The New Gate Volume 2 Chapter 2 Part 2 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Jumat, 04 Agustus 2017

The New Gate Volume 2 Chapter 2 Part 2



 Volume 2 Chapter 2 Part 2

“Wide Heal!”


Suara tersebut menggema keseluruh tempat sunyi.

Pada saat yang bersamaan, sebuah cahaya kuat, dan lembut menyelimuti para knight yang berada di sekelilingnya. Itu adalah magic skill system Wide Heal  yang dilepaskan oleh Shcnee. Sebuah heal dengan area luas.

Para knight, yang sebelumnya dengan lemah duduk di tanah, sembuh tanpa adanya luka sama sekali ketika cahaya yang menyelimuti tubuh mereka menghilang.

Sementara semua orang meneriakkan suara kekaguman, Berg, sang komdanan, dengan cepat menenangkan dirinya. Dia menyadari kalau dia menjadi terlalu lengah, jadi dia mencoba untuk memfokuskan kembali pikirannya, dan memberikan instruksi dengan lantang.

Seperti yang bisa diharapkan dari seorang veteran, tak ada instruksi yang sia-sia sama sekali. Para knight yang berada di sekitar mulai bergerak dengan cepat, dan suara yang berbeda terdengar ke seluruh hutan dari beberapa saat yang lalu.

“Anda selalu menjadi bantuan yang sangat besar… kami sudah berfikir untuk berhenti dan mundur.”

Berg secara formal berterima kasih kepada Schnee yang sedang berdiri di sampingnya. Suaranya masih bergetar.

“Tidak, aku berhasil mengalahkannya karena bantuan semuanya dalam pertempuran.”

Kata-kata penyemangat itu tersampaikan ke telinga Berg. Berg memikirkan perasaan ini, pikirannya menjadi jernih hanya dari mendengar suaranya, yang bukan hanya imajinasinya saja.

“Saya merasa terhormat ketika anda mengatakan itu. Tapi sebenarnya, semua ini berkat Schnee-dono sehingga undead tersebut bisa dikalahkan, tolong biarkan saya memberikan Schnee-dono rasa hormat saya.”

“Jika itu keinginanmu… akan tetapi, kita masih belum bisa santai.”

Schnee menjawab dengan senyum canggung.

Bukanlah kebohongan kalau mereka seharusnya lebih fokus lagi dan tetap siaga. Itulah realitanya.

Insiden ini dimulai dari bulan lalu, itu adalah saat dimana ketika seorang petualang, yang baru saja naik menjadi Rank B, mendekati Dataran Hantu untuk mencoba kemampuannya. Petualang itu sedang menuju ke Dataran Hantu melalui hutan, dan ketika dia mencoba untuk memasuki kabut yang menunjukkan garis pembatas dari Dataran Hantu, seekor Skull Face muncul dan menerobos kabut beberapa mel dari tempat dimana petualang itu berada.

Seekor monster dari Dataran Hantu seharusnya tidak berada di luarnya, dan itu adalah situasi dimana bisa membalikkan akal sehat.

Meskipun petualang itu terkejut dengan kejadian mustahil itu, dia berhasil lolos dari pertempuran. Dia langsung pergi meninggalkan tempat itu ketika dia memahami ketidak normalan situasi tersebut, dan pergi menuju ke guild yang berada di kota terdekat dengan segala kemampuannya.

Guild yang menerima informasi dengan cepat memutuskan untuk mengutus sebuah tim investigasi. Dari investigasi setelah itu, kondisinya masih belum jelas meskipun beberapa monster lebih kuat dari yang biasanya, telah dikonfirmasi kalau monster yang keluar dari kabut dan tersebar di dalam hutan.

Dataran ini sangat luas, sehingga tidak diketahui kapan dan dimana mereka berasal, terlebih lagi, membutuhkan waktu beberapa minggu sampai bisa benar-benar jelas kalau seekor monster telah menerobos kabut. Masih belum diketahui berapa banyak monster yang mencapai hutan, dan untuk membuat situasi lebih buruk lagi, karena titik kontrol masih belum ditentukan, dampaknya sudah mulai muncul di beberapa kota di dekat Dataran Hantu.

Itu adalah alasan mengapa para petualang tingkat advance semuanya keluar ketika Shin pergi ke guild untuk pertama kalinya sebelumnya.

Tentu saja, kota yang terkena dampak tidak akan duduk diam dan tidak melakukan apapun. Mereka menyiapkan segala tipe pengamanan dan juga menyiapkan pasukan patroli untuk melindungi orang-orang di negeri mereka masing-masing. Masalah terbesar adalah para monster yang menerobos kabut memiliki kemampuan yang jauh melampaui para monster yang di ketahui secara umum. Dalam kasus selama ini, bertemu dengan musuh akan berakhir dengan pemusnahan ataupun penarikan mundur pasukan, bahkan meskipun dengan kemampuan tempur berpengalaman dari pasukan aliansi.

Seluruh Raja dari setiap negeri yang prihatin dengan keadaan ini, bergabung di bawah nama sebuah aliansi untuk pertama kalinya, dan menyatukan bersama seluruh knight terbaik dari tiap pasukan untuk membentuk pasukan pemusnahan monster, sebuah strategi untuk menenangkan situasi. Di saat yang bersamaan, request kepada orang tertentu juga diberikan.

Tujuan request tersebut adalah Toko Tsuki no Hokora.

Dan orang tersebut itu adalah orang yang bertindak sebagai Manajer dari Tsuki no Hokora, Schnee Raizar.

Meskipun entah dia akan menerima request tersebut adalah pertaruhan, Schnee menerima requet tersebut murni karena untuk melindungi orang-orang. Oleh karena itu, dia berangkat dengan cepat dan berpartisipasi dalam pasukan pemusnahan monster.

“Saya mengerti. Kalau begitu, saya akan menyerahkan senjata dan bahan mentah para monster kepada Schnee-dono berdasarkan kontrak.”

“Ya, aku akan mengambil mereka semua sekarang.”

Dia mengangguk mendengar perkataan Berg, dan Schnee menyimpan equipment dari Skull Face yang telah berserakan di sekelilingnya ke dalam Item Box.

Karena pasukan pemusnahan monster merupakan pasukan militer gabungan yang terdiri atas para knight dari dua negeri atau lebih, perebutan untuk equipment dan material mentah yang berharga sangat di pertimbangkan. Setelah pemusnahan selesai, dia berencana untuk membagikan semuanya secara rata kecuali untuk satu porsi. Schnee, yang memiliki kemampuan tempur tertinggi, juga diberikan bagian untuk disimpan, dengan menggunakan pencegahan dan anti maling dengan menggunakan Item Box.

Sembari melihat Schnee menyimpan Item, Berg berfikir, jika tak ada Schnee Raizar, situasinya akan berkembang ke arah skenario terburuk.

Dari pertempuran yang barusan, dia paham kalau ada lawan yang tak bisa dikalahkannya, bahkan dengan para knight yang memiliki kemampuan tempur kelas top dari setiap negeri. Memang, salah satu penyebabnya adalah kurangnya kerja sama tim karena ini merupakan pasukan militer gabungan, tetapi itu tidak merubah fakta kalau kekuatan dari monster sangat tidak normal.

Puncak dari semua masalah ini adalah para monster yang memiliki perlengkapan yang tidak biasa seperti Skull Face sebelumnya. Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan sampai saat ini, nampaknya semua Skull Face memiliki perlengkapan spesial, tetapi itu tidak bisa di pastikan secara akurat.

Dari pandangan Berg, dia berdoa agar equipment-equipment seperti ini segera habis.

Sampai saat ini, Schnee telah mengalahkan beberapa monster dengan senjata spesial, dan para knight kemudian menerjang hanya dengan sedikit keunggulan. Aturannya adalah untuk langsung menghubungi Schnee jika bertemu dengan pemegang senjata. Situasinya ternyata berbuah baik kali ini. Para monster yang sangat sulit dilawan oleh para knight dalam sekejap dikalahkan oleh Schnee. Dan ditambah lagi, pertempuran jarak dekat seharusnya merupakan titik lemah untuk Elf.

“Seperti yang diharapkan dari seseorang yang pernah berdiri berdampingan dengan High Human sebelumnya.”

Penakluk benua, para High Human, yang dulu pernah ada. Orang-orang di dunia ini tidak bisa melakukan apapun selain memiliki perasaan kagum pada orang-orang yang bertempur bersama mereka. Keberhasilan para penakluk terukir di dalam ingatan orang-orang tanpa pernah memudar, bahkan sampai saat ini setelah sekian lama.

Alasan kenapa para knight bisa bertempur dengan berani juga karena mereka memiliki perasaan kuat untuk bersaing dengan keberadaan tersebut. Tak ada seorangpun yang ingin memperlihatkan penampilan yang tidak pantas dan mempermalukan diri mereka sendiri, oleh Karena itu, pemusnahan para monster berjalan dengan mulus tanpa adanya argumen sama sekali.

Beberapa monster dilaporkan berada diantara para Skull Face yang terakhir dikalahkan. Mereka masih harus memastikan masih ada atau tidakkah monster yang ditemui oleh para petualang yang diutus oleh guild setelah mereka pergi. Jika tak ada, pasukan pemusnahan akan kembali. Dan jaringan pengawasan akan disebar di bawah kerja sama dari setiap negeri dan guild.

“Akan bagus jika sudah tidak ada lagi, tetapi…”

Berg berbicara kepada dirinya sendiri, tiba-tiba teringat sebuah keadaan yang tidak menyenangkan dari pengalaman hidupnya yang panjang. Dan kemudian dia melihat sepintas Schnee, yang nampaknya sedang membaca sebuah surat dengan tidak sabar di tempat terbuka dimana material mentah dari Skull Face berserakan.

“Schnee -dono? Apa ada yang terjadi?”

Ketika Berg memanggilnya, Schnee menaruh surat itu dan berbalik. Selama momen itu, Berg, tanpa sengaja, melihat Blue Moon  tertulis disana, tetapi dia tidak tahu apa itu.

“Tidak, bukan apa-apa. Setelah ini, Karena aku akan pergi untuk mencari seseorang, kita akan bergerak secara terpisah. Tolong tembakkan item sihir yang kuberikan padamu jika kau bertemu dengan monster, Karena akan sulit untuk menujukkan areanya secara spesifik.”

“Siap.”

Schnee, setelah melakukan komunikasi singkat itu, dengan cepat meninggalkan tempat itu.

Sembari menjaga kecepatannya yang luar biasa, bahkan meskipun menggunakan rok yang panjang, Schnee memikirkan isi yang tertulis di dalam surat.

Itu adalah informasi di dalam kartu pesan yang dikirim oleh Tiera, yang menuliskan kalau seseorang sedang menuju ke Dataran Hantu.

Nama orang tersebut tidaklah biasa. Sangat banyak orang dengan nama yang sama jika dia berfikir untuk mencarinya. Akan tetapi, ceritanya akan berbeda jika orang tersebut memiliki Blue Moon . hanya ada satu orang sejauh yang diketahui oleh Schnee.

“Apa kau kembali, dan mengembalikannya…”

Sembari menyadari kalau dirinya sendiri tidak tenang, Schnee terus berlari dengan kecepatan penuh. Tujuannya adalah Dataran Hantu.

Dia sangat kesal Karena waktu yang dibutuhkan untuk mencari monster. Meskipun itu bukanlah pekerjaan utamanya, dia tidak mengabaikannya, itu adalah kewajibannya sebagai seseorang yang telah menerima pekerjaan, jadi dia tetap melakukannya.

Hatinya menjadi lebih tidak sabaran.

Dia mungkin akhirnya bertemu dengan orang yang paling ingin di temuinya.

Pikiran itu memenuhi kepala Schnee, yang sangat merindukan hal tersebut.

◆◆◆

Hunting party memulainya dari tengah Dataran Hantu dan berlangsung selama beberapa malam. Saat ini, party Shin masih berada di area tersegel.

“Oi, sialan, Shin! Pecker Hollow datang!”

“Mau bagaimana lagi, ayo segera mundur.”

Shin dan Wilhelm merasakan monster yang mendekat dan membawa Rashia dan Yuzuha keluar dari segel. Jika seseorang terpisah oleh segel barrier, nampaknya mereka tidak bisa dideteksi oleh monster yang berada di dalam, meskipun mereka sangat dekat. Pecker Hollow yang muncul kehilangan keinginan pada Shin dan lainnya, dan setelah berkeliaran disana untuk beberapa saat dia kemudian langsung meninggalkan tempat itu.

Monster tersebut, Pecker Hollow, yang mendekat tadi adalah undead monster dengan level 541. Sejumlah besar mayat digabungkan bersama oleh arwah gentayangan untuk membentuk sebuah monster yang besar. Bagian tubuh atasnya memiliki bentuk dari seekor belalang sembah, dengan tungkai depan yang melengkung seperti sabit, mata yang banyak. Dan juga, meskipun dia memiliki banyak mata yang menyatu dan tungkai yang melengkung seperti sabit, dia tidak memiliki organ yang mirip dengan serangga pada umumnya. Sejumlah besar mata manusia terkumpul di dalam mata-mata yang menyatu itu, dan tulang-tulang manusia terkumpul bersama membentuk sabit di tangannya. Ditubuhnya terdapat kaki dan tangan yang menjuntai keluar, dan entah mengapa dia memberikan perasaan mengerikan. Penampilannya itu yang membuat hampir semua player wanita tidak ingin mendekati Dataran hantu ataupun Dungeon sama sekali.

Dan yang paling menjadi masalah adalah skill miliknya, Deadman’s Howl. Meskipun skill ini hanya menyebabkan sedikit damage, tapi juga memberikan gangguan : confusion*, curse*, dan status abnormal lainnya disaat yang bersamaan. Terlebih lagi, level minimum dari status abnormalnya adalah V, yang bisa dikatakan sangat brutal. Ngomong-ngomong, itu takkan sangat buruk jika itu mengenai Shin atau Wilhelm, tetapi Rashia dan Yuzuha mungkin akan menerima level maximum dari status abnormal dalam sekali serang.

(congusion = kebingungan. curse = kutukan.)

Seperti yang sudah di duga, mereka harus mengevakuasi diri keluar dari segel ketika monster yang merepotkan muncul, karena itu terlalu berbahaya untuk menyerangnya.

“Apa dia sudah pergi?”

Wilhelm bertanya.

“Kita harus menunggu sedikit lebih lama lagi untuk saat ini. Kita akan berada dalam masalah jika dia kembali setelah mendengar suara pertempuran.”

Jika para ikan teri juga termasuk, jumlah monster yang telah mereka kalahkan dalam pertempuran sudah mencapai lebih dari 200 selama beberapa hari ini. Jika Shin tidak salah hitung, Rashia seharusnya sudah bisa mempelajari Purification setelah membunuh satu lagi.

“Apa Rashia dan Yuzuha baik-baik saja?”

“Ya, entah bagaimana aku sudah terbiasa dengan ini…”

“Kuu!”

Sembari tersenyum masam mendengar jawaban Rashia, yang anehnya melihat ke arah yang jauh, dan pada Yuzuha yang enerjik, Shin mencari kehadiran di dalam jangakauan persepsinya. Dia bisa memastikan satu Jack class Skull Face dengan level 343, dua Grey Orc level 158, satu Gel Bison level 177, dan 4 Ein Jackal level 249.

Gel Bison adalah seekor monster yang memiliki bentuk seperti Slime, material yang transparan dan seperti agar-agar yang melekat pada tulang milik seekor Bison. Ketika seseorang mendekatinya, jelnya akan berubah menjadi semacam cambuk dan menyerang. Dan kemudian, dia akan melelehkan mangsanya ketika memakan lawannya yang tak bisa bergerak.

Ein Jackal adalah seekor monster yang memakan daging busuk. Karena itu, dia masuk dalam kategori undead monster. Dia memiliki penampilan seperti serigala berwarna ungu yang berukuran sekitar 2 mel. Dia adalah monster kelas rendah, tetapi memiliki mata iblis yang bisa memberikan efek paralysis pada lawannya. Dia merupakan musuh yang sulit bagi player pemula yang baru saja masuk ke dalam game.

Tak ada Pecker Hollow yang merepotkan dalam jangkauan persepsinya lagi. Karena waktu telah berlalu beberapa saat setelah dia keluar dari jangkauan persepsinya, dia mangsumsikan kalau mereka sudah aman.

Dan untuk jarak dari setiap monster, yang paling terdekat adalah Skull Face dan monster-monster lain yang berada diujung jangkauan persepsinya.

“Ada seekor Skull Face yang dekat, tapi levelnya tidak biasa.”

“Apa maksudmu?”

“Ada masalah apa?”

Wilhelm dan Rashia melemparkan pertanyaan pada perkataan Shin.

“Levelnya adalah 343. Apa aku sudah memberitahumu cerita kalau Skull Face memiliki class King? Aku rasa monster satu ini mungkin hampir mirip.”

“Meskipun tempat ini memang sedikit tidak biasa, cerita tentang monster seperti itu yang keluar dari tempat ini masih belum pernah terdengar. Akan tetapi, beberapa bulan belakangan ini, sesuatu yang aneh telah terjadi di dalam kerajaan.”

“…Itu mengingatkanku, Ragnal-san mengatakan soal kejadian dimana undead monster yang sangat kuat menyerang desa di Beirun terjadi beberapa kali.”

Rashia, yang mendengar level dari Skull Face tadi, mengeluarkan informasi yang ada di dalam ingatannya. Beirun adalah sebuah negeri yang berlokasi di sisi luar dari Dataran Hantu dan dari Kerajaan Bayreuth.

“Undead yang kuat ya? Nampaknya ini semua ada hubungannya. Dan siapa Ragnal-san?”

“Dia adalah master di bar yang ku ajak kau kesana. Kau sudah bertemu dengannya sekali.”

“Ah! Orang itu ya?”

Dia teringat pada pria pendiam dari perkataan Wilhelm tadi. Pada waktu itu, Wilhelm memang mengatakan kalau dia adalah salah satu teman petualangnya.

“Yah untuk saat ini, kita tinggalkan dulu ceritanya untuk lain kali. Apa yang akan kau lakukan? Aku rasa itu hal yang buruk dengan membiarkannya begitu saja.”

Shin mengatakan itu dan melihat ke arah Wilhelm.

“Kekuatan semacam apa yang dimilikinya?”

“Dari pengamatanku, kemampuannya bergantung pada levelnya. Memang perlu untuk waspada, Karena Skull Face itu memiliki pergerakan yang tak bisa diprediksi. Yang pernah kulawan sebelumnya mempunyai gerakan yang lihai.”

“Kita hanya perlu mengalahkannya, ‘kan? Tidak perlu membuat Rashia untuk menyebrangi jembatan satu arah.”

“Itu ide yang bagus.”

“Tidak, aku juga akan melakukannya!!”

Wilhelm menawarkan itu pada Shin kalau mereka berdua akan mengalahkan musuh yang tidak biasa itu. Tetapi Karena levelnya telah meningkat, Rashia menjadi lebih percaya diri dan dipenuhi dengan kesungguhan.

“Bagaimana? Aku sih sebenarnya tidak keberatan. Aku rasa Rashia akan aman selama dia membawa Item yang kuberikan padanya.”

Kedua orang itu saling memandang satu sama lain secara bersamaan.

“Tepat sekali. Oi Rashia, apa kau benar-benar ingin melakukannya?”

“Tentu saja, aku tidak bisa kembali pulang dengan tangan terangkat jika kalian melindungiku sepanjang waktu!!”

Apa itu hasil dari pertempuran beberapa hari terakhir ini? Rashia tidak terguncang melihat seekor monster dengan level yang melebihi 200, kita kecualikan soal zombie, Karena dia berteriak dengan suara yang penuh semangat saat ini. Sebenarnya, meskipun Skull Face yang berada di luar segel adalah monster kelas rendah, tapi dia tetap saja adalah monster dengan level lebih dari 80, dan dia bisa melawannya tanpa merasa gentar saat ini. Ini adalah buah dari latihan Spartan dari Shin dan Wilhelm. Itu mungkin sangat keterlaluan untuk seorang gadis yang masih muda, tapi sayangnya mereka tidak terlalu peduli akan hal itu.

“Kalau begitu, ayo lakukan!”

“Oi, jangan banyak menghalangi kali ini.”

“Aku tidak akan melakukannya.”

Shin dan Wilhelm prihatin soal Rashia sementara menghadapi Skull Face. Meskipun Rashia itu lambat disebabkan Karena perbedaan level kecepatan, dia mempercayakannya pada Yuzuha dan kedua orang di depannya untuk maju lebih dulu Karena dia hanya perlu untuk melancarkan serangan terakhir.

Kali ini Skull Face itu tidak memiliki equipment apapun yang aneh. Tetapi, postur pedang dan tamengnya sangat mirip dengan Skull Face unik yang dihadapi oleh Shin sebelumnya.

“Yang satu ini mungkin mirip dengan yang kulawan sebelumya? Posturnya cukup mirip.”

“Itu tidak masalah jika dia itu sama. Oraa!!”

Wilhelm, yang memiliki jangkauan yang jauh, memulai serangan kejutannya.

Satu serangan, yang diarahkan pada core milik Skull Face, ditangkis oleh tameng bundar di tangan kirinya. Tameng itu menghasilkan percikan api seolah sedang di lubangi. Meskipun Venom hanya menghantam tamengnya saja, lengan yang memegang tameng itu telah menetralkan serangan tersebut, dan arah serangan dari Venom dibelokkan.

Kemudian Skull Face itu langsung melepaskan sebuah serangan menggunakan pedangnya. Bersamaan dengan suara yang membelah udara, pedang itu terayun ke bawah. Wilhelm dengan cepat menarik Venom kembali dan menangkisnya. Percikan api tercipta dari benturan tersebut.

Suara dari besi yang saling mengunci satu sama lain terdengar ke sluruh dataran malam itu. Serangan itu tidak hanya berisi kekuatan saja tetapi juga ditambah dengan berat, menyebabkan Wilhelm tak bisa bergerak.

Shin, yang telah menunggu di belakang Wilhelm, merasakan kalau Skull Face itu mencoba untuk merobohkan Wilhelm menggunakan skill shield arm, jadi dia langsung menebas Skull Face itu sembari melompat dari belakang ke depan tamengnya itu.

Tetapi tameng di lengan kirinya itu terbelah menjadi dua di saat yang bersamaan dengan terdengarnya suara “Kin”. Jika reaksi Skull Face itu sedikit saja terlambat setelah efek cahaya itu, kaki kirinya mungkin akan langsung putus. Dia berhasil meminimalkan damage yang diberikan sebagai bayaran dari satu lengannya, yang biasanya takkan terpikirkan oleh Skull Face yang normal.

“Aku mengerti, si tulang brengsek ini benar-benar bisa bergerak dengan sangat berbeda dari yang biasanya, ‘kan?”

Wilhelm, yang telah menyaksikan pergerakannya, tersenyum kecut sembari menunjukkan gigi taringnya.

Dalam kasus Skull Face, jika corenya masih ada, bahkan dengan lengan yang hilang, itu bukanlah masalah bagi Rashia untuk melancarkan serangan terakhir. Oleh Karena itu, seperti halnya untuk membunuh monster kuat yang lain, ketidak seriusan sangat tidak dibutuhkan.

Menghadapi kemampuan dari Skull Face itu, semangat tempur Wilhelm menyala-nyala.

“Aku tahu. Aku hanya ingin sedikit menikmatinya.”

“Aku rasa itu tidak masalah, tapi akan buruk jika kau memaksakannya.”

“Aku tidak khawatir soal itu. Yang satu ini masih bagian dari latihan untukku.”

Wilhelm mempersiapkan Venom sembari tertawa liar lagi.

Dia merendahkan titik tumpunya. Ujung tombak sedikit ditariknya, dan Venom menjadi miring diagonal ke atas.

Tangan kanannya memegang gagang, sementara tangan kirinya dibentangkan. Penampilannya saat ini seperti halnya busur yang akan ditembakkan. Seolah persis dengan semangat tempur Wilhelm yang meningkat, perasaan ketika mendengar suara dari busur yang sedang di tarik sampai pada batas maksimumnya bisa terdengar.

Entah apakah Skull Face itu menyadarinya kehadiran dari Wilhelm atau tidak, Skull Face itu menyiapkan kuda-kudanya lagi. Dia menarik kaki kanannya sedikit kebelakangnya dan tangan kanan yang memegang pedang terangkat sampai pada ketinggian yang hampir menyamai kepalanya. Ujung pedangnya diarahkan lurus ke arah langit, dan sebuah aura yang perlahan bergerak berkumpul ke tubuh Skull Face itu.

Di depan postur yang seperti knight itu, Wilhelm meningkatkan semangat tempurnya menjadi lebih tinggi lagi.

Seolah atmosfirnya membeku, tak ada satupun dari mereka berdua yang bergerak. Dan, seperti halnya keheningan dari senjata yang telah di kokang dan senjata yang ditembakkan.

“Will!!”

“Uh!!”

Teriakan dari Rashia menghancurkan atmosfir yang beku itu.

Dua bayangan berlari, terpicu oleh hal itu.

Satu serangan pamungkas dilepaskan oleh Skull Face itu di tangkis, dan percikan merah menerangi kegelapan. Senjata mereka saling menyilang dalam sekejap.

Sesaat kemudian, Skull Face ambruk ke tanah dengan hanya kepalanya saja yang masih menempel pada tubuhnya, dengan Wilhelm yang masih tetap berdiri dan Venom yang dibentangkan.

Skull Face yang dijuluki oleh orang-orang sebagai pengalaman yang sangat dekat dengan kematian. Kedua lengan dan kakinya menghilang dan sejumlah retakan muncul di permukaan core miliknya, semua itu disebabkan efek dari satu serangan dari Venom. Corenya saat ini sedang diujung tanduk akan hancur.

“Rashia, jangan hanya berdiri di sana. Cepat, selesaikan dia.”

“Aku hampir sama sekali tidak mendapatkan kesempatan. Apa gunanya kebulatan tekadku tadi?!”

Rashia marah pad hasil yang tersisa, karena keputusannya untuk mempertaruhkan nyawanya hanya sia-sia belaka.

“Tak ada cara lain. Tak ada ruang bagimu untuk ikut bertempur.”

“Urgh, Oh Tuhan, apa ini cobaan?…”

Meskipun Rashia sedang memiliki mood yang buruk, dia tidak lupa untuk meng-heal corenya. Aura yang menyelimuti core menghilang ketika menerima cahaya healing dari Rashia, dan Skull Face akhirnya benar-benar menghilang.

Di saat yang bersamaan, sebuah cahaya emas menyelimuti tubuh Rashia.

“A-Apa ini?”

“Rashia!?”

Rashia kebingungan Karena kejadian yang tiba-tiba itu. Wilhelm, yang juga terkejut, tidak bisa bergerak dengan ceroboh tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi.

“Tak perlu khawatir!! Ini adalah efek ketika syarat telah dipenuhi dan sebuah skill baru telah di pelajari!!”

Shin mengencangkan suaranya untuk menenangkan kedua orang yang kebingungan itu. Nampaknya, perhitungan Shin tidak salah, dan itu tadi adalah tubuh Skull Face yang ke 200.

Efek cahaya itu menghilang segera setelah Shin mengencangkan suaranya. Tatapan Rashia mengelana ke luar angkasa seolah dia menjadi terlena oleh sesuatu.

“Oi, Rashia! Apa kau baik-baik saja?”

“Fue? Ah, ya. Aku baik-baik saja.”

Wilhelm memanggilnya sembari menepuk pundaknya, dan dia menjawabnya dengan suara yang tak semangat.

“Kau menatap langit seolah kau linglung, apa benar-benar tidak apa-apa?”

“Aku baik-baik saja, mengerti. Itu karena cara untuk menggunakan skill tiba-tiba mengalir ke dalam kepalaku.”

“Apa ada perbedaan dari waktu kau menggunakan secret book?”

“Um, ya ada. Secret book entah bagaimana memiliki rasa yang nyaman ketika menggunakannya, sementara kali ini, lebih seperti perasaan yang sangat mendadak dan kasar. Tetapi kemungkinan penjalasan itu sangat kurang dan sulit untuk dimengerti.”

Nampaknya itu terasa berbeda ketika di bandingkan dengan secret book.

Entah mengapa, nampaknya terdapat berbagai macam efek yang muncul ketika seseorang mempelajari sebuah skill. Karena orangnya sendiri sama sekali tidak terluka, dia tidak perlu khawatir, tetapi Shin hanya tidak mengerti perasaan itu secara baik. Sejak awal, pengalaman tentang informasi yang mengalir langsung ke dalam otak adalah hal yang mustahil.

“Yah, pertama-tama, Karena kau telah berhasil mendapatkan Purification. Selamat.”

“Benar sekali, kau melakukannya dengan baik.”

“Kuu!”

Shin, Wilhelm dan Yuzuha memberikan selamat padanya.

“Terima kasih banyak. Aku juga akhirnya dengan ini bisa menjaga panti asuhan.”

Dengan mendapatkan Purification, panti asuhan tidak perlu khawatir tentang masalah pewarisan lagi. Itu adalah perasaan Rashia yang sebenarnya sembari dia berterima kasih kepada mereka dengan mata yang berkaca-kaca.

“Baiklah kalau begitu, ayo kita kembali ke markas, tidur, dan segera kembali ke Kerajaan Bayreuth di pagi hari.”

“Itu benar. Tak ada alasan bagi kita untuk tinggal di sini lebih lama lagi.”

“Ya, ayo segera berangkat.”

Dengan mereka yang saling tersenyum satu sama lain, mereka keluar dari segel area. Tak ada tanda-tanda dari musuh di sekitar ketiga orang dan seekor hewan itu.

Dengan ini Requestnya pun berakhir. Mereka hanya tinggal perlu kembali ke Kerajaan sekarang. Semua anggota yang ada disana berfikir seperti itu.

Sampai hal itu terjadi.

◆◆◆

Itu terjadi secara tiba-tiba.

Baiklah kalau begitu, di Dataran Hantu, serangga-serangga dan hewan-hewan pada malam hari entah mengapa tiba-tiba menjadi diam. Oleh karena itu, Shin langsung menyadarinya. Yuzuha, yang berada diatas kepala Shin, juga merasakan kejadian yang tidak biasa itu dengan pendengaran super miliknya, yang merupakan karakteristik dari hewan, karena telinganya tiba-tiba berdiri.

“Hmm? Suara apa itu?”

“Kuu?”

Itu adalah seperti suara rerumputan yang ditiup oleh angin. Shin tidak akan memperdulikannya jika itu hanya suara dari rerumputan yang saling bergesekkan.

Tapi dia tidak bisa menahan kekhawatirannya jika suara tersebut juga terjadi diwaktu yang bersamaan dengan suara aneh yang terdengar, seperti makhluk yang dihancurkan.

Shin dan Yuzuha berhenti dan melihat kebelakang, dan kemudian mereka melihat kejadian yang tidak masuk akal.

“Apa… Itu?”

“Kuu…”

“Hmm? Apa yang terjadi dengan kalian… teman-teman.”

Wilhelm menyadari pergerakan Shin dan berbalik, dia juga tak bisa berkata apa-apa ketika dia melihat hal yang sama.

Tempat dimana para Skull Face baru saja dikalahkan tadi, kini terdapat sebuah Orb hitam yang melayang disana, yang tidak ada sebelumnya. Kini orb tersebut sedang melakukan proses menelan Pecker Hollow. Ketika dia melihat ke layar map, sebuah tanda merah yang sangat besar, yang sebelumnya tak ada, kini ada diujung tampilan mapnya. Tanda putih dan biru di tampilkan yang menandakan Shin dan yang lainnya.

Pecker Hollow secara terus menerus di telan kedalam Orb hitam tersebut, yang ukurannya sekitar 30 cemel. Ukurannya sama sekali tidak cocok. Sebuah suara hancur dan retakan terdengar, karena tubuh Pecker Hollow sedang di tekan.

Pecker Hollow, yang merupakan mangsa, bahkan sama sekali tidak mengeluarkan teriakan kesakitan atau semacam perlawanan. Semua wajah yang muncul pada tubuhnya terlihat tersenyum. Nampaknya mereka terlihat senang karena benar-benar ditelan.

“Apa-apaan itu!? Apa-apaan mekhluk itu!?”

“Ugh, itu menjijikkan…”

Rashia menutup mulutnya melihat pemandangan wajah seseorang yang sedang dihancurkan dengan perlahan, dan berjongkok. Wilhelm berlari ke arah Rashia, dan Shin berdiri diantara mereka dan Orb hitam itu.

Tidak membutuhkan waktu yang lama dan kemudian Pecker Hollow telah benar-benar ditelah oleh Orb itu. Secara bersamaan, sebuah getaran yang luar biasa muncul dan tanah pun bergetar.

“Uoo!?”

“Kya!”

“Kuuu!?”

Dalam waktu sekejap, mereka entah bagaimana berhasil menjaga keseimbangan mereka dan tidak terjatuh. Ketika mereka melihat ke sekitar mereka untuk melihat apa yang sedang terjadi, mereka melihat sebuah cahaya ungu yang memancar ke langit dari segala arah di dataran hantu.

Dari tempat dimana para Skull Face yang sudah mati itu, sebuah cahaya terang naik ke langit.

“Indah sekali…”

Rashia bergumam. Kejadian tiba-tiba ini memang benar-benar sangat luar biasa dan indah.

Jika saja tidak ada orb hitam misterius di depannya, Shin mungkin akan menikmatinya juga. Akan tetapi, ini bukanlah waktunya untuk menikmati pemandangan.

Dia perlahan memperluas tampilan mapnya. Dia menyadari kalau tanda-tanda merah, yang meluas pada pinggir tampilan mapnya, telah menghilang.

“Ini…”

Dia mengalihkan perhatiannya pada map dan menatap ke arah dari tanda merah dimana para monster-monster berada, menggunakan skill Long Sight, sembari masih mewaspadai orb itu. Kemudian, dia melihat Gel Bison dan Ein Jackal tiba-tiba mengeluarkan sebuah cahaya ungu dari seluruh tubuh mereka. Cahaya terang dan menyilaukan itu yang menyerupai efek kejadian ketika salah satu undead monster terbunuh ketika masih berada di dalam game.

Para monster, yang mengeluarkan cahaya dari tubuh mereka, perlahan mulai kehilangan sosok mereka, dan dalam waktu singkat kemudian mereka menghilang seolah mereka memudar menjadi udara.

Dan cahaya itu, yang menggambarkan sebuah lengkungan di atmosfir, diserap oleh orb hitam tersebut.

Shin dan Wilhelm yang melihat pemandangan itu bergerak untuk melindungi Rashia. Sembari waspada terhadap sekeliling mereka, mereka melihat ke arah orb di hadapan mereka.

“Sial, dia menyerap aura iblis!”

“Aura Iblis?”

“Ah! Cahaya itu, aura iblis, adalah yang membuat para undead bisa bergerak. Karena telah menghilang, itu membuatnya tidak bisa untuk mempertahankan tubuh aslinya.”

“Begitu ya.”

Setelah beberapa saat, seluruh aura iblis yang berada di atmosfir diserap ke dalam orb. Kemudian bola itu berputar naik ke atas langit dan berhenti pada ketinggian sekitar 10 mel dari tanah. Disaat yang bersamaan, sebuah aura kegelapan menyebar ke sekeliling orb tersebut. Orb tersebut perlahan mulai terbentuk, dan tulang seperti halnya Skull Face tercipta. Sebagai tambahan, dia membesar beberapa kali dari ukuran Skull Face biasa. Tertutupi dengan armor berwarna hitam gelam, dan auranya memenuhi celah antara tulang dan armornya. Dan itu hanya membutuhkan waktu 10 detik.

Seekor Skull Face dengan tinggi yang lebih dari 10 mel muncul di hadapan Party Shin.

Jika dia tidak memiliki tulang tengkorak kepala yang terpasang, itu akan mengingatkan mereka pada valor knight. Tidak bisa dibayangkan kalau ornament yang ada pada armornya itu terbuat dari aura.

Tapi dari tubuhnya, terdapat semacam aura jahat yang menguap. Itu adalah bukti pasti kalau dia itu adalah undead.

Dan, penamapilannya yang seolah terbakar dihadapan Shin dan Party-nya itu membuat tubuh mereka seolah membeku.

―――― Lord Skull Face Lv. 804

Ketika Shin mengaktifkan Analyze • Ⅹ】, itu menunjukkan nama dan levelnya.

Jumlah angka levelnya dikenali sebagai musuh high rank, bahkan di dalam NEW GATE sekalipun.

“Level 804. Apa dia ini bos dungeon?”

Shin dengan tenang menanyakan itu pada dirinya sendiri, tetapi Wilhelm tanpa sengaja langsung meresponnya.

“Oi, level yang baru saja kau katakan, apa itu benar?”

“Ya, tidak salah lagi.”

“Itu… itu adalah level yang bisa mengahancurkan sebuah negeri!?”

“Kururuu!!”

Yuzuha meneriakkan aumannya berusaha untuk mengintimidasinya, tetapi Wilhelm dan Rashia tidak bisa menyembunyinkan gemetaran mereka dari jumlah angka mustahil tersebut. Kecuali monster itu berada di Sacred Place, semenjak Dusk of Majesty (Senja Keagungan), para monster dengan level tertinggi yang telah dikonfirmasi bahkan tidak pernah mencapai level 600. Terlebih lagi, bahkan monster seperti itu saja telah menghancurkan beberapa negeri pada saat itu.

“Ta-Tapi ada segel dan tidak mungkin baginya untuk keluar, ‘kan?”

“Aku tidak tahu.”

Ketika Shin menjawab suara khawatir dari Rashia, sang Lord akhirnya bergerak.

Lengannya dengan panjang beberapa mel menekuk dan mengacungkan tinjunya. Dan kemudian, sembari dengan sedikit menekuk lututnya, dia melepaskan tinjunya ke langit dengan gaya seperti uppercut.

Sebuah suara gersang, “gashari”, tercipta disaat yang bersamaan ketika lengannya selesai dibentangkan. Barrier tak terlihat yang seharusnya menutupi langit mengeluarkan suara hancur dan tercerai berai seperti halnya aura iblis sebelumnya, dan disaksikan oleh Shin dan Party-nya.

“Sial, segelnya hancur.”

“Ah! Kemungkinan itu baru saja hancur dalam sekali serang barusan.”

“O-Oh tidak…”

Segel itu yang seharusnya menjaga monster berlevel tinggi agar tetap di dalam sayang sekali hancur dengan mudahnya. Rashia kemungkinan kehilangan kekuatannya karena dia jatuh terduduk.

Mata dari sang Lord yang sedang mengisap aura iblis tertangkap oleh pandangan Shin dan yang lainnya.

“Hii!!”

“Kuu…”

“Oi, dia melihat ke arah sini…”

Wilhelm menelan ludahnya.

“Tepat sekali.”

Dia memang tidak memiliki bola mata, tetapi Shin dan yang lainnya sangat yakin kalau mereka sedang dilihat. Rashia menjadi pucat dan gemetaran karena tekanan itu.

Wilhelm dan Rashia yang kehilangan kata-kata, dan sudah bersiap untuk kabur.

“GuuuuUUUUUU―――――――GaaaAAAAAAAA!!!!!!!!”

Sang Lord mengeluarkan teriakkan seolah dia mengatakan kalau dia takkan membiarkan satu orang pun dari mereka lolos. Shin mempersiapkan dirinya ketika dia merasakan berat fisikal dari volume suara tersebut, sementara Yuzuha mengecilkan tubuhnya, Wilhelm dipaksa berlutut, dan Rashia menutup telinganya sembari bersujud.

“Raungan itu, sial, dia takkan membiarkan kita kabur ya?”

“Tidak, itu berbeda. Lihat ke sekeliling!”

Hampir diwaktu yang bersamaan ketika Shin mengatakannya, dengan tulang belulang yang membuncah keluar, satu demi satu, dari bawah tanah.

Jelas itu adalah lengan dari humanoid monster. Ketika tanah telah di genggam dengan sempurna, lengan itu menarik keluar tubuh utamanya dari tanah.

Tulang yang terbungkus dengan armor berkarat keluar. Tak perlu dikatakan lagi, itu adalah Skull Face. Mereka terdiri dari Jack, Queen, dan King class. Satu per satu mereka muncul dari bawah tanah sampai menjadi sangat ramai. Ditambah lagi, setiap individunya memiliki ukuran dua kali lebih besar dari ukuran normal, dengan King class yang mendekati tinggi 8 mel. Jumlah dari Skull Face yang memenuhi dataran sudah hampir mencapai ukuran sebuah pasukan.

Aura yang dikeluarkan dari setiap individu bergabung, dan seluruh dataran berubah menjadi hitam.

Kemunculan Skull Face terjadi di sleuruh dataran, area di sekitar Shin dan Party-nya sudah dipenuhi dengan Skull Face.

“Will!! What to do, Will!!”

“Calm down! Don’t panic about what we have to do! Oi Shin, let’s break through to escape right away!”

“No, I will stay.”

“Ah? What are you saying, you bastard. Do you want to die!?”

Wilhelm, who was irritated at Shin’s awfully calm speech, tried to grab Shin’s shoulder. Though he put power in it, to make him turn around, Shin didn’t move an inch as if Wilhelm was grabbing a gigantic mass of rock.

“Will! Apa yang harus kita lakukan Will!!”

“Tenang! Jangan panik soal apa yang harus kita lakukan! Oi Shin, ayo kita terobos untuk kabur sekarang juga!”

“Tidak, aku akan tinggal.”

“Ah? Apa yang kau katakan brengsek. Apa kau ingin mati!?”

Wilhelm, yang emosi mendengar perkataan Shin yang sangat tenang, mencoba menggenggam bahu Shin. Meskipun dia menggunakan kekuatan, untuk membuatnya berbalik, Shin tidak bergerak seinci pun seolah Wilhelm sedang memegang sebuah batu yang sangat besar.

Shin, then turned around slowly, while calmly releasing the Limit.

“Uo!?”

“Kyaa!”

Wilhelm and Rashia opened their eyes wide at the torrent of power that was given off by Shin.

“I cannot leave this fellow alone. I will open a path so that Wilhelm and Rashia can go ahead toward the kingdom before me.”

Shin, kemudian berbalik dengan perlahan, sembari dengan tenang melepaskan Limit.

“Uo!?”

“Kyaa!”

Wilhelm dan Rashia membelalakkan mata mereka melihat kekuatan maha dahsyat yang dikeluarkan oleh Shin.

“Aku tidak bisa membiarkan mereka begitu saja. Aku akan membuka jalan agar Wilhelm dan Rashia bisa duluan pergi menuju Kerajaan sebelum aku.”

“Kekuatan ini… siapa kau ini sebenarnya?”

“Tidak ada waktu untuk membicarakan itu saat ini. Dan untuk tambahan, aku memiliki urusan pribadi dengan mereka. Aku tidak ingin kalian terseret kedalam hal ini karena akan berakibat buruk, jadi tolong menjauh sejauh mungkin yang kalian bisa.”

Shin mengatakan itu sembari mengumpulkan kekuatan sihir di kedua tangannya. Wilhelm tidak bisa membantah kekuatan maha dahsyat itu.

“Sialan, mau bagaimana lagi kalau seperti itu. Aku akan membawa Rashia dan si rubah bersamaku. Apa aku perlu mengumpulkan item yang ada di markas?”

“Jika bisa maka itu akan bagus, tapi aku tidak masalah jika itu hilang.”

“Kalau begitu ayo segera lakukan. Aku akan mendengarkan dengan seksama penjelasannya ketika kau sudah kembali!”

“Ah, aku mengerti. Karena aku akan memberikanmu buff body strength, kecepatanmu akan menjadi lebih cepat dari biasanya. Jangan sampai jatuh, mengerti?”

“Hah! Kau pikir dengan siapa kau sedang bicara ha!! Hei, rubah ini, dia tidak mau terpisah darimu.”

Ketika Wilhelm menarik Yuzuha, wajah Shin juga ikut tertarik.

“Adadadada! Hai Yuzuha! Jangan menariknya.”

“Kuu!! Kuu~!!”

Yuzuha, yang tidak menyukainya, menyalak. Dia benar-benar tidak mau melepaskannya, seolah dia berusaha untuk mengatakan kalau dia tidak ingin meninggalkan Shin.

“Oi, apa yang akan kau lakukan?”

“Yuzuha…”

Menggunakan Telepati, perasaan kuat Yuzuha yang tidak ingin meninggalkannya tersampaikan pada Shin.

“…Hah, aku rasa aku tidak punya pilihan lain. Apa kau benar-benar tidak ingin terpisah?”

“Kuu!!”

Yuzuha, yang berada di atas kepala Shin, menyalak lagi. Dia sangat dipenuhi motivasi.

“Apa kalian sudah menyelesaikan percakapan kalian? Kalau begitu kita harus cepat.”

“Ah maaf sudah menunggu! Kalau begitu ayo kita lakukan!!”

Buff body strength di berikan kepada Wilhelm, dan sembari menghadap ke arah markas, Shin melepaskan sebuah Skill.

Itu adalah skill lightning magic system, Lightning Bunker.

2 jalur parallel yang terbuat dari Cahaya petir yang sangat besar, dengan ukuran diameter sekitar beberapa mel, dilepaskan ke arah sekelompok Skull Face, dan mereka dalam sekejap berubah menjadi arang. Serangan petir tersebut menciptakan jalur menembus Skull Face yang berkerumun, sementara Shin mempertahankan Skill tersebut.

“Sekarang!!”

Wilhelm menendang tanah ketika mendengar sinyal dari suara Shin. Dengan kakuatan kakinya yang telah ditingkatkan oleh buff milik Shin, dia berlari menerobos dengan kecepatan yang mampu meninggalkan berkas bayangannya.

“Kyaaaa!!!――――――――ーーーーーーー…”

Rashia berteriak karena kecepatan luar biasa itu, tapi suaranya itu langsung menjadi tidak terdengar. Karena pinggir dari segel sangat dekat, dengan kecepatan Wilhelm, kemungkinan takkan memakan waktu yang terlalu lama untuk bisa keluar dari kerumunan pasukan Skull Face. Meskipun pedang dan tombak dilemparkan oleh beberapa Skull Face yang berada di luar jalur serangan petir, semua serangan itu di tepis oleh Venom sembari mempertahankan kecepatannya.

“Apa dia sudah menghilang?”

“Kuu.”

Dia memastikan kalau sosok kedua orang itu telah menghilang dan mengakhiri Lightning Bunker. Dia telah membunuh lusinan Skull Face, tetapi sejumlah besar Skull Face menutup lubang itu dengan segera setelah dia mengakhiri skill tersebut.

Lawannya adalah bawahan dari Lord Skull Face yaitu Jack class, Queen class, dan King class.

Lord yang sedang menatapnya itu sama sekali tidak menaruh perhatian pada Rashia dan Wilhelm sama sekali, dia hanya terfokus pada Shin selama ini.

Tak ada monster yang bernama Lord Skull Face sepengatahuan Shin. Tak ada monster yang melampaui level 800 yang tidak di ketahui oleh Shin, dengan kata lain, dia itu benar-benar monster baru. Dia itu bukanlah musuh yang bisa diterka dari levelnya saja.

Akan tetapi, segala hal seperti musuh yang tidak diketahui bisa menjadi kunci bagi Shin untuk kembali ke dunia asalnya, jadi ada kemungkinan kalau beberapa informasi terbaru atau semacamnya bisa di dapatkan. Karena kemungkinan tersebut ada, Shin tidak punya pilihan untuk lari.

“Baiklah kalau begitu, apa lewat sini ya?”

“Kuu!!”

Shin mempersiapkan katana miliknya, dan sembari merasakan kalau suara Yuzuha bisa diandalkan, dia mulai berlari menuju pasukan besar dari Skull Face.

Jika seseorang bisa mengatakannya dengan satu kata, kata yang tepat untuk itu adalah “Pembantaian”.

Tulang-tulang berhamburan, pedang-pedang hancur, dan armor-armor yang berubah menjadi potongan besi biasa berjatuhan ke tanah.

Beberapa retakan dalam serta lubang-lubang yang mengoyak tanah, yang sangat tak terbayangkan, dan dia membuat semua itu terjadi tanpa menggunakan sihir.

Itu semua karena Shin yang mengayunkan katana miliknya.

“Woosh!”

Dia terus menerus mengayunkan katana-nya tanpa menggunakan skill apapun. Dia memotong core mereka menjadi dua, lebih dari 10 Skull Face yang menjadi seperti itu, dan mereka langsung menjadi aura iblis ketika musnah.

Ditambah lagi, dia juga menghancurkan pedang dan armor mereka.

Setiap kali katana itu membuat lintasan melengkung di dataran itu, dimana cahaya bulan bersinar terang, para Skull Face berjatuhan, seperti halnya sebuah istana pasir yang runtuh.

Jika itu adalah seorang petualang biasa, untuk bisa mengalahkan salah satu King class, mereka harus mempersiapkan lusinan pengorbanan. Tapi saat ini, mereka itu hanyalah seperti sosok patung kayu di tempat ini.

Seperti hal yang normal memotong rumput yang tumbuh terlalu berlebihan, para Skull Face benar-benar di habisi.

“Kuoooooo!!”

Tidak hanya Shin saja yang menyerang, Yuzuha, yang mengambil posisi di atas kepala Shin, juga menyemburkan api pucat dari mulutnya dan membakar habis musuh menjadi abu.

Itu adalah skill ekslusif untuk monster, Fox Fire. Itu adalah api merah, tetapi seekor Elemental Tail pada dasarnya menyemburkan api biru. Mungkin itu masih sulit untuk Yuzuha yang saat ini, serangan berbeda bisa dikeluarkan dari ekornya jika dia sudah dewasa dengan penampilan aslinya yang memiliki level 1000. Dan untuk Element Tail sendiri, setiap ekor miliknya memiliki kemampuan skill magic seperti fire, water, earth, wind, lightning, light, dan dark magic, seperti halnya serangan physical dan magic system skill. Melawannya itu seperti bertarung dengan musuh yang menggandakan dirinya jika dari sudut pandang lawannya.

Satu-satunya ekor yang nampaknya hanya bisa dikendalikan oleh Yuzuha adalah magic system skill, yang memperkuat Fox Fire. Karena itu bukanlah skill yang bisa di gunakan oleh para player, skillnya itu berdasarkan gambaran yang di inginkan oleh Yuzuha.

“Astaga, musuhnya terlalu banyak.”

“Kuu.”

Meskipun Shin dan Yuzuha sudah mengalahkan lebih dari 100 Skull Face, mereka hampir sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka semula. Monsternya terlalu banyak. Terlebih lagi, meskipun masing-masing dari lawannya itu memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran normal, celah dari mereka yang telah di kalahkan dengan cepat terisi kembali.

Itu terasa seperti melakukan hal yang sama terus menerus selamanya, seperti menggali pasir dari dasar jam pasir dan kembali menaruhnya ke atas.

Nampaknya sang Lord Skull Face, sang bos, setelah menciptakan sejumlah besar pasukan Skull Face muncul, dia mundur ke bagian tengah dari Dataran Hantu. Dataran ini terbentang seluas lusinan kemel (kemel = kilo meter kalau ada yg lupa) dari ujung satu ke ujung lainnya. Shin saat ini berada di bagian pinggir dari Dataran ini, jadi tak ada penampakan dari Lord yang bisa di lihat dari jarak pandangnya.

Dengan mundur untuk menjebak Shin agar kelelahan, dia mungkin telah mempersiapkan sesuatu.

Shin memikirkan bagaimana cara agar membuat lawannya itu keluar, sembari maju dengan katana-nya dan Yuzuha yang menyemburkan api. Di dataran tersebut, yang diselimuti oleh aura kegelapan, hanya lingkaran kecil di sekitar Shin yang masih ada celah, seperti halnya bagian kulit tubuh yang kelihatan.

“Apa kita jangan terlalu memaksakan diri?”

“Kuu!”

Itu telihat seperti seseorang dan seekor hewan yang akan tertelan oleh gelombang lumpur hitam jika dilihat dari pinggir dataran. Tetapi mereka berbicara dengan suara yang santai, yang sangat tidak cocok dengan situasi mereka. Sembari berbincang, Shin menggunakan serangan tebasan untuk menyerang Skull Face, dan gelombang lumpur hitam itu terpukul mundur kebelakang.

Tak ada satupun musuh yang bisa menerobos serangan tebasan yang seperti barrier itu di tempat ini. Seperti halnya Skull Face yang dilawan oleh Wilhelm sebelumnya, hampir semua dari Skull Face sangat ahli dalam pergerakan dan tehnik berpedang, tetapi itu hanya bisa sedikit mengulur waktu mereka. Sebaliknya, itu sangat menyedihkan karena mereka sama sekali bukan tandingan bagi Shin.

“Ini tidak bagus ya? Tempat dimana para musuh muncul terlalu luas.”

Shin menggunakan skill detection system secara bersamaan untuk melakukan scan pada informasi yang ada di sekelilingnya. Berkat aksi mencoloknya, sangat banyak Skull Face yang berkumpul di sekitar Shin. Tetapi Shin merasakan kalau ada beberapa individu yang pergi meninggalkan Dataran ini, mengabaikan pertempuran.

“Aku akan menerobos. Pegangan yang erat!”

“Kuu!!”

Kekuatan penuh Red Chidori  di ayunkannya, dan Skull Face yang ada di sekelilingnya musnah.

Sembari memegang Red Chidori  di tangan kirinya, dia merentangkan tangannya kebelakangnya dan membuat gaya melempar. Petir yang mengalir melalui bilah pedang Red Chidori yang sebelumnya tidak bisa dibandingkan dengan yang saat ini. Bilah katana tersebut, yang diselimuti oleh petir merah, benar-benar bersinar terang, dan menerangi area di sekelilingnya seolah dia memancarkan cahaya. Suara metal yang menggemeretak bisa terdengar, itu adalah jeritan dari bilah katana yang disebabkan oleh jumlah kekuatan sihir yang diberikan padanya. Dengan peningkatan stat miliknya, sangat mustahil bagi senjata dengan grade Legend untuk bisa menahan kekuatan sihir milik Shin.

Mungkin karena melihat kekuatan sihir yang luar biasa dan ditambah dengan cahaya yang terang, para Skull Face menjadi ragu-ragu untuk mendekat.

Dan, keragu-raguan mereka itu memberikan ruang yang cukup bagi Shin untuk melakukan persiapan.

Katana technique lightning combined skill, Hien Raikiri*. (T/N: Flying Swallow Lightning Cutter)

Itu adalah skill gabungan antara skill martial art dan magic skill. Kemudian, combo tersebut di satukan dalam satu serangan mematikan yang dilepaskan oleh Shin.

Red Chidori  di lemparkan dengan kekuatan yang bisa dibilang sangat tidak manusiawi, sembari mengeluarkan gelombang kejut. Tak ada perlawanan sama sekali dalam menghancurkan kumpulan para Skull Face itu.

Petir merah tersebut langsung menyebar ke segala arah dari bilah katananya, bergerak menuju para Skull Face yang berubah menjadi abu satu demi satu. Penampilannya terlihat seperti Hydra. Petir yang memiliki wujud seperti Hydra merah menghancurkan gelombang hitam dengan kecepatan mengerikan. Itu terasa seperti para Skull Face dengan senang hati mengorbankan diri mereka ke taring petir itu.

Setelah Red Chidori  terbang, sebuah jalur dengan lebar sekitar 10 mel tercipta, dan tanah terbelah oleh gelombang kejut dan petir.

Shin langsung berlari ke jalur tersebut.

Dia berlari ke arah pusat dari Dataran. Menuju ke Lord Skull Face.

Jika dia mengalahkannya atau menghancurkan dungeon core, Shin berharap kekacauan ini segera berakhir.

(Jika Schnee ada di sini, aku bisa melakukan hal yang berbeda.)

Dia memikirkan itu tanpa sengaja, tapi tak ada gunanya meminta hal yang mustahil. Dia mengubah pemikirannya hanya pada apa yang harus dilakukannya saat ini.

Dia mengeluarkan sebuah senjata baru, dan melepaskannya dari sarung pedangnya, sembari menambah kecepatan.

Itu adalah senjata dengan grade Mythology, katana yang sangat panjang, bernama Hamon Hirumaki.

Hamon Hirumaki adalah pedang katana terpanjang nomor satu di Jepang. Panjang keseluruhannya melewati 3 mel, jika gagangnya juga dihitung, dan bilah katana itu memantulkan cahaya bulan di kegelapan. Meskipun sedikit berbeda dari nama aslinya, tergantung orangnya, mereka mungkin akan teringat dengan Nenekirimaru* ketika mereka mendengar nama itu. (TL : Nenekirimaru adalah pedang pembasmi iblis yang hanya bisa melukai youkai.)

Hamon Hirumaki memiliki kemampuan anti undead yang sangat tinggi seperti yang diharapkan dari anekdotnya. Pedang itu memiliki serangan jarak jauh yang sangat luar biasa yang tidak kalah dengan tombak karena memiliki bilah yang sangat panjang.

“Fiuh!!”

Itu adalah tebasan biasa, sama dengan katana yang sebelumnya, tetapi para Skull Face yang musnah itu nampaknya bukanlah tandingan bagi Shin.

Hamon Hirumaki pada dasarnya adalah sebuah senjata yang membutuhkan 800 STR atau lebih untuk bisa di ayunkan dengan baik, dan senjata tersebut memiliki kemampuan menebas yang bisa membelah kepala naga kelas rendah hanya dengan beratnya saja. Jika pedang itu diayunkan dengan kemampuan fisik yang melebihi stat maksimal oleh player seperti Shin, kekuatannya menjadi tak terhitung.

Pedang tersebut mebelah udara, dan bahkan gelombang kejutnya juga mempengaruhi objek yang berada di sekelilingnya, menghancurkan semuanya bersamaan. Para Skull Face tak memiliki kesempatan sama sekali melawan senjata itu. Getaran kekuatan tersebut sangat berbeda sejak awal. Itu sudah menjadi bencana bagi para Skull Face. Badai berskala besar, gempa bumi, banjir dan sebagainya, kekuatan penghancur luar biasa yang tak bisa di lawan oleh siapapun.

Shin yang saat ini benar-benar seperti itu.

Dia menerobos melalui tanah yang tercungkil dengan kecepatan yang lebih cepat dari perkembangan situasi sebelumnya.

Meskipun para Skull Face kembali mengisi celah yang dibuat oleh Hamon Hirumaki, kali ini dia tidak tertahan ataupun terhenti.

“Musnahlah!!”

Kemudian Shin mengaktifkan sebuah skill magic.

Wind System Magic Skill, Air Barret.

Itu adalah sebuah Skill yang membuat sejumlah besar angin yang berukuran sekitar 30 – 40 cemel yang di tembakkan ke segala arah, skill tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk menjatuhkan monster kecil yang bisa terbang. Akan tetapi, Shin tidak puas hanya dengan kekuatan sebesar itu. Seluruh angin yang ditembakkan ke sekelilingnya ukurannya melebihi 2 mel, kekuatan itu bisa dengan mudah menghempaskan Skull Face yang memakai light armor. Para Skull Face terhempas ke udara seperti pin bowling, dan tak ada satupun lagi monster yang tersisa.

Sembari dia menuju ke arah pusat dari Dataran hantu, jumlah Skull Face yang dihadapi oleh Shin berlipat ganda. Sebagian besar yang ditampilkan oleh map yang dilihat oleh Shin berwarna merah, dan sangat mustahil untuk menghitung jumlah musuh.

Sementara tanda putih. Yang menandakan dirinya sendiri, menerobos tinta merah yang terlukis di map yang berada di sudut tampilan, Shin terus menerobos maju.

Orb yang telah menyerap Pecker Hollow muncul dalam pikirannya. Sejak saat itu, para Skull face yang bermunculan menjadi sangat kuat. Tetapi kemampuan untuk memperkuat bawahannya dan untuk me-respawn mereka sangat tidak normal untuk hitungan boss monster. Berdasarkan standar di dunia ini, itu akan menjadi sangat brutal, tetapi Shin sudah pernah mengalami pertarungan sekala besar jika di hitung menggunakan skala. Untuk alasan inilah, sembari Shin mengayunkan katana-nya yang panjang, dia memikirkan apakah dia bisa mengalahkan musuh dengan semudah itu.

(Tak ada ruginya sama sekali dalam berhati-hati.)

Dia menyimpan energi miliknya sembari dia membasmi musuh. Itu memungkinkan baginya karena statnya yang ditingkatkan semasa ketika di dalam game era. Shin memang sangat kuat. Tetapi terkadang kuantitas mengalahkan kualitas. Tak peduli seberapa tingginya stat miliknya yang di maksimalkan, Shin bukanlah orang yang tak terkalahkan, dan bukan pula manusia abadi. Dia tidak bisa melakukan apapun selain mati jika terbunuh.

“――――――――――――――――――――!!!!!!”

Sebuah raungan terdengar ke seluruh dataran. Dengan frekuensi tinggi seperti sinyal, sejumlah besar tangan mulai keluar dari bawah tanah.

Asal dari raungan tersebut adalah dari Lord Skull Face. Karena raungan tersebut, tak peduli sebanyak apa dia mengurangi jumlah dari Skull Face, itu takkan berpengaruh. Setiap kali dia mengeluarkan raungannya, Skull Face yang baru kembali muncul dari bawah tanah.

“Lagi?”

Dia bergumam sembari merasakan kalau raungan itu sudah dekat. Dia memiliki keinginan untuk menggunakan skill pemusnah dengan area yang luas untuk menghancurkan banyaknya jumlah Skull Face yang muncul, tetapi dia menahannya karena dia tidak bisa menggunakannya tanpa pertimbangan.

Di dunia ini, jarak dan kekuatan tidak sama seperti ketika masih di dalam game. bahkan hanya degan menggunakan magic skill dasar yang dipelajari oleh Shin, terutama dengan stat miliknya, kekuatannya mungkin bisa menjadi intermediate class atau lebih tinggi lagi jika dia tidak kehilangan kontrol. Skala sebesar apa yang akan tercipta jika dia menggunakan magic skill area dengan class tertinggi? Itu tak terbayangkan. sebuah hutan mungkin akan musnah tanpa sengaja, jadi itu bukanlah hal yang bisa di tertawakan.

Kemampuan yang meningkat pada saat ini, tertahan dan menjadi beban sembari Shin bertempur.

(Jika hanya aku yang ada di sini, aku mungkin akan melakukannya.)

Sembari melihat tanda hijau yang di tampilkan pada map, Shin mengaktifkan sebuah skill magic.

Flame System magic Skill, Ember Flame.

Ngomong-ngomong, tanda hijau menandakan seorang player netral atau NPC yang bukan teman ataupun musuh. Dengan kata lain, itu menunjukkan kalau ditempat ini ada orang lain selain Shin.

Sejumlah bola api muncul di udara di atas Shin, bola-bola api tersebut menghujani para Skull Face yang mengelilingi Shin dan tanda hijau itu. Bola-bola api tersebut menghasilkan panas yang sangat kuat di saat ketika mereka menyentuh objek tanpa meledak dan kemudian menghilang. Para Skull Face yang menerima serangan langsung dari bola-bola api tersebut terlihat seperti sarang lebah dan kemudian musnah.

Karena tidak menyemburkan api, hanya sedikit terdapat bunga api yang bertebaran di dekatnya. Dan dia tidak perlu berhadapan dengan asap dan debu dari ledakan. Meskipun begitu, dia tidak main-main ketika menargetkannya meskipun terdapat jarak yang cukup diperhitungkan.

Meskipun Shin tidak mengetahuinya, itu adalah petualang yang di turunkan untuk menyelidiki Dataran Hantu, para pasukan knight. Mereka tanpa sengaja bertemu dengan para Skull Face yang pergi meninggalkan dataran, dan keadaannya menjadi pertempuran.

“Ini buruk.”

Tubuh besar Skull Face yang sedang di lawan Shin di dekat area di mana dia berada menjadi penghalang karena tubuh besar yang dilihatnya, sehingga dia tidak bisa melihat dengan baik, tetapi nampaknya mereka telah mendapat perlindungan dari Shin dan bertarung dengan baik ketika dia melihat pergerakan dari tanda hijau tersebut. Level dari Skull Face yang mengelilingi tanda hijau adalah sekitar level 300-an, sayangnya jika mereka itu adalah Skull Face kelas lemah yang telah diperkuat. Akan tetapi, terdapat beberapa Skull Face yang melebihi level 500 yang mendekat dari belakang.

Tak peduli seberapa banyaknya dia membantu mereka dengan skill magic, jarak mereka sangat jauh dan terdapat batasan pada skill. Shin telah mempelajari kombinasi Skill, jadi dia bisa merasakannya karena jarak persepsi miliknya telah diperluas. Dia mungkin bisa pergi ke sana jika dia bisa terbang, tetapi skill yang bisa untuk terbang tak ada di dalam THE NEW GATE, jadi itu hal yang mustahil untuk ‘terbang’ meskipun memungkinkan untuk ‘lompat’ dengan menggunakan Skill.

“Kenapa mereka mendekat ke arah sini? Apa mereka tidak mendengar raungan itu?”

Sembari di selimuti oleh gempuran dari pedangnya seperti biasa, dia mengubah jalurnya menuju ke tanda hijau tersebut. Dia tidak tahu siapa mereka, tetapi dia tidak bisa mengabaikannya begitu saja.

“Kuu?”

“Apa kau ingin membantu?” Yuzuha bertanya, dan menjawab “Mereka akan mati lebih dulu sebelum kau tiba”, sembari dia mengalahkan musuh yang ada di dekatnya dengan menggunakan sebuah magic skill. Meskipun tanda merah yang menandakan Skull Face menghilang, individu dengan tanda merah kembali muncul dari tanah dengan jumlah yang lebih banyak.

“Cih, watunya tidak cukup!!”

Dia mengumpulkan kekuatan sihir di tangannya untuk menyelamatkan mereka yang terkepung.

Di saat ketika Shin akan melepaskan magic skill miliknya, petir biru meledak di hadapan Shin.

Itu adalah system magic skill sama yang digunakannya ketika Shin membuat jalur kabur untuk Wilhelm dan Rashia , Lightning Bunker.

Petir itu lewat di dekat tanda hijau tersebut dari jarak titik buta, dan mengalahkan para Skull Face yang berada di dekatnya. Tak ada satupun luka yang di dapatkan oleh petualang itu, sementara seluruh musuh yang berada di sekelilingnya di hancurkan.

Shin merasa lega melihat kejadian itu untuk sesaat, tetapi dia kemudian tak bisa melepaskan pandangannya dari hal itu, disebabkan oleh warna dari tanda tersebut dan nama yang ditunjukkannya.

Warna dari tanda itu adalah biru. Warna yang menandakan kalau itu adalah teman.

Nama yang ditampilkan adalah Schnee Raizar.

◆◆◆



Tidak ada komentar:

Posting Komentar