Volume 2 Chapter 1 Part 1
Shin yang membirkan Rubah kecil itu duduk dengan tenang
diatas kepalanya, berjalan menuju kota. Setelah dia memberitahu Rubah itu
“masukkan cakarmu kembali ke dalam tanganmu” berulang-ulang, Rubah kecil itu
akhirnya tenang. Cakar yang menggores wajahnya itu dari tadi membuatnya
sempoyongan.
Sebagai hasil dari menjalankan permintaan dari gadis panti
asuhan, Millie, sejumlah besar Skull Face dikalahkan oleh Shin. Dan dia menyelamatkan
Rubah kecil yang berasal dari kuil Shinto, yang menjadi medan pertempuran. Dan
hutan, setelah pertarungan selesai, menjadi dipenuhi oleh suara dari makhluk
hidup, tidak seperti ketika pertama kali dia datang ke kuil.
Kemungkinan ketika Shin pergi menuju kuil, gerombolan Skull
Face memang sudah lebih dulu mendekat, dan hewan-hewan pergi bersembunyi.
Tetapi gerombolan Skull Face itu memang terlalu banyak untuk kemunculan yang
alami.
Jumlah undead yang muncul dari area pemakaman atau dungeon
bawah tanah kemungkinan menyebabkan miasma yang berbahaya bertebaran. Dia
menghela nafas berat sembari terus melangkah maju, karena jika dia tidak
melaporkan ini, hal itu akan berakhir menjadi buruk.
Pertama-tama, bagaimana cara menyamarkan Element Tail…
sembari memikirkan itu, dia memangil Rubah kecil itu yang sedang dengan
nyamannya beristirahat di atas kepalanya.
“Hei, mari kita berdiskusi.”
“Kuu?”
Mengeluarkan suara dengan tanda tanya yang muncul dari Rubah
kecil itu. Dari komunikasi sebelumnya, sudah terungkap kalau Rubah kecil itu
mengerti apa yang Shin katakan.
“Karena akan berbahaya jika identitasmu yang sebenarnya
terungkap, apa kau ingin membuat kontrak denganku?”
Kontrak dalam kasus ini adalah partner kontrak yang dibuat
oleh tamer.
――Menjinakkan. Tidak seperti summoner yang bisa membuat
kontrak dengan sejumlah summoned Beast tanpa adanya batasan, seorang tamer
hanya bisa melakukan kontrak partner sekali. Meskipun dia hanya bisa
melakukannya sekali, dia menganggapnya sebagai hewan peliharaan atau sebagai
personel bantuan kecil. Karena Shin memiliki lebih banyak karakter support, dia
tidak tidak membutuhkan seekor partner monster. Tapi Cashmere, yang merupakan
seorang tamer dan summoner di Rokuten, menganjurkannya, yang juga merupakan
salah satu alasan Shin melakukan kontrak ini.
Akan tetapi. Shin tidak pernah menyangka kalau itu akan
sangat berguna di saat seperti ini.
“Meskipun takkan ada bonus tambahan apapun karena aku bukan
seorang Tamer… Level dan ras mu takkan bisa dilihat oleh orang lain, dan kita
akan bisa berkomunikasi tanpa bantuan item juga.”
Di dalam THE NEW GATE, ketika jumlah perbedaan level dan
stat terlalu banyak, para player level rendah takkan bisa melihat stat player
berlevel tinggi. Dan mereka harus terlebih dahulu bisa melihat stat dari
masternya, sebelum bisa melihat stat monster yang dimiliki player tersebut.
Dengan kata lain, Jika Shin, yang kekuatannya tiada tara di dunia ini, membuat
kontrak dengan Rubah kecil tersebut, hampir tak ada seorangpun yang bisa
melihat stat dari si Rubah kecil itu.
Negomong-ngomong, komunikasi (Telepati) bisa dilakukan
antara master dan partner monsternya.
Meskipun terlihat seperti tidak berkata apa-apa jika dilihat
dari luar, monster partner diberikan instruksi via telepati ketika di tengah
pertempuran. Begitulah cara seorang Monster Tamer bertarung dengan partnernya.
“Kuu!? Ku~Ku~!”
“Benarkah!? Aku akan melakukannya!” seolah dia mengatakannya
seperti itu, Rubah kecil itu mengeluarkan cakarnya lagi. Shin entah bagaimana
bisa memahami Rubah kecil itu bahkan sebelum menjalin kontrak.
“Aku mengerti! Aku mengerti jadi jangan bergerak sebentar!”
Dia mengatakannya sembari memegang Rubah kecil itu
menghadapnya sembari melafalkan kata kunci bersama.
“Aku, ingin berjalan bersama dengan engkau.” “Ku―…”
Rubah kecil itu menjawab perkataan Shin. Dalam hal ini,
kontraknya akan selesai jika monster itu berkata “Aku, bersumpah akan berada di
samping engkau”. Ketika suaranya berhenti, sebuah tato dengan bentuk seekor
Falcon terbentuk dengan persis pada lengan kiri dan kaki depan mereka. Ini
adalah tanda dari kontrak yang dibuat oleh player, itu dimaksudkan untuk
menghilangkan perbedaan antara monster biasa dan seekor monster partner.
Monster partner yang dibesarkan oleh player pada dasarnya lebih kuat dibandingkan
dengan monster biasa.
“Lalu, sekali lagi, mohon kerja samanya.”
“Kuu!!”
“Terima kasih!!” seolah rubah itu mengatakannya, Rubah kecil
itu mengangkat kaki kanannya dan meyalak. Itu adalah pemandangan yang
menghangatkan yang akan membuat siapapun tersenyum.
“Baiklah kalau begitu, hal pertama yang harus dilakukan
setelah menjalin kontrak.”
“Ku?”
“Yaitu menentukan namamu. Karena Element Tail adalah nama
ras. Akan lebih alami untuk memikirkan sebuah nama untukmu ketika kau menjadi
partnerku, aku rasa?”
“Kuu!? KuーKuー!!”
“Dan juga… tenanglah! Atau aku akan mengguncang kepalaku!!”
“Benarkah!? Apa itu!!” seolah Rubah itu mangatakannya.
Sembari menenangkan Rubah kecil yang terlalu bersemangat itu, Shin mengatakan
nama yang muncul dalam kepalanya.
“Bagaimana kalau, Yuzuha?”
“Kukukuu…kuu!!”
Raungan kecil dari Rubah muda itu menghilang untuk sesaat,
memikirkan tentang nama ‘Yuzuha’. Dan kemudian dia setuju dengan suara tinggi
“Kuu!!”, seolah berkata kalau dia senang dengan nama itu.
Ketimbang nama laki-laki, itu adalah nama perempuan yang
muncul di pikiran Shin. Karena ketika Kyuubi quest diambil, Element Tail lebih
sering muncul sebagai sosok perempuan dihadapan para Player.
“Yah, sebenarnya, tak ada sama sekali perbedaan jenis
kelamin, tapi…”
Element Tail adalah monster yang tidak memiliki jenis
kelamin, dia bisa menjadi entah itu laki-laki atau perempuan dan tidak terikat
pada salah satunya. Meskipun itu hal yang biasa dia muncul dengan sosok
perempuan dihadapan para player, dia juga ingat kalau sosok seorang pria pernah
muncul tetapi cukup jarang di dalam situs walktrough. Tapi dia belum pernah
benar-benar melihatnya.
“Kuu?”
“Tak ada. Aku rasa kau akan menjadi ‘Yuzuto’ ketika dalam
mode laki-laki.”
Seperti di dalam novel, manga, dan Anime, ada kejadian
seperti seorang wanita cantik muncul keesokan harinya setelah memeluk seekor
hewan di atas ranjang. Dia tidak tahu apakah Element Tail di dunia ini akan
muncul seperti yang berada di dalam game, tapi dia memang lebih menginginkan
sosok perempuan. Itu akan menjadi mimpi buruk bagi Shin jika dia bangun dan
hanya mendapati dirinya sedang berpelukan dengan pria lain, karena dia berharap
untuk menikmati tidurnya.
(LUC-ku rendah. Aku harap ketika waktu dia menjadi orang
tidak akan pernah terjadi.)
“Kuu?”
“Tidak mungkin ada keberuntungan yang aneh…” gumam Shin, dan
Rubah kecil itu, Yuzuha, memiringkan kepalanya. Entah mengapa, dia berkelakuan
aneh sembari merasa sedikit tidak nyaman, kemudian dia berhenti memikirkan soal
itu. Meskipun disebut sebagai Element Tail, tubuhnya masihlah seekor Rubah
kecil. Memikirkan tentang hal yang sulit bukanlah karakteristiknya, karena dia
tidak bagus dalam hal itu.
Seperti biasa, dahi Shin dengan pelan dipukul oleh
telapaknya yang cakarnya sudah dimasukkan. Terlebih lagi, reaksinya lebih
seperti “Ada apa?”, berusaha memanggil Shin. Untuk waktu yang lama, bagi
Yuzuha, yang sudah menahan ‘Poison’ dan ‘Curse’, hal sepele seperti komunikasi
mungkin bukanlah apa-apa selain pengalaman yang menyenangkan.
◆◆◆◆
“Hmm?”
Sesaat setelah dia meninggalkan hutan utara, sebuah suara
elektronik yang familiar, “Pon!”, didengar oleh Shin. Itu adalah suara dari
level up, email masuk, pengumuman event, dan sebagainya, yang sering
didengarnya di dalam game.
Dilihat dari Yuzuha, yang sama sekali tidak bereaksi,
nampaknya itu hanya terdengar oleh Shin saja.
“Pesan masuk. Dari Tiera.”
Tulisan semi-transparan 『Kau
mendapatkan Pesan』 di sudut pandangan Shin menjadi jelas. Ciri tidak nyata
dari game, bagi Shin yang sudah menghabiskan beberapa hari di dunia ini,
membawa ilusi ketika dia masih di dalam game.
“Ada perasaan yang aneh karena sistem yang setengah-setengah
ini.”
Meksipun dia tidak terlalu merasa aneh karena sering melihat
layar game melalui VR (Virtual Reality), ketika itu terjadi di dunia nyata,
perasaan kalau ada sesuatu yang aneh tidak bisa dihilangkan. Apa ini perasaan
ketika game dan realitas menyatu? Shin mengerutkan kening, tapi ini memang hal
yang sangat praktis. Dia menghela nafas karena dia tidak punya pilihan lain
selain berusaha untuk terbiasa, dan membuka pesan.
『Kepada Shin
Ketika aku mencobanya, aku berhasil mengirim pesan kepada
Master.
Meskipun aku tidak tahu apakah master sudah membaca kartu
pesannya atau belum, kalau jawabannya sudah ada, aku akan menghubungimu lagi.
P.S.
Apakah bisa mengirim item menggunakan kartu pesan?』
Tiera, yang merupakan kenalan Schnee di dunia ini, nampaknya
bisa mengirim kartu pesan tanpa adanya masalah. Karena Shin tidak bisa mengirim
kartu pesan kepada Schnee sendiri, dia tidak berfikir tentang kemungkinan kalau
Tiera bisa berkomunikasi dengan Schnee sebelumnya.
“Yah karena dia sudah menghubunginya, itu adalah hal yang
bagus.”
Dia meyakinkan dirinya kalau itu hal yang baik sembari
melihat pada kartu pesan yang tidak terapakai untuk membalas sebagai lampiran.
Kartu pesan menjadi butiran cahaya dan terisap masuk ke dalam kertas surat
balasan. Nampaknya itu hanya bisa melampirkan item yang ringan saja, tapi itu
sudah cukup menguntungkan dan praktis.
“…Apa ini terjadi karena di dunia ini? Pelampiran item tidak
bisa dilakukan ketika di dalam game.”
Game dan dunia nyata tidaklah sama, dan peninjauan dari item
lain juga dibutuhkan, dia mencatat itu di kepalanya. Ada hal yang tak terduga
seperti di dunia ini tetapi tidak di dalam game.
Melihat jumlah item di dalam Item Box miliknya, itu akan
membutuhkan sejumlah besar waktu untuk melakukan peninjauan. Shin, yang sedang
memikirkan itu, sedikit mendapat sakit kepala.
“Jika Schnee menjawab sesuatu, segera hubungi aku.”
Dia membalas pesan yang juga berisi metode untuk melakukan
pelampiran item, kemudian dia lanjut berjalan. Dia sedang menuju ke Gerbang
selatan kota.
Dia memutuskan untuk melaporkan tentang pasukan yang
mendekati tiga digit yang berisikan Skull Face ke Guild, dan mengecualikan
Yuzuha dari laporan itu, meskipun dia harus berbohong.
“Yo Shin. Kali ini kau membawa sesuatu yang aneh lagi.”
Itu adalah Beid yang memanggil Shin dari Gerbang Selatan.
Tak ada formalitas seperti pertama kali mereka bertemu, kemungkinan karena
mereka cukup sering bertemu setiap hari.
“Ini adalah partner-ku, Yuzuha. Aku ingin memastikan
sesuatu, ketika aku membawa partner monsterku, apa ada batasan atau
semacamnya?”
Meskipun jika partner monster itu ditemani oleh sorang
Tamer, Shin merasa kalau itu akan menjadi hal yang sulit jika membiarkan begitu
saja seekor monster masuk ke dalam kota.
“Terdapat beberapa batasan dalam kasus monster yang agresif
atau monster yang memiliki tubuh yang besar , tapi tidak akan ada masalah kalau
badannya kecil, aku rasa. Untuk jaga-jaga, aku akan menyuruhmu untuk menulis
dokumen yang dibutuhkan untuk persiapan di sini untuk saat ini. Setelah itu,
partnermu harus menunjukkan tanda kontrak kalian untuk menyelesaikan proses
registrasi.”
“Ini tak disagka tidak terlalu menyulitkan.”
Karena dia berpikir kalau hal ini akan jadi hal yang rumit,
dia agak sedikit kecewa.
“Tentu saja, akan menjadi ketat dan rumit jika seseorang
muncul dan melakukan kekerasan dan hal berbahaya. Sebagai tambahan, seorang
tamer harus bertanggung jawab jika partner monster mereka menyebabkan masalah.
Dan berhati-hatilah, karena ada beberapa orang yang suka memulai keributan
dengan sengaja, dan meminta ganti rugi dari para tamer.”
“Ah, orang seperti itu ada juga ternyata.”
“Sayang sekali benar. Terlebih lagi, partner monsternya lah
yang diincar ketika kemampuan tamernya dibatasi pada saat itu. Regulasinya agak
sulit di sekitar sini.”
“Aku berfikir entah apakah itu akan mudah atau tidak…”
Karena ada orang yang mencoba menangkap dan menjual monster
langka, Shin memahami kata-kata peringatan dari Beid.
Untuk jaga-jaga, membalas serangan nampaknya diperbolehkan
untuk saat ini jika mereka berusaha untuk menangkapnya dengan paksa. Tetapi
urusannya setelah itu nampaknya akan merepotkan, “Lakukan itu di tempat dimana
kau takkan di lihat jika kau ingin melakukannya” kata Beid. Dia tidak tahu
apakah itu tidak masalah untuk seorang penjaga mengatakan itu, tetapi dia paham
soal partner monster dan soal memulai keributan, dan karena hampir semua pelaku
kejahatannya merupakan anggota dari organisasi penjual monster, dikatakan kalau
mereka tidak butuh izin untuk melakukannya.
“Namaya adalah Yuzuha, ras nya adalah Demon Fox. Sisanya
adalah…”
Dia menulis kata-kata yang dibutuhkan di dalam dokumen yang
dibawa oleh Bied.
Demon Fox adalah ras dimana tipe monster Rubah berasal, dan
banyak player yang menjadikan mereka peliharaan ketika di dalam game.
Element Tail diklasifikasikan sebagai boss first class, dan
dikategorikan sebagai ras ‘Element Tail’ sementara juga berasal dari keluarga
yang sama dengan demon fox. Bisa dikatakan kalau mereka adalah makhluk
tertinggi, seperti High Human atau High Elf.
Jadi ras yang Shin tulis di dalam dokumen bukanlah hal yang
omong kosong. Meskipun itu juga tidak sepenuhnya benar.
“…Yosh, aku sudah menyelesaikan mengisi dokumen. Tolong
diperiksa.”
“…Hmm. Tidak ada masalah. Kalau begitu, registrasi tanda
kontrak telah selesai. Silahkan menyentuh ini dengan lengan dan kaki depan yang
memiliki tanda kontrak disini.”
Ketika Beid memastikan kalau tidak ada perbedaan, dia
menyerahkan dokumen itu kepada penjaga yang lain dan mengeluarkan sebuah bola
berwarna ungu yang seukuran bola baseball.
Shin dan Yuzuha menyentuh bola itu dengan lengan lengan kiri
dan kaki depannya bersama. Sesudah itu, bola itu perlahan bersinar, dan tanda
kontrak dengan desain falcon muncul di dalam bola tersebut.
“Proses registrasi sudah berakhir dengan ini. Dan meskipun
aku ingin itu tidak terjadi, jika partner monstermu mati ataupun diculik, akan
ada proses pembatalan registrasi. Tolong itu diingat, untuk jaga-jaga.”
“Aku mengerti. Aku harap itu tidak akan terjadi.”
Dia mengangguk mendengar perkataan Beid yang terperinci yang
berubah menjadi semacam pembicaraan bisinis, dan kemudian Shin meninggalkan
gerbang.
Karena Yuzuha duduk di atas kepalanya, orang-orang yang
lewat menatap ke arah Shin ketika dia berjalan di jalanan tanpa
memperdulikannya. Karena Shin sudah memprediksinya kalau hal seperti ini pasti
akan terjadi. Anak kecil dan yang lainnya, menunjuk “Itu Rubah-san” dan Shin,
lalu ditegur oleh orang tuanya. Meskipun itu tidak perlu untuk menaruh rubah
itu diatas kepalanya, Shin merasa akan sedikit berbahaya jika Yuzuha berjalan
ditanah dimana terdapat banyak pejalan kaki. Tentu saja, orang yang berurusan
dengan Yuzuha yang akan berada dalam bahaya.
Dia menahan tatapan dari orang-orang di sekelilingnya, dan
menuju langsung ke bawah papan tanda dari guild petualang. Disini, tanpa
terkecuali juga, Yuzuha, yang berada di atas kepala Shin, sangat menarik perhatian.
Disana terdapat sosok dua nona resepsionis yang sangat mirip
satu sama lain seperti pinang di belah dua. Mereka adalah si saudara kembar
Celica dan Cilica.
“Permisi. Aku ingin melaporkan sesuatu.”
“Aku akan menerimanya.”
Kedua orang itu menjawab di waktu yang bersamaan. Timingnya
juga sangat serempak. Keduanya menatap ke arah Yuzuha untuk sesaat, tetapi
perasaan itu lebih tepatnya untuk memastikan ketimbang mata yang terlihat
penasaran.
“Baiklah, Eeto, pada siapa aku harus melapor?”
“Aku yang akan――”
“Menerimanya!”
Orang yang menyela perkataan si kakak tertua Celica, adalah
si adik Cilica. Sang kakak yang rajin dan si adik yang jahil――Shin langsung
tahu dari gaya rambut mereka, dan dia nampaknya tidak salah soal itu.
“…Cilica”
“Apa?”
“Shin-sama datang padaku pertama, oleh karena itu aku yang
akan menerimanya.”
“Eh, apa aku tidak boleh?”
“Tidak boleh, aku yang akan melakukannya.”
“Entah mengapa moodmu berbeda dari yang biasanya.”
“Apanya yang berbeda?”
“Ya ya aku mengerti. Aku akan bertindak seperti biasanya.”
Pada akhirnya, nampaknya Celica yang ditetapkan sebagai
pemenang. Dan untuk Shin dia tidak terlalu peduli karena pada siapapun dia
melaporkannya, itu sama saja baginya.
“…Uhm, soal laporannya?”
“Ya, maaf soal keributannya. Silahkan laporan anda?”
“Hari ini, di dekat pusat hutan utara, aku bertemu dengan
sejumlah besar Skull Face. Aku sudah memastikan kalau aku telah mengalahkan
semuanya yang berada dalam jarak seranganku, tetapi karena ada beberap monster
yang mungkin masih berkeliaran, aku melaporkannya untuk berjaga-jaga.”
“Sejumlah besar… apa maksudmu?”
“Aku tidak tahu jumlah tepatnya karena aku tidak
menghitungnya, tapi aku rasa jumlahnya hampir mendekati 100.”
“Hah?…”
Hampir 100 Skull Face ―― Ada masalah soal penaklukan Jack
Class beberapa hari yang lalu juga, jadi kalimat “Aku telah mengalahkan mereka”
membuat respon Celica melemah, tapi seperti yang di harapkan, tidak mungkin
bisa untuk menyembunyikan rasa syoknya karena jumlah tersebut.
“Jangan bilang kalau itu seperti yang aku pikirkan saat ini,
apa mereka itu sama seperti kekuatan Skull Face seperti waktu itu?”
“Tidak, kali ini yang aku temui tidak melampaui yang
diketahui secara umum dari level dan equipment mereka. Class mereka bercampur
dari Jack dan Pawn class, dan mereka bergerak untuk mengepung sebuah bangunan.”
“Sebuah bangunan?”
“Ya. Sebuah kuil Shinto… itu adalah fasilitas untuk
menyembah dewa.”
Karena dia tidak yakin entah apakah dia akan mengerti
kalimat kuil Shinto, dia secara kasar menjelaskannya.
“Kuil Shinto… aku pernah mendengar kalau ada tempat seperti
itu di kota Hinomoto, tapi aku tidak tahu kalau ada satu di hutan utara.”
Itu nampaknya pengaruh dari barrier yang mencegah makhluk
hidup untuk mendekat. Terlebih lagi, barrier itu tidak dipasang luas, jadi
sangat sulit untuk menyadarinya.
“Aku sangat khawatir ketika aku mendengar suara seperti
sesuatu yang pecah ketika aku mendekat, dan diwaktu yang bersamaan para Skull
Face muncul. Kemungkinan barrier atau semacamnya dipasang, aku rasa.”
“Jadi apakah kau menemukan sesuatu?”
“Meskipun ada beberapa benda di dalam kuil, sesuatu seperti
lingkaran sihir yang tergambar di lantai. Hanya itu saja yang bisa kuingat.”
Tentang Yuzuha ditutupi, sebagai tambahan, dia menyebutkan
tempat yang mengkhawatirkan kepada orang lain.
“Terima kasih atas laporanmu. Termasuk masalah soal Jack
class Skull Face yang kemarin, aku akan menyelidiki yang ini juga. Disamping
itu, jika kau mengingat hal yang lainnya, tolong hubungi aku lagi. Aku mungkin
tidak akan bisa mengerti jika Shin-sama tidak hadir.”
“Aku mengerti. Aku akan datang lagi jika aku mengingat
sesuatu.”
Kemudian dia mengalihkan perhatiannya kepada papan bulletin
dimana request di tempel. Ketika dia mengambil request tentang Hillock Herb
sebelumnya, dia hanya melihat pada request G Rank saja. Kali ini Shin melihat
sejumlah besar request yang belum bisa di ambil karena ranknya saat ini. Dan
kemudian secara tidak sengaja, dia menemukan papan bulletin yang lainnya,
tersembunyi dibalik papan bulletin utama.
Ukurannya dengan panjang dan lebar sekitar 30 cemel. Itu
memiliki kesan buatan tangan dari request yang ditempelkan. Dan tidak bisa
dibandingkan dengan papan bulletin yang berada disampingnya.
Shin, yang sedikit tertarik, melihat beberapa request yang
tertempel dengan keadaan kacau. Kemudian, dia menemukan sebuah kata yang
menarik perhatiannya yang bercampur dengan request lainnya. Dia mengambilnya
dan memperhatikannya dengan jeli di tangannya.
―― Mencari seorang Skill Successor.
―― Orang yang menerima request ini, silahkan menghubungi
gereja panti asuhan di distrik timur.
―― Hadiah bisa di negosiasikan.
Isi dari request itu terlihat, dan Shin yang menyadari kalau
request itu berhubungan dengan kriminalitas atau request dari anak miskin yang
menaruhnya di papan bulletin, berdasarkan penjelasan Cilica tentang request
itu.
Jika seseorang bertanya mengapa mengaturnya menjadi seperti
itu, jawabannya haruslah orang yang memiliki kebebasan untuk melakukan request
itu.
“Aku punya perasaan kalau itu adalah request dengan suatu
kondisi tertentu. Rumor tentang itu tidak lain hanyalah kesalahan, bukan?”
Shin mengatakannya sembari memikirkan tentang hal itu. Dia
mengingat kembali informasi yang dia kumpulkan sembari menggunakan skill
pendengaran. Meskipun itu hanya rumor belaka, isinya membuatnya sedikit
khawatir.
Itu ada hubungannya dengan guild, terutama hubungan antara
seseorang yang disebut sebagai guild bawah tanah dan guild petualang. Untuk
lebih jelasnya, seperti halnya dengan guild petualang ataupun guild pedagang,
yang diterima oleh masayarakt, dan guild bawah tanah yang melakukan kejahatan
seperti pembunuhan dan penculikan.
Berdasarkan rumor tersebut, guild bawah tanah sedang
melakukan pembersihan para bangsawan dan semacamnya, seperti memaksakan permintaan
tak masuk akal dan permintaan tindakan kekerasan, dan guild petualang dikatakan
yang menjadi pengawas kejahatan yang dilakukan oleh guild bawah tanah. Meskipun
kebenarannya tidak pasti, itu bukanlah bahan tertawaan jika terjadi ‘sesuatu’.
“Bahkan meskipun itu panti asuhan. Jika aku tidak salah, itu
adalah panti asuhan dimana Wilhelm berada.”
Dia mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Wilhelm
sebelum berpisah waktu itu. Ketika Shin memikirkan kalau mungkin ada
hubungannya dengan gadis yang mengatur pertemuannya dengan Yuzuha, itu akan
meninggalkan rasa hambar di mulut jika dia membiarkannya begitu saja.
“…Aku harus pergi dan memeriksanya.”
Karena sebenarnya Shin ingin menanyakan Millie tentang
Yuzuha, dan disaat yang bersamaan, dia ingin mendengarkan isi dari request itu.
Shin memutuskan untuk pergi menuju ke panti asuhan.
◆◆◆◆
Setelah dia bertanya kepada Celica bagaimana caranya pergi
ke gereja dari sana, dia berjalan beberapa menit. Sesaat kemudian, Shin kini
berada di depan sebuah gereja.
Shin membayangkan kalau itu adalah tempat suci yang
dikombinasikan dengan kaca yang berwarna ketika dia mendengar tentang gereja,
dan itu tepat seperti yang di bayangkannya. Terdapat sebuah pintu besar yang
terbuka, para Jemaah yang duduk di atas bangku di dalam, dan sebuah biasan
cahaya yang bersinar dari kaca berwarna itu bisa terlihat. Matahari nampaknya
terbit dari balik sisi kaca berwarna itu. Cahaya itu, yang bersinar di dalam
gereja yang sedikit gelap itu seperti lingkaran cahaya suci, benar-benar sangat
misterius.
Terdapat dua suster di dalam jika jemaahnya tidak termasuk.
Tak ada sosok seperti seorang pastor atau pendeta yang bisa dilihat.
(Terdapat beberapa sedikit perbedaan pada desain
interiornya, tapi ini memang benar-benar sebuah skill arsitektural 『Church』.)
Dia memikirkan itu sembari berkeliling melihat gereja. Skill
arsitektural adalah skill yang dibutuhkan untuk membuat bangunan, seperti
namanya.
Karena dia teringat pada Cain, yang merupakan seorang
penyihir dan seorang arsitek di Rokuten, level skill arsitektural Shin
meningkat hingga VI. Berkat itu, Shin bisa memahami sedikit tentang poin baik
atau buruknya sebuah bangunan.
Dia paham kalau interiornya sudah tua, tetapi sangat
terawat. Dengan itu saja, dia kurang lebih bisa tahu kepribadian orang yang
merawat gereja ini.
“Ada yang bisa kubantu?”
“Hmm? Ah, maafkan aku. Ini pertama kalinya aku datang ke
tempat ini.”
Shin sedang melihat-lihat gereja di dekat pintu masuk. Salah
satu suster melihatnya dan langsung mendekatinya. Dia adalah seorang wanita
muda dengan mata gelap sanggul, dengan rambut berwarna cokelat terang.
Meskipun dia datang ke gereja, dia tidak datang untuk
beribadah dan hanya berdiri di dekat pintu masuk, yang terlihat cukup
mencurigakan. Dan lagi, tak ada nada khawatir yang keluar dari suster itu
kepada Shin.
Karena dia tidak memiliki urusan dengan gereja, dia
memutuskan untuk menanyakan tentang panti asuhan.
“Aku punya urusan dengan panti asuhan.”
“Apa kau orang yang melihat requestnya!”
Suara suster itu tiba-tiba sangat terkejut. Pasti hanya
beberapa orang saja yang menerima request yang ditaruhnya di papan bulletin.
Atau malahan dia tidak pernah menyangka kalau seseorang akan menerima request
itu yang membuatnya sangat terkejut.
“Baiklah, bisakah aku mendengarkan ceritanya dulu? Dan
kemudian, apa ada anak yang bernama Millie di panti asuhan ini? Rubah kecil
ini… Yuzuha, aku ingin memastikannya pada Millie.”
Shin mengatakan itu dan menunjukkan Yuzuha yang berada
diatas kepalanya. Meskipun suster itu menatap kagum pada Yuzuha, yang baru saja
diperhatikannya, tetapi dia langsung beralih kepada Shin segera setelah itu
sembari memberikannya tatapan curiga.
“Kenapa dengan anak itu?”
“Ketika aku bertemu dengannya kemarin, aku tertarik dengan
apa yang dikatakannya padaku. Disamping itu, aku juga ingin memastikan sesuatu
tentang itu, dia mengecilkan suaranya agar orang lain tidak mendengarnya.”
“…Baiklah. Silahkan lewat sini. Suster Rishia, tolong ambil
alih disini.”
Setelah sedikit mempertimbangkannya, suster yang mencurigai
Shin, meninggalkan tempat dan meminta Shin untuk mengikutinya setelah deia
mempercayakan tempatnya pada suster yang lainnya.
Ketika suster itu melewati pintu, dia pergi ke belakang
gereja. Terdapat sebuah bagunan tua disana. Bangunan itu, yang mengingatkannya
akan sebuah apartemen, memiliki bekas perbaikan di sana sini, tetapi Shin tidak
memperhatikan kesan lusuh itu. Ini sepertinya adalah panti asuhannya.
“Tolong tunggu disini sementara aku memanggil Millie.”
Dia memasuki sebuah tempat yang nampaknya sebuah ruang tamu.
Ketika Shin duduk diatas sofa dan melihat ke sekelilingnya, suster itu datang
membawa Millie setelah beberapa saat.
“…Itu Shin-nii”
Millie yang sedang bersembunyi dibelakang suster itu,
berlari ke arah Shin dan duduk disampingnya ketika dia menyadari kalau itu
adalah Shin yang sedang duduk di atas sofa.
“…Nampaknya kau memang bukan orang jahat rupanya.”
Suster itu tersenyum dan duduk diatas sofa di depan Shin.
“Aku sedikit malu kalau dilihat tiba-tiba dengan tatapan
mata seperti itu…”
“Fufu, maafkan aku. Sudah lama sejak terakhir kali Millie
dekat dengan seseorang.”
“Wilhelm mengatakan hal yang sama juga. Oh, Aku Shin.
Seorang petualang.”
“Kali ini sepertinya kau telah menerima request dari Millie,
terima kasih banyak. Aku Thoria Serias. Aku bertugas sebagai manager para
suster di gereja dan panti asuhan ini.”
Suster ini nampaknya adalah orang yang ditugaskan. Shin,
yang tidak tahu tentang persoalan pribadi gereja untuk saat ini, menjadi yakin.
“Ada juga hal kecil yang ingin ku pastikan hari ini. Hei
Millie, ketika kau mengatakan ‘Rubah-san’ kemarin, apakah dia?”
“Ya, benar. Terima kasih.”
“Sama-sama. Yuzuha, katakana terima kasih juga. Ini semua
berkat Millie kau bisa tertolong.”
“Kuu!”
Sembari menepuk kepala Millie, Shin tidak lupa menyuruh
Yuzuha untuk mengatakan terima kasihnya. Sebenarnya, dia tidak tahu apa yang
akan terjadi pada Yuzuha jika bukan karena perkataan Millie.
Yuzuha turun ke lantai dan merendahkan kepalanya, dan
setelah puas dengan balasan Millie, Shin megarahkan wajahnya ke arah suster.
Suster itu, yang sedang memperhatikan percakapan antara
Millie dan Yuzuha, dan membenarkan posisinya sembari tersenyum.
“Ada sesuatu yang ingin ku pastikan. Itu soal request yang
ada di guild. Bisakah aku mendengarnya lebih detail lagi?”
“Baiklah. Karena Shin-san sepertinya orang yang bisa di
percaya.”
Thoria mengangguk dengan wajah yang serius. Lagi pula,
nampaknya ada sebuah alasan, karena itu adalah request yang terlepas dari rank.
“Karena sudah membaca request itu artinya Shin-san adalah
seorang skill successor, benar kan?”
“Yah, kau bisa mengatakannya begitu.”
Meskipun itu berbeda dari kenyataannya, Shin mengangguk
karena dia tidak ingin pembicaraannya menjadi membingungkan.
“Orang yang ingin aku jadikan seorang skill successor
adalah, meskipun ini terdengar sedikit lancang, aku ingin kau mengajarkannya
skill itu jika memungkinkan.”
Shin mendengar dari Tiera hanya dengan memiliki skill saja
kau bisa mendapatkan perlakuan khusus, meskipun bisa dikatakan kalau sejumlah
besar kerja keras usaha dan uang dibutuhkan untuk mempelajarinya. Shin masih
belum melihatnya seperti itu, tetapi nampaknya terdapat penurunan versi skill
yang disebut sebagai art.
Ketika suster itu membicarakan tentang skill. Beberapa skill
yang dibutuhkan muncul di pikiran Shin.
“Ngomong-ngomong, apakah skill sistemnya adalah 【Heal】 dan 【Cure】 ?”
“Tidak, ini berbeda. Itu memang skill yang penting, tapi
keadaan saat ini berbeda kali ini.”
“Keadaan?”
Karena terdapat berbagai macam skill yang penting untuk job
penyembuh, bisakah kau mengajarkan aku itu? Shin berfikir kalau suster itu akan
mengatakan hal itu, tapi entah bagaimana nampaknya itu berbeda.
“Kalau begitu, skill apa yang diinginkan oleh Thoria?”
“…Tion.”
“Maafkan aku, aku tidak mendengarnya dengan jelas.”
“… 【Purification】 .”
“Ahh, 【Purification】 ya.”
Thoria mengatakannya seolah dia sudah menyerah, karena dia
tahu dia meminta hal yang mustahil.
“Aku tahu ini aneh…”
“Karena itu merepotkan, benar kan?”
“Ya merepotkan… apa?”
Beberapa detik setalah mendengar tanggapan Shin, untuk
pertama kali, Thoria menyadari kalau jawaban Shin terdengar sangat aneh.
“Eeto… apa tadi yang kau bilang?”
“Tidak, aku bilang merepotkan.”
Thoria tidak percaya mendengar kata-kata itu, sangat kontras
dengan apa yang dikatakan oleh Shin yang keluar dari pikirannya.
“Eeto, cara untuk mendapatkan skill itu, apa kau
mengetahuinya?”
“Ya, aku tahu.”
“…Request itu, kau bisa mengambilnya?”
“Itu tergantung.”
Shin berubah ke ekspresi serius dari kata-kata tersebut.
Mekipun Shin berbicara dengan nada santai, dia dengan tenang
menganalisa informasi di dalam kepalanya. Dia rasa dia mengerti sesuatu tentang
Millie, tetapi dia bahkan sama sekali tidak memiliki sekepingpun informasi
tentangnya. Sebaliknya, dia malah mengetahui tentang masalah yang sedang
terjadi dengan gereja saat ini. Sebagai tambahan, dia tidak menyangka kalau
skill yang diminta akan menjadi 【Purification】 ,
tetapi dia berani mengucapkan kalau dia memiliki informasi tentang 【Purification】. Meskipun dia memiliki sedikit
pengetahuan tentang dunia ini, dia tidak segitu bodohnya untuk mengajarkan
skill kepada suster yang baru pertama kali di temuinya.
“Aku ingin diberi waktu untuk memikirkan tentang hadiahnya.”
“Tidak, keadaan keuanganku masih baik untuk saat ini.
Sebaliknya, ada beberapa syarat.”
Syarat, Thoria menengang mendengar kata-kata itu. Seolah dia
tahu apa yang akan dikatakan oleh Shin selanjutnya.
“Syarat?”
“Benar, pertama, tentang kekuatan Millie. Selanjutnya, aku
menginginkan informasi yang kau dapatkan di dalam gereja, batas persyaratannya
adalah satu tahun. Dan yang terakhir, aku ingin ini di rahasiakan kalau aku
mengambil request ini. Bahkan dari para petinggi di gereja. Tolong beritahukan
kalau itu adalah bantuan dariku.”
Gereja adalah tempat dimana bermacam-macam orang terlepas
dari umur dan jenis kelamin mereka berkumpul. Kemungkinan akan ada beberapa
informasi yang datang dari dewa, pikir Shin. Dan karena Thoria sepertinya orang
yang baik, percakapan seperti ini nampaknya tidak terlalu familiar dengannya.
Terlepas dari hal itu, Shin lebih tertarik pada kekuatan
Millie. Itu kemungkinan adalah semacam kemampuan untuk melihat masa depan atau
penglihatan bencana. Insting Shin sebagai seorang gamer secara spontan merasakannya.
Pemikiran itu, jika berada di dunia aslinya, mungkin akan ditertawakan.
“Syarat-syarat itulah imbalan yang kuinginkan.”
Di lain pihak, Thoria, yang diminta, nampaknya agak sedikit
ragu-ragu untuk mengambil tindakan yang akan dilakukannya.
Dari pandangan Thoria, itu juga sekaligus memberikan resiko
yang besar untuk mengungkapkan kekuatan Millie kepada seseorang yang belum
dikenalnya dan muncul tiba-tiba. Tidak ada bukti yang pasti kalau Shin tidak
akan membocorkan cerita ini juga.
Sebagai tambahan, dia bahkan harus mengelabui pihak atas
gereja dalam kasus ini. Ini tidak bisa terelakkan lagi tapi untuk mengatakan
kalau syaratnya terlalu besar hanya untuk skill 【Purification】. Jika ingin membuat keadaan lebih buruk lagi, tak ada
juga bukti kalau Shin benar-benar tahu metode untuk mendapatkan skill 【Purification】. Dan jika kekuatan Millie diketahui
oleh seseorang dengan kekuasaan dan serakah, Millie sendiri akan berada dalam
bahaya. Itu bukanlah sebuah keputusan yang bisa di putuskannya tanpa berfikir matang.
Kesunyian menyelimuti ruang tamu.
Shin sedang menunggu sebuah jawaban dan Thoria yang masih
tetap diam.
“…Tidak apa-apa.”
Itu adalah kata-kata Millie yang memecah keheningan diantara
kedua orang itu.
Tidak apa-apa. Millie mengatakan itu sembari melihat ke arah
Thoria. Matanya bukanlah mata dari seorang anak kecil, matanya memancarkan
cahaya yang misterius.
“Millie?”
“Jika itu Shin-nii, itu tidak apa-apa.”
“………..”
Mesipun Thoria masih terdiam mendengar hal itu, telah
memutuskannya setelah melihat Millie, dia membuka mulutnya perlahan dan
mengangguk.
“Aku mengerti. Aku akan menerima syaratnya. Akan tetapi,
meskipun kau berkata informasi, kami ini hanya amatir. Aku tidak tahu apakah
kami bisa membantu dengan menginvestigasi ataupun melakukan sesuatu untukmu.”
“Kau tak perlu bertindak aneh. Kau bisa menginformasikanku
jika seseorang datang ke gereja dan mengatakan sesuatu yang mengkhawatirkan.
Kemampuan sebenarnya dari kekuatan Millie adalah yang lebih penting untukku.”
“Millie?”
Shin menjelaskan kalau dia tidak perlu meniru para penjual
informasi. Itu akan menjadi hal yang berbahaya jika itu dilakukan dengan tidak
professional. Dia lebih mengutamakan kekuatan Millie yang jauh dari masalah
utama.
“…Millie memiliki title 『Hoshiyomi』 sejak lahir. Dari cerita Millie,
pandangan yang benar-benar berbeda dilihat dengan pandangan normalnya.
Sebenarnya, belum pernah ada satupun hal yang salah yang dikatakan oleh Millie
selama orang itu tidak melakukan hal yang tak perlu. Aku rasa alasan mengapa
dia meminta Shin-san itu karena dia melihat sesuatu dengan kekuatan itu.”
“『Hoshiyomi』 ? Millie memiliki kekuatan seperti
itu…”
“Benar… Apa kau tahu tentang itu? Karena title ini, bahkan
aku tidak tahu banyak soal itu. Dan para title holder sangat sedikit
dibandingkan dengan skill Successor, karena mereka hampir tidak pernah
menunjukkan kemampuan mereka. Aku hanya tahu itu dari cerita Millie.”
Hmm, Shin merenung.
『Hoshiyomi』 aslinya adalah sebuah title yang
bisa didapatkan dari quest dengan petunjuk yang sedikit. Itu adalah title yang
sangat langka, tapi itu bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Ketika Shin mengetahui kekuatan Millie, yang diberitahukan
oleh Thoria, tidak menunjukkan apapun. Mungkin terdapat beberapa kondisi
tertentu, tapi itu tidak terlintas di pikiran Shin sama sekali. Meksipun tak
ada kekuatan di dalam THE NEW GATE yang tidak diketahui oleh Shin.
Kemungkinan itu mungkin telah menjadi sebuah petunjuk cara
bagaimana dia bisa kembali ke dunia asalnya.
(Tidak hanya kartu pesan, ada perubahan pada title juga?
Meskipun itu tidak masalah untuk mengetahuinya, title sangat sulit untuk di
pastikan karena itu tidak bisa diaktifkan begitu saja. Efek dari 『Hoshiyomi』 adalah penglihatan masa depan juga tidak pasti.)
Title pada dasarnya terbagi menjadi tipe yang aktif secara
acak dan tipe yang di aktifkan dengan cara pengaktifan biasa. 『Hoshiyomi』 biasanya aktif ketika sebuah quest muncul atau
diaktifkan, jadi dia itu berada di antara kedua tipe tadi.
Lalu ――
“Penculikan, penyekapan, dan pengurungan. Itu sangat
mengerikan ketika kekuatan Millie ketahuan. Orang yang memikirkan rencana
berbahaya seperti itu sering muncul. Bagaimana dengan pihak disini?”
Hanya kata-kata yang mengkhawatirkan saja yang muncul
dipikirannya. Pemicunya kemungkinan dari pengalaman masa lalunya.
Ngomong-ngomong, dia berbicara berbisik ke telinga Millie.
“Aku akan memberitahukan orang yang bisa dipercaya takkan
membicarakan ini dengan tidak berhati-hati, jadi hal ini takkan mudah tersebar.
Orang itu adalah seseorang yang tinggal disini dan menjadi seorang petualang,
dia akan bekerja sama denganku.”
“Apa itu Wilhelm?”
“Benar, ada juga yang lain, tapi dia adalah yang terbaik
saat ini untuk perlindungan. Orang yang berani menyentuh anak-anak disini
semuanya hampir musnah karena ketakutan mereka pada kemampuannya.”
Anak yang kecil sering dijadikan target tindakan kejahatan
nampaknya tidak pernah berubah dimanapun.
Meskipun Wilhelm ditakuti oleh para petualang, nampaknya
Wilhelm sendiri bukanlah orang yang jahat, pikir Shin. Dia melindungi panti
asuhan dengan memperoleh ketenaran, entah apa itu baik atau buruk.
Meskipun timbal baliknya akan ada kemungkinan seseorang yang
mempunyai dendam dengan Wilhelm dan mungkin akan mengincar panti asuhan, entah
bagaimana para petualang lain akan menanganinya. Karena tidak banyak hal yang
bisa dilakukannya sendirian.
“Lalu, karena aku sudah menerima hadiahnya, aku ingin
secara formal menerima request ini. Apa Thoria bersedia mendapatkan 【Purification】?”
“Tidak, bukan aku yang akan mempelajarinya, aku ingin itu di
dapatkan oleh Rishia. Kau melihat suster yang lain di dalam gereja, bukan?
Gadis itu, tolong ajari itu kepadanya.”
“Begitu? Aku sebenarnya mengira kalau Thoria-san yang akan
melakukannya.”
“Gadis itu adalah cucu dari orang yang melayani sebagai
pendeta di sana. Karena jika rencananya berjalan dengan mulus, gereja ini akan
diserahkan padanya berdasarkan agris keturunan.”
Nampaknya, sepertinya terdapat semacam keadaan selain
permintaan 【Purification】. Shin menyinggungkan senyum masam
sembari mengusap Yuzuha, karena sepertinya ini berubah menjadi hal yang rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar