Volume 2 Chapter 2 Part 3
Tanda biru, yang menunjukkan Schnee,
mendekati tanda hijau. Itu seolah mereka di beritahu untuk segera pergi,
sembari tanda hijau itu langsung meninggalkan dataran. Dan kemudian, tanda biru
segera mengubah arah menuju Shin. Tanda biru itu menerobos maju dalam satu
garis lurus.
Meskipun dia lebih lambat dari Shin,
hampir semua Skul Face yang berpapasan dengannya terbunuh dalam sekejap.
Dengan tenang dan menebas para Skull
Face yang mendekat, Shin juga bergerak menuju ke arah Schnee.
Tetapi, langkahnya terasa berat. Ada dugaan kalau Schnee masih mengingatnya di dalam surat yang di kirim oleh Tiera, tapi dia tidak tahu apa yang harus di katakannya ketika mereka bertemu lagi.
Tetapi, langkahnya terasa berat. Ada dugaan kalau Schnee masih mengingatnya di dalam surat yang di kirim oleh Tiera, tapi dia tidak tahu apa yang harus di katakannya ketika mereka bertemu lagi.
Schnee, ketika masih di game era,
tidak berbicara lebih dari apa yang di programkan pada dirinya. Sebagai Support
karakter, meskipun Shin telah mengatur charm milik Schnee sampai
maksimal, dia tidak tahu apakaj itu mempengaruhi kepribadiannya.
Jika dia memikirkan hal itu, tokonya
telah di biarkan tidak terurus. Terlebih lagi, tidak ada kabar sama sekal
darinya lebih dari 500 tahun. Apa yang di pikirkannya mengenai Shin? Itu adalah
hal yang mustahil untuk di tebak. Sebaliknya, tidak akan aneh jika dia marah
pada Shin dan membencinya.
Tapi tanpa memikirkannya lebih jauh
lagi, Schnee tiba di posisi Shin berada.
――――Sementara para Skeleton hitam
mengelilingi mereka, kedua orang itu bertemu kembali.
Entah apakah mereka merasakan
sesuatu atau tidak, gerakan para Skull Face terhenti.
Bahkan meskipun mereka mencoba untuk
langsung bergerak, mereka sama sekali tidak bisa bergerak maju, seolah mereka
di halangi oleh dinding yang tidak terlihat. Pikiran Shin, sembari kebingungan,
juga menyadari sekelilingnya, dia di tepuk dengan lembut di dahinya seperti
semacam sebuah interaksi. Menebak dari pikiran yang mengalir ke dalam dirinya,
Yuzuha sepertinya entah bagaimana telah mengeluarkan sebuah barrier. Meskipun
itu nampaknya tidak akan bisa menahannya untuk waktu yang lama, tapi itu
bukanlah situasi dia mana bisa melakukan reuni yang panjang, jadi itu bukanlah
masalah.
Ketika dia mengutarakan kata “Maaf”,
perasaan dari kalimat “Tidak apa-apa” di berikan sebagai balasannya. Rubah ini
memang benar-benar bisa membaca suasana.
Percakapan telepati itu di
selesaikan dalam sekejap, dan Shin mengalihkan perhatiannya kepada Schnee
sekali lagi.
Sementara rambut peraknya berkibar
tertiup oleh angin, ‘Dia sama sekali tidak berubah’ yang merupakan kesan
sesugguhnya.
Rambu mengkilap, berwarna perak, dengan mata biru transparan, dan bahkan pakaian yang di pakainya, tak ada satupun yang berubah semenjak terakhir kali mereka berpisah.
Rambu mengkilap, berwarna perak, dengan mata biru transparan, dan bahkan pakaian yang di pakainya, tak ada satupun yang berubah semenjak terakhir kali mereka berpisah.
“…Apa kau sehat selama ini?”
Meskipun dia berfikir seharusnya
mengatakan sesuatu yang lain, hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya.
Itu adalah kata-kata yang bodoh,
pikirnya sendiri. Jika game ini benar-benar berakhir, dia tidak mungkin bisa
bertemu dengan Schnee lagi, yang merupakan seorang NPC. Jadi dia sangat
penasaran.
Logikanya, dia adalah teman lama
yang sangat dinantikannya di dalam game, dan satu-satunya yang paling di
sayanginya. Dia sangat mirip dengan seorang player bahkan meskipun dia hanya
bisa melihat Schnee karena VR (Virtual Reaity). Oleh karena itu, di dalam dunia
VR, di mana SF (Science Fiction) sangat luar biasa, para AI (Artificial
Inteligence) bisa di pasangkan dengan fungsi percakapan…dan sebagainya, pikir
Shin.
“………..”
Schnee tidak menjawab.
Di saat dia memanggil namanya,
kilatan cahaya perak mengerlip.
Dia di peluk dengan erat oleh
Schnee, dan Shin menerima hantaman yang lebih kuat dari yang di prediksinya.
Sepertinya stat yang luar biasa, bahkan di antara para support karakter,
bukanlah cuman pajangan semata. Seperti yang di duga, Shin hampir mengeluarkan
“Gofuu!!” tetapi berhasil menahannya.
“Sc-Schnee?”
“Bukankah harusnya ada yang harus
kau katakan?”
Di peluk dengan lebih erat, tulang
punggung Shin hampir berteriak kesakitan. Meskipun pertanyaan itu di lontarkan
dengan tiba-tiba, di situasi ini di mana dia di kelilingi oleh musuh, Shin sama
sekali tidak bisa memikirkan apapun.
“Um, maaf telah meninggalkanmu
sampai sekaraAaa!?”
“Bukan itu.”
“Gisiri” suara terdengar, kekuatan
yang di keluarkan oleh lengan Schnee menguat.
“Te-Terima kasih karena telah
menjaga tokonya!?”
“Bukan itu.”
Kekuatan di lengannya semakin kuat.
Bukan permintaan maaf, ataupun rasa terima kasih.
Lalu apa? Apa yang harusnya dia
katakan?
Shin dengan panik menjelajahi
ingatannya.
Dia mengingat kembali ketika dia
datang ke dunia ini, hal terakhir yang muncul di dalam pikirannya adalah
ekspresi Schnee yang menangis dan tempat di mana semuanya menghabiskan wakut
bersama bernama ‘Tsuki no Hokora’, yang merupakan tempat yang sampai sekarang
terus Schnee lindungi.
(Ah aku paham)
Dari sana, semuanya menjadi
sederhana.
Apa yang dia pikirkan sebelumnya,
dia ingin menertawai dirinya sendiri.
Ini adalah kalimat yang akan di
katakannya di dalam game, dan dia harus mengatakannya sekarang.
Dia pergi meninggalkan toko,
menghilang, dan kembali lagi.
Hal pertama yang harus di katakannya
adalah――――
“…Aku pulang”
“Selamat datang”
(TL : Shin : “Tadaima”
Schnee : “Okaeranasai”
Entah mengapa tap adegan ini aku rasa lebih bagus menggunakan kalimat asli dari sana karena tedengar lebih bagus)
Schnee : “Okaeranasai”
Entah mengapa tap adegan ini aku rasa lebih bagus menggunakan kalimat asli dari sana karena tedengar lebih bagus)
◆◆◆◆
“Aku pulang.”
Schnee mengakhiri pelukannya dengan
Shin setelah mendengar kalimat tersebut.
Tak ada lagi air mata di matanya.
Itu adalah ekspresi tenangnya yang biasa, yang sangat di kenali oleh Shin.
“Aku pikir kau tidak akan pulang
lagi.”
“…Benar, aku juga berfikir kalau aku
tidak akan bertemu dengan kalian sekali lagi.”
Dia sangat mengerti akan hal ini
ketika dia pergi meninggalkan toko. Jika game kematian ini di selesaikan, semua
data tentag Tsuki no Hokora dan para support karakter akan di hapus. Dia tidak
akan pernah bertemu dengan Schnee, ataupun sisinya yang sebenarnya jika itu
terjadi.
Meskipun para NPC hanya bisa
menerima hal itu di dalam program mereka sebagai contoh, Shin merasa itu adalah
perpisahan yang sangat menyakitkan.
Hal itu sangat sulit untuk
diutarakan dengan kata-kata.
Tak ada cinta maupun kasih sayang.
Pertemanan mereka pun juga akan berbeda.
Lebih banyak data, bisa di katakan
kalau Schnee kurang lebih adalah manusia. Sangat terlalu kompleks, dan secara
pribadi Shin juga tidak terlalu memahaminya.
“Kyuu~”
Rauman yang telah kehilangan kekuatannya,
untuk kedua orang itu, terdengar sebagai keadaan yang sangat serius. Ketika
Shin mengarahkan matanya ke atas, dia melihat sosok Yuzuha yang kelehan di atas
kepalanya.
Nampaknya, dengan terus
mempertahankan barrier, sepertinya dia telah mencapai batasnya. Barriernya pun
pecah, dan mereka menyadari para Skull Face menerobos ke arah mereka.
“Meskipun sangat banyak hak yang
ingin di bicarakan, sebaiknya kita kendalikan situasi ini terlebih dahulu.”
“Yah. Aku sedikit melupakannya
karena reuni kita setelah sekian lama.”
“Kuu~”
Sembari teresnyum masam ke arah
Yuzuha yang aumannya mengatakan, “Aku serahkan sisanya kepada kalian~”, mereka
berdua pun menghadap ke arah para Skull Face.
“Serangan pertama. Aku ingin
melakukan sesuatu yang besar.”
“Ayo lakukan. Saat ini adalah waktu
yang tepat.”
Shin mengatakannya dengan senyuman
yang lebar, dan Schnee, dengan seyuman yang puas, tertawa. Kemudian mereka
mengangkat tangan mereka ke atas ke arah langit.
“Manifestasi yang merupakan
kemurnian.”
“Manifestasi yang merupakan
keabadian.”
Mereka mengaktifkan sebuah magic
system skill yang khusus untuk kerja sama.
Hanya 2 atau lebih player, atau
support karakter, yang bisa menggunakannya.
Namanya adalah――――
“Sanctuary!!”
Rapalan mereka melelehkan kegelapan.
Dan langsung efeknya bisa terlihat
di langit di atas seluruh area dataran.
Sebuah lingkaran sihr raksasa
tergambar di langit.
Shin dan Schnee. Bisa di katakan
kalau tak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa menyaingi skill kerja sama
mereka berdua. Efek tersebut lebih dari cukup untuk melampaui penggunaan skill
para skill user sampai saat ini.
Sebelum para Skull Face mencapai
Shin, cahaya bersinar dari surga.
Cahaya itu menebas kegelapan,
menerangi bumi, dan cahaya itu membersihkan ketidak murnian di dataran yang
menggeliat dan dimurnikan tanpa ampun. Cahaya itu menyebar sesaat bahkan sampai
menyelubungi malam, dan cahaya itu menyinari seluruh dataran seolah matahari
tiba-tiba muncul.
“AAaaaaa――――…”
Meskipun beberapa individu Skull
Face yang terkena cahaya, hampir keseluruhan berubah menjadi kilpaan cahaya
demon essence dan menghilang. Tapi seperti yan di duga, sang Lord sepertinya
tidak terbunuh. Meskipun suara yang tidak enak di dengar menggelegar di seluruh
dataran, di saat para Skull face keluar dari tanah, mereka terpapar oleh cahaya
pemurnian dan musnah dalam sekejap.
Kekuatan sihir kedua orang itu, yang
memenuhi lingkaran sihir, terus menerus di keluarkan untuk di pertahankan
beberapa detik tanpa menghilang, lingkaran itu terus menerus menyinari dataran
dengan cahaya yang kuat dan lembut. Di bawah kondisi tersebut, sepertinya para
Skull Face tidak bisa bertindak dengan baik. Tanda merah yang di sapu habis
dari map terpantul di dalam pandangan Shin, dan sebuah dataran yang indah bisa
tersingkap.
“Bailkah kalau begitu, karena para
pengganggu sudah menghilang, ayo kita melangkah ke bagian pemusnahan si pelaku
utama.”
“Apa Master mengetahui penyebab
fenomena ini?”
“Ah, ini di sebebkan oleh monster
yang bernama Lord Skull Face. Meskipun aku baru pertama kali ini melihatnya,
apa kau mengetahui sesuatu tentang dia?”
“…Tidak, aku juga baru mendengarnya
untuk pertama kali.”
Shin mengira Schnee, yang
menghabiskan waktu yang lama di dunia ini, akan mengetahui sesuatu, tetapi
Schnee juga sama sekali tidak mengetahuinya.
Karena para Skull Face telah
menghilang, sudah tidak ada lagi yang menghalangi jalan menuju sang Lord.
Mereka memeriksa perlengkapan mereka
dengan cepat dan berlari ke arah target. Yuzuha sudah menjadi benar-benar
enerjik karena efek recovery dari 【Sanctuary】, dan mengawasi sekeliling mereka dari atas kepala Shin.
Shin sebenarnya ingin menyerahkan 『Blue Moon』 kepada Schnee, tetapi dia sudah memberikannya kepada Tiera,
jadi sebagai gantinya anti-Lord ninja katana dan dagger yang di berikan
kepadanya. Meskipun main job dari Schnee adalah Kunoichi (ninja perempuan), dia
bisa meng-equip senjata apapun sesuka hatinya seperti ninja katana dan dagger,
karena tak ada equipment restriction pada senjata karena job miliknya. Kebanyakan
playerpuas jika support karakter mereka bisa menggunakan 2 atau 3 tipe. Akan
tetapi, Schnee adalah support karakter milik Shin, jadi sayangnya hanya 2 atau
3 weapon mastery tidak perlu di tanyakan lagi.
Schnee memegang ninja katana di
tangan kanannya, dagger di tangan kirinya, dan berlari dengan kecepatan penuh
mengikuti Shin menuju ke arah sang Lord.
“Aku melihatnya.”
Mereka berlari membelah dataran
dengan kecepatan luar biasa, dan mereka bedua tiba di tempat di mana sang Lord
berada. Saat ini, karena pengaruh dari hujan cahaya, demon essence keluar dari
seluruh tubuh sang Lord. Dia sedang berlutut dengan satu kaki, dan armor
miliknya, yang menutupi seleuruh tubuhnya, retak di berbagai tempat. HP bar
miliknya sekitar setengah penuh. Damage yang sangat besar berhasil di berikan
meskipun mereka tidak menyerangnya secara langsung, karena pengaruh skill
terkuat Shin dan Schnne yang mereka lepaskan besama, dan di saat yang bersamaan
merupakan titik kelemahannya.
“GGUUUuuuu…”
Dia melihat ke bawah ke arah kedua
orang itu sembari meraung, demon flames yang menerangi bagian dalam tulangnya,
dalam situasi saat ini, mengeluarkan cahaya kegelapan. Seperti yang di duga
dari monster yang levelnya melebihi 800. Tekanan yang di berikannya tak bisa di
abaikan.
“Aku ingin menanyakannya beberapa
pertanyaan, tapi sepertinya dia tidak bisa bicara.”
Shin bergumam di depan sang Lord
sekali lagi. Sejak awal, dia tidak berharap kalau dia bisa berbicara langsung
padanya, tapi monster itu sendiri tidak ada ketika di dalam game, jadi dia
meneliti seluruh tubuhnya dengan harapan mungkin bisa mendapatkan sedikit
informasi yang tidak dia ketahui.
Penampilannya memberikan kesan daro
King class Skull Face yang telah di upgrade, meskipun dia compang camping.
Termasuk informasi dari 【Analyze】, dia masih termasuk semacam Skull Face tertinggi.
“Ngomong-ngomong, sejak awal, dia
itu adalah musuh yang harus di kalahkan.”
“Benar…Aku baru saja akan
memulainya.”
“Roger.”
Mengikuti respon dari Schnee, sang
Lord, yang sedang mempersiapkan sebuah serangan balasan, di serang lebih dulu.
Tangan sang Lord terulur dan
menggenggam sebuah greatsword berwarna hitam gelam dari udara yang tipis, dan
melepaskan tebasan luar biasa ke arah mereka berdua yang menerobos dari depan.
Mengarah pada serangan yang menebas udara, Shin melangkah ke depan dan
mempersiapkan katana panjang miliknya untuk saling menyilangkan pedang.
Karena akselerasi yang tiba-tiba dan
berat dari katana yang panjang itu, di gabungkan dengan kekuatan fisikal Shin
yang luar biasa, bagian tengah dari greatsword sang Lord bertubrukan dan saling
menyilang dengan katana miliknya.
Ketika pinggir dari besi saling
menyilang, sebuah suara menggelegar terdengar. Sang Lord hampir tidak bisa
menjaga tangannya tetap memegang gretasword, yang tertekan ke belakang akibat
hasil dari tuburukan. Schnee, yang memegang dua senjata, bersiap untuk mendekat
ke arah sang Lord yang hampir tak memiliki pertahanan itu.
Sowrd system martial arts skill 【Blade Breaker】, tiba-tiba muncul.
Itu adalah sebuah sekill yang sangat
efektif melawan musuh yang memiliki resistant terhadap serangan tebasan. Shin
memberikan Schnee 《Mythology》 grade ninja katana 『Lazuline Flame』, dan dagger 『Scarlet Flame』. Dua warna api, merah dan biru, meninggalkan berkas sembari
kedua senjata itu menggambar lengkungan di udara. Setiap kali armor sang Lord
di hantam, bagian dalam dari sang Lord tersingkap.
Di dalamnya, armor yang hancur di
penuhi oleh cairan hitam yang seperti tar. Cairan itu berdetak seolah memiliki
kehendak sendiri. Di saat yang bersmaaan, ketika dia menghancurkan armor,
cairan itu membentang ke arah Schnee.
“Uh!”
Schnee, yang merasakan ancaman dari
tentakel hitam itu, berhenti mengejar dan mundur untuk sementara. Tentakel
hitam yang mendekatinya itu di pentalkan dengan kedua senjatanya, dan dia
mundur dari jarak serang tentakel itu.
“Serangannya seperti Gel Bison.”
Ketika dia melihat tentakel hitam
kelaur dari Skull Face, Shin teringat dari monster di dataran, Gel Bison. Apa
mungkin karena Gel Bison berubah menjadi demon essence dan di serap oleh orb
hitam? Hal itu langsung muncul di dalam pikirannya.
(Jangan bilang, dia juga bisa
menggunakan kemampuan semua monster yang di serapnya?)
Itu hanyalah sebuah asumsi yang dia
tidak ingin jadi kenyataan, jika memungkinkan. Undead monster memiliki banyak
hal yang menggambarkan karakteristik yang unik, dan hampir tak ada satupun dari
mereka yang bergantung pada daya tahan selama pertempuran. Gel Bison tidak
memiliki begitu banyak serangan khusus, tetapi Shin khawatir mengenai monster
yang di serap pertama kali, Pecker Hollow.
“Tak perlu menahan diri.”
Memastikan kalau Schnee telah
mundur, Shin mengumpulkan kekuatan sihir di tangan kirinya.
Di saat yang bersamaan, api berwarna
crimson di tembakkan ke arah sang Lord dari tangan Shin.
Serangan itu di tembakkan tanpa
merapal, flame system magic skill 【Flare Volcano】.
Api yang meraung itu yang melebihi
tinggi sang Lord beberapa mel dan melaju ke arahnya dengan cepat, dengan
menghantam langsung sang Lord yang kini sudah tidak bisa bergerak dengan baik
lagi.
Serangan itu memiliki dua efek bakar
berbeda, light of purification dan crimson flame, dan sang Lord langsung hancur
setelah dia melengkingkan teriakan kematiannya. Api itu pun padam setelah
beberapa saat, dan meningglkan bekas dari tanah yang meleleh dari temperature
tinggi yang membentang horizontal dalam satu garis lurus.
“Sudah berakhir?”
Shin menembakkan serangan itu dengan
maksud membunuhnya. Tetapi, Shin merasakan perasaan yang kuat kalau ada sesuatu
yang ganjil, karena ‘kecepatan yang aneh’ berakhirnya semua ini.
Schnee juga mungkin merasakan hal
yang sama, karena dia tidak menurunkan kewaspadaannya.
Shin, yang memegang 『Hamon Hirumaki』 di pundaknya, mengaktifkan skill detection system ke
maksimal. Demon essence di udara menjadi lebih tebal yang di sebabkan dari
hasil pertempuran, dan mereka berkonsentrasi pada demon essence yang mereka
tidak rasakan sampai sekarang. Oleh karena itu, mereka menyadari aliran tidak
alami dari demon essence yang ada disekitar. Demon essence dari Skull Face yang
telah di kalahkan tidak menghilang ke udara, tetapi di serap ke dalam tanah.
Tidak hanya satu atau dua tubuh, tapi bisa di katakan hampir semua dari mereka.
“…Di bawah kita!”
Di saat saat Shin mengalihkan
perhatiannya ke bawah, sebuah guncangan yang kuat mendera mereka berdua.
Sebuah tanda merah kecil muncul pada
map di saat yang bersamaan ketika Shin melihatnya. Ukuran tanda merah itu
bertambah bersamaan dengan gempa bumi, sampai akhirnya, ukurannya itu melebihi
sang Lord.
“Master.”
“Ah, sepertinya ini adalah wujud
sebenarnya.”
Sebuah orb hitam menembus tanah dan
muncul bersamaan dengan perkataan Shin. Tidak seperti pertama kali dia
melihatnya, orb hitam itu memiliki garis merah yang tergambar di atasnya,
menjalar seperti nadi dan berdetak seperti jantung.
“Yang satu tadi yang muncul
sebelumnya hanyalah kerangka kosong, ya?”
Itu menjelaskan mengapa sang Lord
dapat di kalahkan dengan sangat cepat. Nampaknya, kerangka kosong itu hanyalah
sebuah umpan agar dia bisa mengumpulkan demon essence di seluruh dataran untuk
tubuh utamanya.
Setelah kemunculan orb hitam itu,
guncangan yang besar pun muncul. Lengan raksasa muncul secara bersamaan, yang
bahkan bisa terlihat mampu menggengam King class Skull Face. 3 pasang, atau 6
lengan, mencengkram tanah dan menarik keluar tubuh utamanya.
Kepalanya memiliki dekorasi dengan
tanduk yang melilit, tubuhnya adalah sekumpulan dari Skull Face, tubuh bagian
bawahnya adalah hewan crustacea dengan 4 pasang kaki, dan memiliki ekor yang seperti
kalajengking.
Dia mungkin masih memiliki kemampuan
dari Pecker Hollow juga. Panjang keseluruhannya melebihi 20 mel, jad
berdasarkan standar itu, dia sangat berbeda dari Skull Face pada umumnya.
Dengan Orb tersebut yang di hisap
dan bergabung dengan tubuh raksasa, api iblis menyala di dalam kantung matanya.
“GAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA――――――――!!!!!!!”
Raungan yang di keluarkannya di
ikuti dengan gelombang kejut. Meskipun Shin dan Schnee pengecualian, tidak akan
aneh jika seluruh tubuh dari petualang biasa akan terhempas hanya dari tekanan
udara saja.
“Seriusan nih?”
“Sepertinya begitu.”
“Jika seperti ini, kita juga harus
serius.”
Menghadapi sang Lord yang
mengumandangkan raungannya, Shin juga mengganti equipment miliknya. Dia memilih
equipment yang sama ketika dia melawan Origin sebelumnya, menggunakan shortcut
system yang mendaftarkan set tertentu, dan mengganti equipment miliknya dalam
sekejap.
Pelindung lengan dan pelindung kaki
berwarna crimson gelap menutupi lengan dan kakinya, dan jubah hitam yang
berkibar yang terdapat syal dengan garis merah muncul.
Sarung pedang dari 《Ancient》 grade katana, 『True Moon』 di keluarkan di sampingnya, dan jempol dari tangan kirinya
sedikit tertekuk agar dia bisa dalam sekejap menarik katananya.
Dengan pergantian equipment
miliknya, kehadiran Shin juga berubah dengan penampilan baru.
Apa itu mungkin pengaruh dari
equipment atau mungkin karena fokusnya berubah? Hal itu memberikan perasaan
kuat yang sebelumnya tidak ada, karena pengaruh dari sosok yang di tutupi oleh
armor berwarna merah dan hitam.
Demon flames, yang melihat ke arah
sosok Shin dan tatapan dari kedua orang, secara bersamaan saling bergetar.
Perasaan mengintimidasi di keluarkan oleh Shin, yang dilipat gandakan karena
tekanan yang di berikan dari sosoknya dan juga dari set equipment miliknya.
“…Ayo.”
Melonggarkan katana miliknya untuk
penggunaan langsung, tangan kanannya di tempelkan di gagang pedang.
Dia mengaktifkan 【Shukuchi】* tanpa bersuara, dan dalam sekejap menerobos mendekat ke
arah sang Lord.
(TL : semacam skill teleportasi atau biasa di kenal dengan blink dalam game, yaitu skill yang dapat berpindah tempat dalam sekejap dalam jarak pendek.)
(TL : semacam skill teleportasi atau biasa di kenal dengan blink dalam game, yaitu skill yang dapat berpindah tempat dalam sekejap dalam jarak pendek.)
Keempat lengan di ayunkan ke arah
Shin. Tiap lengan tersebut memegang greatsword berwarna hitam gelam yang
terlihat seperti kegelapan yang solid. Sangat jelas kalau semua serangan itu
memiliki bobot yang luar biasa, dan itu bukanlah kesan palsu karena setiap
serangan itu menghasilkan sebuah tornado.
Greatsword itu mencapai Shin pertama
kali. Di saat greatsword itu mencapai jarak dari katana, gagangnya hilang dari
sarungnya dan sebuah berkas cahaya merah tergambar di udara.
Keempat greatsword di tangkis
sementara hanya satu suara yang menggema. Shin melompat ke arah dada sang Lord,
karena semua gretasword terpental oleh kekuatan dari katana.
Sang Lord berusaha untuk bertahan
dengan kedua lengannya yang tersisa, tetapi dia sedikit merasa merinding dan
langsung memutar kembali salah satu lengannya ke atas kepalanya. Tanpa jeda
sama sekali, besi saling berbenturan, dan suara pun menggema dengan percikapan
api yang langsung berterbangan.
Itu adalah serangan dari Schnee 『Lazuline Flame』, sebuah serangan yang mengenai titik buta sang Lord.
Serangan itu menggunakan point terkuat dari para ninja, yang merupakan high
rank assassin, karena dia tidak mudah untuk memberikan serangan dari titik
buta. Tetapi, undead monster aslinya tidak bergantung pada insting. Reaksi
refleks seharusnya tidak ada tanpa perception skill sang Lord yang di perkuat
di luar spesifikasi. Meskipun Schnee secara objektif mengetahui kemammpuan itu
sendiri dari pergerakannya, itu juga bisa di mengerti dengan hanya melihat
seberapa banyak sang Lord melenceng dari monster standar yang biasa di sebut
dengan Skull Face.
“Lagi pula, dia itu sangat berbeda
dari monster yang ada, ‘kan?”
Schnee mendarat menggunakan hentakan
dari serangan yang diberikannya, dan menganalisa kemampuan lawan sembari
melancarkan serangan pada ekor dari titik buta.
Pengejaran Schnee lebih lambat
karena Shin yang mendarat di dada sang Lord. Meskipun sang Lord mencoba untuk
menahan Shin menggunakan tangannya yang lain, keempat lengan sebelumnya dan
salah satu greatsword yang tersisa tidak bisa menangkap ataupun melakukan
sesuatu kepada Shin. Greatsword yang tersisa telah hancur dari satu serangan
dari 【Blade
Breaker】,
dan sang Lord mundur beberapa mel pasca serangan. Satu serangan dari Shin, yang
kini sudah tidak bersantai lagi, menjadi serangan yang sangat kuat yang sesuai
dengan stat miliknya yang meningkat, menunjukkan perbedaan kekuatan yang sangat
besar.
Bahkan Schnee, yang sangat mengenal
kemampuan Shin, juga terkejut melihat kekuatan itu.
“Swish!!”
Sang Lord, yang sembari mundur tadi
mempersiapkan posturnya dan mulai mengejar Shin. Sang Lord, yang telah
kehilangan senjatanya sebelumnya, menyilangkan lengannya dalam posisi bertahan.
Ketika katana itu terayun ke bawah menuju ke lengan sang Lord dengan tangannya
dalam posisi bertahan, serangan itu menciptakan percikan api sembari lengannya
yang bertahan itu terpotong dan terhempas.
“GURUAAAAAAAA!!!!”
Ekornya mendekat dengan seruan
perang, dan mulai menyerang Shin dengan sungguh-sungguh. Keempat ekor itu
memiliki pemotong seperti semacam pedang yang terpasang padanya, dan meskipun
semua bilah pedang itu menempel mengarah ke segala sisi, Shin melompat ke arah
sang Lord sebelum ujung yang runcuing itu mengenainya.
Sebuah serangan dari lengannya di
lepaskan dengan susah payah, tetapi Shin menghindarinya dengan martial arts
movement skill 【Flying
Shadow】
yang memungkinkan untuk melompat dua kali di udara, dan dengan begitu Shin
mendekat ke arah sang Lord. Tujuannya, sembari dia menghindarinya, adalah tubuh
sang Lord, lokasi di mana ulu hati pada manusia.
Bisa di katakan kalau jarak antara
mereka berdua hampir nol, jarak yang luar biasa untuk Shin adalah karena
perbedaan fisik yang sangat berbeda. Dan itu adalah tempat di mana core dari
Skull Face tadi terhisap. Sang Lord mencoba untuk menciptakan jarak, tetapi
Shin sudah lebih dulu mempersiapkan serangannya sebelum melakukan tindakan ini,
dan semuanya sudah terlambat.
“――――tsu!!”
Hembusan nafas yang sangat tajam
dengan katana yang terayun ke bawah.
Dia melepaskan katana system martial
art skill 【Mountain
Cleaver】.
Meskipun dia tidak memiliki pijakan
yang solid di tengah udara, serangan dari Shin menunjukkan kesempurnaan dan
kekuatan yang murni.
Berkas cahaya dari pedang yang
terlihat bercampur antara garis warna merah dan hitam yang menembus bahu kiri
dari sang Lord di tengah udara, ketika menembus tubuhnya, menebas menembus
sampai ke kaki kanan yang terhempas, dan meninggalkan tebasan yang sangat dalam
pada tanah setelah serangan tadi.
“GIIIIIIIIIIIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!”
Sang Lord berteriak karena menerima
damage yang sangat besar itu. Tebasan diagonal yang menjalar ke seluruh
tubuhnya, dan cairan hitam yang berada pada armor juga tersobek. Meskipun sudah
trerpisah dari core-nya, Shin melihat sekitar 1/5 dari orb hitam itu yang
terpotong.
“Dia mundur, ya?”
Core itu menghilang dari pandangan
dalam sekejap. Entah mengapa, nampaknya core itu dapat dengan mudah bergerak di
dalam tubuh sampai pada tingkat tertentu. Sembari dia memikirkan soal cara
menganganinya selanjutya, menbaikan sang Lord yang berteriak, dia mendarat di
tanah dan bergerak untuk mengejar tanpa ada ampun.
Dia menebas kaki kanan sang Lord
secara bersamaan untuk menghancurkan keseimbangannya.
Badai tebasan di lakukan dengan
kecepatan yang meninggalkan bayangan. Sebagai tambahan, setiap kali katana
milik Shin menghasilkan percikan api bagian dari tubh sang Lord berjatuhan.
Katana system martial art
skill 【Kasane
Dachi】.
Skill ini pun di aktifkan. Dengan
acak, beberapa serangan tebasan yang setiap serangannya memiliki kemampuan
serang yang sangat besar yang di miliki oleh penggunanya, kekuatannya bertambah
secara bersamaan. Seolah seperti dia sudah memiliki kendali penuh dari skill, 【Kasane Dachi】, karena setiap tebasan dalam serangannya sudah benar-benar
menjadi kekuatan serangan yang sangat fatal.
“Gi…A…aa…”
Kekuatan penghancur di taruh di
dalam setiap serangan tebasan yang satu demi satu mengamuk di dalam sang Lord.
Sang Lord sudah hampir mati ketika dia menerima 【Mountain Cleaver】 dan dia juga tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk
menyokong dirinya sendiri.
Seluruh ekornya telah di potong oleh
Schnee dan terlempar, menyisakan ketidakmungkinan untuk melawan.
Tubuh sang Lord membengkak dari
meningkatnya tekanan dari dalam. Sebagai tambahan dari serangan tebasan yang
tak terlihat yang di lakukan di dalam tubuhnya dengan menggunakan 【Kasane Dachi】, ‘energi’ tersebut berusaha untuk keluar.
Shin tidak mengabaikan core-nya
bahkan meskipun masih belum di temukan. Tubuh yang di pukul oleh badai serangan
tebasan bukanlah tempat yang aman lagi. Tujuan satu-satunya bagi core adalah
keluar melalui kepala/
“Ini sudah berakhir!”
Shin menendang tanah dan melompat.
Kemudian dia mengambil kuda-kuda
dengan 『True
Moon』
terangkat di atas kepalanya, dengan bilah pedang yang terselimuti oleh petir
berwarna merah, di atas kepala sang Lord.
Katana technique lightning combined
skill 【Moon
Arc : Thunder Flash】.
Pertama-tama, petir terbentuk di
sekitar bilah pedang merah sembari terayun kea rah kepalanya. Selanjutnya,
petir tersebut yang berada di tubuh utama dari katana 『True Moon』 menebas tembus melewati tulang dari sang Lord, dan petir
menyambar dari dalam tubuhya. Petir merah menyebar dan meledakkan demon flame
yang berada di dalam kantung matanya. Sambaran petir tersebut menghancurkan
kepalanya berkeping-keping, dan diikuti pula dengan leher dan seluruh tubuhnya
habis terbakar seolah hal itu saja belum cukup.
“…Tsu! …tsu…”
Tak ada teriakan yang terdengar
karena tubuhnya terpanggang.
Satu serangan dari Shin menebas orb
itu bersamaan dengan core-nya yang berusaha kabur melalui kepala, dan
benar-benar menghilang karena efek tambahan dari serangan petir. Biasanya Skull
Face tanpa core miliknya akan menghilang dalam jangka waktu yang cepat. Dan
sang Lord, tiddak langsung menghilang karena tubuh raksasanya, tetapi tubuhnya
sudah menjadi bongkahan mayat belaka yang tersisa.
“Tsu…tsu…tsu!”
Terlepas dari robohnya tubuh sang
Lord, dia mengulurkan tangannya yang tersisa ke arah Shin di saat terakhirnya.
“Master!!”
“Tunggu”
Schnee berteriak ke arah Shin yang
tidak bergerak sembari melihat keadaan dari sang Lord. Schnee, yang berlari ke
arah Shin, berhenti mendengar perinthanya, dan Shin mengarahkan tatapannya
kepada sang Lord.
Sosok yang sama sekali tidak
memiliki rasa permusuhan, haus darah, ataupun perasaan mengintimidasi yang ada
padanya ketika Shin melawannya beberapa saat yang lalu. Sang Lord menjulurkan
lengannya sepertinya berusaha untuk menggenggam sesuatu yang benar-benar tak
bisa di raihnya.
“(So…Wo…Ni)”
“Eh!”
Suara itu mencapai telinga Shin.
Meskipun sedikit samar dan memiliki nada yang kacau, itu sebenarnya adalah
suara dari seseorang.
Akan tetapi, segera setelah dia
mengucapkannya, sang Lord menghilang ke udara dan berubah menjadi demon
essence, seperti halnya Skull Face lainnya. Sebuah permata yang sangat besar
dengan diameter sekitar 50 cemel tetap berada di tempat di mana sang Lord
berada sebelumnya.
“Master! Apa kau baik-baik saja!?”
“Oh, aku baik-baik saja. Tidak
masalah.”
Dia menenangkan Schnee, yang berlari
ke arahnya dalam keadaan panic, dan memikirkan soal kalimat yang di dengarnya
sebelumnya di dalam kepalanya.
(Pada akhirnya, aku sama sekali
tidak mengerti apapun. Meskipun dia itu memang adalah musuh.)
Dia lebih memberikan perhatiannya ke
arah permata sembari dengan susah payah berusaha untuk tidak menunjukkan
ekspresi kekecewaan di wajahnya. Itu pastinya adalah sebuah permata kelas satu
dengan grade yang tinggi. Dia mengambilnya untuk saat ini untuk jaga-jaga kalau
suatu saat mungki itu akan menjadi petunjuk.
Ketika dia mengalihkan perhatiannya
ke arah map, tanda dari para monster, yang kabur dari pertempuran dengan mereka
berdua, sepertinya telah menghilang. Masih terdapat sedikit individual monster
yang lolos dari purification juga, tapi sepertinya ikut menghilang dengan di
kalahkannya sang Lord. Ngomong-ngomong, sang Lord adalah penyebab kekacauan
ini.
Cahaya yang menyinari sekeliling
melemah ketika Shin memastikannya dengan map. Seperti apa yang dia tebak, efek
dari 【Sanctuary】 sepertinya perlahan telah berhenti.
Ketika cahaya itu benar-benar menghilang, sekeliling mereka berubah menjadi
gelap, meskipun masih di sinari oleh cahaya bulan.
Dan, perubahan yang sangat besar,
alhasil setelah mengalahkan sang Lord bisa terlihat di dataran. Meskipun Shin
tidak melihatnya karena cahaya yang kuat dari light of purification, demon
essence perlahan melayang di udara dari seluruh dataran. Dengan pemadangan
demon essence yang melayang ke udara, cahaya nampaknya telah menghilang ke
dalam langit malam.
Pemandangan yang terjadi di seluruh
dataran menyebabkan knight dan para petualang yang berada di sekitar sana
menjadi tetap waspada.
Chaya dari demon light yang
membumbung ke langit di saat yang bersamaan dengan holy light yang
menghempaskan kegelapan perlahan menghilang ke dalam langit malam.
Sangat banyak orang yang kagum
dengan pemandangan ini, yang belum pernah terlihat sebelumnya.
“Sepertinya sudah berakhir.”
“Sepertinya begitu. Dalam beberapa
saat, mereka akan kembali ke dataran aslinya, aku rasa.”
“…Pulang yuk?”
“Ya.”
Tanpa perlu mengatakan “pulang ke
mana?” kedua orang itu mulai berjalan sembari melihat cahaya dari demon essence
menghilang.
Shin menguatkan dirinya, selama
pertarungan tadi, bisa berbicara dengan Schnee seperti biasa yang di lakukannya
di masa lali atau di daam game, tetapi suasana yang tak bisa di gambarkan di
antara kedua orang itu segera bisa di selesaikan ketika semuanya menjadi
tenang.
Waktu mereka terpisah sangatlah
singkat bagi Shin, tetapi sangat panjang bagi Schnee.
Mereka merasa sangat canggung
terhadap satu sama lain, tetapi perlahan mereka bisa berbicara dengan normal.
Agar bisa mengisi waktu yang telah hilang, mereka kembali berbincang.
Dengan tim investigasi yang beranggotakan
para knight dan par petualang datang dengan cepat, kedua orang itu sudah lebih
dulu meninggalkan dataran.
Catatan Translator :
Yosh…!! Bersama dengan Translator
menyedihkan Makyou-kun disini… saya minta maaf kepada para pembaca yang
menunggu jadwal update seri ini… karena banyaknya kesibukan sebagai mahasiswa
teknik yang memiliki 6 laporan yang harus di kumpulkan tiap minggunya serta
kerjaan lain yang menumpuk sehingga seri ini selalu saya tunda. Dan sekali lagi
sebelumnya saya agak sedikit kecewa dengan reaksi ekstrim di grup yang
mengatakan untuk men-DROP project ini karena lambatnya saya mengerjakannya…
bagi pihak yang mau terjemahin silahkan terjemahkan sendiri… saya mengerjakan
seri ini sesuai dengan keinginan saya dan dengan kecepatan yang saya rasa
nyaman… Sorry guys jadi curhat… Saya akan meng-update cukup banyak chapter kali
ini… jadi silahkan di nikmati….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar