Volume 2 Chapter 1 – Part 2
Satu menit setelah berdiskusi dengan
orang yang bersangkutan dan dianjurkan oleh Thoria dan Shin menerimanya, dia
harus menunggu di dalam panti asuhan sampai gereja tutup. Itu sangat dimengerti
karena dia tidak bisa mengabaikan pekerjaannya. Terlebih lagi, dia memang
bermaksud untuk menemani anak-anak juga.
“Rubah!?”
“Itu Rubah-san!”
“Aku ingin memegangnya!”
“Aku juga!”
“Kuu~…”
Anak-anak di panti asuhan sangat
tertarik pada Yuzuha.
Meskipun akan buruk untuknya
dijadikan mainan, dia meminta pada Yuzuha untuk menahannya untuk kali ini saja.
Shin bermaksud untuk bergabung jika dia melihat kesempatan.
Sangat kontras dengan Yuzuha,
anak-anak tidak ada yang mendekati Shin sama sekali. Hanya Millie yang berada
di dekat Shin.
“Meskipun ini bisa dimengerti,
apa-apaan perasaan kalah ini…”
“…Jangan menyerah?”
Kata-kata penyemangat itu membuat
matanya tertusuk
“…Yah, bisa dekat dengan orang yang
tiba-tiba saja datang dan berbicara dengannya tidak masuk akal, ya?”
Untuk anak-anak, kewaspadaan mereka
sangat kuat. Mereka takkan mempercayainya, tak peduli sebanyak apapun dia
diperkenalkan oleh Thoria. Terutama para yatim piatu yang telah kehilangan
kedua orang tua mereka atau saudara mereka.
“Millie tidak ingin ikut bergabung?”
“Aku kalah.”
“Kalah apa?”
“Yeah…”
Entah mengapa sebuah jawaban tak
terduga dilemaprkan balik, intinya adalah dia telah dikalahkan oleh lawan yang
sangat kuat.
Millie tetap gelisah entah apakah
dia harus ikut bergabung dengan kelompok yang mengelilingi Yuzuha atau tidak.
Ketika dia memikirkan itu, Yuzuha
sudah tidak mampu menahannya lagi. Dia menyelinap diantara anak-anak, berlari
ke arah Shin dan menaiki kepalanya. Bulunya berdiri, seolah dia sedang waspada.
“Yuu-chan, ayo kesini.”
“…Kuu.”
Ketika Millie memanggilnya setelah
berhenti beberapa saat, Yuzuha mengaum dan menempatkan dirinya di lengan
Millie.
Kehawatiran Yuzuha nampaknya telah
menghilang dibandingkan ketika mereka bertemu pertama kalinya. Dan nama
panggilannya sepertinya adalah Yuu-chan.
“Dengan ini, hanya aku yang bisa
memegangnya.”
“Siasat apaan itu!?”
“Kemenagan, tanpa perlu berusaha
keras.”
“Kau mengatakan hal seperti itu!?”
Sepertinya dia telah melihat kalau
Yuzuha takkan mampu menahannya dan akan kabur.
“Millie, kau gadis yang
menakutkan!!”
Shin menjawabnya. Ditengah-tengah
percakapan itu, dari kejauhan, anak-anak mulai melihat ke arah Shin.
Sekarang gadis yang terlihat sangat
serius, yang nampaknya merupakan yang paling tua, berdiri di hadapan Shin
sembari dia berfikir ‘Ada apa dengannya?’ nampaknya ada keberanian dalam gadis
itu. Dia mungkin berada di posisi kakak tertua karena dia berkata, “Hei kak!”
dan dia bukanlah anak yang berkumpul mengelilingi Yuzuha.
Gadis itu memliki rambut dengan
potongan rata, berwarna abu-abu dan memanjang sampai bahunya. Jika anak-anak
yang berkumpul mengelilingi Yuzuha sekitar seumuran anak SD, gadis ini terlihat
seperti murid SMP. Mata hijaunya sangat tajam, dengan tatapan yang seperti
bertanya.
“…Halo.”
“Halo. Kau mungkin sudah
mendengarnya dari Thoria, tapi aku adalah Shin. Aku adalah seorang petualang.
Senang bertemu denganmu.”
“Namaku Kua. Senang bertemu denganmu
juga.”
Untuk lebih meyakinkan, dia
memperkenalkan dirinya lagi. Apa itu hasil dari dirinya yang tidak takut itu?
Dia memperkenalkan dirinya tanpa adanya perasaan tertekan.
“Ngomong-ngomong, rubah ini adalah
Yuzuha. Tolong maafkan partnerku karena banyaknya bulu yang copot dan menarik
ekornya.”
“Apa kau orang yang datang untuk
menolong kami?”
“Hmm? Apa maksudmu?”
Shin akan mengerti kalau dia
mengatakan, “orang yang datang untuk menolong para sister”, tapi apa maksud
dari kata “kami”?
“Karena para sister mengatakan kalau
tempat ini akan menghilang.”
“Gereja akan menghilang?”
“Tidak, hanya panti asuhan saja.”
“Hanya panti asuhannya saja?”
Shin, yang mengira kalau gereja dan
panti asuhan adalah satu set, terkejut mendengar perkataan Kua.
Apa yang akan terjadi pada semua
anak-anak yang tinggal di sini jika panti asuhan ini menghilang? Dari sudut
pandang Kua, itu bukanlah pertanda yang baik.
“Bisakah aku mendengar cerita yang
terjadi saat ini? Aku tidak terlalu tahu detailnya.”
“…Aku mengerti.”
Dan, dia mengerti beberapa hal dari
cerita Kua.
Pertama, manajemen gereja tidak akan
dipercayakan pada seseorang sebelum mereka menjadi seorang Priest dengan
kemampuan yang memungkinkan, dan Thoria tidak memenuhi kriteria tersebut.
Priest, dalam hal ini, merujuk ke job. Bapa’ dan Sister sangat mirip dengan job
priest, mereka hanya berbeda dari namanya saja.
Kedua, ketika seseorang tidak bisa
memenuhi keriteria seperti yang tertera, priest yang lain akan mengambil alih
manajemen di sini. Nampaknya, pria yang menjadi kandidat selanjutnya akan
menghancurkan panti asuhan. Itu sangat meragukan apakah pria itu benar-benar
seorang priest atau bukan.
Ketiga, keluarga atau manajer
sebelumnya. Dalam hal ini adalah kesamaan pemegang keriteria, keluarga akan
mendapat prioritas yang lebih tinggi dalam hal keberhasilan mendapatkan posisi
tersebut. Dan inilah alasan Thoria mengajukannya pada sister lain, yaitu
Rashia. Jika Rashia mewarisi gereja ini, masalah yang ada akan terselesaikan.
Shin, yang tidak berfikir kalau
anak-anak ini benar-benar banyak mengetahui informasi tentang keadaan yang saat
ini sedang terjadi, sedikit terkejut sembari dia mendengar cerita itu.
“Meskipun begitu, mengapa Priest itu
tidak mau menjaga panti asuhan, padahal ini adalah gereja yang sama?”
Berdasarkan dari tindakan Thoria dan
Rishia, gereja adalah organisasi yang berdiri sendiri yang menolong
orang-orang.
Akan tetapi, tindakan kandidat
Priest selanjutnya sangat aneh dalam situasi ini.
“Kami membenci orang itu.”
“Orang seperti apa dia?”
Anak yang di belakangnya mengangguk
mendengar perkataan Kua.
Dia menanyakan orang seperti apa
pria itu, dan Shin entah bagaimana bisa memprediksi jawaban Kua.
“Si Babi itu telah di butakan oleh
uang.”
“…Ah, ya. Itu saja sudah cukup.”
Ketika seorang anak mengatakannya
dengan julukan yang kasar, seseorang pasti bisa membayangkan orang macam apa
pria itu.
Meskipun dia mengerti kalau
memutuskan hanya dari satu sudut pandang saja, itu hal yang tidak beralasan
dalam keadaan seperti ini.
Tentu saja, akan selalu ada anggota
yang korup di dalam suatu organisasi. Shin berpikiran jauh.
“Dengan kata lain, untuk memperoleh 【Purification】 di butuhkan agar Rashia bisa mengambil alih gereja?”
Seperti yang dikatakan oleh Els dari
guild, 【Purification】 adalah skill, skill yang
sangat spesial bagi para priest.
“Karena Shin-nii akan membantu, maka
semuanya akan baik-baik saja.”
“Ini tidak bisa di tegaskan hanya
dengan ini saja.”
Dia memperingati Millie yang penuh
dengan rasa percaya diri.
Kali ini dia bermaksud untuk
mengajarinya menggunakan metode asli tanpa menggunakan secret book. Dalam hal
ini, jika orangnya sendiri tidak mengalami kemajuan sama sekali, maka itu tidak
akan memberikan efek yang banyak, meskipun dengan bantuan Shin.
Dia tidak ingin menggunkan 【Secret Books Creation】, karena dia tidak tahu dampak
semacam apa yang akan disebabkan oleh 【Secret books Creation】 di dunia ini. Disamping itu, dia ingin Rashia agar terbiasa
dengan pertempuran.
Dari cerita Kua, dia tidak berfikir
kalau masalah di gereja akan selesai hanya dengan mendapatkan skill 【Purification】. Dalam 9 dari 10 kasus, keadaannya kemungkinan akan menjadi
pertempuran. Meskipun semua itu mungkin akan segera berakhir ketika Wilhelm
mulai mengamuk.
“Tapi jika Millie-chan berkata
seperti itu, aku tidak tahu apakah itu benar-benar tidak masalah?”
Kua bergumam dan Shin menanyakan
soal itu.
“Apakah perkataan Millie selalu
tepat seperti yang dikatakannya?”
“Ya, meskipun dia terkadang
mengatakan sesuatu soal tokonya saat ini sedang murah atau dimana kue dan
manisan di simpan.”
“Tidak, tunggu, itu hal yang
benar-benar berbeda.”
Shin khawatir soal Millie yang akan
dipandang aneh karena intuisinya yang bagus, tetapi jawaban tak di duga soal
makanan tadi mengingatkannya kembali.
“Aneh?”
Millie melihat ke arah Shin.
“Tidak, itu tidak aneh. Tapi itu
malahan hal yang bagus…?”
Karena dia berfikir kalau dia
seharusnya bisa menutupi apa yang harus dia ungkapkan, dia menanyakan jika itu
mungkin bagus.
Dia merasa kalau Millie sudah tumbuh
secara mental, yang membuat Shin berfikir seperti itu kemungkinan di sebabkan
oleh 『Hoshiyomi』, karena dia sudah melihat berbagai
macam hal dengan kekuatannya itu.
“Yah, hal yang bagus jika kau tidak
terlalu memaksakannya.”
Dia mengatakan itu sembari mengusap
kepala Millie.
Pada awalnya Millie menunjukkan
wajah yang bingung, tetapi dia terlihat nyaman setelah kepalanya mulai di usap.
“Diusap, sangat menyenangkan.”
Setelah itu, ada seorang anak yang
berasal dari ras beast terlihat iri menyaksikan Millie, yang terlihat sangat
nyaman.
◆◆◆◆
Mereka bermain bersama selama
beberapa jam sedangkan Millie memecah keheningan dengan anak-anak yang lainnya.
Ketika Thoria kembali ke panti asuhan, semua anak yang masih kecil dan beberapa
yang usdah cukup besar pergi untuk tidur, meninggalkan anak-anak yang lainnya.
“Ketika aku melihat anak-anak sedang
tertidur…”
Kata-kata yang baru saja coba
dikatakannya terhenti. Nampaknya kekuatan Thoria datang dari melihat anak-anak
yang tertidur dengan pulas. Seperti yang bisa di prediksi oleh orang lain, dia
pasti akan ragu terhadap Shin, orang yang baru saja ditemuinya hari ini, untuk
menjaga para anak-anak.
“…Anak-anak ini benar-benar lengah,
juga.”
“Itu benar, dan sangat melegakan
melihat hal itu.”
Terdapat sesosok gadis yang bernama
Rashia di dalam gereja yang sedang berada di belakang Thoria. Dia memiliki
rambut berwarna abu-abu dan memiliki sanggul yang sama dengan Thoria. Dari
matanya yang berwarna cokelat, Shin bisa melihat semangat yang sama seperti Kua
sebelumnya.
“Apa dia itu Rashia-san?”
“Be-Benar! Kali ini aku berharap
bisa akrab dengan mphu… iyai.”
Sepertinya dia menggigit lidahnya.
“Uhm, apa kau baik-baik saja?”
“Meskipun dia memiliki sedikit
kecerobohan di dalam dirinya, aku bisa menjaminnya padamu kalau dia akan
melakukan yang terbaik.”
Dan kata-kata itu langsung diikuti
dengan Thoria yang menunjukkan sedikit senyuman kecut.
“Uu, maafkan aku. Itu kejadian yang
tidak enak untuk dilihat.”
“Yah, santai saja. Aku Shin. Seorang
petualang. Aku akan mengajarimu bagaimana cara mempelajari skill 【Purification】. Akan tetapi, entah apakah itu bisa dikuasai atau tidak itu
semua tergantung dari Rashia-san. Jangan lupakan hal itu.”
“Baik!!”
Dia menjawab kembali dengan jelas
kali ini. Mata itu juga menunjukkan kesungguhannya di dalamnya.
“Kalau begitu, ayo segera kita
beranjak ke bagian detail akhirnya. Pertama-tama, aku ingin bertanya dua hal
kepada kalian; Apa kalian tahu dimana tempat para undead monster dengan level
tinggi muncul dengan jumlah yang besar? Jika tidak, aku akan memeriksanya
sendiri di guild.”
Terdapat beberapa kondisi khusus
untuk menguasai skill 【Purification】. Pada umumnya, seberapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk menguasainya bergantung pada tempatnya.
“Aku rasa salah satu yang paling
terkenal adalah ‘Dataran Hantu’.”
“Dataran hantu?”
Shin terlihat kebingungan mendengar
nama tempat yang keluar dari mulut Thoria, seolah dia belum pernah mendengar
nama itu sebelumnya.
“Benar. Setelah kau meninggalkan
kota, terdapat dataran yang terletak di daerah utara. Pada awalnya, disana
nampaknya seharusnya adalah dungeon, tapi bagiannya menyebar sampai diatas
tanah karena pengaruh bencana alam.”
“Sebuah dungeon yang bearada di atas
tanah? Apa benar ada hal seperti itu?”
“Aku pernah mendengar hal yang
serupa, tapi kejelasannya…”
“Yah, karena tugas kali ini
membutuhkan undead monster, aku akan mengatakannya sempurna.”
Dalam hal ini, dia merasa kalau hal
ini terlalu kebetulan, tapi dia memutuskan untuk tidak terlalu
mengkhawatirkannya. Dia sudah beberapa kali menyelesaikan masalah dengan
mengunjungi tempat seperti itu satu per satu. Dia nampaknya tidak memiliki
waktu yang banyak berdasarkan cerita yang dia dengar. Akan lebih baik untuk
memulainya lebih awal, pikir Shin.
“Jadi, berapa lama waktu yang kau
butuhkan untuk melakukan perjalanan ke sana?”
“Aku rasa――”
“5 atau 6 hari dengan kereta kuda.”
“…Ara, Will, kau baru saja kembali?”
Seseorang yang menyela perkataan
Thoria adalah Wilhelm, yang tiba-tiba muncul di pintu masuk. Dia membawa Venom
di tangannya, dan dengan tenang meningkatkan semangat tempurnya.
“Yo, apa aku menganggu?”
“Apa kau petualang yang mengambil
requestnya?”
Meskipun Wilhelm terlihat tenang di
permukaannya, Shin tahu kalau Wilhelm benar-benar siap untuk memulai
pertempuran.
“Itu benar, karena aku telah
menerima hadiahnya, aku tidak keberatan mengajarkan 【Purification】.”
“…Apa yang sudah kau dengar?”
Wilhelm bisa melihat sepenuhnya dari
jawaban Shin kalau hadiahnya bukanlah semacam uang ataupun barang-barang.
Matanya seolah mengatakan ‘Aku takkan memaafkan satupun kebohongan.’
Shin terdiam sesaat dan kemudian
menjawab.
“…Title Millie, dan kekuatan macam
apa yang dimilikinya. Setelah itu, pembicaraan untuk memastikan agar
informasinya tidak bocor kepada para petualang yang merupakan alumni dari panti
asuhan.”
“Apa tidak masalah menaruh
kepercayaan sebesar ini kepadanya?”
Kata-kata itu ditujukan kepada
Thoria.
“Tidak masalah. Aku tidak melihatnya
seperti orang jahat. Disamping itu, Millie juga menjaminnya. Semuanya baik-baik
saja.”
Wilhelm, yang mengetahui kekuatan
Millie, terlihat seperti ingin berkata “Tidak mungkin!” ketika dia melihat ke
arah Millie.
“…Apa kau melihatnya…?”
“Ya.”
“…Aku melihatnya.”
Kata-kata Millie membuatnya terdiam
beberapa saat, dan kemudian meresponnya dengan beberapa kata. Nampaknya dia
setuju untuk saat ini.
“Ah, apa kalian sudah menyelesaikan
perdebatannya?”
“Ya, karena Millie mengatakan
begitu, aku akan mempercayaimu untuk saat ini.”
Shin tidak bisa melakukan apapun
selain mengangkat bahunya melihat reaksi itu.
“Aku tidak pernah berfikir untuk
menyebarkan apa yang aku dengar, menyalahgunakan kekuatan Millie ataupun
semacamnya.”
“Tepat sekali. Jika seseorang berani
melakukan hal itu, aku akan membunuh orang itu.”
Wilhelm mengatakan gurauan sembari
mengayunkan Venom, tetapi matanya benar-benar terlihat serius. Itu adalah tanda
kalau tombak itu bisa melayang kapan saja.
“Mu~, Bertengkar, tidak boleh!”
“Ups.”
“Uu”
Millie, yang merasakan suasana
tegang, dengan manis menyelanya. Wilhelm, yang tampaknya tidak berada dalam
suasana hati untuk menekan lebih jauh, menurunkan semangat tempurnya.
“Maaf, aku tidak pernah bisa menjadi
orang yang sabar.”
“Will tidak memiliki kebiasaan
sabar.”
“Ketidaksabaran Will-nii.”
Toria dan rashia menyelanya dengan
santai. Sepertinya itu lebih Nampak seperti mengkritik daripada untuk menyela.
“Mereka memberitahumu…”
“Sialan kau…”
Shin punya firasat kalau jika
seorang manusia biasa merasakan aura jiwa tempurnya, mereka akan benar-benar
ketakutan, namun Thoria dan Rashia masih tetap tenang meskipun mereka orang
biasa.
“Yah itu tak masalah. Dari berbagai
hal yang telah aku dengar, dalam hal ini, mereka akan menerima informasi
tentang 【Purification】, ‘kan? ”
“Untuk jaga-jaga, rahasiakan ini
dari orang lain.”
“Jangan khawatir. Informasi ini
tentang rahasia gereja, itu akan berbahaya jika ada orang yang membicarakannya.
”
Yang lainnya mengangguk pada
komentar Wilhelm. Tampaknya. Shin berpikir gereja memiliki pengaruh besar.
“Apakah kalian memasang sihir
pencegahan menguping agar lebih aman? … Baiklah kalau begitu, kita kembali ke
subjek utama. Metode untuk mendapatkan 【Purification】 adalah dengan mengalahkan setidaknya 200 monster undead
yang levelnya lebih tinggi dari lvl 150, sembari memiliki item yang disebut 【Prayer of Saint Sphere】. Karena hanyalah pukulan terakhir
yang mengalahkan musuh yang dihitung (Last Hit), aku akan melemahkan monster
terlebih dahulu agar Rashia dapat mengalahkan mereka. ”
“… Oi, apakah itu benar, seriusan?”
“Aku serius. Tapi kenyataannya,
memperoleh 【Prayer
of Saint Sphere】
benar-benar sangat sulit, tapi tidak apa-apa untuk saat ini, karena aku
memilikinya. ”
Shin mengatakan hal itu seperti
bukan masalah besar.
Meskipun dia tidak menyadari hal
itu, monster yang levelnya melebihi lvl 150 keberadaannya sangat berbahaya
untuk orang biasa dari dunia ini. Rashia, yang mendengar kalau dia diminta
untuk mengalahkan setidaknya 200 monster, tercengang seolah arwahnya membeku.
“Oi, Rashia!”
“Hahi !!”
“Oioi, kau baik-baik saja? …”
Wilhelm menepuk bahunya dan Rashia
kembali tersadar. Disamping itu, Rashia tidak punya pilihan lain selain
bertahan.
“Oi Shin. Aku juga akan ikut
denganmu kali ini. ”
“Ya, tidak masalah, tapi dia mungkin
akan lebih nyaman jika dia bersama dengan seseorang yang dikenalnya.”
Jika hanya mereka berdua saja, dia
yakin hal itu akan menjadi sangat parah. Shin yang menyadari keadaan mental
Rashia saat ini.
Meskipun dia melihat reaksi Rashia,
bahkan jika itu seorang petualang dari dunia ini, akan sulit bagi mereka untuk
menyelesaikan ujian dari Shin. Shin pikir dia sendiri sudah bijaksana
dalam mengatakannya, tapi dia tanpa sadar menjadikan standar berdasarkan dari
era game.
“Kalau begitu, Rashia, Lakukanlah
yang terbaik.”
“Ya, aku akan melakukan yang
terbaik!”
Sementara Shin berpikir, Rashia
entah bagaimana tampaknya telah pulih juga. Sejak ia memegang tanggung jawab
gereja, ia harus mendapatkan lebih dari ini.
Setelah Rashia menetapkan kebulatan
tekadnya, pembahasan tentang hal-hal kecilpun berakhir.
Sementara itu, akan lebih baik jika
bergerak cepat, waktu persiapan untuk setiap orangpun ditetapkan. Tempat
pertemuan itu diputuskan untuk berada di depan pintu gerbang timur.
◆◆◆◆
Setelah Shin meninggalkan gereja,
yang lain mulai mempersiapkan perlengkapan untuk besok. Rashia dan Thoria
menjelaskan kepada anak-anak sambil mempersiapkan untuk perjalanan.
Wilhelm pergi keluar untuk membeli
makanan yang diperlukan dan barang-barang untuk perjalanan panjang.
Dia memanggil petualang yang
dipercaya yang merupakan alumni dari panti asuhan, sembari pada saat yang sama,
berjalan di sepanjang jalan utama untuk membeli hal-hal yang diperlukan. Itu
karena Priest yang mencoba untuk menghancurkan panti asuhan itu tidak akan
mungkin bergerak jika seseorang berada di sana.
Bahkan meskipun itu adalah petualang
dari panti asuhan, orang-orang yang tahu tentang kekuatan Millie sangat
terbatas. Ia harus menyampaikan semua anggota untuk waspada, karena akan ada
kemungkinan untuk waktu yang lama mereka tidak akan ada ditempat. Sementara
tersibukkan, Wilhelm terus berpikir tentang seorang pria.
Tak perlu dikatakan lagi, itu adalah
Shin.
Dia bertemu dengannya untuk pertama
kali di restoran favoritnya dan berbagi meja secara kebetulan. Meskipun Shin
hanya menjadi seorang petualang, Wilhelm terkejut karena Shin bisa berbicara
dengannya tanpa rasa takut, meskipun dia memiliki Venom. Karena hal itu dia
mampu mengingat dia dengan cepat ketika mereka bertemu lagi di panti
asuhan.
Dia mendengar kalau Thoria berbicara
tentang kekuatan Millie dengan Shin di gereja, dan berpikir tidak peduli
bagaimana dia memandang itu, Shin terlalu dipercaya, tapi dia setuju untuk saat
ini karena Millie menegaskan kalau semuanya baik-baik saja. Selain itu, Millie
mengatakan “aku melihatnya”. Entah bagaimana, meskipun dia tidak bisa
mengatakan seperti itu pada dirinya, setidaknya dia yakin kalau Shin bukanlah
orang yang berbahaya. Oleh karena itu, dia tidak berpikir kalau Millie akan
mendukung Shin.
Namun, hal itu tidak mengubah fakta
kalau dia tidak tahu apa-apa tentang karakter sebenarnya dari Shin.
Jika dia memikirkan tentang hal itu
dengan hati-hati, dia melihat bahwa ada banyak hal aneh ataupun kejanggalan.
Terutama komentar “Apakah kau sudah meng-”Appraise”-nya?”, Dan juga ketika ia
ditanyai tentang skill appraisal.
Sekarang dia berpikir tentang hal
itu, ekspresi Shin pada waktu itu seperti mengatakan, “Maka itu hal yang
mustahil.”
Dan kemudian persyaratan memperoleh【Purification】. Shin mengatakan “Mengalahkan setidaknya 200 monster undead
yang levelnya lebih tinggi dari lvl 150”. Dan kemudian setelah itu, dia
melanjutkan dengan “Aku akan melemahkan monster terlebih dahulu agar Rashia
dapat melancarkan pukulan terakhir (Last hit).” Dilihat dari cara Shin
berbicara, tidak terlihat kalau Wilhelm termasuk dalam kemampuan tempur mereka.
Jika apa yang dia katakan itu tidak
bohong, maka itu artinya dia memiliki kemampuan untuk mengalahkan musuh dari
Lvl. 150 atau lebih dengan sendirian. Selain itu, dia mampu membawa Rashia
bersamanya, yang akan menjadi beban dalam situasi itu.
(Apakah dia benar-benar hanya
seorang petualang?)
Ketika mereka berbagi meja, dia
terdengar seperti sudah memiliki pengalaman bertempur sebelum dia menjadi
seorang petualang, dan bukan hal yang aneh jika informasi tentang kemampuannya
itu beredar. Tetapi tidak ada informasi seperti itu yang ditemukan, bahkan
ketika Wilhelm meminta pada penjual informasi dari koneksi panti asuhan.
Untuk dapat mengalahkan monster
level 150 atau lebih, pangkat seorang petualang akan setidaknya B atau lebih tinggi.
Bukan hal yang luar biasa jika kasusnya dia itu peringkat A.
Orang macam apa dia, hingga dia
tidak diketahui sampai sekarang?
(Mungkin, orang itu …)
Dia tanpa sengaja berhenti berjalan.
Kata-kata muncul dalam pikiran
Wilhelm. kata-kata tertentu yang hanya sedikit orang yang tahu.
Kata-kata yang menunjukkan adanya
kekuatan yang tidak dibayangkan dalam masyarakat umum.
Seseorang yang memiliki banyak Skill
dan pengetahuan, dan menyimpang dari konsep level dalam masyarakat ini, ‘Yang
Terpilih’ (Chosen’s One) sebagai istilah umum. Terlebih lagi, Wilhelm memiliki
hubungan yang mendalam dengan Chosen One itu sendiri.
“Seorang Chosen One … ya?” (TL :
Aku akan menggunakan Chosen One karena terdengar lebih bagus dan menjaga
istilah asli dari LN nya.)
Gumaman spontan Wilhelm tidak
didengar oleh siapa pun, karena menghilang ditelan keributan kota.
Saat fajar hari berikutnya.
Shin dengan cepat menyelesaikan
sarapannya, dan mengatakan kepada Tsugumi kalau dia ingin check out karena dia
akan keluar untuk waktu yang lama. Sisa biaya penginapan, yang telah dibayanya
di muka, telah diterimanya. Karena semua barang-barag dimasukkan ke dalam Item
Box, dia tidak perlu packing dan bisa pergi tanpa menghabiskan terlalu banyak
waktu. Penyebabnya adalah Tsugumi yang tidak ingin melepaskan Yuzuha sehingga
dia tidak bisa segera berangkat. Shin merasa kalau itu seperti gerakan seorang
pemburu yang telah menemukan mangsanya. Apa mungkin, itu karena dari nama
keluarga mereka ‘Bear’? Shin menduga begitu.
Seperti biasa, Yuzuha naik di kepalanya
saat dia berjalan menyusuri jalan di mana para pejalan kaki tidak terlalu
padat. Dia tiba di gerbang timur di tempat yang disepakati lebih awal dari
biasanya, mungkin karena tidak seramai seperti di siang hari. Meskipun Shin
pikir dia datang sedikit lebih awal, ternyata sudah ada anggota yang menunggu
di sana.
“Yo.”
“Selamat pagi, Kau sangat cepat.”
Shin menjawab, sembari sedikit
terkejut karena Wilhelm yang datang lebih awal dan menunggu.
Cara untuk mengetahui waktu di kota
ini adalah dengan mendengar suara bel yang pada dasarnya berbunyi secara
berkala. Sangat sulit untuk mencocokkan waktu pertemuan dengan sempurna,
sehingga salah satu harus menunggu. Para pedagang merupakan pengecualian karena
mereka memiliki jam mereka sendiri, tetapi petualang tak disangka sangat miris
ketika itu tentang masalah waktu. Tsugumi dan Douma mengatakan kalau
terburu-buru di saat terakhir bukanlah hal yang jarang.
Masih ada 20 menit sebelum waktu
yang ditentukan. Shin memahaminya berkat sistem dari game. Entah mengapa, dia
menyesal karena berangkat terlalu awal.
“Apakah Kau selalu seawal ini?”
“Tidak, aku hanya ingin memastikan
satu hal sebelum berangkat. Cukup ikuti aku sebentar.”
Shin benar-benar bingung melihat
pandangan menakutkan Wilhelm yang serius. Dia mengikuti dibelakang Wilhelm
sambil berpikir, “Ada apa?”. Yuzuha masih santai di atas kepala Shin. Tampaknya
dia tidak merasakan bahaya apapun sepertinya.
“Ngomong-ngomong, dimana Rashia?”
“Dia diminta untuk tugas sepele. Dia
akan terlambat. ”
Nampaknya dia seperti tidak ingin
ditanyai oleh Shin tentang Rashia entah apa alasannya.
Mereka mulai berjalan selama
beberapa menit. Wilhelm berhenti di depan sebuah toko tertentu.
Itu tampak seperti restoran dinilai
dari papan nama tersebut. Papan namanya itu memiliki gelas dan sendok yang
digabungkan tergambar di atasnya.
Setelah mengetuk pintu tiga kali
dengan interval yang tetap, Wilhelm membuka pintu. Bagian dalam toko itu
remang-remang, tapi kecerahannya terjaga pada tingkat di mana kita tidak nyaman
untuk berjalan. Tiga meja, lima kursi konter dan botol sake yang ditampilkan
secara rapi di dalam toko saat pertama kali masuk itulah yang dilihatnya. Dan
kemudian, seorang bartender yang sedang mengusap gelas.
Nampaknya toko ini adalah sebuah
bar.
“Maaf. Aku akan meminjam tempat ini.
”
“…………”
Bartender itu mengangguk mendengar
kata-kata Wilhelm, membuka pintu belakang dan meninggalkan toko. Dia pasti
menyadari Yuzuha, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Shin berpikir apakah hewan
akan dilarang karena masalah kebersihan, tapi tampaknya itu bukanlah hal yang
harus dikhawatir di dunia ini. Dia mungkin berpikir kalau Shin adalah seorang
Tamer.
“Kenalanmu?”
“Ini adalah salah satu koneksi panti
asuhan. Apakah kau tidak mendengar beberapa orang ini dari Thoria? ”
“Oh. Bartender sebelumnya adalah
seorang petualang? ”
“Kurang lebih seperti itu.”
Mereka berdua mengobrol sambil
berdiri, sebelum duduk di kursi di depan meja.
Kemudian, Wilhelm tiba-tiba mulai
berbicara.
“Aku ingin memastikan satu hal.
Apakah kau seorang ‘Chosen One’? ”
“…Apa itu?”
Shin bertanya kembali karena dia
belum pernah mendengar tentang kata-kata itu seingatnya, sambil memiringkan
kepalanya. Alasan untuk jeda sebentar nya karena dia berusaha untuk mencari
dalam ingatannya soal kalimat dengan nama tersebut. Namun, tidak ada nama yang
disebut ‘Chosen One’ sejauh yang Shin tahu.
“Kau tidak tahu?”
“Tidak, tidak sama sekali.”
“…………”
Wilhelm mengamati keadaan Shin
setelah dia menjawab, dan mulai berbicara dengan tenang setelah waktu yang
singkat.
“Seorang Chosen One memiliki Skill
dan Title sejak lahir, dan mereka memiliki pengetahuan yang tidak seharusnya
diketahui. Orang itu sendiri memiliki kekuatan tidak dibayangkan untuk tingkat
mereka. ”
“Sejak lahir? Seriusan! Apakah
seperti bayi yang bisa berbicara atau menembakkan sihir? ”
Dari cerita Wilhelm, Shin
membayangkan fenomena misterius bayi yang bisa berbicara karena pengaruh
pengulangan dari reinkarnasi, yang kadang-kadang dia baca dalam web novel.
“Aku belum pernah mendengar cerita
seperti itu. Sebaliknya, ada banyak cerita, seperti anak laki-laki dengan usia
yang masih satu digit membunuh Tetra Grizzly dengan tangan kosongnya, atau
tiba-tiba mampu menggunakan Skill rahasia.”
“Seseorang yang kuat sejak lahir,
ya? Bagaimana aku harus mengatakannya, seperti hal yang normal dia dicap
sebagai monster.”
Meskipun kemampuannya dipengaruhi
sejak lahir, itu merupakan hal yang aneh untuk bisa memperoleh Skill dan
pengetahuan dari awal. Meskipun itu tergantung pada sudut pandangnya, penghuni
dunia ini pasti telah mengatakan hal tersebut kepada sang Chosen One.
“Dengan semua pengetahuan itu,
apakah sang Chosen One memiliki ingatan dari kehidupan mereka sebelumnya?”
“Tidak ada, hanya item dan
pengetahuan tentang monster, tapi cerita orang yang mengingat kehidupan masa
lalu mereka belum pernah terdengar.”
“Begitu ya.”
Sementara mendengar Wilhelm
berbicara, satu kemungkinan muncul dalam pikiran Shin.
(Beberapa Skill dapat digunakan dari
awal, memiliki Title, dan kemampuan yang tinggi … apa mungkin, sistem
reinkarnasi masih berfungsi?)
Awalnya reinkarnasi itu dilakukan di
kuil di dalam THE NEW GATE, sehingga memulai ulang dari bayi di dalam dunia
nyata ini bukanlah hal yang aneh. Dia tidak bisa menyangkal bahwa ada
kemungkinan kalau dia akan lahir normal dalam sebuah keluarga jika hal itu bisa
terjadi.
Ini tergantung pada frekuensi
reinkarnasi, tapi ada banyak manfaat reinkarnasi, seperti pewarisan Title dan
skill, statistik bonus, dan sebagainya. Shin berpikir kalau kemungkinan ini
adalah yang tertinggi jika ia mengabaikan beberapa kontradiksi.
Namun, tempat di mana kuil berada
menjadi zona berbahaya karena para monster, sehingga sulit untuk masuk
sekarang, dan konfirmasi tampaknya sulit.
“Apakah kau kebetulan tahu tentang
hal itu?”
“Ya atau lebih tepatnya tidak.”
Shin bingung beingung mendengar
jawaban itu.
Dia sendiri telah bereinkarnasi
juga, tapi itu adalah cerita ketika masih berada di dalam game, dan tidak
terlahir sebagai bayi seperti di dunia ini. Tapi kemampuan Shin hanya mungkin
bisa dijelaskan sebagai sang Chosen One untuk orang-orang di dunia ini. Selain
itu, bukan hal yang mustahil untuk membuat alasan kemampuannya yang tinggi
karena dia merupakan semacam spesies dengan jangka hidup yang panjang, karena
Shin terjebak untuk tetap menjadi manusia di dalam guild.
Dia tidak tahu apakah Wilhelm akan
percaya jika dia berbicara dengan jujur, dan bahkan jika Wilhelm percaya, Shin
akan berada dalam kesulitan. Karena High Human seharusnya telah punah.
“Ini bodoh… yah terserahlah, aku
tidak memiliki alasan apapun untuk membuatmu mengatakan segalanya. Aku juga
mungkin takkan mengatakannya, aku rasa. ”
“Aku lega kau mengatakan itu.”
“Karena kau nampaknya tidak
menyadari hal itu. Tapi untuk menangani level 150 sendirian adalah yang
dilakukan oleh petualang tingkat Advance. Itu akan menjadi hal yang sulit jika
itu kau, yang peringkat G. ”
“Sekarang kau menyinggungnya, itu
benar. Tidak, tanpa pikir-pikir!! ”
Ups, Shin mengeluarkan senyum kecut
sambil menggaruk-garuk kepalanya. Di dunia ini, di mana peringkat menjadi
standar evaluasi, penilaian Shin terhadap pentingnya statistik mungkin tidak
konvensional. Meskipun dia secara kasar memahami hal itu secara kebetulan, dia
sudah terlanjur ketahuan.
Shin bereaksi cukup mencolok, dan
pikirannya tidak tenang. Meskipun dia bermaksud untuk berhati-hati ketika
melihat reaksi Rashia terhadap 【Purification】, dia telah melakukan hal itu lagi. Namun, masih belum lama
semenjak Shin datang ke dunia ini, sehingga dia belum benar-benar memahami cara
dunia ini bekerja. Dalam arti, itu adalah dunia yang parah dibandingkan dengan
waktu ketika masih di dalam game. Itu hal yang mustahil, meskipun jika dia
sudah menghabiskan beberapa hari, untuk beradaptasi dengan nilai-nilai dan
pengetahuan umum.
“Julukan Chosen One tidak terlalu
diketahui oleh banyak orang juga, karena masalah akan mengikuti mereka ketika
kemampuan mereka ketahuan. Akan lebih baik untuk aman daripada menyesal. ”
“… Itu … mungkin sudah terlambat.”
“Oi, kau melakukan sesuatu?”
“Aku rasa aku mungkin telah
melakukan pertandingan dengan guild master dan menang, melapor kalau aku telah
mengalahkan Skull Face King class, dan bahkan mengalahkan Skull Face yang
jumlahnya mendekati tiga digit, di mana para Pawn dan Jack class juga
tergabung…. Dengan seorang diri. ”
“… Oi, itu juga terlalu konyol untuk
bisa ditanggapi. Apa-apaan ini, topik pembicaraan yang sangat kuat gila ini? ”
“Aku rasa itu sudah tak bisa
diapa-apakan lagi. Meskipun aku tidak mengharapkan semua hal ini untuk terjadi.
Atau lebih tepatnya, bukan berarti aku dengan sukarela mengundang diriku ke
dalam masalah. ”
Mamang Shin yang mendekati monster
Skull Face yang unik itu, tetapi surat pengantar dari Tsuki no hokora adalah
penyebab pertarungannya dengan Barlux, dan bahkan jumlah Skull Face yang
mendekati tiga digit muncul ketika dia baru saja menyelamatkan Yuzuha. Shin
bersikeras bahwa itu bukan salahnya. Terutama soal Skull Face, di mana dia
tidak bisa hanya memilih untuk meninggalkannya begitu saja.
“Astaga, meskipun hal itu membuatku
merasa kalau itu bukanlah lelucon. Sungguh, berhati-hatilah. Seorang Chosen One
cenderung dihormati karena kemampuan mereka. Tapi dari apa yang kau katakan
tadi, itu seperti kau diperlakukan sebagai anak tabu. ”
“Itu wajar saja, aku rasa.”
“Ada juga orang yang berceloteh
kalau dia berasal dari keturunan sang Oracle … sebenarnya, kekuatan kemampuan
ini mungkin dibatasi saat tumbuh dewasa, karena ada perbedaan yang adil dari
lingkungan. Nah kau mungkin bisa mengatakan, Chosen One dilindungi oleh gereja
atau negara sehingga tidak masalah serius sampai saat ini. ”
“Benarkah? Bahkan jika aku merasa
khawatir tentang hal itu, tapi berapa banyak Chosen One yang berada di setiap
negeri? ”
Jika Chosen One adalah keberadaan
yang telah mengalami reinkarnasi seperti yang dipikirkan oleh Shin, orang
tersebut mungkin dapat menghancurkan sebuah negeri jika seperti itu. Jumlahnya
itu yang dikhawatirkannya.
“Itu tergantung dari negerinya. Jika
kau menerima informasi yang dipublikasikan, ada 4 Chosen One di negeri ini,
termasuk guild master. Umumnya, ada 1 orang di setiap negeri-negeri tetangga.
Dalam setiap hubungan kekuasaan negeri, ada perbedaan yang cukup besar pada
tiap individu, seperti halnya kekuatan sang Chosen One, beberapa diantaranya
hanya mengkhususkan diri dalam pertempuran, dan dikatakan kalau mereka
merupakan orang-orang yang sangat ahli. Bahkan jika Bayreuth yang berada di
atas dalam kemampuan untuk berperang, negeri-negeri tetangga akan membentuk
aliansi dan menentang Bayreuth jika mereka melakukan tirani. Tidak peduli
seberapa kuat seorang Chosen One, mereka tidak akan bisa menghabisi seluruh
pasukan hanya dengan seorang diri. Bahkan meskipun mereka telah menggunakan
senjata rahasia mereka. Jadi sekarang, keseimbangan tetap terjaga. Nah, ada
juga kesepakatan tak tertulis kalau semua negeri akan menyembunyikan Chosen One
mereka juga. ”
“Negeri-negeri yang lain tidak akan
menunjukkan kartu truf mereka, ya? Meski begitu, sulit bagi para Chosen One
untuk memusnahkan sebuah pasukan dengan seorang diri. Ngomong-ngomong, seberapa
besar kakuatan yang dimiliki oleh Chosen One yang terkuat? ”
“Sejauh yang aku tahu, yang terkuat
adalah putri kedua, yah untuk putri kedua, dia menggunakan serangan jarak
dekat, putri pertama dengan sihir. Untuk putri pertama, sihirnya bisa
mencakup area luas sekitar 1000 musuh, tapi entah bagaimana dia pasti kalah
jika didekati. Putri kedua bergantung pada kekuatan fisik dan strategi untuk
mengalahkan musuh. Bahkan jika ada beberapa Chosen One yang ahli dalam
pertempuran, akan ada perbedaan yang cukup besar dalam kekuatan tiap individu
dan kemampuan mereka, kombinasi kedua putri Bayreuth adalah yang terbaik.”
Shin mengkalkulasi kemampuan para
Chosen One sambil mendengarkan kata-kata Wilhelm. Karena tentara biasa tidak
memiliki keuntungan jika menggunakan sistem reinkarnasi, statistik mereka tidak
akan mencapai 300, bahkan jika mereka mencapai max level. Tentu saja batasannya
itu tidak bergantung pada kemampuan equipment, tapi tetap saja, hanya beberapa
statistik saja yang akan mencapai 300.
Ketika ia memikirkan hal itu, karena
manusia adalah ras lain yang memiliki magic resistance tinggi, INT dari putri
pertama yang mampu menangani 1000 musuh akan melebihi 500, dan bahkan MP nya
akan cukup besar. Akan sangat luar biasa jika di dunia ini bisa menggunakan
beberapa serangan magic sekaligus. Dan kemudian sang putri kedua yang
dipasangkan dengan dia, mungkin memiliki HP yang tinggi, dan salah satu nilai
STR, VIT, dan AGI miliknya mendekati 500. Dia tidak bisa menahan senyum kecut
sembari dia membagi tipe warrior dan tipe Magician dengan baik sekali.
“Ini agak mudah dimengerti. Dengan
kata lain, duo kedua putri akan tak tertandingi jika mereka satu set, ya? ”
Putri pertama mengalahkan musuh
dengan sihir, putri kedua mengalahkan musuh yang mendekati mereka. Dia memiliki
perasaan kalau keberhasilan dalam pertempuran akan meningkat jika keduanya ada,
karena akan menjadi menarik untuk mengadunya dengan jumlah pasukan yang banyak.
“Benar sekali. Tidak peduli seberapa
banyaknya kombinasi yang dibuat, itu semua karena kedua orang itu. Jika para
Chosen One yang sama muncul dan bersaing, kemenangan atau kekalahan akan
diputuskan oleh perbedaan antara prajurit mereka. Karena semua negeri juga
memiliki kondisi serupa, itu adalah alasan mengapa mereka tidak dapat dengan
mudah mengungkapkan senjata rahasia mereka. ”
“Aku mengerti.”
Dengan kata lain, para Chosen One
dengan kemampuan mungkin tidak memiliki banyak perbedaan dalam segi statistik.
Meskipun tidak ada bukti konklusif, definisi Shin tentang para Chosen One
adalah mereka memiliki statistik dari orang yang bereinkarnasi, yang statnya
berkisar 500.
Permintaan untuk penilaian mungkin
akan datang dari Schnee, pikir Shin. Semua statistik nya melebihi 800. Dia
tidak tahu apa senjata yang dia gunakan sekarang, tetapi dengan menambahkan
kompensasi, STR-nya akan mendekati hampir 900.
Jika Shin menggunakan sihir area
yang dia pelajari sebelumnya, dia bisa memusnahkan bukan hanya 1000 tetapi
10.000 musuh dalam sekali jalan. Sangat mudah untuk membayangkan negeri-negeri
tetangga yang dicaplok dalam sekejap, jika dia melayani suatu negeri.
(Kalau dipikir-pikir, Els maupun
Celica-san tidak menanyakan padaku tentang Chosen One.)
Karena mereka adalah staf guild, dia
berpikir kalau mereka akan tahu tentang hal itu. Namun, dilihat dari cerita
Wilhelm, ada kemungkinan kalau hanya staf dan petualang yang berpangkat tinggi
saja yang diberitahu tentang hal itu. Yah, mereka mungkin lupa karena kesan
menghilangkan kutukan Tiera dan penaklukan Skull Face terlalu kuat bagi mereka.
“Terima kasih atas sarannya.
Meskipun itu sudah terlambat, aku akan lebih berhati-hati. ”
“Tolong lakukan itu.”
“Meskipun begitu, hal yang bagus
karena Wilhelm tanpa diduga peduli kapadaku. Apakah itu hal yang benar kalau
kau itu ditakuti? ”
Shin berbicara tentang apa yang dia
rasakan. Shin merasakan perbedaan yang luar biasa antara kesan yang di
dengarnya dan kesan dia dapat saat benar-benar bertemu Wilhelm.
“Itu karena orang-orang hanya
berpikir sesuka mereka, aku rasa. Bahkan akupun tidak mengerti. ”
“Tapi kau melindungi panti asuhan,
kan?”
“Orang lain hanya tidak terlalu
antusias akan hal ini. Bahkan ketika sang Bapa’ sedang sekarat, yang pria babi
serakah itu lakukan masih saja ikut campur dalam urusan gereja. Karena itu,
para anak-anak menangis. Dan tangisan anak-anak sangat keras membuat telingaku
sakit. ”
Wilhelm mengatakannya, sembari
meringis. Namun, itu mungkin karena rasa gelisah yang di dapatkannya sudah lama
sekali yang kemudian membuatnya merasa jengkel berada dalam situasi di mana
anak-anak menangis. Atau sebaliknya, tebak Shin.
“Jadi, kau membungkam orang yang
mencoba untuk ikut campur?”
“Hanya itu. Akhir-akhir ini,
aku rasa anak-anak mulai berfikiran yang aneh-aneh. Anak-anak harusnya menjadi
anak-anak saja, mereka seharusnya berlarian, tidur, dan makan tanpa
kekhawatiran. ”
(Sial, orang ini sangat baik.)
Pikir Shin, ketika Wilhelm berbicara
terang-terangan.
Dengan kata lain, seorang anak harus
bertindak seperti anak-anak pada umumnya yang polos dan Wilhelm tidak akan
memaafkan orang yang membuat mereka menangis. Julukan ‘kakak’ sangat cocok
untuknya.
“Astaga! Kau tidak jujur ‘kan? ”
Hal itu sangat menghibur sampai Shin
tak sengaja menyengir.
“Aaah?”
“Maaf, bukan apa-apa.
Ngomong-ngomong, aku sedikit khawatir, apakah tidak masalah jika aku ikut
campur dalam masalah pewarisan gereja ketika pria babi itu bisa menggunakan 【Purification】? ”
Dia mengencangkan ekspresinya untuk
menunjukkan ke khawatirannya. Meskipun lawan tidak disukai, dia tidak boleh
mengannggap remeh jika dia mendapatkan skill 【Purification】 dengan sendiri. Seekor babi yang bisa bertarung bukanlah
babi biasa.
“Ini sangat menjengkelkan, tapi babi
itu memang memiliki 【Purification】. Tapi kekuatan tempur bajingan itu,
jujur, hanyalah kelas teri. Metode yang kau sebutkan kemarin sangat
mustahil baginya. Itu tidak mungkin bisa dilakukan dengan level nya.”
“Apakah kau tahu dengan spesifik
berapa levelnya?”
“Aku dengar levelnya adalah 40.”
“Itu memang mustahil. Kalau begitu,
itu mungkin berasal dari 【Secret Books Creation】 ya?”
Seperti yang di duga, nampaknya dia
memperoleh skill nya dari item. Jika tidak, maka itu hal yang mustahil bagi
orang dengan level rendah untuk mendapatkan 【Purification】. Orang yang telah bereinkarnasi – Chosen One di dunia ini –
Meskipun itu memungkinkan, dari cara bicara Wilhelm, berbeda dari pemikiran
Shin.
“Gereja memiliki rahasia, satu atau
beberapa. Bahkan jika ada hal-hal seperti itu, informasi tersebut tidaklah
akurat. Lebih seperti, itu sangat tidak menyenangkan. Para priest High Rank di
markas besar nampaknya menjadi Skill Successor dari percakapan yang ku dengar.
”
“Tapi meskipun begitu, mengapa pria
babi itu di biarkan bebas, apa orang-orang tidak memperhatikan? Apa karena
kekuatan uang? …Hanya itu yang satu-satunya bisa aku pikirkan. ”
Memang, untuk posisi seorang pemimpin,
tidak mungkin semua orang bisa tetap berpura-pura tidak melihat. Selain itu,
setelah memikirkan berbagai hal, uang memang salah satu kekuatan yang paling
bisa dimengerti.
“Pada awalnya, aku pikir kau adalah
salah satu bawahan bajingan itu.”
“Benarkah? Kalau dipikir-pikir, apa
itu tidak aneh?”
Seorang petualang dengan skill 【Purification】 muncul di saat seperti ini. Sangat musthail untuk tidak
meragukan Shin tanpa Millie. Yang terlebih, dia tahu keadaan saat ini.
Jika tidak ada Millie, dia tidak tahu
apa yang akan terjadi.
“Millie juga, memiliki keyakinannya
sendiri, terlihat sedang berbicara dengan orang lain tentang sesuatu. Aku
bertanya-tanya tentang hubungan apa yang dimiliki oleh mereka berdua. ”
“Benarkah? Orang seperti apa yang
berbicara dengan Millie?”
“Apa kau tertarik?”
“Millie juga mendekatiku.”
“Itu benar… Aku tidak bisa
mengatakannya secara detail, tapi dia itu adalah seorang dragnil hitam, pixie
dengan rambut pirang, dan peri dengan rambut perak.”
“Begitu.”
Sementara Shin dengan ringan membalas
dengan respon setuju, dia tiba-tiba teringat pada salah satu deskripsi tadi.
(Black dragnil, pixie dengan rambut
pirang, Elf berambut perak… itu ciri-ciri yang pernah aku dengar di suatu
tempat. Tidak, kombinasi ini sendiri tidak selangka itu. Namun, salah satu dari
ketiga orang tadi nampaknya familiar.)
Meskipun itu rincian yang tidak
cukup untuk seseorang, “Apakah orang itu?” Pertanyaan muncul di kepalanya.
“Hei, elf berambut perak yang
terakhir tadi, apa itu Schnee Raizar?”
“Hah? Mengapa kau berpikir begitu? ”
“Intuisi… Aku tidak bisa
mengatakannya, tapi aku hanya punya firasat.”
“Intuisi, ya?”
Shin melihat langsung ke mata
Wilhelm.
“Boleh aku mendengar apa yang
dikatakan Millie ke Elf itu pada waktu itu?”
“… ‘Akan segera datang kembali’. Aku
tidak mengerti apa yang dia maksud dengan itu. ”
“Aku mengerti.”
“Apakah kau mengetahui sesuatu
tentang itu?”
“Tidak, aku tidak tahu.”
“Kau tidak tahu, meskipun wajahmu
terlihat yakin?”
“Itu juga tak bisa ku jelaskan.”
Namun, Shin yang tidak bisa
mengatakan itu sendiri, terkejut melihat Wilhelm yang tiba-tiba memberitahukan
seluruh isi percakapan. Sudah terprediksi, kalau Millie sudah mengharapkan Shin
untuk datang ke sini.
“Baiklah. Hmm? ”
“Kau harus memberitahuku lain kali
apapun alasannya.”
“Maaf, tunggu sebentar.”
Sebuah pesan tiba-tiba mulai
berkedip di sudut pandangannya. Sepertinya pesan dari Tiera.
Dia mengatakan kepada Wilhelm untuk
menunggu, dan membuka pesan.
『Untuk
Shin
Ada balasan dari Master.
Enta mengapa, aku ditanyai banyak
pertanyaan, jadi aku hanya menjawab apa yang aku ketahui.
Dia akan segera kembali kerumah
dengan cepat, segera setelah pekerjaannya telah berakhir.
Jika kau ingin meninggalkan
Bayreuth, tolong beritahu aku.
PS
Ada banyak pertanyaan dan aku agak
sedikit takut, apa sebenarnya yang telah kau lakukan kepada Master? 』
“…………”
Jumlah pertanyaannya menjadi terlalu
menakutkan, pikirnya saat mengirim pesan persetujuan. Apakah itu karena hasil
kekhawatirannya setelah 500 tahun tidak ada berita, Shin memutuskan untuk
bertemu pertama-tama untuk memastikan agar tidak ada masalah ketika mereka
bepergian bersama-sama.
Ketika dia hendak menutup layar menu
sembari menyinggungkan senyum pahit, dia melihat kalau kolom 『Important Things』berkedip. Dia membukanya untuk
melihat 『Surat
pengantar dari Tsuki no Hokora』 yang bersinar perak.
“Hmm? …Ah!”
Shin berpikir mengapa surat itu
bersinar, dan saat dia bertemu Barlux tiba-tiba terlintas dalam pikirannya.
Dikatakan kalau surat pengantar dari Tsuki no hokora terikat satu sama lain
dengan sihir dan merupakan cara bagaimana orang tahu apakah itu benda yang asli
atau bukan.
“Itu berarti…”
Dia mengeluarkan surat pengantar
yang berada dalam keadaan dibentuk menjadi kartu. Karena dia tidak tahu desain
apa yang akan muncul, dia menutupinya dengan tangan untuk mencegahnya agar
tidak terlihat untuk berjaga-jaga.
Surat pengantar yang memancarkan
cahaya perak yang berada dalam kondisi menjadi kartu.
“Ini…”
“Oi, jangan bilang, apakah kau
memiliki surat pengantar dari Tsuki no hokora?”
Apa? Wilhelm bertanya apa yang Shin
hendak katakan.
Lalu Shin melihat dan bertanya
kembali.
Pantas saja surat pengantar ini
memancarkan cahaya, yang berarti –
“Kau juga, apakah kau juga
memilikinya?”
“Karena Surat pengantar bersinar!”
Wilhelm mengambil sepotong kartu
dari ruang terbuka dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Mirip dengan Shin,
kartu Wilhelm memancarkan cahaya perak.
“… Ya itu, tidak salah lagi!”
“… Ini sungguhan.”
Shin dan Wilhelm saling memandang.
Suasana tak tergambarkan memenuhi
tempat itu.
◆◆◆◆
Tidak ada komentar:
Posting Komentar