yang telah ada pada masa Umar. Namun sayangnya, pada masa Utsman pemberlakuan pajak tidak berjalan baik sebagaimana ketika masa Umar. Pada masa Utsman, demi memperlancar ekonomi dalam hal perdagangan, ia banyak melakukan perbaikan fasilitas, seperti perbaikan jalan-jalan dan sebagainya.

5.      Pendidikan dan Sosial budaya

 

Dari dimensi sosial budaya, ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam. Dengan adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang mendatangi wilayah tersebut dengan tujuan mengajarkan agama Islam. Selain itu, adanya pertukaran pemikiran antara penduduk asli dengan para sahabat juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan baik.( Dudung Abdurrahman,2009)

Dari segi sosial budaya, Utsman juga membangun mahkamah peradilan. Hal ini merupakan sebuah terobosan yang terjadi pada saat Perkembangan Peradaban Islam Masa Utsman bin Affan, karena sebelumnya peradilan dilakukan di masjid. Utsman juga melakukan penyeragaman bacaan Al Qur’an juga perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi.

  1. Faktor Penyebab Terjadinya Pemberontakan Pada Masa Utsman bin Affan  
  2.  
Pemerintahan Utsman pada enam tahun terakhir muncul perasaan  tidak puas dan kecewa umat Islam terhadap Utsman. Sebetulnya Khalifah Utsman adalah pemimpin yang sangat sederhana, berhati lembut dan sangat shaleh, namun kepemimpinan beliau dimanfaatkan oleh sanak saudaranya dari keluarga besar Bani Umayah untuk menjadi pemimpin di daerah-daerah.  

Dalam kenyataannya, menurut Mufradi satu persatu kepemimpinan di daerah-daerah kekuasaan Islam diduduki oleh keluarga Khalifah Utsman. Adapun pejabat-pejabat yang diangkat Utsman antara lain :

  1. Abdullah bin Sa’ad ( saudara susuan Utsman ), sebagai wali Mesir menggantikan Amru bin Ash.
  2.  
  3. Abdullah bin Amir bin Khuraiz, sebagai wali di Basrah menggantikan Abu Musa Al Asy’ari.
  4.  
  5. Walid bin Uqbah bin Abi Muis ( saudara susuan Utsaman ), sebagai wali di Kuffah menggantikan Sa’ad bin Abi Waqos.
  6.  
  7. Marwan bin Hakam ( keluarga Utsman ), sebagai sekretaris Khalifah Utsman.
  8.  
Pengangkatan pejabat dikalangan keluarga Utsman telah menimbulkan protes keras di daerah dan menganggap Utsman telah melakukan nepotisme.

Faktor-faktor penyebab timbulnya pemberontakan pada masa Utsman ada dua yaitu :

a.      Faktor Internal ( faktor dari dalam ), diantaranya adalah :
b.       
  1. Diangkatnya Marwan bin Hakam, adik sepupu menjadi sekretaris.
  2.  
Karena pada dasarnya dialah yang menjalankan semua roda pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar Khalifah.

Rasa tidak puas memuncak ketika pemberontakan dari Kuffah dan Basrah bertemu dan bergabung dengan pemberontak dari Mesir. Wakil-wakil mereka menuntut diangkatnya Muhammad    bin Abu Bakar sebagai Gubernur Mesir. Tuntutan dikabulkan, tetapi ketika mereka kembali di tengah-tengah perjalanan menemukan surat yang dibawa oleh utusn khusus dari Marwan bin Hakam. Isinya bahwa wakil-wakil itu harus dibunuh ketika sampai di Mesir.

3.      Situasi politik semakin mencekam.
4.       
Tuduhan korupsi atau  pemborosan uang negara antara lain, pembangunan rumah mewah lengkap dengan peralatannya untuk Utsman dan keluarganya. Tuduhan keji tentang korupsi untuk dibagi-bagikan pada saudaranya. Tuduhan lain Utsman dianggap mengambil harta baitul maal untuk keluarganya, semua dibantah oleh Utsman. Ditambah lagi tuduhan keras terhadap kerabat Khalifah yang bernama

Hakam ayah Marwan mendapat tanah, Marwan sendiri menyalahgunakan harta baitul maal, Muawiyah mengambil alih tanah negara Suriah dan Khalifah mengizinkan Abdullah untuk mengambil seperlima dari harta rampasan perang Tripoli untuk dirinya dan lain-lain.

5.      Adanya konfrontasi lama yang mencuat.
6.       
Permasalahan ini semata-mata berupa persaingan Bani Hasyim dengan Bani Umayyah, Sejak dahulu Bani Hasyim berada diatas Bani Umayyah terutama pada masalah-masalah perpolitikan orang-orang

Quraisy. Utsman sendiri merupakan salah satu anggota dari keluarga besar Bani Umayyah.

  1. Faktor Eksternal.
  2.  
  1. Adanya provokator, seorang Yahudi dari Yaman yaitu Ibnu Saba’.
  2.  
Nama lengkapnya Abdullah bin Saba’ yang masuk Islam, ia melakukan pemberontakan terhadap Khalifah Utsman bin Affan  didasarkan motivasi dirinya untuk meruntuhkan dasar-dasar Islam yang telah dipegang teguh oleh umat Islam. Niatnya masuk Islam hanyalah sebagai kedok belaka untuk merong-rong kewibawaan pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Sehingga muncullah kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah kekuasaan Islam diantaranya adalah Fustat ( Kairo ), Kuffah, Basrah, dan Madinah.

3.           Lawan politiknya menuduh Utsman  sama sekali tidak punya otoritas
4.            
 dalam menerapkan edisi Al Qur’an yang ia bakukan. Dengan kata lain, mereka mendakwa  Utsman secara tidak benar  telah menggunakan kekuasaan keagamaan yang tidak dimilikinya. (Mahmud Unnasir,Islam konsep dan sejarahnya, h.188)

K.      Kebijakan Politik Khalifah Utsman bin Affan Terkait Dugaan Nepotisme
L.        
Mengetengahkan kembali kronologi seputar pemerintahan Utsman bin Affan, bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan. Terutama apabila dikaitkan dengan ketersediaan data dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Upaya memojokkan pemerintahan Utsman bin Affan sebagai rezim nepotis sendiri hanya berangkat dari satu sudut pandang dengan argumentasi mengungkap motif sosial politik belaka. Lebih dari itu lebih banyak berkutat dalam dugaaan dan produk kreatif imajinatif. Sumber data yang tersedia kebanyakan didominasi oleh naskah yang ditulis pada masa dinasti Abbasiyah, yang secara politis telah menjadi rival bagi Muawiyah, keluarga, dan sukunya, tidak terkecuali Khalifah Utsman bin Affan. Oleh karena itu kesulitan pertama yang harus dihadapi adalah menyaring data-data valid diantara rasionalisasi kebencian dan permusuhan yang menyelusup diantara data yang tersedia. Terhadap berbagai kecaman tersebut, khalifah telah berupaya untuk membela diri dan melakukan politis sebatas kemampuan.

Tentang pemborosan uang negara misalnya, Utsman menepis keras tuduhan keji ini. Benar jika ia dikatakan banyak membantu saudara-saudaranya dari Bani Umayyah, tetapi itu diambil dari kekayaan pribadinya. Sama sekali bukan dari kas negara, bahkan Khalifah tidak mengambil gaji yang menjadi haknya. Pada saat menjabat Khalifah, justru Utsman jatuh miskin. Selain karena harta yang ia miliki digunakan untuk membantu sanak familinya, juga karena seluruh waktunya dihabiskan untuk mengurusi permasalahn kaum muslimin.

Dalam sebuah khatbahnya Utsman pernah menyatakan sebuah bukti kuat tentang kekayaan yang masih dimilikinya guna membantah isu korupsi sebagai berikut : “Pada saat pencapaianku menjadi khalifah, aku adalah pemilik kambing dan unta yang paling banyak di Arab. Hari ini aku tidak memiliki kambing atau unta kecuali yang digunakan untuk kendaraan dalam ibadah haji”. Ali Mufradi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab.  Sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk mengumpulkan harta seperti dimasa sebelum diangkat menjadi Khalifah. Tentang penyokong mereka, aku memberikan kepada mereka apa pun yang dapat aku berikan dari milikku pribadi. Tentang harta kekayaan negara, aku menganggapnya tidak halal, baik bagi diriku sendiri maupun orang lain ( keluargaku ). Aku tidak mengambil apa pun dari kekayaan negara, apa yang aku makan adalah hasil nafkahku sendiri. (Samsul Munir Amin. 2010).

Oleh karenanya tuduhan nepotisme terhadap kepemimpinan Utsman bin Affan hanyalah entrik politik oleh para pesaingnya yang juga memilki kepentingan kekuasaan, hal tersebut terlihat dari adanya reaksi-reaksi mereka yang sengaja mengeruhkan suasana agar pemerintahan dalam keadaan goyang, sembari mencari titik kelemahan yang dimilki oleh Khalifah Utsman bin Affan. Tuduhan pemborosan uang negara dan tuduhan nepotisme ini terbukti tidak benar karena tidak semuanya pejabat yang diangkat merupakan kerabatnya. Selain itu meski kerabatnya sendiri, jika pejabat tersebut melakukan kesalahan  maka Utsman tidak segan-segan untuk menghukum dan memecatnya.

Sayangnya tuduhan nepotisme itu terlalu kuat, sehingga banyak yang beranggapan bahwa Usman telah melakukan nepotisme. Hal ini diperkuat dengan adanya golongan Syiah, yaitu golongan yang sangat fanatik terhadap Ali dan berharap Ali yang menjadi Khalifah bukan Utsman. Fitnah yang terus melanda Utsman inilah yang memicu kekacauan dan akhirnya menyebabkan Utsman terbunuh di rumahnya setelah dimasuki oleh sekelompok orang yang berdemonstrasi di depan rumahnya. Setelah meninggalnya Utsman, lalu Ali ditunjuk menjadi pengganti   Khalifah Utsman untuk mencegah kekacauan yang lebih lanjut.

  1. Kronologi Terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan
  2.  
Rasa tidak puas terhadap Khalifah Utsman semakin besar dan menyeluruh,  bahkan memuncak ketika pemberontakan dari Kuffah dan Basrah bertemu dan bergabung dengan pemberontak di Mesir. Segala perasaan yang tersimpan saat ini mereka keluarkan dan mereka teriak-teriakkan. Rakyat bangkit menentang Gubernur yang diangkat oleh Khalifah.   Hasutan yang lebih keras terjadi di Mesir, selain ketidaksetiaan rakyat terhadap Abdullah bin Sa’ad ( saudara Khalifah ), sebagai pengganti  Gubernur “Amr  bin Ash juga karena adanya konflik soal pembagian ghanimah. Beberapa pembesar yang berdiri di belakang pemberontakan ikut mengecam tindakan-tindakan Utsman. Beranggapan bahwa Utsman telah melakukan nepotisme dan didukungnya golongan yang fanatik terhadap Ali bin Abi Thalib dan berharap Ali menjadi Khalifah. Anggapan tersebut muncul dari seorang berdarah yahudi yaitu : Ibnu Saba’, nama lengkapnya Abdullah bin Saba’. Adalah seorang Yahudi dari Yaman yang masuk Islam. Ia merupakan provokator yang

Berada di balik pemberontakan maupun pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan . Mereka pergi ke Madinah untuk meminta Utsman memecat pejabat yang dianggap menyeleweng atau mengundurkan diri dari kekhalifahan, tetapi permintaan itu ditolak oleh Utsman. Sedangkan Ali bin Abi Thalib ingin menyelesaikan persoalan tersebut dengan jalan damai, tetapi mereka tidak dapat menerimanya.

Penolakan tersebut mengakibatkan konflik yang sangat besar, mereka mengepung rumah Utsman bin Affan dan menyusup ke dalam dan membunuh Khalifah Utsman.

Utsman bin Affan dibunuh dirumahnya sendiri pada saat membaca Al Qur’an dan berpuasa. Hal ini terjadi pada tanggal 17 Juni 656 M atau pada tahun 35 H. Utsman dibunuh dengan cara ditikam oleh gerombolan pemberontak yang tiba-tiba mengepung rumah Khaliifah Utsman. Namun untuk membendung arus pemberontakan, Ali dan putera-puteranya bersama pemuka-pemuka  Islam yang lain tampil kemuka. Hasan dan Husen dengan beberapa orang menjaga pintu rumah Utsman menghambat kaum pemberontak yang hendak memasuki rumahnya. Tetapi pemberontak lebih banyak, ada yang memanjat dinding dan masuk ke dalam akhirnya mereka bisa membunuh Khalifah Utsman bin Affan.

Sikap Bani Umayyah menghadapi pemberontakan, mereka tidak mau bertanggung jawab terhadap Utsman. Sesungguhnya mereka membiarkan Utsman seorang diri menebus dan menerima akibat kesalahan-kesalahan yang ditimpakan kepadanya.

Menurut ahli sejarah berkebangsaan Jerman Mr. Welhausen “Pembunuhan Utsman yang bermotif politik itu lebih berpengaruh terhadap lembaran sejarah Islam, dibandingkan dengan sejarah Islam lainnya. Selanjutnya masyarakat muslim terpecah menjadi dua golongan yaitu : Umayyah dan Hasyimiyah. Golongan Umayyah menuntut pembalasan atas darah Utsman sepanjang pemerintahan Ali hingga terbentuknya Dinasti Umayyah. Pembunuhan Khalifah membawa dampak yang panjang terhadap sejarah Islam sesudahnya.

























Kesimpulan

Dari paper ini saya bisa menyimpulakan beberapa prestasi Khalifah Utsman Bin Affan  di antara lain

  1. Membangun, memperindah dan memperluas masjid Nabawi di Madinah
  2.  
  3. Mengadakan penulisan dan penggandaan Alqur’an yang dikenal dengan Mushaf Utsmani atau Mushaf Al-Imam. Panitia penggandan terdiri atas seorang Ketua, yaitu Zaid bin Tsabit, dan para anggotanya yaitu: Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdur Rahmanbin Haris bin Hisyam. hasilnya sebanyak lima mushaf: satu disimpan oleh khalifah Utsman, sisanya masing-maasing dikirimkan ke Mekkah, Syiria, Basrah dan Kuffah.
  4.  
  5. membangun angkatan laut yang tangguh untuk menangkis serangan musuh, terutama pasukan romawi yang ingin merebut kota iskandariyah;
  6.  
  7. memperluas wilayah Islam sampai ke Armenia, Afrika (Tunisia), Tripoli (Libya). Azerbaijan, dan Kepulauan Cyprus. kemudian dilanjutkan ke Konstantinopel, Turki dan negara-negaram Balkan (Yugoslavia dan Polandia).
  8.  
Adapun beberapa kesalahan yang ia lakuan adalah memasukkan kebanyakan anggota-anggota keluarganya kedalam perlemen pemerintahannya sehingga muncullah kecurigaan dari masyarakat yang di manfaatkan oleh kaum yahudi untuk menjatuhkan pemerintahannya. Tapi menurut saya sebenarnya Khalifah Utsman Bin Affan Itu Hanya terlalu  baik sehingga ia tidak tega menolak permintaan keluarganya.











Daftar Pustaka

·         Al-Baladzuri, Futuhul Buldan, jilid V.

·         Ali Mufradi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,

·         Asy-Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka Al Husna, 1983.

·         Al-Tipyan, 1984.

·         Mahmudunnasir, Islam konsep dan Sejarahnya.

·         Said Al Qatharni, 1994.

·         Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: AMZAH,2010.

·         Silaturahmi House, 2016, Pelajaran Bisnis Utsman bin Affan. (http://www.silaturahim.co.id/pelajaran-bisnis-ustman-bin-affan/ )

·         Abd Mustaqim, “Studi Kepemimpinan Islam,” (Putra Mediatama Press, 2008), 47.

·         A. Syalabi, Sejarah , 271

·         Musthafa Murad, Kisah Kehidupan Utsman Ibn Affan, 52-55.

·         Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung : Penerbit Pustaka Setia), 104.

·         Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Lesfi, 2009), 59.

·         Khoirul Huda, 2012, Panduan Bisnis Sahabat Nabi (https://oemahjamur.blogspot.co.id/2012/06/panduan-bisnis-sahabat-nabi.html  )

·         Nana Nil, 2015, Jasa Jasa Khalifah Utsman bin Affan. (http://kholilatilkhas.blogspot.co.id/ )

·         Ayi Muzayani, 2013, Cara Kaya Seperti Utsman bin Affan. (http://www.pesantrenbisnis.com/2013/01/cara-kaya-seperti-utsman-bin-affan-ra.html )
·          
·         Amir Mahmud, 2013, Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Utsman bin Affan. (http://strata2.blogspot.co.id/2016/01/peradaban-islam-pada-masa-khalifah.html  )
·          
·         Afdhalilah, 2015,  Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Utsman bin Affan.
(http://www.afdhalilahi.com/2015/05/sejarah-peradaban-islam-pada-masa.html )
·          









Tidak ada komentar:

Posting Komentar