Lazy Dungeon Master Arc 3 Chapter 26 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Senin, 04 September 2017

Lazy Dungeon Master Arc 3 Chapter 26




 Chapter 26 - Penyusup
 
 “Heeh, jadi ini yang namanya [Goa Sederhana] hah…”
Seorang penjelajah laki-laki menapakkan kakinya ke dalam goa kosong itu.
Anggota rombongannya mengikuti beberapa langkah di belakangnya.

Total ada tiga orang dalam rombongan itu. Mereka mendapatkan penugasan investigasi dari guild dan merupakan penjelajah dengan Peringkat-F.
 “Oi oi, hati-hati. Tempat ini tetap lah sebuah dungeon, kita tidak tahu ada perangkap macam apa yang ada disini.

“Kita tidak perlu mengkhawatirkan itu, bukan kah guild sudah bilang? Disini tidak ada apa-apa. Hanya ada sebuah inti dungeon, itu saja.”
“Iya sih, tapi…”
Meskipun rekan kerjanya yang penakut itu menghentikannya, dia tetap memasuki dungeon tanpa memperdulikan apa-apa. Lorong goa membentang ke kiri dan kanan. Namun, memang tidak ada apa-apa disini kecuali bekas pintu kayu terbakar.
 “Sepertinya tidak ada bandit yang selamat dari serangan itu.”
“Kau pik
ir para ksatria itu akan membiarkan mereka hidup? Meskipun begitu, sepertinya ada sekitar dua puluh bandit saat itu.”

“Wow… para bandit itu sama sekali tidak beruntung, hah.”
“Ah, jalan ini buntu... kita ambil jalan satunya?
“Sepertinya ada sebuah ruangan di ujung sana. Ayo.”
Para penjelajah itu berbalik arah tanpa menemui masalah. Seperti yang sudah diduga. Di dalam goa ini sama sekali tidak ada perangkap ataupun monster.

… Tapi hanya di satu titik, ada sekitar lima sampai sepuluh Goblin yang dapat keluar dari dalam inti dungeon.

Sedangkan mengenai isi dari penugasan itu, misinya adalah tugas yang sangat mudah untuk mendapatkan koin perak hanya dengan melaporkan ada berapa banyak goblin yang keluar dari inti dungeon.

Kurang lebih nantinya tempat ini akan dijadikan untuk tugas penumpasan goblin. Yah, lima monster semacam goblin dapat dikalahkan dengan mudah oleh satu orang penjelajah dengan Peringkat-F. Tiga orang pasti dapat dengan mudah mengalahkan sepuluh goblin.

Lalu, mereka pun tiba di sebuah ruangan dengan inti dungeon di dalamnya.
Lima goblin muncul dari dalam inti dungeon itu.

Tidak masalah sama sekali jika yang keluar hanya sebanyak ini. Goblin itu dapat ditumpas hanya dengan dua sampai tiga ayunan kasar pedang mereka.
 “Heeh, fyuh… lima. Baiklah.”
“Penugasan selesai. Hmm? Ada apa?”
Salah satu dari mereka melihat ke arah inti dungeon.
 “Jadi ini ya.”
“Iya.”
“Mengapa tidak kita hancurkan saja inti dungeonnya?”
“Hah!? Apa yang kau katakan. Guild melarang kita untuk melakukannya!”

“Tapi, tidak kah ada berita bahwa seorang ksatria dapat menjadi ksatria sage dan menjadi lebih kuat jika mereka dapat menghancurkan inti dungeon? Tidak kah kita bisa menjadi lebih kuat dan secara instan dapat meraih Peringkat-A jika kita menghancurkannya?”
“Peringkat-A…”

Dia menelan ludahnya.
Peringkat-A. Sebuah gelar bagi seorang penjelajah yang tidak bisa dipungkiri kesuksesannya.

Meski di antara para penjelajah, mereka yang bercita-cita untuk cepat kaya, kebanyakan berada di Peringkat-F dan Peringkat-E.

Pada Peringkat-D, barulah penjelajah dapat menghasilkan uang untuk dapat menghidupi kehidupan mereka, Peringkat-C dipenuhi oleh para veteran. Peringkat-B banyak dihormati oleh para veteran dan menghasilkan satu koin emas dalam satu penugasan akan menjadi hal biasa. Peringkat-A ditempati oleh orang-orang sukses yang namanya sudah terdengar di seluruh dunia.

Diatas itu bahkan masih ada lagi Peringkat-S yang tak manusiawi. Meskipun ada yang bilang satu orang Peringkat-S dapat mengubah dunia, sejauh ini masih belum terjadi apa-apa.
 “Tapi kau tahu sendiri, saat mereka menanyakan tentangnya, apa yang akan kita perbuat? Ditambah lagi ada orang-orang yang mengejar kita, lalu apa, kita hanya akan tertangkap dan Kartu Guild kita disita kan?

“Kalau begituuu, kita tidak perlu mengatakan kita pelakunya kan? Jadi karena kita bukan pelakunya, maka orang yang datang sebelum kita lah yang mencurigakan… Mereka bahkan akan mengira para bandit atau para ksatria-sama itu pelakunya. Mereka juga tidak akan mengatakan apa-apa pada guild kan? Para bandit sudah tewas, sedangkan ksatria bukan lah penjelajah.”

“… Oi, kau memang jenius.”
Meskipun kebenarannya akan terungkap dengan bantuan peralatan sihir pendeteksi kebohongan, sayangnya tiga orang ini tidak mengetahui mengenai alat itu.
Diskusi mereka pun berakhir dengan cepat. Dia menghunuskan pedangnya, lalu menusukkannya ke arah inti dungeon. Sekali, dua kali, meskipun pedang itu terus tertangkis, retakan kecil mulai berangsur-angsur terlihat dan bertambah.

Inti Dungeon itu sama sekali tidak bereaksi, seolah ia memang diperintahkan untuk ‘tidak melakukan apa-apa’. Dan pada akhirnya, pedang penjelajah itu pun menusuk kedalamnya… Dengan nada tinggi, terdengar suara bola kristal itu terpecah belah. 
***
“—!?”
Aku terkejut dan terbangun.
… Dari kepala sampai kaki, tubuhku diselimuti keringat dingin.
… Aku mengalami mimpi buruk. Di dalam mimpi itu, inti dungeon ku dihancurkan. Jatuh di tangan seorang penjelajah kasar, inti dungeon ku terpecah belah.

… Ah, mimpi buruk semacam ini adalah satu hal yang tak mau kau lihat saat tidur diluar begini.

Karena kami tidak melakukan persiapan yang matang, kami memang masih memiliki makanan dan minuman tersisa di tas kami, tapi aku menyebalkan sekali rasanya karena aku harus memerintahkan pakaian golem untuk berjaga-jaga melawan musuh dan aku harus tidur di tanah yang dingin ini.
Meat dan aku telah berlari dengan kecepatan penuh untuk mencapai [Goa Sederhana], tapi hari telah semakin gelap dan kami memutuskan untuk tidur di alam bebas.

Meskipun kami tidak bertemu dengan hal-hal yang membahayakan karena kami memiliki peta dan golem pakaian, namun dalam keadaan muka terhantam oleh dahan kayu saat berlari bergerak di dalam hutan karena aku tidak dapat melihat dengan baik dalam kegelapan malam, akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanannya.

Golem pakaian, kalau dipikir-pikir, bagaimana cara dia melihat? Apakah dia dari awal memang sudah bisa melihat?
Akan tetapi, aku tetap tidak bisa berhenti memikirkan apa yang kulihat di dalam mimpi.

Seseorang yang menjadi penjelajah untuk memenuhi keinginannya sendiri, menghancurkan inti dungeon untuk meraih apa yang dia inginkan… Cerita macam itu dapat ditemukan dimana saja.

Kalau dipikir-pikir lagi, meskipun tanpa adanya penugasan dari guild untuk menghancurkan [Goa Sederhana], suatu hari juga seseorang bisa datang dan menghancurkan inti dungeonnya tanpa tiket penugasan. Apalagi, yang perlu mereka lakukan untuk tetap menjadi penjelajah hanyalah berpindah ke kota lain dan menjadi penjelajah di guild kota itu.
… Benar, dengan kata lain, aku hanyalah beruntung bisa selamat sampai sekarang.
Sama sekali tidak ada jaminannya seseorang tidak akan tiba-tiba datang dan menhancurkan inti dungeon kami.

Mimpi buruk itu bisa saja menjadi kenyataan kedepannya jika dungeon tetap dalam kondisi seperti sekarang.
Tidak, jauh lebih mungkin dibandingkan tidak mendapat penugasan, tidak akan aneh jika hal itu terjadi sekarang juga.
 “… Nuu… Papa…. Nyumu… lagi….”
Saat aku melihat ke samping, Meat sedang memegangiku selama dia tidur.
… Meskipun aku sedikit enggan untuk membangunkannya dari mimpi yang sepertinya indah, aku tak punya pilihan lain.

Ditambah lagi, hari sudah mulai pagi dan aku sudah cukup dapat melihat dengan jelas.
Aku menggunakan [Pembersihan] untuk membersihkan keringat dari tubuhku yang lengket, membangunkan Meat dan melanjutkan perjalanan menuju [Goa Sederhana]
…Gu-… otot pegalku, grah!
 
***
Pada saat kami tiba, hari sudah mendekati sore.
Meskipun perjalanannya membutuhkan waktu lebih dari yang aku duga, kami akhirnya sampai di markas kami.
… Saat kami melihat ke arah goa dari arah hutan, kami menyaksikan hal yang di luar nalar. Dengan meja dan kursi berwarna putih, Rokuko dengan gaya anggun tampak sedang menikmati secangkir teh dengan ditemani seseorang Ojou-sama berambut putih yang tak kukenal. Disisi Ojou-sama itu ada seorang pelayan berambut pirang berbaju hitam.. seorang laki-laki? Tidak, sepertinya seorang perempuan cantik dengan pakaian laki-laki?
 “Ah, Kehma! Selamat datang, kau cepat sekali!”
“… Kau sedang apa?”

“Eh, tidak kah kau bisa melihatnya sendiri? Kami sedang menikmati waktu minum teh kami, tahu?”
Rokuko menjawab dengan nada sombong sembari membusungkan dadanya yang datar.
Bukan itu maksudku. Aku ingin tahu mengapa kau bisa-bisanya melakukan hal macam ini.
 “No. 89 Ane-sama datang berkunjung!”
“Heeh, delapan puluh sembilan… Tidak. 89? Tunggu, inti dungeon!?”
 “Ya~, senang bertemu denganmu.. .. Kehma-san, apakah kabarmu baik?”
Ojou-sama putih itu melambaikan tangannya dengan elegan.
Meskipun tanpa diduga dia berperilaku secara sopan, Aku tak tahu mengapa..
Aku merasa merinding dibuatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar