The New Gate Volume 2 Chapter 3 Part 2 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Jumat, 04 Agustus 2017

The New Gate Volume 2 Chapter 3 Part 2





Volume 2 Chapter 3 Part 2

Di saat ketika dia berlari di tengah lapangan untuk pemula.


Di saat ketika dia merasa depresi setelah kalah dalam PvP.

Keinginan untuk meningkatkan statnya.

Teman-teman yang dimilikinya di dalam guild.

Tawa yang keras setelah mengalahkan pasukan besar dari para player.

Dungeon di mana dia membahayakan nyawanya.

Air mata yang di curahkannya karena tak bisa melindungi nyawa seseorang.

Dagger assassin yang dipegangnya.

Janji yang dibuatnya kepada beberapa orang.

Di saat terakhir melihat punggungnya.

“——Aku mengingat semua itu.”

Schnee mengatakan itu sembari dengan tenang menaruh tangannya di atas dadanya.

“Meskipun tidak ada gunannya untuk memintamu untuk melupakannya juga, tolong katakan…”

“Aku tidak mengatakannya~”

Wajah yang tersenyum sangat menyilaukan sembari dia menjawabnya dengan jelas. Itu adalah ekspresi wajah yang belum pernah di lihat Shin ketika Schnee masih seorang NPC, dan ketika teman-temannya membuat wajah seperti ini, Shin menjadi sediikit bersyukur.

“Tapi, jika begitu. Meskipun kau hanya berbicara dalam kalimat yang telah di atur sebelumnya, apa kau dalam keadaan sadar?”

“Tidak, itu setelah Shin dan yang lainnya memasuki situasi di mana kita ketahui sebagai Death game, sesuatu seperti kesadaran diri menjadi lebih jelas. Sampai saat itu, aku merasa seperti melihat gambar bergerak. Itu sangat sulit untuk di jelaskan, tapi itu terlihat seperti aku melihat diriku dari penglihatan orang ketiga.”

Meskipun itu adalah ingatannya, Schnee mengatakan kalau itu seperti ingatan dari orang lain. Untuk jelasnya, Shin juga tidak terlalu begitu paham, karena dia mengira itu akan sedikit menyakitkan kalau kesadarannya benar-benar ada semnetara berada dalam kondisi di mana tubuhnya bergerak tanpa seizinnya, jadi dia tidak menanyakannya lebih lanjut lagi.

“Begitu ya. Singkatnya, kau mengetahui semua soal masalah logout dan hal yang lainnya sampai pada titik tersebut.”

Ada kemungkinan bisa di katakan kalau mungkin ada alasan mengapa dia telah mendapatkan ingatan dari dalam game.

“Benar. Pada saat itu, itu karena semua petualang terkadang menggunakan kata-kata itu setelah di mulainya game antara hidup dan mati. Jika aku tidak salah, dunia lain, yang berbeda dengan dunia ini, adalah dunia nyata, benar ‘kan?”

“Itu benar…jadi ngomong-ngomong, setelah aku pergi, kalian mencariku dan berpisah, ya?”

“…Benar.”

Sembari tersenyum seolah dia sedang dalam masalah, Schnee membenarkan hal itu.

Pertempuran terakhir dari game kematian. Jika Shin memenangkan pertempuran, Schnee dan yang lainnya akan menghilang. Jika Shin kalah, Schnee dan yang lainnya akan kehilangan master mereka. Dengan kata lain, itu tidak akan menjadi akhir yang bahagia. Oleh karena itu, mereka mengambil beberapa tindakan, karena situasi misterius yang terjadi di mana mereka tidak menghilang meskipun Shin telah menang.

“Jika kalian bisa memberitahukanku sebelumnya, meskipun itu tidak mungkin untuk di katakan.”

“Kalau begitu, bukannya Shin akan terbebani karena hal itu? Kau harus melakukan yang terbaik pada saat itu.”

“Begitu ya…”

Meskipun telah di putuskan kalau itu tidak masalah dan dia sedang sangat bersemangat ketika meninggalkan Tsuki no Hokora. Ketika dia mengetahui keadaan kalau para support karakter miliknya menyembunyikan hal itu di antara mereka, Shin merasa sedih.

Tak perlu di katakan lagi, meskipun dia mengetahuinya, dia tidak akan meragukan dirinya, dan pasti akan melakukan apa yang harus di lakukannya, jadi dia tidak mengatakan apapun.

“Pada hari itu, tindakan sendiri masih belum bisa di lakukan, dan belum bisa bicara secara bebas, seperti saat ini, kurang lebih tidak terbayangkan sama sekali. Dengan kata lain, itu sangat mustahil untuk memberitahukannya.”

“Yah kau baru saja menyinggungnya, ketika game kematian di mulai, aku pikir sangat aneh kalau para NPC tiba-tiba dengan aneh bertindak seperti manusia. Sekarang setelah mengetahui kalau itu adalah kesadaran diri, aku baru menyadari ‘Ah! Jadi begitu ya’.”

“Kau memiliki sikap yang rumit seperti biasanya, Shin.”

“Diamlah! …Jangan singgung itu.”

Dia bergumam kepada Schnee, yang tersenyum kecil sembari merasa malu. Dia merenungkan tindakannya di masa lalu, berfikir soal kapan program mulai memberikan kesadaran diri atau semacamnya, dan berfikir ‘Apa aku memperlakukan mereka dengan layak?’, karena perkataan Schnee sangat tepat sasaran.

“Yah, kau tetap akan pergi ke medan pertempuran meskipun kau mengetahuinya, Shin.”

“…Itu kemungkinan benar.”

Dibandingkan dengan nyawa dari 10.00 manusia, support karakter tidak lebih dari sekedar data.
Bahkan jika data itu memiliki entah semacam kesadaran diri, itu masih tidak bisa di bandingkan.

“Di samping itu, bukankah kau telah membuat sebuah janji?”

“…Ya.”

Meskipun itu tidak banyak, banyak orang yang telah kembali ke dunia nyata.

Faktanya, itu semua karena janji yang diberikan Shin kepad beberapa orang.

Karena mereka mengetahui hal ini dengan pasti, entah itu Schnee ataupun support karakter miliknya takkan mengatakan apapun.

“Baiklah kalau begitu, kita akhiri saja suasana yang tidak menyenangkan ini. Terutama karena kita bisa bertemu lagi setelah melalui banyak usaha dan waktu untuk menunggu.”

“…Itu benar. Apa yang aku katakan saat ini, sangat cepat membuat depresi! Kita sudahi saja!”

Dengan maksud untuk benar-benar mengubah suasananya yang berubah menjadi kelam, Schnee bertingkah senang dan menepukkan kedua tangannya dengan gaya yang berlebihan. Shin juga ikut melakukannya dengan meninggikan suaranya.

“Pertama-tama, untuk merayakan perjumpaan kita, ayo kita buast sebuah pesta. Kalau soal bahan-bahan makanan, aku masih punya banyak yang tersisa di dalam Item Box.”

“Ayo kita lakukan. Biarkan aku mendemonstrasikan kemampuan memasakku yang sudah ku tingkatkan selama bertahun-tahun.”

“Ngomong-ngomong, berapa sekarang cooking level milikmu?”

“Sudah menjadi IX sekitar sebulan yang lalu.”

“Seriusan!?”

Shin terkejut karena kemampuan memasak Schnee sudah berada pada level di mana dia bisa memasak bahkan monster berlevel tinggi. Bahkan meskipun dia membuat makanan dengan tingkat terendah, sup yang sederhana, dengan level itu akan berubah menjadi makanan yang akan memberikan bonus stat yang sangat banyak. Di katakan kalau skill cook di ketahui memiliki manfaat yang sama dengan blacksmith yang mahir di guild-guild besar. Terdapat sejumlah besar bonus ketika makanan di buat menggunakan bahan-bahan yang langka. Jika salah satu dari dua player dengan level, job, dan kemampuan yang sama memakan masakan itu, player yang memakannya akan berakhir dengan mendapatkan kemenangan gemilang dalam pertarungan.

Dan Rokuten, di mana Shin yang dulu merupakan anggotanya, bisa melampaui skill-skill dan stat player-player lain karena ada seseorang yang memiliiki cook skill dengan level X. Jadi, dengan makanan yang memberikan bonus tambahan sementara ke dalam stat mereka yang sudah di maksimalkan, mereka mampu melampaui batasannya, meskipun hanya sedikit.
(TL : Meskipun stat mereka sudah di maksimalkan sampai 999, dengan makanan mereka bisa mencapai lebih dari 1000).

Ngomong-ngomong, hanya Shin dan anggota yang lainnya dari Rokuten, yang telah mencapai maximum stat, yang mengetahui tentang informasi ini. Semua anggotanya, termasuk Shin, mulai menyadari peningkatan damage dari efek bonus, dan informasi itu tidak di sebarkan agar hanya keenam anggota dari Rokuten yang mendapatkan keuntungannya.

“Meskipun aku tidak sampai bisa seperti Cook-sama, kau bisa kau antisipasi.”

“Yosh! Serahakan soal bahan-bahannya kepadaku!”

Sembari memberikan ekspresi “Fufufu”, Shin melihat bahan-bahan makanan yang ada di dalam Item Box. Meskipun bahan-bahan makanan itu telah di simpan semenjak masa ketika masih game era, dia sendiri telah memastikan kalau tidak masalah untuk memakannya.

“Ngomong-ngomong Shin, bisakah aku menanyakan sesuatu terlepas dari pertanyaan sebelumnya.”

“Ya? Soal apa?”

Schnee bertanya kepada Shin sembari melihat ke atas kepala Shin.

“Yang satu itu, siapa dia?”

“Dia ya? …Ah.”

Dia menyadari apa yang sedang Schnee bicarakan.

Itu adalah soal Yuzuha yang tidur dengan nyenyak di atas kepala Shin.

“Meskipun hanya nama dan levelnya saja yang terlihat, apa kau menggunakan Taming padanya?”

“Ya, ada sedikit kejadian, dan kami membuat kontrak partner karena hal itu. Namanya adalah Yuzuha. Aku akan jujur kepadamu Schnee, rasnya adalah Element Tail.”

“…Ketika aku melihat ke arah ekornya, aku merasa kalau dia bukanlah ras Demon Fox pada umumnya. Jadi dia ini adalah seekor Element Tail, ya?”

Schnee menjadi tegang sesaat, tepat setelah dia mendengar ras dari Yuzuha. Tapi dia perlahan kembali menapatkan ketenangan dirinya sembari dia berfikir, ‘Yah, lagi pula dia itu Shin.’.

“Kau mengetahuinya hanya dari ekornya saja?”

“Apa mungkin Shin tidak menyadarinya? Aku bisa mengetahui kalau dia bukanlah Demon Fox biasa karena dia memiliki 3 ekor.”

Shin memeringkan kepalanya mendengar apa yang di katakan oleh Schnee. Seharusnya tak ada sesuatu seperti itu pada ekor Yuzuha.

“…Ekornya…tiga?”

Kemudian Shin tiba-tiba menyadarinya. Nah sekarang dia baru menyadarinya, ada sensasi ekor yang menyentuh telinganya dan tengkuk lehernya.

Pertama, dia memegang satu ekor dia tangan kanananya. Yep, sangat bagus dan lembut.

“Hmm.”

Kemudian, dia memegang satu ekor lagi dengan tangan kirinya. Yang satu ini juga sangat lembut.

“…Hmm.”

Akhrnya, dia berkonstrasi pada sentuhan di tengkuk lehernya. Terdapat sensasi sentuhan lembut.

“…Hmm.”

Untuk saat ini, dia melepaskan ekor-ekor itu dari tangannya, dan mengangkat tubuh Yuzuha dari atas kepalanya dan mengangkatnya ke hadapan wajahnya.

“Kuu?”

“Memang ada tiga.”

Yuzuha bangun setelah dia pindahkan dari atas kepalanya. Dan kemudian ekor yang telah bertambah menjadi 3 berayun ke kiri dan ke kanan secara bersamaan.

Ketika melihat pada level yang dimilikinya, tak terduga sudah melebihi level 400.

“…Yah, aku rasa level-nya naik terlalu banyak.”

Meskipun level miliknya sebelumnya adalah 200, levelnya sudah meningkat secara tiba-tiba. Dia tidak membunuh banyak monster ketika mereka ikut membantu Rashia melakukan leveling. Dan itu sangat mustahil untuk level-nya bisa meningkat sampai lebih dari 200 level hanya dari bertempur melawan Lord.

“Aku rasa sesuatu yang lain terjadi.”

Shin berfikir kalau ada sesuatu yang dia sendiri tidak mengetahuinya. Pertumbuhan dari partner monster atau semacamnya mirip dengan sesuatu yang pernah dia dengar dari salah satu anggota dari Rokuten. Cashmere. Oleh karena itu, dia tahu kalau pertumbuhan langsung seperti itu hamper sangat mustahil.

Hal pertama yang muncul di pikiran Shin adalah quest tersembunyi telah berhasil di selesaikan ketika kondisinya telah terpenuhi. Dia pernah mengalaminya beberapa kali selama berada di dalam game. Jadi pertumbuhannya pasti di sebabkan karena hal itu. Jika dia mengingatnya dengan benar, terdapat sebuah quest dengan monster partner juga.

“Schnee, bagaimana caramu mengambil quest tersembunyi di dunia ini?”

“Sejauh yang ku ketahui, aku tidak pernah mendengar quest semacam itu pernah terjadi. Suara dunia yang aku dengarkan sebelumnya, itu juga sudah tidak pernah terdengar lagi setelah Shin menghilang. Dan aku juga sudah tidak pernah mendengar cerita semacam itu juga.”

Suara dunia yang di sebutkan oleh Schnee kemungkinan adalah system pengumuman di dalam THE NEW GATE.

Tidak sepert quest yang bisa di ambil di dalam guild, ketika kondisi dari quest tersembunyi terpenuhi, sang player akan di berikan pemberitahuan quest semacam apa itu via pengumuman ketika quest tersembunyi di mulai.

Dalam kasus ini, karena tidak adanya pengumuman sama sekali, Shin tidak menyadari peningkatan level dari Yuzuha. Juga, berdasarkan cerita dari Schnee, fitur system pengumuman sepertinya sudah menghilang.

“Tetap saja, dengan jumlah ekornya yang bertambah, apa di sebabkan karena peningkatan level miliknya?”

Shin berbicara sembari menghadap ke arah Yuzuha.

Karena tak pernah ada anak dari Element Tail ketika masih di game era, dia tidak yakin soal bagaimana mereka biasanya tumbuh.

Itu mungkin tidak akan bisa di anggap sebagai pertumbuhan biasa selain dari quest dan semacamnya.

“Kua~… Selamat pagi Master.”

Tanpa mengetahui kalau Shin sedang khawatir, Yuzuha menguap dengan keras… dan memberikan salam padanya seperti itu adalah hal yang biasa.

“Tunggu sebentar, Yuzuha! Apa kau sudah mencapai titik di mana kau sudah bisa berbicara?”

“Kuu? Ketika benda berwarna hitam itu menghilang, kepalaku terasa segar.”

“Benda berwarna hitam?”

Ketika Shin mendengar soal benda berwarna hitam, dia memikirkan soal core dari sang Lord yang terbelah menjadi dua beberap saat yang lalu. Jika dia mengingatnya kembali, hanya para Skull Face saja yang mengelilingi kuil Shinto di mana Yuzuha di selamatkan. Dan itu bukanlah hal yang aneh kalau sang Lord yang muncul kali ini adalah boss nya.

“Itu adalah benda hitam, bulat, dan berada di dalam tulang. Dan Master menebasnya.”

“Itu adalah core milik sang Liord, tidak salah lagi.”

Nampaknya itu sangat cocok dengan yang di pikirkan oleh Shin. Ada semacam hubungan yang menghubungkan antara Yuzuha dan sang Lord, intuisi Shin sebagai seorang gamerlah yang memberitahukannya

Apa sejumlah kekuatannya di serap? Apa mungkin tersegel? Sangat mengecewakan karena dia tidak sempat memastikannya setelah menagalahkan sang Lord.

“Untuk saat ini, kau di larang untuk berbicara di tempat umum. Karena Demon Fox pada umumnya tidak bisa berbicara.”

“Okey.”

“Jika hanya kita berdua, itu tidak masalah, tapi jangan melakukannya di depan orang lain.”

“Hmmm, kalau begitu apa aku hanya tinggal berbicara langsung ke dalam pikiranmu saja?”

“Tepati? Kalau seperti itu, itu tidak masalah.”

Karena ada telepati, masih tetap bisa untuk berkomunikasi. Nampaknya kalau Yuzuha juga mengetahuinya secara intuitif, karena dia mengangguk dan menurut.

“Tapi Shin, karena jumlah ekornya sudah bertambah, apa dia tetap akan di kenali sebagai Little Fox?”

“Benar juga…”

Sebenarnya, terdapat beberapa tipe dari ras Demon Fox, dan biasanya ada yang memiliki ekor yang banyak. Tepat sekali, bisa di katakan kalau hampir mereka semua memiliki ekor yang banyak… tapi biasanya dia akan menjadi sosok yang agak sedikit berbahaya bagi orang awam jika jumlah dari ekornya melebihi dua.

Sedangkan untuk ras Demon Fox dengan 3 ekor, ada Flame Tail, Tail Leader dan sebagainya. Bahkan walaupun masih muda, level mereka setidaknya masih lvl 250. Mereka bukan jenis monster yang akan diambil begitu saja sebagai hewan peliharaan di dunia ini.

“Dia masih kecil, jadi memasuki sebuah kota masih memungkinkan, tapi…”

“Yah, dia juga akan menjadi dewasa cepat atau lambat. Benar juga….ngomong-ngomong, Yuzuha. Apa kau bisa melakukan transformasi?”

“Kuu? Ada beberapa hal yang bisa ku lakukan, dan ada juga yang tidak.”

“Apa kau bisa mengubah tiga ekormu menjadi satu?”

“Itu mudah~.”

Kata Yuzuha, ketika ketiga ekornya benar-benar berubah menjadi satu dengan suara pop.

“Oh!”

“Bagus sekali.”

Shin dan Schnee membelalakkan mata mereka karena terkejut.

Alih-alih sebuah ilusi, mereka sepertinya benar-benar berubah menjadi satu ekor. Bahkan dengan menyentuhnya pun terasa sangat alami.

“Apa sudah bagus?”

“Sudah bagus. Apa ini tidak akan membuatmu kelelahan?”

“Tidak masalah!”

“Kalau begitu mulai sekarang, bisakah kau menggabungkannya menjadi satu ketika di lihat oleh orang lain? Karena itu akan menghindarkan kita dari masalah.”

“Ya. Aku bisa melakaukannya~.”

Yuzuha dengan mudah menyetujuinya. Dia tidak menyembunyikan perlawanan apapun.

“…Entah bagaimana bisa terselesaikan dengan mudah.”

“Ya, itu benar. Jika seperti ini, dia tidak akan ketahuan dengan mudah.”

Schnee juga, merasa yakin. Sepertinya Shin merasa lega dengan ini.

“Yuzuha luar biasa ‘kan?”

“Ya, ya, kerja bagus.”

“Kuu~~”

Dengan Yuzuha yang di pegangnya di dadanya, Shin menepuk kepala Yuzuha karena kerja bagusnya.

“…Manisnya!”

“Hmm?”

“Ha! Tidak ada apa-apa.”

“…Apa kau ingin memegangnya?”

“Tentu!!”

Meskipun dia sangat kuat, Schnee masih tetap seorang wanita dan sepertinya juga menyukainya hal-hal yang imut. Memeluk Yuzuha memang terasa sangat enak.

“Masih tetap sama. Shin tak pernah gagal mengejutkanku.”

“Hmm?”

“Belum pernah ada seorang pun yang berhasil menjinakkan Element Tail sebelumnya.”

Pernyataan Schnee berisi rasa takjub sembari menghentikan usapannya pada Yuzuha. Element Tail di atur agar mustahil untuk di jinakkan sejak awal ketika masih di era game. Tidak mengherankan kalau dia sangat terkejut.

“Meskipun kau tidak terlihat terkejut saat mengatakan itu?”

“Yah, karena itu adalah Shin, jadi aku tidak terlalu terkejut. Belum pernah ada individual dengan level setinggi dirimu yang pernah melakukannya sebelumnya.”

“Tentu saja. Kami, Rokuten, melemahkan musuh sambil bersantai, meskipun tingkat kesulitannya sangat tinggi.”

Shin teringat kembali. Dengan memiliki semua atribut magic, di bantu dengan serangan fisik yang sangat kuat dari taring dan cakarnya, dia adalah seekor monster yang memiliki gerakan yang cepat dan lincah yang tidak cocok dengan tubuhnya yang besar.
Bahkan player yang memiliki stat maksimal tidak akan bisa lengah sedikitpun. Itulah wujud asli dari Element Tail.

Yuzuha, yang meringkuk sembari di gendong di tangan Shin, tidak menunjukkan ancaman sama sekali.

“Kuu?”

“Yosh, ayo berlari dengan kecepatan penuh sekarang. Sebenarnya, ada beberapa teman di depan kita. Dan mereka mungkin akan segera membuat keributan.”

“Kalau begitu, sebaiknya kita bergegas. Kita mungkin bisa menyusul tepat waktu.”

Jika seseorang memikirkan soal kecepatan perjalanan Shin dan Schnee; Mereka dapat dengan mudah menyalip kuda yang berlari dengan kecepatan penuh dengan selisih yang sangat besar. Namun, Wilhelm memiliki buff yang di berikan oleh Shin, yang membuatnya berlari lebih cepat. Kemungkinan mereka akan memiliki jarak yang sangat jauh terpisah. Jika kedua orang itu tiba dia Kerajaan dan memberitahukan mereka soal situasinya, itu akan memberikan masalah bagi Shin dalam banyak hal.

“Ayo lebih serius. Akan sangat merepotkan jika di cap lebih jauh lagi oleh guild.”

“Apa yang barusan kau katakan, apa kau bisa menjelaskannya nanti?”

“Itu ya itu dan ini ya ini.”

Apakah bisa menundanya setelah Schnee membuat wajah seperti itu, Shin tak bisa mengatakannya.

“Yosh, berangkat!”

Dia menaruh Yuzuha di atas kepalanya, dan mulai berlari bersama Schnee.

Tidak butuh waktu lama sampai kedua orang itu menyusul Wilhelm dan Rashia.

Sekitar setengah hari semenjak Shin dan Schnee mulai berlari dan belum banyak waktu berlalu semenjak matahari muncul dari balik cakrawala, sosok Wilhelm dan Rashia bisa di rasakan.


“Oi! Sekarang beritahu aku semuanya, seperti apa yang terjadi tadi sebelumnya di sana?”

“Apa-apaan sikap kontroverialmu itu…”

Wilhelm sangat mewaspadai sekelilingnya sembari melindungi Rashia, yang sedang tertidur. Meskipun mereka berhasil bertemu kembali dengan selamat, Wilhelm sudah kehilangan kesabarannya dan menyalak ke arah Shin dengan nada yang mengancam.

Sementara itu Rashia masih tetap tertidur, kemungkinan karena kelelahan.

“Baiklah, singkatnya, Schnee telah mengalahkan sang Lord.”

“Hyun!”

Shin, yang menjawab, di dorong menjauh menggunakan devil spear. Itu bukanlah hal yang serius, tetapi terdapat sedikit kecepatan yang di berikan pada devil spear.

“Tunngu!! Itu berbahaya!!”

“Aku belum pernah melihat seseorang yang bisa melakukan hal seperti itu dan memiliki kekuatan sihir yang tiba-tiba meningkat sampai tingkat itu. Kau ini sangat berbahaya!”

“Kenapa kau sangat keras kepala?”

“Apa lagi yang kau harapkan!! Apa niatmu ketika kau melihat kami pergi dengan skill yang sangat berlebihan itu, dan kemudian dengan mudahnya menyusul kami! Bahkan dengan beda waktu seperti itu! Dan aku sangat putus asa berusaha untuk kembali!!”

“Tunggu, tunggu, tenang! Meskipun itu lelucon yang buruk, bukannya menggunakan Venom terlalu berlebihan?”

Devil spear terus menerus di tusukkan, tapi sama sekali tidak mengenai Shin sekali pun.

“Cih.”

“Apa sebenarnya gunanya kau mendecakkan lidahmu!? Itu hanya sebuah lelucon kecil.”

“Lelucon apa? Wajahmu itu sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi kau sendiri tidak melakukan apapun. Jelaskan dengan sejujurnya dan aku tidak ingin lelucon lagi.

Seperti yang di duga, lelucon itu nampaknya menjadi terlalu berlebihan.

Wilhelm melihat ke arah Shin dengan ekspresi yang serius.

“Shin, kita hentikan saja kejar-kejarannya saat ini.”

Schnee, yang melihat ke arah Shin dan Wilhelm yang sedang bermain-main, melangkah maju.

“Kau…? Jangan bilang, kau mendukungnya.”

Wilhelm mengatakannya dengan semacam makna di dalamnya.

“Sudah lama semenjak terakhir kali aku melihatmu. Jika kau mengerti, maka penjelasan tidak di terlalu penting?”

Nampaknya, mereka berdua berkomunikasi hanya dengan kata-kata itu.

“Hei, aku ingin kalian memberitahuku dengan cara yang aku mengerti.”

Shin sama sekali tidak mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan.

“Kau tidak tahu, ya? Schnee Raizar itu sangat terkenal tidak pernah menyerah dan tunduk pada siapapun. Aku rasa bahkan juga pada Keluarga Kerajaan dan Pope sekalipun.”

Entah mengapa itu terdengar sangat berkesan kuat.

“Bukannya itu sangat tidak hormat?”

“Aku tidak tunduk kepada siapapun selain kepada Master-ku.”

Entah mengapa, Shin merasa tidak enak soal Schnee yang menjadikan Keluarga Kerajaan sebagai musuhnya, tapi sepertinya Schnee tidak akan pernah goyah dari pendiriannya.

“Yah, sejak awal, takkan ada seorang pun yang berani mengajaknya bertarung.”

“Jadi itulah alasannya sikapnya itu di telorir, ya?”

Jangankan menghukumnya, hanya sedikit orang yang bahkan bisa menyainginya.

Ketika Shin mendengarnya, sepertinya bukan hanya itu alasannya. Cara bicara dan sikapnya sangat sopan. Jika seekor monster yang kuat muncul, dia akan meminjamkan kekuatannya. Dia tetap bersikap netral tanpa berada pada organisasi manapun, dan tidak akan repot-repot meladeni pertarungan yang tidak penting.

Pencapaian selama lebih dari 500 tahun bukan hanya pajangan.

Meskipun ada beberapa orang yang diam-diam menariknya untuk di jadikan sekutu, karena dia memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, nampaknya taka da satu orang pun yang pernah berhasil.

“Aku mengerti perasaan mereka yang ingin menjadikannya sekutu mereka.”

“Tunggu…Kalau dia dengan rela mengikuti orang sepertimu, itu artinya…”

“Ah, Jadi kau sudah mengetahuinya, ya?…”

Dhn tidak tahu seberapa baik hubungan Schnee dan Wilhelm, tapi sepertinya Wilhelm sudah bisa melihatnya dengan jelas.

“Seorang High Human, ya?”

“Dia juga adalah Master-ku.”

“Ya, kurang lebih seperti itu.”

“Itu bukanlah kurang lebih. Tapi jika begitu kenyataannya, aku mengerti. Kekuatan sihir setingkat itu bukanlah lelucon.”

“Maaf, tapi itu adalah aku yang masih dalam mode ‘easy’.”

“Begitu rupanya…Master dari Schnee Raizar, ya? Memang, cerita ini sangat melebihi dari apa yang aku perkirakan…Oi, berarti hewan yang kau, seorang High Human, taruh di atas kepalamu itu bukanlah rubah biasa ‘kan?”

Wilhelm mengalihkan pandangannya ke arah Yuzuha sembari merasa lega dan mengangkat bahunya.
Perasaan terkejut dan keheranan bercampur aduk di dalam nada suaranya. Tak ada perasaan takut sama sekali, kemungkinan karena dia bisa mengenal Shin tanpa ada prasangka sama sekali.

“Kuu?”

“Dia ini mungkin bukanlah seekor Little Fox. Level-nya sudah melebihi 400 setelah pertampuran tadi.”

“…Lagi-lagi, aku sudah tidak terlalu terkejut.”

Wilhelm menghembuskan nafas berat sembari menatapnya dengan tatapan mencmooh. Meskipun dia terkejut dengan kebenaran soal Yuzuha, yang memiliki penampilan seekor binatang kecil dan juga memiliki level yang melebihi 400, dia berhasil di kejutkan, jadi pada akhirnya dia merasa “Mana mungkin hal seperti itu bisa ada!”.

“Jadi itulah mengapa kau menjawab setengah-setengah soal menjadi salah satu Chosen One sebelumnya, ya?”

“Benar. Dalam kasusku, aku tidak kuat semenjak lahir, meskipun kekuatanku lebih tinggi dari seorang Chosen One. Aku rasa seseorang seperti itu sangat langka di dunia ini, bukankah begitu? Oleh karena itu, aku memutuskan untuk memilih menjadi seorang Chosen One saja.”

“Aku mengerti. Kalau begitu, jika kalian bekerja sama mulai daru sekarang, hanya tinggal masalah waktu saja sebelum semuanya menjadi jelas.”

Apa yang di katakan oleh Wilhelm bisa di benarkan. Secara umum, Schnee dan Tsuki no Hokora sangatlah terkenal. Jadi jika Schnee tiba-tiba dekat dengan seorang pria, sekelompok orang tertentu pasti akan berusaha mengumpulkan informasi.

“Untuk situasi seperti itu, ada beberapa skill magic yang dapat memudahkanku untuk menipu orang lain. Aku bisa mengulur waktu jika aku menggunakan illusion magic sepenuhnya.”

“Aku tidak berfikir kalau illusion magic yang kau bicarakan itu mirip dari yang aku tahu. Aku tidak akan terkejut jika kau bisa berubah menjadi seekor monster.”

“Perlakuan macam apa ini…”

Shin tidak bisa melakukan apapun selain tersenyum masam.

“Jika kau akan melakukan hal itu, maka kau akan menjadi bencana berjalan. Seseorang sepertimu bisa dapat dengan mudah menghapus sebuah negeri sesuka hatimu di hari yang sama. Jika aku adalah seorang Raja, aku akan kehilangan akal sehatku.”

Tak ada gunanya melakukan kekerasan, jadi Wilhelm duduk sembari dia menambahkan poin yang lain. Dia kemudian meminta Shin dan Schnee, yang masih berdiri dan berbicara, agar duduk sembari dia memperbaiki seprei Rashia.Rashia masih tertidur dengan nyenyak dengan suara nafasnya yang bisa terdengar. Menurut Wilhelm, ketika seseorang di beritahu kalau para petualang dengan ranking yang tinggi ada di sekitar sana, akhirnya dia bisa merasa tenang.

Mengenai Shin, dia nampaknya yakin kalau dia tidak perlu menggunakan langsung skill illusion magic sampai pada tingkat itu.

“Aku teringat, apa ada dokumen yang terkait soal kami, para High Human, masih ada?”

Dia kembali dengan tangan kosong ketika dia mengunjungi perpustakaan sebelumnya, tapi bagaimana cara kabar soal para player beredar? Shin hanya memiliki iformasi yang tidak jelas yang di dapatkannya dari Tiera. Jika dia memikirkannya sekarang, dia tidak yakin apa hal itu terlewatkan tanpa sengaja. Takkan ada seorangpun yang akan mau repot-repot dengan sebuah sejara yang gelap, dan mungkin mereka akan berpura-pura kalau hal itu tidak pernah terjadi, pastinya.

“Mungkin masih ada yang tersisa. Yah, hal yang ku ketahui adalah; mereka itu memiliki kekuatan yang anehnya sangat kuat dan masing-masing dari mereka memiliki bidang keahlian mereka masing-masing di mana mereka memiliki kemampuan yang sangat tidak normal.
Mereka diperlakukan seperti Dewa di bidang keahlian khusus mereka.”

“Terdapat berbagai macam legenda yang telah di ceritakan turun temurun diantara orang-orang, ‘kan?”

Schnee menyela.

“Uhee, ini akan menjadi lebih merepotkan lagi. Karena Rokuten sebenarnya pada awalnya adalah guild untuk memproduksi, kami merasa kalau kami tidak akan kalah oleh siapa pun kalau soal bidang keahlian kami masing-masing.”

“Ha? Karena kau sudah kuat sejak awal, apa kau menghabiskan waktumu melakukan blacksmithing? Seperti Schnee di sini?”

“Wilhelm, bukannya aku hanya memasak belakangan ini??”

Sepertinya ada semacam perbedaan cerita antara kedua orang ini.

Meskipun semua anggota dari Rokuten memang memiliki stat yang luar biasa, alasan utama mereka berkumpul bersama adalah untuk membuat guild produksi.

“Ini berbeda dari hal itu. Bahkan jika level-nya sama, manusia itu lebih lemah di bandingkan ras lainnya. Dalam kasusku, aku mengimbanginya dengan menempa. Sangat sulit untuk menaikkan level di waktu yang sama dengan skill pertempuran.”

“Kau akan lari ke sana kemari dari satu tempat ke tempat yang lainnya ketika kau pertama kali mulai berpetualang, ya ‘kan?”

Schnee bergumam “uh-huh” dan mengangguk. Ketika Shin pertama kali bermain, dia sangat lemah jika di bandingkan dengan dirinya yang sekarang ini.

“Hal seperti itu, aku rasa, bukanlah hal yang normal.”

“Itulah apa yang di lakukan oleh ‘High Players’.”

Schnee dengan biasa mengatakan sebuah kalimat yang hanya bisa di mengerti oleh para Player.

“Itulah mengapa mereka di sebut sebagai ‘High Human’.”

“Hai pu… apa?”

Wilhelm sama sekali tidak bisa memahami istilah game.

“Ngomong-ngomong, aku membuat senjata untuk menaikkan level blacksmithing milikku. Aku memakainya dan mengalahkan musuh untuk menaikkan level-ku. Kemudian aku membuat senjata yang lebih kuat dengan material dari lawan yang ku kalahkan. Dan sekali lagi, mengalahkan musuh yang bieh kuat. Terus berulang seperti itu.”

Pertama-tama, dunia blacksmithing tidak semanis itu sampai bisa membuat senjata canggih dengan mudah seperti yang di katakan oleh Shin. Meskipun ‘blacksmithing’ adalah salah satu contoh dari system skill produksi yang entah mengapa sangat mudah di naikkan di bandingkan skill pertempuran, THE NEW GATE bukanlah sebuah game yang cukup mudah yang memungkinkanmu untuk memaksimalkannya dengan mudah.

Untuk alasan inilah, ada serikat pekerja produksi dan system guild tempur. Mayoritas para Player yang bekerja di kedua sisi tersendat setengah jalan dan berhenti, meskipun sulit juga untuk menguasai satu dari dua system tersbut. Tidak banyak orang yang bisa menyelesaikannya.

Pada system di atas, terdapat serikat dengan job tempur yang harus bisa setidaknya membuat item recovery kelas terendah, seperti potion tingkat 10, dan para player dengan job produksi harus bisa menangani pertempuran. Tapi itu masih sampai pada tingkat standar ‘lebih baik daripada tidak sama sekali’.

“Luar biasa. Aku rasa kau memang sangat sesuatu.”

“Jahat sekali.”

“Itu sangat aneh bagaimana pun kau memikirkannya. Aku bahkan sama sekali tidak memikirkan soal bisa menangani dua job secara bersamaan.”

“Jika kau memikirkannya, itu sepertinya akan membutuhkan masa hidup yang panjang seperti spesies Elf dan Pixie. Tetapi mereka tidak bisa melakukannya.”

Jika para Elf dan Pixie benar-benar ada di dunia nyata, mereka tidak akan cocok untuk menjadi blacksmith sejak awal.

Dengan kata lain, meningkatkan dua job sekaligus dan sebagainya benar-benar tindakan gila yang tak bisa di percaya oleh orang-orang yang tinggal di dunia ini. Shin berhasil melakukannya karena ketika waktu itu hanyalah sebuah game. Menggunakan item setiap waktu untuk mendapatkan keahlian tamabahan dan mempelajari skill dari menggunakan secret books, berdirilah Shin yang hari ini hanya karena dia telah menghabiskan waktunya untuk memperkuat dirinya.

Dan bahkan memakan waktu yang sangat banyak. Itu adalah hal yang mustahil untuk melakukan hal yang sama di kehidupan sehari-hari di dunia ini.

“Aku sadar akan hal itu. Para anggota dari Rokuten sangatlah kuat dalam berbagai hal. Itu cukup normal kalau aku bahkan bukanlah tandingan bagi mereka, kecuali dalam blacksmithing. Cain bisa membangun sebuah kastil dalam waktu sehari, Cook bisa membuat masakan dari seekor naga, Cashmere mendirikan sebuah peternakan monster bahkan sebelum semua orang mengetahuinya, Hecate membuat Elixir dan Philosopher Stone, dan membuat sangat banyak potion tingkat rendah kalau dia sedang mood. Dan juga, bonek Reed mampu bertempur dengan para divine beast.”

“Shin sudah pernah memproduksi beberapa holy sword dan juga curse sword. Dan jika kau tidak menyukai pedang setingkat Ancient grade, dia dan Filma akan melelehkannya kembali untuk menghindari complain.”

Schnee menyinggungkan senyum masam ketika dia mengingat hari-hari itu. Tidak peduli itu adalah Ancient grade ataupun Mythologi grade, Shin pasti akan mengulanginya lagi jika dia merasa tidak puas.

Ngomong-ngomong, Filma adalah Suppor Karakter milik Shin no. 2. Tanpa sengaja, Shin, yang mengingat kembali waktu itu, benar-benar merasa tidak percaya diri.

“Itu benar-benar cara yang sangat dramatis untuk meningkatkan kemampuanmu. Maksudku, kehalianmu adalah Blacksmiith, ‘kan?”

“Itu benar. Apa kau ingin aku me-ristruktur Venom milikmu?”

“Apa kau bercanda?!”

Kukuku. Shin, mengeluarkan suara yang mencurigakan dengan wajah yang tersenyum, memaksa Wilhelm untuk langsung menjawab. Dia seperti memberikan semacam perasaan tidak enak.

“Silahkan beritahu aku jika kau merasa tidak puas. Kalau itu Wilhelm, aku akan memperbaikinya dengan harga penawaran.”

“Oi, mengapa kau membuat wajah seperti seorang pedagang gelap?”

“Iyaa, bagaimana aku harus mengatakannya, mungkin karena darah blacksmith-ku sedang bersemangat?”

“…Oh, profesimu memang seorang pengrajin. Wajahmu itu sangat mirip dengan Dwarf Boss di dalam ruangan besi yang panas, aku baru saja menyadarinya.”

Di dunia lain pun juga, sepertinya orang dengan pekerjaan yang sama memiliki cara bicara dan bertindak. Wajah para pengrajin dwarf ketika mereka melihat Venom melintas di pikiran Wilhelm dengan jelas.

Mereka memiliki mata seperti anak-anak yang baru saja menemukan mainan baru sembari mata mereka berkilauan, kurang lebih seperti mata Shin saat ini.

“Meskipun begitu, kau membutuhkan seorang Blacksmith untuk memperlihatkan kemampuanmu ‘kan? Meskipun kau sangat berbeda dari yang lainnya, sebuah senjata tidak bisa di buat menggunakan tehnik rahasia ataupun tehnik rahasia yang telah hilang, benar ‘kan?”

“Aku bukanlah blacksmith gadungan!! Aku hanya ingin memegang sebuah palu setelah lama tidak melakukannya di Tsuki no Hokora.”

“Aku tahu kalau kau pasti bisa membuat sesuatu. Dari cerita para pengrajin, yang aku berhutang budi pada mereka, longsword yang di buat oleh seorang blacksmith dari Rokuten adalah Normal grade, tetapi setara dengan pedang Legend grade.”

Tentu saja, Wilhelm bukanlah anak kecil yang percaya pada cerita seperti itu. Logikanya, Normal grade dan Legend grade memiliki kemampuan standar yang berbeda yang seharusnya tidak bisa di bandingkan satu sama lainnya.

“Tepat sekali…tidak, tunggu. Nah kau baru saja menyinggungnya, dulu aku pernah mencoba sampai sejauh mana aku bisa memperkuat senjata dari Normal grade.”

“Oi…kau bercanda, ‘kan?”

Ketika Wilhelm secara refleks membalas dengan pertanyaan itu, Schnee juga membuka mulutnya untuk berbicara.

“Bukannya itu adalah eksperimen yang diusulkan oleh Reed-sama dan Hecate-sama?”

“Itu benar. Kalau aku tidak salah, hanya besi yang cocok saja yang bisa di enchant. Itu adalah sesuatu yang hanya bisa di lakukan dengan menggunakan fasilitas yang ada pada saat itu. Aku tidak sengaja menaruhnya di toko, aku tidak tahu kalau pebelinya terkejut dan menyebarkan informasi itu.”

“…Apa-apaan itu!”

Ngomong-ngomong, pelanggan itu membelinya untuk di hadiahkan kepada seorang pemula yang baru saja mulai memainkan game.
Dan itu di ketahui oleh para Player yang kebetulan lewat, karena para monster yang seharusnya tidak bisa di kalahkan oleh pemula bisa di bunuh dalam sekali serangan. Pelanggan yang membelinya mengira itu hanyalah longsword biasa dan tidak menyadarinya karena tidak memeriksa stat dari senjata itu.

“Aku juga terkejut karena sesuatu yang luar biasa bisa di ciptakan pada saat itu. Tetapi, karena materialnya adalah besi, ketahanannya sangatlah rendah. Aku membuat beberapa, dan mulai mengujinya, atau bisa ku katakan saling mengadunya. Mereka semua hancur setelah menghantam satu sama lain sekuitar 10-20 kali.”

“Aku akan berfikir kalau itu sangatlah aneh, ketika pada saat itu bisa saling bertukar pukulan pada saat itu.”

Seolah mengatakan kalau dia tidak bisa memahami logika Shin, Wilhelm memegang kepalanya dengan satu tangannya. Grade dari senjata seharusnya tidak bisa semudah itu di enhance meskipun skill seorang blacksmith meng-enhance nya sampai seperti itu.

“Ah, aku sangat mengerti. Kau memang benar-benar High Human. Logika di sini terus menerus runtuh sejak tadi.”

“Karena dia adalah Master-ku, logika saat ini tidak akan bekerja padanya.”

“Kuu~Kuu~”

“Tidak, itu bukan pujian.”

Melihat Schnee yang terlihat sangat bangga dan Yuzuha yang setuju, Wilhelm membalas sembari terkejut.
Dia sepertinya masih sedikit bingung sebagaimana dia tidak menyadari bagaimana Yuzuha bereaksi, seolah dia memahami perkataannya.

Schnee sepertinya terlalu melebih-lebihkan, mungkin itu karena sang Legenda Shin.

“Nh…Ngh?”

Ketika Wilhelm baru saja mau menghembusan nafas berat, Rashia yang sebelumnya tertidur di pinggir terbangun. Mereka sepertinya membuat suara yang terlalu berisik. Itu terlalu berisik baginya untuk tetap terus tidur.

“Eh?….Shin, san?”

“Yo.”

“Ah! Halo…kenapa kau ada di sini!?”

Rashia, yang masih setengah terbangun, menyadari seseorang dengan meliriknya sebelum menaikkan suaranya.
Dia sangat yakin kalau orang itu seharusnya masih berada di antara sekumpulan para monster untuk membiarkan mereka agar kabur.
Bahkan Yuzuha, yang berada di atas kepalanya, masih sama seperti sebelumnya.

“Entah bagaimana aku berhasil sampai ke sini.”

“Eh…?”

Rashia terlihat seperti ingin mengatakan, “Apa yang dia katakan?” dengan wajahnya yang di arahkan pada Wilhelm.

Wilhelm menerima tatapan itu dan menjawab.

“Nampaknya, seorang teman kebetulan lewat.”

Wilhelm mengatakan itu sembari melirik ke arah Shin dan Schnee, seolah matanya mengatakan kepada Shin “Jangan berani kau mengatakannya pada gadis ini.”

Karena Shin juga memang bermaksud untuk menyembunyikan kenyataan kalau dia adalah seorang High Human dari Rashia, dia memberikan anggukan kecil. Tidak seperti Wilhelm yang memiliki hubungan dekat denga Rashia, Rashi yang merupakan orang asing, dia tidak bisa menebak identitas dari Shin dan Schnee dari sikap mereka. Meskipun tidak ada masalah meskipun jika itu di ketahui, tetap masih hal yang berbahaya hanya dengan mengetahui informasi yang berharga. Kemungkinan bocornya informasi bisa menyebabkan ketidak beruntungan bagi Rashia.

Jadi Wilhelm memutuskan untuk memodifikasi ceritanya menjadi di mana seorang teman kebetulan lewat.

Kebetulannya bagi Wilhelm, Schnee yang merupakan kenalannya yang memberikan surat pengantar padanya, jadi dia tidak perlu khawatir.

“Senang bertemu denganmu. Namaku adalah Schnee Raizar. Aku adalah Manager dari Tsuki no Hokora.”

“Terima kasih atas perktaannya yang sopan. Aku di panggil Rashia Luzel…um, apa tadi yang barusan anda katakan?”

Rashia bertanya lagi pada Schnee seolah dia telah mendengar sesuatu yang mustahil.

Tentu saja dia mendengarnya, dia hanya tidak bisa mempercayainya.

“Karena itu adalah Schnee Raizar. Tahu nggak. Schnee Raizar yang itu.”

“…Yang itu?”

“Oh, itu kau!”

Schnee menaikkan sedikit alisnya.

“Meskipun entah mengapa itu kedengarannya memiliki makna yang sedikit tidak positif.”

Meskipun namanya memiliki arti yang baik di dunia ini, itu masih merupakan misteri bagaimana namanya itu juga memiliki arti yang aneh ketika orang terus mengatakannya.

“Sadarlah. Lihat! Rashia, bertahanlah!”

“E-Eeetto, namaku Rashia! Sebuah kehormatan bertemu dengan andtzaa! …uu”

“Ya, aku berharap bisa akrab denganmu.”

Schnee membalas ketika Rashia menggigit lidahnya seolah tidak terjadi apa-apa.

“Aku berhasil mengalahkan monster-monster itu semua berkat bantuan dari Schnee. Kau tidak perlu khawatir soal apapun.”

“Apa anda mengalahkan semua monsternya!? Se-Seperti yang di duga dari Saint-sama.”

“Saint?”

Shin mencoba untuk menekankan pada keberhasilan Schnee, tetapi memiliki pertanyaan mengenai kalimat yang tidak familiar dengannya.

“Ah, Maafkan aku. Schnee-sama tidak pernah mau menerimanya.”

“Tidak menerimanya?”

Shin tanpa sadar melihat ke arah Schnee.

“Aku sebelumnya menerima pengumuman mengenai pengakuan atas diriku sebagai Saint dari gereja pusat. Meskipun aku menolaknya.”

“Apa ada masalah jika kau menerimanya?”

“Ya. Aku sama sekali tidak memiliki keinginan untuk terikat dengan pengaruh dari siapapun hanya karena aku melayani seorang High Human. Tetapi, ketika title Saint datang, karena aka nada kemungkinan kalau aku memang mungkin akan mendapat pengaruh dari gereja, aku menolaknya. Aku kira itu sudah di lupakan karena kejadian itu sudah lebih dari seratus tahun yang lalu, tapi sepertinya mereka masih belum menyerah juga.”

Itu benar-benar sangat tidak terduga, Schnee menghela nafas berat sembari berhgenti bergumam.

Meskipun gereja mengakuinya sebagai Saint, itu tidak ada artinya jika dia tidak menerimanya.

Bagi Shin yang ikut campur dalam politik gereja hanya akan menjadi komplikasi kecil, hal itu sangat bertentangan dengan tujuannya. Agama adalah hal yang merepotkan di jaman manapun. Ketika memikirkan hal semacam itu, Schnee tersenyum kepada Rashia.

“Kau bisa memanggilku Schnee, tidak apa-apa.”

“Ha-Hal seperti itu! Itu terlalu.”

“Kau terlalu tegang!”

“Will, itu juga sangat terlalu!”

Meskipun itu entah bagaimana agak sedikit berlebihan, Shin merasa itu adalah reaksi yang benar.

Shin, sejatinya, adalah kenalan lama Schnee, dan Wilhelm memiliki karakter yang tidak terlalu bisa menahan dirinya. Oleh karena itu mereka bisa berbicara dengan normal. Tetapi, seperti yang di katakan oleh Tiera sebelumnya, bahkan anak-anak mengetahui nama Schnee, dia sangat popular.

Jika orang seperti itu berada di hadapan orang biasa, mereka kemungkinan akan bereaksi seperti itu juga.

“Oi, ayolah! Bukannya kita harus segera berangkat? Tak ada gunanya beristirahat di sini, ‘kan?”

Shin dan Schnee masih belum mendapatkan banyak istirahat, dan Wilhelm mengerti mengerti hal itu.

“Itu benar, kita harus segera berangkat kalau begitu.”

Shin berbicara sembari berdiri bersama Schnee. Mereka bisa berangkat tanpa ada masalah, dan kerena ada masalah soal panti asuhan juga, memang lebih baik untuk lebih cepat.

Berdasarkan dari orang awam seperti Rashia, Schnee Raizar adalah legenda hidup. Seorang heroine dan Saint, yang telah melindungi benua ini lebih dari 500 tahun.

Ada semacam rasa percaya yang mendekati dengan kepercayaan.

“Yah, perjumpaan kembali kita lebih luar biasa dari yang ku kira.”

Shin berbicara pada dirinya sendiri, ketika dia melihat ekspresi benar-benar percaya kepada Schnee yang tergambar di wajah Rashia. Sangat mudah untuk membayangkan kalau semua itu akan menjadi sangat berlebihan jika dia berjalan bersama Schnee. Mungkin akan sangat sulit bahkan hanya untuk membeli sesuatu.

Shin menghembuskan nafas berat dan memutuskan untuk berhati-hati untuk menggunakan penyamaran.

◆◆◆

Wilhelm menggendong Rashia, sementara Shin dan Schnee mempertahankan kecepatan mereka untuk menyamai mereka. Tak peduli sebanyak apapun levelnya telah di naikkan, itu akan menjadi beban yang sangat signifikan pada Rashia jika dia harus berlari dengan seluruh kekuatannya.

Kecepatan itu sama sekali tidak bisa di bandingkan dengan kuda. Meskipun mereka beristirahat di tengah perjalanan, ke-empat orang itu tiba di lokasi di mana mereka bisa melihat kota Kerajaan sebelum matahari terbenam.

Mereka berjalan dari sana karena hal itu akan sulit jika mereka membuat orang lain menyadari mereka karena mereka pergi menuju ke tempat publik.

“Ugh, aku rasa aku akan muntah…”

“Ayolah, aku akan menggendongmu, jadi bertahanlah.”

Rashia, yang tidak terbiasa dengan kecepatan tinggi perjalanan mereka sembari di gendong oleh seseorang, mendapati wajahnya menjadi pucat, seolah dia sedang mabuk kendaraan. Karena akan sangat jahat jika membiarkannya untuk berjalan sendiri dengan keadaan seperti itu, Wilhelm menggendongnya di belakangnya.

“Apa kau baik-baik saja?”

Schnee menanyakannya dengan lembut.

“Tak perlu khawatir, aku akan berusaha menahannya…”

“Itu sangat serius.”

Shin menghela nafas berat.

Karena potion tidak berguna untuk mabuk kendaraan, party mereka melanjutkan perjalanan setelah Rashia mengatakan itu.

Schnee telah mengubah penampilannya menggunakan magic skill sebelum di ketahui oleh publik. Matanya yang berwarna biru berubah menjadi warna merah, rambut peraknya berubah menjadi pirang, dan kini dia sekarang memiliki rambut ponytail. Beberapa skill jika di pasang.

Karena Shin sendiri yang memasangkan sihirnya, itu tidak akan pernah bisa ketahuan kecuali berada di dalam keadaan yang sangat ekstrim. Sejak awal, hanya dengan mengubah gaya rambut perempuan dan kesannya pasti akan sangat berubah. Jika warna rambut dan warna matanya diubah, bahkan manusia yang terbiasa melihat Schnee tidak akan bisa langsung menyadarinya.

“Hanya ingin memastikannya, apa tidak masalah jika kita berpisah di depan gerbang?”

“Aku tidak ada masalah. Request-nya pada dasarnya sampai dia berhasil mempelajari skillnya. Tidak perlu repot-repot mengantar kami sampai ke gereja juga. Jika sesuatu terjadi di gereja, itu adalah urusan kami.”

“Gaya bicara yang sangat tidak cocok dengan sisi jujurmu itu sama sekali tidak pernah berubah.”

Schnee menunjukkan senyuman kecil sembari berbicara pada Wilhelm.

“Sialan, biarkan aku sendiri!”

Mereka saling melempar candaan sembari mendekati gerbang. Meskipun Wilhelm mengatakan kalau sesuatu mungkin sudah terjadi, Shin memperluas jarak pandangnya sampai pada panti asuhan, dan memastikan kalau semuanya aman. Tentu saja, tak ada juga tanda-tanda dari tamu tak di undang pula.

“Kalau begitu, kami akan berjalan bersama sampai ke sana. Aku akan memberikanmu ini untuk jaga-jaga. Silahkan hubungi aku jika sesuatu terjadi.”

Ketika dia tiba di gerbang. Shin memberikan kartu pesan dan kertas surat.

Tetapi, Wilhelm yang melihat itu, berusaha untuk menolak.

“Ini adalah item yang mengirimkan pesan, ya? Jika terjadi situasi di mana aku harus menggunakan ini, aku tidak akan memilih untuk melakukannya. Bagaimana jika aku menyeretmu dalam suatu masalah terjadi?”

“Terlebih lagi, itu hanya akan menaruhmu dalam keadaan yang tidak menguntungkan.” Itu adalah kata-kata yang tak terucapkan, tetapi terekspresikan melalui mata Wilhelm ssembari dia memberitahu Shin, dan niatnya untuk menjauhkan Shin dari masalah itu bisa di rasakan.

Tak peduli seberapa miripnya Shin dengan seorang Chosen one, ataupun sangat mirip dengan orang yang di kenali oleh Tsuki no Hokora, Wilhelm tidak ingin melibatkan seorang teman yang baru saja menerima sebuah request. Ada kemungkinan bagi Shin untuk di tandai oleh gereja ketika dia menerima request yang cukup. Jika kartu pesan di berikan dan di gunakan, itu saja tak bisa di benarkan. Dia sudah menduga kalau Wilhelm akan mengatakan itu.

Jika sesuatu terjadi tanpa melibatkan Shin, seperti sitausi sebelumnya, terdapat kemungkinan yang sangat tinggi kalau itu mungkin tidak bisa di selesaikan, atau itu mungkin menjadi malapetaka. Meskipun begitu, pria itu masih tidak mau menerimanya.

Rashia, yang sedang di gendong di belakang punggung Wilhelm, juga tidak mengatakan apapun sama sekali.

Mereka dengan diri mereka sendiri akan menentang musuh, yang memiliki kekuatan, uang, dan kemampuan.

Schnee Raizar dan Master-nya. Itu seharunya tidak memalukan jika mereka meminta bantuan dari seorang teman dengan kekuatan dan ketenaran yang tak tersaingi di dunia ini. Tapi dalam kasus ini, mereka berusaha menjaga masalah mereka hanya untuk mereka sendiri sampai saat terakhir.

Meskipun request untuk Purification baru saja di selesaikan, itu juga sudah selesai. Jika memungkinkan, Wilhelm ingin menyelesaikannya sendiri mulai dari sini sampai seterusnya. Rasa percaya itu yang menjadi sebuah dinding yang berdiri antara Shin dan Wilhelm.

“Tidak apa-apa. Ambillah.”

Shin mendorong kartu pesan itu kepada Wilhelm. Dia mengatakan untuk mengabaikan dinding tak terlihat di antara mereka.

“Aku akan merasa tidak enak jika aku mengabaikan kalian dari sekarang.”

“Tapi—— “

“Disamping itu!”

Wilhelm berusaha untuk mengatakan sesuatu, tetapi di sela oleh Shin.

“Ketika aku pertama kali datang ke sini, anak-anak itu hanya ingin melindungi satu sama lain dan teman-teman mereka. Aku tidak akan mengabaikan mereka. Oleh karena itu, ketika koinnya di jatuhkan, aku akan membantu.”

“Kau…apa yang kau katakan…”

“Kau bisa menghubungiku tanpa harus mempedulikan hal itu. Cepatlah ambil! Agak sedikit memalukan jika harus mengatakan suatu lagi!!”

Shin merasa malu soal kalimat yang belum pernah dia katakan sebelumnya, bahkan di dunia nyata. Sangat di jamin kalau dia akan berteriak karena malu ketika dia mengingatnya nanti. Apa aku ini terlihat seperti pria yang bergairah? Tidak di ragukan lagi kalau dia akan mempertanyakan dirinya sendiri.

Tetapi penyesalan juga tidak akan berguna.

Bahkan jika dunia ini sangat berbeda dengan dunianya, tak ada yang salah dengan pilihannya.
Dengan mempercayai hal itu, Shin memberikan item-item tersebut.

“Kalau begitu, apa aku tidak harus menahan diri?”

“Ya, jangan khawatir soal itu.”

Wilhelm, yang tersenyum lebar, menerima kartu pesan itu pada akhirnya.

“Shin juga, sama sekali tidak berubah.”

“Benarkah?”

Schnee mengatakan itu sembari melihat Wilhelm dan Rashia pergi menuju gerbang. Itu karena ada situasi yang sangat mirip seperti itu sebelumnya.

Meskipun Shin menunjukkan reaksi tidak mengingatnya. Schnee sangat jelas mengingat sosok Shin yang menolong orang asing sebelumnya, seperti saat ini.

Mata-mata dari gadis-gadis kecil yang tertelan oleh air mata, seorang bocah yang terkesiap, dan seorang pria tua yang bermaksud untuk mengorbankan nyawanya dan susah payah mencoba untuk mendahului bocah tersbut. Tak ada diskriminasi sama sekali.

‘Mustahil bagiku untuk menyelamatkan semua orang, tapi tak ada cara lain selain mencoba untuk melakukannya.’

Ketika Shin berbicara seperti itu.

Schnee dapat dengan jelas mengingatnya, bahkan sekarang, sosok yang sangat agung itu, tapi tidak bertingkah seperti itu, dan terus melindungi yang lemah.

“Ada apa Schnee? Ayo bergegas.”

“Maafkan aku, aku sedikit menghayal tadi. Aku datang sekarang.”

Schnee berjalan sembari melihat punggung Shin. Setelah berjalan selama beberapa saat, mereka hampir sampai ke tujuan mereka.

Shin memiringkan kepalanya ketika dia melihat ke arah Schnee dengan lirikan, tapi tanpa mengungkapkannya, kedua orang itu bergerak selangkah mendekati Tsuki no Hokora.

Wajah Schnee, ketika menangkap tatapan Shin, memberikan ekspresi yang sangat tenang dan lembut.

◆◆◆



Tidak ada komentar:

Posting Komentar