The New Gate Volume 2 Chapter 3 Part 1 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Jumat, 04 Agustus 2017

The New Gate Volume 2 Chapter 3 Part 1




Volume 2 Chapter 3 Part 1

Shin dan Schnee memasuki hutan dengan gerakan yang cepat.


Sembari menghindari para petualang yang bergarak menuju ke dataran, mereka memutar rute mereka menuju Tsuki no Hokora. Di tengah perjalanan, karena camp yang mereka buat telah di tinggalkan, Shin berhenti, menghancurkannya, dan mengumpulkan semuanya termasuk item pencegahannya. Wilhelm nampaknya menjadikan evakuasi sebagai prioritas utamanya dan karena Wilhelm tidak akan melakukan tindakan bodoh seperti mengumpulkan item dalam seituasi seperti itu, karena lokasi mereka tidak terlalu jauh dari dataran.

“Sekarang baru aku menyadarinya, bukannya kau telah menerima sebuah request? Apa sudah selesai?”

Shin bertanya kepada Schnee setelah dia selesai mengumpulkan item.

“Masih belum selesai sepenuhnya, tapi pekerjaanku sudah hampir selesai.”

“Pekerjaan?”

“Pekerkjaanku adalah menjaga dan mendistribusikan item. Tugasku adalah untuk mengatur agar tidak terjadi pelanggaran, karena berbagai negeri bergabung untuk membentuk satuan militer tempur.”

“…Apa itu mungkin ada hubungannya dengan keributan belakangan ini?”

“Tentu saja.”

“Seriusan…”

Shin menghembuskan nafas berat. Meskipun itu tidak sengaja di lakukannya, dia telah terserat ke dalam masalah besar lagi. Dia benar-benar masa bodoh dengan masalah serius, dia tidak menyadari kalau beberapa negeri telah bergerak untuk meredakan situasi. Meskipun dia sedikit menyesal karena dia telah melakukannya dengan sangat mencolok, dampaknya telah di bereskan.

Sembari menanyakan Schnee tentang situasi dengan detail, dia menggali otaknya untuk mengingat kembali apakah ada saksi mata atau tidak. Setelah menggerutu “uh-huh” untuk sesaat, dia menyimpulkan kalau dia sampai sekarang tidak bisa mengingatnya, tak ada seorangpun yang bisa melihatnya, terkecuali Schnee. Bahkan tanda hijau yang berusaha di lindunginya seharusnya tidak melihatnya ataupun di mana arah datangnya bola api, memberikan kesan seberapa besarnya Skull Face itu.

“Yah, tak usah pedulikan hal itu. Jadi, apakah Schnee tidak perlu muncul untuk melakukan distribusinya? Aku rasa kau setidaknya harus pergi ke tempat pertemuan atau bisa ku katakan headquarters agar kau bisa menyelesaikan request-mu.”

“Tidak akan masalah untuk saat ini. Bahkan jika aku mendistribusikannya secara langsung, itu tidak akan bekerja pada basis yang datang pertama, dia yang di layani. Aku seharusnya yang menjadi alokasi setelah seluruh pasukan berkumpul. Akan membutuhkan waktu satu minggu setidaknya, sampai bisa di lakukannya pertemuan. Jika aku memikirkan jangkauan dari progress setiap unit, tidak akan ada masalah meskipun aku tidak terburu-buru.”

Setelah menyerah memikirkan soal masalah saksi mata, karena tak ada hal yang bisa di selesaikan lebih jauh lagi, dia mengkonfirmasi jadwal Schnee. Jika dia serius, Schnee bisa berpindah tempat lebih cepat dari yang lainnya, jadi dia bisa menghabiskan waktu lebih dengan Shin.

Entah itu Shin atau Schnee, sangat banyak hal yang ingin di tanyakan oleh mereka masing-masing. Sembari mengarah ke Tsuki no Hokora, mereka memutuskan untuk menjelaskan situasi mereka masing-masing.

“Karena sangat banyak pertanyaan yang ingin ku ajukan, kau bisa bertanya padaku lebih dulu.”

Shin memutuskan untuk menerima pertanyaan dari Shcnee terlebih dahulu, mengingat lamanya waktu yang Schnee habiskan di sini. Sebenarnya, masih belum lebih dari sebulan semenjak Shin datang ke dunia ini, jadi dia kemungkinan hanya bisa sedikit memberikan jawaban.

“Aku mengerti. Kalau begitu aku akan menanyakan hal-hal yang membuatku penasaran untuk waktu yang lama.”

“Silahkan.”

Schnee menanyakan Shin tiga pertanyaan.

Pertama, di mana dia selama ini?

Kedua, mengapa kemampuan tempurnya meningkat?

Ketiga, apa yang akan di lakukannya mulai sekarang?

“Kalau begitu yang pertama. Soal diamana aku selama ini. Sejujurnya, aku sendiri belum ada sebulan berada di sini, hari ini, semenjak aku terakhir kali pergi ke dalam dungeon.”

“Apa maksudmu?”

“Itu seungguhan. Ingat ketika semua orang melihatku pergi untuk melawan the Origin?”

“Ya.”

“Aku berhasil mengalahkan the Origin dan seharusnya itu menjadi akhir dari semuanya. Tapi setelah itu, di dalam dungeon yang terdalam, Gerbang Dunia Lain, di sana terdapat sebuah pintu raksasa di dalam ruangan boss. Pintu itu terbuka tepat setelah Origin tumbang.”

Shin mengingat kembali saat itu ketika menjelaskannya kepada Schnee. Pemandangan di mana sebuah pintu yang berat yang dipikirnya hanyalah dekorasi terbuka sembari menderitkan suara.

“Pintu….?”

“Ya. Setelah itu, aku kehilangan kesadaran, dan sebelum aku menyadarinya, aku sedang terbaring di sebuah padang rumput. Setelah itu, aku pergi ke Tsuki no Hokora dan mendengar cerita garis besarnya. Aku sangat terkejut ketika aku mendengar kalau sudah lebih dari 500 tahun telah berlalu. Itulah alasan mengapa selama 500 tahun ini aku menghilang.”

“Jadi itu alasannya, ya?”

Schnee nampaknya mengerti situasinya ketika dia mendengarkan penjelasan yang di katakan oleh Shin. Itu sangat berbeda ketika mereka pertama kali bertemu, dia memiliki ekspresi lega, seolah dadanya tidak terkekang lagi.

“Schnee?”

“Fufufu, tidak ada apa-apa.”

“Baguslah kalau begitu.”

Meskipun ada tanda tanya besar yang menari di atas kepala Shin karena, entah mengapa Schnee, yang sedang dalam mood yang bagus, dia tidak terlalu memikirkannya karena sangat tidak sopan kalau menjadi kain yang basah (idiom untuk orang kepo); terutama ketika dengan seseorang yang moodnya sedang bagus.

“Baiklah kalau begitu, untuk yang selanjutnya. Kemampuan dan statku naik karena title yang aku dapatkan setelah mengalahkan the Origin.”

“Title? Title seperti apa?”

“Ada tiga title. Limit Breaker, Accomplish One dan Liberator. Dua yang pertama ada hubungannya dengan pertumbuhan statku. Meskipun aku baru mendengarnya untuk pertama kalinya ketika aku mendapatkannya, apa kau ingat pernah mendengar salah satu dari mereka sebelumnya?”

“Tidak. Aku juga baru mendengarnya. Efek macam apa yang mereka miliki?”

Shin menjelaskan masing-masing efek dari title untuk menjawab pertanyaan Schnee. Meskipun tidak ada peningkatan Stat dari title Liberator, karena dia merasa kalau ada semacam arti di baliknya, dia menjelaskannya sekaligus. (Liberator- Immune terhadap semua efek pengikat dan disable, entah itu item ataupun magic skill. Accomplihed One- Semua ability point di kali dua. Limit Breaker- Batasan tertinggi dari stat telah di hilangkan, dan semua stat akan meningkat berdasarkan jumlah ability point yang dikorbankan sebelumnya untuk menghilangkan batasan.)

“…Sangat aneh, ya ‘kan?”

“Memang sangat. Aku juga berfikir kalau itu bukanlah lelucon sampai aku melihat statnya.”

Bagi Shin juga, dia bisa mengerti perasaan Schnee yang kehilangan kata-kata. Jika seorang Chosen One mendapatkan title ini, keseimbangan kekuatan dari dunia ini akan runtuh.

“Akan tetapi, aku rasa tidak penting untuk mengkhawatirkannya sampai seperti itu.”

“Mengapa?” Shin bertanya.

“Dibutuhkan perolehan. Meskipun monster ada di dunia ini, fenomena re-spawning di tempat yang sama dengan moster unik yang sangat identical tidak pernah terjadi. Aku tidak berfikir kalau aka nada seseorang yang bisa mendapatkan perolehan yang sama dimana pun, karena the Origin mungkin hanya satu-satunya. Juga, dungeon yang Master masuki sudah benar-benar menghilang.”

“Begitu ya. Itu membuatnya masuk akal.”

Berdasarkan dari Schnee, beberapa hari setelah Shin pergi untuk menaklukan Dungeon, Seluruh support karakter milik Shin tidak menghilang ketika Shin tidak kembali, jadi mereka berkumpul bersama dan mengikuti jalur Master mereka. Akan tetapi, bahkan bayangan pun tak ada di sana, bahkan bentuknya menghilang.

Ketika mereka berhenti mencari untuk sementara dan kembali ke Tsuki no Hokora, para support karakter dari player lain membuat keributan mengatakan, “Masterku telah menghilang!”. Schnee mendengar itu dan yakin kalau Shin telah menyelesaikan dungeon. Tetapi mereka masih meragukan apakah dia ikut menghilang bersama dengan para player lainnya, dan mulai menginvestigasi ceritanya sendiri. Dia juga memikirkan kemungkinan kalau Shin masih ada di dunia ini, seperti halnya dia dan yang lainnya.

Akan tetapi, struktur bumi berubah, dan keadaan kacau datang mengguncang continent setelah itu. Sembari menolong orang-orang yang berada dalam masalah, Schnee tetap tinggal di Tsuki no Hokora dan support karakter yang lainnya berpisah untuk terus mencari Shin, atau pergi untuk melindungi ras mereka masing-masing.

Entah bagaimana, Shin merasa kalau mereka akan melakukan hal itu.

“Tapi tunggu? Bukannya “Senja Keagungan “ muncul setelah aku mengalahkan the Origin?”

Shin menyadari kalau terdapat sebuah jeda waktu yang tidak biasa bagi para support karakter yang membuat keributan.

“Master, jika kau memikirkan lokasi dari Tsuki no Hokora sebelumnya, tentu saja akan memakan waktu beberapa saat agar informasi bisa bersirkulasi. Kau pikir di mana itu berada?”

“…Benar juga.”

Schnee mengatakan karena banyaknya jumlah boss monster yang ada di area sekitar Tsuki no Hokora, seseorang bisa mengatakannya kalau itu adalah tempat post peristirahatan. Di dalam situasi di mana para support karakter tidak bisa menggunakan fungsi chat, informasi tidak bisa langsung di dapatkan.

“Itulah mengapa aku percaya kalau seseorang yang memiliki title seperti Master atau setidaknya mirip dengan title itu tidak akan muncul. Jika seseorang seperti memang ada, yah, tolonglah lakukan sesuatu soal itu.”

“Jadi aku yang harus mengurusnya, ya?”

“Tentu saja. Hanya seseorang seperti Master yang bisa berdiri setara dengan mereka, jika seseorang dengan kekuatan yang setara dengan class kita mendapatkan title itu. Oleh karena itu, aku serahkan semuanya padamu Master.”

“Yah, itu benar.”

Stat digandakan, jadi itu artinya semakin tinggi stat original seseorang, akan semakin kuat pemegang title tersebut. Jika seorang chosen one dengan kemampuan yang tinggi mendapatkan title Accomplish One atau bahkan memiliki Limit Breaker, bahkan Schnee tidak akan mampu melawan orang itu.

Akan tetapi, karena ada batasan yang dibutuhkan untuk mendapatkan kondisi perolehannya, dan Shin telah melampaui stat maximal, Schnee yakin kalau munculnya seorang musuh yang bisa mendaratkan pukulan utuh, sama sekali tidak ada saat ini.

“Ngomong-ngomong, Schnee.”

“Ya, ada apa?”

“Soal, panggilan ‘Master’ itu. Apa kau bisa melakukan sesuatu?”

Sembari berbicara, Shin sangat tidak nyaman. Meskipun dia tidak terlalu memikirkannya ketika masih di dalam game, simple karena Schnee hanyalah sebuah NPC, sangat canggung ketika Schnee memanggilnya seperti itu pada keadaan seperti sekarang ini.

“Apa ada masalah kalau aku memanggilmu Master, ‘Master’?”

“Tidak, itu bukan….masalahnya, tetapi bukankah Schnee popular sekarang? Jika seseorang memanggilku ‘Master’, itu pasti akan berubah menjadi keributan.”

“Mu, itu mungkin memang akan terjadi, tapi…”

Shin sangat mengerti pengaruh dari Tsuki no Hokora. Dan, memang Schnee yang membuatnya menjadi seperti itu. Sangat mustahil kalau sesuatu tidak akan terjadi jika seseorang seperti Schnee tiba-tiba memiliki seorang master yang memang di carinya.

“Kau juga berfikiran sama ‘kan? Aku tidak terkecuali ingin menghindari menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu, aku memintamu untuk tidak memanggilku ‘Master’.”

“Tapi, aku harus memanggilmu apa?”

“Eh? Bukannya menggunakan namaku biasanya hal yang normal?”

“Uh!? I-Itu…”

Entah mengapa, Schnee yang terkejut menunduk dengan mulut yang bergumam. Setelah beberapa saat, dia mengangkat kepalanya untuk menatap lurus ke arah Shin seolah dia telah menetapkan pikirannya.

“Ka-Kalau begitu…Shin.”

“Ah, itu dia.”

Schnee mengatakannya dengan berbisik. Pipinya memerah pudar, dan telinganya memerah cerah.

Dan untuk Shin juga, dia sedikit terkejut dengan responnnya ‘Eh, ada apa dengan reaksi itu!?’ dan anehnya dia menikmati perasaan yang memalukan itu.

Reaksi Schnee benar-benar terlihat seperti di dalam manga dan game-game. Meskipun Shin sangat menyadari situasi saat ini, masalahnya adalah entah apakah dia bisa menjawab kembali reaksi itu secara langsung.

Meskipun dia tida terlalu berpengalaman, itu bukan berarti kalau dia tidak pernah mengalami jatuh cinta sebelumnya.

Kenyataannya, Schnee tidak pernah merubah ekspresinya menjadi semalu ini di dalam game, jadi tindakan memanggil nama Shin dengan mata yang menengadah sangat memalukan, dan benar-benar sangat —– ‘Moe’.

“Bagaimana aku harus mengatakannya…itu kekuatan penghancur yang sangat besar…”

“Eh!?”

“Tidak, bukan apa-apa. Ya, tak ada apa-apa. Mulai dari sekarang, tolong panggil aku Shin.”

“Aku mengerti. Kalau begitu, selanjutnya aku akan memanggilmu S-Shin.”

Schnee mencoba bertingkah tenang, tetapi pipinya yang merona dan telinganya yang sangat jelas menggambarkan keadaan pikirannya.
Shin, yang mengetahui sikapnya yang biasanya tenang, sangat khawatir dengan gap yang sangat ekstrim itu.

(Ini benar-benar ‘Gap Moe’? Tepat sekali… kekuatan penghancurnya setara dengan gap milik Celica-san, yang biasa kurasakan ketika di dalam guild.)

Setelah itu, mereka berjalan tanpa mengatakan apapun kepada satu sama lain untuk sesaat. Setelah memastikan kalau telinga Schnee, telah kemabali ke warnanya sebelumnya dengan meliriknya dari samping, Shin melanjutkan percakapan.

“Ah, meskipun kita keluar dari topik, apa kita harus melanjutkan dengan pertanyaannya?”

“Ya, aku menunjukkan sisi yang tidak pantas untuk di lihat. Tapi aku tidak apa sekarang.”

Meskipun dia merasa kalai suara Schnee terdengar entah mengapa sedikit bersemangat, dia mengabaikannya, karena percakapan tidak akan berlanjut jika dia mengungkitnya.

“Biar ku lihat…Err, aku telah mengatakan soal kemampuanku. Kemudian soal pertanyaan yang terakhir. Pertama-tama, aku bermaksud untuk berkeliling untuk mengumpulkan informasi di sana sini setelah ini.”

“Informasi?”

“Benar, pertama aku akan mempelajari soal dunia ini. Sampai saat ini, aku telah menyelidiki sedikit di dalam perpustakaan kerajaan, dan aku bermaksud untuk pergi ke Sacred Land nanti. Apa Schnee sudah pernah ke sana sebelumnya?”

“Ya. Tapi karena itu hanya untuk penyilidikan internal biasa, aku masih tidak tahu apa yang terjadi di dalam tengah kota.”

“Benarkah?”

Entah itu kunci untuk kembali ke dunia asalanya tersimpan di sana atau tidak. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan langsung pergi ke sana.

“Um…Shin.”

“Hmm?”

Schnee memanggil Shin, yang sedang berfikir apakah dia ingin pergi ke Sacred Land setelah ini atau tidak.
Suara Schnee benar-benar berubah dari sebelumnya dan sedikit agak kaku.

“Jika kau menemukan caranya…apa kau akan berhenti dan kembali?”

“…Ah.”

Shin terdiam untuk sesaat dan menjawab. Meskipun dia ragu untuk menjawab Schnee dalam keadaan seperti ini, itu tidak akan mengubah keputusan yang telah dia tetapkan. Dia tidak ingin menyerah jika masih ada kemungkinan.

Dan tidak ada artinya memberikan jawaban yang ambigu pula.

Dia tidak ingin berbohong.

“Sudah pasti begitu, ya.”

“…Maaf.”

“Tidak, ketika aku mendengarkan perkataanmu sebelumnya, aku sudah berfikir kalau kau akan melakukan hal itu.”

Schnee mengangguk sembari memberikan senyuman polos, nampaknya mengerti dan menghargai keputusan itu. Melihat ekpresi yang menggambarkan perasaan lega, Shin sedikit merasakan perasaan yang agak ganjil.

“Hei, Schnee. Seberapa banyak hal yang kau ingat selama di dalam game?”

Shin bertanya, dengan maksud untuk mengubah perasaan ganjil tersebut.

“Semuanya.”

“Semuanya..?”

“Ya. Semenjak aku turun dari tempat itu dan bersama denganmu.”

Semuanya sampai saat ini juga.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar