Volume 2 Chapter 3 Part 1
Shin dan Schnee memasuki hutan
dengan gerakan yang cepat.
Sembari menghindari para petualang
yang bergarak menuju ke dataran, mereka memutar rute mereka menuju Tsuki no
Hokora. Di tengah perjalanan, karena camp yang mereka buat telah di tinggalkan,
Shin berhenti, menghancurkannya, dan mengumpulkan semuanya termasuk item
pencegahannya. Wilhelm nampaknya menjadikan evakuasi sebagai prioritas utamanya
dan karena Wilhelm tidak akan melakukan tindakan bodoh seperti mengumpulkan item
dalam seituasi seperti itu, karena lokasi mereka tidak terlalu jauh dari
dataran.
“Sekarang baru aku menyadarinya,
bukannya kau telah menerima sebuah request? Apa sudah selesai?”
Shin bertanya kepada Schnee setelah
dia selesai mengumpulkan item.
“Masih belum selesai sepenuhnya,
tapi pekerjaanku sudah hampir selesai.”
“Pekerjaan?”
“Pekerkjaanku adalah menjaga dan
mendistribusikan item. Tugasku adalah untuk mengatur agar tidak terjadi
pelanggaran, karena berbagai negeri bergabung untuk membentuk satuan militer
tempur.”
“…Apa itu mungkin ada hubungannya
dengan keributan belakangan ini?”
“Tentu saja.”
“Seriusan…”
Shin menghembuskan nafas berat.
Meskipun itu tidak sengaja di lakukannya, dia telah terserat ke dalam masalah
besar lagi. Dia benar-benar masa bodoh dengan masalah serius, dia tidak
menyadari kalau beberapa negeri telah bergerak untuk meredakan situasi.
Meskipun dia sedikit menyesal karena dia telah melakukannya dengan sangat
mencolok, dampaknya telah di bereskan.
Sembari menanyakan Schnee tentang
situasi dengan detail, dia menggali otaknya untuk mengingat kembali apakah ada
saksi mata atau tidak. Setelah menggerutu “uh-huh” untuk sesaat, dia
menyimpulkan kalau dia sampai sekarang tidak bisa mengingatnya, tak ada
seorangpun yang bisa melihatnya, terkecuali Schnee. Bahkan tanda hijau yang
berusaha di lindunginya seharusnya tidak melihatnya ataupun di mana arah
datangnya bola api, memberikan kesan seberapa besarnya Skull Face itu.
“Yah, tak usah pedulikan hal itu.
Jadi, apakah Schnee tidak perlu muncul untuk melakukan distribusinya? Aku rasa
kau setidaknya harus pergi ke tempat pertemuan atau bisa ku katakan
headquarters agar kau bisa menyelesaikan request-mu.”
“Tidak akan masalah untuk saat ini.
Bahkan jika aku mendistribusikannya secara langsung, itu tidak akan bekerja
pada basis yang datang pertama, dia yang di layani. Aku seharusnya yang menjadi
alokasi setelah seluruh pasukan berkumpul. Akan membutuhkan waktu satu minggu
setidaknya, sampai bisa di lakukannya pertemuan. Jika aku memikirkan jangkauan
dari progress setiap unit, tidak akan ada masalah meskipun aku tidak
terburu-buru.”
Setelah menyerah memikirkan soal
masalah saksi mata, karena tak ada hal yang bisa di selesaikan lebih jauh lagi,
dia mengkonfirmasi jadwal Schnee. Jika dia serius, Schnee bisa berpindah tempat
lebih cepat dari yang lainnya, jadi dia bisa menghabiskan waktu lebih dengan
Shin.
Entah itu Shin atau Schnee, sangat
banyak hal yang ingin di tanyakan oleh mereka masing-masing. Sembari mengarah
ke Tsuki no Hokora, mereka memutuskan untuk menjelaskan situasi mereka
masing-masing.
“Karena sangat banyak pertanyaan
yang ingin ku ajukan, kau bisa bertanya padaku lebih dulu.”
Shin memutuskan untuk menerima
pertanyaan dari Shcnee terlebih dahulu, mengingat lamanya waktu yang Schnee
habiskan di sini. Sebenarnya, masih belum lebih dari sebulan semenjak Shin
datang ke dunia ini, jadi dia kemungkinan hanya bisa sedikit memberikan
jawaban.
“Aku mengerti. Kalau begitu aku akan
menanyakan hal-hal yang membuatku penasaran untuk waktu yang lama.”
“Silahkan.”
Schnee menanyakan Shin tiga
pertanyaan.
Pertama, di mana dia selama ini?
Kedua, mengapa kemampuan tempurnya
meningkat?
Ketiga, apa yang akan di lakukannya
mulai sekarang?
“Kalau begitu yang pertama. Soal
diamana aku selama ini. Sejujurnya, aku sendiri belum ada sebulan berada di
sini, hari ini, semenjak aku terakhir kali pergi ke dalam dungeon.”
“Apa maksudmu?”
“Itu seungguhan. Ingat ketika semua
orang melihatku pergi untuk melawan the Origin?”
“Ya.”
“Aku berhasil mengalahkan the Origin
dan seharusnya itu menjadi akhir dari semuanya. Tapi setelah itu, di dalam
dungeon yang terdalam, 【Gerbang
Dunia Lain】,
di sana terdapat sebuah pintu raksasa di dalam ruangan boss. Pintu itu terbuka
tepat setelah Origin tumbang.”
Shin mengingat kembali saat itu
ketika menjelaskannya kepada Schnee. Pemandangan di mana sebuah pintu yang
berat yang dipikirnya hanyalah dekorasi terbuka sembari menderitkan suara.
“Pintu….?”
“Ya. Setelah itu, aku kehilangan
kesadaran, dan sebelum aku menyadarinya, aku sedang terbaring di sebuah padang
rumput. Setelah itu, aku pergi ke Tsuki no Hokora dan mendengar cerita garis
besarnya. Aku sangat terkejut ketika aku mendengar kalau sudah lebih dari 500
tahun telah berlalu. Itulah alasan mengapa selama 500 tahun ini aku
menghilang.”
“Jadi itu alasannya, ya?”
Schnee nampaknya mengerti situasinya
ketika dia mendengarkan penjelasan yang di katakan oleh Shin. Itu sangat
berbeda ketika mereka pertama kali bertemu, dia memiliki ekspresi lega, seolah
dadanya tidak terkekang lagi.
“Schnee?”
“Fufufu, tidak ada apa-apa.”
“Baguslah kalau begitu.”
Meskipun ada tanda tanya besar yang
menari di atas kepala Shin karena, entah mengapa Schnee, yang sedang dalam mood
yang bagus, dia tidak terlalu memikirkannya karena sangat tidak sopan kalau
menjadi kain yang basah (idiom untuk orang kepo); terutama ketika dengan
seseorang yang moodnya sedang bagus.
“Baiklah kalau begitu, untuk yang
selanjutnya. Kemampuan dan statku naik karena title yang aku dapatkan setelah
mengalahkan the Origin.”
“Title? Title seperti apa?”
“Ada tiga title. 【Limit Breaker】, 【Accomplish
One】
dan 【Liberator】. Dua yang pertama ada hubungannya
dengan pertumbuhan statku. Meskipun aku baru mendengarnya untuk pertama kalinya
ketika aku mendapatkannya, apa kau ingat pernah mendengar salah satu dari
mereka sebelumnya?”
“Tidak. Aku juga baru mendengarnya.
Efek macam apa yang mereka miliki?”
Shin menjelaskan masing-masing efek
dari title untuk menjawab pertanyaan Schnee. Meskipun tidak ada peningkatan
Stat dari title 【Liberator】, karena dia merasa kalau ada
semacam arti di baliknya, dia menjelaskannya sekaligus. (【Liberator】- Immune terhadap semua efek pengikat dan disable, entah itu
item ataupun magic skill. 【Accomplihed One】- Semua ability point di kali dua. 【Limit Breaker】- Batasan tertinggi dari stat telah di hilangkan, dan semua
stat akan meningkat berdasarkan jumlah ability point yang dikorbankan
sebelumnya untuk menghilangkan batasan.)
“…Sangat aneh, ya ‘kan?”
“Memang sangat. Aku juga berfikir
kalau itu bukanlah lelucon sampai aku melihat statnya.”
Bagi Shin juga, dia bisa mengerti
perasaan Schnee yang kehilangan kata-kata. Jika seorang Chosen One mendapatkan
title ini, keseimbangan kekuatan dari dunia ini akan runtuh.
“Akan tetapi, aku rasa tidak penting
untuk mengkhawatirkannya sampai seperti itu.”
“Mengapa?” Shin bertanya.
“Dibutuhkan perolehan. Meskipun
monster ada di dunia ini, fenomena re-spawning di tempat yang sama dengan
moster unik yang sangat identical tidak pernah terjadi. Aku tidak berfikir
kalau aka nada seseorang yang bisa mendapatkan perolehan yang sama dimana pun,
karena the Origin mungkin hanya satu-satunya. Juga, dungeon yang Master masuki
sudah benar-benar menghilang.”
“Begitu ya. Itu membuatnya masuk
akal.”
Berdasarkan dari Schnee, beberapa
hari setelah Shin pergi untuk menaklukan Dungeon, Seluruh support karakter
milik Shin tidak menghilang ketika Shin tidak kembali, jadi mereka berkumpul
bersama dan mengikuti jalur Master mereka. Akan tetapi, bahkan bayangan pun tak
ada di sana, bahkan bentuknya menghilang.
Ketika mereka berhenti mencari untuk
sementara dan kembali ke Tsuki no Hokora, para support karakter dari player
lain membuat keributan mengatakan, “Masterku telah menghilang!”. Schnee
mendengar itu dan yakin kalau Shin telah menyelesaikan dungeon. Tetapi mereka
masih meragukan apakah dia ikut menghilang bersama dengan para player lainnya,
dan mulai menginvestigasi ceritanya sendiri. Dia juga memikirkan kemungkinan
kalau Shin masih ada di dunia ini, seperti halnya dia dan yang lainnya.
Akan tetapi, struktur bumi berubah,
dan keadaan kacau datang mengguncang continent setelah itu. Sembari menolong
orang-orang yang berada dalam masalah, Schnee tetap tinggal di Tsuki no Hokora
dan support karakter yang lainnya berpisah untuk terus mencari Shin, atau pergi
untuk melindungi ras mereka masing-masing.
Entah bagaimana, Shin merasa kalau
mereka akan melakukan hal itu.
“Tapi tunggu? Bukannya “Senja
Keagungan “ muncul setelah aku mengalahkan the Origin?”
Shin menyadari kalau terdapat sebuah
jeda waktu yang tidak biasa bagi para support karakter yang membuat keributan.
“Master, jika kau memikirkan lokasi
dari Tsuki no Hokora sebelumnya, tentu saja akan memakan waktu beberapa saat
agar informasi bisa bersirkulasi. Kau pikir di mana itu berada?”
“…Benar juga.”
Schnee mengatakan karena banyaknya
jumlah boss monster yang ada di area sekitar Tsuki no Hokora, seseorang bisa
mengatakannya kalau itu adalah tempat post peristirahatan. Di dalam situasi di
mana para support karakter tidak bisa menggunakan fungsi chat, informasi tidak
bisa langsung di dapatkan.
“Itulah mengapa aku percaya kalau
seseorang yang memiliki title seperti Master atau setidaknya mirip dengan title
itu tidak akan muncul. Jika seseorang seperti memang ada, yah, tolonglah
lakukan sesuatu soal itu.”
“Jadi aku yang harus mengurusnya,
ya?”
“Tentu saja. Hanya seseorang seperti
Master yang bisa berdiri setara dengan mereka, jika seseorang dengan kekuatan
yang setara dengan class kita mendapatkan title itu. Oleh karena itu, aku
serahkan semuanya padamu Master.”
“Yah, itu benar.”
Stat digandakan, jadi itu artinya
semakin tinggi stat original seseorang, akan semakin kuat pemegang title
tersebut. Jika seorang chosen one dengan kemampuan yang tinggi mendapatkan
title 【Accomplish
One】
atau bahkan memiliki 【Limit
Breaker】,
bahkan Schnee tidak akan mampu melawan orang itu.
Akan tetapi, karena ada batasan yang
dibutuhkan untuk mendapatkan kondisi perolehannya, dan Shin telah melampaui
stat maximal, Schnee yakin kalau munculnya seorang musuh yang bisa mendaratkan
pukulan utuh, sama sekali tidak ada saat ini.
“Ngomong-ngomong, Schnee.”
“Ya, ada apa?”
“Soal, panggilan ‘Master’ itu. Apa
kau bisa melakukan sesuatu?”
Sembari berbicara, Shin sangat tidak
nyaman. Meskipun dia tidak terlalu memikirkannya ketika masih di dalam game,
simple karena Schnee hanyalah sebuah NPC, sangat canggung ketika Schnee
memanggilnya seperti itu pada keadaan seperti sekarang ini.
“Apa ada masalah kalau aku
memanggilmu Master, ‘Master’?”
“Tidak, itu bukan….masalahnya,
tetapi bukankah Schnee popular sekarang? Jika seseorang memanggilku ‘Master’,
itu pasti akan berubah menjadi keributan.”
“Mu, itu mungkin memang akan
terjadi, tapi…”
Shin sangat mengerti pengaruh dari
Tsuki no Hokora. Dan, memang Schnee yang membuatnya menjadi seperti itu. Sangat
mustahil kalau sesuatu tidak akan terjadi jika seseorang seperti Schnee
tiba-tiba memiliki seorang master yang memang di carinya.
“Kau juga berfikiran sama ‘kan? Aku
tidak terkecuali ingin menghindari menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu,
aku memintamu untuk tidak memanggilku ‘Master’.”
“Tapi, aku harus memanggilmu apa?”
“Eh? Bukannya menggunakan namaku
biasanya hal yang normal?”
“Uh!? I-Itu…”
Entah mengapa, Schnee yang terkejut
menunduk dengan mulut yang bergumam. Setelah beberapa saat, dia mengangkat
kepalanya untuk menatap lurus ke arah Shin seolah dia telah menetapkan
pikirannya.
“Ka-Kalau begitu…Shin.”
“Ah, itu dia.”
Schnee mengatakannya dengan
berbisik. Pipinya memerah pudar, dan telinganya memerah cerah.
Dan untuk Shin juga, dia sedikit
terkejut dengan responnnya ‘Eh, ada apa dengan reaksi itu!?’ dan anehnya dia
menikmati perasaan yang memalukan itu.
Reaksi Schnee benar-benar terlihat
seperti di dalam manga dan game-game. Meskipun Shin sangat menyadari situasi
saat ini, masalahnya adalah entah apakah dia bisa menjawab kembali reaksi itu
secara langsung.
Meskipun dia tida terlalu
berpengalaman, itu bukan berarti kalau dia tidak pernah mengalami jatuh cinta
sebelumnya.
Kenyataannya, Schnee tidak pernah
merubah ekspresinya menjadi semalu ini di dalam game, jadi tindakan memanggil
nama Shin dengan mata yang menengadah sangat memalukan, dan benar-benar sangat
—– ‘Moe’.
“Bagaimana aku harus
mengatakannya…itu kekuatan penghancur yang sangat besar…”
“Eh!?”
“Tidak, bukan apa-apa. Ya, tak ada
apa-apa. Mulai dari sekarang, tolong panggil aku Shin.”
“Aku mengerti. Kalau begitu,
selanjutnya aku akan memanggilmu S-Shin.”
Schnee mencoba bertingkah tenang,
tetapi pipinya yang merona dan telinganya yang sangat jelas menggambarkan
keadaan pikirannya.
Shin, yang mengetahui sikapnya yang biasanya tenang, sangat khawatir dengan gap yang sangat ekstrim itu.
Shin, yang mengetahui sikapnya yang biasanya tenang, sangat khawatir dengan gap yang sangat ekstrim itu.
(Ini benar-benar ‘Gap Moe’? Tepat
sekali… kekuatan penghancurnya setara dengan gap milik Celica-san, yang biasa
kurasakan ketika di dalam guild.)
Setelah itu, mereka berjalan tanpa
mengatakan apapun kepada satu sama lain untuk sesaat. Setelah memastikan kalau
telinga Schnee, telah kemabali ke warnanya sebelumnya dengan meliriknya dari samping,
Shin melanjutkan percakapan.
“Ah, meskipun kita keluar dari
topik, apa kita harus melanjutkan dengan pertanyaannya?”
“Ya, aku menunjukkan sisi yang tidak
pantas untuk di lihat. Tapi aku tidak apa sekarang.”
Meskipun dia merasa kalai suara
Schnee terdengar entah mengapa sedikit bersemangat, dia mengabaikannya, karena
percakapan tidak akan berlanjut jika dia mengungkitnya.
“Biar ku lihat…Err, aku telah
mengatakan soal kemampuanku. Kemudian soal pertanyaan yang terakhir.
Pertama-tama, aku bermaksud untuk berkeliling untuk mengumpulkan informasi di
sana sini setelah ini.”
“Informasi?”
“Benar, pertama aku akan mempelajari
soal dunia ini. Sampai saat ini, aku telah menyelidiki sedikit di dalam
perpustakaan kerajaan, dan aku bermaksud untuk pergi ke Sacred Land nanti. Apa
Schnee sudah pernah ke sana sebelumnya?”
“Ya. Tapi karena itu hanya untuk
penyilidikan internal biasa, aku masih tidak tahu apa yang terjadi di dalam
tengah kota.”
“Benarkah?”
Entah itu kunci untuk kembali ke
dunia asalanya tersimpan di sana atau tidak. Satu-satunya cara untuk
mengetahuinya adalah dengan langsung pergi ke sana.
“Um…Shin.”
“Hmm?”
Schnee memanggil Shin, yang sedang
berfikir apakah dia ingin pergi ke Sacred Land setelah ini atau tidak.
Suara Schnee benar-benar berubah dari sebelumnya dan sedikit agak kaku.
Suara Schnee benar-benar berubah dari sebelumnya dan sedikit agak kaku.
“Jika kau menemukan caranya…apa kau
akan berhenti dan kembali?”
“…Ah.”
Shin terdiam untuk sesaat dan
menjawab. Meskipun dia ragu untuk menjawab Schnee dalam keadaan seperti ini,
itu tidak akan mengubah keputusan yang telah dia tetapkan. Dia tidak ingin
menyerah jika masih ada kemungkinan.
Dan tidak ada artinya memberikan
jawaban yang ambigu pula.
Dia tidak ingin berbohong.
“Sudah pasti begitu, ya.”
“…Maaf.”
“Tidak, ketika aku mendengarkan
perkataanmu sebelumnya, aku sudah berfikir kalau kau akan melakukan hal itu.”
Schnee mengangguk sembari memberikan
senyuman polos, nampaknya mengerti dan menghargai keputusan itu. Melihat
ekpresi yang menggambarkan perasaan lega, Shin sedikit merasakan perasaan yang agak
ganjil.
“Hei, Schnee. Seberapa banyak hal
yang kau ingat selama di dalam game?”
Shin bertanya, dengan maksud untuk
mengubah perasaan ganjil tersebut.
“Semuanya.”
“Semuanya..?”
“Ya. Semenjak aku turun dari tempat
itu dan bersama denganmu.”
Semuanya sampai saat ini juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar