The New Gate Volume 2 Chapter 1 Part 1 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Jumat, 04 Agustus 2017

The New Gate Volume 2 Chapter 1 Part 1


 

Volume 2 Chapter 1 Part 1


Shin yang membirkan Rubah kecil itu duduk dengan tenang diatas kepalanya, berjalan menuju kota. Setelah dia memberitahu Rubah itu “masukkan cakarmu kembali ke dalam tanganmu” berulang-ulang, Rubah kecil itu akhirnya tenang. Cakar yang menggores wajahnya itu dari tadi membuatnya sempoyongan.


Sebagai hasil dari menjalankan permintaan dari gadis panti asuhan, Millie, sejumlah besar Skull Face dikalahkan oleh Shin. Dan dia menyelamatkan Rubah kecil yang berasal dari kuil Shinto, yang menjadi medan pertempuran. Dan hutan, setelah pertarungan selesai, menjadi dipenuhi oleh suara dari makhluk hidup, tidak seperti ketika pertama kali dia datang ke kuil.

Kemungkinan ketika Shin pergi menuju kuil, gerombolan Skull Face memang sudah lebih dulu mendekat, dan hewan-hewan pergi bersembunyi. Tetapi gerombolan Skull Face itu memang terlalu banyak untuk kemunculan yang alami.

Jumlah undead yang muncul dari area pemakaman atau dungeon bawah tanah kemungkinan menyebabkan miasma yang berbahaya bertebaran. Dia menghela nafas berat sembari terus melangkah maju, karena jika dia tidak melaporkan ini, hal itu akan berakhir menjadi buruk.

Pertama-tama, bagaimana cara menyamarkan Element Tail… sembari memikirkan itu, dia memangil Rubah kecil itu yang sedang dengan nyamannya beristirahat di atas kepalanya.

“Hei, mari kita berdiskusi.”

“Kuu?”

Mengeluarkan suara dengan tanda tanya yang muncul dari Rubah kecil itu. Dari komunikasi sebelumnya, sudah terungkap kalau Rubah kecil itu mengerti apa yang Shin katakan.

“Karena akan berbahaya jika identitasmu yang sebenarnya terungkap, apa kau ingin membuat kontrak denganku?”

Kontrak dalam kasus ini adalah partner kontrak yang dibuat oleh tamer.

――Menjinakkan. Tidak seperti summoner yang bisa membuat kontrak dengan sejumlah summoned Beast tanpa adanya batasan, seorang tamer hanya bisa melakukan kontrak partner sekali. Meskipun dia hanya bisa melakukannya sekali, dia menganggapnya sebagai hewan peliharaan atau sebagai personel bantuan kecil. Karena Shin memiliki lebih banyak karakter support, dia tidak tidak membutuhkan seekor partner monster. Tapi Cashmere, yang merupakan seorang tamer dan summoner di Rokuten, menganjurkannya, yang juga merupakan salah satu alasan Shin melakukan kontrak ini.

Akan tetapi. Shin tidak pernah menyangka kalau itu akan sangat berguna di saat seperti ini.

“Meskipun takkan ada bonus tambahan apapun karena aku bukan seorang Tamer… Level dan ras mu takkan bisa dilihat oleh orang lain, dan kita akan bisa berkomunikasi tanpa bantuan item juga.”

Di dalam THE NEW GATE, ketika jumlah perbedaan level dan stat terlalu banyak, para player level rendah takkan bisa melihat stat player berlevel tinggi. Dan mereka harus terlebih dahulu bisa melihat stat dari masternya, sebelum bisa melihat stat monster yang dimiliki player tersebut. Dengan kata lain, Jika Shin, yang kekuatannya tiada tara di dunia ini, membuat kontrak dengan Rubah kecil tersebut, hampir tak ada seorangpun yang bisa melihat stat dari si Rubah kecil itu.

Negomong-ngomong, komunikasi (Telepati) bisa dilakukan antara master dan partner monsternya.

Meskipun terlihat seperti tidak berkata apa-apa jika dilihat dari luar, monster partner diberikan instruksi via telepati ketika di tengah pertempuran. Begitulah cara seorang Monster Tamer bertarung dengan partnernya.

“Kuu!? Ku~Ku~!”

“Benarkah!? Aku akan melakukannya!” seolah dia mengatakannya seperti itu, Rubah kecil itu mengeluarkan cakarnya lagi. Shin entah bagaimana bisa memahami Rubah kecil itu bahkan sebelum menjalin kontrak.

“Aku mengerti! Aku mengerti jadi jangan bergerak sebentar!”

Dia mengatakannya sembari memegang Rubah kecil itu menghadapnya sembari melafalkan kata kunci bersama.

“Aku, ingin berjalan bersama dengan engkau.” “Ku―…”

Rubah kecil itu menjawab perkataan Shin. Dalam hal ini, kontraknya akan selesai jika monster itu berkata “Aku, bersumpah akan berada di samping engkau”. Ketika suaranya berhenti, sebuah tato dengan bentuk seekor Falcon terbentuk dengan persis pada lengan kiri dan kaki depan mereka. Ini adalah tanda dari kontrak yang dibuat oleh player, itu dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan antara monster biasa dan seekor monster partner. Monster partner yang dibesarkan oleh player pada dasarnya lebih kuat dibandingkan dengan monster biasa.

“Lalu, sekali lagi, mohon kerja samanya.”

“Kuu!!”

“Terima kasih!!” seolah rubah itu mengatakannya, Rubah kecil itu mengangkat kaki kanannya dan meyalak. Itu adalah pemandangan yang menghangatkan yang akan membuat siapapun tersenyum.

“Baiklah kalau begitu, hal pertama yang harus dilakukan setelah menjalin kontrak.”

“Ku?”

“Yaitu menentukan namamu. Karena Element Tail adalah nama ras. Akan lebih alami untuk memikirkan sebuah nama untukmu ketika kau menjadi partnerku, aku rasa?”

Kuu!? KuKu!!

“Dan juga… tenanglah! Atau aku akan mengguncang kepalaku!!”

“Benarkah!? Apa itu!!” seolah Rubah itu mangatakannya. Sembari menenangkan Rubah kecil yang terlalu bersemangat itu, Shin mengatakan nama yang muncul dalam kepalanya.

“Bagaimana kalau, Yuzuha?”

“Kukukuu…kuu!!”

Raungan kecil dari Rubah muda itu menghilang untuk sesaat, memikirkan tentang nama ‘Yuzuha’. Dan kemudian dia setuju dengan suara tinggi “Kuu!!”, seolah berkata kalau dia senang dengan nama itu.

Ketimbang nama laki-laki, itu adalah nama perempuan yang muncul di pikiran Shin. Karena ketika Kyuubi quest diambil, Element Tail lebih sering muncul sebagai sosok perempuan dihadapan para Player.

“Yah, sebenarnya, tak ada sama sekali perbedaan jenis kelamin, tapi…”

Element Tail adalah monster yang tidak memiliki jenis kelamin, dia bisa menjadi entah itu laki-laki atau perempuan dan tidak terikat pada salah satunya. Meskipun itu hal yang biasa dia muncul dengan sosok perempuan dihadapan para player, dia juga ingat kalau sosok seorang pria pernah muncul tetapi cukup jarang di dalam situs walktrough. Tapi dia belum pernah benar-benar melihatnya.

“Kuu?”

“Tak ada. Aku rasa kau akan menjadi ‘Yuzuto’ ketika dalam mode laki-laki.”

Seperti di dalam novel, manga, dan Anime, ada kejadian seperti seorang wanita cantik muncul keesokan harinya setelah memeluk seekor hewan di atas ranjang. Dia tidak tahu apakah Element Tail di dunia ini akan muncul seperti yang berada di dalam game, tapi dia memang lebih menginginkan sosok perempuan. Itu akan menjadi mimpi buruk bagi Shin jika dia bangun dan hanya mendapati dirinya sedang berpelukan dengan pria lain, karena dia berharap untuk menikmati tidurnya.

(LUC-ku rendah. Aku harap ketika waktu dia menjadi orang tidak akan pernah terjadi.)

“Kuu?”

“Tidak mungkin ada keberuntungan yang aneh…” gumam Shin, dan Rubah kecil itu, Yuzuha, memiringkan kepalanya. Entah mengapa, dia berkelakuan aneh sembari merasa sedikit tidak nyaman, kemudian dia berhenti memikirkan soal itu. Meskipun disebut sebagai Element Tail, tubuhnya masihlah seekor Rubah kecil. Memikirkan tentang hal yang sulit bukanlah karakteristiknya, karena dia tidak bagus dalam hal itu.

Seperti biasa, dahi Shin dengan pelan dipukul oleh telapaknya yang cakarnya sudah dimasukkan. Terlebih lagi, reaksinya lebih seperti “Ada apa?”, berusaha memanggil Shin. Untuk waktu yang lama, bagi Yuzuha, yang sudah menahan ‘Poison’ dan ‘Curse’, hal sepele seperti komunikasi mungkin bukanlah apa-apa selain pengalaman yang menyenangkan.

◆◆◆◆

“Hmm?”

Sesaat setelah dia meninggalkan hutan utara, sebuah suara elektronik yang familiar, “Pon!”, didengar oleh Shin. Itu adalah suara dari level up, email masuk, pengumuman event, dan sebagainya, yang sering didengarnya di dalam game.

Dilihat dari Yuzuha, yang sama sekali tidak bereaksi, nampaknya itu hanya terdengar oleh Shin saja.

“Pesan masuk. Dari Tiera.”

Tulisan semi-transparan Kau mendapatkan Pesan di sudut pandangan Shin menjadi jelas. Ciri tidak nyata dari game, bagi Shin yang sudah menghabiskan beberapa hari di dunia ini, membawa ilusi ketika dia masih di dalam game.

“Ada perasaan yang aneh karena sistem yang setengah-setengah ini.”

Meksipun dia tidak terlalu merasa aneh karena sering melihat layar game melalui VR (Virtual Reality), ketika itu terjadi di dunia nyata, perasaan kalau ada sesuatu yang aneh tidak bisa dihilangkan. Apa ini perasaan ketika game dan realitas menyatu? Shin mengerutkan kening, tapi ini memang hal yang sangat praktis. Dia menghela nafas karena dia tidak punya pilihan lain selain berusaha untuk terbiasa, dan membuka pesan.

Kepada Shin

Ketika aku mencobanya, aku berhasil mengirim pesan kepada Master.

Meskipun aku tidak tahu apakah master sudah membaca kartu pesannya atau belum, kalau jawabannya sudah ada, aku akan menghubungimu lagi.

P.S.

Apakah bisa mengirim item menggunakan kartu pesan?

Tiera, yang merupakan kenalan Schnee di dunia ini, nampaknya bisa mengirim kartu pesan tanpa adanya masalah. Karena Shin tidak bisa mengirim kartu pesan kepada Schnee sendiri, dia tidak berfikir tentang kemungkinan kalau Tiera bisa berkomunikasi dengan Schnee sebelumnya.

“Yah karena dia sudah menghubunginya, itu adalah hal yang bagus.”

Dia meyakinkan dirinya kalau itu hal yang baik sembari melihat pada kartu pesan yang tidak terapakai untuk membalas sebagai lampiran. Kartu pesan menjadi butiran cahaya dan terisap masuk ke dalam kertas surat balasan. Nampaknya itu hanya bisa melampirkan item yang ringan saja, tapi itu sudah cukup menguntungkan dan praktis.

“…Apa ini terjadi karena di dunia ini? Pelampiran item tidak bisa dilakukan ketika di dalam game.”

Game dan dunia nyata tidaklah sama, dan peninjauan dari item lain juga dibutuhkan, dia mencatat itu di kepalanya. Ada hal yang tak terduga seperti di dunia ini tetapi tidak di dalam game.

Melihat jumlah item di dalam Item Box miliknya, itu akan membutuhkan sejumlah besar waktu untuk melakukan peninjauan. Shin, yang sedang memikirkan itu, sedikit mendapat sakit kepala.

“Jika Schnee menjawab sesuatu, segera hubungi aku.”

Dia membalas pesan yang juga berisi metode untuk melakukan pelampiran item, kemudian dia lanjut berjalan. Dia sedang menuju ke Gerbang selatan kota.

Dia memutuskan untuk melaporkan tentang pasukan yang mendekati tiga digit yang berisikan Skull Face ke Guild, dan mengecualikan Yuzuha dari laporan itu, meskipun dia harus berbohong.

“Yo Shin. Kali ini kau membawa sesuatu yang aneh lagi.”

Itu adalah Beid yang memanggil Shin dari Gerbang Selatan. Tak ada formalitas seperti pertama kali mereka bertemu, kemungkinan karena mereka cukup sering bertemu setiap hari.

“Ini adalah partner-ku, Yuzuha. Aku ingin memastikan sesuatu, ketika aku membawa partner monsterku, apa ada batasan atau semacamnya?”

Meskipun jika partner monster itu ditemani oleh sorang Tamer, Shin merasa kalau itu akan menjadi hal yang sulit jika membiarkan begitu saja seekor monster masuk ke dalam kota.

“Terdapat beberapa batasan dalam kasus monster yang agresif atau monster yang memiliki tubuh yang besar , tapi tidak akan ada masalah kalau badannya kecil, aku rasa. Untuk jaga-jaga, aku akan menyuruhmu untuk menulis dokumen yang dibutuhkan untuk persiapan di sini untuk saat ini. Setelah itu, partnermu harus menunjukkan tanda kontrak kalian untuk menyelesaikan proses registrasi.”

“Ini tak disagka tidak terlalu menyulitkan.”

Karena dia berpikir kalau hal ini akan jadi hal yang rumit, dia agak sedikit kecewa.

“Tentu saja, akan menjadi ketat dan rumit jika seseorang muncul dan melakukan kekerasan dan hal berbahaya. Sebagai tambahan, seorang tamer harus bertanggung jawab jika partner monster mereka menyebabkan masalah. Dan berhati-hatilah, karena ada beberapa orang yang suka memulai keributan dengan sengaja, dan meminta ganti rugi dari para tamer.”

“Ah, orang seperti itu ada juga ternyata.”

“Sayang sekali benar. Terlebih lagi, partner monsternya lah yang diincar ketika kemampuan tamernya dibatasi pada saat itu. Regulasinya agak sulit di sekitar sini.”

“Aku berfikir entah apakah itu akan mudah atau tidak…”

Karena ada orang yang mencoba menangkap dan menjual monster langka, Shin memahami kata-kata peringatan dari Beid.

Untuk jaga-jaga, membalas serangan nampaknya diperbolehkan untuk saat ini jika mereka berusaha untuk menangkapnya dengan paksa. Tetapi urusannya setelah itu nampaknya akan merepotkan, “Lakukan itu di tempat dimana kau takkan di lihat jika kau ingin melakukannya” kata Beid. Dia tidak tahu apakah itu tidak masalah untuk seorang penjaga mengatakan itu, tetapi dia paham soal partner monster dan soal memulai keributan, dan karena hampir semua pelaku kejahatannya merupakan anggota dari organisasi penjual monster, dikatakan kalau mereka tidak butuh izin untuk melakukannya.

“Namaya adalah Yuzuha, ras nya adalah Demon Fox. Sisanya adalah…”

Dia menulis kata-kata yang dibutuhkan di dalam dokumen yang dibawa oleh Bied.

Demon Fox adalah ras dimana tipe monster Rubah berasal, dan banyak player yang menjadikan mereka peliharaan ketika di dalam game.

Element Tail diklasifikasikan sebagai boss first class, dan dikategorikan sebagai ras ‘Element Tail’ sementara juga berasal dari keluarga yang sama dengan demon fox. Bisa dikatakan kalau mereka adalah makhluk tertinggi, seperti High Human atau High Elf.

Jadi ras yang Shin tulis di dalam dokumen bukanlah hal yang omong kosong. Meskipun itu juga tidak sepenuhnya benar.

“…Yosh, aku sudah menyelesaikan mengisi dokumen. Tolong diperiksa.”

“…Hmm. Tidak ada masalah. Kalau begitu, registrasi tanda kontrak telah selesai. Silahkan menyentuh ini dengan lengan dan kaki depan yang memiliki tanda kontrak disini.”

Ketika Beid memastikan kalau tidak ada perbedaan, dia menyerahkan dokumen itu kepada penjaga yang lain dan mengeluarkan sebuah bola berwarna ungu yang seukuran bola baseball.

Shin dan Yuzuha menyentuh bola itu dengan lengan lengan kiri dan kaki depannya bersama. Sesudah itu, bola itu perlahan bersinar, dan tanda kontrak dengan desain falcon muncul di dalam bola tersebut.

“Proses registrasi sudah berakhir dengan ini. Dan meskipun aku ingin itu tidak terjadi, jika partner monstermu mati ataupun diculik, akan ada proses pembatalan registrasi. Tolong itu diingat, untuk jaga-jaga.”

“Aku mengerti. Aku harap itu tidak akan terjadi.”

Dia mengangguk mendengar perkataan Beid yang terperinci yang berubah menjadi semacam pembicaraan bisinis, dan kemudian Shin meninggalkan gerbang.

Karena Yuzuha duduk di atas kepalanya, orang-orang yang lewat menatap ke arah Shin ketika dia berjalan di jalanan tanpa memperdulikannya. Karena Shin sudah memprediksinya kalau hal seperti ini pasti akan terjadi. Anak kecil dan yang lainnya, menunjuk “Itu Rubah-san” dan Shin, lalu ditegur oleh orang tuanya. Meskipun itu tidak perlu untuk menaruh rubah itu diatas kepalanya, Shin merasa akan sedikit berbahaya jika Yuzuha berjalan ditanah dimana terdapat banyak pejalan kaki. Tentu saja, orang yang berurusan dengan Yuzuha yang akan berada dalam bahaya.

Dia menahan tatapan dari orang-orang di sekelilingnya, dan menuju langsung ke bawah papan tanda dari guild petualang. Disini, tanpa terkecuali juga, Yuzuha, yang berada di atas kepala Shin, sangat menarik perhatian.

Disana terdapat sosok dua nona resepsionis yang sangat mirip satu sama lain seperti pinang di belah dua. Mereka adalah si saudara kembar Celica dan Cilica.

“Permisi. Aku ingin melaporkan sesuatu.”

“Aku akan menerimanya.”

Kedua orang itu menjawab di waktu yang bersamaan. Timingnya juga sangat serempak. Keduanya menatap ke arah Yuzuha untuk sesaat, tetapi perasaan itu lebih tepatnya untuk memastikan ketimbang mata yang terlihat penasaran.

“Baiklah, Eeto, pada siapa aku harus melapor?”

“Aku yang akan――”

“Menerimanya!”

Orang yang menyela perkataan si kakak tertua Celica, adalah si adik Cilica. Sang kakak yang rajin dan si adik yang jahil――Shin langsung tahu dari gaya rambut mereka, dan dia nampaknya tidak salah soal itu.

“…Cilica”

“Apa?”

“Shin-sama datang padaku pertama, oleh karena itu aku yang akan menerimanya.”

“Eh, apa aku tidak boleh?”

“Tidak boleh, aku yang akan melakukannya.”

“Entah mengapa moodmu berbeda dari yang biasanya.”

“Apanya yang berbeda?”

“Ya ya aku mengerti. Aku akan bertindak seperti biasanya.”

Pada akhirnya, nampaknya Celica yang ditetapkan sebagai pemenang. Dan untuk Shin dia tidak terlalu peduli karena pada siapapun dia melaporkannya, itu sama saja baginya.

“…Uhm, soal laporannya?”

“Ya, maaf soal keributannya. Silahkan laporan anda?”

“Hari ini, di dekat pusat hutan utara, aku bertemu dengan sejumlah besar Skull Face. Aku sudah memastikan kalau aku telah mengalahkan semuanya yang berada dalam jarak seranganku, tetapi karena ada beberap monster yang mungkin masih berkeliaran, aku melaporkannya untuk berjaga-jaga.”

“Sejumlah besar… apa maksudmu?”

“Aku tidak tahu jumlah tepatnya karena aku tidak menghitungnya, tapi aku rasa jumlahnya hampir mendekati 100.”

“Hah?…”

Hampir 100 Skull Face ―― Ada masalah soal penaklukan Jack Class beberapa hari yang lalu juga, jadi kalimat “Aku telah mengalahkan mereka” membuat respon Celica melemah, tapi seperti yang di harapkan, tidak mungkin bisa untuk menyembunyikan rasa syoknya karena jumlah tersebut.

“Jangan bilang kalau itu seperti yang aku pikirkan saat ini, apa mereka itu sama seperti kekuatan Skull Face seperti waktu itu?”

“Tidak, kali ini yang aku temui tidak melampaui yang diketahui secara umum dari level dan equipment mereka. Class mereka bercampur dari Jack dan Pawn class, dan mereka bergerak untuk mengepung sebuah bangunan.”

“Sebuah bangunan?”

“Ya. Sebuah kuil Shinto… itu adalah fasilitas untuk menyembah dewa.”

Karena dia tidak yakin entah apakah dia akan mengerti kalimat kuil Shinto, dia secara kasar menjelaskannya.

“Kuil Shinto… aku pernah mendengar kalau ada tempat seperti itu di kota Hinomoto, tapi aku tidak tahu kalau ada satu di hutan utara.”

Itu nampaknya pengaruh dari barrier yang mencegah makhluk hidup untuk mendekat. Terlebih lagi, barrier itu tidak dipasang luas, jadi sangat sulit untuk menyadarinya.

“Aku sangat khawatir ketika aku mendengar suara seperti sesuatu yang pecah ketika aku mendekat, dan diwaktu yang bersamaan para Skull Face muncul. Kemungkinan barrier atau semacamnya dipasang, aku rasa.”

“Jadi apakah kau menemukan sesuatu?”

“Meskipun ada beberapa benda di dalam kuil, sesuatu seperti lingkaran sihir yang tergambar di lantai. Hanya itu saja yang bisa kuingat.”

Tentang Yuzuha ditutupi, sebagai tambahan, dia menyebutkan tempat yang mengkhawatirkan kepada orang lain.

“Terima kasih atas laporanmu. Termasuk masalah soal Jack class Skull Face yang kemarin, aku akan menyelidiki yang ini juga. Disamping itu, jika kau mengingat hal yang lainnya, tolong hubungi aku lagi. Aku mungkin tidak akan bisa mengerti jika Shin-sama tidak hadir.”

“Aku mengerti. Aku akan datang lagi jika aku mengingat sesuatu.”

Kemudian dia mengalihkan perhatiannya kepada papan bulletin dimana request di tempel. Ketika dia mengambil request tentang Hillock Herb sebelumnya, dia hanya melihat pada request G Rank saja. Kali ini Shin melihat sejumlah besar request yang belum bisa di ambil karena ranknya saat ini. Dan kemudian secara tidak sengaja, dia menemukan papan bulletin yang lainnya, tersembunyi dibalik papan bulletin utama.

Ukurannya dengan panjang dan lebar sekitar 30 cemel. Itu memiliki kesan buatan tangan dari request yang ditempelkan. Dan tidak bisa dibandingkan dengan papan bulletin yang berada disampingnya.

Shin, yang sedikit tertarik, melihat beberapa request yang tertempel dengan keadaan kacau. Kemudian, dia menemukan sebuah kata yang menarik perhatiannya yang bercampur dengan request lainnya. Dia mengambilnya dan memperhatikannya dengan jeli di tangannya.

―― Mencari seorang Skill Successor.

―― Orang yang menerima request ini, silahkan menghubungi gereja panti asuhan di distrik timur.

―― Hadiah bisa di negosiasikan.

Isi dari request itu terlihat, dan Shin yang menyadari kalau request itu berhubungan dengan kriminalitas atau request dari anak miskin yang menaruhnya di papan bulletin, berdasarkan penjelasan Cilica tentang request itu.

Jika seseorang bertanya mengapa mengaturnya menjadi seperti itu, jawabannya haruslah orang yang memiliki kebebasan untuk melakukan request itu.

“Aku punya perasaan kalau itu adalah request dengan suatu kondisi tertentu. Rumor tentang itu tidak lain hanyalah kesalahan, bukan?”

Shin mengatakannya sembari memikirkan tentang hal itu. Dia mengingat kembali informasi yang dia kumpulkan sembari menggunakan skill pendengaran. Meskipun itu hanya rumor belaka, isinya membuatnya sedikit khawatir.

Itu ada hubungannya dengan guild, terutama hubungan antara seseorang yang disebut sebagai guild bawah tanah dan guild petualang. Untuk lebih jelasnya, seperti halnya dengan guild petualang ataupun guild pedagang, yang diterima oleh masayarakt, dan guild bawah tanah yang melakukan kejahatan seperti pembunuhan dan penculikan.

Berdasarkan rumor tersebut, guild bawah tanah sedang melakukan pembersihan para bangsawan dan semacamnya, seperti memaksakan permintaan tak masuk akal dan permintaan tindakan kekerasan, dan guild petualang dikatakan yang menjadi pengawas kejahatan yang dilakukan oleh guild bawah tanah. Meskipun kebenarannya tidak pasti, itu bukanlah bahan tertawaan jika terjadi ‘sesuatu’.

“Bahkan meskipun itu panti asuhan. Jika aku tidak salah, itu adalah panti asuhan dimana Wilhelm berada.”

Dia mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Wilhelm sebelum berpisah waktu itu. Ketika Shin memikirkan kalau mungkin ada hubungannya dengan gadis yang mengatur pertemuannya dengan Yuzuha, itu akan meninggalkan rasa hambar di mulut jika dia membiarkannya begitu saja.

“…Aku harus pergi dan memeriksanya.”

Karena sebenarnya Shin ingin menanyakan Millie tentang Yuzuha, dan disaat yang bersamaan, dia ingin mendengarkan isi dari request itu. Shin memutuskan untuk pergi menuju ke panti asuhan.

◆◆◆◆

Setelah dia bertanya kepada Celica bagaimana caranya pergi ke gereja dari sana, dia berjalan beberapa menit. Sesaat kemudian, Shin kini berada di depan sebuah gereja.

Shin membayangkan kalau itu adalah tempat suci yang dikombinasikan dengan kaca yang berwarna ketika dia mendengar tentang gereja, dan itu tepat seperti yang di bayangkannya. Terdapat sebuah pintu besar yang terbuka, para Jemaah yang duduk di atas bangku di dalam, dan sebuah biasan cahaya yang bersinar dari kaca berwarna itu bisa terlihat. Matahari nampaknya terbit dari balik sisi kaca berwarna itu. Cahaya itu, yang bersinar di dalam gereja yang sedikit gelap itu seperti lingkaran cahaya suci, benar-benar sangat misterius.

Terdapat dua suster di dalam jika jemaahnya tidak termasuk. Tak ada sosok seperti seorang pastor atau pendeta yang bisa dilihat.

(Terdapat beberapa sedikit perbedaan pada desain interiornya, tapi ini memang benar-benar sebuah skill arsitektural Church.)

Dia memikirkan itu sembari berkeliling melihat gereja. Skill arsitektural adalah skill yang dibutuhkan untuk membuat bangunan, seperti namanya.

Karena dia teringat pada Cain, yang merupakan seorang penyihir dan seorang arsitek di Rokuten, level skill arsitektural Shin meningkat hingga VI. Berkat itu, Shin bisa memahami sedikit tentang poin baik atau buruknya sebuah bangunan.

Dia paham kalau interiornya sudah tua, tetapi sangat terawat. Dengan itu saja, dia kurang lebih bisa tahu kepribadian orang yang merawat gereja ini.

“Ada yang bisa kubantu?”

“Hmm? Ah, maafkan aku. Ini pertama kalinya aku datang ke tempat ini.”

Shin sedang melihat-lihat gereja di dekat pintu masuk. Salah satu suster melihatnya dan langsung mendekatinya. Dia adalah seorang wanita muda dengan mata gelap sanggul, dengan rambut berwarna cokelat terang.

Meskipun dia datang ke gereja, dia tidak datang untuk beribadah dan hanya berdiri di dekat pintu masuk, yang terlihat cukup mencurigakan. Dan lagi, tak ada nada khawatir yang keluar dari suster itu kepada Shin.

Karena dia tidak memiliki urusan dengan gereja, dia memutuskan untuk menanyakan tentang panti asuhan.

“Aku punya urusan dengan panti asuhan.”

“Apa kau orang yang melihat requestnya!”

Suara suster itu tiba-tiba sangat terkejut. Pasti hanya beberapa orang saja yang menerima request yang ditaruhnya di papan bulletin. Atau malahan dia tidak pernah menyangka kalau seseorang akan menerima request itu yang membuatnya sangat terkejut.

“Baiklah, bisakah aku mendengarkan ceritanya dulu? Dan kemudian, apa ada anak yang bernama Millie di panti asuhan ini? Rubah kecil ini… Yuzuha, aku ingin memastikannya pada Millie.”

Shin mengatakan itu dan menunjukkan Yuzuha yang berada diatas kepalanya. Meskipun suster itu menatap kagum pada Yuzuha, yang baru saja diperhatikannya, tetapi dia langsung beralih kepada Shin segera setelah itu sembari memberikannya tatapan curiga.

“Kenapa dengan anak itu?”

“Ketika aku bertemu dengannya kemarin, aku tertarik dengan apa yang dikatakannya padaku. Disamping itu, aku juga ingin memastikan sesuatu tentang itu, dia mengecilkan suaranya agar orang lain tidak mendengarnya.”

“…Baiklah. Silahkan lewat sini. Suster Rishia, tolong ambil alih disini.”

Setelah sedikit mempertimbangkannya, suster yang mencurigai Shin, meninggalkan tempat dan meminta Shin untuk mengikutinya setelah deia mempercayakan tempatnya pada suster yang lainnya.

Ketika suster itu melewati pintu, dia pergi ke belakang gereja. Terdapat sebuah bagunan tua disana. Bangunan itu, yang mengingatkannya akan sebuah apartemen, memiliki bekas perbaikan di sana sini, tetapi Shin tidak memperhatikan kesan lusuh itu. Ini sepertinya adalah panti asuhannya.

“Tolong tunggu disini sementara aku memanggil Millie.”

Dia memasuki sebuah tempat yang nampaknya sebuah ruang tamu. Ketika Shin duduk diatas sofa dan melihat ke sekelilingnya, suster itu datang membawa Millie setelah beberapa saat.

“…Itu Shin-nii”

Millie yang sedang bersembunyi dibelakang suster itu, berlari ke arah Shin dan duduk disampingnya ketika dia menyadari kalau itu adalah Shin yang sedang duduk di atas sofa.

“…Nampaknya kau memang bukan orang jahat rupanya.”

Suster itu tersenyum dan duduk diatas sofa di depan Shin.

“Aku sedikit malu kalau dilihat tiba-tiba dengan tatapan mata seperti itu…”

“Fufu, maafkan aku. Sudah lama sejak terakhir kali Millie dekat dengan seseorang.”

“Wilhelm mengatakan hal yang sama juga. Oh, Aku Shin. Seorang petualang.”

“Kali ini sepertinya kau telah menerima request dari Millie, terima kasih banyak. Aku Thoria Serias. Aku bertugas sebagai manager para suster di gereja dan panti asuhan ini.”

Suster ini nampaknya adalah orang yang ditugaskan. Shin, yang tidak tahu tentang persoalan pribadi gereja untuk saat ini, menjadi yakin.

“Ada juga hal kecil yang ingin ku pastikan hari ini. Hei Millie, ketika kau mengatakan ‘Rubah-san’ kemarin, apakah dia?”

“Ya, benar. Terima kasih.”

“Sama-sama. Yuzuha, katakana terima kasih juga. Ini semua berkat Millie kau bisa tertolong.”

“Kuu!”

Sembari menepuk kepala Millie, Shin tidak lupa menyuruh Yuzuha untuk mengatakan terima kasihnya. Sebenarnya, dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada Yuzuha jika bukan karena perkataan Millie.

Yuzuha turun ke lantai dan merendahkan kepalanya, dan setelah puas dengan balasan Millie, Shin megarahkan wajahnya ke arah suster.

Suster itu, yang sedang memperhatikan percakapan antara Millie dan Yuzuha, dan membenarkan posisinya sembari tersenyum.

“Ada sesuatu yang ingin ku pastikan. Itu soal request yang ada di guild. Bisakah aku mendengarnya lebih detail lagi?”

“Baiklah. Karena Shin-san sepertinya orang yang bisa di percaya.”

Thoria mengangguk dengan wajah yang serius. Lagi pula, nampaknya ada sebuah alasan, karena itu adalah request yang terlepas dari rank.

“Karena sudah membaca request itu artinya Shin-san adalah seorang skill successor, benar kan?”

“Yah, kau bisa mengatakannya begitu.”

Meskipun itu berbeda dari kenyataannya, Shin mengangguk karena dia tidak ingin pembicaraannya menjadi membingungkan.

“Orang yang ingin aku jadikan seorang skill successor adalah, meskipun ini terdengar sedikit lancang, aku ingin kau mengajarkannya skill itu jika memungkinkan.”

Shin mendengar dari Tiera hanya dengan memiliki skill saja kau bisa mendapatkan perlakuan khusus, meskipun bisa dikatakan kalau sejumlah besar kerja keras usaha dan uang dibutuhkan untuk mempelajarinya. Shin masih belum melihatnya seperti itu, tetapi nampaknya terdapat penurunan versi skill yang disebut sebagai art.

Ketika suster itu membicarakan tentang skill. Beberapa skill yang dibutuhkan muncul di pikiran Shin.

Ngomong-ngomong, apakah skill sistemnya adalah Heal dan Cure ?

“Tidak, ini berbeda. Itu memang skill yang penting, tapi keadaan saat ini berbeda kali ini.”

“Keadaan?”

Karena terdapat berbagai macam skill yang penting untuk job penyembuh, bisakah kau mengajarkan aku itu? Shin berfikir kalau suster itu akan mengatakan hal itu, tapi entah bagaimana nampaknya itu berbeda.

“Kalau begitu, skill apa yang diinginkan oleh Thoria?”

“…Tion.”

“Maafkan aku, aku tidak mendengarnya dengan jelas.”

“… Purification .

Ahh, Purification ya.

Thoria mengatakannya seolah dia sudah menyerah, karena dia tahu dia meminta hal yang mustahil.

“Aku tahu ini aneh…”

“Karena itu merepotkan, benar kan?”

“Ya merepotkan… apa?”

Beberapa detik setalah mendengar tanggapan Shin, untuk pertama kali, Thoria menyadari kalau jawaban Shin terdengar sangat aneh.

“Eeto… apa tadi yang kau bilang?”

“Tidak, aku bilang merepotkan.”

Thoria tidak percaya mendengar kata-kata itu, sangat kontras dengan apa yang dikatakan oleh Shin yang keluar dari pikirannya.

“Eeto, cara untuk mendapatkan skill itu, apa kau mengetahuinya?”

“Ya, aku tahu.”

“…Request itu, kau bisa mengambilnya?”

“Itu tergantung.”

Shin berubah ke ekspresi serius dari kata-kata tersebut.

Mekipun Shin berbicara dengan nada santai, dia dengan tenang menganalisa informasi di dalam kepalanya. Dia rasa dia mengerti sesuatu tentang Millie, tetapi dia bahkan sama sekali tidak memiliki sekepingpun informasi tentangnya. Sebaliknya, dia malah mengetahui tentang masalah yang sedang terjadi dengan gereja saat ini. Sebagai tambahan, dia tidak menyangka kalau skill yang diminta akan menjadi Purification , tetapi dia berani mengucapkan kalau dia memiliki informasi tentang Purification. Meskipun dia memiliki sedikit pengetahuan tentang dunia ini, dia tidak segitu bodohnya untuk mengajarkan skill kepada suster yang baru pertama kali di temuinya.

“Aku ingin diberi waktu untuk memikirkan tentang hadiahnya.”

“Tidak, keadaan keuanganku masih baik untuk saat ini. Sebaliknya, ada beberapa syarat.”

Syarat, Thoria menengang mendengar kata-kata itu. Seolah dia tahu apa yang akan dikatakan oleh Shin selanjutnya.

“Syarat?”

“Benar, pertama, tentang kekuatan Millie. Selanjutnya, aku menginginkan informasi yang kau dapatkan di dalam gereja, batas persyaratannya adalah satu tahun. Dan yang terakhir, aku ingin ini di rahasiakan kalau aku mengambil request ini. Bahkan dari para petinggi di gereja. Tolong beritahukan kalau itu adalah bantuan dariku.”

Gereja adalah tempat dimana bermacam-macam orang terlepas dari umur dan jenis kelamin mereka berkumpul. Kemungkinan akan ada beberapa informasi yang datang dari dewa, pikir Shin. Dan karena Thoria sepertinya orang yang baik, percakapan seperti ini nampaknya tidak terlalu familiar dengannya.

Terlepas dari hal itu, Shin lebih tertarik pada kekuatan Millie. Itu kemungkinan adalah semacam kemampuan untuk melihat masa depan atau penglihatan bencana. Insting Shin sebagai seorang gamer secara spontan merasakannya. Pemikiran itu, jika berada di dunia aslinya, mungkin akan ditertawakan.

“Syarat-syarat itulah imbalan yang kuinginkan.”

Di lain pihak, Thoria, yang diminta, nampaknya agak sedikit ragu-ragu untuk mengambil tindakan yang akan dilakukannya.

Dari pandangan Thoria, itu juga sekaligus memberikan resiko yang besar untuk mengungkapkan kekuatan Millie kepada seseorang yang belum dikenalnya dan muncul tiba-tiba. Tidak ada bukti yang pasti kalau Shin tidak akan membocorkan cerita ini juga.

Sebagai tambahan, dia bahkan harus mengelabui pihak atas gereja dalam kasus ini. Ini tidak bisa terelakkan lagi tapi untuk mengatakan kalau syaratnya terlalu besar hanya untuk skill Purification. Jika ingin membuat keadaan lebih buruk lagi, tak ada juga bukti kalau Shin benar-benar tahu metode untuk mendapatkan skill Purification. Dan jika kekuatan Millie diketahui oleh seseorang dengan kekuasaan dan serakah, Millie sendiri akan berada dalam bahaya. Itu bukanlah sebuah keputusan yang bisa di putuskannya tanpa berfikir matang.

Kesunyian menyelimuti ruang tamu.

Shin sedang menunggu sebuah jawaban dan Thoria yang masih tetap diam.

“…Tidak apa-apa.”

Itu adalah kata-kata Millie yang memecah keheningan diantara kedua orang itu.

Tidak apa-apa. Millie mengatakan itu sembari melihat ke arah Thoria. Matanya bukanlah mata dari seorang anak kecil, matanya memancarkan cahaya yang misterius.

“Millie?”

“Jika itu Shin-nii, itu tidak apa-apa.”

“………..”

Mesipun Thoria masih terdiam mendengar hal itu, telah memutuskannya setelah melihat Millie, dia membuka mulutnya perlahan dan mengangguk.

“Aku mengerti. Aku akan menerima syaratnya. Akan tetapi, meskipun kau berkata informasi, kami ini hanya amatir. Aku tidak tahu apakah kami bisa membantu dengan menginvestigasi ataupun melakukan sesuatu untukmu.”

“Kau tak perlu bertindak aneh. Kau bisa menginformasikanku jika seseorang datang ke gereja dan mengatakan sesuatu yang mengkhawatirkan. Kemampuan sebenarnya dari kekuatan Millie adalah yang lebih penting untukku.”

“Millie?”

Shin menjelaskan kalau dia tidak perlu meniru para penjual informasi. Itu akan menjadi hal yang berbahaya jika itu dilakukan dengan tidak professional. Dia lebih mengutamakan kekuatan Millie yang jauh dari masalah utama.

“…Millie memiliki title Hoshiyomi sejak lahir. Dari cerita Millie, pandangan yang benar-benar berbeda dilihat dengan pandangan normalnya. Sebenarnya, belum pernah ada satupun hal yang salah yang dikatakan oleh Millie selama orang itu tidak melakukan hal yang tak perlu. Aku rasa alasan mengapa dia meminta Shin-san itu karena dia melihat sesuatu dengan kekuatan itu.”

“『Hoshiyomi ? Millie memiliki kekuatan seperti itu…”

“Benar… Apa kau tahu tentang itu? Karena title ini, bahkan aku tidak tahu banyak soal itu. Dan para title holder sangat sedikit dibandingkan dengan skill Successor, karena mereka hampir tidak pernah menunjukkan kemampuan mereka. Aku hanya tahu itu dari cerita Millie.”

Hmm, Shin merenung.

Hoshiyomi aslinya adalah sebuah title yang bisa didapatkan dari quest dengan petunjuk yang sedikit. Itu adalah title yang sangat langka, tapi itu bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Ketika Shin mengetahui kekuatan Millie, yang diberitahukan oleh Thoria, tidak menunjukkan apapun. Mungkin terdapat beberapa kondisi tertentu, tapi itu tidak terlintas di pikiran Shin sama sekali. Meksipun tak ada kekuatan di dalam THE NEW GATE yang tidak diketahui oleh Shin.

Kemungkinan itu mungkin telah menjadi sebuah petunjuk cara bagaimana dia bisa kembali ke dunia asalnya.

(Tidak hanya kartu pesan, ada perubahan pada title juga? Meskipun itu tidak masalah untuk mengetahuinya, title sangat sulit untuk di pastikan karena itu tidak bisa diaktifkan begitu saja. Efek dari Hoshiyomi adalah penglihatan masa depan juga tidak pasti.)

Title pada dasarnya terbagi menjadi tipe yang aktif secara acak dan tipe yang di aktifkan dengan cara pengaktifan biasa. Hoshiyomi biasanya aktif ketika sebuah quest muncul atau diaktifkan, jadi dia itu berada di antara kedua tipe tadi.

Lalu ――

“Penculikan, penyekapan, dan pengurungan. Itu sangat mengerikan ketika kekuatan Millie ketahuan. Orang yang memikirkan rencana berbahaya seperti itu sering muncul. Bagaimana dengan pihak disini?”

Hanya kata-kata yang mengkhawatirkan saja yang muncul dipikirannya. Pemicunya kemungkinan dari pengalaman masa lalunya.

Ngomong-ngomong, dia berbicara berbisik ke telinga Millie.

“Aku akan memberitahukan orang yang bisa dipercaya takkan membicarakan ini dengan tidak berhati-hati, jadi hal ini takkan mudah tersebar. Orang itu adalah seseorang yang tinggal disini dan menjadi seorang petualang, dia akan bekerja sama denganku.”

“Apa itu Wilhelm?”

“Benar, ada juga yang lain, tapi dia adalah yang terbaik saat ini untuk perlindungan. Orang yang berani menyentuh anak-anak disini semuanya hampir musnah karena ketakutan mereka pada kemampuannya.”

Anak yang kecil sering dijadikan target tindakan kejahatan nampaknya tidak pernah berubah dimanapun.

Meskipun Wilhelm ditakuti oleh para petualang, nampaknya Wilhelm sendiri bukanlah orang yang jahat, pikir Shin. Dia melindungi panti asuhan dengan memperoleh ketenaran, entah apa itu baik atau buruk.

Meskipun timbal baliknya akan ada kemungkinan seseorang yang mempunyai dendam dengan Wilhelm dan mungkin akan mengincar panti asuhan, entah bagaimana para petualang lain akan menanganinya. Karena tidak banyak hal yang bisa dilakukannya sendirian.

Lalu, karena aku sudah menerima hadiahnya, aku ingin secara formal menerima request ini. Apa Thoria bersedia mendapatkan Purification?

“Tidak, bukan aku yang akan mempelajarinya, aku ingin itu di dapatkan oleh Rishia. Kau melihat suster yang lain di dalam gereja, bukan? Gadis itu, tolong ajari itu kepadanya.”

“Begitu? Aku sebenarnya mengira kalau Thoria-san yang akan melakukannya.”

“Gadis itu adalah cucu dari orang yang melayani sebagai pendeta di sana. Karena jika rencananya berjalan dengan mulus, gereja ini akan diserahkan padanya berdasarkan agris keturunan.”

Nampaknya, sepertinya terdapat semacam keadaan selain permintaan Purification. Shin menyinggungkan senyum masam sembari mengusap Yuzuha, karena sepertinya ini berubah menjadi hal yang rumit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar