Volume 4 Chapter - Part 2
Kembali ke saat Shin dan Rionne diteleport ke Tempat Suci
Kalkia.
“Jadi gimana?”
“Aku berhasil
menghubungi dan memberi pesan ke teman ku. Mereka akan bertemu dengan kita di
Balmel dan akan menghubungiku jika ada sesuatu yang terjadi. Aku meminta mereka
untuk memberitahu raja bahwa tuan puteri aman untuk sekarang, tapi tolong
jangan berharap terlalu banyak.”
Shin memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya sambil
memberitahu Rionne; walaupun itu cukup berbeda dari perbincangan sebenarnya
dengan Schnee.
Walaupun dia ingin menelusuri Tempat Suci, sudah pasti akan
menjadi buruk jika dia membawa Rionne bersamanya, jadi dia memutuskan untuk
keluar sebagai prioritas utama dan penelusuran sebagai bonus.
Meskipun Rionne adalah Chosen One kelas atas, Jika rumor
tentang informasi monster disini benar, maka dia dalam bahaya jika Shin tidak
menjaga nya.
“Rionne-sama, apa kau
tahu sesuatu tentang Tempat Suci?”
“Tidak, ini pertama
kalinya aku ke Tempat Suci, tapi aku pernah mendengar tentang monster yang ada
di Tempat Suci, dan itu mampu membuat beberapa Chosen One kelas atas untuk
mengerahkan segalanya untuk melawan mereka.”
“Informasi itu sama
seperti yang aku ketahui. Bagaimanapun caranya, aku akan membutuhkan senjata
kan?”
“Tentu saja, akan
mustahil jika tidak menggunakan senjata. Apa senjata ku memiliki berkah
tersembunyi?”
Rionne berkata seperti itu dan mengeluarkan 『Muspelm』nya
dari peti yang dia pegang.
Apa itu karena Rionne memiliki senjata yang dapat menahan
semua kekuatanya? Meski dia diteleport ke tempat berbahaya, tidak ada ekspresi
takut diwajahnya.
Karena peti yang dia bawa sudah menjadi tidak berguna dalam
situasi seperti ini, dia memutuskan untuk meninggalkannya. Karena 『Muspelm』
saat ini terbungkus dengan sarung pedang buatan, dia tidak perlu membawa
petinya.
“Aku baik-baik saja,
bagaimana dengan mu Shin? Mungkin tidak ada senjata tergeletak disini...”
Rionne yang sedang menggunakan 『Muspelm』,
berbicara saat dia melihat Shin.
Namun, Shin sama sekali tidak panik. Jika yang dia butuhkan
adalah senjata, dia memiliki lebih dari yang dia bisa gunakan dan memiliki
penjelasan mengapa senjata-senjata itu sudah dipersiapkan.
“Tidak apa-apa,
karena aku memiliki ini.”
Shin berbicara dan mengeluarkan sebuah kartu dari saku di
dadanya dan mengaktifkannya.
“Itu...?!”
“Bukankah sudah
kukatakan sebelumnya? Aku memiliki satu atau dua kartu truf tersembunyi.”
Shin tertawa sedikit bangga kepada Rionne yang sedang
terkejut.
Apa yang Shin pegang sesuatu yang dapat disalah artikan sebagai
senjata lemah, berbentuk bulat panjang yang diratakan. Katana yang bagian
pinggirnya ditebalkan, yang bagaimana penjelasan terbaik untuk menggambarkan
bentuknya.
Panjangnya sekitar satu setengah mel dan memiliki warna
penuh hitam. Desainnya seperti karakter Sansekerta yang digambar merah di
bagian ratanya. Meski tampak seperti pedang, karena senjata itu termasuk kelas
berat seperti mace ataupun staf panjang, yang kegunaannya untuk menghancurkan,
bukan memotong, saat bertarung.
Senjata ini, yang sepertinya memiliki atribut yang sepenuhnya
berlawanan dengan『Muspelm』, adalah senjata kelas 《Mythology》
bernama 『Kakura』. Alasan kenapa memiliki
penampilan berwarna hita karena hampir semuanya terbuat dari adamantine. Ada
sedikit Orichalcum di intinya, dan mithril digunakan sebagai karakter
Sansekerta; Hasilnya, ini bisa mengatasi serangan sihir dan fisik lawan.
“Meskipun aku
berpikir kamu bukanlah orang biasa, saat kau menyembunyikan hal semacam itu...”
“Aku melewati banyak
kesulitan untuk mendapatkan ini, jadi tolong rahasian ini jika bisa.”
Shin memastikan indera nya dengan cara mengayunkan 『Kakura』
yang dibungkus oleh aura merah.
Berbeda dengan penampilannya, karena terbuat dari
adamantine, beratnya seberat 『Muspelm』milik
Rionne. Hembusan angin yang menyatakan betapa beratnya satu ayunan itu.
“Aku hanya ingin
menanyakan satu hal, dimana tim pemeriksa Tempat Suci masuk? Aku punya perasaan
bahwa mereka keluar dari sana.”
“Diantara
gerbang-gerbang ada empat gerbang arah utama, mereka masuk melalui gerbang
selatan ; tentu saja, itu tidak akan mudah untuk dilalui.”
“Apa susah untuk
memanjat dinding disekitarnya?”
“Ah, dulu ada orang
yang pernah mencobanya. Itu baik-baik saja jika melakukannya dari luar, tapi
saat kamu mecobaya dari dalam, sangat sulit menghindar kalau monster
menyerangmu”
Dari tempat dimana Shin dan Rionne berada, dinding-dinding
yang mengelilingi Kalkia bisa terlihat.
Walaupun seseorang memanjat dinding yang lebih tinggi dari
dinding di Bayreuth, dan melalukannya tanpa ada halangan mungkin masih
membutuhkan waktu yang cukup lama.
Akan lebih lama lagi jika ada halangan dari monster.
(Tapi jika aku
serius, aku bisa melakukanya...)
Meski Shin dapat melakukannya, kemampuannya mungkin akan
diketahui oleh Rionne, dan ini adalah masalah kecil untuk keluar dari sini bagi
kedua orang itu.
Tehnik gabungan dari bela diri dan skill magis untuk berlari
di dinding adalah tehnik yang cukup populer dalam pertarungan antar player.
Jika dia memaksa menggunakan tehnik itu sedikit demi sedikit, dia mugki bisa melakukannya
hanya dengan salah satu skill saja. Namun, menurut apa yang dia dengar dari
Rionne, tehnik itu seharusnya sudah hilang juga.
“Kalau begitu, Shin,
ayo kita bergerak dengan hati-hati.”
“Ya.”
Kedua orang itu bergerak menuju gerbang selatan sambil
mengamati keberadaan yang ada disekitar mereka.
Karena Kalkia adalah kota dari era game, Shin pikir dia bisa
memperbaik petanya ; Namun, tidak seperti yang dia harapkan, saat dia mecobanya
tidak ada perubahan berarti. Meski begitu, petanya sepertinya telah di gambar
dari nol lagi.
Sambil melihat keberadaan dari monster, mereka bergerak dan
melompat ke atap dan Shin merasa pandanganya berubah.
“Apa?”
Shin menemukan dirinya berdiri di tanah sebelum dia
mengetahuinya.
Dia berniat untuk lompat ke atap atas, tapi sensasi yang
diberikan ke kakinya adalah sensasi dari tanah.
“Shin, kau merasakan
hal yang sama juga?”
Saat Shin berbalik, Rionne berdiri degan ekspresi bingung.
“Tunggu sebentar.
Biarkan aku mencobanya sekali lagi.”
Setelah megatakan itu, Schin melompat sedikit lebih kuat.
Seperti biasa, dia hanya menaruh kekuatan secukupnya jadi
dia dapat lompat ke atap bangunan. Namun, itu tidak terjadi.
“Apa ini titik
transisi?”
Mungkin untuk seseorang bisa melompat sampai batas tertetu.
Namun, saat seseorang itu sampai di atas ketinggian tertentu, tubuhnya yang
seharusya melompat akan langsung mendarat di tanah.
“Rionne-sama,
bagaimana aku terlihat dimatamu?”
Untuk memastikan, Shin bertanya kepada Rionne.
“Tidak diragukan lagi
kau benar-benar melompat. Namun, saat kau mencapai ketinggian hanya diatas atap
lantai 1, tubuh mu, yang seharusnya ada diatas, menghilang, lalu muncul diatas tanah.”
Sambil Rionne menunjuk atap bangunan tertentu di depan Shin,
dia menjelaskan bagaimana dia melihatnya.
“Jadi seperti itu...
Jika kita asumsikan, itu akan terjadi tiap kali kita mencoba naik di atas ketinggian
tertentu, artinya diblokir.”
Shin menyimpulkan seperti itu.
“Pertama kalinya aku
melihat fenomena semacam ini. Shin, apa kau tahu sesuatu?”
“Kupikir aku tahu apa
yang sedang terjadi. Bisakah kita melanjutkan perjalanan kita di jalan untuk
memastikan hipotesa ku?”
“Tidak masalah, akan
kuserahkan kepadamu.”
Shin bergerak melalui jalan utama.
Di pertengahan jalan, mereka akhirnya berhenti di depan gang
sempit yang hampir tidak bisa memuat dua orang.
“Rionne-sama, aku
akan masuk ke gang ini, tolong tunggu sebentar disini.”
“Oke.”
Setelah mengatakan beberapa kata ke Rionne, Shin mulai
berjalan masuk ke dalam gang.
Pada saat berikutnya, saat seluruh tubuh Shin memasuki gang,
pandangannya berubah, dan pemandangan gang yang berbeda datang kedalam
pandangannya.
Dimata Rionne, persus seperti apa yang terjadi dengan Shin
beberapa saat lalu, Shin terlihat kembali dari gang dengan tak wajar.
“Sebenarnya apa
ini...?”
Rionne melihat ke Shin dengan keheranan.
Walaupun itu terjadi di depan matanya, dia sepertinya tidak
bisa memahaminya.
“Yang ini juga, huh?”
“Shin, bisa kau
jelaskan apa yang sedang terjadi? Sesuatu yang aneh dengan kejadian hari ini.”
Rionne bertanya kepada Shin yang terlihat memahami apa yang
sedang terjadi.
“Maaf, aku hanya
ingin memastikan untuk yang terakhir kalinya, karena aku pikir aku bisa yakin
setelah yang satu ini, bisa kau menunggu sebentar lagi?”
“Muu! Jika kau memang
yakin, ya sudahlah. Terus, apa yang ingin kau pastikan?”
Tanya Rionne sambil menekan kepada Shin.
“Saat kita sampai di
jalan ini, seharusnya ada bola cahaya yang mengambang. Karena kau tidak
bergerak maju jika kau keluar dari jalan, tolong perhatikan itu.”
Shin memberitahu Rionne rinciannya dan mulai berjalan.
Rionne juga mengikutinya sambil melihat-lihat sekililing.
“Rionne-sama, aku
melihat nya. Disana.”
“...Benar, seperti
yang kau katakan, sebuah bola cahaya.”
Di depan, ditengah-tengah jalan, ada bola yang mengambang di
udara dengan diameter sekitar 30 cemels, dan mengeluarkan cahaya putih.
Tingkat terangnya tidaklah tinggi; orang tidak akan buta
walaupun dia melihatnya secara langsung.
“Aku pikir ini tidak
salah lagi. Entah kenapa, seluruh kota ini sepertinya sudah berubah menjadi
dungeon.”
“EH, APA KATAMU?!”
Rionne terkejut karena mendengar penjelasan Shin.
Meskipun fitur untuk kota hilang karena monster-monster yang
berkeliaran, dulu tempat itu dikenal penuh dengan kemakmuran. Saat dia
mendengar bahwa kota itu telah menjadi dungeon, dia tidak bisa menghentikan
keterkejutannya.
“Tapi, apa yang harus
kita lakukan? Aku belum pernah mendengar sebuah kota menjadi dungeon
sebelumnya.”
“Meskipun aku bilang
‘dungeon’, tolong jangan cemas, karena ini berbeda dengan dungeon yang
sebenarnya.”
Shin berbicara dengan tenang ke Rionne yang sedang mengerutkan
alisnya dan merenung.
Shin sebenarnya mengetahui dungeon ini sepenuhnya yang
membuatnya semakin baik-baik saja.
“Tolong jelaskan
padaku Shin.”
“Tentu. Apa yang ku
katakan adalah, dalam situasi saat ini, kita hanya bisa mencapai pintu keluar
jika kita pergi melalui rute tertentu.”
“Rute tertentu? Jadi,
alasan kenapa kita tidak bisa bergerak diatas atap dan lorong....”
“Ya, itu karena
keluar dari rute yang telah ditentukan. Jika kau mencoba untuk mengambil jalan
pintas yang benar-benar keluar dari rute, maka kau akan kembali ke tempat
awalmu. Untuk bisa keluar dari sini, kita harus mengikuti bola sinar itu
sebagai penanda.”
Shin tiba-tiba mengingat setelah update besar-besar an,
lomba batasan waktu yang menggunakan seluruh kota sebagai tempat lomba
berlangsung.
Di kota yang baru muncul dalan update, tidak ada toko milik
player, tempat guild dan sebagainya. Jadi, jika ada event menggunakan seluruh
kota yang kita-kira ga mungkin, maka akan
dilaksanakan di kota ini; sebuah lomba dengan batasan waktu/ time-attack race.
Dengan pusat kota sebagai pintu masuk, player bersaing dalam
waktu untuk keluar dari sana. Player dan party yang memiliki waktu tercepat
mendapatkan item langka terbatas dari event; oleh karena itu, Shin pernah
melihat bola itu sebelumnya.
“Aku tidak ingat
mendaftar lomba ini padahal.”
Shin lanjut berbicara dengan nada kecil yang tidak bisa di
dengar oleh Rionne.
“Karena tidak ada
perangkap di rute, jika kita bisa menemukan bola saat membunuh monster, maka
kita bisa keluar tanpa ada kesulitan.”
Monster akan muncul dan akan mencocokan stat nya dengan
player.
【Limit】 tidak bisa dilepaskan selama
event, dan stat yang telah dikurangi akan digunakan. Selain itu, perjalanan
akan menjadi lebih panjang jika stat nya tinggi ; itu adalah gambaran dari
lomba batasan waktu yang Shin ketahui.
Karena perlombaan mempertimbangkan stat dan tehnik yang
telah dipelajari, maka perlombaan ditentukan pada rute keluar yang dibuat acak
dan panjang yang berbeda.
(Masih bisa melepas 【Limit】
sekarang, tapi apa ini akan berbeda dengan event dalam game? Tidak.... ada
kemungkinan aku tidak bisa ikut campur dengan stat karena game sudah menjadi
kenyataan kan?)
Karena dunia ini sendiri masih misterius, Shin tidak bisa
yakin, dan tidak semuanya harus bertindak sesuai skenario game.
“Jadi begitu, apa ada
batas waktu? Saat menelusuri reruntuhan kuno dan dungeon, aku dengar akan
semacam hal itu juga.”
“Tidak, seharusnya
tidak ada batas waktu.”
Ini adalah event yang dapat diselesaikan oleh satu orang
walaupun sesorang bersantai.
Tujuannya adalah bersaing untuk waktu tercepat keluar.
Menurut pengetahuan Shin, tidak ada hukuman khusus jika lama.
“Shin, meskipun
mungkin terlihat buruk saat aku mengatakannya, aku merasa beruntung bisa
diteleport bersama mu. Terima kasih, aku tidak perlu bersusah payah untuk
mengatasi teka-teki ini.”
Rionne berbicara sambil tersenyum.
Jika Rionne sendirian, sudah pasti bahwa dia akan
menghabiskan waktu yang banyak sampai dia memahami situasinya.
“Kalau gitu, Shin,
ayo kita cari bola cahaya itu. Katakan padaku jika ada tempat yang berbeda dari
apa yang kau tahu. Ini adalah Tempat Suci, aku tidak tau apa yang akan
terjadi.”
“Baiklah. Untuk bola
ini, ini menjadi tempat transisi ke rute selanjutnya. Pertama, aku akan di
teleport terlebih dahulu. Aku akan kembali secepatnya jika tidak ada sesuatu, Jadi
tolong tunggu sebentar.”
“Oke.”
Mendengar pertanyaan Rionne, Shin pun menyentuh bola.
Pemandangan disekitarnya tiba-tiba berubah, dan Shin sedang
berada di tempat yang berbeda. Saat dia melihat peta, jarak antara dia dan
Rionne tidak terlalu jauh. Sebuah jarak yang bisa ditempuh kurang dari 5 menit
jika berjalan normal.
“Ini adalah bagian
dari perlombaan dimana hal itu akan menjengkelkan.”
Shin menghela karena dia mengingat perlombaan yang pernah
dia ikuti sebelumnya. Dia kembali ke tempat dimana Rionne berada.
“Ini aman. Kalau
begitu, ayo.”
“Maaf telah
membiarkanmu di posisi yang berbahaya.”
“Aku tidak akan
membiarkan Tuan Puteri berada di posisi ku. Selain itu, ada sekumpulan monster
di depan setelah teleport. Jika itu hanya aku, aku hanya bisa lari.”
Sebenarnya, Shin dapat dengan mudah menghancurkan musuh yang
ada di depan.
Jika dia sedang berada di posisi dimana dia tidak bisa
dilihat, Shin akan langsung membunuh monster apapun tanpa pandang balu.
“Tidak perlu untuk
bersikap formal disini. Kita berdua harus bertahan dan pergi meninggalkan
tempat ini bersama-sama.”
“Tentu saja.”
Untuk membalas perkataan Rionne yang penuh dengan tekad,
Shin membalas dengan anggukan.
◆◆◆◆
Dengan Shin sebagai pemimpin, kedua orang itu berjalan menyusuri
jalan.
Selama perlombaan batasan waktu, pada dasarnya mustahil
untuk bergerak lurus kecuali melewati jalan utama. Ada pengecualian seperti
jalan rahasia, tapi itu tergantung dengan keberuntungan apakah mereka dapat
menemukannya atau tidak.
Kecuali mereka sedang dalam situasi putus asa dan bertujuan
untuk putar balik, itu akan memakan waktu untuk mencari hal semacam itu. Rionne juga mencari-cari gang seperti itu
awalnya, tapi karena saran Shin, dia akhirnya pergi menggunakan jalan utama.
Saat mereka mendekat persimpangan, Shin melihat kebelakang
ke Rionne.
“Rionne-sama, kita
akan berjalan lurus dari sini.”
“Apa kau menemukan
sesuatu?”
“Ada tiga monster
dikiri, satu di kanan. Karena didepan tidak ada monster, kita harus kesana
terlebih dahulu. Jika itu salah, kita akan ke kanan. Bahkan jika kiri adalah
jalan yang benar, akan ada rangkaian pertarungan. Aku pikir kita harus menjauhi
pertarungan sebisa mungkin.”
Dalam jarak penglihatan Shin, ada beberapa kehadiran
monster.
Karena dia bisa memperkecil jarak untuk akurasi, dia dapat
melihat nama dan level mereka.
Dibagian kiri, ada monster bertipe serigala dengan level 602
“Blue-Mist Hound”, monster tipe kalajengking dengan level 544 “Spoerk” ,
dan monster tipe Slime dengan level 588,
“Gilslay”.
Dia bisa tau bahwa itu adalah pertempuran 3 arah dari
pergerakan tanda di peta. Mungkin akan sulit untuk Rionne masuk kesana.
Di arah lain, yaitu jalan kanan, ada monster tipe hantu
dengan level 531, Ghillie Wiza.
Itu, monster yang menyusahkan karena dapat menggunakan
beberapa skill sihir tingkat lanjut, tapi dengan 『Kakura』 milik Shin dan 『Muspelm』 milik Rionne, mereka sudah lebih dari cukup untuk menghasilkan
damage kepadanya. Bahkan dengan kemampuan bertarung milik Rionne, itu akan
menjadi pertarungan yang mudah. Tidak ada masalah bahkan jika dia terkena
serangan skill sihir jika Shin menjadi tameng nya.
“Benar, disini hanya
ada kita berdua. Kita harus menghindari pertarungan yang akan merugikan kita.”
Rionne sepertinya mempercayai perkataan Shin, dan berjalan
kedepan.
Akan tetapi, pandangan kedua orang tersebut berubah setelah
berjalan sekitar lima menit. Itu tidak dapat dimengerti karena mereka sedang di
tengah jalan utama, dan toko yang ada di kiri dan kanan berubah.
“Sepertinya ini tidak
bagus.”
“Ya sepertinya
begitu. Tak ada pilihan selain kembali.”
Karena mereka tidak bisa maju lagi, seperti yang mereka
setujukan sebelumnya, mereka kembali dan berbelok ke kiri.
Shin menangkap keberadaan monster di penglihatannya setelah
berjalan untuk sementara waktu.
“Ini dia. Masih 1
monster, dan tidak ada keberdaan monster lain disekitarnya.”
Di depan kedua orang itu ada sesosok mumi, yang menggunakan
jubah hitam seperti kabut, dan memiliki staff yang melengkung.
Hanya kepala dan tangan yang menunjukkan sosok mumi, baik
kaki maupun tubuh bagian atas tidak ada disana. Itu monster yang tubuhnya
berubah menjadi kabut. Namanya Ghillie Wize.
Sebenarnya, dengan melihat saja, mumi tersebut rupanya tidak
memiliki fisik untuk kepala dan tangannya. Senjata biasa tidak bisa memberika
kerusakan yang sebenarnya ; itu adalah monster tipe mage yang dapat menahan
serangan fisik.
“Apa... itu?!”
“Monster tipe hantu,
Ghillie Wize. Dia bisa menggunakan sihir tanah dan angin. Meskipun dia memegang
staff, karena staff nya mengambang, gerakannya tidak beraturan. Berhati-hati
lah.”
“Terima kasih atas
sarannya!”
Shin memberikan informasi penting kepada Rionne saat
berlari.
Jika seseorang melihat mahluk ini untuk pertama kalinya,
mereka mungkin berpikir kalau monster itu memegang staff. Dan mereka akan
menerima serangan dari tongkat terbang, seakan tidak akan bisa melihat serangan
dari monster.
“Suuuooooooooooooonyyyyyyyyyyyyyy!!!”
Suaranya bergerma, dan tak tau darimana suara berasal.
Ini adalah pelafalan sihir oleh Ghillie Wiza.
“Sesuatu datang!”
Shin berteriak hampir bersamaan dengan Ghillie Wize yang
selesai melafalkan sihirnya.
Apa yang dikeluar adalah Skill sihir angin, 【Air
Barret】 dan 【Air Cutter】.
Peluru yang berasa dari angin yang di padatkan dan pedang tajam dari angin
menyerang Rionne dan Shin. Meski kedua sihir itu berada di level dasar, jumlah
serangnya lebih kuat dibanding mage biasa.
“Tingkat ini!!!”
Rionne memperkecil jarak sambil menghindar serangan dari
Ghillie Wize.
Tanpa perlu memperlihatkan kemampuan memperkuat fisik oleh
skill dukungan 【Spirit Manipulation • Katsusen】,
dia terus menghindari sihir angin yang seharusnya sulit di lihat.
Shin juga, memperkecil jarak seperti yang Rionne lakukan,
mendekat ke Ghillie Wize. Namun, jika seseorang melihatnya dengan dekat, Sihir
yang ditembakkan sebenarnya menghilang saat mereka mendekati Shin. Dengan
ketahanan sihir dari kelainan yang dimiliki High Human, sihir tidak bisa
mempertahankan wujudnya. Dilihat dari
tipe mage seperti Ghillie Wize, keberadaan Shin memiliki kompabilitas yang
sangat buruk.
“Ziiii!!?”
Suara kaget tadi berasal dari Ghillie Wize.
Rupanya dia menyadari bahwa sihir disekitar Shin telah
menghilang.
Sambil bergerak dengan kecepatan yang menyaingi kecepatan
Rionne, Shin tersenyum dan tertawa yang hanya bisa dilihat oleh Ghillie Wize.
“Uhh!!?”
Kata yang keluar, apa maksudnya “Sial!!?” jika dikatakan oleh human?
Mungkin dia sudah menyadari bahwa sihir tidak bekerja. Wajah
mumi yang seharusnya tidak memiliki ekspresi, terlihat berkedut.
Sosok Shin yang mendekat, yang berada sedikit dibelakang
Rionne, pasti terlihat sebagai iblis dimata Ghillie Wize. Dia menjadi lebih
berhati-hati terhadap Shin dibanding Rionne yang memegang pedang suci yang
seharusnya menjadi kelemahannya.
“BeeeeJaaaaaaaaaa!!”
Dengan teriakan, kekuatan sihir dengan jumlah besar
berkembang disekitar Ghillie Wize.
Dia sedang mengisi skill sihir angin 【Storm
Blast】
dan skill sihir tanah 【Dragoon Bite】.
Dengan tornado yang melebihi tinggi Ghillie Wize, dan Rahang yang memiliki
bentuk naga, skill 【Air Barret】terbang dengan liar, mendorong
kedua penyerang tersebut.
“Sial! Apakah ini
adalah kekuatan dari monster di Tempat Suci?”
Bahkan Rionne khawatir dengan ini.
Menaruh kekuatan kedalam 『Muspelm』,
dia ingin mengaktifkan beberapa macam skill. Namun, Shin menyela nya.
“Serahkan padaku!
Rionne-sama, tolong tangani monster itu saja!”
“Okay, kau bisa
memcayakannya padaku!”
Rionne menggagalkan Skill yang ingin dia keluarkan, dan
mengumpulkan kekuatan lebih ke dalam tangannya.
Meskipun akan berbahaya jika Shin gagal, Rionne tidak yakin
kalau Shin akan membuat kesalahan. Walaupun dia hanya mengetahui sedikit dari
kemampuan Shin, dia sama sekali tidak meragukan kartu truf milik Shin, 『Kakura』.
Shin melangkah maju dengan kuat sementara sepasang sihir
tingkat lanjut mendekat. Skill sihir itu dikeluarkan dengan seluruh kekuatan
yang dimiliki Ghillie Wize. Namun, sihir tersebut sudah kehilangan kekuatannya
karena ketahanan sihir milik Shin; Sebenarnya; sihir yang ditembakkan ke Shin
hampir menghilang.
“Ini dia~!!”
Shin mengayunkan senjatanya kesamping menuju sihir musuh,
yang akan menghilang jika hancur berantakan.
Berbandingan terbalik dengan wujudnya, di depan acungan 『Kakura』 ,
yang membawa banyak massa, dapat
menghapus sihir yang mendekati kedua orang itu dengan mudah yang pada dasarnya
mengecewakan. Ghillie Wize juga, tidak bisa membayangkan bahwa itu dapat
dihancurkan dengan mudah.
Melihat Shin dan Rionne mendekat tanpa luka, pergerakan Ghillie
Wize benar-benar terhenti. Rionne, yang tidak pernah mengabaikan kesempatan
semacam itu dengan cepat mengambil keuntungan.
“Kena kau!!”
Rionne dengan kuat melompat dari belakang Shin dan berputar
sekali di udara.
Melepaskan kekuatan yang telah dikumpulkannya, dia
mengeluarkan tehnik 【Full Moon Edge】. Dengan gaya sentrifugal yang
ditambah oleh berat dari 『Muspelm』,
dia menyerang dengan pedang yang bersinar putih ke Ghillie Wize.
“Dyyyyyyyyyyyyyyーー!!”
Serangan yang menembus jubah secara diagonal dan menebas
sepertiga bagian dari Ghillie Wize, dan memotong tangan yang memegang staff.
Tangan yang telah dipotong menghilang di udara. Walaupun dia
tidak memiliki jiwa, dia tidak bisa menghindari kerusakan jika ada begitu
banyak tubuh yang meledak. Semua itu benar karena serangan tersebut memiliki
atribut cahaya yang merupakan kelemahannya.
Staff yang seharusnya melayang sekarang terjatuh ditanah.
Ghillie Wize berteriak atas kerusakan besar yang diterimanya, tapi kesakitan
itu belumlah berakhir. Itu karena, Shin sedang menuju Ghillie Wize yang mundur
karena kerusakan yang telah dia terima.
Shin tersenyum dan tertawa lagi.
Tidak perlu dikatakan lagi, Ghillie Wize melihat Shin yang
memiliki senyum kejam seperti iblis.
“Hiiiii!?”
Apa dia memiliki kecerdasan? Ghillie Wize dengan putus asa
membuat jarak tidak lama setelah dia mengatakan “Hiiii!?”.
Akan tetapi, tidak mungkin untuk lepas dari kejaran Shin.
“Waktunya untuk
mengakhiri ini kawan!!”
Shin melompat dan mengayunkan pedangnya kebawah ke Ghillie
Wize yang terjatuh.
Ini adalah Skill palu 【Fission】
yang membungkus 『Kakura』. Karena hanya sedikit skill yang dapat
mengakibatkan kerusakan kepada monster yang tidak memiliki tubuh, 『Kakura』
yang sudah kuat bertambah kuat lagi.
“orz…”
Diucapkan Ghillie Wize di detik akhir saat serangan tunggal
datang dari langit; Meskipun, apa yang digumamkan tidak diketahui artinya.
“Tak disangka kalau
ini kemenangan yang mudah.”
Rionne sepertinya merasa puas untuk pertarungan yang
berakhir setelah beberapa menit.
“Mungkin itu
dikarenakan 『Muspelm』 diberkati oleh atribut
cahaya yang merupakan kelemahannya. Ditambah kualitas tinggi, entah mengapa
bahkan hanya kita berdua, Chosen One kelas atas, bisa mengalahkannya. Biasanya
tidak mudah seperti ini.”
Karena Shin khawatir agak aneh untuk berpikir optimis, dia
memberi pengingat yang kuat.
Mungkin, jika senjatanya adalah gagang besi atau pedang yang
dipinjam dari reruntuhan, semua itu tidak akan berakhir seperti ini. Meski
Ghillie Wize dikalahkan dengan sangat mudah, jika musuhnya tentara biasa, yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan
kira-kira kerajaan kecil dengan kekuatannya. Itu akan menjadi pertarungan yang
buruk.
“Baiklah aku
mengerti. Omong-omong, level ku tidak naik bahkan saat aku mengalahkan skull
Face unik, tapi kali ini levelku naik. Meskipun memang benar kalau pertarungan
itu mudah, aku tidak pernah menduga bahwa dia itu lemah.”
Rupanya, Rionne telah naik level.
Musuhnya hampir medekati peringkatnya kali ini. Oleh karena
itu, dia mendapatkan cukup banyak exp untuk naik level.
“Selain itu, aku
mendapatkan semacam title.”
“Title?”
‘Title didapat
melalui pertarungan dan naik level’, Pikir Shin saat dia mengingat hal yang
sesuai dengan pertempuran semacam ini.
“Ya, tertulis ‘Musuh Alami dari Pengguna Sihir’.
‘Musuh Alami dari
Pengguna Sihir’ adalah title yang didapatkan dari mengalahkan monster tanpa
menggunakan sihir, dan tanpa menerima
kerusakan saat bertarung melawan musuh yang menggunakan skill sihir level
lanjut. Title tersebut memiliki efek mengurangi kerusakan skill sihir 2 persen.
“Ooh, begitu ya....
tapi apa tidak apa-apa untuk memberitahu ku? hal semacam ini seharusnya
disimpan sebagai rahasia kan?”
“berkat kamu aku
mendapatkan ini, Shin. Selain itu, kau tidak akan menyebarkan hal semacam itu
kan?”
“Itu benar, tapi...”
Sebelum Shin menyadarinya, sepertinya kepercayaan Rionne
terhadap Shin sudah meningkat.
Apa itu karena mereka bertarung bersama?
“Tapi, dilihat dari
penampilanmu, sepertinya kau mengetahui efek tentang title ya Shin.”
“Yaaa, apa yang anda
maksud?”
“Tadi, kau bilang
“Begitu ya”, iya kan?”
Dia sepertinya telah ketahuan karena jawabannya.
Karena dia memiliki firasat bahwa itu akan buruk jika dia
tahu rinciannya, dia tidak menjawab dengan jelas. Untuk hal barusan, Shin ingat
bahwa ‘title lebih langka dari pada skill’.
“...Aku tidak
mengingatnya.”
“Apa kau seorang
bangsawan?...”
Rionne memberikan sedikit perasaan jijik; bangsawan di dunia
ini sepertinya juga mengatakan hal yang serupa.
Saat berhubungan dengan politik, jenis pembincaraan ini
sepertinya umum dimana saja.
“Fufu, tapi aku
sedikit tertarik denganmu tiba-tiba. Namun, sekarang keadaan darurat. Aku akan
menanyakan iti nanti. Kalau begitu, aku akan duluan.”
Apa ada sesuatu yang menarik hati Rionne? Dia mulai berlari
dengan tawa kecil.
Matanya seperti pemburu yang menemukan mangsanya.
“...Baiklah.”
‘Aku akan lebih
berterima kasih jika kau melupakannya,’ pikir Shin sambil mengikuti Rionne
Saat dia keluar dari Tempat Suci, Shin merasa pertanda bahwa
hal yang merepotkan semacam ini akan muncul lagi saat dia kembali.
◆◆◆◆
berhati-hatilah kau shin ,,harem mu mungkin bertambah (ngarep harem) wkwkwk
BalasHapusBerharap novel ini updatenya stabil 👍
BalasHapusakan diusahakan :)
BalasHapusmau nanya kalo yang cerita dikomiknya itu dinovelnya sampe mana ya?
BalasHapusVol 3 chapter 3 part 3 klo gk salah kak...
HapusLanjutkan min
BalasHapus