Lazy Dungeon Master Arc 2 Chapter 25 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Senin, 04 September 2017

Lazy Dungeon Master Arc 2 Chapter 25



 Chapter 25 - Informasi Mengenai Dungeon

Kapan tiket itu diambil? Pagi ini? Atau mungkin kemarin malam?
Kita mungkin bisa mendahului mereka jika kita pergi sekarang, meski ada kemungkinan akan terjadi pertarungan jika kami bertemu di tengah jalan… Jika hal itu sampai terjadi, bisakah kami menang?

 “… Goshujin-sama?”
Aku menatap ke arah Meat. Kalau dipikir-pikir, apakah Meat benar-benar sadar kalau aku sebenarnya adalah seorang Dungeon Master? Rasanya aku sama sekali belum memberitahunya.
… Baiklah, mari bersikap tenang.
Dungeon akan baik-baik saja dengan Rokuko di dalamnya. Selama dia menjalankan apa yang kuperintahkan.

Jika semuanya berjalan sesuai dengan yang diduga dari informasi itu, tidak akan terjadi masalah sama sekali… Masalahnya adalah jika terdapat perbedaan antara dugaanku dan informasi dari guild penjelajah. Jika memang itu yang terjadi. Aku harus secepatnya memastikan sejauh mana yang mereka ketahui.
Aku pergi kembali ke arah konter. Silia-san, resepsionis yang seperti biasa, ada disana. Maafkan aku yang harus kembali lagi secepat ini.
 “Aku ingin mendengar informasi mengenai dungeon, apakah boleh?”
“Masih ada banyak waktu hingga para penjelajah mulai berbondong kembali berdatangan, jadi sampai saat itu… yah, apakah ada masalah dengan sebuah dungeon? Jika yang kau maksud adalah sebuah dungeon biasa, bukan kah tidak ada hubungannya denganmu sampai kau mencapai Peringkat-D?
Jadi begitu, dengan kata lain [Goa Sederhana] bukan termasuk dungeon biasa, eh.
 “Iya, aku juga berpikir demikian, aku hanya penasaran mengenai tiket penugasan Dungeon [Goa Sederhana]. Sekarang aku tidak melihatnya, tapi aku tetap merasa sedikit khawatir mengingat Peringkat-F tertulis di tiket itu.

“Hmm.. tugas itu pada dasarnya diperuntukkan untuk pemula. Investigasi atas dungeon yang baru lahir, sebuah kelangkaan di dunia. Membutuhkan waktu sekitar setengah bulan.”
Baru lahir ya… memangnya iya? Mungkin aku harus bertanya pada Rokuko mengenai hal itu saat aku kembali.
 “Ngomong-ngomong, penugasan seperti apa yang mereka dapat kali ini?”
“Aku tidak dapat memberitahumu mengenai itu karena itu melanggar peraturan.”
Yaaaaah.
 “Selain itu, kau telah di referensikan untuk dua penugasan sebagai partner budak Ojou-san… meski penugasannya hanya untuk membersihkan toilet. Apakah kau akan menerimanya? Ini tugas Peringkat-G, tapi mungkin kau berminat?

“… Beri aku sedikit waktu untuk mempertimbangkannya.”
Pembersihan toilet.. haruskah aku gembira dengan publisitas ini? Akan tetapi, aku tidak bisa melakukan tugas itu sekarang.
“Aku ingin mendengar lagi tentang dungeon secara spesifik, bisa kah kau memberitahuku tempat macam apa dungeon-dungeon itu?”

“… Dungeon adalah tempat yang dipenuhi oleh monster, jebakan, dan harta karun. Ringkasnya, pergilah ke dungeon jika kau berniat untuk menjadi kaya raya secara singkat. Yah, orang yang tak
memiliki pengetahuan umum sepertimu memang sepertinya tidak mengetahui mengenai hal ini.

“A-aku juga sudah tahu kalau tentang itu, tahu?”
Aku sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai hal itu. Aku sepertinya tidak akan menyukai ini, tapi aku tetap bersyukur aku bisa mendapat informasi mengenai “Pengetahuan Umum” ini.
“Kalau begitu, apakah kau tahu mengenai bos dungeon dan inti dungeon?”

“,,, Umm, intinya adalah jantung dari dungeon itu kan?”
“Ya, benar. Sebuah dungeon akan runtuh bersamaan dengan inti dungeon yang hancur. Bos dungeon akan terletak di lantai paling bawah dungeon, keberadaannya bertujuan untuk melindungi inti dungeon. Ada juga sebuah teori yang menyatakan bahwa bos dungeon dan inti dungeon adalah satu kesatuan… Di masa lalu, kastil raja iblis runtuh saat raja iblis dihancurkan. Teori paling populer di masyarakat adalah kastil raja iblis itu merupakan dungeon, dan raja iblis itu sendiri berlaku sebagai bos dungeon dan juga inti dungeon-nya karena setelah ia musnah, inti dungeon kastil itu tidak ditemukan dimanapun. Yah, menurut pandanganku sih raja iblis itu hanyalah seseorang yang dipaksa masuk dan berjuang dengan sia-sia saja.”
Inti dungeon, raja iblis.. Aku penasaran apakah Rokuko juga mengeluarkan aura seperti seorang raja iblis?
Saat aku mencoba membayangkannya sejenak, aku hanya bisa melihat Rokuko tergelincir oleh jubahnya dan tersungkur.

Yep, mari kita hentikan saja, menjadi seorang Raja Iblis sama sekali tidak cocok untuk Rokuko.
Sedangkan mengenai dungeon yang runtuh saat intinya hancur, aku penasaran apakah inti dungeon itu merupakan pondasi untuk dinding dungeonnya atau hal lain? Akan tetapi, jika bicara tentang bos dungeon dan master dungeon, aku masih belum tahu bagian mana yang masuk kategori pengetahuan umum….
 “Ngomong-ngomong, jika kau ingin mengetahui lebih banyak mengenai dungeon, ada studi mengenai dungeon di dalam divisi edukasi, jadi ada baiknya kau membeli bukunya… namun harganya sedikit mahal, meski kalau menurutku masih wajar karena isi buku itu benar-benar berguna.”
Ini lah informasi yang kucari-cari. Sebuah studi mengenai dungeon, jadi ada hal semacam itu juga ya?
Benar-benar informasi yang berharga. Aku harus mendapatkan buku itu.
 “Nah, tapi buku [Pengantar Studi Dungeon] harganya sebesar satu koin emas sih.”
… Aku tidak memiliki cukup uang sekarang. Jika satu koin tembaga nilainya sebesar saratus yen, bukan kah berarti satu koin emas bernilai sekitar satu juta yen?

Aku perlu membawa barang-barang berharga kesini setelah kembali ke dungeon. Yep, semakin banyak alasan bagiku untuk kembali ke dungeon.
 “Ada yang lain? Sudah banyak orang yang berdatangan.”
“Ya, maaf. Terima kasih atas waktumu.”
“Tidak. Sudah menjadi tugasku untuk memberikan saran kepada penjelajah.. Dengan begitu, bisa tolong minggir sedikit?”
Aku benar-benar memiliki kepercayaan atas komitmen Resepsionis-san terhadap pekerjaannya. Aku sama sekali tidak membencinya. Aku pun mengajak Meat untuk pergi dari konter.
***

Untuk saat ini, meskipun aku tidak kembali ke [Goa Sederhana], inti dungeon tidak akan dihancurkan. Jumlah ruangan di dalamnya sudah bertambah, namun sepertinya dungeon itu akan diperiksa sebagai objek percobaan berharga untuk penelitian.

Yah, jika aku memikirkan tentang DP, akan lebih ekonomis untuk tidak kembali ke dungeon karena aku tidak perlu menghabiskan DP untuk kebutuhan hidup.
Untuk saat ini sepertinya ada bagusnya aku tinggal disini dan menjadikan Sia sebagai markasku.
Tapi aku merindukan [Futon] ku. Dibandingkan dengan bangku taman atau kasur nista, yang sebenarnya hanya sebuah kotak kayu yang dibungkus tumpukan kain di [Paviliun Burung Pipit Tertidur], tidur di futon itu masih jauh lebih nyaman.
Aku rasa setelah mendapat informasi minimal, untuk sementara aku harus kembali ke [Goa Sederhana]. Aku ingin mendapakan buku tentang dungeon itu… tapi aku tidak bisa dengan mudah menemukan barang seharga satu keping emas.
… Eh, tunggu sebentar. Mungkin… mungkin aku bisa membeli buku itu dengan DP?

Saat aku melihat katalog DP, aku menemukan buku itu di dalam daftar. Mungkin ada informasi lain yang bisa kuperoleh… sebentar, [Pengantar Studi Dungeon (100 DP)]… tunggu, 100DP!?
Satu koin emas, senilai satu juta yen, Cuma bernilai 100 DP. Oi.
… Aku kira kurs konversinya senilai [Koin Tembaga (5DP)].
Bagaimanapun juga, sepertinya aku memang harus kembali ke dungeon untuk mendapatkan buku [Pengantar Studi Dungeon]
 “Meat, kita akan kembali ke dungeon sekarang juga.”
Hari sudah mulai gelap. Jika kami tidak bergegas pergi, kami tidak akan mungkin bisa meninggalkan gerbang. Bersama dengan Meat, aku bergegas pergi ke gerbang barat.

Penjaga yang mengantarkan kami menyusuri kota terlihat sedang berjaga di gerbang barat.
 “Oh… ada perlu apa kalian pergi di jam segini? Kalian tahu sebentar lagi gerbangnya akan ditutup kan?”

“Aku ada keperluan di atas gunung sana. Aku rasa akan membutuhkan waktu dua hari hingga aku kembali.”

“… Tidak apa-apa kah kalian pergi hanya dengan sedikit perlengkapan seperti ini? Dari yang aku lihat, kalian juga tidak membawa banyak barang bawaan.”
Ups, aku jadi teringat. Aku benar-benar lupa untuk mempersiapkan diri. Karena aku menganggap aku akan kembali ke markas, aku sama sekali tidak berniat untuk membawa banyak barang bawaan. Pada umumnya, penjelajah tidak memiliki markas di area pegunungan.

Karena itu lah, aku perlu melakukan persiapan setiap kali aku berniat kembali ke dungeon…
 “Kami hanya membawa sedikit barang bawaan karena kami dapat mendapatkan hal-hal lainnya yang kami butuhkan di jalan nantinya, jadi tidak masalah. Bukankah sedikit beban begini bagus untuk menambah kecepatan perjalanan?”

“Jadi begitu. Baiklah, kalian boleh pergi.”
Aku rasa yang aku katakan barusan benar-benar alasan yang konyol, namun sepertinya penjaga gerbang itu mempercayainya.

Hmm, mungkin mulai sekarang aku perlu menggunakan gerbang selatan? Ada baiknya untuk tidak menjadi terlalu akrab dengan orang seperti ini, tapi ada baiknya juga aku bisa dengan mudah meninggalkan gerbang. Jika aku bilang ingin tinggal di daerah kumuh untuk lebih berhemat… rasanya terlalu tidak wajar. Aku tak perlu berbohong juga, karena memang teknisnya sama saja dengan tidur di luar.
 “Jadi, apakah keperluanmu ini mengenai tugas pengumpulan tanaman obat atau yang lain? Dokumen penugasanmu?”

“Tidak, ini bukan keperluan penugasan. Aku sendiri yang akan membayarnya.”

“Begitu kah.. Pada malam hari begini gunung sangat lah berbahaya. Kau perlu berhati-hati.”

“Baiklah, terima kasih banyak.”
Aku menunjukkan Kartu Guild kami, dan membayar biaya gerbang sebesar dua koin tembaga, termasuk dengan Meat, dan penjaga gerbang itu pun mengizinkan kami keluar gerbang.

Baiklah, sekarang ayo kita bergegas kembali ke dungeon.

Aku berlari dengan kecepatan penuh dengan bantuan golem pakaian dan saat kami telah jauh dari pandangan penjaga gerbang… Aku menangis keras karena otot pegal di kakiku terasa sangat sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar