Volume 3 Chapter 4 - Part 1
“Sepertinya telah berakhir.”
sedikit
hening, setelah itu terjadi ledakan yang sangat besar. Gelombang kejut yang sangat kuat melintasi
hutan dan memotong pohon-pohon sudah berhenti.
Tidak hanya
Schnee, tapi semua orang diatas bukit itu menyadari bahwa pertarungan sudah
berakhir.
““…………””
Wolfgang dan
Kagerou, keduanya yang membanggakan stat tinggi mereka, terdiam. Bukan, mereka
tidak bisa mengatakan apapun. Mereka berhati-hati sementara bulu kuduk mereka
berdiri
Pada Serangan
terakhir. Mereka tidak bisa berkata-kata karena tekanan yang sangat kuat. Meski
mereka tahu kekuatan siapa itu, tetap saja, gelombang kekuatannya tidak bisa
dilihat dalam pandangan Yakin. Itu membuat mereka menyadari kekalahan, bahkan
tanpa melakukan pertempuran, dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa kecuali merasakan
kehadiran dari sang penakluk.
Belum lama
sejak mereka bertemu dengan seseorang yang dipanggil Shin, Tapi Mereka semua terkejup serta kagum seakan
mereka tidak bisa membayangkan keberadaan yang menakutkan datang dari Shin yang
biasa.
Oleh karena
itu, di tengah-tengah keheningan itu, hanya Schnee yang masih tenang.
“Kalian tidak bisa bingung terus, kau tahu.”
“”Huh!?”
Dengan satu
ucapan itu, semua orang kembali ke kesadaran mereka masing-masing. Itu adalah
saat kematian raja mereka. Bukan saatnya untuk lupa.
“Seseorang datang kesini.”
“Mungkin, itu...”
Setelah
menguatkan diri dari kebingungan, Wolfgang dan Cuore menyadari seseorang
mendekat. Kapan orang itu mendekat? Ada sosok dibagian bawah bukit.
Disana hanya
ada satu orang yang mendekat. Dia berjalan ke atas bukit sambil membawa sesuatu
di punggungnya. Tidak perlu dikatakan lagi, itu adalah Shin dan Girard. Shin
sedang membahu Girard, yang matanya tertutup layaknya dia sedang tertidur.
Semua orang
turun dari bukit tanpa menunggu Shin tiba.
“Shin, bajumu...”
“Ah, ini dari Girard.”
Tiera yang
melihat baju yang sobek, khawatir berbicara, tapi dia paham Shin tidak
mendapatkan luka yang serius dlihat dari langkahnya, dan mengangguk lega.
“Aku akan mengambil kereta kuda. Tolong pegang
Girard.”
“”Siap””
Saat
mengotak-atik Item Box, mayat Girard diserahkan kepada Rajim dan Van. Setelah
mengeluarkan kereta kuda, Girard dibaringkan dibagian belakang, jadi dia tidak
akan terguncang.
“Girard-sama...”
Melihat
tubuh yang terbaring, Cuore mengeluarkan suara dengan mata yang basah dipenuhi
air mata. Bahunya melemas, telinga yang selalu
naik ke atas sekarang jatuh seiring dengan kepalanya. Wolfgang sama
sekali tidak menunjukkan sikap apapun, tapi dia terlihat sedikit patah
semangat.
Tidak ada
yang bisa dilakukan untuk kesedihan yang harus dihadapinya, walaupun itu adalah
keinginan terakhir orang tersebut.
“Angkat kepala kalian.”
Shin
memanggil kedua orang itu. Ini berbeda dari sebelumnya. Ini adalah suara yang bermartabat.
“Shin-dono?”
“Dia akan malu atas simpati kalian.”
Shin tahu
kalau dia sedikit keras. Rasa terimakasih tidak diperlihatkannya. Namun, dia
percaya dia harus mengatakannya sendiri.
“Putri, Ulu juga, jangan berkecil hati.
Lihatlah wajah Sang Raja.”
Seru Van,
dan dua orang mendongak (memandang keatas). Meski itu menyimpang, Ulu
sepertinya adalah panggilan untuk Wolfgang, yang hanya dikatakan oleh teman
dekatnya.
“Dia memiliki wajah yang puas. Tidak ada orang
yang akan berpikir bahwa dia memiliki penyesalan tersisa ketika mereka
melihatnya.”
Rajim juga
menyemangati mereka berdua. Apa yang dikatakan Rajim benar, senyuman samar
terlihat di wajah Girard. Untuk Van dan Rajim, yang sudah berbagi waktu cukup
lama dengan Girard, mengerti apa yang Girard inginkan, tanpa harus
bertanya-tanya.
Sudah pasti
ada perasaan sedih. Namun, perasaan lega lebih kuat. Mereka tahu bahwa Girard
menyembunyikan kebenaran tentang sisa hidupnya. Oleh karena itu, kegembiraan
atas kematiannya tanpa ada penyesalan lebih besar.
Dia lebih
memilih mati dalam pertarungan yang memuaskan dari pada bertahan hidup dengan
rasa malu. Karena itu adalah jalan hidupnya, untuk seseorang yang hidup sebagai
warrior.
“Itu benar. Jika aku menangis, aku akan
ditertawakan.”
“ Ah,Kau benar.”
Berdasarkan
perkataan dari kedua orang itu, teman yang paling dekat dengan Girard, Wolfgang
dan Cuore sepertinya sudah kembali menjadi diri mereka lagi. Dua orang yang
menatap kematian Girard dengan kuat, tekad untuk melangkah maju dapat
dirasakan.
◆◆◆◆
Tidak butuh
waktu lama untuk kereta kuda mencapai kediaman Girard di Elden.
Mayat Girard
diabadikan oleh Van dan Rajim, dan berbagai orang yang memiliki jabatan dan
eksekutif dikumpulkan atas perintah Wolfgang. Ketika kematian Girard
diumumkan, ada orang yang berduka cita, ada orang yang bersuka
cita, dan berbagai macam reaksi lainnya.
Sepertinya
ada juga orang yang memperkirakan apa yang terjadi di Larua Grand Woods.
Rupanya suara dari pertarungan mereka bergema hingga Falnido. Saat dihubungkan
dengan kematian Girard, muncul pertanyaan siapa orang yang bertarung dengannya.
“Saat-saat terakhir Sang Pendiri, adalah hal
yang sangat berharga baginya.”
Wolfgang
tidak melaporkan nama Shin. Namun, sudah jelas dikatakan bahwa tidak ada
pertarungan yang lebih baik untuk pertarungan terakhir Girard.
Tentu saja,
ada orang yang penasaran siapa orang tersebut, tapi kebanyakan orang menduga
itu adalah seseorang yang mirip dengan pengikut High Human. Schnee dan Shibaid,
keduanya sudah diketahui telah berinteraksi dengan Girard, sedangkan untuk
anggota lainnya, tidak ada keraguan tentang kemampuan mereka.
Untuk
orang-orang yang masih tidak percaya, ketika mereka melihat mayat Girard dan
melihat wajahnya, mereka mengetahui bahwa apa yang dikatakan oleh Wolfgang
adalah kebenaran. Banyak orang dari Falnido memiliki reaksi; ini adalah jiwa
dari warrior sejati.
Bagaimanapun,
semua orang dengan cepat menjadi yakin. Sebelum hari berganti, kontak telah
terjadi dengan tiap-tiap komunitas yang tinggal di Elden, dengan pengecualian
suku anjing, lalu mereka memulai persiapan untuk upacara pemakaman.
Girard tidak
salah lagi adalah Bapak Pendiri, walaupun dia sudah lama mengundurkan diri. Sudah
seharusnya membuatnya menjadi pemakaman Nasional. Kurang lebih satu minggu
sebelumnya, berbagai orang berkumpulkan di Falnido, mencapai titik dimana
tempat itu menjadi seperti festival dibandingkan pemakaman. Utusan sepertinya
datang dari semua negara yang memiliki hubungan diplomatik, kecuali clan di
Falnido.
Karena Shin
dah party-nya tidak melakukan persiapan untuk pemakaman, mereka menghabiskan
tiap harinya pergi ke perpustakaan. Tapi mereka tidak menemukan banyak hal.
Tapi tetap, dapat masuk ke zona terlarang, hal-hal yang lebih berguna ditemukan
disini daripada buku dari perpustakaan umum di Bayreuth.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar