Chapter 9 - Pindah ke Ibukota Kerajaan
Aku akhirnya
tahu tentang kebenaran mengejutkan.
Kakek dan
Nenek dulu adalah suami istri.
Tunggu, aku
pikir mereka berdua punya hubungan yang tidak ada pembatasan terhadap satu sama
lain. Tapi berpikir mereka benar-benar suami istri...
Lagi pula,
itu ‘dulu,’ aku penasaran apa yang terjadi. Aku ingin bertanya tentang itu.
Tapi aku tidak bisa, aku merasa agak tertekan.
Yah, ketika
waktunya tiba, mereka akan memberitahukanku, jadi aku akan menunggu sampai saat
itu.
Sambil aku
memikirkan ini dan itu, kami sedang melakukan pekerjaan relokasi. Tapi karena
disana ada sesuatu yang di sebut ‘ruang penyimpanan extra dimensional,”
pengepakan menjadi super gampang. Di dunia ini industri perpindahan mungkin di
kuasai oleh penyihir.
Mengepakan
sesuatu selesai dalam sekejap mata. Dan segera waktunya untuk berangkat ke
Ibukota kerajaan. Aku tidak sabar untuk
merasakan kehidupan yang menungguku di Ibukota.
Tapi kerena
aku telah tinggal di rumah ini lebih dari 10 tahun semenjak hari dimana kakek
memungutku. Aku merasa sedikit melekat padanya.
Ngomong-ngomong,
tampaknya rumah ini akan di tinggalkan seperti ini. Karena penghalang mencegah
penyusup dan memelihara kondisinya,
tampaknya rumah ini bahkan tidak akan rusak. Hore untuk sihir.
Kebetulan,
alat sihir ini dipersiapkan oleh nenek Melinda.
Nenek yang
selalu menjaga kami satu atau lain cara.
Oleh karena
itu, aku menyarankan usulan ini.
“Kakek, seberapa besar rumah di ibu kota?”
“Sekarang kalau dingat-ingat, karena diberikan
oleh negara. Itu cukup besar. Namun aku tidak begitu ingat seberapa banyak
ruangannya?
Serius nih?
“Haa, Kakek ini... Jumlah ruangannya sebanyak
20 ruangan. Dan ada aula yang bisa menampung pesta malam yang kecil, dengan
tambahan ruang resepsionis yang besar. Ada perapian besar dan ruang tamu yang memiliki sofa untuk 10 orang bisa duduk.
Ada juga ruang makan untuk 20 orang, dan kamar mandi. Setelah itu , ada dapur
kapal/dapur hotel bukan dapur biasa.”
Serius nih,
sebesar itu?
“Nenek mengetahuinya dengan baik, hah.”
“Tentu saja, karena aku tinggal bersama dengan
kakek ini untuk beberapa waktu. Kami mendapat mansion ketika kami bersama, jadi
aku juga tinggal disana juga.”
“begitu ya?
Um, yah, nenek?
“Hmm? Apa itu?
“Maukah kau juga tinggal bersama kami, nenek?”
“Buffon!!” [Suara Batuk.]
“apa! A-a-apa yang kau katakan!”
Kakek
menyemprotkan teh yang dia sedang minum dan meneriakkan nama penjaga gawang
tertentu[1], ketika juga berteriak dan menjadi merah terang.
“Lagi pula, karena nenek sudah tahu banyak
tentang rumah mewah itu, itu artinya ketika kalian berdua hidup bersama, orang
yang mengelola sesuatu adalah nenek, benarkan? Itu akan membantu jika nenek,
yang tahu tentang rincian rumah mewah itu, tinggal disana.”
lirik
“Aku juga merasa sedikit kuatir tinggal bersama
kakek di rumah besar seperti itu.”
lirik
“Aku hanya ingin nenek membantu kami.”
lirik
“Ah~ah, baiklah! Anak ini, mau bagaimana lagi.
Aku sudah mengerti, aku akan tinggal bersama kalian berdua.”
“Benarkah!? Aku berhasil!!”
“Shin... apa kau benar-benar takut tinggal
bersamaku...”
Maaf kakek.
Bukan seperti itu, tapi aku hanya ingin nenek tinggal bersama kita,
bagaimanapun juga.
Hingga kini,
aku sedang nerenung terhadap kakek dan tidak mengatakan apapun, tapi sekarang
aku tahu bagaimana situasinya, itu mungkin baik baik saja. Ini bukan
seolah-olah aku ingin kembali sebagaimana dulu, tapi karena aku telah merasa
Kakek dan Nenek seperti kakek nenekku yang sebenarnya. Aku hanya ingin tinggal
bersama mereka berdua.
Oleh karena
itu, karena nenek juga akan tinggal bersama kami, kami bertiga berangkat ke
ibukota.
* * * * * *
Karena aku
hanya bisa menggunakan ‘gate’ untuk pergi ketempat yang aku kenal saja, kami
melakukan perjalanan menggunakan kereta kuda. Kereta ini di persiapkan oleh
Paman Tom. Kereta memiliki Kanopi yang di pasang[2], dan kami bisa beristirahat
di bawahnya.
Yah, karena
hanya memakan waktu sehari untuk pergi ke ibukota, kami mungkin tidak membutuhkannya.
Atau lebih
tepat, karena Raja dari negara ini sering datang ke rumah kami, seharusnya
tidak memakan waktu berhari-hari untuk
sampai kesana. Atau mungkin harus aku katakan tampaknya ketika kakek pensiun,
dia diminta untuk pergi suatu tempat tidak terlalu jauh.
Paman Dis...
Baiklah
kalau begitu, aku akan mengabaikan perjalanan ke ibukota.
Lagi pula,
tidak ada yang bagus terjadi.
Hanya bagian
yang susah dari perjalanan ini aku yang mencoba menahan rasa mengantukku karena
cahaya matahari yang cerah dan kereta yang bergoyang.
Akhirnya,
ibu kota dapat terlihat.
Setelah
berbaris di ujung baris panjang yang mulai dari gerbang, akhirnya giliran kami.
“Apa anda
punya tanda pengenal?”
Tentara,
yang mengelola pintu masuk ke ibu kota, bertanya.
Tanda
pengenal?
“Aku, aku bertanya jika ini bisa?”
“Ini dia.”
Ketika kakek
dan nenek mengatakan itu, mereka mengambil tanda pengenal mereka. Ooi!
Bagaimana dengan milikku?
“Hmm!!?”
Tentara yang
melihat tanda pengenal milik kakek dan nenek,
membuka lebar matanya dan membeku, atau sebaiknya, apakah tidak apa aku
tidak memiliki tanda pengenal apapun?
“Um,umm! Apa kau mungkin ‘Magi Merlin’ dan
‘Guru Melinda!?’”
Apa yang prajurit
teriakkan dengan keras.
Atau
sebaiknya, untuk mengatakan Magi... dan Guru...
Ketika aku
berpikir tentang itu, aku melihat mereka berdua.
“ “itu kebodohan masa mudaku.” ”
Mereka
bersinkronisasi, mereka bersinkronisasi.
Sementara
aku sedang bingung dengan panggilan mereka, mereka orang-orang di sekeliling
mulai membuat keributan.
“Kau maksud Sang Magi-sama!?”
“Apakah benar?!”
“Aku dengar Guru-sama juga di sini!!”
“Magi-sama! Guru-sama!”
Uwah!
Sekeliling mulai timbul kerusuhan.
“Aku minta maaf, lebih dari ini, akan menjadi
kerusuhan besar. Aku meminta jika kau bisa tolong cepat dan menyelesaikan ini?”
“Ah! S-saya sungguh meminta maaf!
Pe-permisi... siapa tuan muda ini?”
Tuan muda!
Ini pertama kali aku dipanggil seperti itu! Uwaa, untuk beberapa alasan
pantatku terasa gatal.
“Hoho, namanya Shin, Shin Walford. Dia adalah
cucuku.”
“Jadi dia
cucumu, Hah! Silahkan, lewat!”
“Oh, terima
kasih. Terima kasih atas kerja kerasmu.”
“Hick! Te-Terima kasih banyak!”
Tentara itu
telah meledak dalam tangis bahagia. Mengagumkan bagaimana kakek dan nenek masih
di anggap pahlawan di negara ini. Meskipun itu bukan tentang aku, aku masih
merasa bangga.
Ketika kami
sedang bermandikan perhatian dari sekitar, kami berangkat ke rumah di ibukota.
Seperti yang di duga dari ibu kota kerajaan, kepadatan penduduk yang luar
biasa. Bahkan jika aku sebelumnya orang jepang yang tahu tentang kepadatan di
tokyo, ini pertama kalinya aku melihat banyaknya orang sejak aku datang kedunia
ini.
Sementara
aku sedang melihat dengan gelisah pada pemandangan pertamaku melihat orang
banyak setelah kurang lebih 14 tahun, kami maju melewati pemandangan kota.
Meskipun
demikian, pemandangan kota yang indah. Jalan-jalan yang di aspal batu, dan
bangunan yang semuanya dibuat dari batu, juga. Ketika kau melihat lebih dekat,
aku sadar beton juga di gunakan dalam pembangunan. Di kehidupanku yang
sebelumnya, juga, karena dikatakan beton di gunakan pada masa Roma kuno, aku
tidak merasa sesuatu yang luar biasa. Disana tidak ada sampah apapun yang
berserakan; ini sama dengan itu, Hah. Pemandangan kota gaya Eropa, boleh
dikatakan. Salah satu yang modern.
* * * * * *
Setelah 30
menit berjalan dengan kereta...
Terlalu
jauh! Hanya dengan ni, aku bisa melihat seberapa besarnya ibukota kerajaan
Istana kerajaan
bisa dilihat dari jarak ini.
Seolah-olah
semakin medekat dengan istana kerajaan di tengah, disana ada area hunian besar
dimana para bangsawan atau para pedagang kaya tinggal. Dan selanjutnya,
seolah-olah semakin mendekat pula, ada area dimana warga biasa tinggal.
Adapun rumah
yang kami sedang tuju, mari kita sebut area dimana warga biasa tinggal sebagai
distrik warga biasa. Dan area dimana para bangsawan tinggal, mari kita sebut
distrik bangsawan. Tampaknya rumahnya terletak di perbatasan dua daerah
tersebut.
Meskipun
tidak ada pemisah antara distrik rakyat biasa dan distrik bangsawan, khususnya para bangsawan yang
pergi ke istana kerajaana dalam berbagai kesempatan yang berbeda, mendirikan
tempat tinggal dekat istana. Untuk warga yang tidak memiliki bisnis tertentu di
istana, mereka mendirikan rumah dibagian lain dari area, dan karenanya,
tampaknya seperti menjadi kota yang seperti itu.
Kemudian,
kami akhirnya tiba di rumah besar. Aku melihat betapa besarnya rumah itu, aku
membuka mulutku lebar-lebar dan menjadi bingung. Yang ini, kan? Tipe rumah yang
kau tidak bisa tinggal didalam kecuali jika anda melakukan hal-hal buruk bahkan
di dunia sebelumnya.
Sementara
aku sedang memikirkan pemikiran seperti itu, di depan gerbang rumah...
“Kami menyambut anda kembali, Merlin-sama,
Melinda-sama. Dan juga, senamg berkenalan
dengan anda, Shin-sama.”
Tentara,
yang memiliki armor keren menutupi tubuhnya, muncul di samping gerbang.
“Daripada, memanggilku ‘Shin-sama’...”
“Kau adalah cucu dari pahlawan yang kami
hormati, sudah sewajarnya kami memanggilmu ‘Shin-sama’.”
Serius nih? Entah
bagaimana tampaknya mereka akan bersikeras dengan masalah ini.
“Hoho, anak
ini tidak terbiasa dengan pelayanan seperti ini, bisakah kalian tidak begitu
formal dihadapannya?”
“Y-ya,
seperti yang anda minta.”
Yah, itulah
kenapa, aku katakan, jangan terlalu kaku.
Kemudian,
penjaga gebang? Membuka gerbang untuk kami, dan kereta kuda masuk kedalam
mansion.
Ketika aku
melihat rumah ini lagi, sangat besar. Dia memiliki dua lantai dan mereka di
bangun dengan simetris; mungkin ada 5 kamar di kanan, dan 5 kamar di kiri.
Dengan 2 lantai, ada total 20 kamar, kemudian, ketika gerbang lain di buka...
“ “ “ “ “ “Selamat datang. Master.” ” ” ” ” ”
Kepala
pelayan dan para maid. Yang berbaris dalam barisan rapi, datang dan menyapa
kami.
“Eh? Apa? Apa maksudnya ini?”
“Hoho, tampaknya Diseum telah mengirimkan
orang-orang ini untuk kita.”
“Haa~ aku benci tempat ini karena hal seperti
ini.”
Serius nih?
[2] Gunakan google untuk
mencari “Oregon Trail Wagon”
next min !!
BalasHapusditunggu kelanjutannya , ceritanya bagus (y)