The New Gate Volume 3 Chapter 4 Part 1 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Senin, 07 Agustus 2017

The New Gate Volume 3 Chapter 4 Part 1




Volume 3 Chapter 4 - Part 1

“Sepertinya telah berakhir.”


sedikit hening, setelah itu terjadi ledakan yang sangat besar.  Gelombang kejut yang sangat kuat melintasi hutan dan memotong pohon-pohon sudah berhenti.

Tidak hanya Schnee, tapi semua orang diatas bukit itu menyadari bahwa pertarungan sudah berakhir.

 ““…………””

Wolfgang dan Kagerou, keduanya yang membanggakan stat tinggi mereka, terdiam. Bukan, mereka tidak bisa mengatakan apapun. Mereka berhati-hati sementara bulu kuduk mereka berdiri

Pada Serangan terakhir. Mereka tidak bisa berkata-kata karena tekanan yang sangat kuat. Meski mereka tahu kekuatan siapa itu, tetap saja, gelombang kekuatannya tidak bisa dilihat dalam pandangan Yakin. Itu membuat mereka menyadari kekalahan, bahkan tanpa melakukan pertempuran, dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa kecuali merasakan kehadiran dari sang penakluk.

Belum lama sejak mereka bertemu dengan seseorang yang dipanggil Shin, Tapi  Mereka semua terkejup serta kagum seakan mereka tidak bisa membayangkan keberadaan yang menakutkan datang dari Shin yang biasa.

Oleh karena itu, di tengah-tengah keheningan itu, hanya Schnee yang masih tenang.

 “Kalian tidak bisa bingung terus, kau tahu.”

 “”Huh!?”

Dengan satu ucapan itu, semua orang kembali ke kesadaran mereka masing-masing. Itu adalah saat kematian raja mereka. Bukan saatnya untuk lupa.

 “Seseorang datang kesini.”

 “Mungkin, itu...”

Setelah menguatkan diri dari kebingungan, Wolfgang dan Cuore menyadari seseorang mendekat. Kapan orang itu mendekat? Ada sosok dibagian bawah bukit.

Disana hanya ada satu orang yang mendekat. Dia berjalan ke atas bukit sambil membawa sesuatu di punggungnya. Tidak perlu dikatakan lagi, itu adalah Shin dan Girard. Shin sedang membahu Girard, yang matanya tertutup layaknya dia sedang tertidur.

Semua orang turun dari bukit tanpa menunggu Shin tiba.

 “Shin, bajumu...”

 “Ah, ini dari Girard.”

Tiera yang melihat baju yang sobek, khawatir berbicara, tapi dia paham Shin tidak mendapatkan luka yang serius dlihat dari langkahnya, dan mengangguk lega.

 “Aku akan mengambil kereta kuda. Tolong pegang Girard.”

 “”Siap””

Saat mengotak-atik Item Box, mayat Girard diserahkan kepada Rajim dan Van. Setelah mengeluarkan kereta kuda, Girard dibaringkan dibagian belakang, jadi dia tidak akan terguncang.

 “Girard-sama...”

Melihat tubuh yang terbaring, Cuore mengeluarkan suara dengan mata yang basah dipenuhi air mata. Bahunya melemas, telinga yang selalu  naik ke atas sekarang jatuh seiring dengan kepalanya. Wolfgang sama sekali tidak menunjukkan sikap apapun, tapi dia terlihat sedikit patah semangat.

Tidak ada yang bisa dilakukan untuk kesedihan yang harus dihadapinya, walaupun itu adalah keinginan terakhir orang tersebut.

 “Angkat kepala kalian.”

Shin memanggil kedua orang itu. Ini berbeda dari sebelumnya. Ini adalah suara yang bermartabat.

 “Shin-dono?”

 “Dia akan malu atas simpati kalian.”

Shin tahu kalau dia sedikit keras. Rasa terimakasih tidak diperlihatkannya. Namun, dia percaya dia harus mengatakannya sendiri.

 “Putri, Ulu juga, jangan berkecil hati. Lihatlah wajah Sang Raja.”

Seru Van, dan dua orang mendongak (memandang keatas). Meski itu menyimpang, Ulu sepertinya adalah panggilan untuk Wolfgang, yang hanya dikatakan oleh teman dekatnya.

 “Dia memiliki wajah yang puas. Tidak ada orang yang akan berpikir bahwa dia memiliki penyesalan tersisa ketika mereka melihatnya.”

Rajim juga menyemangati mereka berdua. Apa yang dikatakan Rajim benar, senyuman samar terlihat di wajah Girard. Untuk Van dan Rajim, yang sudah berbagi waktu cukup lama dengan Girard, mengerti apa yang Girard inginkan, tanpa harus bertanya-tanya. 

Sudah pasti ada perasaan sedih. Namun, perasaan lega lebih kuat. Mereka tahu bahwa Girard menyembunyikan kebenaran tentang sisa hidupnya. Oleh karena itu, kegembiraan atas kematiannya tanpa ada penyesalan lebih besar.

Dia lebih memilih mati dalam pertarungan yang memuaskan dari pada bertahan hidup dengan rasa malu. Karena itu adalah jalan hidupnya, untuk seseorang yang hidup sebagai warrior.

 “Itu benar. Jika aku menangis, aku akan ditertawakan.”

 “ Ah,Kau benar.”

Berdasarkan perkataan dari kedua orang itu, teman yang paling dekat dengan Girard, Wolfgang dan Cuore sepertinya sudah kembali menjadi diri mereka lagi. Dua orang yang menatap kematian Girard dengan kuat, tekad untuk melangkah maju dapat dirasakan.

◆◆◆◆

Tidak butuh waktu lama untuk kereta kuda mencapai kediaman Girard di Elden.

Mayat Girard diabadikan oleh Van dan Rajim, dan berbagai orang yang memiliki jabatan dan eksekutif dikumpulkan atas perintah Wolfgang. Ketika kematian Girard diumumkan,   ada orang yang berduka cita, ada orang yang bersuka cita, dan berbagai macam reaksi lainnya.

Sepertinya ada juga orang yang memperkirakan apa yang terjadi di Larua Grand Woods. Rupanya suara dari pertarungan mereka bergema hingga Falnido. Saat dihubungkan dengan kematian Girard, muncul pertanyaan siapa orang yang bertarung dengannya.

 “Saat-saat terakhir Sang Pendiri, adalah hal yang sangat berharga baginya.”

Wolfgang tidak melaporkan nama Shin. Namun, sudah jelas dikatakan bahwa tidak ada pertarungan yang lebih baik untuk pertarungan terakhir Girard.

Tentu saja, ada orang yang penasaran siapa orang tersebut, tapi kebanyakan orang menduga itu adalah seseorang yang mirip dengan pengikut High Human. Schnee dan Shibaid, keduanya sudah diketahui telah berinteraksi dengan Girard, sedangkan untuk anggota lainnya, tidak ada keraguan tentang kemampuan mereka.

Untuk orang-orang yang masih tidak percaya, ketika mereka melihat mayat Girard dan melihat wajahnya, mereka mengetahui bahwa apa yang dikatakan oleh Wolfgang adalah kebenaran. Banyak orang dari Falnido memiliki reaksi; ini adalah jiwa dari warrior sejati.

Bagaimanapun, semua orang dengan cepat menjadi yakin. Sebelum hari berganti, kontak telah terjadi dengan tiap-tiap komunitas yang tinggal di Elden, dengan pengecualian suku anjing, lalu mereka memulai persiapan untuk upacara pemakaman.

Girard tidak salah lagi adalah Bapak Pendiri, walaupun dia sudah lama mengundurkan diri. Sudah seharusnya membuatnya menjadi pemakaman Nasional. Kurang lebih satu minggu sebelumnya, berbagai orang berkumpulkan di Falnido, mencapai titik dimana tempat itu menjadi seperti festival dibandingkan pemakaman. Utusan sepertinya datang dari semua negara yang memiliki hubungan diplomatik, kecuali clan di Falnido.

Karena Shin dah party-nya tidak melakukan persiapan untuk pemakaman, mereka menghabiskan tiap harinya pergi ke perpustakaan. Tapi mereka tidak menemukan banyak hal. Tapi tetap, dapat masuk ke zona terlarang, hal-hal yang lebih berguna ditemukan disini daripada buku dari perpustakaan umum di Bayreuth.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar