Volume 5 Chapter 2 Part 3
“Aku hanya mendengar ceritanya saja, tapi
mereka benar-benar datang ya?”
“Ada banyak orang yang memiliki banyak
pengalaman tempur, seperti ibu ku dan ayah ku, mereka dapat membaca alur
pertempuran hanya dengan intuisi mereka. Itu adalah perasaan yang belum aku
mengerti sampe sekarang.”
Di depan mereka, mereka melihat
gerombolan monster bergerak maju sambil merubuhkan pohon-pohon hutan. Jumlah
monster begitu besar, hingga hutan berubah menjadi gelombang hitam. Dengan cara dunia bekerja, monster-monster ini
biasanya akan saling bermusuhan. Melihat hal itu, Tiera membicarakan hal-hal
yang Shin bicarakan dan merasa hal itu menjadi kenyataan.
“Kaede-chan, apa kau tahu monster tipe apa
mereka dan berapa level mereka?”
“Ya, tapi meski aku mengungkapkannya, aku
bingung dengan semua monster yang bercampur, dan jujur saja, mereka tidak
memiliki jenis. Bahkan level terkecil mereka adalah 200. Ada individu yang
memiliki level 350, aku yakin dia pemimpinnya.”
“Terima kasih. Aku akan menghubungi Shin dan
Master, jadi tolong katakan padaku jika ada perubahan.”
“Baiklah.”
Tiera mempercayakan Kaede untuk
menjadi pengintai dan membuka ‘message card’. Grup 3 mulai bergerak ketika
mereka menyebar di depan benteng. Tiera dengan cepat menulis informasi mengenai
monster yang dia dengar dari Kaede dan mengirimkannya ke Shin dan Schnee.
Jika dalam keadaan dimana Shin
dan yang lainnya tidak berada di dekat Tiera dan grup nya, dia disuruh untuk
langsung menghubungi mereka jika ada monster yang datang.
“Ini pasti cukup. Sekarang, aku harus membuat pengalihan sampai Shin dan
master datang.”
“Aku akan membantu mu.”
“Terima kasih. Meski aku mengatakan itu,
Kaede-chan lebih kuat dari aku.”
“Tidak, aku diajarkan bahwa kekuatan bukanlah
segalanya, dan karena aku juga percaya dengan diriku sendiri, tolong tak usah
sungkan untuk memberikan perintah.”
Apa ini pengaruh dari
pendidikannya Shadow dan Holly? Kaede tidak memiliki sifat arogan walaupun stat
nya lebih tinggi. Dikatakan bahwa kekuatan adalah keadilan, atau sesuatu
seperti itu, tapi dia terbebas dari kesombongan yang biasanya dimiliki oleh
Chosen One. Disisi lain, Kaede lebih terkesan dengan kemampuan Tiera yang dapat
menahannya dengan stat orang normal. Meski Tiera tidak menyadarinya.
Meskipun stat Tiera rendah,
karena dia telah menjalankan pelatihan dari Schnee selama 100 tahun,
kemampuannya telah mencapai level expert. Selama pekerjaan mengawal, ketika dia
membunuh bandit dengan 1 panah, hanya kemampuan persepsi elf nya dan skill memanah
nya saja yang digunakan. Dia juga bertarung melawan monster diatas level 100
saat bepergian. Meski dia sendiri tidak menyadarinya, dia memiliki kekuatan
untuk bertarung dengan imbang melawan kapten pasukan Knight jika dia serius.
Apalagi, dia ditemani ‘divine beast’.
Dia awalnya adalah seorang
Alchemist dan sekarang seorang Tamer. Tamer tidak unggul dalam kemampuan fisik,
dan kemampuan mereka diputuskan bersama dengan partner mereka sebagai 1 set.
Menurut logika, Tiera bisa dibilang lebih kuat dari Kaede.
Kaede tidak sebodoh itu untuk
bersikap angkuh kepada Tiera.
“Saat mereka sudah sedikit lebih dekat, aku
akan menembak individu yang terlihat seperti pemimpin menggunakan busur ku.
Setelah itu, aku tidak bisa melakukan hal lain selain terus menembakan panah.”
“Apa kau bisa menembaknya dari sini?”
“Aku bisa, entah mengapa, dengan senjataku dan
bantuan Kagerou, aku merasa bisa melakukannya. Kali ini Yuzuha-chan juga ada
disini. Bahkan jika aku punya Skill 【Far Sight】, aku tidak merasa seperti aku sangat dibutuhkan.”
“Itu tidak benar, seseorang yang ditemani oleh
‘divine beast’ seperti mu sama sekali tidak buruk! Tiera-san juga lebih handal
menggunakan busur dibanding instruktur di sekolah pelatihan.”
Orang lain mungkin akan berkata
“Apa yang kau maksud?” ke Tiera yang sama sekali tidak menyadari kemampuannya
sendiri. Biasanya ketika kemampuan seseorang itu rendah, tidak peduli berapa
banyak bantuan yang dia dapat, hasilnya akan tetap rendah. Karena dia baru
memulai latihan pertarungan nyata sejak meninggalkan Tsuki no Hokora dan berada
disekitar Schnee terlalu lama, Tiera telah kehilangan akal sehat untuk mengukur
kekuatan orang. Inilah yang memberikan kesan palsu tentang kekuatannya sendiri.
Apalagi, fakta bahwa Gaien dan
Tsubaki yang melakukan permintaan mengawal bersama saat itu, juga memiliki
kemampuan yang tidak sesuai dengan level dan peringkat mereka. Untuk membuat
keadaan lebih buruk, beberapa hari yang lalu dia berlatih di tempat pelatihan,
yang ditujukan hanya untuk petualang peringkat rendah yang mencoba mengalihkan
perhatian mereka dari kecemasan mereka sendiri. Karena perubahan nasib yang
aneh ini, Tiera belum bisa mengetahui kemampuannya sendiri dengan benar.
“Semua orang bisa melakukan ini jika diberi
waktu 100 tahun tau?”
“Tentu, sudah pasti seperti itu jika kau berkata
demikian.”
Tiera Lucent.
Seorang wanita yang menjadi
perwujuan dari kalimat ‘Apa yang tidak membunuhmu membuatmu menjadi kuat’.
“Sekarang waktunya!”
Melihat Tiera yang sudah siap
dengan busurnya, Kaede juga mulai mempersiapkan Tehnik Jiwa nya.
Membalas perapalan Kaede, Bola yang
mengeluarkan cahaya hijau zamrud muncul. Atribut Tehnik Jiwanya adalah angin.
Itu adalah atribut yang dapat menyaingi tehnik jiwa beratribut air dan tanah. Bola
hijau zamrud adalah sesuatu yang memvisualisasikan roh angin. Sebuah roh di dalam
bola cahaya adalah hasil dari tehnik jiwa tingkat rendah. Ketika level skill
meningkat, itu akan mengambil berbagai bentuk yang sesuai.
Kaede telah meminta perlindungan
ilahi dari roh angin. Karena itu dapat meningkatkan kesempatan mengenai target dengan
menggunakan serangan jarak jauh dan mengurangi kesempatan terkena serangan
jarak jauh musuh, perlindungan ilahi dikatakan perlu digunakan untuk seseorang
yang menggunakan busur.
“Aku sudah memberikan perlindungan ilahi.”
“Terima kasih”
Tiera,yang sedang berkonsentrasi
menarik busur, berterimakasih dengan nada rendah.
Busur yang Tiera gunakan bukanlah
busur kayu murni yang dulu dia gunakan sampai sekarang, dan sebagai gantinya
busur yang sangat kuat dengan tambahan logam diseluruh bagiannya. Busur itu
dibuat menggunakan kayu dari pohon sihir yang dikatakan sudah berumur ribuan
tahun dan dicampur dengan mitril, yang memiliki afinitas yang bagus terhadap
sihir. Busur itu sendiri diisi dengan kekuatan sihir yang sangat padat. Apa
anak panah yang dia gunakan sudah diproses juga? Bagi Kaede, panah-panahnya
menyerap kekuatan sihir dari busur itu.
Kagerou dan Yuzuha menggeram
disamping Tiera yang sedang menarik busur. Pada saat bersamaan, Tiera sendiri
mulai bersinar seperti dikelilingi oleh petir ungu.
“――! ――――!”
Apa dia sedang berkonsentrasi?
Tiera sepertinya tidak menyadari keadaan dirinya. Dia menahan napasnya sambil
menarik busur agar tembakannya tidak melenceng dari sasaran.
Kemudian, pada saat bersamaan
ketika serangan jarak jauh oleh pemanah dan penyihir dimulai, Tiera juga
melepaskan semua kekuatan yang sudah di
isi ke busurnya.
“Kya!”
Pada saat anak panah terlepas, angin
yang sangat kuat berputar disekitar Tiera, menyebabkan Kaede mengeluarkan
teriakan kecil. Itu adalah recoil dari kekuatan sihir yang telah difokuskan
kedalam satu titik lalu dilepaskan.
Orang-orang yang tidak bisa
menyerang dari jauh dan hanya bisa melihat Tiera dan yang lainnya, kehilangan
keseimbangan mereka dan terjatuh karena angin yang tiba-tiba muncul. Banyak
orang jatuh bukan karena angin biasa.
Melainkan karena mereka melihat
tontonan saat anak panah dilepaskan.
“Apa itu...”
Seseorang berkata, tapi semua
orang memikirkan hal yang sama.
Apa yang telah ditembakan Tiera,
apa itu benar-benar sebuah ‘anak panah’? Adegan itu yang mereka lihat membuat
mereka ragu.
Anak panah yang ditembakkan dari
busur itu sudah diberi kekuatan sihir, dan anak panah itu terbang beberapa
kemel menuju monter dalam sekejap, meninggalkan cahaya dan kilatan petir
keungu-unguan.
Jika Shin melihat ini, dia
mungkin akan berkata, “ini laser”. Panah itu sangat cepat, seperti Sistem Skill
Sihir : Tehnik Cahaya. Panah itu bergerak lurus, mengabaikan lintasan busur
yang merupakan karakteristik seorang pemanah, bergerak menuju ‘Ogre Leader’
yang merupakan salah satu pemimpin monster. Saat panah itu menembus tanah, kilat
petir keungu-unguan menyebar beberapa meter dan mengikis ‘Ogre Leader’ dan
sekitarnya. Meski hanya satu anak panah yang ditembakkan, kerusakan areanya
menyebabkan selusin monster mati termasuk pemimpinnya.
Monster seperti ‘Ogre Leader’
yang telah diserang Tiera hancur, hanya meninggalkan tangan dan kaki. Monster
yang merupakan bawahannya melihat ini dan tampaknya sangat bingung dengan
situasi yang tiba-tiba ini.
“Um...Tiera-san, apa panah itu...”
“Shin meminjamkan busur ini karena dia pikir
aku sudah bisa menggunakannya sekarang... Tapi aku tidak mendengar akan ada
banyak sekali kekuatan yang keluar saat aku menembaknya dengan serius!”
Dilihat dari nada Tiera, sepertinya
tidak mengeluarkan banyak kekuatan saat dia berlatih. Sambil melihat busur yang
dia pegang ditangannya, wajahnya menjadi kaku.
“U-untuk saat ini, mari prioritaskan membunuh
monster dulu! Aku pikir kau tidak perlu terlalu serius memikirkannya!”
“Be-Benar! Aku akan menanyakannya nanti;
sekarang waktunya untuk menahan monster yang ada di depan kita!”
Walaupun tembakan Tiera telah
mengurangi moral monster dengan tembakan panahnya, jumlah monster hampir tidak
berubah. Ketika mereka telah tenang, Tiera dan Kaede memutuskan untuk melanjutkan
serangan mereka.
Orang-orang disekitar mereka juga
kembali ketempat mereka saat mereka melihat keduanya bersiap-siap untuk
melanjutkan serangan. Mereka mulai bergerak untuk melakukan hal-hal yang mereka
pikir bisa mereka lakukan.
“Ini dia, satu serangan lagi”
Satu serangan seperti kilapan
cahaya sekali lagi ditembakan dari busur yang Tiera pegang. Seperti yang
barusan terjadi, pemimpinnya hancur dan kerusuhan terjadi pada bawahannya.
Tapi, bahkan dengan kekuatan sebanyak
itu, jika seseorang menghitung jumlah sihir dan waktu yang dibutuhkan untuk
konsentrasi dan mengisi serangan, dia tidak dapat dengan cepat mengeluarkan
serangan. Secara keseluruhan, kerusakan yang dia buat tidak sebanding dengan
jumlah monster.
Selain itu, setelah beberapa
tembakan, monster yang tersisa telah belajar untuk memprediksi serangan Tiera
dan para pemimpin mulai mundur di luar jangkauan serang. Kemudian mereka hanya
mengirimkan monster bahawannya ke Balmel.
“Ugh, Maafkan aku, aku butuh istirahat
sebentar.”
Setelah 10 tembakan, Tiera
menurunkan busurnya dan duduk.
Dalam hal kekuatan, sudah wajar
kalau semakin besar serangan, semakin besar juga tingkat konsumsi sihirnya.
Walaupun memang mungkin untuk menembak tanpa menggunakan sihir, akan lebih baik
untuk menunggu sihirnya pulih jika mempertimbangkan tingkat ke efesiensinya.
Sambil mengelus-elus Kagerou yang
sedang melihat dengan cemas, Tiera mengambil obat sihir ‘ether’ dan mengkonsumsinya. Tiera menelan cairan yang tidak berbau dan
agak manis, dan mengalihkan penglihatannya ke medan tempur.
Di depan tatapan nya, dia melihat
pasukan kuda dari grup 3 Balmel menyerang gerombolan monster sambil menerima
dukungan dari pasukan pernyihir.
Pasukan Knight menyerbu ke area
dimana monster yang masih dalam kekacauan dari pemboman Tiera. Monster-monster
tidak bisa menahan serangan itu.
Yang menyerang adalah pasukan
elit dari grup 3. Saat penyerangan mereka, monster-monster diinjak-injak
berulang kali tanpa ada korban satupun. Jika kau melihat lebih dekat, sesuatu
seperti selaput cahaya bisa dilihat melapisi Knight dan kuda mereka.
Divine Magic Art : 【Light of Mercy】. Ini adalah salah
satu art yang Tiera ingat. Awalnya itu adalah keahlian yang dimiliki priest,
ini adalah perisai personal yang menyerap damage dari monster. Para Mage dan
sejenisnya sering menggunakannya untuk menutupi kelemahan mereka dari pertahanan,
ini dugunakan untuk menangkal serangan dadakan. tapi sekarang itu adalah art
yang dipelajari banyak orang terlepas dari job mereka. Banyak prajurit berkuda
yang kembali karena kehilangan selaput cahaya, kemudian para penyihir akan
memberikan selaput cahaya lagi. Lagipula, Art tidak sekuat Skill.
“Jika mereka kesini, aku akan bertarung juga!”
Saat mereka mendekat, Kaede
merapalkan Tehnik Jiwa lagi. Roh berbagai ukuran terbang di udara, kemudian peluru udara yang hampir medekati
ukuran bola sepak menyebar ke gerombolan monster.
Ketika bola berbagai warna yang
ada di udara mengenai target mereka, asap dengan jumlah banyak keluar.
Kemudian, monster-monster yang terkena asap tersebut berhenti bergerak dan
mulai bertingkah aneh seperti menyerang kawannya sendiri.
“Aku mengerti, efek dari 【Wind
of Interference】 diperkuat oleh Tehnik Jiwa kan?”
“Ya, meski aku tidak mengharapkan dapat
menyakiti musuh, serangan ini pas untuk mengganggu musuh.”
【Wind of
Interference】adalah sihir yang berada di tingkat
menengah Skill Sihir Tehnik Angin. Skill Sihir yang melibatkan penembakan
peluru angin yang dapat memberikan status debuff acak kepada target; memiliki
kemungkinan tinggi menyebabkan status abnormal, tapi kerusakan yang diberikan
hampir tidak ada.
Alasan mengapa Kaede memilih
melakukan itu, itu karena Shadow dan Holly yang berpengalaman dalam pertempuran
skala besar selain ‘Flood’, telah mengajarinya untuk melakukan hal tersebut. Lebih
dari serangan langsung dibutuhkan agar efektik ketika berhadapat dengan banyak
lawan sekaligus menggunakan skill seperti racun, kelumpuhan, dan kebingungan
adalah salah satu strategi yang mencegah pihak lain untuk menunjukkan kekuatan
mereka sebagai sebuah kelompok.
Ada perbedaan besar dalam
kekuatan antara kelompok terorganisir yang bertindak bersama secara sistematis dan kelompok yang tidak pernah diorganisasikan
atau menjadi tidak terorganisir. 【Wind of Interference】 digunakan untuk mencegah hal itu terjadi.
Monster-monster yang sudah datang
mendekat, telah terganggu oleh kekacauan yang terjadi di dalam kelompok mereka.
Monster-monster yang terkena lumpuh terjatuh dan terinjak-injak oleh monster
yang ada dibelakang mereka. Monster yang terkena kebingungan menyerang kawan
mereka dari belakang. Barisan depan, yang berdiri dalam satu garis lurus, mulai
mengalami perubahan besar, membentuk celah antara monster yang masih melaju dan
monster yang tertinggal di belakang.
Pasukan berkuda Balmel tidak
menyia-nyiakan kesempatan ini, dan membunuh monster yang telah keluar dari
barisan-barisan kecil.
“Itulah Elite Balmel . Tapi...”
“Ya, pada tingkat ini, itu akan buruk.”
Pergerakan Knight telah
menunjukkan skill mereka. Tapi dalam jangka panjang, ada batasan dalam jumlah
musuh yang pasukan berkuda, penyihir, serangan jarak jauh dapat kalahkan.
Alasan untuk tidak mengirimkan prajurit yang berjalan kaki, itu karena mereka
tau tinggal masalah waktu saja sebelum mereka tersapu oleh banyaknya jumlah
monster.
“Sekarang saatnya!”
“Grue!”
Kagerou menjawab Tiera dengan
mengaung. Tiera dan Kagerou berdiri menjauh dari arah datang monster. Tiera
telah berjaga di sini untuk bersiap-siap jika monster bergerak ke tempat dimana
tidak ada Chosen One.
Kagerou diharapkan dapat
mendukung Tiera jika saatnya tiba.
“Kuu! Kuu!”
“Yuzuha-chan?”
Disamping Kagerou yang menatap
musuh dengan berani, Yuzuha mengangkat kakinya dan bersuara. Dia seperti ingin
berkata, “Yuzuha juga! Yuzuha juga!”
“Okay, aku mengandalkmu juga Yuzuha-chan.”
“Ku!”
“Serahkan padaku!” Itulah yang Yuzuha katakan
dengan suara yang ceria.
Meskipun Yuzuha masih jauh dari
kekuatan penuhnya, level Yuzuha melebihi angka 400, dan karena ekornya sudah membelah
menjadi 3, dia dapat menggunakan Tehnik Api dan Tehnik Petir selain Sihir
Ilahi. Kekuatan tempurnya tidak lebih lemah dari Chosen One kelas atas. Yuzuha
sudah lebih dari cukup sebagai kekuatan tempur.
Dukungan Kagerou dan Yuzuha
menyumbang hampir setengah dari kekuatan pengeboman Tiera sebelumnya. Bahkan
jika Tiera memiliki banyak item buatan Shin, dia hanya bisa menggunakan
senjata yang tersedia untuk kelas biasa
dengan stat nya, dan itu akan menjadi masalah serius jika dia menyerang secara
sembarang menggunakan senjata yang lebih kuat. Akurasinya yang rendah adalah hasil
dari rendahnya afinitas antara senjata dan dukungan yang diberikan padanya. Anehnya,
meski DEX nya rendah, dia dapat menembak target dengan busur kuat seperti yang
dia pegang saat ini; secara umum, kemampuan Tiera tidak bergantung pada stat
nya.
“Baiklah! Kekuatan sihir ku sudah pulih. Aku
akan mengurangi jumlah musuh sedikit lagi.”
Setelah kekuatan sihirnya pulih,
Tiera mengarahkan busurnya ke arah pemimpin musuh dan mulai menembak lagi.
Tembakan busurnya, yang mustahil
di serang balik karena mereka datang dari titik tertinggi di benteng, memiliki
dampak kecil tapi stabil pada kelompok yang dia serang.
Sementara itu, individu yang
sepenuhnya berbeda dari monster lain muncul di depan penglihatannya.
Tubuhnya lebih besar, 2x lipat
dari ogre. Memiliki kulit biru yang hampir hitam, di kepalanya ada 2 kristal
yang berbentuk seperti tanduk, dan memegang kapak besar yang diselubungi oleh
aura merah gelap.
“Yang itu sedikit besar.”
“Itu bukan pemimpin sebuah kelompok. Nama yang
muncul ‘Berserk’. Levelnya... Aku tidak bisa melihatnya?!”
Kaede berteriak saat tanda 『???』muncul pada kolom level.
Jika Kaede, yang merupakan
seorang critical yang dapat menyaingi
Chosen One tidak bisa melihat levelnya, maka levelnya mungkin melebihi 500.
Disamping Kaede yang sedang
terkejut, Art Sihir dan panah dalam jumlah besar membanjiri ‘Berserk’. Bahkan
dari kejauhan, pasukan knight tidak kompeten seperti untuk melewatkan suasana
aneh yang Berserk keluarkan.
Serangan itu cukup kuat untuk menghancurkan
Ogre biasa dan Ogre Commander, tapi sebelum mereka dapat menyerang, Berserk
mengayunkan kapaknya dengan kekuatan yang luar biasa.
Saat kapak diayunkan, kapak
tersebut menghasilkan badai angin. Angin yang dihasilkan, tidak hanya menerbangkan
panah dan sihir, bahkan monster ikut diterbangkan olehnya. Meski serangan yang
dituju menyebabkan kerusakan pada monster disekitar, tidak ada satu anak panah
pun yang dapat mencapai bagian vital Berserk.
Sementara sihir dan anak panah
telah membunuh banyak monster lain, Berserk, yang berada di pusat serangan,
tidak mengalami luka sedikit pun. Mereka bergerak menuju Balmel tanpa
kehilangan kecepatan.
“Apa itu!”
“Senjata itu, aku yakin performanya hampir
mendekati senjata sihir. Bahkan Berserk itu tidak mundur dari serangan tadi dan
malah menggunakan senjatanya seperti itu.”
“Ini bukan waktunya untuk terkejut. Kagerou,
Yuzuha-chan, pinjamkan aku kekuatan kalian!”
Mereka mungkin merasakan itu
bukan musuh yang biasa-biasa saja. Kagerou dan Yuzuha menjawab permintaan Tiera
dengan memberikan kekuatan mereka ke busur Tiera.
(Bagaimana dengan ini!!)
Serangan, yang di isi dengan
kekuatan yang lebih banyak dari sebelumnya, ditembak ke arah Berserk.
Tapi, anak panah yang terbang
menuju musuh dan meninggalkan jejak cahaya dan memisahkan udara di belakangnya,
dari semua hal, telah sepenuhnya dihalang oleh kapak Berserk.
Sambil membiarkan aura naik dari
tangan ke kapaknya, Berserk mengayunkan kapaknya sehingga membuat garis merah
di udara. Ayunan kapak, yang tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan fisik dari
ogre dan sebagainya, menerbangkan panah yang terbang menuju dirinya.
“Jal!!!”
Berserk berteriak untuk menaikan
kepercayaan dirinya.
Setelah beberapa saat perlawanan,
anak panah dibelokkan dari lintasan aslinya dan menembus tanah. Karena lintasan
telah dibelokkan hampir 90o dari jalur aslinya, tidak ada kerusakan
akibat benturan saat getaran dan petir keungu-unguan mendarat.
“Tidak mungkin...”
Tiera terdiam dari keterkejutan,
karena serangan yang sangat cepat itu tidak memungkinkan monster untuk bereaksi
sampe sekarang, benar-benar telah dihalang. Dia tidak berharap bisa
mengalahkannya, tapi dia berharap paling tidak serangan itu dapat melukainya.
Tidak ada individu lain yang seperti
itu di dalam kerumunan monster. Kemungkinan itu adalah individu terkuat
diantara gerombolan monster yang mendekat. Dilihat dari fakta bahwa itu muncul
beberapa saat yang lalu, mungkin mereka sengaja menjauh dari garis depan atau
telah kehilangan kesempatan untuk melakukan serangan kejutan.
“Kaede-chan, apa kau bisa melakukan serangan
yang lebih kuat dari serangan barusan?”
“Tidak, aku tidak bisa melakukan apapun yang
lebih kuat dari apa yang barusan kau lakukan Tiera-san...”
Tiera bertanya kepada Kaede
dengan sedikit harapan, tetapi jawaban yang diberikan tidak menyenangkan.
Bahkan jika dia menggabungkan sihirnya dengan Tehnik Jiwa milik Kaede, itu masih
terlihat meragukan.
Sekarang jika sudah seperti ini,
tidak ada yang bisa dilakukan pasukan Knight lagi.
“!! Tiera-san!! Lihat!!”
“Aap, itu!!”
Tiera yang berpikir tidak
memiliki pilihan lain selain bergatung pada Kagerou, kembali melihat medan
tempur yang Kaede tunjuk. Dia melihat pasukan berkuda yang bergerak menuju
Berserk.
Monster-monster disekitar Berserk
sudah disingkirkan dengan hujan sihir dan panah. Hal ini menyebabkan area
disekitar Berserk menjadi area terbuka. Pasukan berkuda dalam jumlah kecil
bergerak lurus menuju area tersebut.
“Mungkin, mereka ingin mencoba sesuatu dengan
orang terkuat mereka?”
“Bukan nya itu bunuh diri? Kagerou!! Bersiap
sekarang!! ...Kagerou?”
Untuk mendukung mereka segera,
Tiera memanggil Kagerou. Tapi tidak ada respon sedikitpun.
Ketika Tiera mengalihkan
pandangannya dari medan tempur menuju Kagerou, Kagerou sedang melihat ke arah medan tempur lainnya. Jika
dilihat lebih dekat, Yuzuha juga melihat ke arah yang sama.
“Apa yang ada disa――!!”
Tiera ingin berkata “disana?”,
tapi sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya, dia merasakan perasaan aneh
yang menghalanginya untuk berbicara.
Ada sesuatu yang datang.
Tiera, yang belum mempelajari
sistem persepsi baik Skill ataupun Art, masih bisa merasakan sesuatu kehadiran
yang sedang mendekat.
“Tiera-san, itu...”
Di arah dimana Kaede tunjuk, ada
bayangan hitam yang bergerak menuju keramaian monster.
Cepat.
Dengan kecepatan yang lebih cepat
dibanding kuda ataupun monster tipe penunggang hewan, bayangan hitam itu
mendekat ke medan tempur.
Dalam sekejap, bayangan hitam itu
mencapai di pinggir grup, kemudian melompat tanpa adanya jeda. Awan debu
beterbangan, menunjukan betapa kuatnya lompatan itu.
“Apa itu... seorang Knight?”
Yang berbicara adalah Kaede, tetapi
kurangnya kepercayaan bisa dirasakan dalam kata-kata itu. Tidak heran.
Seseorang yang dapat melompat sejauh 100 mel sambil menggunakan full armor,
tidaklah normal.
Tapi, bukan itu saja yang
membuatnya terkejut.
Dilihat dari arah lompatan,
mungkin orang itu ingin menghadapi Berserk. Bahkan jika seseorang memiliki
kekuatan melompat yang sangat kuat, dia tidak akan sampai ketempat Berserk yang
berada di dekat pusat medan tempur. Tapi, sosok itu melompat lebih jauh saat
berada di udara.
Seperti yang diharapkan, para
monster juga tercengang dengan ini. Wajah mereka seperti menunjukkan
kebingungan, sementara itu sosok hitam yang melompat di udara melewati mereka
saat mereka sedang melihat.
Melihat gerakan gila itu, wajah
seseorang masuk kedalam pikiran Tiera.
Seseorang yang dapat melakukan
hal-hal yang terjadi di depan matanya.
Faktanya, ada 3 orang yang Tiera
tau.
Diantara mereka, hanya ada 1
orang yang sepertinya melakukan hal-hal semacam itu, jadi dia mencoba memanggil
Yuzuha untuk memastikannya.
“Hei, Yuzuha-chan. Apa mungkin itu... Shin?”
“Kuu”
Suara yang sepertinya ingin
berkata “Benar” keluar.
“Ahh... begitu. Itu sebabnya Kagerou tidak
bergerak.”
Jika dia melihat reaksi Kagerou,
Kagerou mungkin sudah menyadarinya lebih cepat .
Rasanya konyol bahwa dia menjadi bingung.
Meski ini bukan waktunya untuk bersantai, Tiera entah mengapa merasa kelelahan.
Ini terlalu buruk untuk para prajurit yang berada di atas benteng, tapi mereka
mungkin tidak usah melakukan apa-apa lagi.
“Wow, dia mendarat diantara Berserk dan
Knight.”
Sambil mendengar suara
kegembiraan Kaede, Tiera berpikir,
(Aku harap kau tidak melakukannya secara
berlebihan...)
◆◆◆◆
Min semangat min, ane dukung yerus
BalasHapusmakasih min udah di update, semangatt terus
BalasHapusteriamakasih kak.
BalasHapusditunggu kelanjutannya nggak sabar lihat shin pakai full body armor.
Makasih min..
BalasHapusSemangat lanjutkan
Lanjut
BalasHapus