Volume 4 Chapter 4 - Part 2
“Apa-apaan itu?...”
Saat Shin menghembuskan nafas
kelelahan, dia mendengar suara *Ga-thunk* dari arah gerbang.
Saat dia melihat ke arah suara,
gerbang sedang terbuka dengan perlahan-lahan.
“Shin! Apa kau baik-baik saja!?”
Dari arah suara berasal, Rionne
sedang berlari dari pintu masuk samping.
Sepertinya dia berhasil membuka
gerbang dengan selamat.
“Aku baik-baik saja Rionne. Entah bagaimana
aku berhasil mengalahkan Gryphon. Apa itu tadi?’”
“Ah, aku mendengar suara ledakan, jadi aku
pikir kamu menggunakan kartu truf. Aku berpikir untuk mencoba kabur secepat
mungkin ketika Gryphon sudah tidak mampu lagi.”
Monster di Tempat Suci tidak akan
pergi keluar. Rionne sepertinya berniat untuk memanfaatkan peraturan.
Karena Gryphon merupakan monster
tidak dikenali, ada kemungkinan dia akan mengejar mereka nanti, tapi Rionne
menilai bahwa mungkin untuk mendorong baliknya hanya dengan 2 orang. Dan ada
kemungkinan juga, Gryphon tidak dapat melewati gerbang yang hanya terbuka
sedikit dengan tubuh raksasanya.
“Karena itu kamu Shin. Walaupun aku juga
merasa bahwa kamu bisa mengalahkannya... tapi, sepertinya itu memang benar.”
“Terlebih lagi, aku berhasil memenuhi janjiku
untuk hidup. Untuk sekarang, ayo kita
harus cepat sebelum gerbang tertutup.”
Shin mendesak Rionne untuk pergi
ke luar gerbang.
Setelah itu, Shin dan Rionne
pergi keluar dan berjalan di jalan kecil, dan persis seperti yang Rionne
katakan. Gerbangnya tertutup otomatis. Saat Shin melihat ke langit, sihir penghalang
yang menutupi Tempat Suci juga sudah tidak aktif.
Sebenarnya apa yang terjadi? Shin
sama sekali tidak memahaminya.
Tapi, dia memutuskan untuk
mengingat kejadian ini dengan baik, dan melihat ke Rionne. Shin tersenyum dengan ekpresi selembut
mungkin. Karena Rionne mungkin akan khawatir jika Shin memasang muka serius.
“kita berhasil keluar.”
“Ya, Untuk saat ini, disini seharusnya lebih
aman dibanding di dalam.”
◆◆◆◆
Sambil waspada dengan sekitar,
kedua orang itu sudah tidak setegang saat mereka di dalam Kalkia.
“Ayo lari mulai dari sini. Kita berdua adalah
Chosen Ones kelas atas. Dibanding mencari desa untuk mendapatkan kuda, lebih
kita berlari dan kita dapat datang lebih cepat.”
“Ya, aku tidak keberatan. Balmel ada di sisi
timur dari Pegunungan Melt, jadi jika kita berlari di pegunungan, kita akan baik-baik saja.”
Balmel adalah kota benteng yang
dibangung untuk menangani ketika monster
keluar dari Kalkia. Balmel menghadap ke laut dan pegunungan, dan sepertinya Balmel
adalah tempat yang tepat untuk hidup jika tidak ada serangan monster masal.
Karena Shin juga memiliki janji
dengan Schnee, Shin memutuskan untuk pergi ke Balmel seperti yang Rionne
katakan. Mereka berlari pada kecepatan dimana kuda pun akan kalah.
Setelah 15 menit berlari sambil
mengabaikan monster yang terkadang terlihat, Shin menerima jumlah abnomal dari
kehadiran monster di jangkauan penginderaannya.
“...Hei Rionne, apa Balmel ada didepan?”
“Ya, apa ada yang salah?”
“Ada monster dengan jumlah besar di depan, apa
itu baik-baik saja?”
Rionne, yang mendengar informasi
yang Shin terima, tiba-tiba menjadi kaku.
“Jangan katakan, ‘Flood’ sedang terjadi!?”
“ ‘Flood’ ?“
“Disekitar Tempat Suci, dimana partikel demon terkumpul dan meluap
dari Tempat Suci. Meski itu tidak berpengaruh ke tubuh human, saat partikel
demon terkumpul dalam jumlah tertentu, semua itu akan membentuk menjadi monster
dan akan tersebar ke sekitarnya. Kami menyebutnya sebagai ‘Flood’.”
Shin kebetulan pernah membaca
tentang fenomena yang di jelaskan tadi di perpustakaan Bayreuth.
Di dalam buku dituliskan bahwa
itu adalah cerita tentang munculnya monster-monster level rendah. Tapi tidak
peduli berapa banyak Shin melihatnya, jumlah dari monster-monster dapat
menyebabkan banyak sumber daya hancur.
“Jika baris belakang monster masih disini,
bagian depan mungkin belum sampai Balmel. Aku akan menyusulnya dan membantu
Balmel.”
“Baik. Seperti yang diduga, dalam situasi
seperti ini kamu tidak akan meninggalkannya begitu saja ya Shin.”
Orang biasa pasti akan lari, tapi
sayangnya, kedua orang itu bukanlah orang biasa.
Balmel tidak akan jatuh dengan
mudah; ada tindakan balasan yang cukup karena itu adalah satu-satunya tujuan
kota. Tapi, besar dari ‘Flood’ ini masih belum ditentukan, dan ada sesuatu yang
tertulis,‘disana ada hal yang tidak ketahui yang mungkin akan terjadi’.
Ini bukanlah hal yang bisa Shin
abaikan ketika dia mendengar tentang itu; itu adalah sifat dari seseorang yang
dipanggil Shin.
“Sepertinya, waktu yang dibutuhkan untuk
pulang akan lebih panjang.”
Rionne berlari memutar untuk
mengejar grup monster, Shin juga mempercepat langkah larinya.
Setelah beberapa saat kemudian,
grup monster yang sangat besar telah dipastikan dalam penghilatan.
Setiap ‘Flood’, sepertinya ada
kecenderungan monster yang muncul. Kali ini adalah monster tipe humanoid,
seperti goblin dan orcs sebagai mayoritas.
Apa ini berkah dari Tuhan? Dibanding
kemampuan tinggi fisik milik beast dan golem yang tidak mengenal lelah, langkah
mereka sangatlah lambat. Tapi, sekumpulan besar monster itu sudah pasti
bergerak mengarah ke Balmel.
“Hmm? Hei Rionne, ada asap keluar dari sana,
apa kau tau itu?”
Di depan kanan Shin yang sedang
berlari, awan asap yang besar muncul tiba-tiba terlihat.
Saat Shin mendengarkannya dengan
baik-baik, suara ledakan terdengar. Rupanya, ada sesuatu yang terjadi di
sekitar batas antara hutan di dataran dan pegunungan Melt.
“Mungkin, Mist Garuda telah turun dari
pegunungan. Pegunungan Melt adalah wiliayah Mist Garuda. Saat monster lahir
dari ‘Flood’, ketika mereka mau memasuki pegunungan, aku dengar mereka menjadi
debu. Itulah kenapa monster tidak memiliki pilihan lain selain maju melalui
Balmel.”
Mist Garus mungkin tidak memiliki
keinginan tertentu, tapi mereka sepertinya telah menjadi sosok yang menggiring monster
pergi menuju Balmel dengan cara yang baik.
Selain itu, karena Mist Garuda
membunuh monster-monster yang masuk tanpa izin ke pegununggan, jumlah monster
yang tiba di Balmel bekurang. Oleh karena itu, semua kegiatan yang mencoba
untuk memburu Mist Garuda di pegununggan Melt telah dilarang dalam perjanjian.
Karena Mist Garus menggurangi kerusakan dari ‘Flood’, sangat keterlaluan jika
harus saling berperang.
“Itu Mist Garuda?”
Bayangan besar yang sedang
terbang dilangit tertangkap mata Shin saat dia sedang berlari sambil melihat
pegunungan.
Mist Garuda sedang terbang dengan
santai sambil meninggalkan lengkungan jejak uap. Kabut yang berbentuk seperti
burung menunjukkan nama dan levelnya cukup tinggi, berkisar antara 700-800. Dia
memiliki banyak serangan spesial dan merupakan monster yang sangat kuat.
“Oh, itu adalah...”
Dari Mist Garuda yang sedang
menari di langit, sebuah kabut merah disemprotkan.
Goblin dan Ogre mulai berjatuhan
dengan tubuh mereka diselimuti api ketika kabut itu menyentuh mereka.
Itu merupakan salah satu dari
serangan spesial milik Mist Garuda, ‘Fog of Flare’.
Jika kau tidak memiliki ketahanan
atribut api di level tertentu, kamu dapat menerima abnormal status dimana HP milikmu
akan berkurang 10% tiap detik dan mati di detik ke 10. Dikatakan bahwa
peraturan dalam game mungkin salah, karena ini adalah kabut kematian yang
membakar banyak player hingga mati, meskipun kali ini adalah monster yang
sedang dibakar.
“Omong-omong, kenapa monster-monster itu masih
saja maju meskipun mereka tau akan terbakar?”
Shin berpikir hal semacam itu
setelah melihat monster-monster yang masih tetap maju ke kematian mereka.
“Monster yang lahir dari ‘Flood’ miliki
tingkat kecerdasan yang kecil. Itulah mengapa mereka tetap maju sampai yang
terakhir berdiri.”
Benar. Monster-monster yang lahir
dari ‘Flood’ sepertinya berbeda dengan monster biasa.
Sambil berharap bahwa Mist Garuda
membakar moster sebanyak mungkin, Shin dan Rionne memutuskan untuk pergi dari
tempat itu.
◆◆◆◆
Shin dan Rionne berlari di
dataran saat mereka menyalip grup monster yang sebelumnya ada didepan mereka
dan sekarang berubah menjadi gelombang hitam.
Map yang ditampilkan di
penghilatan Shin saat dia melewati grup monster, hanya memunculkan satu tanda
merah terang tanpa ada jarak dimana monster berada. Itu sangatlah ramai, dan membedakan tiap individu juga susah.
“Apa ini selalu kerumunan besar seperti itu?”
“Mungkin. Aku pikir ada beberapa jenis besar
skala di ‘Flood’, tapi aku tidak menginggatnya. Jumlah monster disana sedikit
lebih banyak dibanding saat aku ikut berpartisipasi dalam pertarungan waktu
itu. Akan lebih baik jika ada sedikit yang harus dipertimbangkan...”
Rionne memeriksa ingatannya
sambil mengingat-ingat kejadian saat itu.
Apa yang Rionne katakan
sebelumnya merupakan cerita dimana dia menarik pedangnya ke monster yang muncul
dan berulang kali membunuh mereka. ‘Flood’ ini sepertinya lebih besar dibanding
apa yang Rionne katakan tadi.
Bahkan jika Rionne tahu ada
prajurit kuat disana untuk melindungi Balmel, langkah kakinya meningkat cepat
secara natural.
“Aku paham dengan perasaanmu, tapi kau terlalu
memaksakan diri Rionne.”
Melihat Rionne yang memiliki
nafas pendek, Shin meminta untuk istirahat.
Tidak peduli seberapa banyak Chosen One kelas atas Rionne
itu, staminanya bukan tak terbatas. Sebelum mencapai Balmel, tidak ada gunanya
jika dia kelelahan dan tidak bisa bergerak.
“Ayo kita istirahat sebentar di atas bukit
itu. Kita juga sudah melewati grup bagian depan monster. Istirahatlah
sebentar.”
“Tapi!... Baiklah, Maaf. Kamu benar, Shin.”
Rionne mungkin mencoba untuk
berkata bahwa dia masih bisa maju, tapi dia menyadari dengan keadaannya.
Jika dia terus maju, dia akan
kehabisan enegi di pertengahan jalan. Karena mereka terus berlari dengan
kecepatan tinggi, grup monster-monster itu sudah tertinggal jauh di belakang.
Bahkan jika Shin dan Rionne sampai di Balmel, ada waktu beberapa hari sebelum
monster mencapai mereka.
Dilihat dari pergerakan mereka,
masuk akal untuk istirahat disini. Karena masih ada jarak yang harus ditempuh
untuk sampai ke Balmel.
“Balmel disebut sebagai kota benteng, jadi apa
mereka sudah sering mengusir musuh berkali-kali?”
Ketika mereka istirahat, Shin
bertanya tentang Balmel.
Jika itu adalah kota yang
dibangun untuk mengontrol ‘Flood’, seharusnya ada pasukan militer dengan
perlengkapan yang layak.
“Itu benar, tapi itu tidak akan berakhir
dengan korban yang sedikit. Selain itu, diantara 3 Chosen One kelas atas yang
seharusnya melindungi Balmel, ada satu yang tidak hadir.”
“Apa tidak apa-apa untuk tidak hadir sebagai
bagian utama pertahanan?”
“Sepertinya ada sesuatu hal yang ada di gereja
yang membuat dia harus melindungi orang tertentu. Akh... sebenarnya apa yang
sedang gereja pikirkan?”
Rionne kesal karena dia tidak
bisa memahaminya.
Kota benteng menurut Rionne,
selain bagian dari pemecah ‘Flood’, telah menerima Chosen One kelas atas dari gereja dan negara
–negara tetangga. Karena kota benteng memiliki jumlah yang kecil, itu adalah
strategi untuk mengimbangi kualitas.
Tapi kali ini, karena gereja
telah menarik Chosen Ones atas kebijaksanaan mereka sendiri, keberatan keluar
dari bermacam-macam negara.
(Gereja?... Apa mungkin, orang itu?)
Mendengar “Gereja” dan “Orang
tertentu”, sesosok ksatria yang merusak kereta kudanya saat perjalanan ke
Falnido masuk ke pikiran Shin.
Di dunia ini, sangat umum bahwa
status sebenarnya berbeda dari tinggi level. Tapi, seorang dengan level tinggi
masih terbatas. Ksatria saat itu, terutama pria yang menghancurkan roda kereta
kuda memiliki level 239. Levelnya lebih tinggi dibanding Rionne saat ini.
Ini tidak lebih dari kemungkinan
cerita, tapi jika itu benar, diperlukan untuk menambah batasan ke pendekata
yang mengancam ksatria.
“Bagaimana dengan dua yang lainnya? Apa mereka
bisa melakukannya?”
“Kombinasi mereka tidaklah buruk. Dua yang
lainnya adalah magic swordsman seperti aku dan seorang mage. Jika mereka
bekerja sama dengan petualang yang berlevel tinggi yang ada di Balmel, mereka
tidak akan kalah selama tidak ada kesalahan. Masalahnya adalah jumlah korban.”
“Seberapa jauh mereka dapat mengurangi musuh
menggunakan skill sihir dari mage adalah kuncinya”, Rionne bergumam dan meminum
air.
Meskipun seberapa banyak mage
yang dipanggil Chosen One, skill tidak bisa dikeluarkan selamanya.
Meski itu bergantung pada
kemampuan dan keterampilan, ada batasan-batasan jarak yang bisa dijangkau.
“Bagaimana dengan pasukan dari Balmel? Disana
ada Chosen Ones dari guild petualang kan?”
“Benar, selain dari orang yang dikirim. Ada
orang kuat yang hampir setara dengan Chosen One kelas atas. Tapi kebanyakan
dari mereka adalah petarung jarak dekat. Hanya ada beberapa orang yang dapat
menggunakan serangan area.”
Itu akan baik-baik saja jika
monsternya berjumlah kecil, tapi jika itu datang jumlah beberapa ratus ribu,
kekalahan akan terjadi di jangka panjang. Karena monster yang muncul di ‘Flood’
levelnya rendah, bahkan jendral prajurit dapat membantu untuk membuat mereka
sibuk.
Meski jalan untuk pergi
kesana telah berubah, Shin memutuskan untuk menghubungi Schnee untuk
berjaga-jaga.
(“Ini Shin, apa boleh untuk berbicara
sekarang?”)
(“Ya, apa ada sesuatu yang terjadi?”)
Setelah memastikan tidak ada
masalah untuk berkomunikasi, Shin memberitau tentang ‘Flood’ ke Schnee.
(“Aku tidak bisa mengatakan apapun tentang skalanya
kecuali aku melihatnya sendiri. Jika jumlah normal, paling tidak kita tidak
perlu khawatir dengan Balmel.”)
Schnee menilai dengan tenang
setelah mendengar cerita Shin.
Tapi, ada yang tidak biasa kali
ini.
(“Apa kamu sudah mengambil 1 Chosen One yang
tidak hadir kedalam perhitungan?”)
(“Jika Chosen One yang tidak ada bukanlah
mage, itu akan baik-baik saja. Karena monster itu sendiri dapat ditangani hanya
dengan pasukan Balmel.”)
“Walaupun aku belum mempertimbangkan
korbannya”, Schnee melanjutkan.
(“Baiklah. Aku akan buru-buru ke Balmel dari
sini, kamu juga harus cepat kesana.)
(“Baiklah.”)
Dengan adanya Schnee, itu
seharusnya tidak ada masalah jika tanpa Chosen One dan sebagainya.
Meski Tiera tidak bisa bergerak
dengan cepat, dia seharusnya tidak akan terlambat jika Kagerou sedang bersama
dengannya.
“...Baiklah, kita sudah beristirahat yang
cukup. Ayo bergegas bergerak, Shin.”
Terimakasih sudah beristirahat
sebentar, Rionne sepertinya sudah pulih karena dia berdiri dengan cepat.
Pembicaraanya dengan Schnee juga
sudah berakhir. Shin juga berdiri bersamaan dengan Rionne.
“Baiklah, tapi aku akan membawa itu.”
Setelah mengatakan itu, Shin
membawa 『Muspelm』 yang tergeletak di tanah ke
punggungnya.
Ini bukanlah beban yang besar
bagi Shin karena tingginya kekuatan fisiknya. Shin memutuskan bahwa itu akan
sulit untuk Rionne bawa sambil berlari sepanjang waktu.
“Mu! Aku bisa membawa senjataku――”
“Daripada meributkannya sekarang, lebih penting
untuk berjalan segera. Kau sudah lelah setengah jalan.”
“Ugh, jika itu yang kamu katakan, aku tidak
bisa berkata lagi...””
Karena ada alasan bahwa mereka
harus ambil istirahat, Rionne tidak bisa membantahnya.
Prioritas utama disini adalah
untuk melanjutkan perjalannya, dan 『Muspelm』 dipercayakan kepada Shin.
“Mumumu!”
“Kenapa kamu mengeluh?”
“Kita harus cepat, tapi... akh sial, aku malu
karena lelah dengan jumlah ini.”
“Kamu secara tidak terduga membenci kekalahan
ya.”
Walaupun mereka sedang berbicara,
kecepatan lari mereka tidaklah menurun.
Beban Rionne yaitu 『Muspelm』
telah berkurang banyak, buktinya dia dapat berbicara.
◆◆◆◆
Mereka terus berlari hampir
seharian, dan selesai persiapan berkemah sebelum matahari terbenam.
Seperti yang diduga, untuk terus
berlari seharian tanpa tidur, tidak peduli berapa banyak stamina itu tetaplah susah,
jadi mereka memutuskan untuk mendapatkan tidur yang cukup di tenda biasa yang
mereka dirikan bersama dan bergantian berjaga.
Setelah selesai makan, dan Shin sedang
membersihkannya, Rionne mulai berbicara. Dia dengan santai mendekati Shin dan
memberikan tatapan genit.
“Kamu benar-benar memiliki banyak barang.
Bahkan jika aku sudah siap, bukankah ini benar-benar dipersiapkan?”
“Dari awal aku memang sudah siap dengan
perjalanan. Karena aku dipanggil kesana, hanya inilah hal yang aku punya.
Sekali kamu mengubah mereka ke kartu, itu tidaklah besar.”
“Ini karena kamu bisa menggunakan item kartu?
Aku berharap kerajaanku memiliki seseorang dengan kemampuan seperti itu.”
Ketika Shin bertanya pada
Wilhelm, seharusnya ada kemungkinan bahwa Rionne dan Chosen Ones kerajaan lain
memiliki Item Box jika mereka memiliki item.
“Aku tidak akan berbicara tentang kerjasama.”
Shin tidak tahu dengan informasi
lengkapnya, dan bagaimanapun juga dia tidak akan melakukannya.
“Tidak baik?”
“Tidak baik.”
“Tidak peduli apapun itu?”
“Tak akan. Hei! Jangan mendekat!”
Shin menjauhkan dirinya dari
Rionne yang mendekatinya.
Disekitar tempat yang menonjolkan
dadanya, ‘Rionne sebenarnya sadar dengan daya pikatnya kan?’, pikir Shin.
Bagaimana bisa martabat puteri dan sebagainya jatuh? Shin ingin menanyakannya.
Di kegelapan malam, Rionne yang
diterangi oleh api unggun, keadaan riangnya yang dimiliki pada siang hari
menjadi tenang, dan memiliki suasana yang sepertinya sedikit aneh.
“Untuk kau menjadi bingung, apa tubuh ini
menarik?”
“Ini bukanlah aku paham dengan apa yang kamu
lakukan. Maksudku, apa ini hal yang harus kamu lakukan di situasi semacam ini?”
“Aku pikir kamu akan berkata ‘tidak ada
gunanya untuk bingung’, Shin! Jika begitu, aku akan memanfaatkan waktu dengan
baik saat aku tidak memiliki hal yang akan dilakukan.”
“Dimana kau memanfaatkan waktu? Mana?”
“Ini waktu yang efektif paling tidak bagi
diriku. Saat ini, aku bisa berbicara denganmu tanpa ragu.”
Sambil tersenyum agak kesepian,
Rionne membenarkan posisi duduknya.
“Tanpa ragu? Rionne, akan ada partner semacam
itu, seperti ketika kamu berbicara dengan Gadras. Aku pikir itu cukup jujur.”
“Gadras adalah guru pedangku. Aku lebih nyaman
dengan dia dibanding orang lain. Walaupun masih ada sesuatu seperti diding ke
keluarga kerajaan. Dalam hal itu, kamu benar-benar tidak ada pembatas, Shin.”
“Itu, dengan kata lain, aku hanya bersikap
kasar?”
“Sesekali aku juga ingin berbicara dengan
semacam partner yang merendahkan diri tiap saat. Tapi itu tidak cocok dengan
kepribadianku; Walaupun aku terbiasa dengan hal-hal seperti itu.”
Rionne sering pergi ke kota, tapi
karena publisitas yang buruk, bahkan petualang yang tidak terlalu memikirkan
tentang status sosial sepertinya merendahkan diri.
“Bagaimana dengan keluargamu? Ah, kamu tidak
perlu mengatakannya jika kamu tidak ingin. Sepertinya ada banyak perselisihan
di beberapa tempat.”
“Itu bukanlah hal yang aku sembunyikan
sebenarnya. Kamu benar, hubungan antar perseorangan keluarga kami... telah lama
hilang. Walaupun kami tidak dalam hubungan buruk, aku tidak tahu apa aku
menginginkan keluarga pengganti.
“Keluarga kerajaan ternyata seperti itu ya?
Baiklah, jika kamu membunuhkan seseorang untuk berbicara, aku akan menjadi
teman berbicara mu. ――Hei! Kenapa kau memelekat!”
“Terkadang, bahkan seorang puteri juga ingin
bergantung pada seseorang. Kamu mungkin mendengar keegoisan ku sedikit saat
mendengar ceritaku.”
‘Apa dia menggoda ku?’, Pikir Shin. Tapi, Rionne
tidak pernah melakukan lebih dari memeluk lengan Shin.
“Aku tidak bisa menunjukkan ini kepada
orang-orang di Istana.”
“Tidak ada orang disekitar. Sudah lama sejak
aku sedang tidak dipantau dimana-mana selain di pertarungan.”
“Huft... puteri...hanya kali ini saja.”
Setelah mengeluh, Shin melempar
ranting ke api unggun dengan tangannya yang bebas.
Mudah untuk menariknya jika dia
menginginkannya. Tapi, nada tidak senang yang Shin dengar membuat keinginan dia
menghilang.
Sebuah keluarga adalah hal yang
sangat penting untuk Shin. Meski sebelum game kematian, orang tuanya dalam
keadaan sehat, dan hubungannya dengan kakak dan adiknya juga bagus. Itu adalah
hal yang menyenangkan dan tempat dimana dia seharusnya kembali. Saat dia
memikirkan dirinya sendiri, dia tidak bisa tidak merasakan sesuatu dalam
keadaan Rionne.
Ekspresi tenang dari Rionne yang
meringankan bebannya, Shin ingin melihatnya sedikit lebih lama. Berbicara lebih
lanjut, tidak ada yang pemantauan yang Rionne bicarakan. Itu artinya, bahwa
Rionne selalu dipantau.
‘Kamu mungkin punya waktu untuk santai
sekarang’, pikir Shin.
“Shin, kau hangat.”
“Apa ini dingin?”
“Bukan itu yang aku maksud.”
‘Aku tahu’, gumam Shin dalam pikirannya, dan
melempar ranting lain ke api.
Suara *Pop* dan bunyi ranting
yang terbelah terdengar. Shin tidaklah bodoh untuk salah mengartikan itu di
situasi seperti ini.
Apa ini Rionne yang sebenarnya?
Shin tidak bisa menyimpulkannya. Dimana rasa semangat biasanya?
“Tidur segera, kita akan terus berlari besok.
Jangan sampai lelah.”
“Muu, baiklah. Atau aku harus menunggu
kesempatan selanjutnya?”
“Hilangkan pemikiran seperti itu sampai kita
berhasil menangani ‘Flood’.”
Shin yang mengambil sebuah
mantel, menaruhnya ke Rionne dan memperingatkannya untuk kepentingan
formalitas.
Rionne mungkin memahaminya.
Bagaimanapun juga, dia beristirahat dengan baik.
Diteleport ke Tempat Suci,
mengalahkan monster-monster, dan ketidaksabaran karena ‘Flood’. Ketika berbagai
faktor digabungkan, sikap sampai saat ini sudah diungkapkan, pikir Shin.
Kegelapan malam yang tanpa bulan.
Grup monster dari belakang.
Apa yang bisa diandalkan oleh
sesama pengembara, hanyalah api unggun kecil.
Tanpa memperhatikan kemampuan
kekuatan, tak heran bahwa perasaan untuk mencari orang yang dapat diandalkan
terlihat, pikir Shin.
Bagaimana Shin bisa
mengetahuinya, itu karena Shin sudah pernah mengalami hal yang sama.
Shin dan Rionne, Schnee dan
Tiera, Yuzuha dan Kagerou sedang bergerak menuju Balmel.
Sejumlah tentara besar monster
melebihi 1000 mendekat dikit demi sedikit.
Untuk melawan ancaman yang datang, semuanya akan bertemu di Balmel.
◆◆◆◆
next vol 5
BalasHapus