Volume
2 Chapter 2 Part 2
“Wide Heal!”
Suara tersebut menggema keseluruh
tempat sunyi.
Pada saat yang bersamaan, sebuah
cahaya kuat, dan lembut menyelimuti para knight yang berada di sekelilingnya.
Itu adalah magic skill system 【Wide Heal】 yang dilepaskan oleh Shcnee. Sebuah heal dengan area
luas.
Para knight, yang sebelumnya dengan
lemah duduk di tanah, sembuh tanpa adanya luka sama sekali ketika cahaya yang
menyelimuti tubuh mereka menghilang.
Sementara semua orang meneriakkan
suara kekaguman, Berg, sang komdanan, dengan cepat menenangkan dirinya. Dia
menyadari kalau dia menjadi terlalu lengah, jadi dia mencoba untuk memfokuskan
kembali pikirannya, dan memberikan instruksi dengan lantang.
Seperti yang bisa diharapkan dari
seorang veteran, tak ada instruksi yang sia-sia sama sekali. Para knight yang
berada di sekitar mulai bergerak dengan cepat, dan suara yang berbeda terdengar
ke seluruh hutan dari beberapa saat yang lalu.
“Anda selalu menjadi bantuan yang
sangat besar… kami sudah berfikir untuk berhenti dan mundur.”
Berg secara formal berterima kasih
kepada Schnee yang sedang berdiri di sampingnya. Suaranya masih bergetar.
“Tidak, aku berhasil mengalahkannya
karena bantuan semuanya dalam pertempuran.”
Kata-kata penyemangat itu tersampaikan
ke telinga Berg. Berg memikirkan perasaan ini, pikirannya menjadi jernih hanya
dari mendengar suaranya, yang bukan hanya imajinasinya saja.
“Saya merasa terhormat ketika anda
mengatakan itu. Tapi sebenarnya, semua ini berkat Schnee-dono sehingga undead
tersebut bisa dikalahkan, tolong biarkan saya memberikan Schnee-dono rasa
hormat saya.”
“Jika itu keinginanmu… akan tetapi,
kita masih belum bisa santai.”
Schnee menjawab dengan senyum
canggung.
Bukanlah kebohongan kalau mereka
seharusnya lebih fokus lagi dan tetap siaga. Itulah realitanya.
Insiden ini dimulai dari bulan lalu,
itu adalah saat dimana ketika seorang petualang, yang baru saja naik menjadi
Rank B, mendekati Dataran Hantu untuk mencoba kemampuannya. Petualang itu
sedang menuju ke Dataran Hantu melalui hutan, dan ketika dia mencoba untuk
memasuki kabut yang menunjukkan garis pembatas dari Dataran Hantu, seekor Skull
Face muncul dan menerobos kabut beberapa mel dari tempat dimana petualang itu
berada.
Seekor monster dari Dataran Hantu seharusnya
tidak berada di luarnya, dan itu adalah situasi dimana bisa membalikkan akal
sehat.
Meskipun petualang itu terkejut
dengan kejadian mustahil itu, dia berhasil lolos dari pertempuran. Dia langsung
pergi meninggalkan tempat itu ketika dia memahami ketidak normalan situasi
tersebut, dan pergi menuju ke guild yang berada di kota terdekat dengan segala
kemampuannya.
Guild yang menerima informasi dengan
cepat memutuskan untuk mengutus sebuah tim investigasi. Dari investigasi
setelah itu, kondisinya masih belum jelas meskipun beberapa monster lebih kuat
dari yang biasanya, telah dikonfirmasi kalau monster yang keluar dari kabut dan
tersebar di dalam hutan.
Dataran ini sangat luas, sehingga
tidak diketahui kapan dan dimana mereka berasal, terlebih lagi, membutuhkan
waktu beberapa minggu sampai bisa benar-benar jelas kalau seekor monster telah
menerobos kabut. Masih belum diketahui berapa banyak monster yang mencapai
hutan, dan untuk membuat situasi lebih buruk lagi, karena titik kontrol masih
belum ditentukan, dampaknya sudah mulai muncul di beberapa kota di dekat
Dataran Hantu.
Itu adalah alasan mengapa para
petualang tingkat advance semuanya keluar ketika Shin pergi ke guild untuk
pertama kalinya sebelumnya.
Tentu saja, kota yang terkena dampak
tidak akan duduk diam dan tidak melakukan apapun. Mereka menyiapkan segala tipe
pengamanan dan juga menyiapkan pasukan patroli untuk melindungi orang-orang di
negeri mereka masing-masing. Masalah terbesar adalah para monster yang
menerobos kabut memiliki kemampuan yang jauh melampaui para monster yang di
ketahui secara umum. Dalam kasus selama ini, bertemu dengan musuh akan berakhir
dengan pemusnahan ataupun penarikan mundur pasukan, bahkan meskipun dengan
kemampuan tempur berpengalaman dari pasukan aliansi.
Seluruh Raja dari setiap negeri yang
prihatin dengan keadaan ini, bergabung di bawah nama sebuah aliansi untuk
pertama kalinya, dan menyatukan bersama seluruh knight terbaik dari tiap
pasukan untuk membentuk pasukan pemusnahan monster, sebuah strategi untuk menenangkan
situasi. Di saat yang bersamaan, request kepada orang tertentu juga diberikan.
Tujuan request tersebut adalah 『Toko Tsuki no Hokora』.
Dan orang tersebut itu adalah orang
yang bertindak sebagai Manajer dari Tsuki no Hokora, Schnee Raizar.
Meskipun entah dia akan menerima
request tersebut adalah pertaruhan, Schnee menerima requet tersebut murni
karena untuk melindungi orang-orang. Oleh karena itu, dia berangkat dengan
cepat dan berpartisipasi dalam pasukan pemusnahan monster.
“Saya mengerti. Kalau begitu,
saya akan menyerahkan senjata dan bahan mentah para monster kepada
Schnee-dono berdasarkan kontrak.”
“Ya, aku akan mengambil mereka semua
sekarang.”
Dia mengangguk mendengar perkataan
Berg, dan Schnee menyimpan equipment dari Skull Face yang telah berserakan di
sekelilingnya ke dalam Item Box.
Karena pasukan pemusnahan monster
merupakan pasukan militer gabungan yang terdiri atas para knight dari dua
negeri atau lebih, perebutan untuk equipment dan material mentah yang berharga
sangat di pertimbangkan. Setelah pemusnahan selesai, dia berencana untuk
membagikan semuanya secara rata kecuali untuk satu porsi. Schnee, yang memiliki
kemampuan tempur tertinggi, juga diberikan bagian untuk disimpan, dengan
menggunakan pencegahan dan anti maling dengan menggunakan Item Box.
Sembari melihat Schnee menyimpan
Item, Berg berfikir, jika tak ada Schnee Raizar, situasinya akan berkembang ke
arah skenario terburuk.
Dari pertempuran yang barusan, dia
paham kalau ada lawan yang tak bisa dikalahkannya, bahkan dengan para knight
yang memiliki kemampuan tempur kelas top dari setiap negeri. Memang, salah satu
penyebabnya adalah kurangnya kerja sama tim karena ini merupakan pasukan
militer gabungan, tetapi itu tidak merubah fakta kalau kekuatan dari monster
sangat tidak normal.
Puncak dari semua masalah ini adalah
para monster yang memiliki perlengkapan yang tidak biasa seperti Skull Face
sebelumnya. Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan sampai saat ini,
nampaknya semua Skull Face memiliki perlengkapan spesial, tetapi itu tidak bisa
di pastikan secara akurat.
Dari pandangan Berg, dia berdoa agar
equipment-equipment seperti ini segera habis.
Sampai saat ini, Schnee telah
mengalahkan beberapa monster dengan senjata spesial, dan para knight kemudian
menerjang hanya dengan sedikit keunggulan. Aturannya adalah untuk langsung
menghubungi Schnee jika bertemu dengan pemegang senjata. Situasinya ternyata
berbuah baik kali ini. Para monster yang sangat sulit dilawan oleh para knight
dalam sekejap dikalahkan oleh Schnee. Dan ditambah lagi, pertempuran jarak
dekat seharusnya merupakan titik lemah untuk Elf.
“Seperti yang diharapkan dari
seseorang yang pernah berdiri berdampingan dengan High Human sebelumnya.”
Penakluk benua, para High Human,
yang dulu pernah ada. Orang-orang di dunia ini tidak bisa melakukan apapun
selain memiliki perasaan kagum pada orang-orang yang bertempur bersama mereka.
Keberhasilan para penakluk terukir di dalam ingatan orang-orang tanpa pernah
memudar, bahkan sampai saat ini setelah sekian lama.
Alasan kenapa para knight bisa
bertempur dengan berani juga karena mereka memiliki perasaan kuat untuk
bersaing dengan keberadaan tersebut. Tak ada seorangpun yang ingin
memperlihatkan penampilan yang tidak pantas dan mempermalukan diri mereka
sendiri, oleh Karena itu, pemusnahan para monster berjalan dengan mulus tanpa
adanya argumen sama sekali.
Beberapa monster dilaporkan berada
diantara para Skull Face yang terakhir dikalahkan. Mereka masih harus
memastikan masih ada atau tidakkah monster yang ditemui oleh para petualang
yang diutus oleh guild setelah mereka pergi. Jika tak ada, pasukan pemusnahan
akan kembali. Dan jaringan pengawasan akan disebar di bawah kerja sama dari
setiap negeri dan guild.
“Akan bagus jika sudah tidak ada
lagi, tetapi…”
Berg berbicara kepada dirinya
sendiri, tiba-tiba teringat sebuah keadaan yang tidak menyenangkan dari
pengalaman hidupnya yang panjang. Dan kemudian dia melihat sepintas Schnee,
yang nampaknya sedang membaca sebuah surat dengan tidak sabar di tempat terbuka
dimana material mentah dari Skull Face berserakan.
“Schnee -dono? Apa ada yang
terjadi?”
Ketika Berg memanggilnya, Schnee
menaruh surat itu dan berbalik. Selama momen itu, Berg, tanpa sengaja, melihat 『Blue Moon』 tertulis disana, tetapi dia tidak tahu apa itu.
“Tidak, bukan apa-apa. Setelah ini,
Karena aku akan pergi untuk mencari seseorang, kita akan bergerak secara
terpisah. Tolong tembakkan item sihir yang kuberikan padamu jika kau bertemu
dengan monster, Karena akan sulit untuk menujukkan areanya secara spesifik.”
“Siap.”
Schnee, setelah melakukan komunikasi
singkat itu, dengan cepat meninggalkan tempat itu.
Sembari menjaga kecepatannya yang
luar biasa, bahkan meskipun menggunakan rok yang panjang, Schnee memikirkan isi
yang tertulis di dalam surat.
Itu adalah informasi di dalam kartu
pesan yang dikirim oleh Tiera, yang menuliskan kalau seseorang sedang menuju ke
Dataran Hantu.
Nama orang tersebut tidaklah biasa.
Sangat banyak orang dengan nama yang sama jika dia berfikir untuk mencarinya.
Akan tetapi, ceritanya akan berbeda jika orang tersebut memiliki 『Blue Moon』 . hanya ada satu orang sejauh yang diketahui oleh Schnee.
“Apa kau kembali, dan
mengembalikannya…”
Sembari menyadari kalau dirinya
sendiri tidak tenang, Schnee terus berlari dengan kecepatan penuh. Tujuannya
adalah Dataran Hantu.
Dia sangat kesal Karena waktu yang
dibutuhkan untuk mencari monster. Meskipun itu bukanlah pekerjaan utamanya, dia
tidak mengabaikannya, itu adalah kewajibannya sebagai seseorang yang telah
menerima pekerjaan, jadi dia tetap melakukannya.
Hatinya menjadi lebih tidak sabaran.
Dia mungkin akhirnya bertemu dengan
orang yang paling ingin di temuinya.
Pikiran itu memenuhi kepala Schnee,
yang sangat merindukan hal tersebut.
◆◆◆◆
Hunting party memulainya dari tengah
Dataran Hantu dan berlangsung selama beberapa malam. Saat ini, party Shin masih
berada di area tersegel.
“Oi, sialan, Shin! Pecker Hollow
datang!”
“Mau bagaimana lagi, ayo segera
mundur.”
Shin dan Wilhelm merasakan monster
yang mendekat dan membawa Rashia dan Yuzuha keluar dari segel. Jika seseorang
terpisah oleh segel barrier, nampaknya mereka tidak bisa dideteksi oleh monster
yang berada di dalam, meskipun mereka sangat dekat. Pecker Hollow yang muncul kehilangan
keinginan pada Shin dan lainnya, dan setelah berkeliaran disana untuk beberapa
saat dia kemudian langsung meninggalkan tempat itu.
Monster tersebut, Pecker Hollow,
yang mendekat tadi adalah undead monster dengan level 541. Sejumlah besar mayat
digabungkan bersama oleh arwah gentayangan untuk membentuk sebuah monster yang
besar. Bagian tubuh atasnya memiliki bentuk dari seekor belalang sembah, dengan
tungkai depan yang melengkung seperti sabit, mata yang banyak. Dan juga,
meskipun dia memiliki banyak mata yang menyatu dan tungkai yang melengkung
seperti sabit, dia tidak memiliki organ yang mirip dengan serangga pada
umumnya. Sejumlah besar mata manusia terkumpul di dalam mata-mata yang menyatu
itu, dan tulang-tulang manusia terkumpul bersama membentuk sabit di tangannya.
Ditubuhnya terdapat kaki dan tangan yang menjuntai keluar, dan entah mengapa
dia memberikan perasaan mengerikan. Penampilannya itu yang membuat hampir semua
player wanita tidak ingin mendekati Dataran hantu ataupun Dungeon sama sekali.
Dan yang paling menjadi masalah
adalah skill miliknya, 【Deadman’s
Howl】.
Meskipun skill ini hanya menyebabkan sedikit damage, tapi juga memberikan
gangguan : confusion*, curse*, dan status abnormal lainnya disaat yang
bersamaan. Terlebih lagi, level minimum dari status abnormalnya adalah V, yang
bisa dikatakan sangat brutal. Ngomong-ngomong, itu takkan sangat buruk jika itu
mengenai Shin atau Wilhelm, tetapi Rashia dan Yuzuha mungkin akan menerima
level maximum dari status abnormal dalam sekali serang.
(congusion = kebingungan. curse =
kutukan.)
Seperti yang sudah di duga, mereka
harus mengevakuasi diri keluar dari segel ketika monster yang merepotkan
muncul, karena itu terlalu berbahaya untuk menyerangnya.
“Apa dia sudah pergi?”
Wilhelm bertanya.
“Kita harus menunggu sedikit lebih
lama lagi untuk saat ini. Kita akan berada dalam masalah jika dia kembali
setelah mendengar suara pertempuran.”
Jika para ikan teri juga termasuk,
jumlah monster yang telah mereka kalahkan dalam pertempuran sudah mencapai
lebih dari 200 selama beberapa hari ini. Jika Shin tidak salah hitung, Rashia
seharusnya sudah bisa mempelajari 【Purification】 setelah membunuh satu lagi.
“Apa Rashia dan Yuzuha baik-baik
saja?”
“Ya, entah bagaimana aku sudah
terbiasa dengan ini…”
“Kuu!”
Sembari tersenyum masam mendengar
jawaban Rashia, yang anehnya melihat ke arah yang jauh, dan pada Yuzuha yang
enerjik, Shin mencari kehadiran di dalam jangakauan persepsinya. Dia bisa
memastikan satu Jack class Skull Face dengan level 343, dua Grey Orc level 158,
satu Gel Bison level 177, dan 4 Ein Jackal level 249.
Gel Bison adalah seekor monster yang
memiliki bentuk seperti Slime, material yang transparan dan seperti agar-agar
yang melekat pada tulang milik seekor Bison. Ketika seseorang mendekatinya,
jelnya akan berubah menjadi semacam cambuk dan menyerang. Dan kemudian, dia
akan melelehkan mangsanya ketika memakan lawannya yang tak bisa bergerak.
Ein Jackal adalah seekor monster
yang memakan daging busuk. Karena itu, dia masuk dalam kategori undead monster.
Dia memiliki penampilan seperti serigala berwarna ungu yang berukuran sekitar 2
mel. Dia adalah monster kelas rendah, tetapi memiliki mata iblis yang bisa
memberikan efek paralysis pada lawannya. Dia merupakan musuh yang sulit bagi
player pemula yang baru saja masuk ke dalam game.
Tak ada Pecker Hollow yang
merepotkan dalam jangkauan persepsinya lagi. Karena waktu telah berlalu
beberapa saat setelah dia keluar dari jangkauan persepsinya, dia mangsumsikan
kalau mereka sudah aman.
Dan untuk jarak dari setiap monster,
yang paling terdekat adalah Skull Face dan monster-monster lain yang berada
diujung jangkauan persepsinya.
“Ada seekor Skull Face yang dekat,
tapi levelnya tidak biasa.”
“Apa maksudmu?”
“Ada masalah apa?”
Wilhelm dan Rashia melemparkan
pertanyaan pada perkataan Shin.
“Levelnya adalah 343. Apa aku sudah
memberitahumu cerita kalau Skull Face memiliki class King? Aku rasa monster
satu ini mungkin hampir mirip.”
“Meskipun tempat ini memang sedikit
tidak biasa, cerita tentang monster seperti itu yang keluar dari tempat ini
masih belum pernah terdengar. Akan tetapi, beberapa bulan belakangan ini,
sesuatu yang aneh telah terjadi di dalam kerajaan.”
“…Itu mengingatkanku, Ragnal-san
mengatakan soal kejadian dimana undead monster yang sangat kuat menyerang desa
di Beirun terjadi beberapa kali.”
Rashia, yang mendengar level dari
Skull Face tadi, mengeluarkan informasi yang ada di dalam ingatannya. Beirun
adalah sebuah negeri yang berlokasi di sisi luar dari Dataran Hantu dan dari Kerajaan
Bayreuth.
“Undead yang kuat ya? Nampaknya ini
semua ada hubungannya. Dan siapa Ragnal-san?”
“Dia adalah master di bar yang ku
ajak kau kesana. Kau sudah bertemu dengannya sekali.”
“Ah! Orang itu ya?”
Dia teringat pada pria
pendiam dari perkataan Wilhelm tadi. Pada waktu itu, Wilhelm memang
mengatakan kalau dia adalah salah satu teman petualangnya.
“Yah untuk saat ini, kita tinggalkan
dulu ceritanya untuk lain kali. Apa yang akan kau lakukan? Aku rasa itu hal
yang buruk dengan membiarkannya begitu saja.”
Shin mengatakan itu dan melihat ke
arah Wilhelm.
“Kekuatan semacam apa yang
dimilikinya?”
“Dari pengamatanku, kemampuannya
bergantung pada levelnya. Memang perlu untuk waspada, Karena Skull Face itu
memiliki pergerakan yang tak bisa diprediksi. Yang pernah kulawan sebelumnya
mempunyai gerakan yang lihai.”
“Kita hanya perlu mengalahkannya,
‘kan? Tidak perlu membuat Rashia untuk menyebrangi jembatan satu arah.”
“Itu ide yang bagus.”
“Tidak, aku juga akan
melakukannya!!”
Wilhelm menawarkan itu pada Shin
kalau mereka berdua akan mengalahkan musuh yang tidak biasa itu. Tetapi Karena
levelnya telah meningkat, Rashia menjadi lebih percaya diri dan dipenuhi dengan
kesungguhan.
“Bagaimana? Aku sih sebenarnya tidak
keberatan. Aku rasa Rashia akan aman selama dia membawa Item yang kuberikan
padanya.”
Kedua orang itu saling memandang
satu sama lain secara bersamaan.
“Tepat sekali. Oi Rashia, apa kau
benar-benar ingin melakukannya?”
“Tentu saja, aku tidak bisa kembali
pulang dengan tangan terangkat jika kalian melindungiku sepanjang waktu!!”
Apa itu hasil dari pertempuran
beberapa hari terakhir ini? Rashia tidak terguncang melihat seekor monster
dengan level yang melebihi 200, kita kecualikan soal zombie, Karena dia
berteriak dengan suara yang penuh semangat saat ini. Sebenarnya, meskipun Skull
Face yang berada di luar segel adalah monster kelas rendah, tapi dia tetap saja
adalah monster dengan level lebih dari 80, dan dia bisa melawannya tanpa merasa
gentar saat ini. Ini adalah buah dari latihan Spartan dari Shin dan Wilhelm.
Itu mungkin sangat keterlaluan untuk seorang gadis yang masih muda, tapi
sayangnya mereka tidak terlalu peduli akan hal itu.
“Kalau begitu, ayo lakukan!”
“Oi, jangan banyak menghalangi kali
ini.”
“Aku tidak akan melakukannya.”
Shin dan Wilhelm prihatin soal
Rashia sementara menghadapi Skull Face. Meskipun Rashia itu lambat disebabkan
Karena perbedaan level kecepatan, dia mempercayakannya pada Yuzuha dan kedua
orang di depannya untuk maju lebih dulu Karena dia hanya perlu untuk
melancarkan serangan terakhir.
Kali ini Skull Face itu tidak
memiliki equipment apapun yang aneh. Tetapi, postur pedang dan tamengnya sangat
mirip dengan Skull Face unik yang dihadapi oleh Shin sebelumnya.
“Yang satu ini mungkin mirip dengan
yang kulawan sebelumya? Posturnya cukup mirip.”
“Itu tidak masalah jika dia itu
sama. Oraa!!”
Wilhelm, yang memiliki jangkauan
yang jauh, memulai serangan kejutannya.
Satu serangan, yang diarahkan pada
core milik Skull Face, ditangkis oleh tameng bundar di tangan kirinya. Tameng
itu menghasilkan percikan api seolah sedang di lubangi. Meskipun 『Venom』 hanya menghantam tamengnya saja, lengan yang memegang
tameng itu telah menetralkan serangan tersebut, dan arah serangan dari 『Venom』 dibelokkan.
Kemudian Skull Face itu langsung
melepaskan sebuah serangan menggunakan pedangnya. Bersamaan dengan suara yang
membelah udara, pedang itu terayun ke bawah. Wilhelm dengan cepat menarik 『Venom』 kembali dan menangkisnya. Percikan api tercipta dari
benturan tersebut.
Suara dari besi yang saling mengunci
satu sama lain terdengar ke sluruh dataran malam itu. Serangan itu tidak hanya
berisi kekuatan saja tetapi juga ditambah dengan berat, menyebabkan Wilhelm tak
bisa bergerak.
Shin, yang telah menunggu di
belakang Wilhelm, merasakan kalau Skull Face itu mencoba untuk merobohkan
Wilhelm menggunakan skill shield arm, jadi dia langsung menebas Skull Face itu
sembari melompat dari belakang ke depan tamengnya itu.
Tetapi tameng di lengan kirinya itu
terbelah menjadi dua di saat yang bersamaan dengan terdengarnya suara “Kin”.
Jika reaksi Skull Face itu sedikit saja terlambat setelah efek cahaya itu, kaki
kirinya mungkin akan langsung putus. Dia berhasil meminimalkan damage yang
diberikan sebagai bayaran dari satu lengannya, yang biasanya takkan terpikirkan
oleh Skull Face yang normal.
“Aku mengerti, si tulang brengsek
ini benar-benar bisa bergerak dengan sangat berbeda dari yang biasanya, ‘kan?”
Wilhelm, yang telah menyaksikan
pergerakannya, tersenyum kecut sembari menunjukkan gigi taringnya.
Dalam kasus Skull Face, jika corenya
masih ada, bahkan dengan lengan yang hilang, itu bukanlah masalah bagi Rashia
untuk melancarkan serangan terakhir. Oleh Karena itu, seperti halnya untuk
membunuh monster kuat yang lain, ketidak seriusan sangat tidak dibutuhkan.
Menghadapi kemampuan dari Skull Face
itu, semangat tempur Wilhelm menyala-nyala.
“Aku tahu. Aku hanya ingin sedikit
menikmatinya.”
“Aku rasa itu tidak masalah, tapi
akan buruk jika kau memaksakannya.”
“Aku tidak khawatir soal itu. Yang
satu ini masih bagian dari latihan untukku.”
Wilhelm mempersiapkan 『Venom』 sembari tertawa liar lagi.
Dia merendahkan titik tumpunya.
Ujung tombak sedikit ditariknya, dan 『Venom』 menjadi miring diagonal ke atas.
Tangan kanannya memegang gagang, sementara
tangan kirinya dibentangkan. Penampilannya saat ini seperti halnya busur yang
akan ditembakkan. Seolah persis dengan semangat tempur Wilhelm yang meningkat,
perasaan ketika mendengar suara dari busur yang sedang di tarik sampai pada
batas maksimumnya bisa terdengar.
Entah apakah Skull Face itu
menyadarinya kehadiran dari Wilhelm atau tidak, Skull Face itu menyiapkan
kuda-kudanya lagi. Dia menarik kaki kanannya sedikit kebelakangnya dan tangan
kanan yang memegang pedang terangkat sampai pada ketinggian yang hampir
menyamai kepalanya. Ujung pedangnya diarahkan lurus ke arah langit, dan sebuah
aura yang perlahan bergerak berkumpul ke tubuh Skull Face itu.
Di depan postur yang seperti knight
itu, Wilhelm meningkatkan semangat tempurnya menjadi lebih tinggi lagi.
Seolah atmosfirnya membeku, tak ada
satupun dari mereka berdua yang bergerak. Dan, seperti halnya keheningan dari
senjata yang telah di kokang dan senjata yang ditembakkan.
“Will!!”
“Uh!!”
Teriakan dari Rashia menghancurkan
atmosfir yang beku itu.
Dua bayangan berlari, terpicu oleh
hal itu.
Satu serangan pamungkas dilepaskan
oleh Skull Face itu di tangkis, dan percikan merah menerangi kegelapan. Senjata
mereka saling menyilang dalam sekejap.
Sesaat kemudian, Skull Face ambruk
ke tanah dengan hanya kepalanya saja yang masih menempel pada tubuhnya, dengan
Wilhelm yang masih tetap berdiri dan 『Venom』 yang dibentangkan.
Skull Face yang dijuluki oleh
orang-orang sebagai pengalaman yang sangat dekat dengan kematian. Kedua lengan
dan kakinya menghilang dan sejumlah retakan muncul di permukaan core miliknya,
semua itu disebabkan efek dari satu serangan dari 『Venom』. Corenya saat ini sedang diujung tanduk akan hancur.
“Rashia, jangan hanya berdiri di
sana. Cepat, selesaikan dia.”
“Aku hampir sama sekali tidak
mendapatkan kesempatan. Apa gunanya kebulatan tekadku tadi?!”
Rashia marah pad hasil yang tersisa,
karena keputusannya untuk mempertaruhkan nyawanya hanya sia-sia belaka.
“Tak ada cara lain. Tak ada ruang
bagimu untuk ikut bertempur.”
“Urgh, Oh Tuhan, apa ini cobaan?…”
Meskipun Rashia sedang memiliki mood
yang buruk, dia tidak lupa untuk meng-heal corenya. Aura yang menyelimuti core
menghilang ketika menerima cahaya healing dari Rashia, dan Skull Face akhirnya
benar-benar menghilang.
Di saat yang bersamaan, sebuah
cahaya emas menyelimuti tubuh Rashia.
“A-Apa ini?”
“Rashia!?”
Rashia kebingungan Karena kejadian
yang tiba-tiba itu. Wilhelm, yang juga terkejut, tidak bisa bergerak dengan
ceroboh tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi.
“Tak perlu khawatir!! Ini adalah
efek ketika syarat telah dipenuhi dan sebuah skill baru telah di pelajari!!”
Shin mengencangkan suaranya untuk
menenangkan kedua orang yang kebingungan itu. Nampaknya, perhitungan Shin tidak
salah, dan itu tadi adalah tubuh Skull Face yang ke 200.
Efek cahaya itu menghilang segera
setelah Shin mengencangkan suaranya. Tatapan Rashia mengelana ke luar angkasa
seolah dia menjadi terlena oleh sesuatu.
“Oi, Rashia! Apa kau baik-baik
saja?”
“Fue? Ah, ya. Aku baik-baik saja.”
Wilhelm memanggilnya sembari menepuk
pundaknya, dan dia menjawabnya dengan suara yang tak semangat.
“Kau menatap langit seolah kau
linglung, apa benar-benar tidak apa-apa?”
“Aku baik-baik saja, mengerti. Itu
karena cara untuk menggunakan skill tiba-tiba mengalir ke dalam kepalaku.”
“Apa ada perbedaan dari waktu kau
menggunakan secret book?”
“Um, ya ada. Secret book entah
bagaimana memiliki rasa yang nyaman ketika menggunakannya, sementara kali ini,
lebih seperti perasaan yang sangat mendadak dan kasar. Tetapi kemungkinan
penjalasan itu sangat kurang dan sulit untuk dimengerti.”
Nampaknya itu terasa berbeda ketika
di bandingkan dengan secret book.
Entah mengapa, nampaknya terdapat
berbagai macam efek yang muncul ketika seseorang mempelajari sebuah skill.
Karena orangnya sendiri sama sekali tidak terluka, dia tidak perlu khawatir,
tetapi Shin hanya tidak mengerti perasaan itu secara baik. Sejak awal,
pengalaman tentang informasi yang mengalir langsung ke dalam otak adalah hal
yang mustahil.
“Yah, pertama-tama, Karena kau telah
berhasil mendapatkan 【Purification】. Selamat.”
“Benar sekali, kau melakukannya
dengan baik.”
“Kuu!”
Shin, Wilhelm dan Yuzuha memberikan
selamat padanya.
“Terima kasih banyak. Aku juga
akhirnya dengan ini bisa menjaga panti asuhan.”
Dengan mendapatkan 【Purification】, panti asuhan tidak perlu khawatir tentang masalah
pewarisan lagi. Itu adalah perasaan Rashia yang sebenarnya sembari dia
berterima kasih kepada mereka dengan mata yang berkaca-kaca.
“Baiklah kalau begitu, ayo kita
kembali ke markas, tidur, dan segera kembali ke Kerajaan Bayreuth di pagi
hari.”
“Itu benar. Tak ada alasan bagi kita
untuk tinggal di sini lebih lama lagi.”
“Ya, ayo segera berangkat.”
Dengan mereka yang saling tersenyum
satu sama lain, mereka keluar dari segel area. Tak ada tanda-tanda dari musuh
di sekitar ketiga orang dan seekor hewan itu.
Dengan ini Requestnya pun berakhir.
Mereka hanya tinggal perlu kembali ke Kerajaan sekarang. Semua anggota yang ada
disana berfikir seperti itu.
Sampai hal itu terjadi.
◆◆◆◆
Itu terjadi secara tiba-tiba.
Baiklah kalau begitu, di Dataran
Hantu, serangga-serangga dan hewan-hewan pada malam hari entah mengapa
tiba-tiba menjadi diam. Oleh karena itu, Shin langsung menyadarinya. Yuzuha,
yang berada diatas kepala Shin, juga merasakan kejadian yang tidak biasa itu
dengan pendengaran super miliknya, yang merupakan karakteristik dari hewan,
karena telinganya tiba-tiba berdiri.
“Hmm? Suara apa itu?”
“Kuu?”
Itu adalah seperti suara rerumputan
yang ditiup oleh angin. Shin tidak akan memperdulikannya jika itu hanya suara
dari rerumputan yang saling bergesekkan.
Tapi dia tidak bisa menahan
kekhawatirannya jika suara tersebut juga terjadi diwaktu yang bersamaan dengan
suara aneh yang terdengar, seperti makhluk yang dihancurkan.
Shin dan Yuzuha berhenti dan melihat
kebelakang, dan kemudian mereka melihat kejadian yang tidak masuk akal.
“Apa… Itu?”
“Kuu…”
“Hmm? Apa yang terjadi dengan
kalian… teman-teman.”
Wilhelm menyadari pergerakan Shin
dan berbalik, dia juga tak bisa berkata apa-apa ketika dia melihat hal yang
sama.
Tempat dimana para Skull Face baru
saja dikalahkan tadi, kini terdapat sebuah Orb hitam yang melayang disana, yang
tidak ada sebelumnya. Kini orb tersebut sedang melakukan proses menelan Pecker
Hollow. Ketika dia melihat ke layar map, sebuah tanda merah yang sangat besar,
yang sebelumnya tak ada, kini ada diujung tampilan mapnya. Tanda putih dan biru
di tampilkan yang menandakan Shin dan yang lainnya.
Pecker Hollow secara terus menerus
di telan kedalam Orb hitam tersebut, yang ukurannya sekitar 30 cemel. Ukurannya
sama sekali tidak cocok. Sebuah suara hancur dan retakan terdengar, karena
tubuh Pecker Hollow sedang di tekan.
Pecker Hollow, yang merupakan
mangsa, bahkan sama sekali tidak mengeluarkan teriakan kesakitan atau semacam
perlawanan. Semua wajah yang muncul pada tubuhnya terlihat tersenyum. Nampaknya
mereka terlihat senang karena benar-benar ditelan.
“Apa-apaan itu!? Apa-apaan mekhluk
itu!?”
“Ugh, itu menjijikkan…”
Rashia menutup mulutnya melihat
pemandangan wajah seseorang yang sedang dihancurkan dengan perlahan, dan
berjongkok. Wilhelm berlari ke arah Rashia, dan Shin berdiri diantara mereka
dan Orb hitam itu.
Tidak membutuhkan waktu yang lama
dan kemudian Pecker Hollow telah benar-benar ditelah oleh Orb itu. Secara
bersamaan, sebuah getaran yang luar biasa muncul dan tanah pun bergetar.
“Uoo!?”
“Kya!”
“Kuuu!?”
Dalam waktu sekejap, mereka entah
bagaimana berhasil menjaga keseimbangan mereka dan tidak terjatuh. Ketika
mereka melihat ke sekitar mereka untuk melihat apa yang sedang terjadi, mereka
melihat sebuah cahaya ungu yang memancar ke langit dari segala arah di dataran
hantu.
Dari tempat dimana para Skull Face
yang sudah mati itu, sebuah cahaya terang naik ke langit.
“Indah sekali…”
Rashia bergumam. Kejadian tiba-tiba
ini memang benar-benar sangat luar biasa dan indah.
Jika saja tidak ada orb hitam
misterius di depannya, Shin mungkin akan menikmatinya juga. Akan tetapi, ini
bukanlah waktunya untuk menikmati pemandangan.
Dia perlahan memperluas tampilan
mapnya. Dia menyadari kalau tanda-tanda merah, yang meluas pada pinggir
tampilan mapnya, telah menghilang.
“Ini…”
Dia mengalihkan perhatiannya pada
map dan menatap ke arah dari tanda merah dimana para monster-monster berada,
menggunakan skill 【Long
Sight】,
sembari masih mewaspadai orb itu. Kemudian, dia melihat Gel Bison dan Ein
Jackal tiba-tiba mengeluarkan sebuah cahaya ungu dari seluruh tubuh mereka.
Cahaya terang dan menyilaukan itu yang menyerupai efek kejadian ketika
salah satu undead monster terbunuh ketika masih berada di dalam game.
Para monster, yang mengeluarkan
cahaya dari tubuh mereka, perlahan mulai kehilangan sosok mereka, dan dalam
waktu singkat kemudian mereka menghilang seolah mereka memudar menjadi udara.
Dan cahaya itu, yang menggambarkan
sebuah lengkungan di atmosfir, diserap oleh orb hitam tersebut.
Shin dan Wilhelm yang melihat
pemandangan itu bergerak untuk melindungi Rashia. Sembari waspada terhadap
sekeliling mereka, mereka melihat ke arah orb di hadapan mereka.
“Sial, dia menyerap aura iblis!”
“Aura Iblis?”
“Ah! Cahaya itu, aura iblis, adalah
yang membuat para undead bisa bergerak. Karena telah menghilang, itu membuatnya
tidak bisa untuk mempertahankan tubuh aslinya.”
“Begitu ya.”
Setelah beberapa saat, seluruh aura
iblis yang berada di atmosfir diserap ke dalam orb. Kemudian bola itu berputar
naik ke atas langit dan berhenti pada ketinggian sekitar 10 mel dari tanah.
Disaat yang bersamaan, sebuah aura kegelapan menyebar ke sekeliling orb
tersebut. Orb tersebut perlahan mulai terbentuk, dan tulang seperti halnya
Skull Face tercipta. Sebagai tambahan, dia membesar beberapa kali dari ukuran
Skull Face biasa. Tertutupi dengan armor berwarna hitam gelam, dan auranya
memenuhi celah antara tulang dan armornya. Dan itu hanya membutuhkan waktu 10
detik.
Seekor Skull Face dengan tinggi yang
lebih dari 10 mel muncul di hadapan Party Shin.
Jika dia tidak memiliki tulang
tengkorak kepala yang terpasang, itu akan mengingatkan mereka pada valor
knight. Tidak bisa dibayangkan kalau ornament yang ada pada armornya itu
terbuat dari aura.
Tapi dari tubuhnya, terdapat semacam
aura jahat yang menguap. Itu adalah bukti pasti kalau dia itu adalah undead.
Dan, penamapilannya yang seolah
terbakar dihadapan Shin dan Party-nya itu membuat tubuh mereka seolah membeku.
―――― 『Lord Skull Face Lv. 804』
Ketika Shin mengaktifkan 【Analyze • Ⅹ】, itu menunjukkan nama dan levelnya.
Jumlah angka levelnya dikenali
sebagai musuh high rank, bahkan di dalam NEW GATE sekalipun.
“Level 804. Apa dia ini bos
dungeon?”
Shin dengan tenang menanyakan itu
pada dirinya sendiri, tetapi Wilhelm tanpa sengaja langsung meresponnya.
“Oi, level yang baru saja kau
katakan, apa itu benar?”
“Ya, tidak salah lagi.”
“Itu… itu adalah level yang bisa
mengahancurkan sebuah negeri!?”
“Kururuu!!”
Yuzuha meneriakkan aumannya berusaha
untuk mengintimidasinya, tetapi Wilhelm dan Rashia tidak bisa menyembunyinkan
gemetaran mereka dari jumlah angka mustahil tersebut. Kecuali monster itu
berada di Sacred Place, semenjak Dusk of Majesty (Senja Keagungan), para
monster dengan level tertinggi yang telah dikonfirmasi bahkan tidak pernah
mencapai level 600. Terlebih lagi, bahkan monster seperti itu saja telah
menghancurkan beberapa negeri pada saat itu.
“Ta-Tapi ada segel dan tidak mungkin
baginya untuk keluar, ‘kan?”
“Aku tidak tahu.”
Ketika Shin menjawab suara khawatir
dari Rashia, sang Lord akhirnya bergerak.
Lengannya dengan panjang beberapa
mel menekuk dan mengacungkan tinjunya. Dan kemudian, sembari dengan sedikit
menekuk lututnya, dia melepaskan tinjunya ke langit dengan gaya seperti
uppercut.
Sebuah suara gersang, “gashari”,
tercipta disaat yang bersamaan ketika lengannya selesai dibentangkan. Barrier
tak terlihat yang seharusnya menutupi langit mengeluarkan suara hancur dan
tercerai berai seperti halnya aura iblis sebelumnya, dan disaksikan oleh Shin
dan Party-nya.
“Sial, segelnya hancur.”
“Ah! Kemungkinan itu baru saja
hancur dalam sekali serang barusan.”
“O-Oh tidak…”
Segel itu yang seharusnya menjaga
monster berlevel tinggi agar tetap di dalam sayang sekali hancur dengan
mudahnya. Rashia kemungkinan kehilangan kekuatannya karena dia jatuh terduduk.
Mata dari sang Lord yang sedang
mengisap aura iblis tertangkap oleh pandangan Shin dan yang lainnya.
“Hii!!”
“Kuu…”
“Oi, dia melihat ke arah sini…”
Wilhelm menelan ludahnya.
“Tepat sekali.”
Dia memang tidak memiliki bola mata,
tetapi Shin dan yang lainnya sangat yakin kalau mereka sedang dilihat. Rashia
menjadi pucat dan gemetaran karena tekanan itu.
Wilhelm dan Rashia yang kehilangan
kata-kata, dan sudah bersiap untuk kabur.
“GuuuuUUUUUU―――――――GaaaAAAAAAAA!!!!!!!!”
Sang Lord mengeluarkan teriakkan
seolah dia mengatakan kalau dia takkan membiarkan satu orang pun dari mereka
lolos. Shin mempersiapkan dirinya ketika dia merasakan berat fisikal dari
volume suara tersebut, sementara Yuzuha mengecilkan tubuhnya, Wilhelm dipaksa
berlutut, dan Rashia menutup telinganya sembari bersujud.
“Raungan itu, sial, dia takkan
membiarkan kita kabur ya?”
“Tidak, itu berbeda. Lihat ke
sekeliling!”
Hampir diwaktu yang bersamaan ketika
Shin mengatakannya, dengan tulang belulang yang membuncah keluar, satu demi
satu, dari bawah tanah.
Jelas itu adalah lengan dari
humanoid monster. Ketika tanah telah di genggam dengan sempurna, lengan itu
menarik keluar tubuh utamanya dari tanah.
Tulang yang terbungkus dengan armor
berkarat keluar. Tak perlu dikatakan lagi, itu adalah Skull Face. Mereka
terdiri dari Jack, Queen, dan King class. Satu per satu mereka muncul dari
bawah tanah sampai menjadi sangat ramai. Ditambah lagi, setiap individunya
memiliki ukuran dua kali lebih besar dari ukuran normal, dengan King class yang
mendekati tinggi 8 mel. Jumlah dari Skull Face yang memenuhi dataran sudah
hampir mencapai ukuran sebuah pasukan.
Aura yang dikeluarkan dari setiap
individu bergabung, dan seluruh dataran berubah menjadi hitam.
Kemunculan Skull Face terjadi di
sleuruh dataran, area di sekitar Shin dan Party-nya sudah dipenuhi dengan Skull
Face.
“Will!! What to do, Will!!”
“Calm down! Don’t panic about what
we have to do! Oi Shin, let’s break through to escape right away!”
“No, I will stay.”
“Ah? What are you saying, you
bastard. Do you want to die!?”
Wilhelm, who was irritated at Shin’s
awfully calm speech, tried to grab Shin’s shoulder. Though he put power in it,
to make him turn around, Shin didn’t move an inch as if Wilhelm was grabbing a
gigantic mass of rock.
“Will! Apa yang harus kita lakukan
Will!!”
“Tenang! Jangan panik soal apa yang
harus kita lakukan! Oi Shin, ayo kita terobos untuk kabur sekarang juga!”
“Tidak, aku akan tinggal.”
“Ah? Apa yang kau katakan brengsek.
Apa kau ingin mati!?”
Wilhelm, yang emosi mendengar
perkataan Shin yang sangat tenang, mencoba menggenggam bahu Shin. Meskipun dia
menggunakan kekuatan, untuk membuatnya berbalik, Shin tidak bergerak seinci pun
seolah Wilhelm sedang memegang sebuah batu yang sangat besar.
Shin, then turned around slowly,
while calmly releasing the 【Limit】.
“Uo!?”
“Kyaa!”
Wilhelm and Rashia opened their eyes
wide at the torrent of power that was given off by Shin.
“I cannot leave this fellow alone. I
will open a path so that Wilhelm and Rashia can go ahead toward the kingdom
before me.”
Shin, kemudian berbalik dengan
perlahan, sembari dengan tenang melepaskan 【Limit】.
“Uo!?”
“Kyaa!”
Wilhelm dan Rashia membelalakkan
mata mereka melihat kekuatan maha dahsyat yang dikeluarkan oleh Shin.
“Aku tidak bisa membiarkan mereka
begitu saja. Aku akan membuka jalan agar Wilhelm dan Rashia bisa duluan pergi
menuju Kerajaan sebelum aku.”
“Kekuatan ini… siapa kau ini
sebenarnya?”
“Tidak ada waktu untuk membicarakan
itu saat ini. Dan untuk tambahan, aku memiliki urusan pribadi dengan mereka.
Aku tidak ingin kalian terseret kedalam hal ini karena akan berakibat buruk,
jadi tolong menjauh sejauh mungkin yang kalian bisa.”
Shin mengatakan itu sembari
mengumpulkan kekuatan sihir di kedua tangannya. Wilhelm tidak bisa membantah
kekuatan maha dahsyat itu.
“Sialan, mau bagaimana lagi kalau
seperti itu. Aku akan membawa Rashia dan si rubah bersamaku. Apa aku perlu
mengumpulkan item yang ada di markas?”
“Jika bisa maka itu akan bagus, tapi
aku tidak masalah jika itu hilang.”
“Kalau begitu ayo segera lakukan.
Aku akan mendengarkan dengan seksama penjelasannya ketika kau sudah kembali!”
“Ah, aku mengerti. Karena aku akan
memberikanmu buff body strength, kecepatanmu akan menjadi lebih cepat dari
biasanya. Jangan sampai jatuh, mengerti?”
“Hah! Kau pikir dengan siapa kau
sedang bicara ha!! Hei, rubah ini, dia tidak mau terpisah darimu.”
Ketika Wilhelm menarik Yuzuha, wajah
Shin juga ikut tertarik.
“Adadadada! Hai Yuzuha! Jangan
menariknya.”
“Kuu!! Kuu~!!”
Yuzuha, yang tidak menyukainya,
menyalak. Dia benar-benar tidak mau melepaskannya, seolah dia berusaha untuk
mengatakan kalau dia tidak ingin meninggalkan Shin.
“Oi, apa yang akan kau lakukan?”
“Yuzuha…”
Menggunakan Telepati, perasaan kuat
Yuzuha yang tidak ingin meninggalkannya tersampaikan pada Shin.
“…Hah, aku rasa aku tidak punya
pilihan lain. Apa kau benar-benar tidak ingin terpisah?”
“Kuu!!”
Yuzuha, yang berada di atas kepala
Shin, menyalak lagi. Dia sangat dipenuhi motivasi.
“Apa kalian sudah menyelesaikan
percakapan kalian? Kalau begitu kita harus cepat.”
“Ah maaf sudah menunggu! Kalau
begitu ayo kita lakukan!!”
Buff body strength di berikan kepada
Wilhelm, dan sembari menghadap ke arah markas, Shin melepaskan sebuah Skill.
Itu adalah skill lightning magic
system, 【Lightning
Bunker】.
2 jalur parallel yang terbuat dari
Cahaya petir yang sangat besar, dengan ukuran diameter sekitar beberapa mel,
dilepaskan ke arah sekelompok Skull Face, dan mereka dalam sekejap berubah
menjadi arang. Serangan petir tersebut menciptakan jalur menembus Skull Face
yang berkerumun, sementara Shin mempertahankan Skill tersebut.
“Sekarang!!”
Wilhelm menendang tanah ketika
mendengar sinyal dari suara Shin. Dengan kakuatan kakinya yang telah
ditingkatkan oleh buff milik Shin, dia berlari menerobos dengan kecepatan yang
mampu meninggalkan berkas bayangannya.
“Kyaaaa!!!――――――――ーーーーーーー…”
Rashia berteriak karena kecepatan
luar biasa itu, tapi suaranya itu langsung menjadi tidak terdengar. Karena
pinggir dari segel sangat dekat, dengan kecepatan Wilhelm, kemungkinan
takkan memakan waktu yang terlalu lama untuk bisa keluar dari kerumunan pasukan
Skull Face. Meskipun pedang dan tombak dilemparkan oleh beberapa Skull Face
yang berada di luar jalur serangan petir, semua serangan itu di tepis oleh 『Venom』 sembari mempertahankan kecepatannya.
“Apa dia sudah menghilang?”
“Kuu.”
Dia memastikan kalau sosok kedua
orang itu telah menghilang dan mengakhiri 【Lightning Bunker】. Dia telah membunuh lusinan Skull Face, tetapi sejumlah
besar Skull Face menutup lubang itu dengan segera setelah dia mengakhiri skill
tersebut.
Lawannya adalah bawahan dari Lord
Skull Face yaitu Jack class, Queen class, dan King class.
Lord yang sedang menatapnya itu sama
sekali tidak menaruh perhatian pada Rashia dan Wilhelm sama sekali, dia hanya
terfokus pada Shin selama ini.
Tak ada monster yang bernama Lord
Skull Face sepengatahuan Shin. Tak ada monster yang melampaui level 800 yang
tidak di ketahui oleh Shin, dengan kata lain, dia itu benar-benar monster baru.
Dia itu bukanlah musuh yang bisa diterka dari levelnya saja.
Akan tetapi, segala hal seperti
musuh yang tidak diketahui bisa menjadi kunci bagi Shin untuk kembali ke dunia
asalnya, jadi ada kemungkinan kalau beberapa informasi terbaru atau semacamnya
bisa di dapatkan. Karena kemungkinan tersebut ada, Shin tidak punya pilihan
untuk lari.
“Baiklah kalau begitu, apa lewat
sini ya?”
“Kuuー!!”
Shin mempersiapkan katana miliknya,
dan sembari merasakan kalau suara Yuzuha bisa diandalkan, dia mulai berlari
menuju pasukan besar dari Skull Face.
Jika seseorang bisa mengatakannya
dengan satu kata, kata yang tepat untuk itu adalah “Pembantaian”.
Tulang-tulang berhamburan,
pedang-pedang hancur, dan armor-armor yang berubah menjadi potongan besi biasa
berjatuhan ke tanah.
Beberapa retakan dalam serta
lubang-lubang yang mengoyak tanah, yang sangat tak terbayangkan, dan dia
membuat semua itu terjadi tanpa menggunakan sihir.
Itu semua karena Shin yang
mengayunkan katana miliknya.
“Woosh!”
Dia terus menerus mengayunkan
katana-nya tanpa menggunakan skill apapun. Dia memotong core mereka menjadi
dua, lebih dari 10 Skull Face yang menjadi seperti itu, dan mereka langsung
menjadi aura iblis ketika musnah.
Ditambah lagi, dia juga
menghancurkan pedang dan armor mereka.
Setiap kali katana itu membuat
lintasan melengkung di dataran itu, dimana cahaya bulan bersinar terang, para
Skull Face berjatuhan, seperti halnya sebuah istana pasir yang runtuh.
Jika itu adalah seorang petualang
biasa, untuk bisa mengalahkan salah satu King class, mereka harus mempersiapkan
lusinan pengorbanan. Tapi saat ini, mereka itu hanyalah seperti sosok patung
kayu di tempat ini.
Seperti hal yang
normal memotong rumput yang tumbuh terlalu berlebihan, para Skull Face
benar-benar di habisi.
“Kuoooooo!!”
Tidak hanya Shin saja yang
menyerang, Yuzuha, yang mengambil posisi di atas kepala Shin, juga menyemburkan
api pucat dari mulutnya dan membakar habis musuh menjadi abu.
Itu adalah skill ekslusif untuk
monster, 【Fox
Fire】.
Itu adalah api merah, tetapi seekor Elemental Tail pada dasarnya menyemburkan
api biru. Mungkin itu masih sulit untuk Yuzuha yang saat ini, serangan berbeda
bisa dikeluarkan dari ekornya jika dia sudah dewasa dengan penampilan aslinya
yang memiliki level 1000. Dan untuk Element Tail sendiri, setiap ekor miliknya
memiliki kemampuan skill magic seperti fire, water, earth, wind, lightning,
light, dan dark magic, seperti halnya serangan physical dan magic system
skill. Melawannya itu seperti bertarung dengan musuh yang menggandakan dirinya
jika dari sudut pandang lawannya.
Satu-satunya ekor yang nampaknya
hanya bisa dikendalikan oleh Yuzuha adalah magic system skill, yang memperkuat 【Fox Fire】. Karena itu bukanlah skill yang bisa di gunakan oleh para
player, skillnya itu berdasarkan gambaran yang di inginkan oleh Yuzuha.
“Astaga, musuhnya terlalu banyak.”
“Kuu.”
Meskipun Shin dan Yuzuha sudah
mengalahkan lebih dari 100 Skull Face, mereka hampir sama sekali tidak bergerak
dari tempat mereka semula. Monsternya terlalu banyak. Terlebih lagi, meskipun
masing-masing dari lawannya itu memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran
normal, celah dari mereka yang telah di kalahkan dengan cepat terisi kembali.
Itu terasa seperti melakukan hal
yang sama terus menerus selamanya, seperti menggali pasir dari dasar jam pasir
dan kembali menaruhnya ke atas.
Nampaknya sang Lord Skull Face, sang
bos, setelah menciptakan sejumlah besar pasukan Skull Face muncul, dia mundur
ke bagian tengah dari Dataran Hantu. Dataran ini terbentang seluas lusinan kemel
(kemel = kilo meter kalau ada yg lupa) dari ujung satu ke ujung lainnya. Shin
saat ini berada di bagian pinggir dari Dataran ini, jadi tak ada penampakan
dari Lord yang bisa di lihat dari jarak pandangnya.
Dengan mundur untuk menjebak Shin
agar kelelahan, dia mungkin telah mempersiapkan sesuatu.
Shin memikirkan bagaimana cara agar
membuat lawannya itu keluar, sembari maju dengan katana-nya dan Yuzuha yang
menyemburkan api. Di dataran tersebut, yang diselimuti oleh aura kegelapan,
hanya lingkaran kecil di sekitar Shin yang masih ada celah, seperti halnya
bagian kulit tubuh yang kelihatan.
“Apa kita jangan terlalu memaksakan
diri?”
“Kuu!”
Itu telihat seperti seseorang dan
seekor hewan yang akan tertelan oleh gelombang lumpur hitam jika dilihat dari pinggir
dataran. Tetapi mereka berbicara dengan suara yang santai, yang sangat tidak
cocok dengan situasi mereka. Sembari berbincang, Shin menggunakan serangan
tebasan untuk menyerang Skull Face, dan gelombang lumpur hitam itu terpukul
mundur kebelakang.
Tak ada satupun musuh yang bisa
menerobos serangan tebasan yang seperti barrier itu di tempat ini. Seperti
halnya Skull Face yang dilawan oleh Wilhelm sebelumnya, hampir semua dari Skull
Face sangat ahli dalam pergerakan dan tehnik berpedang, tetapi itu hanya bisa
sedikit mengulur waktu mereka. Sebaliknya, itu sangat menyedihkan karena mereka
sama sekali bukan tandingan bagi Shin.
“Ini tidak bagus ya? Tempat dimana
para musuh muncul terlalu luas.”
Shin menggunakan skill detection
system secara bersamaan untuk melakukan scan pada informasi yang ada di
sekelilingnya. Berkat aksi mencoloknya, sangat banyak Skull Face yang berkumpul
di sekitar Shin. Tetapi Shin merasakan kalau ada beberapa individu yang pergi
meninggalkan Dataran ini, mengabaikan pertempuran.
“Aku akan menerobos. Pegangan yang
erat!”
“Kuu!!”
Kekuatan penuh 『Red Chidori』 di ayunkannya, dan Skull Face yang ada di
sekelilingnya musnah.
Sembari memegang 『Red Chidori』 di tangan kirinya, dia merentangkan tangannya
kebelakangnya dan membuat gaya melempar. Petir yang mengalir melalui bilah
pedang 『Red
Chidori』
yang sebelumnya tidak bisa dibandingkan dengan yang saat ini. Bilah katana
tersebut, yang diselimuti oleh petir merah, benar-benar bersinar terang, dan
menerangi area di sekelilingnya seolah dia memancarkan cahaya. Suara metal yang
menggemeretak bisa terdengar, itu adalah jeritan dari bilah katana yang
disebabkan oleh jumlah kekuatan sihir yang diberikan padanya. Dengan
peningkatan stat miliknya, sangat mustahil bagi senjata dengan grade Legend
untuk bisa menahan kekuatan sihir milik Shin.
Mungkin karena melihat kekuatan
sihir yang luar biasa dan ditambah dengan cahaya yang terang, para Skull Face
menjadi ragu-ragu untuk mendekat.
Dan, keragu-raguan mereka itu
memberikan ruang yang cukup bagi Shin untuk melakukan persiapan.
Katana technique lightning combined
skill, 【Hien
Raikiri】*.
(T/N: Flying Swallow Lightning Cutter)
Itu adalah skill gabungan antara
skill martial art dan magic skill. Kemudian, combo tersebut di satukan dalam
satu serangan mematikan yang dilepaskan oleh Shin.
『Red
Chidori』
di lemparkan dengan kekuatan yang bisa dibilang sangat tidak manusiawi,
sembari mengeluarkan gelombang kejut. Tak ada perlawanan sama sekali dalam
menghancurkan kumpulan para Skull Face itu.
Petir merah tersebut langsung
menyebar ke segala arah dari bilah katananya, bergerak menuju para Skull Face
yang berubah menjadi abu satu demi satu. Penampilannya terlihat seperti Hydra.
Petir yang memiliki wujud seperti Hydra merah menghancurkan gelombang hitam
dengan kecepatan mengerikan. Itu terasa seperti para Skull Face dengan senang
hati mengorbankan diri mereka ke taring petir itu.
Setelah 『Red Chidori』 terbang, sebuah jalur dengan lebar sekitar 10 mel
tercipta, dan tanah terbelah oleh gelombang kejut dan petir.
Shin langsung berlari ke jalur
tersebut.
Dia berlari ke arah pusat dari
Dataran. Menuju ke Lord Skull Face.
Jika dia mengalahkannya atau
menghancurkan dungeon core, Shin berharap kekacauan ini segera berakhir.
(Jika Schnee ada di sini, aku bisa
melakukan hal yang berbeda.)
Dia memikirkan itu tanpa sengaja,
tapi tak ada gunanya meminta hal yang mustahil. Dia mengubah pemikirannya hanya
pada apa yang harus dilakukannya saat ini.
Dia mengeluarkan sebuah senjata
baru, dan melepaskannya dari sarung pedangnya, sembari menambah kecepatan.
Itu adalah senjata dengan grade 《Mythology》, katana yang sangat panjang, bernama 『Hamon Hirumaki』.
『Hamon
Hirumaki』
adalah pedang katana terpanjang nomor satu di Jepang. Panjang keseluruhannya
melewati 3 mel, jika gagangnya juga dihitung, dan bilah katana itu memantulkan
cahaya bulan di kegelapan. Meskipun sedikit berbeda dari nama aslinya,
tergantung orangnya, mereka mungkin akan teringat dengan 『Nenekirimaru』* ketika mereka mendengar nama itu. (TL : Nenekirimaru
adalah pedang pembasmi iblis yang hanya bisa melukai youkai.)
『Hamon
Hirumaki』
memiliki kemampuan anti undead yang sangat tinggi seperti yang diharapkan dari
anekdotnya. Pedang itu memiliki serangan jarak jauh yang sangat luar biasa yang
tidak kalah dengan tombak karena memiliki bilah yang sangat panjang.
“Fiuh!!”
Itu adalah tebasan biasa, sama
dengan katana yang sebelumnya, tetapi para Skull Face yang musnah itu nampaknya
bukanlah tandingan bagi Shin.
『Hamon
Hirumaki』
pada dasarnya adalah sebuah senjata yang membutuhkan 800 STR atau lebih untuk
bisa di ayunkan dengan baik, dan senjata tersebut memiliki kemampuan menebas
yang bisa membelah kepala naga kelas rendah hanya dengan beratnya saja. Jika
pedang itu diayunkan dengan kemampuan fisik yang melebihi stat maksimal oleh
player seperti Shin, kekuatannya menjadi tak terhitung.
Pedang tersebut mebelah udara, dan
bahkan gelombang kejutnya juga mempengaruhi objek yang berada di sekelilingnya,
menghancurkan semuanya bersamaan. Para Skull Face tak memiliki kesempatan sama
sekali melawan senjata itu. Getaran kekuatan tersebut sangat berbeda sejak
awal. Itu sudah menjadi bencana bagi para Skull Face. Badai berskala besar,
gempa bumi, banjir dan sebagainya, kekuatan penghancur luar biasa yang tak bisa
di lawan oleh siapapun.
Shin yang saat ini benar-benar
seperti itu.
Dia menerobos melalui tanah yang
tercungkil dengan kecepatan yang lebih cepat dari perkembangan situasi
sebelumnya.
Meskipun para Skull Face kembali
mengisi celah yang dibuat oleh 『Hamon Hirumaki』, kali ini dia tidak tertahan ataupun terhenti.
“Musnahlah!!”
Kemudian Shin mengaktifkan sebuah
skill magic.
Wind System Magic Skill, 【Air Barret】.
Itu adalah sebuah Skill yang membuat
sejumlah besar angin yang berukuran sekitar 30 – 40 cemel yang di tembakkan ke
segala arah, skill tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk menjatuhkan
monster kecil yang bisa terbang. Akan tetapi, Shin tidak puas hanya dengan
kekuatan sebesar itu. Seluruh angin yang ditembakkan ke sekelilingnya ukurannya
melebihi 2 mel, kekuatan itu bisa dengan mudah menghempaskan Skull Face yang
memakai light armor. Para Skull Face terhempas ke udara seperti pin bowling,
dan tak ada satupun lagi monster yang tersisa.
Sembari dia menuju ke arah pusat
dari Dataran hantu, jumlah Skull Face yang dihadapi oleh Shin berlipat ganda.
Sebagian besar yang ditampilkan oleh map yang dilihat oleh Shin berwarna merah,
dan sangat mustahil untuk menghitung jumlah musuh.
Sementara tanda putih. Yang
menandakan dirinya sendiri, menerobos tinta merah yang terlukis di map yang
berada di sudut tampilan, Shin terus menerobos maju.
Orb yang telah menyerap Pecker
Hollow muncul dalam pikirannya. Sejak saat itu, para Skull face yang
bermunculan menjadi sangat kuat. Tetapi kemampuan untuk memperkuat bawahannya
dan untuk me-respawn mereka sangat tidak normal untuk hitungan boss monster. Berdasarkan
standar di dunia ini, itu akan menjadi sangat brutal, tetapi Shin sudah pernah
mengalami pertarungan sekala besar jika di hitung menggunakan skala. Untuk
alasan inilah, sembari Shin mengayunkan katana-nya yang panjang, dia memikirkan
apakah dia bisa mengalahkan musuh dengan semudah itu.
(Tak ada ruginya sama sekali dalam
berhati-hati.)
Dia menyimpan energi miliknya
sembari dia membasmi musuh. Itu memungkinkan baginya karena statnya yang
ditingkatkan semasa ketika di dalam game era. Shin memang sangat kuat. Tetapi
terkadang kuantitas mengalahkan kualitas. Tak peduli seberapa tingginya stat
miliknya yang di maksimalkan, Shin bukanlah orang yang tak terkalahkan, dan
bukan pula manusia abadi. Dia tidak bisa melakukan apapun selain mati jika
terbunuh.
“――――――――――――――――――――!!!!!!”
Sebuah raungan terdengar ke seluruh
dataran. Dengan frekuensi tinggi seperti sinyal, sejumlah besar tangan mulai
keluar dari bawah tanah.
Asal dari raungan tersebut adalah
dari Lord Skull Face. Karena raungan tersebut, tak peduli sebanyak apa dia
mengurangi jumlah dari Skull Face, itu takkan berpengaruh. Setiap kali dia
mengeluarkan raungannya, Skull Face yang baru kembali muncul dari bawah tanah.
“Lagi?”
Dia bergumam sembari merasakan kalau
raungan itu sudah dekat. Dia memiliki keinginan untuk menggunakan skill
pemusnah dengan area yang luas untuk menghancurkan banyaknya jumlah Skull Face
yang muncul, tetapi dia menahannya karena dia tidak bisa menggunakannya tanpa
pertimbangan.
Di dunia ini, jarak dan kekuatan
tidak sama seperti ketika masih di dalam game. bahkan hanya degan menggunakan
magic skill dasar yang dipelajari oleh Shin, terutama dengan stat miliknya,
kekuatannya mungkin bisa menjadi intermediate class atau lebih tinggi lagi jika
dia tidak kehilangan kontrol. Skala sebesar apa yang akan tercipta jika dia
menggunakan magic skill area dengan class tertinggi? Itu tak terbayangkan.
sebuah hutan mungkin akan musnah tanpa sengaja, jadi itu bukanlah hal yang bisa
di tertawakan.
Kemampuan yang meningkat pada saat
ini, tertahan dan menjadi beban sembari Shin bertempur.
(Jika hanya aku yang ada di sini,
aku mungkin akan melakukannya.)
Sembari melihat tanda hijau yang di
tampilkan pada map, Shin mengaktifkan sebuah skill magic.
Flame System magic Skill, 【Ember Flame】.
Ngomong-ngomong, tanda hijau
menandakan seorang player netral atau NPC yang bukan teman ataupun musuh.
Dengan kata lain, itu menunjukkan kalau ditempat ini ada orang lain selain
Shin.
Sejumlah bola api muncul di udara di
atas Shin, bola-bola api tersebut menghujani para Skull Face yang mengelilingi
Shin dan tanda hijau itu. Bola-bola api tersebut menghasilkan panas yang sangat
kuat di saat ketika mereka menyentuh objek tanpa meledak dan kemudian
menghilang. Para Skull Face yang menerima serangan langsung dari bola-bola api
tersebut terlihat seperti sarang lebah dan kemudian musnah.
Karena tidak menyemburkan api, hanya
sedikit terdapat bunga api yang bertebaran di dekatnya. Dan dia tidak perlu
berhadapan dengan asap dan debu dari ledakan. Meskipun begitu, dia tidak
main-main ketika menargetkannya meskipun terdapat jarak yang cukup
diperhitungkan.
Meskipun Shin tidak mengetahuinya,
itu adalah petualang yang di turunkan untuk menyelidiki Dataran Hantu, para
pasukan knight. Mereka tanpa sengaja bertemu dengan para Skull Face yang pergi
meninggalkan dataran, dan keadaannya menjadi pertempuran.
“Ini buruk.”
Tubuh besar Skull Face yang sedang
di lawan Shin di dekat area di mana dia berada menjadi penghalang
karena tubuh besar yang dilihatnya, sehingga dia tidak bisa melihat dengan
baik, tetapi nampaknya mereka telah mendapat perlindungan dari Shin dan
bertarung dengan baik ketika dia melihat pergerakan dari tanda hijau tersebut.
Level dari Skull Face yang mengelilingi tanda hijau adalah sekitar level
300-an, sayangnya jika mereka itu adalah Skull Face kelas lemah yang telah
diperkuat. Akan tetapi, terdapat beberapa Skull Face yang melebihi level 500
yang mendekat dari belakang.
Tak peduli seberapa banyaknya dia
membantu mereka dengan skill magic, jarak mereka sangat jauh dan terdapat
batasan pada skill. Shin telah mempelajari kombinasi Skill, jadi dia bisa
merasakannya karena jarak persepsi miliknya telah diperluas. Dia mungkin bisa
pergi ke sana jika dia bisa terbang, tetapi skill yang bisa untuk terbang tak
ada di dalam THE NEW GATE, jadi itu hal yang mustahil untuk ‘terbang’ meskipun
memungkinkan untuk ‘lompat’ dengan menggunakan Skill.
“Kenapa mereka mendekat ke arah
sini? Apa mereka tidak mendengar raungan itu?”
Sembari di selimuti oleh gempuran
dari pedangnya seperti biasa, dia mengubah jalurnya menuju ke tanda hijau
tersebut. Dia tidak tahu siapa mereka, tetapi dia tidak bisa mengabaikannya
begitu saja.
“Kuu?”
“Apa kau ingin membantu?” Yuzuha
bertanya, dan menjawab “Mereka akan mati lebih dulu sebelum kau tiba”, sembari
dia mengalahkan musuh yang ada di dekatnya dengan menggunakan sebuah magic
skill. Meskipun tanda merah yang menandakan Skull Face menghilang, individu
dengan tanda merah kembali muncul dari tanah dengan jumlah yang lebih banyak.
“Cih, watunya tidak cukup!!”
Dia mengumpulkan kekuatan sihir di
tangannya untuk menyelamatkan mereka yang terkepung.
Di saat ketika Shin akan melepaskan
magic skill miliknya, petir biru meledak di hadapan Shin.
Itu adalah system magic skill sama
yang digunakannya ketika Shin membuat jalur kabur untuk Wilhelm dan Rashia , 【Lightning Bunker】.
Petir itu lewat di dekat tanda hijau
tersebut dari jarak titik buta, dan mengalahkan para Skull Face yang berada di
dekatnya. Tak ada satupun luka yang di dapatkan oleh petualang itu, sementara
seluruh musuh yang berada di sekelilingnya di hancurkan.
Shin merasa lega melihat kejadian
itu untuk sesaat, tetapi dia kemudian tak bisa melepaskan pandangannya dari hal
itu, disebabkan oleh warna dari tanda tersebut dan nama yang ditunjukkannya.
Warna dari tanda itu adalah biru.
Warna yang menandakan kalau itu adalah teman.
Nama yang ditampilkan adalah 【Schnee Raizar】.
◆◆◆◆
Tidak ada komentar:
Posting Komentar