Volume
2 Chapter 3 – Part 3
Setelah mereka berjalan selama
beberapa saat, pemandangan yang familiar muncul di hadapan Shin dan Schnee.
Tak perlu di katakan lagi, itu adalah Tsuki no Hokora.
Tak perlu di katakan lagi, itu adalah Tsuki no Hokora.
Karena tanda kayu pada pintu
mengatakan 『Penjaga
toko sedang keluar』,
sepertinya toko sudah tutup. Memang sedang terkunci, tetapi Shin adalah
pemiliknya, dan Schnee terdaftar sebagai pegawainya. Jadi kuncinya secara
otomatis terbuka ketika Shin menaruh tangannya di pintu dan pintunya pun
terbuka.
Toko itu tidak banyak berubah
semenjak terakhir kali Shin berkunjung, dan terdapat aroma samar dari makan
malam yang menggantung di udara.
“Mau bagaimana lagi, perutku sudah
keroncongan.”
“Aku lapar~”
Shin memegang perutnya, dan Yuzuha
yang diam dari tadi, juga meninggikan suaranya.
Entah dia itu bisa membaca suasana atau tidak, sepertinya dia bosan karena dia hampir sama sekali tidak meraung ketika mereka pergi bersama Wihelm dan Rashia. Dan sekarang dia sedang di gendong oleh Shin.
Entah dia itu bisa membaca suasana atau tidak, sepertinya dia bosan karena dia hampir sama sekali tidak meraung ketika mereka pergi bersama Wihelm dan Rashia. Dan sekarang dia sedang di gendong oleh Shin.
“Ini waktu yang sangat tepat, ayo
kita makan malam.”
Mereka berdua mengangguk mendengar
anjuran dari Schnee sembari dia menghilangkan penyamarannya, dan suara
seseorang yang berlari dengan sangat keras terdengar, kemungkinan dari ruang
utama sampai ke dalam konter.
“Master!!”
Itu adalah Tiera, yang sedang
menjaga toko. Dia kemungkinan mendengar suara dari bell yang berbunyi ketika
mereka memasuki toko.
Dia terlihat kehabisan nafas sembari
memegang pisau dapur. Dia kemungkinan sedang tengah memasak karena tak ada
sedikitpun perasaan berbahaya yang datang darinya.
“Tenanglah. Kau sangat kebingungan.”
“Ma-Maaf. Tapi, seperti yang ku
tuliskan di kartu pesan, seseorang datang dan memberitahuku kalau dia adalah
kenalan Master, dan dia meninggalkan sesuatu yang sangat luar biasa!!”
Meskipun orang yang di bicarakannya
tepat di hadapannya, sepertinya dia sama sekali belum menyadarinya, kemungkinan
karena dia sedang dalam keadaan panik.
“Apa orang ini?”
“AHH! I-Itu memang benar, tapi…Eh?
Mengapa Shin dan master bersama-sama?”
Tiera akhirnya menyadari keberadaan
Shin hanya setelah Schnee melangkah ke samping. Tetapi sekarang pertanyaannya
adalah mengapa kedua orang itu sedang bersama. Terlepas dari Schnee, Shin
seharusnya masih berada di dataran jika seseorang memikirkannya dengan logika
dari dunia ini.
“Banyak hal yang terjadi. Bisakah
kita makan malam dulu sebelum melangkah pada detil ceritanya?”
“Karena kami mendapat situasi yang
sedikit rumit kemarin, mungkin ini akan sedikit memakan waktu untuk
menjelaskannya.”
Hah “Aku mengerti…kalau begitu Shin juga, apa dia akan makan
bersama kita?”
Tiera yang tidak memahami
situasinya, menjawab perkataan Shin seperti itu adalah hal yang biasa.
“Tentu saja.”
“Eh? Tentu saja…apa?”
“…Kalau di pikir-pikir, belum ada
yang memberitahukanmu, benar ‘kan Tiera? Orang ini adalah ‘Pemilik’ dari Tsuki
no Hokora, Shin.”
Schnee dengan mudahnya menjatuhkan
sebuah bom di sana.
“Pe…mi…lik? …Ah, pemilik…PEMILIK!?”
Butuh beberapa saat untuk kalimat,
“Pemilik” bisa meresap ke dalam otak Tiera.
Reaksi Tiera ketika akhirnya dia
mengerti kalau apa yang di katakan oleh Schnee sama seperti apa yang di
maksudkannya, dia memebuka matanya lebar-lebar, mulutnya membentuk huruf ‘O’,
dan dia hampir menjatuhkan pisau dapur yang sedang di pegangnya. Dia memang
sangat mudah untuk di baca.
“Bukannya dia terlalu terkejut?”
“Karena menurut pengetahuan umum
orang-orang mengetahui kalau kau sudah tidak ada lagi, tentu saja dia sangat
terkejut.”
“Siapa yang tidak akan terkejut!?
Sang Pemilik, sang…Pemilik Legendaris!?”
“Eh? Apa? Apa aku di kenal sebagai
Pemilik Legendaris?”
“Bukan itu!! Maksudku adalah High
Human!!”
“Tapi, bukannya aku memberitahumu
seperti itu ketika kita pertama kali bertemu?”
“Normalnya tidak ada orang yang akan
percaya hal itu…”
Pemandangan di mana Tiera kehilangan
ketenangannya sangat menghibur, tetapi Shin mulai berfikir kalau ini adalah
respon yang sangat normal. Seperti yang di katakan oleh Tiera, normalnya jika
seseorang berkata “Aku adalah seorang High Human” atau hal semacamnya, takkan
ada seorangpun yang akan menganggap mereka serius. Tetapi saksi mata terbaik,
Schnee Raizar, ada di sana. Karena dia tidak mungkin salah mengenali seseorang
yang dia layani, bisa di katakan kalau testimoni mengenai Shin memang sangat
benar, seorang High Human, benar-benar adalah bukti yang jelas. Pada saat ini,
wajah Tiera berubah menjadi pucat.
“Aku benar-benar minta maaf, aku
sama sekali tidak menyadari kalau kau adalah sang Pemilik!!”
“Ya?”
“Kuu!”
Dia benar-benar berubah karena syok tersebut.
Tiera menunduk dengan berlebihan.
Kali ini, Shin lah yang malah
terkejut.
Apa yang dipikirkannya, karena
Yuzuha menaruh telapak tangannya di kepala Tiera yang sedang menunduk, dan Shin
juga langsung menghentikan Yuzuha.
(Keadaan ini…itu, ‘kan? Perasaan
ketika seseorang berbicara dengan biasa saja kepada atasan mereka. Meskipun aku
pernah mengalami syok itu, aku masih merasa kebingungan.)
Partner yang sangat akrab dengan
Shin, di tempat kerja part-time-nya, sebenarnya adalah manager dari toko itu,
jadi dia bisa memahami sedikit apa yang di rasakan oleh Tiera. Meskipun itu
bukanlah perbandingan langsung, partner yang sama sekali tidak tahu dan
berbicara sangat akrab dengan atasan mereka, sering merasa resah dan merasa
malu ketika mereka mengetahuinya.
Melihat Tiera dalam keadaan yang
sedang kebingungan membuat Shin tanpa sadar merasa kasian.
“Jangan khawatir soal itu. Aku
mengerti perasaanmu.”
“Eh? Oh, baiklah.”
Sembari mengangguk, Shin menepuk
pundak Tiera.
Tentu saja, Tiera tidak tahu kalau
pikiran Shin mengekpresikan rasa pengertiannya, dan tindakannya membuat Tiera
semakin kebingungan.
“Tidak, sungguh, tak perlu
memikirkan itu. Itu sangat aneh dan sangat memalukan untukku juga, jika kau
langsung menurut seperti itu.”
“Be-Benarkah? Kau tidak akan
mengatakan sesuatu seperti, ‘Keluar dari sini’?”
“Aku tidak akan mengatakannya!?”
Tindakan tak beralasan apa itu!? Dia
ingin membalas perkataannya.
Setelah itu, mereka
berbincang-bincang untuk sesaat, dan itu berakhir seperti keadaan sebelumnya.
Mengesampingkan Shin yang merupakan Master dari Schnee, karena lebih bermasalah
ketika memperkenalkan Yuzuha yang bisa berbicara, Tiera memberikan reaksi yang
sangat mirip seperti sebelumnya, jadi cerita sisanya di hilangkan.
“Kalau begitu, mari kita makan?”
Setelah diskusi yang singkat, ketiga
orang itu dan seekor hewan duduk bersama di meja makan. Tak perlu di katakan
lagi, mereka telah mandi sebelum makan karena mereka di penuhi dengan kotoran.
Mereka terlihat sangat kompak ketika
mereka menepukkan tangan mereka sembari mengatakan “itadakimasu”. Elf
sepertinya tidak memiliki kebiasaan seperti itu, tetapi karena Schnee
melakukannya, Tiera juga, melakukan hal yang sama.
Dan Schnee pastinya meniru Shin.
“Tetapi, seperti yang di duga dari Schnee.
Semua makanan ini terlihat sangat enak.”
Itu hal yang biasa kalau Shin
memujinya. Masakan yang disuguhkan di atas meja adalah sesuatu yang tidak
sering bisa di lihat, bahkan oleh Shin.
Bahkan jika itu adalah chef yang
berada di puncak, Cook, ada di dalam Rokuten, mereka tidak memakan makanan
rumahan setiap harinya.
Terlebih lagi, skill level X memasak dari ultra high-class tidak di maksudkan untuk di makan untuk setiap suguhan masakan.
Itu hanya di lakukan untuk melakukan eksperimen, dan ada juga kemungkinan menyuguhkan masakan gagal yang sangat mengerikan pula.
Terlebih lagi, skill level X memasak dari ultra high-class tidak di maksudkan untuk di makan untuk setiap suguhan masakan.
Itu hanya di lakukan untuk melakukan eksperimen, dan ada juga kemungkinan menyuguhkan masakan gagal yang sangat mengerikan pula.
Akan tetapi, masakan yang ada di
depan Shin tidak kalah ketika di bandingkan dengan masakan high class milik
Cook. Karena Schnee mengimbangi skill miliknya dengan bumbu spesial yang berasal
dari dunia ini, masakannya menyaingi menu-menu terbaik dalam satu baris.
Di hadapan masakan seperti itu,
bahkan para Keluarga Kerajaan sekalipun takkan mampu untuk memakannya, tidak di
ragukan lagi kalau suara menelan ludah terdengar di tenggorokan Shin.
“Kuu~ Hidangan besar, hidangan
besar!”
“Aku belum pernah melihat Master
memasak sampai seperti ini sebelumnya…Master sangat serius.”
“Tentu saja.”
Yuzuha, yang melihat masakan yang
berjajar, juga memiliki semangat yang sangat tinggi.
Tiera, yang sudah tinggal bersama
Schnee dalam waktu yang lama, juga terkejut melihat sikap antusias Schnee.
“Ketika mengenai masakan seperti
ini, sangat bermanfaat untuk menyimpan makanan.”
“Luar biasa~”
“Hei, meskipun aku hanya
mendengarnya sedikit, sebenarnya apa yang kau simpan? Ada aura yang aneh keluar
dari makanannya.”
“Ehh?”
“Kuu?”
Ketika Tiera mengatakan kalau aura
keluar dari makanan, Shin menegang. Yuzuha memiringkan kepalanya.
Meskipun tak ada apapun yang
terlihat di mata Shin, dia teringat bahan-bahan makanan yang di berikannya
kepada Schnee. Dan tidak aneh kalau Tiera yang merupakan seorang Elf,
mengatakan kalau makanannya mengeluarkan aura.
“I-Itu benar. Daging utamanya adalah
Thermal Leo, Orc King, dan beberapa bagian dari Elmora. Sayurannya adalah Blood
Radish, Karma Onion, dan Bocha Potato atau semacamnya. Buah-buahannya adalah
Topaz Pear dan Fruit of Idea. Yang lainnya adalah makanan pada umumnya. Aku
rasa kau menggunakan bahan-bahan yang kau simpan setelah itu?”
“Benar sekali. Aku sudah menggunakan
beberapa bahan-bahan makanan high-class karena hari ini adalah hari spesial.
Meskipun aku tidak punya waktu yang cukup untuk membuat sesuatu yang spesial.”
Kata-kata Schnee seolah mengatakan
“Aku masih belum serius.”
Dan ngomong-nogmong soal Tiera, yang
baru saja mendengar nama bahan-bahan makanannya.
“A…AP.. APA-APAAN ITU!? Hampir semua
bahan makanannya sangat sulit untuk di dapatkan!! Aku bahkan sama sekali belum
pernah mendengar beberapa diantara mereka sampai saat ini. Terlebih lagi,
ketika kau mengatakan Fruit of Idea, itu adalah buah idaman yang hanya berbuah
sekali dalam 100 tahun. Meskipun aku di beritahu kalau yang aslinya bahkan
tidak pernah ada di manapun…”
Dia kehabisan akal setelah mendengar
nama dari bahan-bahan yang keluar dari mulut Shin.
Thermal Leo dan Orc King, keduanya
di kenal sebagai monster bencana. Segera setelah mereka di temukan, akan ada
semacam tingkat keberbahayaan, dan guild akan menyampaikan pemanggilan darurat
untuk semua petualang. Meskipun Tiera belum pernah mendengar nama Elmora,
karena namanya itu di perlakukan sama seperti kedua makhluk sebelumnya, dia
bisa membayangkan kalau dia itu sangat mirip dengan kedua makhluk tadi.
Blood Radish adalah sayuran yang
serupa dengan setengah monster yang tumbuh dengan menyerap demon eesence dari
udara, dan Baocha Potato adalah tumbuhan umbi-umbian yang akan meledak dengan
jumlah tekanan tertentu, seperti halnya ranjau darat.
Dan untuk Topaz Pear, permukaannya
mengkilap seperti halnya permata, dan soal Fruit of Idea, sudah tak perlu ada
yang di katakan lagi.
Jika semua bahan-bahan tadi di taruh
secara besamaan, seseorang tidak akan menyangka kalau bahan-bahan itu di
gunakan untuk memasak.
“Hei, Schnee. Aura apa yang di
maksud oleh Tiera?”
“Itu mirip dengan kekuatan kehidupan
dan kekuatan sihir dari bahan-bahan tadi. Karena kami para Elf dan Pixie
memiliki indera yang berbeda dari ras yang lainnya, hal seperti itu bisa di
rasakan. Itu bisa di rasakan lebih jelas lagi jika berasal dari monster yang
kuat dan tumbuhan yang langka dan semacamnya.”
“Benarkah?”
Karena Elf dan Pixie aslinya adalah
ras yang memiliki sensitifitas yang sangat tinggi, Shin bisa mengerti apa yang
di katakannya.
“Tiera juga, tenanglah. Ayo segera
makan atau makanan spesialnya akan dingin.”
Schnee menekannya.
“Y-Ya.”
“Benar sekali. Kalau begitu, ayo
segera makan.”
“”Itadakimasu””
“Kuu? Itadakimasu~”
Setelah menepukkan tangan mereka
untuk berdoa, Shin mengambil pisau dan garpu.
Sup, salad kentang, humberger, dan
nasi favoritnya dan roti berjajar di atas meja. Untuk merayakan kesempatan ini
Schnee sudah menyiapkan minuman, 『Moonlight Sake』, di tuangkan ke dalam gelas mereka.
Jika seseorang hanya melihat ke
menunya saja, terkecuali minumannya, mereka sama halnya di layani dengan
makanan di restoran keluarga. Tetapi Shin bisa menyadari skill memasaknya
secara langsung karena ini merupakan masakan yang sangat sering di makan
olehnya.
Jus dari daging yang membanjir
ketika dia memotongnya dengan pisau dan aroma dari saus yang berdesis di atas
piring besi membuatnya menelan ludah bahkan sebelum mencobanya.
Ketika dia memasukkannya ke dalam
mulutnya, jus daging bahkan meluber lebih lagi ketika dia mengunyahnya, dan di
kombinasikan dengan tekstur dari daging yang lembut, hanya satu kata ‘enak’
yang bisa keluar.
Kemudian mulutnya di penuhi dengan
nasi putih, dan tak ada lagi yang harus di katakan.
Sudut mulutnya naik sembari dia
mulai tersenyum getir. Sebuah senyuman di lepaskan Shin.
Ketika seseorang memakan makanan
yang sangat enak, orang tersebut tidak akan tahan untuk tidak tersenyum.
Ketika dia memiringkan gelasnya,
aroma yang kaya dan flavor yang dalam dari 『Moonlight Sake』 meningkatkan nafsu makannya lebih tinggi lagi.
“…!…!…”
“………”
Shin dan Tiera dengan diam menyantap
makanannya. Dan untuk Yuzuha, kata ‘Perhatian penuh’ terukir di seluruh
tubuhnya.
Sembari memperhatikan kedua orang
dan seekor hewan, Schnee akhirnya menyantap makanannya dengan tenang.
“Ha!! Aku secara tidak sadar makan
dengan diam!?”
Shin terkejut sembari duduk di
hadapan piringnya yang kosong.
“Apa aku boleh tambah?”
“Tentu!!”
Interaksi seperti itu antara Tiera
dan Yuzuha terulang beberapa kali. Seolah dia sudah memprediksinya, Schnee menyiapkannya
tanpa kehilangan tempo sama sekali.
Meskipun kecepataannya berkurang di
tengah-tengah, mereka menjadi lingkaran yang bahagia yang duduk bersama sembari
mendengar bagaimana Schnee dan yang lainnya menghabiskan waktu mereka bersama
sampai saat ini.
“――Meskipun begitu, mereka itu hidup
dengan cukup bebas.”
Kata-kata itu keluar dari mulut Shin
ketika dia mendengar tentang support karakter yang lainnya. Ada yang menjadi
seorang Raja, ada yang berkelana dari satu tempat ke tempat yang lainnya, dan
ada juga yang hilang. Mereka sepertinya sangat keras kepala berusaha mencari
mengenai petunjuk keberadaan Shin. Meskipun mereka mungkin bisa tinggal di
dunia ini, karena mereka tidak menirunya dengan menghabiskan hidup mereka untuk
alasan itu, Shin merasa sedikit lega.
Dia mengerti ketika dia mengingat
kepribadian mereka. Sampai saat ini, hanya Schnee saja yang spesial.
“‘Shin ada di suatu tempat’, adalah
satu-satunya harapan yang selalu kupegang sampai saat ini. Yang lainnya mungkin
mengerti kalau tidak bagus untuk mengkhawatirkan sesuatu yang tak perlu.”
“Itu akan menyelamtkanku. Aku tidak
ingin kalian mencari pria khayalan yang bahkan tidak ada.”
“Meskipun salah satu dari kami
memilih untuk melakukan itu, itu adalah pilihan kami. Shin tidak perlu khawatir
akan hal itu.”
“Kau benar.”
Bukannya ketika mengkhawatirkan
seseorang yang hilang membuat kami itu manusiawi? Memikirkan hal seperti itu
benar-benar merupakan tindakan yang tidak berguna. Yah, meskipun aku mengatakan
‘orang’ tidak akan khawatir, karena Shin adalah masternya, itu hanyalah
pemikiran sementara dari spekulasi yang tidak berarti.
“Master, sedih?”
“Aku baik-baik saja.”
Shin memberikan senyuman kepada
Yuzuha yang menatapnya dengan penuh perhatian.
“Mou~ kenapa Schhinn cerlallu fhawhatiir~”
“…Hei Tiera. Aku rasa kau mabuk.”
Nadanya sangat pelan dan beberapa
pelafalan tidak diucapkannya dengan benar. Kulitnya yang putih tersingkap,
sangat kontras dengan rambut hitamnya, yang kini sedikit berwarna pink.
Wajahnya benar-benar menjadi merah ketika Shin memikirkan kulit aslinya yang
berwarna putih seputih salju.
Oleh karena itu, itu mengingatkan
Shin sudah berapa banyak botol sake yang di habiskan sejauh ini. Dia terlalu
terbawa suasana dan juga akhirnya meminum jumlah yang besar saat ini.
“Hei Schnee. Berapa banyak 『Moonlight Sake』 yang habis?”
“Kurang lebih 5 botol.”
“Ngomong-ngomong, berapa persentasi
alkoholnya?”
“Sekitar 35 persen.”
“Itu sangat TINGGI!!”
Karena dia mengira kalau itu
hanyalah sejenis wine dari rasa dan kemudahannya ketika di minum, alkohol dari
dunia fantasi ini sangat melebihi dari pengetahuan umum.
“Azha zhua Mazsstahh~”
“Ini sangat berbahaya. Apa Tiera
lemah terhadap alkohol?”
“Dia tidak pernah mabuk seperti ini
ketika dia minum sebelumnya, tetapi kuantitas tetaplah kuantitas.”
“Tapi aku tidak merasa begitu
mabuk.”
Entah apakah itu soal daya tahan
terhadap alkohol atau bukan, Shin merasa sedikit agak mabuk, tapi tidak sampai
pada tingkat kehilangan kesadaran. Dia tidak meracau dan tidak limgung pula.
Ketika dia memikirkan soal persentase alkoholnya, dia sendiri pasti akan
langsung mabuk selama semalam jika dia berada di dunia nyata, dan itu adalah
hal yang bagus karena dia akan lebih sulit memperlihatkan kelakuan memalukan
karena pengaruh alkohol. Tak perlu merasa rishi dengan alkohol yang keras,
meskipun biasanya dia akan merasa seperti itu.
“Meskipun aku memiliki tubuh ini
selama satu tahun, apa sebenarnya yang terjadi dengan tubuh asliku… Yah,
mungkin saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal itu.”
Sementara Schnee membawa Tiera ke
kamarnya, Shin merapikan peralatan makan. Shin tiba-tiba memikirkan hal semacam
itu ketika dia sedang mengelap meja. Dia tidak tahu apakah ada kemungkinan
untuk dia bisa kembali, jadi itu tidak ada gunanya jika dia memikirkannya saat
ini.
Setelah beres-beresnya selesai,
Schnee kembali.
“Cepat banget.”
“Karena aku sudah terbiasa melakukan
ini.”
Karena Shin hidup sendiri di dunia
nyata, dia sering memasak untuk dirinya sendiri. Memang dia tidak melakukannya
ketika di dalam game, tetapi dia mengingatnya tanpa di sangka.
“Yuzuha mengantuk…”
Yuzuha mulai mendengkur di atas
meja.
“Itu benar. Kita juga, sebaiknya
segera tidur.”
“Baiklah kalau begitu. Karena kamar
Shin di tinggalkan tetap seperti sebelumnya, kamarnya bisa langsung di
gunakan.”
“Terima kasih banyak.”
Setelah meningglakan ruang tengah,
Shin menuju ke arah kamarnya sembari membawa Yuzuha. Itu adalah kamar untuk
Shin dan para support karakter miliknya di dalam Tsuki no Hokora, meskipun juga
ada kamar tambahan untuk para tamu dan pelanggan untuk di gunakan. Meskipun
kamar untuk para tamu dan para pelanggan tidak di butuhkan, itu semua adalah
hasil dari obsesi dari Cain dan Shin, yang bisa di katakan sebagai tambahan
yang tidak perlu dalam pembangunan tersebut, yaitu Tsuki no Hokora. Tempat itu
di diskusikan dengan sangat serius dan mereka meributkan hal-hal yang tidak
penting, seperti yang di duga dari orang Jepang yang sangat gembira.
“Benar-benar tidak berubah.”
Dia memasuki kamarnya sendiri dan
melihat ke dalam. Bagian dalam dari kanarnya kurang lebih sekitar 16 tatami,
dengan ranjang dan meja. Terdapat beberapa rak di mana tropi-tropi dan
item-item yang di dapatkan dari berbagai macam event yang di pajang. Tidak
banyak benda yang ada di sana. Itu adalah kamar yang sederhana. Kamarnya
mungikn selalu di bersihkan secara berkala, karena tidak ada debu yang tersisa.
Cahaya bulan masuk secara alami
melalui jendela, tetapi cahaya malam itu sangatlah lemah. Dia kemudian
mengganti pakaiannya tanpa menyalakan lampu, karena dia memiliki skill 【Night Vision】. Karena tak ada hal seperti piyama di dunia ini, dia
memilih equipment dari bahan jersey.
Yuzuha melompat ke atas ranjang di
saat ketika mereka memasuki kamar dan dia sudah lebih dulu melingkar di samping
bantal.
“Entah mengapa tempat ini adalah
tempat terbaik untuk membiarkan diriku rileks.”
Apa mungkin karena dia sudah tinggal
di sini selama ketika game berlangsung? Dia bisa menyantaikan pikirannya dan
tidak perlu mempersiapkan barrier karena tempat ini sudah di lengkapi penuh
dengan sistem keamanan yang kuat. Dia tidak perlu mempertimbangkan kemungkinan
seseorang menyerangnya ketika dia sedang tidur, tidak seperti ketika masih di
dalam game, jadi dia bisa bersantai sepenuhnya untuk pertama kalinya semenjak
dia datang ke dunia ini lagi.
Tentu saja, ketika ada penyerangan,
dia akan memberikan pukulan yang kuat, karena pantas di dapatkannya.
“Yuzuha… apa kau sudah tidur? Mau
gimana lagi, aku harus tidur juga.”
Dengan efek alkohol yang mulai
terasa, dia berbaring di atas ranjang dengan perasaan yang nyaman menyelimutinya.
Ketika dia menutup matanya dan
perlahan merasakan kesadarannya mengabur, sesuatu yang lembut tiba-tiba
menempel melingkari lengan kanannya. Biasanya, dia pasti akan langsung terkejut
dan melepaskannya dalam situasi itu. Akan tetapi, kesadaran tubuh Shin
memberitahunya kalau dia tidak merasakan adanya bahaya sama sekali.
“?”
Apa itu lebih ke memeluknya
ketimbang merangkul lengannya? Hanya ada dua orang di Tsuki no Hokora yang bisa
melakukan itu, dan satu orangnya sudah tidak masuk dalam hitungan.
Tak ada reaksi kelanjutan dari skill
yang di aktifkan untuk anti serangan kejutan. Intuisi Shin sendiri tidak
merasakannya pula sebagai musuh.
Karena sama sekali tidak ada gerakan
yang signifikan, dia memutar lehernya dan melihat ke arah lengan kanannya.
Di sampingnya berbaring sosok
Schnee, yang sudah tertidur, memeluk lengan Shin. Lengan kanannya di jepit di
antara kedua dada Schnee. Identitas dari kelembutan yang di rasakannya adalah
ini.
(Beneran nih… apa perkembangan
seperti ini sugguhan?)
Dengan maksud yang benar-benar
berbeda ketika pada saat di depan masakan, suara menelan ludah terdengar di
dalam kamar tersebut.
Bahkan Shin juga adalah seorang
pria. Dia tidak tahu soal NPC, tetapi Schnee yang berada di dunia ini sungguh
benar-benar nyata. Dan masalahnya, tidak mungkin kalau Shin tidak merasakan
apapun.
Dan bicara secara jujur, Schnee di
ciptakan dengan menggabungkan hal-hal yang di sukai oleh Shin. Jika dia
menggendongnya, membawa Schnee ke kamarnya, dan menaruhnya di ranjangnya sendiri,
kemudian Shin bisa berbaring di sampingnya dengan gelagat seorang gentleman
sejati. Akan tetapi, suhu tubuh Schnee tersalurkan ke lengan kanannya, yang
saat ini di dekap erat, dan kelembutan dari dadanya memberikan kekuatan
dorongan. Tangan kirinya mengarah munuju Schnee dengan sendirinya, meskipun dia
menyadari hal itu.
(Ini… buruk.)
Dia tidak bermaksud untuk
melakukannya, tetapi karena pengaruh dari alkohol, dengan alasan apapun, dia
tidak bisa melepaskan tatapannya dari wajah tertidur yang tanpa pertahanan itu.
Shin mengerti akan hal itu. Benar,
dia mengerti kalau itu bukanlah hal yang bagus.
Dia matia-matian berusaha untuk
mendinginkan kepalanya yang sudah menjadi terlalu panas, tetapi akal sehatnya
tidak bertindak sesuai yang diinginkannya.
Shin terpesona olehnya.
Wajah tanpa pertahanan miliknya,
sangat polos, dan entah mengapa terlihat sedih.
Meskipun hanya sebentar, tetapi Shin
ingin membiarkan lengannya tetap di sana sedikit lebih lama sebelum melepaskan
dirinya dari Schnee.
Dan pada saat itu. Ketika bulan yang
terselubung di balik awan akhirnya muncul.
Cahaya bulan yang tersembunyi
sebelumnya kini menyinari ruangan itu dengan lembut. Dan mencapai pinggir
ranjang, di mana Schnee berbaring.
“…!?”
Ketika di sinari oleh cahaya bulan, tubuh
Schnee bersinar redup. Rambut peraknya, yang terurai di atas ranjang,
memantulkan cahaya bulan dan mengeluarkan cahaya yang misterius. Dan kemudian,
aliran dari cahaya yang berkelip dari matanya yang tertutup menerjang mata
Shin.
“Schnee…”
Butiran cahaya itu adalah air mata
yang di keluarkan olehnya.
Air mata itu mengalir dari matanya
yang tertutup dalam satu garis lurus dan terserap ke baju Shin.
“………”
Di saat dia melihatnya, kabut yang
menyelimuti kesadaran Shin menghilang.
Panas karena perasaan gelisahnya
meredam dan menghilang dalam sekejap.
Itu krena dia telah melihat wajah
tidur yang sedih.
Apa yang Schnee pikirkan yang bisa
membuatnya menangis? Shin sama sekali tidak mengetahuinya.
Entah itu apakah air mata
kebahagiaan karena mereka bertemu kembali? Ataukah itu adalah air mata karena
perpisahan yang akan terjadi nanti?
Shin mengusap air matanya, dan
dengan lembut mengusap kepala Schnee.
“Ah…u…i…” (TL : Dia kemungkinan
mengatakan “Aruji”, yang artinya ‘Master’)
Meskipun dia tidak bisa memahaminya,
apakah itu kata “Master” yang keluar dari mulutnya? Terlebih lagi, dia mungkin
masih belum terbiasa memanggilnya “Shin”.
(Aku….)
Melihat ke arah langit malam,
sembari menyadari Schnee yang sedang tidur di atas lengan kanannya, Shin
memikirkan sebuah pertanyaan.
Sampai kesadarannya tenggelam dalam
kegelapan, tak ada jawaban yang muncul.
–
–
–
(Tambahan dari LN. PERINGATAN!!: mungkin akan berisi spoiler, resikonya tanggung sendiri.)
(Tambahan dari LN. PERINGATAN!!: mungkin akan berisi spoiler, resikonya tanggung sendiri.)
–
–
–
–
Mari memundurkan waktu sampai ke
setengah hari sebelumnya.
Itu adalah pada saat ketika Shin dan
Schnee berlari dengan kecepatan penuh agar bisa bertemu kembali dengan Wilhelm
dan Rashia.
Saat ini, Dataran Hantu kini hanya
menjadi dataran luas biasa. Seluruh knight dan para petualang yang berkumpul untuk
investigasi menyadari kalau pertempuran telah berakhir. Cahaya dari kekuatan
sihir yang tersebar ke langit juga telah menghilang, jadi para mage menerangi
daerah tersebut. Meskipun mereka memiliki pilihan untuk menuggu sampai fajar
sebelum memulai tugas mereka, telah di putuskan agar penyelidikan darurat di
lakukan untuk situasi saat ini.
Dari fakta bahwa Schnee Raizar, yang
seharusnya ikut berpartisipasi di dalam pertempuran, pergi menghilang, dengan
itu mereka berfikir kalau setidaknya tak ada lagi bahaya yang tersisa.
“Apa-apaan itu?”
Sementara para knight dan petualang
sedang sibuk bergerak kesana kemari, seorang wanita bergumam ketika dia melihat
kawah yang dalam yang baru saja tercipta di dataran. Nama dari wanita yang
memiliki rambut seperti benang emas yang berkibaran di tiup angin itu adalah
Rionne Strail Bayreuth. Dia adalah putri kedua Kerajaan Bayreuth.
Beberapa jam sebelumnya, ada sebuah
insiden di dalam hutan ketika para knight sedang bertempur melawan para Skull
Face. Tiba-tiba suara ratapan, seperti suara yang serak, terdengar menggema
dari jauh di tengah langit malam.
Secara bersamaan, segerombolan Skull
Face dengan kekuatan yang belum pernah terlihat sebelumnya muncul. Musuh yang
masih segar merangkak keluar dari tanah, di depan mata Rionne, musuh yang
memiliki kekuatan yang tidak bisa di bandingkan dari Skull Face yang mereka
lawan sebelumnya.
Pada awalnya, dia merasa takut. Itu
bukanlah rasa takut akan kematian. Dia memahami kekuatan musuh, jadi dia lebih
merasakan rasa takut yang kuat akan tragedi yang akan di hasilkannya. ‘Aku tak
boleh membiarkannya lolos dari dataran ini’, itulah satu-satunya pemikiran yang
ada di dalam kepalanya.
Setelah bawahannya melepaskan
pengekangnya, dia menghadapi Skull Face itu dengan pedangnya. Dari berat satu
serangan yang di salurkan melalui tangannya, kelincahan makhluk itu bisa di
salah artikan sebagai knight tingkat advance. Rionne sendiri bisa di katakan
lebih tinggi bahkan di antara Chosen One lainnya, dan itu adalah hal yang aneh
karena makhluk itu bisa melayangkan pukulan yang setara dengannya.
Tetap saja, karena equipment dari
Skull Face itu sama dengan Skull Face biasa, dia bisa memenangkannya karena
perbedaan dari equipment mereka. Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba, sebuah
greatsword berwarna putih menancap di dinding kamarnya. Greatsword itu memiliki
light atribut (Atribut cahaya), titik lemah semua undead, dan itu membuat para
Skull Face di lemahkan secara terus menerus. Tapi sayangnya, jumlahnya terlalu
banyak. Mau bagaimana lagi karena para knight lainnya harus bertempur
menghadapi musuh mereka juga.
Oleh karena itu, Rionne, di saat
yang bersamaan membiarkan pengantar pesan untuk kembali ke kerajaan,
meluncurkan dirinya sendiri ke arah para Skull Face. Meskipun itu hanya menarik
sedikit perhatian dari musuh, dia bisa mengulur waktu lebih banyak. Itu semua
demi menghentikan gerombolan monster agar tidak meninggalkan tempat ini. Dengan
hanya satu anak buah yang menemaninya, dia menerobos ke tengah-tengah medan
pertempuran.
Kemudian, salah satu Skull Face yang
memiliki rank lebih tinggi dari sebelumnya muncul di hadapannya. Kemungkinan,
itu adalah Queen atau King class yang ada di hadapannya, karena yang sebelumnya
adalah salah satu Jack class Skull Face. Seharusnya mustahil untuk
mengalahkannya, karena hanya dengan bertemu salah satunya berarti sudah tidak
ada harapan lagi. Bencana yang di sebabkan oleh satu King class yang pernah
muncul sekali tetap melekat kuat di ingatan orang-orang. Dan dengan munculnya
sejumlah musuh dan memnuhi dataran. Kemungkinan ini akan menjadi bencana yang
belum pernah terjadi sebelumnya.
Mereka sebenarnya merasakan kematian
mengelilingi mereka, sebagaimana mereka merasakan nafas *Shinigami di kulit
mereka. (TL : Dewa kematian) Mereka mencerca tubuh mereka yang gemetar, dan
ketika mereka menggenggam kembali pedang mereka, sebuah bola api merah melayang
di atas langit. Ketika bola itu mengenai para Skull Face, serangan itu
menyebabkan tubuh mereka di penuhi dengan lubang. Tak peduli itu adalah tameng,
pedang, armor, lengan, kaki, ataupun core nya. Penampilannya sangat mirip
dengan flame system magic Skill 【Fire Ball】. Tetapi 【Fire Ball】 tidak memiliki daya hancur seperti itu dan kemampuan
mengejar target seperti yang ada di hadapan mereka. Sejak awal, sebuah flame
arts yang tidak meledak adalah hal yang tidak umum dan cahaya yang di
keluarkannya ketika bersentuhan dengan targetnya hanya menghilangkan bagian
yang ditargetkan saja seolah dia hanya mengincar bagian itu saja.
Meskipun mereka bertanya-tanya
mengapa serangan itu tidak mengenai mereka, mereka paham kalau mereka sedang di
lindungi. Ketika mereka merasa bersyukur kepada siapapun yang melepaskan
fireball tersebut, mereka mempersiapkan pedang mereka lagi untuk bertempur
melawan para Skull Face yang mengepung mereka.
Kali ini, petir biru melewati
menembus depan mereka. Ini adalah kehalian dari orang yang telah membantu
banyak negeri, lightning system magic skill. Itu adalah skill yang melewati
batas dari art, dengan memiliki kekuatan yang lebih besar dan di besar-besarkan
merupakan skill terkuat sepanjang sejarah.
Orang yang mereka sudah duga, muncul
di saat yang bersamaan ketika petir itu muncul. Dengan rambut perak yang
berkibar, dia adalah manager dari Tsuki no Hokora, Schnee Raizar. Penampilannya
nampaknya tidak berubah semenjak terakhir kalinya Rionne berjumpa dengannya,
dengan suaranya yang tenang, Rionne merasakan kematian menjadi sangat jauh.
Seolah Shinigami telah di hempaskan oleh petir biru tersebut.
“Aku akan mengambil alih mulai dari
sini. Tolong lari menuju ke arah hutan.”
Kata-katanya di jawab dengan
anggukan tanpa ragu. Para Skull Face yang berserakan seperti bongkahan kayu
bisa terlihat di mata mereka.
Dan kemudian, ketika mereka telah
mengalahkan para Skull Face yang di temukan di sana sini di dalam hutan,
sekeliling mereka tiba-tiba berubah menjadi terang seolah berubah menjadi siang
hari, dan para Skull Face berubah menjadi abu dalam sekejap tanpa mereka
melakukan apapun.
Setelah itu, para Skull Face yang
mereka temui semuanya memiliki pergerakan yang lamban dan dihancurkan
berkeping-keping dengan satu serangan dari pedang mereka. Meskipun seharusnya
musuh memiliki skill yang setara dengan Rionne, mereka semua di lemahkan sampai
pada titik di mana para knight biasa bisa mengalahkan mereka. Sepertinya semua
itu di sebabkan oleh cahaya yang menyinari dataran. Sebuah cahaya yang lembut
dan menenangkan. Semuanya menjadi jelas ketika damage yang mereka dapatkan dari
pertempuran di sembuhkan.
Mereka tidak bisa apa-apa selain
berfikir: ‘Jika itu Schnee-dono, hal seperti itu pati bisa’. Setelah beberapa
saat, para Skull Face yang menggeliat menghilang dan berubah menjadi Demon
essence secara bersamaan. Dengan menyaksikan hal itu, mereka bisa yakin kalau
semuanya telah selesai.
Saat ini, Rionne sedang melihat
sisa-sisa dari pertempuran yang mungkin telah di tinggalkan oleh Schnee.
Terdapat belahan tanah yang dalam dan ada juga tanah yang terkoyak habis. Hal
seperti itu terjadi sepanjang berates-ratus mel, bahkan ada tempat di mana
tanahnya benar-benar meleleh.
Di lokasi di mana mereka nampaknya
bertempur, terdapat jejak mengerikan yang merupakan bekas bakar dari sengatan
listrik tegangan tinggi dan serangan tebasan yang sangat dalam. Seberapa banyak
kekuatan yang di keluarkan ketika mereka bertempur? Mereka kini sudah tidak
bisa membayangkannya lagi. Putri pertama, yang merupakan kakak tertua, mungkin
bisa melakukan hal yang sama dengan sihir, tapi itu adalah hal yang mustahil
baginya untuk melakukan pertempuran jarak dekat jika dia di kepung oleh
gerombolan Skull Face.
“Ini… apakah ini adalah kekuatan
dari orang yang di akui oleh High Human?”
Sekali lagi, kekuatan itu di sadari.
Meskipun kemampuan tempur Rionne sendiri di katakan setara dengan 100 orang
atau lebih, dia merasa sangat tumpul, seperti halnya knight biasa jika di
bandingkan dengan Schnee.
“Meskipun masih subuh, bisakah anda
melihat ini?”
Seseorang yang mulai berbicara
adalah bawahannya yang pergi untuk menyelidiki area sekitar. Pria itu memakai
armor merah yang menutupi tubuhnya yang besar dan namanya adalah Gadras Jarre.
Dia adalah pemimpin knight dari kerajaan Bayreuth, dan merupakan komandan dari
knight terkuat, 【Red
Wolf】,
di kerajaan. Alasan mengapa dia hanya menjadi bantuan pertempuran dan menemani
Rionne adalah untuk mencegahnya agar tidak mengamuk, tetapi Gadras hampir saja
tidak bisa memenuhi tugasnya, bahkan tidak kali ini.
Gadras juga, harus berhadapan
langsung dengan para Skull Face. Dia merupakan satu-satunya Chosen One di dalam
knight squadron yang bisa menangani pertempuran jarak dekat dengan Rionne, dan
meskipun dia biasanya memiliki tugas sebagai pengawas, hanya kali ini saja dia
harus ikut bertempur sekuat tenaga. Terdapat beberapa tebasan di armornya
sebagai bukti.
Di tangan Gadras, sebuah katana di
pegangnya. Gagangnya telah rusak dan menggelap, pedang itu retak, dan bilahnya
tumpul di sana sini pula.
“Ini?”
“Benda ini di temukan di bawah tanah
yang berlubang di sebelah sana. Karena pedang itu tertancap di mana retakannya
berakhir, aku mengambilnya.”
Dia juga mengatakan kalau Katana
yang tertancap itu cocok dengan garis yang melubangi tanah.
“Dan juga, meskipun itu hanya
tebakan, aku rasa tanah yang berlubang itu di sebabkan oleh katana ini.”
“Hmm, apa ada kemungkinan itu?”
Apa Schnee bersama dengan orang lain
di medan pertempuran? Rionne memikirkan setidaknya itu adalah Schnee, hal
seperti itu mungkin saja di lakukan.
“Katana itu, apa yang bisa anda
lihat?”
Gadras menunjuk ke arah katana itu.
“…Seperti semacam burung?”
“Benar, menurut cerita dari informan
yang aku tahu, burung ini adalah falcon, seperti yang di ceritakannya.”
“Apa ada yang salah dengan hal itu?”
“Tidak juga, aku hanya berfikir
mengenai blacksmith yang mengukirnya ke katana. Tentu saja, hanya ada satu
kemungkinan, tetapi…”
“Apa kau tahu sesuatu? Bukan artinya
kalau hanya ada satu blacksmith yang menggambar falcon ini, benar ‘kan? Mengapa
kau terlalu meributkan hal kecil seperiti itu?”
Rionne terlihat bingung melihat
Gadras yang tiba-tiba mengatakan hal itu. Dia terlihat anehnya sangat gelisah.
“Anda akan mengerti jika anda
melihat ini.”
Gadras berbicara sembari dia
memegang gagang yang telah sobek-seobek itu dan mengangkat katana itu dalam
posisi di atas kepala. Kemudian dia mengayunkannya kebawah, menuju ke tanah.
“…Begitu ya, jadi itu alasannya,
ya?”
Ekspresi Rionne menunjukkan
pemahaman.
Tanah yang ada di depannya tergali
sangat dalam. Tak peduli seberapa pun Gadras di katakan sebagai seorang Chosen
One, dia tidak bisa melepaskan serangan tebasan sampai pada tingkat seperti itu
dengan sebuah katana yang memiliki bilah yang tumpul. Dengan kata lain,
terlepas dari Gadras yang mengayunkan katana tersebut kebawah dengan seluruh
kekuatannya, katana itu tetap retak seperti sebelumnya, tetapi tetap
mempertahankan bentuknya.
“Jika itu adalah katana biasa pasti
akan hancur seketika ketika aku mengayunkannya seperti itu, tetapi pedang itu
tidak ada pengaruh sama sekali, bahkan setelah aku menggunakan seluruh
keuatanku. Sudah jelas kalau bukan blacksmith biasa yang menempanya.”
“Memang benar…jika pedang ini dalam
keadaan sempurna, seberapa besar kekuatan yang bisa di lepaskannya?”
“Dan juga, berbicara soal blacksmith
yang membuat katana dengan ukiran dengan lambang seperti ini, hanya ada satu
orang, sejauh yang kau ketahui.”
“Fumu, siapa dia?”
“Seorang High Human. Di katakan
kalau blacksmith itu, yang telah menguasai semua teknik menempa di sebut
sebagai 【Dark
Blacksmith】.”
“Itu mungkin benar. Aku bisa
mengerti jika seseorang yang sangat berpengalaman yang menempa katana ini,
khususnya jika dia adalah seorang High Human. Tetapi, seharusnya dia sudah
tidak ada di dunia ini lagi. Jika itu Schnee-dono, yang berada di bawah
perintah langsung dari seorang High Human, tidak akan aneh kalau dia memiliki
senjata seperti itu. Terlebih lagi, jka kau melihat skill yang melindungi kita
dan cahaya sebelumnya juga, ada kemungkinan itu adalah 【Crimson Alchemist】.”
Tentu saja, alchemist yang di
bicarakan oleh Rionne adalah seorang mage dan alchemist dari Rokuten, Hecate.
Karena hasil produksi dari Rokuten sangat terkenal, mereka sering di panggil
menggunakan nama yang terkait dengan job mereka. Warna yang melekat di depan
nama job mereka adalah warna dari pakaian yang sering di pakai oleh
masing-masing dari mereka.
“Yah, tak ada bukti yang jelas,
tetapi… ngomong-ngomong, senjata yang di buat oleh High Human yang di biarkan
tergeletak begitu saja sangat luar biasa. Di samping itu, aku tidak berfikir
kalau senjata yang di buat oleh Master Schnee-dono akan berada dalam keadaan
seperti ini. Jika begitu kejadiannya, aku rasa dia adalah orang yang sangat
luar biasa yang bisa menggunakannya dan membuang senjata seperti ini begitu
saja.”
“Tapi kali ini, skala pertempurannya
sangat berbeda. Apa kau mengetahui cahaya yang menerangi malam? Jika itu adalah
pertempuran yang sangat sengit, bahkan Schnee-dono mungkin tidak akan berfikir
untuk menyia-nyiakan sebuah senjata…Tetap saja, benar pasti ada seseorang yang
bersama Schnee-dono. Siapa sebenarnya orang itu?”
“Apa yang bisa menyebabkan Schnee-dono
di tempatkan dalam keadaan sulit seperti itu, itu tak terbayangkan.”
Ketika dia mendengarkan perkataan
Gadras, Rionne memikirkan hal itu. Sejujurnya, semenjak dia melihat sosok
Schnee yang dengan mudahnya menghajar para Skull Face, Rionne tidak yakin
dengan perkataannya sendiri pula. Itu karena pengguna magic skill yang sangat
sulit mereka lindungi. Jika menilai dari kekuatan dan skalanya, kemungkinan
kalau dia bukanlah seorang High Human, tetapi memang dia tidak berada dalam
kelas Chosen One pula. Setelah mereka pergi ke dalam hutan, apa Schnee Raizar
bergabung dalam pertempuran dengan orang itu? Jika itu benar kalau ada orang
yang kuat di tempat ini, lalu siapa dia?
“Tidak mungkin, benarkah?”
“Apa ada seorangh High Human di
tempat ini?”
Katana yang Gadras pegang, itu
mungkin memiliki harga yang lebih tinggi dari pedang milik Rionne, jika dalam
keadaan sempurna. Untuk seseorang sampai bisa menggunakan dan membuang senjata
seperti itu, dia tidak bisa memahami kalau orang seperti itu ada.
“Tidak, itu mustahil.”
Rionne menggelengkan kepalanya
menolak. Para High Human seharusnya sudah menghilang seperti banyak orang
lainnya setelah Dusk of Majesty. Karena kejadian tidak biasa yang di katakan
masih tetap misteri, sampai saat ini, tak ada satu orang pun yang pernah
kembali. Akan tetapi, munkin. Mungkin saja.
“…Lebih baik aku berhenti, aku
takkan pernah mengerti meskipun aku memikirkannya.”
Dia tidak tahu siapa yang ada di
medan pertempuran, tapi jika orang itu berhubungan dengan Schnee, maka orang
itu kemungkinan bukanlah orang yang berbahaya. Meskipun akan di perlukan untuk
mengurangi jumlah orang yang mengawasi Tsuki no Hokora sampai pada tingat
tertentu, Rionne berfikir kalau itu tidak akan menjadi masalah yang serius.
“Segera setelah penyelidikan
selesai, aku akan kembali ke kerajaan. Aku ingin berbicara kepada Schnee-dono
jika memungkinkan, tetapi…”
“Itu akan sulit, ‘kan?”
Mendengar perkataan Gadras, Rionne
mengangguk karena dia juga memahami hal itu. Segera setelah request miliknya
selesai, Schnee Raizar tidak akan tinggal lama. Itu karena undangan datang dari
banyak tempat dan telah tumbuh tidak terkendali, jadi sepertinya akan sulit
kali ini.
“Gadras. Kalau tidak salah, Dark
Blacksmith adalah pemilik dari Tsuki no Hokora, benar?”
“Ya, itu memang benar…?”
“Fumu, kalau begitu cobalah untuk
pergi mengunjungi Tsuki no Hokora segera setelah kau kembali.”
“Meskipun itu yang ingin aku
katakan, itu karena anda berfikir kalau seorang High Human benar-benar sudah
kembali?”
“Aku yakin kalau setidaknya ada satu
orang yang berada dalam medan pertempuran. Yah, sejujurnya, seseorang harus
memastikannya. Jika salah satu High Human benar-benar sudah kembali, aku
benar-benar ingin melakukan pertarungan. Aku berfikir kalau dia akan menjadi
pasangan pernikahan yang sempurna.”
“La-Lagi-lagi tanpa ada peringatan,
apa yang anda katakan, hah?”
Gadras di buat panik oleh Rionne
yang mengusulkan hal yang tak terduga. Ketika dia memikirkannya secara tenang,
jika seorang High Human di menangkan ke sisinya hanya dengan dedikasi dari
Rionne sendiri, itu akan sangat bagus untuk negeri. Bahkan Gadras mengerti
sampai segitu.
Masalah dengan Putri ini, Rionne,
adalah di katakan kalau isi otaknya kemungkinan hanyalah otot saja. Meskipun
itu bukanlah hal yang benar, “Jika kau ingin menjadi suamiku, kau harus
menunjukkan kekuatanmu dan mengalahkanku.” Dianggap sebagai apa yang di
katakannya sampai saat ini. Semua vasal termasuk para Raja, jika dia
memikirkannya, sudah berapa banyak yang di tolak oleh Rionne…jika mereka tidak
menarik.
Situasi sang putri sangat tidak bisa
di mengerti, dan terdapat perasaan untuk memikirkan soal Negara pula. Di masa
depan, Gadras paham kalau Rionne juga berharap agar pernikahannya tidak di
paksakan juga.
Saat ini juga, meskipun ini berubah
menjadi situasi di mana para Skull Face mulai membanjir keluar dari Dataran
Hantu, tak ada pertanyaan yang muncul mengenai tindakannya pula. Sang putri
berada di luar teritori mereka, dan sebagai tambahan, muncul di medan
pertempuran.
Rionne dan Gadras adalah Chosen One,
oleh karena itu itu bukanlah masalah besar bagi mereka. Mereka mampu bekerja
sama di saat genting di saat yang bersamaan tanpa perlu menyia-nyiakan usaha
dan tindakan yang tidak perlu, yang di mana di tunjukkan bahkan di tanah tak
bertuan.
Di bawah dalih kekuatan tersebut dan
wajah cantiknya yang meningkatkan moral para knight, dia ikut berpartisipasi di
dalam penyelidikan dan misi pemusnahan ini. Meskipun akhirnya peran itu di
ambil alih oleh Schnee, dia telah menyelesaikan peran yang di berikannya dengan
baik.
Satu poin. Jika satu poin soal
karakternya yang keras kepala itu tidak ada, dia akan sempurna.
Meskipun itu tidak untuk keseluruhan kepalanya, ada alasan mengapa dia dikatakan memiliki bagian dari otaknya yang hanya otot saja.
Meskipun itu tidak untuk keseluruhan kepalanya, ada alasan mengapa dia dikatakan memiliki bagian dari otaknya yang hanya otot saja.
“Hanya untuk memperjelasnya saja
ketika aku mengatakan soal tes kekuatan, bagaimana jika semuanya berubah
menjadi seorang peniru yang menikamku dari belakang tanpa ada peringatan? Jika
tidak, maka hari di mana seorang High Human berubah menjadi musuh, negeri kita
akan musnah.”
“Anda ada benarnya juga.”
“Heh, aku tidak ingin mendengar itu
darimu. Yah meskipun begitu, aku berharap semoga seorang High Human benar-benar
bisa menjadi pasangan yang baik.”
Meskipun seharusnya dia sedikit
bijaksana, entah mengapa, jawaban yang sedikit tiba-tiba itu yang berasal dari
Rionne membuat Gadras khawatir. Akibatnya, kegembiraan ketika dia menemukan
katana itu juga pergi menghilang darinya.
Catatan Translator :
Putri kedua seharusnya belum muncul
di volume dalam WN ini. Bagian ekstra ini berasala dari LN, yang di mana aku
rasa sedikit penting di masukkan dalam cerita. Meskipun mungkin akan ada
sedikit perbedaan dengan manganya tapi karena ini LN, detail sangatlah penting.
Salam…
– Makyou-kun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar