The New Gate Volume 2 Chapter 1 Part 2 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Jumat, 04 Agustus 2017

The New Gate Volume 2 Chapter 1 Part 2

 

Volume 2 Chapter 1 – Part 2


Satu menit setelah berdiskusi dengan orang yang bersangkutan dan dianjurkan oleh Thoria dan Shin menerimanya, dia harus menunggu di dalam panti asuhan sampai gereja tutup. Itu sangat dimengerti karena dia tidak bisa mengabaikan pekerjaannya. Terlebih lagi, dia memang bermaksud untuk menemani anak-anak juga.


“Rubah!?”

“Itu Rubah-san!”

“Aku ingin memegangnya!”

“Aku juga!”

“Kuu~…”

Anak-anak di panti asuhan sangat tertarik pada Yuzuha.

Meskipun akan buruk untuknya dijadikan mainan, dia meminta pada Yuzuha untuk menahannya untuk kali ini saja. Shin bermaksud untuk bergabung jika dia melihat kesempatan.

Sangat kontras dengan Yuzuha, anak-anak tidak ada yang mendekati Shin sama sekali. Hanya Millie yang berada di dekat Shin.

“Meskipun ini bisa dimengerti, apa-apaan perasaan kalah ini…”

“…Jangan menyerah?”

Kata-kata penyemangat itu membuat matanya tertusuk

“…Yah, bisa dekat dengan orang yang tiba-tiba saja datang dan berbicara dengannya tidak masuk akal, ya?”

Untuk anak-anak, kewaspadaan mereka sangat kuat. Mereka takkan mempercayainya, tak peduli sebanyak apapun dia diperkenalkan oleh Thoria. Terutama para yatim piatu yang telah kehilangan kedua orang tua mereka atau saudara mereka.

“Millie tidak ingin ikut bergabung?”

“Aku kalah.”

“Kalah apa?”

“Yeah…”

Entah mengapa sebuah jawaban tak terduga dilemaprkan balik, intinya adalah dia telah dikalahkan oleh lawan yang sangat kuat.

Millie tetap gelisah entah apakah dia harus ikut bergabung dengan kelompok yang mengelilingi Yuzuha atau tidak.

Ketika dia memikirkan itu, Yuzuha sudah tidak mampu menahannya lagi. Dia menyelinap diantara anak-anak, berlari ke arah Shin dan menaiki kepalanya. Bulunya berdiri, seolah dia sedang waspada.

“Yuu-chan, ayo kesini.”

“…Kuu.”

Ketika Millie memanggilnya setelah berhenti beberapa saat, Yuzuha mengaum dan menempatkan dirinya di lengan Millie.

Kehawatiran Yuzuha nampaknya telah menghilang dibandingkan ketika mereka bertemu pertama kalinya. Dan nama panggilannya sepertinya adalah Yuu-chan.

“Dengan ini, hanya aku yang bisa memegangnya.”

“Siasat apaan itu!?”

“Kemenagan, tanpa perlu berusaha keras.”

“Kau mengatakan hal seperti itu!?”

Sepertinya dia telah melihat kalau Yuzuha takkan mampu menahannya dan akan kabur.

“Millie, kau gadis yang menakutkan!!”

Shin menjawabnya. Ditengah-tengah percakapan itu, dari kejauhan, anak-anak mulai melihat ke arah Shin.

Sekarang gadis yang terlihat sangat serius, yang nampaknya merupakan yang paling tua, berdiri di hadapan Shin sembari dia berfikir ‘Ada apa dengannya?’ nampaknya ada keberanian dalam gadis itu. Dia mungkin berada di posisi kakak tertua karena dia berkata, “Hei kak!” dan dia bukanlah anak yang berkumpul mengelilingi Yuzuha.

Gadis itu memliki rambut dengan potongan rata, berwarna abu-abu dan memanjang sampai bahunya. Jika anak-anak yang berkumpul mengelilingi Yuzuha sekitar seumuran anak SD, gadis ini terlihat seperti murid SMP. Mata hijaunya sangat tajam, dengan tatapan yang seperti bertanya.

“…Halo.”

“Halo. Kau mungkin sudah mendengarnya dari Thoria, tapi aku adalah Shin. Aku adalah seorang petualang. Senang bertemu denganmu.”

“Namaku Kua. Senang bertemu denganmu juga.”

Untuk lebih meyakinkan, dia memperkenalkan dirinya lagi. Apa itu hasil dari dirinya yang tidak takut itu? Dia memperkenalkan dirinya tanpa adanya perasaan tertekan.

“Ngomong-ngomong, rubah ini adalah Yuzuha. Tolong maafkan partnerku karena banyaknya bulu yang copot dan menarik ekornya.”

“Apa kau orang yang datang untuk menolong kami?”

“Hmm? Apa maksudmu?”

Shin akan mengerti kalau dia mengatakan, “orang yang datang untuk menolong para sister”, tapi apa maksud dari kata “kami”?

“Karena para sister mengatakan kalau tempat ini akan menghilang.”

“Gereja akan menghilang?”

“Tidak, hanya panti asuhan saja.”

“Hanya panti asuhannya saja?”

Shin, yang mengira kalau gereja dan panti asuhan adalah satu set, terkejut mendengar perkataan Kua.

Apa yang akan terjadi pada semua anak-anak yang tinggal di sini jika panti asuhan ini menghilang? Dari sudut pandang Kua, itu bukanlah pertanda yang baik.

“Bisakah aku mendengar cerita yang terjadi saat ini? Aku tidak terlalu tahu detailnya.”

“…Aku mengerti.”

Dan, dia mengerti beberapa hal dari cerita Kua.

Pertama, manajemen gereja tidak akan dipercayakan pada seseorang sebelum mereka menjadi seorang Priest dengan kemampuan yang memungkinkan, dan Thoria tidak memenuhi kriteria tersebut. Priest, dalam hal ini, merujuk ke job. Bapa’ dan Sister sangat mirip dengan job priest, mereka hanya berbeda dari namanya saja.

Kedua, ketika seseorang tidak bisa memenuhi keriteria seperti yang tertera, priest yang lain akan mengambil alih manajemen di sini. Nampaknya, pria yang menjadi kandidat selanjutnya akan menghancurkan panti asuhan. Itu sangat meragukan apakah pria itu benar-benar seorang priest atau bukan.

Ketiga, keluarga atau manajer sebelumnya. Dalam hal ini adalah kesamaan pemegang keriteria, keluarga akan mendapat prioritas yang lebih tinggi dalam hal keberhasilan mendapatkan posisi tersebut. Dan inilah alasan Thoria mengajukannya pada sister lain, yaitu Rashia. Jika Rashia mewarisi gereja ini, masalah yang ada akan terselesaikan.

Shin, yang tidak berfikir kalau anak-anak ini benar-benar banyak mengetahui informasi tentang keadaan yang saat ini sedang terjadi, sedikit terkejut sembari dia mendengar cerita itu.

“Meskipun begitu, mengapa Priest itu tidak mau menjaga panti asuhan, padahal ini adalah gereja yang sama?”

Berdasarkan dari tindakan Thoria dan Rishia, gereja adalah organisasi yang berdiri sendiri yang menolong orang-orang.

Akan tetapi, tindakan kandidat Priest selanjutnya sangat aneh dalam situasi ini.

“Kami membenci orang itu.”

“Orang seperti apa dia?”

Anak yang di belakangnya mengangguk mendengar perkataan Kua.

Dia menanyakan orang seperti apa pria itu, dan Shin entah bagaimana bisa memprediksi jawaban Kua.

“Si Babi itu telah di butakan oleh uang.”

“…Ah, ya. Itu saja sudah cukup.”

Ketika seorang anak mengatakannya dengan julukan yang kasar, seseorang pasti bisa membayangkan orang macam apa pria itu.

Meskipun dia mengerti kalau memutuskan hanya dari satu sudut pandang saja, itu hal yang tidak beralasan dalam keadaan seperti ini.

Tentu saja, akan selalu ada anggota yang korup di dalam suatu organisasi. Shin berpikiran jauh.

“Dengan kata lain, untuk memperoleh Purification  di butuhkan agar Rashia bisa mengambil alih gereja?”

Seperti yang dikatakan oleh Els dari guild, Purification  adalah skill, skill yang sangat spesial bagi para priest.

“Karena Shin-nii akan membantu, maka semuanya akan baik-baik saja.”

“Ini tidak bisa di tegaskan hanya dengan ini saja.”

Dia memperingati Millie yang penuh dengan rasa percaya diri.

Kali ini dia bermaksud untuk mengajarinya menggunakan metode asli tanpa menggunakan secret book. Dalam hal ini, jika orangnya sendiri tidak mengalami kemajuan sama sekali, maka itu tidak akan memberikan efek yang banyak, meskipun dengan bantuan Shin.

Dia tidak ingin menggunkan Secret Books Creation, karena dia tidak tahu dampak semacam apa yang akan disebabkan oleh Secret books Creation di dunia ini. Disamping itu, dia ingin Rashia agar terbiasa dengan pertempuran.

Dari cerita Kua, dia tidak berfikir kalau masalah di gereja akan selesai hanya dengan mendapatkan skill Purification. Dalam 9 dari 10 kasus, keadaannya kemungkinan akan menjadi pertempuran. Meskipun semua itu mungkin akan segera berakhir ketika Wilhelm mulai mengamuk.

“Tapi jika Millie-chan berkata seperti itu, aku tidak tahu apakah itu benar-benar tidak masalah?”

Kua bergumam dan Shin menanyakan soal itu.

“Apakah perkataan Millie selalu tepat seperti yang dikatakannya?”

“Ya, meskipun dia terkadang mengatakan sesuatu soal tokonya saat ini sedang murah atau dimana kue dan manisan di simpan.”

“Tidak, tunggu, itu hal yang benar-benar berbeda.”

Shin khawatir soal Millie yang akan dipandang aneh karena intuisinya yang bagus, tetapi jawaban tak di duga soal makanan tadi mengingatkannya kembali.

“Aneh?”

Millie melihat ke arah Shin.

“Tidak, itu tidak aneh. Tapi itu malahan hal yang bagus…?”

Karena dia berfikir kalau dia seharusnya bisa menutupi apa yang harus dia ungkapkan, dia menanyakan jika itu mungkin bagus.

Dia merasa kalau Millie sudah tumbuh secara mental, yang membuat Shin berfikir seperti itu kemungkinan di sebabkan oleh Hoshiyomi, karena dia sudah melihat berbagai macam hal dengan kekuatannya itu.

“Yah, hal yang bagus jika kau tidak terlalu memaksakannya.”

Dia mengatakan itu sembari mengusap kepala Millie.

Pada awalnya Millie menunjukkan wajah yang bingung, tetapi dia terlihat nyaman setelah kepalanya mulai di usap.

“Diusap, sangat menyenangkan.”

Setelah itu, ada seorang anak yang berasal dari ras beast terlihat iri menyaksikan Millie, yang terlihat sangat nyaman.

◆◆◆

Mereka bermain bersama selama beberapa jam sedangkan Millie memecah keheningan dengan anak-anak yang lainnya. Ketika Thoria kembali ke panti asuhan, semua anak yang masih kecil dan beberapa yang usdah cukup besar pergi untuk tidur, meninggalkan anak-anak yang lainnya.

“Ketika aku melihat anak-anak sedang tertidur…”

Kata-kata yang baru saja coba dikatakannya terhenti. Nampaknya kekuatan Thoria datang dari melihat anak-anak yang tertidur dengan pulas. Seperti yang bisa di prediksi oleh orang lain, dia pasti akan ragu terhadap Shin, orang yang baru saja ditemuinya hari ini, untuk menjaga para anak-anak.

“…Anak-anak ini benar-benar lengah, juga.”

“Itu benar, dan sangat melegakan melihat hal itu.”

Terdapat sesosok gadis yang bernama Rashia di dalam gereja yang sedang berada di belakang Thoria. Dia memiliki rambut berwarna abu-abu dan memiliki sanggul yang sama dengan Thoria. Dari matanya yang berwarna cokelat, Shin bisa melihat semangat yang sama seperti Kua sebelumnya.

“Apa dia itu Rashia-san?”

“Be-Benar! Kali ini aku berharap bisa akrab dengan mphu… iyai.”

Sepertinya dia menggigit lidahnya.

“Uhm, apa kau baik-baik saja?”

“Meskipun dia memiliki sedikit kecerobohan di dalam dirinya, aku bisa menjaminnya padamu kalau dia akan melakukan yang terbaik.”

Dan kata-kata itu langsung diikuti dengan Thoria yang menunjukkan sedikit senyuman kecut.

“Uu, maafkan aku. Itu kejadian yang tidak enak untuk dilihat.”

“Yah, santai saja. Aku Shin. Seorang petualang. Aku akan mengajarimu bagaimana cara mempelajari skill Purification. Akan tetapi, entah apakah itu bisa dikuasai atau tidak itu semua tergantung dari Rashia-san. Jangan lupakan hal itu.”

“Baik!!”

Dia menjawab kembali dengan jelas kali ini. Mata itu juga menunjukkan kesungguhannya di dalamnya.

“Kalau begitu, ayo segera kita beranjak ke bagian detail akhirnya. Pertama-tama, aku ingin bertanya dua hal kepada kalian; Apa kalian tahu dimana tempat para undead monster dengan level tinggi muncul dengan jumlah yang besar? Jika tidak, aku akan memeriksanya sendiri di guild.”

Terdapat beberapa kondisi khusus untuk menguasai skill Purification. Pada umumnya, seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menguasainya bergantung pada tempatnya.

“Aku rasa salah satu yang paling terkenal adalah ‘Dataran Hantu’.”

“Dataran hantu?”

Shin terlihat kebingungan mendengar nama tempat yang keluar dari mulut Thoria, seolah dia belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.

“Benar. Setelah kau meninggalkan kota, terdapat dataran yang terletak di daerah utara. Pada awalnya, disana nampaknya seharusnya adalah dungeon, tapi bagiannya menyebar sampai diatas tanah karena pengaruh bencana alam.”

“Sebuah dungeon yang bearada di atas tanah? Apa benar ada hal seperti itu?”

“Aku pernah mendengar hal yang serupa, tapi kejelasannya…”

“Yah, karena tugas kali ini membutuhkan undead monster, aku akan mengatakannya sempurna.”

Dalam hal ini, dia merasa kalau hal ini terlalu kebetulan, tapi dia memutuskan untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya. Dia sudah beberapa kali menyelesaikan masalah dengan mengunjungi tempat seperti itu satu per satu. Dia nampaknya tidak memiliki waktu yang banyak berdasarkan cerita yang dia dengar. Akan lebih baik untuk memulainya lebih awal, pikir Shin.

“Jadi, berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk melakukan perjalanan ke sana?”

“Aku rasa――”

“5 atau 6 hari dengan kereta kuda.”

“…Ara, Will, kau baru saja kembali?”

Seseorang yang menyela perkataan Thoria adalah Wilhelm, yang tiba-tiba muncul di pintu masuk. Dia membawa Venom di tangannya, dan dengan tenang meningkatkan semangat tempurnya.

“Yo, apa aku menganggu?”

“Apa kau petualang yang mengambil requestnya?”

Meskipun Wilhelm terlihat tenang di permukaannya, Shin tahu kalau Wilhelm benar-benar siap untuk memulai pertempuran.

“Itu benar, karena aku telah menerima hadiahnya, aku tidak keberatan mengajarkan Purification.”

“…Apa yang sudah kau dengar?”

Wilhelm bisa melihat sepenuhnya dari jawaban Shin kalau hadiahnya bukanlah semacam uang ataupun barang-barang. Matanya seolah mengatakan ‘Aku takkan memaafkan satupun kebohongan.’

Shin terdiam sesaat dan kemudian menjawab.

“…Title Millie, dan kekuatan macam apa yang dimilikinya. Setelah itu, pembicaraan untuk memastikan agar informasinya tidak bocor kepada para petualang yang merupakan alumni dari panti asuhan.”

“Apa tidak masalah menaruh kepercayaan sebesar ini kepadanya?”

Kata-kata itu ditujukan kepada Thoria.

“Tidak masalah. Aku tidak melihatnya seperti orang jahat. Disamping itu, Millie juga menjaminnya. Semuanya baik-baik saja.”

Wilhelm, yang mengetahui kekuatan Millie, terlihat seperti ingin berkata “Tidak mungkin!” ketika dia melihat ke arah Millie.

“…Apa kau melihatnya…?”

“Ya.”

“…Aku melihatnya.”

Kata-kata Millie membuatnya terdiam beberapa saat, dan kemudian meresponnya dengan beberapa kata. Nampaknya dia setuju untuk saat ini.

“Ah, apa kalian sudah menyelesaikan perdebatannya?”

“Ya, karena Millie mengatakan begitu, aku akan mempercayaimu untuk saat ini.”

Shin tidak bisa melakukan apapun selain mengangkat bahunya melihat reaksi itu.

“Aku tidak pernah berfikir untuk menyebarkan apa yang aku dengar, menyalahgunakan kekuatan Millie ataupun semacamnya.”

“Tepat sekali. Jika seseorang berani melakukan hal itu, aku akan membunuh orang itu.”

Wilhelm mengatakan gurauan sembari mengayunkan Venom, tetapi matanya benar-benar terlihat serius. Itu adalah tanda kalau tombak itu bisa melayang kapan saja.

“Mu~, Bertengkar, tidak boleh!”

“Ups.”

“Uu”

Millie, yang merasakan suasana tegang, dengan manis menyelanya. Wilhelm, yang tampaknya tidak berada dalam suasana hati untuk menekan lebih jauh, menurunkan semangat tempurnya.

“Maaf, aku tidak pernah bisa menjadi orang yang sabar.”

“Will tidak memiliki kebiasaan sabar.”

“Ketidaksabaran Will-nii.”

Toria dan rashia menyelanya dengan santai. Sepertinya itu lebih Nampak seperti mengkritik daripada untuk menyela.

“Mereka memberitahumu…”

“Sialan kau…”

Shin punya firasat kalau jika seorang manusia biasa merasakan aura jiwa tempurnya, mereka akan benar-benar ketakutan, namun Thoria dan Rashia masih tetap tenang meskipun mereka orang biasa.

“Yah itu tak masalah. Dari berbagai hal yang telah aku dengar, dalam hal ini, mereka akan menerima informasi tentang Purification, ‘kan? ”

“Untuk jaga-jaga, rahasiakan ini dari orang lain.”

“Jangan khawatir. Informasi ini tentang rahasia gereja, itu akan berbahaya jika ada orang yang membicarakannya. ”

Yang lainnya mengangguk pada komentar Wilhelm. Tampaknya. Shin berpikir gereja memiliki pengaruh besar.

“Apakah kalian memasang sihir pencegahan menguping agar lebih aman? … Baiklah kalau begitu, kita kembali ke subjek utama. Metode untuk mendapatkan Purification adalah dengan mengalahkan setidaknya 200 monster undead yang levelnya lebih tinggi dari lvl 150, sembari memiliki item yang disebut Prayer of Saint Sphere. Karena hanyalah pukulan terakhir yang mengalahkan musuh yang dihitung (Last Hit), aku akan melemahkan monster terlebih dahulu agar Rashia dapat mengalahkan mereka. ”

“… Oi, apakah itu benar, seriusan?”

“Aku serius. Tapi kenyataannya, memperoleh Prayer of Saint Sphere benar-benar sangat sulit, tapi tidak apa-apa untuk saat ini, karena aku memilikinya. ”

Shin mengatakan hal itu seperti bukan masalah besar.

Meskipun dia tidak menyadari hal itu, monster yang levelnya melebihi lvl 150 keberadaannya sangat berbahaya untuk orang biasa dari dunia ini. Rashia, yang mendengar kalau dia diminta untuk mengalahkan setidaknya 200 monster, tercengang seolah arwahnya membeku.

“Oi, Rashia!”

“Hahi !!”

“Oioi, kau baik-baik saja? …”

Wilhelm menepuk bahunya dan Rashia kembali tersadar. Disamping itu, Rashia tidak punya pilihan lain selain bertahan.

“Oi Shin. Aku juga akan ikut denganmu kali ini. ”

“Ya, tidak masalah, tapi dia mungkin akan lebih nyaman jika dia bersama dengan seseorang yang dikenalnya.”

Jika hanya mereka berdua saja, dia yakin hal itu akan menjadi sangat parah. Shin yang menyadari keadaan mental Rashia saat ini.

Meskipun dia melihat reaksi Rashia, bahkan jika itu seorang petualang dari dunia ini, akan sulit bagi mereka untuk menyelesaikan ujian dari Shin. Shin pikir dia sendiri sudah bijaksana dalam mengatakannya, tapi dia tanpa sadar menjadikan standar berdasarkan dari era game.

“Kalau begitu, Rashia, Lakukanlah yang terbaik.”

“Ya, aku akan melakukan yang terbaik!”

Sementara Shin berpikir, Rashia entah bagaimana tampaknya telah pulih juga. Sejak ia memegang tanggung jawab gereja, ia harus mendapatkan lebih dari ini.

Setelah Rashia menetapkan kebulatan tekadnya, pembahasan tentang hal-hal kecilpun berakhir.

Sementara itu, akan lebih baik jika bergerak cepat, waktu persiapan untuk setiap orangpun ditetapkan. Tempat pertemuan itu diputuskan untuk berada di depan pintu gerbang timur.

◆◆◆

Setelah Shin meninggalkan gereja, yang lain mulai mempersiapkan perlengkapan untuk besok. Rashia dan Thoria menjelaskan kepada anak-anak sambil mempersiapkan untuk perjalanan.

Wilhelm pergi keluar untuk membeli makanan yang diperlukan dan barang-barang untuk perjalanan panjang.

Dia memanggil petualang yang dipercaya yang merupakan alumni dari panti asuhan, sembari pada saat yang sama, berjalan di sepanjang jalan utama untuk membeli hal-hal yang diperlukan. Itu karena Priest yang mencoba untuk menghancurkan panti asuhan itu tidak akan mungkin bergerak jika seseorang berada di sana.

Bahkan meskipun itu adalah petualang dari panti asuhan, orang-orang yang tahu tentang kekuatan Millie sangat terbatas. Ia harus menyampaikan semua anggota untuk waspada, karena akan ada kemungkinan untuk waktu yang lama mereka tidak akan ada ditempat. Sementara tersibukkan, Wilhelm terus berpikir tentang seorang pria.

Tak perlu dikatakan lagi, itu adalah Shin.

Dia bertemu dengannya untuk pertama kali di restoran favoritnya dan berbagi meja secara kebetulan. Meskipun Shin hanya menjadi seorang petualang, Wilhelm terkejut karena Shin bisa berbicara dengannya tanpa rasa takut, meskipun dia memiliki Venom. Karena hal itu dia mampu mengingat dia dengan cepat ketika mereka bertemu lagi di panti asuhan.

Dia mendengar kalau Thoria berbicara tentang kekuatan Millie dengan Shin di gereja, dan berpikir tidak peduli bagaimana dia memandang itu, Shin terlalu dipercaya, tapi dia setuju untuk saat ini karena Millie menegaskan kalau semuanya baik-baik saja. Selain itu, Millie mengatakan “aku melihatnya”. Entah bagaimana, meskipun dia tidak bisa mengatakan seperti itu pada dirinya, setidaknya dia yakin kalau Shin bukanlah orang yang berbahaya. Oleh karena itu, dia tidak berpikir kalau Millie akan mendukung Shin.

Namun, hal itu tidak mengubah fakta kalau dia tidak tahu apa-apa tentang karakter sebenarnya dari Shin.

Jika dia memikirkan tentang hal itu dengan hati-hati, dia melihat bahwa ada banyak hal aneh ataupun kejanggalan. Terutama komentar “Apakah kau sudah meng-”Appraise”-nya?”, Dan juga ketika ia ditanyai tentang skill appraisal.

Sekarang dia berpikir tentang hal itu, ekspresi Shin pada waktu itu seperti mengatakan, “Maka itu hal yang mustahil.”

Dan kemudian persyaratan memperolehPurification. Shin mengatakan “Mengalahkan setidaknya 200 monster undead yang levelnya lebih tinggi dari lvl 150”. Dan kemudian setelah itu, dia melanjutkan dengan “Aku akan melemahkan monster terlebih dahulu agar Rashia dapat melancarkan pukulan terakhir (Last hit).” Dilihat dari cara Shin berbicara, tidak terlihat kalau Wilhelm termasuk dalam kemampuan tempur mereka.

Jika apa yang dia katakan itu tidak bohong, maka itu artinya dia memiliki kemampuan untuk mengalahkan musuh dari Lvl. 150 atau lebih dengan sendirian. Selain itu, dia mampu membawa Rashia bersamanya, yang akan menjadi beban dalam situasi itu.

(Apakah dia benar-benar hanya seorang petualang?)

Ketika mereka berbagi meja, dia terdengar seperti sudah memiliki pengalaman bertempur sebelum dia menjadi seorang petualang, dan bukan hal yang aneh jika informasi tentang kemampuannya itu beredar. Tetapi tidak ada informasi seperti itu yang ditemukan, bahkan ketika Wilhelm meminta pada penjual informasi dari koneksi panti asuhan.

Untuk dapat mengalahkan monster level 150 atau lebih, pangkat seorang petualang akan setidaknya B atau lebih tinggi. Bukan hal yang luar biasa jika kasusnya dia itu peringkat A.

Orang macam apa dia, hingga dia tidak diketahui sampai sekarang?

(Mungkin, orang itu …)

Dia tanpa sengaja berhenti berjalan.

Kata-kata muncul dalam pikiran Wilhelm. kata-kata tertentu yang hanya sedikit orang yang tahu.

Kata-kata yang menunjukkan adanya kekuatan yang tidak dibayangkan dalam masyarakat umum.

Seseorang yang memiliki banyak Skill dan pengetahuan, dan menyimpang dari konsep level dalam masyarakat ini, ‘Yang Terpilih’ (Chosen’s One) sebagai istilah umum. Terlebih lagi, Wilhelm memiliki hubungan yang mendalam dengan Chosen One itu sendiri.

“Seorang Chosen One … ya?” (TL : Aku akan menggunakan Chosen One karena terdengar lebih bagus dan menjaga istilah asli dari LN nya.)

Gumaman spontan Wilhelm tidak didengar oleh siapa pun, karena menghilang ditelan keributan kota.

Saat fajar hari berikutnya.

Shin dengan cepat menyelesaikan sarapannya, dan mengatakan kepada Tsugumi kalau dia ingin check out karena dia akan keluar untuk waktu yang lama. Sisa biaya penginapan, yang telah dibayanya di muka, telah diterimanya. Karena semua barang-barag dimasukkan ke dalam Item Box, dia tidak perlu packing dan bisa pergi tanpa menghabiskan terlalu banyak waktu. Penyebabnya adalah Tsugumi yang tidak ingin melepaskan Yuzuha sehingga dia tidak bisa segera berangkat. Shin merasa kalau itu seperti gerakan seorang pemburu yang telah menemukan mangsanya. Apa mungkin, itu karena dari nama keluarga mereka ‘Bear’? Shin menduga begitu.

Seperti biasa, Yuzuha naik di kepalanya saat dia berjalan menyusuri jalan di mana para pejalan kaki tidak terlalu padat. Dia tiba di gerbang timur di tempat yang disepakati lebih awal dari biasanya, mungkin karena tidak seramai seperti di siang hari. Meskipun Shin pikir dia datang sedikit lebih awal, ternyata sudah ada anggota yang menunggu di sana.

“Yo.”

“Selamat pagi, Kau sangat cepat.”

Shin menjawab, sembari sedikit terkejut karena Wilhelm yang datang lebih awal dan menunggu.

Cara untuk mengetahui waktu di kota ini adalah dengan mendengar suara bel yang pada dasarnya berbunyi secara berkala. Sangat sulit untuk mencocokkan waktu pertemuan dengan sempurna, sehingga salah satu harus menunggu. Para pedagang merupakan pengecualian karena mereka memiliki jam mereka sendiri, tetapi petualang tak disangka sangat miris ketika itu tentang masalah waktu. Tsugumi dan Douma mengatakan kalau terburu-buru di saat terakhir bukanlah hal yang jarang.

Masih ada 20 menit sebelum waktu yang ditentukan. Shin memahaminya berkat sistem dari game. Entah mengapa, dia menyesal karena berangkat terlalu awal.

“Apakah Kau selalu seawal ini?”

“Tidak, aku hanya ingin memastikan satu hal sebelum berangkat. Cukup ikuti aku sebentar.”

Shin benar-benar bingung melihat pandangan menakutkan Wilhelm yang serius. Dia mengikuti dibelakang Wilhelm sambil berpikir, “Ada apa?”. Yuzuha masih santai di atas kepala Shin. Tampaknya dia tidak merasakan bahaya apapun sepertinya.

“Ngomong-ngomong, dimana Rashia?”

“Dia diminta untuk tugas sepele. Dia akan terlambat. ”

Nampaknya dia seperti tidak ingin ditanyai oleh Shin tentang Rashia entah apa alasannya.

Mereka mulai berjalan selama beberapa menit. Wilhelm berhenti di depan sebuah toko tertentu.

Itu tampak seperti restoran dinilai dari papan nama tersebut. Papan namanya itu memiliki gelas dan sendok yang digabungkan tergambar di atasnya.

Setelah mengetuk pintu tiga kali dengan interval yang tetap, Wilhelm membuka pintu. Bagian dalam toko itu remang-remang, tapi kecerahannya terjaga pada tingkat di mana kita tidak nyaman untuk berjalan. Tiga meja, lima kursi konter dan botol sake yang ditampilkan secara rapi di dalam toko saat pertama kali masuk itulah yang dilihatnya. Dan kemudian, seorang bartender yang sedang mengusap gelas.

Nampaknya toko ini adalah sebuah bar.

“Maaf. Aku akan meminjam tempat ini. ”

“…………”

Bartender itu mengangguk mendengar kata-kata Wilhelm, membuka pintu belakang dan meninggalkan toko. Dia pasti menyadari Yuzuha, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Shin berpikir apakah hewan akan dilarang karena masalah kebersihan, tapi tampaknya itu bukanlah hal yang harus dikhawatir di dunia ini. Dia mungkin berpikir kalau Shin adalah seorang Tamer.

“Kenalanmu?”

“Ini adalah salah satu koneksi panti asuhan. Apakah kau tidak mendengar beberapa orang ini dari Thoria? ”

“Oh. Bartender sebelumnya adalah seorang petualang? ”

“Kurang lebih seperti itu.”

Mereka berdua mengobrol sambil berdiri, sebelum duduk di kursi di depan meja.

Kemudian, Wilhelm tiba-tiba mulai berbicara.

“Aku ingin memastikan satu hal. Apakah kau seorang ‘Chosen One’? ”

“…Apa itu?”

Shin bertanya kembali karena dia belum pernah mendengar tentang kata-kata itu seingatnya, sambil memiringkan kepalanya. Alasan untuk jeda sebentar nya karena dia berusaha untuk mencari dalam ingatannya soal kalimat dengan nama tersebut. Namun, tidak ada nama yang disebut ‘Chosen One’ sejauh yang Shin tahu.

“Kau tidak tahu?”

“Tidak, tidak sama sekali.”

“…………”

Wilhelm mengamati keadaan Shin setelah dia menjawab, dan mulai berbicara dengan tenang setelah waktu yang singkat.

“Seorang Chosen One memiliki Skill dan Title sejak lahir, dan mereka memiliki pengetahuan yang tidak seharusnya diketahui. Orang itu sendiri memiliki kekuatan tidak dibayangkan untuk tingkat mereka. ”

“Sejak lahir? Seriusan! Apakah seperti bayi yang bisa berbicara atau menembakkan sihir? ”

Dari cerita Wilhelm, Shin membayangkan fenomena misterius bayi yang bisa berbicara karena pengaruh pengulangan dari reinkarnasi, yang kadang-kadang dia baca dalam web novel.

“Aku belum pernah mendengar cerita seperti itu. Sebaliknya, ada banyak cerita, seperti anak laki-laki dengan usia yang masih satu digit membunuh Tetra Grizzly dengan tangan kosongnya, atau tiba-tiba mampu menggunakan Skill rahasia.”

“Seseorang yang kuat sejak lahir, ya? Bagaimana aku harus mengatakannya, seperti hal yang normal dia dicap sebagai monster.”

Meskipun kemampuannya dipengaruhi sejak lahir, itu merupakan hal yang aneh untuk bisa memperoleh Skill dan pengetahuan dari awal. Meskipun itu tergantung pada sudut pandangnya, penghuni dunia ini pasti telah mengatakan hal tersebut kepada sang Chosen One.

“Dengan semua pengetahuan itu, apakah sang Chosen One memiliki ingatan dari kehidupan mereka sebelumnya?”

“Tidak ada, hanya item dan pengetahuan tentang monster, tapi cerita orang yang mengingat kehidupan masa lalu mereka belum pernah terdengar.”

“Begitu ya.”

Sementara mendengar Wilhelm berbicara, satu kemungkinan muncul dalam pikiran Shin.

(Beberapa Skill dapat digunakan dari awal, memiliki Title, dan kemampuan yang tinggi … apa mungkin, sistem reinkarnasi masih berfungsi?)

Awalnya reinkarnasi itu dilakukan di kuil di dalam THE NEW GATE, sehingga memulai ulang dari bayi di dalam dunia nyata ini bukanlah hal yang aneh. Dia tidak bisa menyangkal bahwa ada kemungkinan kalau dia akan lahir normal dalam sebuah keluarga jika hal itu bisa terjadi.

Ini tergantung pada frekuensi reinkarnasi, tapi ada banyak manfaat reinkarnasi, seperti pewarisan Title dan skill, statistik bonus, dan sebagainya. Shin berpikir kalau kemungkinan ini adalah yang tertinggi jika ia mengabaikan beberapa kontradiksi.

Namun, tempat di mana kuil berada menjadi zona berbahaya karena para monster, sehingga sulit untuk masuk sekarang, dan konfirmasi tampaknya sulit.

“Apakah kau kebetulan tahu tentang hal itu?”

“Ya atau lebih tepatnya tidak.”

Shin bingung beingung mendengar jawaban itu.

Dia sendiri telah bereinkarnasi juga, tapi itu adalah cerita ketika masih berada di dalam game, dan tidak terlahir sebagai bayi seperti di dunia ini. Tapi kemampuan Shin hanya mungkin bisa dijelaskan sebagai sang Chosen One untuk orang-orang di dunia ini. Selain itu, bukan hal yang mustahil untuk membuat alasan kemampuannya yang tinggi karena dia merupakan semacam spesies dengan jangka hidup yang panjang, karena Shin terjebak untuk tetap menjadi manusia di dalam guild.

Dia tidak tahu apakah Wilhelm akan percaya jika dia berbicara dengan jujur, dan bahkan jika Wilhelm percaya, Shin akan berada dalam kesulitan. Karena High Human seharusnya telah punah.

“Ini bodoh… yah terserahlah, aku tidak memiliki alasan apapun untuk membuatmu mengatakan segalanya. Aku juga mungkin takkan mengatakannya, aku rasa. ”

“Aku lega kau mengatakan itu.”

“Karena kau nampaknya tidak menyadari hal itu. Tapi untuk menangani level 150 sendirian adalah yang dilakukan oleh petualang tingkat Advance. Itu akan menjadi hal yang sulit jika itu kau, yang peringkat G. ”

“Sekarang kau menyinggungnya, itu benar. Tidak, tanpa pikir-pikir!! ”

Ups, Shin mengeluarkan senyum kecut sambil menggaruk-garuk kepalanya. Di dunia ini, di mana peringkat menjadi standar evaluasi, penilaian Shin terhadap pentingnya statistik mungkin tidak konvensional. Meskipun dia secara kasar memahami hal itu secara kebetulan, dia sudah terlanjur ketahuan.

Shin bereaksi cukup mencolok, dan pikirannya tidak tenang. Meskipun dia bermaksud untuk berhati-hati ketika melihat reaksi Rashia terhadap Purification, dia telah melakukan hal itu lagi. Namun, masih belum lama semenjak Shin datang ke dunia ini, sehingga dia belum benar-benar memahami cara dunia ini bekerja. Dalam arti, itu adalah dunia yang parah dibandingkan dengan waktu ketika masih di dalam game. Itu hal yang mustahil, meskipun jika dia sudah menghabiskan beberapa hari, untuk beradaptasi dengan nilai-nilai dan pengetahuan umum.

“Julukan Chosen One tidak terlalu diketahui oleh banyak orang juga, karena masalah akan mengikuti mereka ketika kemampuan mereka ketahuan. Akan lebih baik untuk aman daripada menyesal. ”

“… Itu … mungkin sudah terlambat.”

“Oi, kau melakukan sesuatu?”

“Aku rasa aku mungkin telah melakukan pertandingan dengan guild master dan menang, melapor kalau aku telah mengalahkan Skull Face King class, dan bahkan mengalahkan Skull Face yang jumlahnya mendekati tiga digit, di mana para Pawn dan Jack class juga tergabung…. Dengan seorang diri. ”

“… Oi, itu juga terlalu konyol untuk bisa ditanggapi. Apa-apaan ini, topik pembicaraan yang sangat kuat gila ini? ”

“Aku rasa itu sudah tak bisa diapa-apakan lagi. Meskipun aku tidak mengharapkan semua hal ini untuk terjadi. Atau lebih tepatnya, bukan berarti aku dengan sukarela mengundang diriku ke dalam masalah. ”

Mamang Shin yang mendekati monster Skull Face yang unik itu, tetapi surat pengantar dari Tsuki no hokora adalah penyebab pertarungannya dengan Barlux, dan bahkan jumlah Skull Face yang mendekati tiga digit muncul ketika dia baru saja menyelamatkan Yuzuha. Shin bersikeras bahwa itu bukan salahnya. Terutama soal Skull Face, di mana dia tidak bisa hanya memilih untuk meninggalkannya begitu saja.

“Astaga, meskipun hal itu membuatku merasa kalau itu bukanlah lelucon. Sungguh, berhati-hatilah. Seorang Chosen One cenderung dihormati karena kemampuan mereka. Tapi dari apa yang kau katakan tadi, itu seperti kau diperlakukan sebagai anak tabu. ”

“Itu wajar saja, aku rasa.”

“Ada juga orang yang berceloteh kalau dia berasal dari keturunan sang Oracle … sebenarnya, kekuatan kemampuan ini mungkin dibatasi saat tumbuh dewasa, karena ada perbedaan yang adil dari lingkungan. Nah kau mungkin bisa mengatakan, Chosen One dilindungi oleh gereja atau negara sehingga tidak masalah serius sampai saat ini. ”

“Benarkah? Bahkan jika aku merasa khawatir tentang hal itu, tapi berapa banyak Chosen One yang berada di setiap negeri? ”

Jika Chosen One adalah keberadaan yang telah mengalami reinkarnasi seperti yang dipikirkan oleh Shin, orang tersebut mungkin dapat menghancurkan sebuah negeri jika seperti itu. Jumlahnya itu yang dikhawatirkannya.

“Itu tergantung dari negerinya. Jika kau menerima informasi yang dipublikasikan, ada 4 Chosen One di negeri ini, termasuk guild master. Umumnya, ada 1 orang di setiap negeri-negeri tetangga. Dalam setiap hubungan kekuasaan negeri, ada perbedaan yang cukup besar pada tiap individu, seperti halnya kekuatan sang Chosen One, beberapa diantaranya hanya mengkhususkan diri dalam pertempuran, dan dikatakan kalau mereka merupakan orang-orang yang sangat ahli. Bahkan jika Bayreuth yang berada di atas dalam kemampuan untuk berperang, negeri-negeri tetangga akan membentuk aliansi dan menentang Bayreuth jika mereka melakukan tirani. Tidak peduli seberapa kuat seorang Chosen One, mereka tidak akan bisa menghabisi seluruh pasukan hanya dengan seorang diri. Bahkan meskipun mereka telah menggunakan senjata rahasia mereka. Jadi sekarang, keseimbangan tetap terjaga. Nah, ada juga kesepakatan tak tertulis kalau semua negeri akan menyembunyikan Chosen One mereka juga. ”

“Negeri-negeri yang lain tidak akan menunjukkan kartu truf mereka, ya? Meski begitu, sulit bagi para Chosen One untuk memusnahkan sebuah pasukan dengan seorang diri. Ngomong-ngomong, seberapa besar kakuatan yang dimiliki oleh Chosen One yang terkuat? ”

“Sejauh yang aku tahu, yang terkuat adalah putri kedua, yah untuk putri kedua, dia menggunakan serangan jarak dekat, putri pertama dengan sihir. Untuk putri pertama, sihirnya bisa mencakup area luas sekitar 1000 musuh, tapi entah bagaimana dia pasti kalah jika didekati. Putri kedua bergantung pada kekuatan fisik dan strategi untuk mengalahkan musuh. Bahkan jika ada beberapa Chosen One yang ahli dalam pertempuran, akan ada perbedaan yang cukup besar dalam kekuatan tiap individu dan kemampuan mereka, kombinasi kedua putri Bayreuth adalah yang terbaik.”

Shin mengkalkulasi kemampuan para Chosen One sambil mendengarkan kata-kata Wilhelm. Karena tentara biasa tidak memiliki keuntungan jika menggunakan sistem reinkarnasi, statistik mereka tidak akan mencapai 300, bahkan jika mereka mencapai max level. Tentu saja batasannya itu tidak bergantung pada kemampuan equipment, tapi tetap saja, hanya beberapa statistik saja yang akan mencapai 300.

Ketika ia memikirkan hal itu, karena manusia adalah ras lain yang memiliki magic resistance tinggi, INT dari putri pertama yang mampu menangani 1000 musuh akan melebihi 500, dan bahkan MP nya akan cukup besar. Akan sangat luar biasa jika di dunia ini bisa menggunakan beberapa serangan magic sekaligus. Dan kemudian sang putri kedua yang dipasangkan dengan dia, mungkin memiliki HP yang tinggi, dan salah satu nilai STR, VIT, dan AGI miliknya mendekati 500. Dia tidak bisa menahan senyum kecut sembari dia membagi tipe warrior dan tipe Magician dengan baik sekali.

“Ini agak mudah dimengerti. Dengan kata lain, duo kedua putri akan tak tertandingi jika mereka satu set, ya? ”

Putri pertama mengalahkan musuh dengan sihir, putri kedua mengalahkan musuh yang mendekati mereka. Dia memiliki perasaan kalau keberhasilan dalam pertempuran akan meningkat jika keduanya ada, karena akan menjadi menarik untuk mengadunya dengan jumlah pasukan yang banyak.

“Benar sekali. Tidak peduli seberapa banyaknya kombinasi yang dibuat, itu semua karena kedua orang itu. Jika para Chosen One yang sama muncul dan bersaing, kemenangan atau kekalahan akan diputuskan oleh perbedaan antara prajurit mereka. Karena semua negeri juga memiliki kondisi serupa, itu adalah alasan mengapa mereka tidak dapat dengan mudah mengungkapkan senjata rahasia mereka. ”

“Aku mengerti.”

Dengan kata lain, para Chosen One dengan kemampuan mungkin tidak memiliki banyak perbedaan dalam segi statistik. Meskipun tidak ada bukti konklusif, definisi Shin tentang para Chosen One adalah mereka memiliki statistik dari orang yang bereinkarnasi, yang statnya berkisar 500.

Permintaan untuk penilaian mungkin akan datang dari Schnee, pikir Shin. Semua statistik nya melebihi 800. Dia tidak tahu apa senjata yang dia gunakan sekarang, tetapi dengan menambahkan kompensasi, STR-nya akan mendekati hampir 900.

Jika Shin menggunakan sihir area yang dia pelajari sebelumnya, dia bisa memusnahkan bukan hanya 1000 tetapi 10.000 musuh dalam sekali jalan. Sangat mudah untuk membayangkan negeri-negeri tetangga yang dicaplok dalam sekejap, jika dia melayani suatu negeri.

(Kalau dipikir-pikir, Els maupun Celica-san tidak menanyakan padaku tentang Chosen One.)

Karena mereka adalah staf guild, dia berpikir kalau mereka akan tahu tentang hal itu. Namun, dilihat dari cerita Wilhelm, ada kemungkinan kalau hanya staf dan petualang yang berpangkat tinggi saja yang diberitahu tentang hal itu. Yah, mereka mungkin lupa karena kesan menghilangkan kutukan Tiera dan penaklukan Skull Face terlalu kuat bagi mereka.

“Terima kasih atas sarannya. Meskipun itu sudah terlambat, aku akan lebih berhati-hati. ”

“Tolong lakukan itu.”

“Meskipun begitu, hal yang bagus karena Wilhelm tanpa diduga peduli kapadaku. Apakah itu hal yang benar kalau kau itu ditakuti? ”

Shin berbicara tentang apa yang dia rasakan. Shin merasakan perbedaan yang luar biasa antara kesan yang di dengarnya dan kesan dia dapat saat benar-benar bertemu Wilhelm.

“Itu karena orang-orang hanya berpikir sesuka mereka, aku rasa. Bahkan akupun tidak mengerti. ”

“Tapi kau melindungi panti asuhan, kan?”

“Orang lain hanya tidak terlalu antusias akan hal ini. Bahkan ketika sang Bapa’ sedang sekarat, yang pria babi serakah itu lakukan masih saja ikut campur dalam urusan gereja. Karena itu, para anak-anak menangis. Dan tangisan anak-anak sangat keras membuat telingaku sakit. ”

Wilhelm mengatakannya, sembari meringis. Namun, itu mungkin karena rasa gelisah yang di dapatkannya sudah lama sekali yang kemudian membuatnya merasa jengkel berada dalam situasi di mana anak-anak menangis. Atau sebaliknya, tebak Shin.

“Jadi, kau membungkam orang yang mencoba untuk ikut campur?”

“Hanya itu. Akhir-akhir ini, aku rasa anak-anak mulai berfikiran yang aneh-aneh. Anak-anak harusnya menjadi anak-anak saja, mereka seharusnya berlarian, tidur, dan makan tanpa kekhawatiran. ”

(Sial, orang ini sangat baik.)

Pikir Shin, ketika Wilhelm berbicara terang-terangan.

Dengan kata lain, seorang anak harus bertindak seperti anak-anak pada umumnya yang polos dan Wilhelm tidak akan memaafkan orang yang membuat mereka menangis. Julukan ‘kakak’ sangat cocok untuknya.

“Astaga! Kau tidak jujur ‘kan? ”

Hal itu sangat menghibur sampai Shin tak sengaja menyengir.

“Aaah?”

“Maaf, bukan apa-apa. Ngomong-ngomong, aku sedikit khawatir, apakah tidak masalah jika aku ikut campur dalam masalah pewarisan gereja ketika pria babi itu bisa menggunakan Purification? ”

Dia mengencangkan ekspresinya untuk menunjukkan ke khawatirannya. Meskipun lawan tidak disukai, dia tidak boleh mengannggap remeh jika dia mendapatkan skill Purification dengan sendiri. Seekor babi yang bisa bertarung bukanlah babi biasa.

“Ini sangat menjengkelkan, tapi babi itu memang memiliki Purification. Tapi kekuatan tempur bajingan itu, jujur, hanyalah kelas teri. Metode yang kau sebutkan kemarin sangat mustahil baginya. Itu tidak mungkin bisa dilakukan dengan level nya.”

“Apakah kau tahu dengan spesifik berapa levelnya?”

“Aku dengar levelnya adalah 40.”

“Itu memang mustahil. Kalau begitu, itu mungkin berasal dari Secret Books Creation ya?”

Seperti yang di duga, nampaknya dia memperoleh skill nya dari item. Jika tidak, maka itu hal yang mustahil bagi orang dengan level rendah untuk mendapatkan Purification. Orang yang telah bereinkarnasi – Chosen One di dunia ini – Meskipun itu memungkinkan, dari cara bicara Wilhelm, berbeda dari pemikiran Shin.

“Gereja memiliki rahasia, satu atau beberapa. Bahkan jika ada hal-hal seperti itu, informasi tersebut tidaklah akurat. Lebih seperti, itu sangat tidak menyenangkan. Para priest High Rank di markas besar nampaknya menjadi Skill Successor dari percakapan yang ku dengar. ”

“Tapi meskipun begitu, mengapa pria babi itu di biarkan bebas, apa orang-orang tidak memperhatikan? Apa karena kekuatan uang? …Hanya itu yang satu-satunya bisa aku pikirkan. ”

Memang, untuk posisi seorang pemimpin, tidak mungkin semua orang bisa tetap berpura-pura tidak melihat. Selain itu, setelah memikirkan berbagai hal, uang memang salah satu kekuatan yang paling bisa dimengerti.

“Pada awalnya, aku pikir kau adalah salah satu bawahan bajingan itu.”

“Benarkah? Kalau dipikir-pikir, apa itu tidak aneh?”

Seorang petualang dengan skill Purification muncul di saat seperti ini. Sangat musthail untuk tidak meragukan Shin tanpa Millie. Yang terlebih, dia tahu keadaan saat ini.

Jika tidak ada Millie, dia tidak tahu apa yang akan terjadi.

“Millie juga, memiliki keyakinannya sendiri, terlihat sedang berbicara dengan orang lain tentang sesuatu. Aku bertanya-tanya tentang hubungan apa yang dimiliki oleh mereka berdua. ”

“Benarkah? Orang seperti apa yang berbicara dengan Millie?”

“Apa kau tertarik?”

“Millie juga mendekatiku.”

“Itu benar… Aku tidak bisa mengatakannya secara detail, tapi dia itu adalah seorang dragnil hitam, pixie dengan rambut pirang, dan peri dengan rambut perak.”

“Begitu.”

Sementara Shin dengan ringan membalas dengan respon setuju, dia tiba-tiba teringat pada salah satu deskripsi tadi.

(Black dragnil, pixie dengan rambut pirang, Elf berambut perak… itu ciri-ciri yang pernah aku dengar di suatu tempat. Tidak, kombinasi ini sendiri tidak selangka itu. Namun, salah satu dari ketiga orang tadi nampaknya familiar.)

Meskipun itu rincian yang tidak cukup untuk seseorang, “Apakah orang itu?” Pertanyaan muncul di kepalanya.

“Hei, elf berambut perak yang terakhir tadi, apa itu Schnee Raizar?”

“Hah? Mengapa kau berpikir begitu? ”

“Intuisi… Aku tidak bisa mengatakannya, tapi aku hanya punya firasat.”

“Intuisi, ya?”

Shin melihat langsung ke mata Wilhelm.

“Boleh aku mendengar apa yang dikatakan Millie ke Elf itu pada waktu itu?”

“… ‘Akan segera datang kembali’. Aku tidak mengerti apa yang dia maksud dengan itu. ”

“Aku mengerti.”

“Apakah kau mengetahui sesuatu tentang itu?”

“Tidak, aku tidak tahu.”

“Kau tidak tahu, meskipun wajahmu terlihat yakin?”

“Itu juga tak bisa ku jelaskan.”

Namun, Shin yang tidak bisa mengatakan itu sendiri, terkejut melihat Wilhelm yang tiba-tiba memberitahukan seluruh isi percakapan. Sudah terprediksi, kalau Millie sudah mengharapkan Shin untuk datang ke sini.

“Baiklah. Hmm? ”

“Kau harus memberitahuku lain kali apapun alasannya.”

“Maaf, tunggu sebentar.”

Sebuah pesan tiba-tiba mulai berkedip di sudut pandangannya. Sepertinya pesan dari Tiera.

Dia mengatakan kepada Wilhelm untuk menunggu, dan membuka pesan.

Untuk Shin

Ada balasan dari Master.

Enta mengapa, aku ditanyai banyak pertanyaan, jadi aku hanya menjawab apa yang aku ketahui.

Dia akan segera kembali kerumah dengan cepat, segera setelah pekerjaannya telah berakhir.

Jika kau ingin meninggalkan Bayreuth, tolong beritahu aku.

PS

Ada banyak pertanyaan dan aku agak sedikit takut, apa sebenarnya yang telah kau lakukan kepada Master?

“…………”

Jumlah pertanyaannya menjadi terlalu menakutkan, pikirnya saat mengirim pesan persetujuan. Apakah itu karena hasil kekhawatirannya setelah 500 tahun tidak ada berita, Shin memutuskan untuk bertemu pertama-tama untuk memastikan agar tidak ada masalah ketika mereka bepergian bersama-sama.

Ketika dia hendak menutup layar menu sembari menyinggungkan senyum pahit, dia melihat kalau kolom Important Thingsberkedip. Dia membukanya untuk melihat Surat pengantar dari Tsuki no Hokora yang bersinar perak.

“Hmm? …Ah!”

Shin berpikir mengapa surat itu bersinar, dan saat dia bertemu Barlux tiba-tiba terlintas dalam pikirannya. Dikatakan kalau surat pengantar dari Tsuki no hokora terikat satu sama lain dengan sihir dan merupakan cara bagaimana orang tahu apakah itu benda yang asli atau bukan.

“Itu berarti…”

Dia mengeluarkan surat pengantar yang berada dalam keadaan dibentuk menjadi kartu. Karena dia tidak tahu desain apa yang akan muncul, dia menutupinya dengan tangan untuk mencegahnya agar tidak terlihat untuk berjaga-jaga.

Surat pengantar yang memancarkan cahaya perak yang berada dalam kondisi menjadi kartu.

“Ini…”

“Oi, jangan bilang, apakah kau memiliki surat pengantar dari Tsuki no hokora?”

Apa? Wilhelm bertanya apa yang Shin hendak katakan.

Lalu Shin melihat dan bertanya kembali.

Pantas saja surat pengantar ini memancarkan cahaya, yang berarti –

“Kau juga, apakah kau juga memilikinya?”

“Karena Surat pengantar bersinar!”

Wilhelm mengambil sepotong kartu dari ruang terbuka dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Mirip dengan Shin, kartu Wilhelm memancarkan cahaya perak.

“… Ya itu, tidak salah lagi!”

“… Ini sungguhan.”

Shin dan Wilhelm saling memandang.

Suasana tak tergambarkan memenuhi tempat itu.

◆◆◆





Tidak ada komentar:

Posting Komentar