The New Gate Volume 5 Chapter 2 Part 1 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Senin, 02 April 2018

The New Gate Volume 5 Chapter 2 Part 1





Volume 5 Chapter 2 - Part 1


Di keesokan harinya.

Setelah Shin selesai memakai baju, ada seseorang  yang mengetuk pintu kamarnya. Schnee yang sedang dalam penyamaran, Tiera, Yuzuha, dan Kagerou sedang menunggu diluar pintu. Sepertinya mereka ingin sarapan bersama.

Shin menuruni tangga dengan Yuzuha berada di atas kepalanya. Meski Shin biasanya melihat ke arah Schnee, dia tidak melihat sesuatu yang aneh dengan penampilannya.

 “Apa yang ingin kau lakukan hari ini?”

Tanya Tiera sambil memakan sarapannya.

Sepertinya peristiwa ‘Flood’ telah diumumkan, dan evakuasian sedang berlangsung.

Walaupun petualang telah direkrut untuk membantu  di tempat dimana mereka dibutuhkan, sudah tidak banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

 “Aku akan pergi ke kastil fuedal lord. Karena aku mengatakan bahwa aku akan membawamu kesana, tolong datang bersama ku Shin.”

 “Ah-Ya, baiklah. Aku mengerti.”

Apa kemarin dia lupa untuk memberitahui nya? Karena Shin tidak memiliki rencana hari ini, Shin menyetujuinya.

Saat Shin melihat Schnee, yang sikapnya tidak berubah, Shin berpikir, ‘Apa aneh untuk ku mencemaskan tentang apa yang sedang terjadi?’.

Apa yang sering pria cemaskan di saat-saat seperti ini? Dia berpikir tentang hal-hal sepele.

 “Kalau begitu, aku akan pergi ke tempat pelatihan. Aku tidak bisa pergi ke barisan depan, tapi kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti.”

 “Ya, itu bagus. Jika aku punya waktu, maukah kita berlatih tanding lagi?”

 “...ya, terimakasih sebelumnya.”

Sambil mendengar jawaban dari Tiera, yang berhenti sejenak, di dalam hati Shin berdoa untuk Tiera.

Shin telah melihat mereka dua latihan saat mereka berpergian bersama, tapi dari apa yang telah dia lihat, latihan dari Schnee sangatlah keras. Itu berada di level dimana, tanpa karavan yang telah di upgarde dan tempat tidur khusus buatan Shin, Tiera tidak akan bisa bergerak karena terlalu lelah dari latihan. Sepertinya Tiera tidak bisa berbuat apa-apa selain menjawabnya dengan patuh.

Sebenarnya, Tiera dapat bertempur bersama di garis depan karena dia ditemani oleh Kagerou, tapi itu bukan berarti kekuatan tempur miliknya meningkat.  Dan juga, latihannya tak disangka sangat efektif.

Ketika seseorang tidak bisa menaikan levelnya, mereka benar-benar tidak bisa bertambah kuat.

Mereka mempercayakan kunci mereka ke penjaga penginapan setelah mereka menyelesaikan makanan mereka lalu berangkat.

Meski Schnee dan Tiera selalu menarik perhatian orang, dengan munculnya ‘Flood’,  tidak ada satupun yang menggoda mereka.

Tiera dan Kagerou pergi ke guild saat perjalanan pulang dan berpisah dengan Shin, Schnee, dan Yuzuha yang sedang berjalan menuju kastil.

 “Apa yang akan kita lakukan hari ini?”

 “Kita akan mendiskusikan kerja sama dan bertemu dengan Chosen One yang akan di taruh di garis depan. Sebenarnya, ini juga untuk melihat berapa banyak kita bisa bekerjasama.”

Meski dia sudah bertemu dengan Hibineko dan yang lainnya, Shin masih belum bertemu dengan utusan lainnya. Mungkin Rionne akan diperkenalkan juga. Meskipun Chosen One memiliki kemampuan individual yang luar biasa, tetap saja untuk bekerjasama tanpa adanya persiapan adalah hal yang mustahil.

Karena takdir kota berada di tangan mereka, bisa dikatakan ini adalah hal yang wajar untuk dilakukan

 “Kalau tidak salah, kita akan bertemu dengan Guile dan Liege?”

 “Kau sudah mendengar tentang mereka?”

 “Aku mendengarnya dari guild. Aku dengar kita akan menyerang dengan skill magic milik Guile, apa dia seorang mage?”

 “Ya, nama lengkapnya adalah Guile Serget. Dia adalah seorang mage yang handal dalam sistem skill magic api. Dan satunya adalah Liege Latreia, dia adalah seorang magic swordswoman seperti Rionne-sama.”

Nampaknya Guile adalah seorang Lord, dan Liege adalah Dragnil. Schnee sepertinya sudah beberapa kali bertarung bersama mereka berdua, sehingga dia mengetahui kepribadian mereka dengan baik.

Sementara Shin mendengarkan perkataan Schnee tentang gaya pertarungan dan kemampuan Guile dan Liege, mereka tiba di kastil feudal lord.

Sesaat sebelum mereka tiba di kastil, Schnee menghentikan penyamarannya dan berjalan melalui gerbang dengan penampilan biasanya. Meski perubahan terjadi dengan tiba-tiba, tidak ada satupun yang menyadari skill magic tersebut.

 “Schnee Raizar-sama! Terima kasih sudah datang kemari!”

Penjaga gerbang yang menyadari  mereka sedang berjalan mendekat, langsung menyambut mereka.

Dengan mata penjaga gerbang tertuju pada Schnee, keberadaan Shin sama sekali tidak di hiraukan.

 “Um, kami ingin masuk kedalam...”

 “Huh?! Maafkan saya! Tolong tunjukkan surat izin anda!”

Penjaga gerbang tersebut benar-benar tidak menyadari keberadaan Shin. Sang penjaga gerbang berbicara dengan terburu-buru saat Shin berbicara.

Schnee memberikan surat izin kepada penjaga gerbang yang sedang bersemangat itu. Schnee sepertinya sudah menerima surat izin itu sebelumnya.

Dua orang dan seekor hewan melewati pintu yang dibuka kan oleh penjaga gerbang yang telah memastikan surat izin mereka, dan merekapun masuk kedalam kastil.

Salah satu penjaga gerbang yang memandu mereka memiliki ekspresi senang. Tapi, jika seseorang melihat wajah keputus-asaan pada penjaga gerbang lainnya yang melanjutkan pekerjaanya, sudah pasti bahwa pertarungan yang sengit membentang di depan mereka.

 (Itu terlihat berlebihan.)

Saat mereka berjalan kedalam kastil, tak dapat dihindari bahwa mereka akan melewati banyak orang. Kebanyakan dari mereka berhenti berjalan; apa mereka terpesona oleh Schnee? Mereka membungkuk dengan patuh.

Shin merasa kalau jumlah orang yang mengikuti mereka meningkat seiring berjalannya waktu; Mungkin itu hanyalah imajinasi Shin belaka.

 “(Apa Schnee terkenal?)”

 “(Ya, dia kuat dan wanita yang cantik dari High Race. Itu memberikannya kepopuleran.)”

Sambil menjawab telepati dari Yuzuha, Shin merasa depresi saat dia melihat dirinya sendiri.

Orang-orang yang dilewatinya, hampir semuanya menyadari Shin dan Yuzuha setelah mereka melihat Schnee. Dan juga, sekitar 90% dari mereka memiliki perkataan “Siapa pria yang berjalan bersama Schnee-sama?!” yang terukir diwajah mereka.

Meski hanya beberapa dari mereka yang menunjukkan permusuhan kepada Shin, itu tidak merubah bahwa itu membuatnya tidak senang. Shin menyesal meremehkan kepopuleran milik Schnee.

Tidak ada satupun yang memanggilnya karena semua orang tau kenapa dia datang kemari? Shin merasa lega bahwa tidak ada satupun yang bertanya mengenai teman yang bersama Schnee saat ini.

Setelah beberapa menit, Sang penjaga gerbang menghentikkan langkahnya di depan ruangan tertentu. Rupanya itu adalah tempat dimana lokasi pertemuan berada.

 “Raizar-sama. Aku ingin memberikan rasa terima kasih ku karena telah bersedia untuk datang kemari.”

 “Tak usah khawatirkan hal itu. Apa kami terlambat?”

 “Tidak, masih ada yang belum datang.”

Ketika mereka memasuki ruangan, orang yang menggunakan pakaian dengan kualitas tertinggi diantara orang-orang yang duduk disana berdiri dan memberikan kata terima kasih kepada Schnee.

Taul Yaxfell.

Dia memiliki mata yang memberikan perasaan kuat dan rambut pendek yang dihias menunjukkan umurnya berada di pertengahan 40. Tubuh tanpa kelemahan tercemin di dalam sifatnya.

 “Shin-dono, partisipasimu dalam melindungi kota kami bersama dengan Rionne sama benar-benar membuat kami tenang.”

 “Ah, tidak, anda tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti itu.”

Ketika Taul bertukar salam dengan Schnee, Dia juga memangil nama Shin. Meski dia berbicara dengan sopan, mata tajamnya sepertinya telah melihat orang yang dipanggil sebagai Shin; mungkin ini adalah hal yang diharapkan dari seorang feudal lord Balmel.

 “Masih ada sedikit waktu sebelum pertemuan dimulai. Aku akan meminta seseorang untuk menyiapkan minuman, jadi anggap saja sebagai rumah sendiri.”

Taul berbicara dan pergi meninggalkan kursinya dan melangkah keluar. Baik dari kelompok yang di utus maupun Rionne, mereka sudah datang sebelum Shin datang.

Saat mereka berbincang dengan Hibineko dan yang lainnya sambil menunggu sebentar, dua pria dan satu wanita memasuki ruangan.

 “Sekarang, karena semua anggota telah berkumpul, aku akan memulai pertemuan ini dengan memperkenalkan anggota baru. Karena ini pertemuan pertama mereka, mari kita perkenalkan diri kita masing-masing.”

Setelah Taul melihat semua orang telah mendapatkan kursinya, dia mulai berbicara.

Dimulai dari Shin dan Rionne, yang mendadak ikut berpartisipasi. Pengenalan berjalan dengan baik.

 “Aku Guile Serget. Seorang Mage. Aku bertugas untuk melancarkan serangan pertama bersama Raizar-dono kali ini. Senang bertemu denganmu.”

Walaupun Guile mengatakan dia adalah seorang mage, karena penampilannya, dia lebih meyakinkan jika dia berkata dia adalah seorang warrior. Dia memiliki mata hitam yang segar dan rambut cokelat yang agak panjang. Tingginya sama dengan tinggi Shin, tapi Guile memiliki otot lebih. Walaupun dia adalah seorang Lord, wujudnya tidak berbeda dengan Human. Mungkin itu dikarekanakan mereka akan mencoba kerja sama mereka, rupanya dia juga membawa staff dan jubah.

 “Aku Liege Latreia. Aku seorang magic swordswoman. Kali ini aku akan membantu pria ini bersama Rionne-sama. Semoga kita bisa berteman dengan baik.”

Liege adalah seorang wanita yang memiliki rambut merah seperti gelombang api dan mata merah tua. Dia berbicara layaknya seorang pria, mungkin karena dia adalah warrior, tapi badannya montok sebanding dengan wanita yang memiliki tinggi 170 cemels.

Dia tidak memiliki karakteristik seorang dragnil, selain sisik kecil di sekitar matanya. Tidak seperti Shibaid, yang telah Shin temui sebelumnya, wujud Liege hampir seperti seorang human.

 “Jadi ada orang yang benar-benar memakai pakaian itu disini.”

 “Hmm? Apa ada yang salah?”

Tanya Liege. Dia sepertinya mendengar Shin mengatakan sesuatu.

 “Ah, tidak, aku hanya berpikir kalau yang Liege-san pakai adalah zirah sihir?”

Seperti Guile, Liege juga menggunakan perlengkapan untuk pertarungan. Tapi, apa yang dia pakai biasa disebut sebagai bikini armor. Armor tersebut muncul di dalam game, dan memiliki fungsi yang sama seperti armor.

Tentu saja, Shin mengetahui perlengkapan jenis macam apa itu. Nama resminya adalah ‘Magic Armor of Dragon Ball’ dan armor peringkat menengah kelasLegendyang menggunakan jewel dari monster jenis dragon.

Untuk mengapa warna armor tersebut berwarna merah adalah karena jewel yang digunakan adalah jewel Red Dragon. Itu dapat menetralkan serangan yang diterima dengan jumlah tertentu, memiliki efek mengurangi damage diterima, dan tidak bisa digunakan jika VIT kurang dari 500. Bagian dimana kulit dapat terlihat memiliki efek pengurangan damage, jadi bisa dikatakan kalau dia dapat menangkap pisau dengan tangan kosong tergantung dengan stat nya.

Tapi, meskipun performanya tinggi, itu bukanlah perlengkapan yang populer di era game. Karena game sudah menggunakan VRMMO, dimana avatar berperan sebagai tubuh asli pemain, tidak banyak perempuan yang ingin menggunakannya.

 “Oh ya ampun, apa kau terpesona melihat armor ku? Aku merasakan tatapanmu di dadaku.”

Liege menekan dada nya setelah mengatakan hal itu. Walaupun memang benar kalau Shin menatap dadanya, yang sepenuhnya tertutupi oleh armor, dan dia tidak melakukannya dengan niat buruk.

 “Maafkan aku...”

Sambil berpikir ‘Jangan menggodaku’ , Shin juga bertanya-tanya apakah dia menggunakan armor tersebut karena karakternya.

 “Liege, jangan menggoda Shin lebih lanjut. Aku akan melanjutkan perkenalan, Namaku Elgin Schlafer. Aku ketua Knight Balmel. Kali ini, aku bertugas untuk memerintah pasukan. Aku tidak bermaksud santai karena Raizar-dono ada disini. Aku harap aku bisa akrab denganmu.”

Setelah menyela sendagurau antara Shin dan Liege, pria tersebut memperkenalkan dirinya.

Mungkin karena pekerjaannya menyuruhnya untuk sering berteriak, akibatnya suaranya menjadi bergema. Karena Shin telah kebingungan untuk merespon Liege, di dalam hatinya dia berterimakasih kepada Elgin.

Elgin adalah seorang pria dengan tinggi 2 mel. Tangan dan kaki nya dua kali lebih besar dari Shin. Sosoknya tertutupi oleh armor yang dirancang khusus yang mendominasi lingkungan hanya dengan berdiri. Shin tidak tau apakah dia adalah seorang Chosen One atau bukan, tapi Elgin memiliki level 212. Apa dia di akhir 30 atau di awal 40? Ada sebuah kilatan tajam yang ditujukan kepada Shin, dan itu memiliki sensasi yang berbeda dengan Taul berikan.

Tanpa berhenti, Schnee, Hibineko dan lainnya melanjutkan untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing.

 “Baiklah, mari kita bicarakan tentang ‘Flood’. Meskipun kalian mungkin sudah mendengarnya, aku ingin kalian mendengar ini lagi untuk memastikan.”

Setelah perkenalan selesai dilakukan, Taul mulai berbicara.

Taul membuka peta dan ditaruhkannya ke meja. Itu adalah peta kasar yang menunjukkan Balmel dan Kalkia.

 “Hasil dari pemeriksaan informasi yang dibawa oleh Rionne-sama dan Shin-dono, sudah dipastikan bahwa gerombolan monster yang sangat besar sedang mengarah ke sini. Dilihat dari kecepatan mereka, diperkirakan mereka akan mencapai Balmel 4 hari lagi. Mayoritas dari gerombolan monster itu adalah monster humanoid, seperti goblin, orc, ogre dan sebagainya.”

Sambil memberikan informasi, Taul membuat tanda pasukan ke atas peta untuk mewakili segerombolan monster. Ditambah lagi, dia menaruh dua tanda di Balmel dan 4 tanda besar di belakangnya.

 “Disini adalah Shin-dono, Shadow-dono, Holly-dono, dan Nekomata-dono sebagai grup pertama. Schnee-sama, Rionne-sama, Guile-dono, dan Liege-dono sebagai grup kedua berada disini. Kalian akan menunggu 5 kemels di depan Balmel, sementara itu pasukan knight akan menyebar di barisan belakang. Setelah menarik perhatian monster sampai batas tertentu, Schnee-sama dan Guile-dono akan menyerang menggunakan magic area. Sementara itu, karena akan ada banyak monster tersisa di dekat grup pertama, grup pertama akan menghalang mereka. Sambil mengurangi jumlah mereka, tolong biarkan beberapa monster lewat.”

Taul menjelaskan ulang strateginya secara lisan dengan membuat tanda-tanda.

Mengalahkan monster level tinggi menjadi prioritas utama, pertahanan adalah hal utama dan leveling merupakan bonus, Taul mengatakannya setelah dia selesai menjelaskan strategi.

 “Jadi, grup pertama akan membuat sebuah party dan mulai berlatih bekerjasama. Karena tugas utama dari grup kedua adalah untuk menjaga Guile-dono, kalian akan dilatih oleh Schnee-sama.”

 “Eh!”

 “Apa?!”

Guile menjadi kaku dengan apa yang Elgin katakan, dan Liege mengeluarkan suara yang hampir berada di posisi dia berteriak.

 “Kau tau Shin? Schn-nya-san terkenal dengan latihannya yang keras.”

Bisik Hibineko kepada Shin, yang terlihat ragu dengan reaksi orang-orang keluarkan..

Rupanya, latihan keras Schnee adalah hal yang standard bahkan untuk orang-orang yang bukan teman Schnee. Hanya Rionne yang terlihat seperti menanti-nanti latihan dari Schnee; apa karena dia belum mengetahui bagaimana kerasnya latihan Schnee? Atau karena dia merasa terhormat dapat dilatih oleh Schnee?

 “Jangan Mati!”

Mereka masih memiliki waktu untuk mengembalikan energi mereka walaupun mereka kelelahan. Schnee pasti akan melatih mereka hingga mencapai batas mereka. Shin berpikir seperti itu sambil menyemangati mereka.

 “Kalau begitu, kita akan berlatih juga.”

Seperti grup kedua, Shin dan yang lain juga ikut bergerak untuk berlatih.

Tidak seperti grup kedua dimana Schnee menjadi lawan tanding, Shin dan grup nya pergi keluar benteng Balmel. Mereka ingin berlatih melawan monster yang berkeliaran diluar yang tidak memiliki kaitannya dengan ‘Flood’.

Walaupun perbedaan kemampuan antara grup Shin dengan monster sangatlah besar untuk pertarungan yang pantas, itu tidak menjadi masalah karena mereka hanya melatih kerja sama mereka.

 “Shin, sudah lama sekali kita tidak membentuk party ya.”

Shadow menggumamkan beberapa kata.

 “Ya. Tapi untuk kasusku, mungkin aku harus mengatakan sudah lama sejak aku bergabung dengan party.”

Ini juga merupakan hasil dari perbedaan kemampuan yang sangat besar. Shin menolak sistem party karena akan lebih efien untuknya menantang musuh sendirian dibanding bergabung ke sebuah party dan menyesuaikan level mereka.

 “Tidak ada cara lain. Akan memakan waktu untukmu jika kau melatih pemain lain, benar kan?”

 “Aku tidak berpikir kalau aku akan senang jika begitu mudahnya orang lain menyamaiku.”

Shin hanya mengatakan beberapa kata untuk membalas perkataan Shadow.

Sementara itu adalah hal yang bagus untuk pemain lain menjadi lebih kuat, Shin tidak bisa jujur menerima hal itu karena dia telah mengorbankan waktu begitu banyak untuk menjadi kuat.

Lalu Hibineko menyela mereka.

 “Simpan percakapan kalian untuk nanti. Kita harus melawan monster ini dengan serius, walaupun mereka hanyalah monster peringkat rendah. Kau harus tetap siaga!”

 “...Benar. Maafkan aku, aku sedikit terbawa suasana.”

 “Maafkan aku.”

Shadow dan Shin dengan patuh meminta maaf karena terlalu gembira telah membuat party kembali. Terus terang, mereka tidak akan terluka walaupun mereka menerima serangan kritikal dari monster di depannya.

Hibineko juga mengetahuinya, jadi dia tidak tersinggung.

Kemudian, Holly tersenyum dan mulai berbicara.

 “Hibineko-san sangat bersemangat ya.”

 “Orang dewasa harus bisa mengontrol dirinya.”

 “Lalu, kenapa ekor mu bergerak lebih banyak dari biasanya?”

 “...I-Ini untuk menjaga keseimbangan!”

Sebenarnya, ketika berjalan dengan 2 kaki, ekor Hibineko-san hampir tidak memiliki efek keseimbangan. Pada akhirnya, Hibineko juga sama-sama gembira seperti Shin dan Shadow.

Holly melihat Hibineko dengan tatapan yang menghangatkan hati.

 “Omong-omong, kita sudah sampai di tempat di mana monster akan muncul.”

 “Untukku menjadi bersemangat... baiklah, kau memang benar dalam hal itu. Seharusnya monster tipe serigala dengan jumlah banyak muncul di sekitar sini.

Memang benar Holly sedang menjahili Hibineko, tapi dia tidak lupa untuk mencari musuh di area sekitarnya.

Ketika semua orang sedang asik-asiknya berbincang dan bergerak dengan kecepatan tinggi sesuai dengan status mereka sebagai Chosen One, mereka telah tiba di tempat dimana monster-monster muncul.

Tapi, tidak satu bayangan monster pun terlihat, bahkan jika mereka melihat ke sekitar.

 “Ini aneh. Tidak ada monster satu pun yang berada di jarak persepsiku.”

 “Tidak satupun, kau bilang?”

Jarak persepsi Shin telah diperbesar menggunakan berbagai macam skill seperti Searchdan Sign Perception. Oleh karena itu, dia dapat merasakan tempat yang tidak bisa dijangkau Shadow dan Hibineko, tapi dia tetap saja tidak bisa menemukan monster satupun.

Shadow dan yang lain, yang mengetahui betapa jauhnya jarak persepsi milik Shin, memiliki ekspresi heran di wajah mereka.

 “Apa hal semacam ini biasa terjadi selama ‘Flood’ berlangsung?”

 “Tidak. Meski aku sudah merasakan ‘Flood’ beberapa kali, bahkan jika jumlah monsternya menjadi lebih sedikit, tidak pernah ada kejadian mereka hilang sepenuhnya.”

 “Jumlah monster berkurang?”

 “Monster yang muncul di dalam ‘Flood’ tanpa pandang bulu menyerang monster lain. Seperti yang kita ketahui kalau monster-monster akan meninggalkan wilayah mereka ketika mereka merasakan bahaya.”

 “Jadi begitu. Tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini.”

 “Ya, yang pertama, walaupun aku berkata jumlahnya berkurang, ini tidak berkurang secara tiba-tiba seperti ini. Sudah jelas ini tidak normal.”

Shin dan yang lainnya memiliki ekspresi tajam setelah mendengar perkataan Hibineko.

Mereka tidak ada masalah untuk menangani ‘Flood’, tapi sekarang, monster menghilang dengan misteriusnya. Semuanya setuju bahwa sangat berbahaya untuk terlalu optimis.

 “Ini bukan waktunya untuk berlatih dengan santai. Ayo kita kembali.”

 “Itu benar. Kita tidak tahu penyebabnya, jadi lebih baik untuk melaporkannya.”

Holly setuju dengan saran yang Shadow berikan. Shin dan Hibineko juga tidak keberatan, jadi mereka berlari kembali ke Balmel menggunakan kecepatan penuh dari Chosen One.

Mereka mencari kehadiran monster selama perjalanan pulang, tapi tetap saja mereka tidak menemukan satupun.

 “………”

 “Shin? Kau telah diam untuk beberapa saat, apa kau memiliki penunjuk?”

 “Ya, ada beberapa.”

Shin menjawab pertanyaan Shadow dengan wajah tersenyum. Ada sesuatu yang melintas di pikiran Shin.

Pernah ada event war/pertempuran di dalam game dimana gerombolan monster akan menyerang kota.  Itu bukanlah kejadian yang tidak biasa.

Tapi, jumlah monster menjadi bermasalah. Monster di wilayah sekitar akan berhenti muncul sementara dan sekumpulan besar monster akan mendekat ke kota seperti ombak berwarna hitam.

Tentu saja, para pemain berdiri untuk mempertahankan kota dan berhasil mempertahankannya. Kebanyakan monster telah dihancurkan oleh skill magic dari pemain level tinggi seperti Shin. Tapi, karena monster yang menginvasi kota bergerak melalui bawah tanah, kerusakan yang disebabkan oleh event tidaklah kecil.

Monster-monster telah menghilang sebelum event dimulai. Jika tanda-tanda yang muncul sama, apa hal yang sama akan terjadi di ‘Flood’? Jika sama, gelombang baru dari monster akan melebihi skala normal ‘Flood’.

 “Jika memang ini sama seperti  event perang  itu, kita harus melaporkannya segera.”

 “Benar, Aku pikir aku akan meminta Schnee untuk melakukannya.”

Shin menjawab perkataan Hibineko sambil mengangguk.

Schnee dapat menjelaskan cerita seperti event dari masa lalu. Jika dia bisa melakukannya, Shin tidak perlu bergerak.

 “Kau bilang tidak ada tanda-tanda pergerakan monster?”

Ke empat orang yang kembali ke kastil feudal lord bergegas menemui Taul, dan melaporkan situasi yang terjadi. Semua orang yang berada di grup kedua, Schnee berserta anggota lainnya juga datang ke ruangan resepsi.

Taul yang mendengar laporan tersebut, merenung dan mencoba mengingat sesuatu. Tapi, dia malah mengeluarkan napas keluh, mungkin karena dia tidak bisa memikirkan sesuatu.

Elgin dan yang lainnya yang sedang duduk pun menggelengkan kepala.

 “Sejauh yang aku tau, tidak ada catatan pertarungan semacam ini. Kita membutuhkan sebuah penyelidikan.”

 “Monster-monster merasakan bahaya dan lari, maka tidak bisa dijelaskan dengan itu saja.”

Dilihat dari perilaku mereka, mereka sangat berhati-hati dengan masalah ini.

 “Apa ada seseorang yang mengetahui sesuatu?”

Semua orang kecuali Schnee menggelengkan kepala mereka.

 “Schnee-sama, apa kau mengetahui sesuatu?”

 “Ya, aku teringat sesuatu, hal yang sama pernah terjadi di masa lalu.”

Schnee mengangguk membalas pertanyaan Taul. Shin telah menceritakan kejadian itu kepada Schnee melalui Mind Chat.

Itu hanyalah kejadian yang Shin ingat di dalam game, tapi itu tidaklah aneh jika kejadian itu dapat terjadi di dunia ini.

 “Apa kau bisa menceritakannya? Bahkan jika informasi itu sedkit, itu tetap penting.”

 “Tentu. Meski itu terjadi cukup lama sebelumnya――”

Schnee menjelaskan sambil mengeluarkan fakta disana-sini.

 “Itu...itu...”

Semua orang yang mendengar cerita itu memiliki ekspresi kaku.

Saat mereka mendengar level monster yang akan menyerang tinggi, ekspresi Taul dan Elgin menjadi berat.

Pertahanan saat ini menuntut sebuah kekuatan khusus yang terdiri dari Chosen One dan prajurit biasa untuk membunuh musuh saat mereka mendekat karena jumlah mereka yang terlalu banyak.

Jika gerombolan monster terlalu susah untuk prajurit biasa tangani, mereka menduga bahwa total kerusakan yang di alami akan tak terduga.

 “Karena situasi saat ini sama dengan apa yang aku ketahui dari masa lalu, ini masih belum pasti apakah hal yang terjadi di masa lalu akan terulang kembali atau tidak.”

 “Tidak, akan lebih baik untuk mengasumsikan itu akan terjadi. Sekarang bukan saatnya untuk berbicara mengenai latihan dan sebagainya.”

Elgin membalas perkataan Schnee dengan nada serius. Akan lebih berbahaya jika prediksi Schnee tepat sasaran.

 “Aku kira ini akan menjadi kemenangan yang mudah.”

 “Ah sial. Sesuatu tidak pernah berjalan dengan mulus.”

Guile dan Liege mengangkat bahu mereka layaknya ingin berkata “Beri aku waktu sebentar!”.

Meski mereka tidak memiliki sikap serius, sulit mengatakan bahwa mereka memiliki ekspresi tenang.

 “Tapi, kita tidak perlu untuk pesimis. Kita memiliki Schnee Raizar dan 2 tambahan Chosen One sebagai bala bantuan. Kita pasti bisa bertahan dalam kondisi kritis ini selama kita tidak membuat kesalahan.”

 “Benar, kita tidak tau berapa banyak monster yang akan datang, tapi kita diberkati dengan sekutu saat ini. Pertempuran bisa berakhir dengan cepat.”

Hibineko dan Shadow berbicara kepada Taul dan yang lainnya yang hanya memikirkan musuh.

Suara semangat mereka meringankan suasana. Mereka tenang karena Shin dan Schnee ada disini. Dalam beberapa hal, Shin dan Schnee lebih berbahaya dibanding monster yang sedang mendekat.

 “Tentu, aku akan melakukan apapun untuk membantu.”

 “...Itu benar, aku sangat berterimakasih kau ada disini. Kalau begitu ayo kita ganti strategi. Schnee-sama, apa kau tahu dari arah mana monster akan menyerang?”

 “Tidak, aku tidak tau sampai hal itu...”

Akan benar-benar berbahaya untuk berpikir monster akan menyerang dari segala arah, jadi Schnee menjawabnya dengan jujur.

Apalagi, karena mereka tidak tahu kapan monster akan menyerang, mereka menyelesaikan pertemuan ini dengan menyetujui untuk mengirim pengintai ke arah yang memiliki kemungkinan besar untuk diserang.

Setiap pangkalan telah dihubungi setelah pertemuan berakhir. Semua ini dilakukan agar para prajurit akan siap dalam kasus monster dari war event  muncul setiap saat.

◆◆◆◆


 “Hei, Schnee, Aku ingin memastikan sesuatu, tapi apa kau pernah menggunakan magic skala besar untuk pertempuran anti-guild selama aku menghilang?”

 “Tidak, aku tidak pernah bertarung melawan pasukan skala besar sebelumnya,karena kebanyakan musuh bisa ditangani dengan normal magic area.”

Shin dan yang lainnya yang telah meninggalkan kastil dan berpisah sebentar sebelum bertemu lagi.

Saat ini, mereka sedang menuju Guild untuk bertemu Tiera. Meski mereka tidak dapat bertarung melawan monster untuk latihan kerja sama, mereka telah mencoba kerja sama mereka dengan boneka latihan di tempat pelatihan kastil.

Karena kali ini mereka bertarung melawan monster yang sangat banyak, Shin ingin memastikan kekuatan dari skill magic anti-guild dengan Schnee. Tapi Schnee tidak pernah melawan sekumpulan musuh yang kuat sejak ‘Dusk of the Majesty’, jadi dia tidak tau seberapa kuat mereka.

 “Kalau begitu, akan buruk untuk menggunakannya tanpa pikir terlebih dahulu? Apa kau akan mencobanya sekali saat serangan pertama?”

 “Ya, jika aku ingin menggunakannya, saat itulah satu-satunya kesempatan yang kupunya.”

Tergantung dengan jumlah musuh dan skala dari magic, memang mungkin untuk menyelesaikan semuanya dengan satu kali serang. Karena bukanlah hal yang buruk untuk dirinya sendiri, dia memutuskan untuk mengambil kesempatan untuk memastikan kekuatan dari magic skala besar.

 “Magic skala besar milik Schnee-chan, huh?~ Aku ingin tau, apa kita akan mendapatkan giliran.”

 “Jika hal itu tidak menyebabkan kerusakan tambahan, maka tidak ada yang lebih baik dari itu.”

 “Yea”

Shadow memberikan pendapatnya dan disetujui oleh Holly. Hibineko juga menyetujuinya. Sedangkan Shin sama sekali tidak optimis ataupun gembira tentang hal itu.

 “Baiklah, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi sampai waktunya datang bukan? Aku hanya ingin berjaga-jaga saja.”

 “Apa kau melakukan sesuatu?”

 “Ada perlengkapan yang sempurna untuk melawan musuh dengan jumlah banyak kan? Aku berniat untuk meng-upgrade-nya sebelum terlambat. Seharusnya tidak akan ada masalah jika aku mengamuk, karena wajahku akan tertutupi.”

Shin menjawab pertanyaan Schnee dengan senyum jahat di wajahnya.

Rupanya, darah blacksmithnya mulai bangkit.

 “...Aku tidak masalah bahkan jika beberapa musuh datang bersamaan.”

 “Benar, aku setuju.”

Shadow dan Holly melihat perbincangan antara Shin dan Schnee sambil tersenyum kecut.

Hibineko tidak mengatakan apapun, dia hanya mengangguk setuju.

Saat mereka tiba di Guild, party tersebut pergi mengunjungi tempat pelatihan setelah menerima izin dari resepsionis.

Tempat latihan memiliki berbagai ruang untuk kegiatan yang berbeda, seperti ruangan dimana seseorang dapat berlatih menggunakan busur atau melempar pisau, atau ruangan dimana seseorang dapat menerima instruksi tempur.

Shin pernah memasuki tempat latihan kosong sebelumnya di Bayreuth, ketika dia bertarung melawan Guild Master, Barlux. Jadi baru pertama kalinya dia melihat orang lain di dalamnya.

Selain itu, Shin melihat ke arah Tiera.

 “Oh, dia ada disana.”

Di ujung plaza dimana banyak petualang yang melakukan latihan kerja sama dan pelatihan individu, terlihat ada Tiera yang sedang melakukan latihan tempur 1v1 dengan seseorang.

 “Apa itu Kaede-chan?”

 “Sepertinya iya.”

Holly dan yang lainnya seperti juga menyadari Kaede dan Tiera saling bertukar serangan setelah Shin berbicara.

Mereka berdua menggunakan senjata dagger. Sepertinya mereka menggunakan senjata pinjaman dari tempat latihan. Kagerou sedang bersiap di samping dinding dekatnya.

 “Berat satu sisi?”

 “Tiera patut dipuji karena bisa mengikutinya.”

Dimata Shin, Tiera sedang bertahan meski dia terlihat bertukar serangan dengan Kaede.

Jika kau melihat perbedaan stat antara Kaede dan Tiera, hal yang patut dipuji karena bisa bertahan melawan Kaede, persis seperti apa yang Schnee katakan.



Meski Kaede kemungkinan belum serius, Tiera tidak seharusnya bisa bertahan untuk waktu yang lama. Pelatihan Schnee sepertinya telah meningkatkan kemampuan bertempur Tiera.

 “Kuh!”

Dagger Tiera dipentalkan Kaede sebelum Shin memanggilnya. Melihat dagger yang sedang ditujukkan ke tengkuk leher Tiera, Tiera berhenti bergerak.

 “Melakukan pertandingan, ya?”

 “Ah, Shin-san, Sch, Yuki-san disini juga.”

 “S-Shin...?”

Kaede yang menyadari Shin dan yang lainnya, mengeluarkan sebuah suara. Tiera juga mengalihkan wajahnya ke arah suara Kaede, tapi dia tidak bisa bergerak segera karena dia telah kehabisan udara.

Omong-omong, Yuki adalah nama samaran Schnee. Kartu Guildnya juga terdaftar atas nama Yuki.

 “Apa kalian berlatih bersama?”

 “Iya, meski kita bertemu secara kebetulan.”

Awalnya, Kaede membatasi statnya untuk melatih Tiera, tapi mereka memutuskan untuk berlatih dengan perbedaan stat. Kemudian, Shin dan yang lain datang.

 “Apa kau tidak apa-apa?”

 “Ya...Aku...Baik...baik...saja”

Shin memanggil Tiera yang sudah sepenuhnya mandi keringat sambil memberikannya handuk.

Shin menunggu sebentar sampai napas Tiera menjadi normal.

 “Latihanmu sepertinya terbayarkan.”

 “Yah... aku akan menangis jika semua ini sia-sia.”

 “Apa iya? Untuk sementara, kerja bagus.”

Kagerou yang juga mendekat, memberikan Tiera sebuah penghargaan. Tiera tertawa saat Kagerou menjilati wajahnya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar