Bab
9 – Ayo Gunakan DP
“Apa ini, rasanya enak! [Roti Melon]
enaknya gak masuk akal! Kehma, kau sering makan roti enak seperti ini?
Inti dungeon yang serampangan itu
terlihat gelisah akan roti melon. Saat menggigitnya, dia langsung melahap
sisanya dengan mata berbinar.
“Kau bisa makan roti? Maksudku kau
bisa makan? Ini pertama kali aku melihatnya.”
“A-apa? Aku memang bisa makan!”
“Tapi, bukannya kau gak perlu makan?”
“Memang sih, tapi ini lah yang disebut kemewahan. Kemewahan… masih ada lagi kan?”
“Tapi, bukannya kau gak perlu makan?”
“Memang sih, tapi ini lah yang disebut kemewahan. Kemewahan… masih ada lagi kan?”
Sejauh ini, harganya 5 DP tahu gak?
Itu untuk satu set minuman.
Karena ada tambahan enam kue gulung
manis aneka rasa, rasanya terlalu boros jika membeli sebuah set.
Tidak, aku juga memberikan roti
aneka rasa kepada para bandit. Tanpa dia tahu.
Ditambah lagi, satu barel minuman
juga bisa dibeli dengan harga 5 DP… Karena itulah sepertinya harganya
kemahalan…
“Sebenarnya ada banyak jenis roti,
tapi kita jadi tidak bisa menabung DP…”
“Gak kenapa kan? Bukannya kita punya
2000? J-jadi, k-kalau kita bisa memakainya sedikit saja…”
Ah, tatapannya sangat serius.
“Kau bahkan memakainya sendiri untuk
membeli [Bantal] dan [Futon]! Kan gak masalah kau beri aku sedikit saja?”
“Meskipun aku sudah memberimu
goblin-?”
“Ap-! G-Gobsuke gak ada hubungannya
dengan ini! Apalagi, Kehma menghabiskan 20 DP tiap hari buat makan!”
Sejak kapan dia kau kasih nama!?
Baru kali ini aku mendengarnya!
“Lagian, aku memberi goblinmu itu
setengah makananku. Goblin itu bahkan butuh lebih dari 20 DP untuk biaya
perawatan… ditambah lagi bukan kah dia sama-sekali-tidak-berguna untuk keadaan
kita sekarang? Dia sudah jadi binatang peliharanmu se~utuhnya kan?
“B-bukan begitu! Gobsuke juga bisa
membantu! Ya kan, Gobsuke!?
Topik tiba-tiba berubah, Gobsuke
menatap kebingungan seolah-olah berkata [Eh? Apa, kenapa pembicaraannya jadi
berubah?].
Aku bertanya-tanya, sepertinya
taring yang menonjol hingga ke bagian bawah hidungnya itu membuat wajahnya
sedikit mirip dengan anjing.
….Dia bisa makan makanan anjing gak ya?
….Dia bisa makan makanan anjing gak ya?
“Sudah lah. Sebenarnya, aku tak
masalah selama kau tidak berlebihan membelanjakannya… jadi sekarang, kalau kita
masing-masing membeli minuman dan roti aneka rasa, pengeluaran DP kita gak akan
berubah.”
Dengan ini dia sepertinya tertekan, melihat dia hanya bisa diam.
Dengan ini dia sepertinya tertekan, melihat dia hanya bisa diam.
“Yay! Kalau begitu keluarkan roti
aneka rasa itu sekarang!”
“Bukan kah kau bisa melakukannya
sendiri? Kau juga menggunakan DP dari menu kan?
“Eh? Tapi, Aku belum pernah melihat
ada [Roti Aneka Rasa] atau [Roti Melon] tahu? …Hah, ada lagi? O~h, Aku bisa
memilih antara [Roti Hitam], [Roti Putih] dan [Roti Melon]! Aku sama sekali
tidak tahu!”
Hm? Apa?
“Oi, sebutkan pilihanmu lagi.”
“Oi, sebutkan pilihanmu lagi.”
“Eh? Tiga macamnya adalah [Roti
Hitam] [Roti Putih] dan [Roti Melon]?”
“… … Cuman itu?”
“? Iya, tapi apa yang kau maksud?”
“? Iya, tapi apa yang kau maksud?”
Untuk [Roti Aneka Rasa (5DP)]
punyaku… pilihannya ada [Roti Isi Krim] [Roti Pasta Kacang] [Roti Selai] [Roti
Kukus] [Pie Apel] [Roti Goreng], merubah DP-nya.
“Kau tahu ini apa?”
“Kau tahu ini apa?”
“….Roti, kan? Apa ini, ini pertama
kali aku melihat yang bentuknya seperti ini. Maksudku, roti yang Kehma
keluarkan selalu dibungkus oleh benda transparan, aku bisa memakannya?”
“Jangan, jangan kau makan. Kau sobek
plastiknya dan makan roti yang ada di dalamnya… ngomong-ngomong, ini namanya
[Roti Pasta Kacang]. Coba lah.”
“Eeeh, jadi ini yang namanya [Roti
Pasta Kacang]… nyam…~~~! Enak banget! [Roti Pasta Kacang] juga luar biasa!
Eeeh, ada isian kuning di dalamnya. Aah, enak sekali! Ini apa, lezat-“
Aku terpikirkan sesuatu dan
memberinya [Roti Isi Krim]
“Rokuko, buka menu roti aneka rasa lagi dan lihat apa kah pilihannya bertambah atau tidak.”
“Rokuko, buka menu roti aneka rasa lagi dan lihat apa kah pilihannya bertambah atau tidak.”
“Eh? Ok… Ada bertambah. [Roti Pasta
Kacang] ditambahkan. Eeeh, jadi hal seperti ini juga bisa terjadi.
“Jadi berikutnya, keluarkan [Roti
Pasta Kacang]. Kau bisa mencampurnya dengan roti melon.”
“Sungguh!? Fufufu, kalau begitu, aku
bagi dua, tiga bagian dari tiap roti.. fufu, fufufu!”
“Iya, aku ambil [Roti Pasta Kacang].”
“AAAAAAAH!?”
“Iya, aku ambil [Roti Pasta Kacang].”
“AAAAAAAH!?”
Sebenarnya, pada saat Rokuko
mengeluarkan [Roti Aneka Rasa] miliknya, aku juga mengeluarkan [Roti Pasta
Kacang]… Ya, roti miliknya sebenarnya adalah [Roti Isi Krim]. Bahkan dari
bentuknya pun, sudah jelas itu adalah [Roti Isi Krim]. Ditambah lagi, roti itu
tidak dibungkus dengan plastik dan hanya apa adanya.
“Maaf, Rokuko. Roti itu adalah [Roti
Isi Krim]. Yang ini baru [Roti Pasta Kacang].”
“Eh, beneran? Heeh, jadi ini [Roti
Pasta Kacang]. Hehe, yang ini isiannya berwarna merah! .. Manis banget! Aku
juga suka yang ini! [Roti Pasta Kacang] yang sesungguhnya sangat luar biasa!”
Maaf aku membohongimu lagi. Itu
adalah [Rori Selai]. Selai stroberi.
“Tidak masalah bila kau mengambil
roti lagi. Kali ini pilih empat [Roti Isi Krim] dan dua [Roti Pasta Kacang].
“Ada apa ini, kau benar-benar ingin
membuatku senang? Aaah mou~, Kehma bersinar sekali hari ini! Empat [Roti Isi
Krim] dan dua [Roti Pasta Kacang]!”
“…Oh, jadi pilihanmu apa?”
“Eh? Ah, kebetulan kau bilang, sekarang pilihannya bertambah lagi.. Baiklah, aku telah membelinya tahu? Boleh kah aku memakannya?
“Eh? Ah, kebetulan kau bilang, sekarang pilihannya bertambah lagi.. Baiklah, aku telah membelinya tahu? Boleh kah aku memakannya?
Melihat apa yang Rokuko dapatkan
dengan menukarkan DP nya, ada empat [Roti Isi Krim] dan dua [Roti Selai]
… Begitu ya.
… Begitu ya.
Sepertinya, prioritas menu yang
tampak pada DP adalah apa yang orang itu sendiri ketahui. Dan besar
kemungkinan, [Barang yang tidak kau ketahui tidak muncul pada menu].
Aku melihat lagi untuk memastikan
lebih lanjut, selain tidak adanya plastik, hanya namanya saja yang tidak
sesuai.
Apakah mungkin dia menyerapnya? Ah,
sepertinya bukan, tapi setiap hari dia menyerap sampah sih… Apakah memang
sistemnya bekerja berdasarkan pengetahuan?
Meski begitu, besar kemungkinannya
pilihan menu itu tidak terbatas pada hal-hal yang nyata ada di dunia ini.
Meskipun ada di dalam menu, aku sama
sekali belum pernah melihat seekor naga… tapi bisa saja itu merupakan menu
dasar bagi seorang master dungeon.
Walaupun sebenarnya aku ingin
mengujinya lagi, hal ini menjadi semakin rumit. Aku juga enggan untuk
menghabiskan DP yang ku punya.
“Ini boleh kumakan kan? Iya kan?”
“Iya, makan saja… Baiklah, karena
roti-roti itu cukup untuk empat hari, makannya pelan-pelan ya? Sisakan sebagian
untuk Gobsuke.”
“Hae-!?”
Sambil menggigit [Roti Isi Krim], Rokuko terdiam.
Sambil menggigit [Roti Isi Krim], Rokuko terdiam.
Jangan khawatir, meskipun kau
menghabiskannya semuanya hari ini, aku akan membagikan punyaku dengan Gobsuke.
Meski aku tak akan mengatakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar