The New Gate Volume 4 Chapter 4 Part 3 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Selasa, 09 Januari 2018

The New Gate Volume 4 Chapter 4 Part 3



 

 Volume 4 Chapter 4 - Part 2



“Apa-apaan itu?...”

Saat Shin menghembuskan nafas kelelahan, dia mendengar suara *Ga-thunk* dari arah gerbang.

Saat dia melihat ke arah suara, gerbang sedang terbuka dengan perlahan-lahan.

 “Shin! Apa kau baik-baik saja!?”

Dari arah suara berasal, Rionne sedang berlari dari pintu masuk samping.

Sepertinya dia berhasil membuka gerbang dengan selamat.

 “Aku baik-baik saja Rionne. Entah bagaimana aku berhasil mengalahkan Gryphon. Apa itu tadi?’”

 “Ah, aku mendengar suara ledakan, jadi aku pikir kamu menggunakan kartu truf. Aku berpikir untuk mencoba kabur secepat mungkin ketika Gryphon sudah tidak mampu lagi.”

Monster di Tempat Suci tidak akan pergi keluar. Rionne sepertinya berniat untuk memanfaatkan peraturan.

Karena Gryphon merupakan monster tidak dikenali, ada kemungkinan dia akan mengejar mereka nanti, tapi Rionne menilai bahwa mungkin untuk mendorong baliknya hanya dengan 2 orang. Dan ada kemungkinan juga, Gryphon tidak dapat melewati gerbang yang hanya terbuka sedikit dengan tubuh raksasanya.

 “Karena itu kamu Shin. Walaupun aku juga merasa bahwa kamu bisa mengalahkannya... tapi, sepertinya itu memang benar.”

 “Terlebih lagi, aku berhasil memenuhi janjiku untuk hidup. Untuk  sekarang, ayo kita harus cepat sebelum gerbang tertutup.”

Shin mendesak Rionne untuk pergi ke luar gerbang.

Setelah itu, Shin dan Rionne pergi keluar dan berjalan di jalan kecil, dan persis seperti yang Rionne katakan. Gerbangnya tertutup otomatis. Saat Shin melihat ke langit, sihir penghalang yang menutupi Tempat Suci juga sudah tidak aktif.

Sebenarnya apa yang terjadi? Shin sama sekali tidak memahaminya.

Tapi, dia memutuskan untuk mengingat kejadian ini dengan baik, dan melihat ke Rionne.  Shin tersenyum dengan ekpresi selembut mungkin. Karena Rionne mungkin akan khawatir jika Shin memasang muka serius.

 “kita berhasil keluar.”

 “Ya, Untuk saat ini, disini seharusnya lebih aman dibanding di dalam.”



◆◆◆◆



Sambil waspada dengan sekitar, kedua orang itu sudah tidak setegang saat mereka di dalam Kalkia.

 “Ayo lari mulai dari sini. Kita berdua adalah Chosen Ones kelas atas. Dibanding  mencari desa untuk mendapatkan kuda, lebih kita berlari dan kita dapat datang lebih cepat.”

 “Ya, aku tidak keberatan. Balmel ada di sisi timur dari Pegunungan Melt, jadi jika kita berlari  di pegunungan, kita akan baik-baik saja.”

Balmel adalah kota benteng yang dibangung untuk  menangani ketika monster keluar dari Kalkia. Balmel menghadap ke laut dan pegunungan, dan sepertinya Balmel adalah tempat yang tepat untuk hidup jika tidak ada serangan monster masal.

Karena Shin juga memiliki janji dengan Schnee, Shin memutuskan untuk pergi ke Balmel seperti yang Rionne katakan. Mereka berlari pada kecepatan dimana kuda pun akan kalah. 

Setelah 15 menit berlari sambil mengabaikan monster yang terkadang terlihat, Shin menerima jumlah abnomal dari kehadiran monster di jangkauan penginderaannya.

 “...Hei Rionne, apa Balmel ada didepan?”

 “Ya, apa ada yang salah?”

 “Ada monster dengan jumlah besar di depan, apa itu baik-baik saja?”

Rionne, yang mendengar informasi yang Shin terima, tiba-tiba menjadi kaku.

 “Jangan katakan, ‘Flood’ sedang terjadi!?”

 “ ‘Flood’ ?“

 “Disekitar Tempat Suci,  dimana partikel demon terkumpul dan meluap dari Tempat Suci. Meski itu tidak berpengaruh ke tubuh human, saat partikel demon terkumpul dalam jumlah tertentu, semua itu akan membentuk menjadi monster dan akan tersebar ke sekitarnya. Kami menyebutnya sebagai ‘Flood’.”

Shin kebetulan pernah membaca tentang fenomena yang di jelaskan tadi di perpustakaan Bayreuth.

Di dalam buku dituliskan bahwa itu adalah cerita tentang munculnya monster-monster level rendah. Tapi tidak peduli berapa banyak Shin melihatnya, jumlah dari monster-monster dapat menyebabkan banyak sumber daya hancur.

 “Jika baris belakang monster masih disini, bagian depan mungkin belum sampai Balmel. Aku akan menyusulnya dan membantu Balmel.”

 “Baik. Seperti yang diduga, dalam situasi seperti ini kamu tidak akan meninggalkannya begitu saja ya Shin.”

Orang biasa pasti akan lari, tapi sayangnya, kedua orang itu bukanlah orang biasa.

Balmel tidak akan jatuh dengan mudah; ada tindakan balasan yang cukup karena itu adalah satu-satunya tujuan kota. Tapi, besar dari ‘Flood’ ini masih belum ditentukan, dan ada sesuatu yang tertulis,‘disana ada hal yang tidak ketahui yang mungkin akan terjadi’.

Ini bukanlah hal yang bisa Shin abaikan ketika dia mendengar tentang itu; itu adalah sifat dari seseorang yang dipanggil Shin.

 “Sepertinya, waktu yang dibutuhkan untuk pulang akan lebih panjang.”

Rionne berlari memutar untuk mengejar grup monster, Shin juga mempercepat langkah larinya. 

Setelah beberapa saat kemudian, grup monster yang sangat besar telah dipastikan dalam penghilatan.

Setiap ‘Flood’, sepertinya ada kecenderungan monster yang muncul. Kali ini adalah monster tipe humanoid, seperti goblin dan orcs sebagai mayoritas.

Apa ini berkah dari Tuhan? Dibanding kemampuan tinggi fisik milik beast dan golem yang tidak mengenal lelah, langkah mereka sangatlah lambat. Tapi, sekumpulan besar monster itu sudah pasti bergerak mengarah ke Balmel.

 “Hmm? Hei Rionne, ada asap keluar dari sana, apa kau tau itu?”

Di depan kanan Shin yang sedang berlari, awan asap yang besar muncul tiba-tiba terlihat.

Saat Shin mendengarkannya dengan baik-baik, suara ledakan terdengar. Rupanya, ada sesuatu yang terjadi di sekitar batas antara hutan di dataran dan pegunungan Melt.

 “Mungkin, Mist Garuda telah turun dari pegunungan. Pegunungan Melt adalah wiliayah Mist Garuda. Saat monster lahir dari ‘Flood’, ketika mereka mau memasuki pegunungan, aku dengar mereka menjadi debu. Itulah kenapa monster tidak memiliki pilihan lain selain maju melalui Balmel.”

Mist Garus mungkin tidak memiliki keinginan tertentu, tapi mereka sepertinya telah menjadi sosok yang menggiring monster pergi menuju Balmel dengan cara yang baik.

Selain itu, karena Mist Garuda membunuh monster-monster yang masuk tanpa izin ke pegununggan, jumlah monster yang tiba di Balmel bekurang. Oleh karena itu, semua kegiatan yang mencoba untuk memburu Mist Garuda di pegununggan Melt telah dilarang dalam perjanjian. Karena Mist Garus menggurangi kerusakan dari ‘Flood’, sangat keterlaluan jika harus saling berperang.

 “Itu Mist Garuda?”

Bayangan besar yang sedang terbang dilangit tertangkap mata Shin saat dia sedang berlari sambil melihat pegunungan.

Mist Garuda sedang terbang dengan santai sambil meninggalkan lengkungan jejak uap. Kabut yang berbentuk seperti burung menunjukkan nama dan levelnya cukup tinggi, berkisar antara 700-800. Dia memiliki banyak serangan spesial dan merupakan monster yang sangat kuat.

 “Oh, itu adalah...”

Dari Mist Garuda yang sedang menari di langit, sebuah kabut merah  disemprotkan.

Goblin dan Ogre mulai berjatuhan dengan tubuh mereka diselimuti api ketika kabut itu menyentuh mereka.

Itu merupakan salah satu dari serangan spesial milik Mist Garuda, ‘Fog of Flare’.

Jika kau tidak memiliki ketahanan atribut api di level tertentu, kamu dapat menerima abnormal status dimana HP milikmu akan berkurang 10% tiap detik dan mati di detik ke 10. Dikatakan bahwa peraturan dalam game mungkin salah, karena ini adalah kabut kematian yang membakar banyak player hingga mati, meskipun kali ini adalah monster yang sedang dibakar.

 “Omong-omong, kenapa monster-monster itu masih saja maju meskipun mereka tau akan terbakar?”

Shin berpikir hal semacam itu setelah melihat monster-monster yang masih tetap maju ke kematian mereka.

 “Monster yang lahir dari ‘Flood’ miliki tingkat kecerdasan yang kecil. Itulah mengapa mereka tetap maju sampai yang terakhir berdiri.”

Benar. Monster-monster yang lahir dari ‘Flood’ sepertinya berbeda dengan monster biasa.

Sambil berharap bahwa Mist Garuda membakar moster sebanyak mungkin, Shin dan Rionne memutuskan untuk pergi dari tempat itu. 

◆◆◆◆



Shin dan Rionne berlari di dataran saat mereka menyalip grup monster yang sebelumnya ada didepan mereka dan sekarang berubah menjadi gelombang hitam.

Map yang ditampilkan di penghilatan Shin saat dia melewati grup monster, hanya memunculkan satu tanda merah terang tanpa ada jarak dimana monster berada. Itu sangatlah ramai, dan  membedakan tiap individu juga susah.

 “Apa ini selalu kerumunan besar seperti itu?”

 “Mungkin. Aku pikir ada beberapa jenis besar skala di ‘Flood’, tapi aku tidak menginggatnya. Jumlah monster disana sedikit lebih banyak dibanding saat aku ikut berpartisipasi dalam pertarungan waktu itu. Akan lebih baik jika ada sedikit yang harus dipertimbangkan...”

Rionne memeriksa ingatannya sambil mengingat-ingat kejadian saat itu.

Apa yang Rionne katakan sebelumnya merupakan cerita dimana dia menarik pedangnya ke monster yang muncul dan berulang kali membunuh mereka. ‘Flood’ ini sepertinya lebih besar dibanding apa yang Rionne katakan tadi.

Bahkan jika Rionne tahu ada prajurit kuat disana untuk melindungi Balmel, langkah kakinya meningkat cepat secara natural.

 “Aku paham dengan perasaanmu, tapi kau terlalu memaksakan diri Rionne.”

Melihat Rionne yang memiliki nafas pendek, Shin meminta untuk istirahat.

Tidak peduli  seberapa banyak Chosen One kelas atas Rionne itu, staminanya bukan tak terbatas. Sebelum mencapai Balmel, tidak ada gunanya jika dia kelelahan dan tidak bisa bergerak.

 “Ayo kita istirahat sebentar di atas bukit itu. Kita juga sudah melewati grup bagian depan monster. Istirahatlah sebentar.”

 “Tapi!... Baiklah, Maaf. Kamu benar, Shin.”

Rionne mungkin mencoba untuk berkata bahwa dia masih bisa maju, tapi dia menyadari dengan keadaannya.

Jika dia terus maju, dia akan kehabisan enegi di pertengahan jalan. Karena mereka terus berlari dengan kecepatan tinggi, grup monster-monster itu sudah tertinggal jauh di belakang. Bahkan jika Shin dan Rionne sampai di Balmel, ada waktu beberapa hari sebelum monster mencapai mereka.

Dilihat dari pergerakan mereka, masuk akal untuk istirahat disini. Karena masih ada jarak yang harus ditempuh untuk sampai ke Balmel.

 “Balmel disebut sebagai kota benteng, jadi apa mereka sudah sering mengusir musuh berkali-kali?”

Ketika mereka istirahat, Shin bertanya tentang Balmel.

Jika itu adalah kota yang dibangun untuk mengontrol ‘Flood’, seharusnya ada pasukan militer dengan perlengkapan yang layak.

 “Itu benar, tapi itu tidak akan berakhir dengan korban yang sedikit. Selain itu, diantara 3 Chosen One kelas atas yang seharusnya melindungi Balmel, ada satu yang  tidak hadir.”

 “Apa tidak apa-apa untuk tidak hadir sebagai bagian utama pertahanan?”

 “Sepertinya ada sesuatu hal yang ada di gereja yang membuat dia harus melindungi orang tertentu. Akh... sebenarnya apa yang sedang gereja pikirkan?”

Rionne kesal karena dia tidak bisa memahaminya.

Kota benteng menurut Rionne, selain bagian dari pemecah ‘Flood’, telah menerima  Chosen One kelas atas dari gereja dan negara –negara tetangga. Karena kota benteng memiliki jumlah yang kecil, itu adalah strategi untuk mengimbangi kualitas.

Tapi kali ini, karena gereja telah menarik Chosen Ones atas kebijaksanaan mereka sendiri, keberatan keluar dari bermacam-macam negara.

 (Gereja?... Apa mungkin, orang itu?)

Mendengar “Gereja” dan “Orang tertentu”, sesosok ksatria yang merusak kereta kudanya saat perjalanan ke Falnido masuk ke pikiran Shin.

Di dunia ini, sangat umum bahwa status sebenarnya berbeda dari tinggi level. Tapi, seorang dengan level tinggi masih terbatas. Ksatria saat itu, terutama pria yang menghancurkan roda kereta kuda memiliki level 239. Levelnya lebih tinggi dibanding Rionne saat ini.

Ini tidak lebih dari kemungkinan cerita, tapi jika itu benar, diperlukan untuk menambah batasan ke pendekata yang mengancam ksatria.

 “Bagaimana dengan dua yang lainnya? Apa mereka bisa melakukannya?”

 “Kombinasi mereka tidaklah buruk. Dua yang lainnya adalah magic swordsman seperti aku dan seorang mage. Jika mereka bekerja sama dengan petualang yang berlevel tinggi yang ada di Balmel, mereka tidak akan kalah selama tidak ada kesalahan. Masalahnya adalah jumlah korban.”

 “Seberapa jauh mereka dapat mengurangi musuh menggunakan skill sihir dari mage adalah kuncinya”, Rionne bergumam dan meminum air.

Meskipun seberapa banyak mage yang dipanggil Chosen One, skill tidak bisa dikeluarkan selamanya.

Meski itu bergantung pada kemampuan dan keterampilan, ada batasan-batasan jarak yang bisa dijangkau.

 “Bagaimana dengan pasukan dari Balmel? Disana ada Chosen Ones dari guild petualang kan?”

 “Benar, selain dari orang yang dikirim. Ada orang kuat yang hampir setara dengan Chosen One kelas atas. Tapi kebanyakan dari mereka adalah petarung jarak dekat. Hanya ada beberapa orang yang dapat menggunakan serangan area.”

Itu akan baik-baik saja jika monsternya berjumlah kecil, tapi jika itu datang jumlah beberapa ratus ribu, kekalahan akan terjadi di jangka panjang. Karena monster yang muncul di ‘Flood’ levelnya rendah, bahkan jendral prajurit dapat membantu untuk membuat mereka sibuk.

Meski  jalan untuk pergi kesana telah berubah, Shin memutuskan untuk menghubungi Schnee untuk berjaga-jaga.

 (“Ini Shin, apa boleh untuk berbicara sekarang?”)

 (“Ya, apa ada sesuatu yang terjadi?”)

Setelah memastikan tidak ada masalah untuk berkomunikasi, Shin memberitau tentang ‘Flood’ ke Schnee.

 (“Aku tidak bisa mengatakan apapun tentang skalanya kecuali aku melihatnya sendiri. Jika jumlah normal, paling tidak kita tidak perlu khawatir dengan Balmel.”)

Schnee menilai dengan tenang setelah mendengar cerita Shin.

Tapi, ada yang tidak biasa kali ini.

 (“Apa kamu sudah mengambil 1 Chosen One yang tidak hadir kedalam perhitungan?”)

 (“Jika Chosen One yang tidak ada bukanlah mage, itu akan baik-baik saja. Karena monster itu sendiri dapat ditangani hanya dengan pasukan Balmel.”)

 “Walaupun aku belum mempertimbangkan korbannya”, Schnee melanjutkan.

 (“Baiklah. Aku akan buru-buru ke Balmel dari sini, kamu juga harus cepat kesana.)

 (“Baiklah.”) 

Dengan adanya Schnee, itu seharusnya tidak ada masalah jika tanpa Chosen One dan sebagainya.

Meski Tiera tidak bisa bergerak dengan cepat, dia seharusnya tidak akan terlambat jika Kagerou sedang bersama dengannya.

 “...Baiklah, kita sudah beristirahat yang cukup. Ayo bergegas bergerak, Shin.”

Terimakasih sudah beristirahat sebentar, Rionne sepertinya sudah pulih karena dia berdiri dengan cepat.

Pembicaraanya dengan Schnee juga sudah berakhir. Shin juga berdiri bersamaan dengan Rionne.

 “Baiklah, tapi aku akan membawa itu.”

Setelah mengatakan itu, Shin membawa Muspelm yang tergeletak di tanah ke punggungnya.

Ini bukanlah beban yang besar bagi Shin karena tingginya kekuatan fisiknya. Shin memutuskan bahwa itu akan sulit untuk Rionne bawa sambil berlari sepanjang waktu.

 “Mu! Aku bisa membawa senjataku――”

 “Daripada meributkannya sekarang, lebih penting untuk berjalan segera. Kau sudah lelah setengah jalan.”

 “Ugh, jika itu yang kamu katakan, aku tidak bisa berkata lagi...””

Karena ada alasan bahwa mereka harus ambil istirahat, Rionne tidak bisa membantahnya.

Prioritas utama disini adalah untuk melanjutkan perjalannya, dan Muspelm dipercayakan kepada Shin.

 “Mumumu!”

 “Kenapa kamu mengeluh?”

 “Kita harus cepat, tapi... akh sial, aku malu karena lelah dengan jumlah ini.”

 “Kamu secara tidak terduga membenci kekalahan ya.”

Walaupun mereka sedang berbicara, kecepatan lari mereka tidaklah menurun.

Beban Rionne yaitu Muspelm telah berkurang banyak, buktinya dia dapat berbicara.



◆◆◆◆



Mereka terus berlari hampir seharian, dan selesai persiapan berkemah sebelum matahari terbenam.

Seperti yang diduga, untuk terus berlari seharian tanpa tidur, tidak peduli berapa banyak stamina itu tetaplah susah, jadi mereka memutuskan untuk mendapatkan tidur yang cukup di tenda biasa yang mereka dirikan bersama dan bergantian berjaga.

Setelah selesai makan, dan Shin sedang membersihkannya, Rionne mulai berbicara. Dia dengan santai mendekati Shin dan memberikan tatapan  genit.

 “Kamu benar-benar memiliki banyak barang. Bahkan jika aku sudah siap, bukankah ini benar-benar dipersiapkan?”

 “Dari awal aku memang sudah siap dengan perjalanan. Karena aku dipanggil kesana, hanya inilah hal yang aku punya. Sekali kamu mengubah mereka ke kartu, itu tidaklah besar.”

 “Ini karena kamu bisa menggunakan item kartu? Aku berharap kerajaanku memiliki seseorang dengan kemampuan seperti itu.”

Ketika Shin bertanya pada Wilhelm, seharusnya ada kemungkinan bahwa Rionne dan Chosen Ones kerajaan lain memiliki Item Box jika mereka memiliki item.

 “Aku tidak akan berbicara tentang kerjasama.”

Shin tidak tahu dengan informasi lengkapnya, dan bagaimanapun juga dia tidak akan melakukannya.

 “Tidak baik?”

 “Tidak baik.”

 “Tidak peduli apapun itu?”

 “Tak akan. Hei! Jangan mendekat!”

Shin menjauhkan dirinya dari Rionne yang mendekatinya.

Disekitar tempat yang menonjolkan dadanya, ‘Rionne sebenarnya sadar dengan daya pikatnya kan?’, pikir Shin. Bagaimana bisa martabat puteri dan sebagainya jatuh? Shin ingin menanyakannya.

Di kegelapan malam, Rionne yang diterangi oleh api unggun, keadaan riangnya yang dimiliki pada siang hari menjadi tenang, dan memiliki suasana yang sepertinya sedikit aneh.

 “Untuk kau menjadi bingung, apa tubuh ini menarik?”

 “Ini bukanlah aku paham dengan apa yang kamu lakukan. Maksudku, apa ini hal yang harus kamu lakukan di situasi semacam ini?”

 “Aku pikir kamu akan berkata ‘tidak ada gunanya untuk bingung’, Shin! Jika begitu, aku akan memanfaatkan waktu dengan baik saat aku tidak memiliki hal yang akan dilakukan.”

 “Dimana kau memanfaatkan waktu? Mana?”

 “Ini waktu yang efektif paling tidak bagi diriku. Saat ini, aku bisa berbicara denganmu tanpa ragu.”

Sambil tersenyum agak kesepian, Rionne membenarkan posisi duduknya.

 “Tanpa ragu? Rionne, akan ada partner semacam itu, seperti ketika kamu berbicara dengan Gadras. Aku pikir itu cukup jujur.”

 “Gadras adalah guru pedangku. Aku lebih nyaman dengan dia dibanding orang lain. Walaupun masih ada sesuatu seperti diding ke keluarga kerajaan. Dalam hal itu, kamu benar-benar tidak ada pembatas, Shin.”

 “Itu, dengan kata lain, aku hanya bersikap kasar?”

 “Sesekali aku juga ingin berbicara dengan semacam partner yang merendahkan diri tiap saat. Tapi itu tidak cocok dengan kepribadianku; Walaupun aku terbiasa dengan hal-hal seperti itu.”

Rionne sering pergi ke kota, tapi karena publisitas yang buruk, bahkan petualang yang tidak terlalu memikirkan tentang status sosial sepertinya merendahkan diri.

 “Bagaimana dengan keluargamu? Ah, kamu tidak perlu mengatakannya jika kamu tidak ingin. Sepertinya ada banyak perselisihan di beberapa tempat.”

 “Itu bukanlah hal yang aku sembunyikan sebenarnya. Kamu benar, hubungan antar perseorangan keluarga kami... telah lama hilang. Walaupun kami tidak dalam hubungan buruk, aku tidak tahu apa aku menginginkan keluarga pengganti.

 “Keluarga kerajaan ternyata seperti itu ya? Baiklah, jika kamu membunuhkan seseorang untuk berbicara, aku akan menjadi teman berbicara mu. ――Hei! Kenapa kau memelekat!”

 “Terkadang, bahkan seorang puteri juga ingin bergantung pada seseorang. Kamu mungkin mendengar keegoisan ku sedikit saat mendengar ceritaku.”

 ‘Apa dia menggoda ku?’, Pikir Shin. Tapi, Rionne tidak pernah melakukan lebih dari memeluk lengan Shin.

 “Aku tidak bisa menunjukkan ini kepada orang-orang di Istana.”

 “Tidak ada orang disekitar. Sudah lama sejak aku sedang tidak dipantau dimana-mana selain di pertarungan.”

 “Huft... puteri...hanya kali ini saja.”

Setelah mengeluh, Shin melempar ranting ke api unggun dengan tangannya yang bebas.

Mudah untuk menariknya jika dia menginginkannya. Tapi, nada tidak senang yang Shin dengar membuat keinginan dia menghilang.

Sebuah keluarga adalah hal yang sangat penting untuk Shin. Meski sebelum game kematian, orang tuanya dalam keadaan sehat, dan hubungannya dengan kakak dan adiknya juga bagus. Itu adalah hal yang menyenangkan dan tempat dimana dia seharusnya kembali. Saat dia memikirkan dirinya sendiri, dia tidak bisa tidak merasakan sesuatu dalam keadaan Rionne.

Ekspresi tenang dari Rionne yang meringankan bebannya, Shin ingin melihatnya sedikit lebih lama. Berbicara lebih lanjut, tidak ada yang pemantauan yang Rionne bicarakan. Itu artinya, bahwa Rionne  selalu dipantau.

 ‘Kamu mungkin punya waktu untuk santai sekarang’, pikir Shin.

 “Shin, kau hangat.”

 “Apa ini dingin?”

 “Bukan itu yang aku maksud.”

 ‘Aku tahu’, gumam Shin dalam pikirannya, dan melempar ranting lain ke api.

Suara *Pop* dan bunyi ranting yang terbelah terdengar. Shin tidaklah bodoh untuk salah mengartikan itu di situasi seperti ini.

Apa ini Rionne yang sebenarnya? Shin tidak bisa menyimpulkannya. Dimana rasa semangat biasanya?

 “Tidur segera, kita akan terus berlari besok. Jangan sampai lelah.”

 “Muu, baiklah. Atau aku harus menunggu kesempatan selanjutnya?”

 “Hilangkan pemikiran seperti itu sampai kita berhasil menangani ‘Flood’.”

Shin yang mengambil sebuah mantel, menaruhnya ke Rionne dan memperingatkannya untuk kepentingan formalitas.

Rionne mungkin memahaminya. Bagaimanapun juga, dia beristirahat dengan baik.

Diteleport ke Tempat Suci, mengalahkan monster-monster, dan ketidaksabaran karena ‘Flood’. Ketika berbagai faktor digabungkan, sikap sampai saat ini sudah diungkapkan, pikir Shin.

Kegelapan malam yang tanpa bulan.

Grup monster dari belakang.

Apa yang bisa diandalkan oleh sesama pengembara, hanyalah api unggun kecil.

Tanpa memperhatikan kemampuan kekuatan, tak heran bahwa perasaan untuk mencari orang yang dapat diandalkan terlihat, pikir Shin.

Bagaimana Shin bisa mengetahuinya, itu karena Shin sudah pernah mengalami hal yang sama. 

Shin dan Rionne, Schnee dan Tiera, Yuzuha dan Kagerou sedang bergerak menuju Balmel.

Sejumlah tentara besar monster melebihi 1000 mendekat dikit demi sedikit.

Untuk melawan ancaman yang  datang, semuanya akan bertemu di Balmel.




◆◆◆◆




1 komentar: