Magi Grandson Volume 1 Chapter 6 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Jumat, 25 Agustus 2017

Magi Grandson Volume 1 Chapter 6



 Chapter 6 - Kebenaran Tentang Diriku

Sehari setelah aku menaklukan iblis, pelatihan Michel-san ditingkatkan lagi.


Mengapa?

Dan lagi, penampilan kakek dan nenek juga terlihat aneh. Ada semacam suasana halus melayang diantara mereka.

Mengapa?

Setelah menghabiskan hari dengan semacam situasi yang tidak di ketahui, kakek memanggilku untuk bicara ketika aku keluar dari bak mandi yang aku buat segera setelah aku belajar sihir enchantment.

 “Shin, kau punya waktu sebentar, kesini”

 “Hmm? Kakek?”

 “Ada sedikit cerita yang aku harus beritahu padamu.”

“Hmmm.”

Ngomong-ngomong, nenek dan Michel-san telah pulang kerumah mereka masing-masing.  Entah bagaimana, mereka selalu ada disini, tapi seperti hari lainnya, mereka hampir tidak pernah menginap, dan mereka juga tidak datang setiap hari.

Dan di situasi dimana hanya kami berdua yang ada, kakek mulai bicara.

 “Sebenarnya, Shin, aku akan bicara tentang asal usulmu.”

 “asal usulku?

Jadi tentang itu, hah, apa dia mau bercerita kejadian saat ketika dia menemukanku?

 “Sebenarnya, Umm, Shin, kau bukan cucuku yang sebenarnya.”

 “Eh?”

...Maaf, aku sudah tahu itu...

 “aku meminta maaf...karena telah tutup mulut tentang ini sampai sekarang.”

 “No...  aku tidak keberatan dengan sesuatu seperti itu...”

Sekarang, ayo kita benarkan cerita itu di sini.

 “ Dan jadi... jika aku bukan cucumu, kenapa aku tinggal bersama kakek?

 “Sesuatu telah terjadi 9 tahun yang lalu. kebetulan, aku sedang berjalan di jalanan untuk berbelanja di kota terdekat. Kemudian, ketika aku sedang berjalan, hujan mulai turun, dan aku menyimpang dari jalanan sedikit untuk mencari perlindungan dari hujan di dekat hutan.”

 “Hujan...”

Kalau dipikir-pikir, saat itu juga sedang hujan.

“ “disana... tampaknya telah lewat sebuah wagon sebelumnya.. tapi wagon itu itu terlihat telah di serang oleh iblis... kondisinya sangat buruk.”

Iblis... wagon yang diserang... entah bagaimana aku bisa membayangkannya.

 “di sekeliling berserakan semua reruntuhan  wagon dan.... sisa tubuh manusia... Aku mendekati tempat kejadian karena aku pikir mungkin ada beberapa korban selamat, atau setidaknya, aku bisa berkabung pada korban. Setelah aku melakukan itu... aku mendengar tangisan bayi dari sekitar reruntuhan wagon.”

Kakek dengan kuat memperbaiki tatapannya padaku karena dia telah menceritakan sampai titik itu.

 “aku panik dan mencari pemilik suara itu, kemudian... aku  menemukan bayi.”

 “dan itu adalah aku...”

 “benar, mungkin ketika wagon di serang, kau pingsan karena kaget. Dan ketika hujan mulai turun, aku menurunkan temperatur tubuhmu, kau hampir dalam keadaan mati suri. Mungkin  karena kondisimu itu kau tidak di perhatikan oleh iblis, dan di tinggalkan hidup.”

Jadi itu yang terjadi, aku mulai berpikir itu aneh untuk di tinggalkan hidup walaupun di serang iblis, tapi aku dalam keadaan mati suri, hah. Mungkin karena stres yang berlebihan karena ingatan dari kehidupanku yang sebelumnya telah kembali. Dan mungkin juga karena itu aku bisa sadar dari keadaan mati suriku?

 “Aku tidak tahu caramu sadar dari keadaan mati suri. Tapi kamu bisa bernapas ketika aku datang mendekatimu. Aku pikir ini takdir, dan setelah aku berkabung pada korban. Aku membawamu pulang dengan ku.”

 “jadi.. siapa orang tuaku dan darimana asal mereka?

 “Maaf, tapi karena mereka dibunuh tanpa ampun... aku tidak bisa menemukan satupun benda yang bisa mengenali mereka.”

 “Hmm, begitu ya”

 “... kau cukup tenang tentang ini...”

Hmm ya, lagi pula...

 “Bahkan setelah di beritahu tentang orang tuaku, ini mungkin karena aku tidak mengingat mereka semua.”

 “Itu juga benar,hah.”

Dan lagi...

 “Disamping itu, aku punya kau, kakek”

“…!”

Benar, masih ada kakek yang sangat menyayangiku dan membesarkan aku walaupun aku bukan cucunya yang sebenarnya.

 “Dan juga ada nenek Melinda, Paman Michel. Selain itu, ada juga Paman Dis, Chris-neechan, dan meskipun dia orang yang sembrono, ada juga Sieg-niisan.” 

Ada nama orang yang belum pernah muncul, jadi maafkan aku.

“Lihat, itulah mengapa aku tidak pernah sekalipun merasa kesepian karena aku tidak memiliki orang tua. Sebaliknya, disini sudah sangat ribut dan mengganggu.”

“Shin…”

Dan juga...

 “Itulah mengapa, kakek.”

“Hmm?”

 “Terima kasih telah menemukanku.”

Dia menyelamatkan hidupku

 “Terima kasih telah menolongku.”

Dan selalu membiarkan aku makan makanan yang lezat.

 “Terima kasih telah menyayangiku”

Dan untuk mengajariku semua jenis sihir.

 “Aku sangat senang telah di angkat oleh kakek.”

Walaupun aku tiba-tiba menghadapi kesialan segera setelah aku lahir, sekarang aku sangat diberkahi. Aku tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini sebelumnya.

“Shin… u, urgh… u, u, U ou uu!”

Tidak bagus, kakek benar-benar menangis, namun,  itulah yang kurasakan sebenarnya, jadi sangat bagus aku bisa mengatakannya sekarang.

Kakek, terima kasih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar