The New Gate Volume 6 Chapter 3 Part 2 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Senin, 15 Oktober 2018

The New Gate Volume 6 Chapter 3 Part 2

vol6covernew






Volume 6 Chapter 3 Part 2



“Aku sangat tertarik untuk mendengar lebih banyak.”

Sebuah suara yang seharusnya tidak ada disana terdengar membalas perkataan Wilhelm.

“Halo yang disana, kerja bagus bisa menemukan ku disini.”

Wilhelm melirik tajam ke arah Wilhelm. Dia muncul diwaktu yang tepat.

Eline muncul di tempat dimana tidak ada pintu masuk ataupun keluar. Wilhelm menebak bahwa Eline telah menyembunyikan dirinya atau ada sebuah jalan rahasia disana.

Wilhelm pada awalnya curiga karena Eline tidak melakukan sebuah serangan tiba-tiba, tapi setelah mempertimbangkan kemampuan dan kepribadian Eline, tidak aneh baginya untuk tidak melakukan hal seperti itu.

“Aku meminta Wanita Suci untuk meramalkannya. Dia mungkin tidak ingat.”

Eline mengungkapkan kebenaran mengenai keberadaannya, dengan senyuman yang sama saat terakhir kali mereka bertemu di gereja.

Kata-katanya membuat Hermie terkejut.

“Tidak mungkin! Aku tidak meramalkan kedatangannya ke sini, aku...!”

“Kau meramalkannya. Tapi, kau disuruh untuk melupakannya. Aku pun terkejut mendengar kau telah melihat Wilhelm berada di kota ini. Bersama dengan makhluk langka seperti Elf berambut hitam. Bayreuth cukup jauh dari sini, apa mungkin kemampuannya bisa melakukan perjalanan jauh dalam waktu yang singkat?”

Item manipulasi bahkan bisa mengubah ingatan.

Perkataan Eline dan ekspresi Hermie meyakinkan Wilhelm bahwa itu adalah kebenaran.

Pada saat yang sama, kemarahan yang ia tekan meluap di dalam dirinya.

Wilhelm tidak bisa memaafkan Eline yang telah melukai Rashia dan menculik Millie; selain itu, setelah menyaksikan bagaimana dia mempermainkan Hermie, tidak mungkin baginya untuk menahan semua amarah.

“Kau pikir aku akan memberitahumu?”

Kata-kata Wilhelm mengandung kemustahilan untuk menjawab pertanyaan semacam itu.

Wilhelm menyuruh Millie untuk melangkah mundur dan mematerialisasikanBeinot. Matanya tidak berpaling sedikitpun dari Eline.

Kobaran amarah bergejolak dengan cepat di dalam tubuhnya.

“Oh, aku juga tidak peduli dengan hal itu. Apa itu tombak yang waktu itu? Itu sangat Indah!”

“Aku tidak peduli dengan pendapat dari bajingan sepertimu.”

“Sungguh menyesalkan tidak bisa berbagi perasaan yang aku rasakan saat ini. Karena suasana hati ku sedang baik, aku akan membiarkannya. Omong-omong, aku sangat senang kau sudah membawakanku tombak seperti itu. Siapa sangka kau memiliki tombak yang lebih hebat dari tombak yang satu itu? Saat itu seharusnya kau menggunakan tombak itu. Menahan diri adalah hal yang kejam tau.”

Tidak seperti Wilhelm, seluruh tubuh Eline mengekspresikan seberapa senangnya dia.

Matanya tertuju pada Beinot yang Wilhelm pegang. Ekspresinya seperti seorang anak yang menemukan mainan baru.

“Sekarang juga di sini, aku akan membalas perbuatanmu yang terakhir kali kau lakukan.”

“Haha, daripada membalasku, lebih baik kau khawatir kalau kau harus membalasku 2x lipat lebih besar.”

Tangan Eline sudah menggenggam Exvaine. Ekspresi riangnya tidak menyembunyikan rasa jijik yang sama saat ia bertarung melawan Wilhelm di gereja Bayreuth.

Sikapnya menunjukkan bahwa setelah melihat Beinot, Eline mengerti bahwa hal ini tidak akan berjalan seperti yang sebelumnya.

Wilhelm juga terlihat berbeda dari sebelumnya. Senjata yang ia pegang berbeda, selain itu, seluruh tubuhnya sangat fokus, tanpa menunjukkan celah sedikitpun.

Jarak antara mereka berkisar 10 mel. Setelah memastikan Hermie mundur, Wilhelm mengarahkan ujung tombaknya ke arah Eline.

“Shaa!”

Wilhelm mengambil langkah pertama.

Wilhelm, yang kecepatannya diperkuat oleh sihir pendukung “Ki Manipulation – Kassen (Living Lightning) ”, memulai serangannya ke Eline.

Senjata Eline memang dibuat oleh High Human, tapi jarak serang antara greatsword dan tombak sangatlah berbeda. Jarak serangBeinot melampau jarak serang Eline.

“Aku tidak akan kalah dengan mudah.”

Eline yang sedang menggenggam Exvaine』, menempatkan senjatanya di tempat dimana tombak Wilhelm datang dan menahan serangannya.

Meski bagian tengah pedang merupakan titik lemahnya, ketahanan Exvaineyang tidak wajar tingginya berhasil menangkis serangan Beinot』.

Jika itu adalah Venom』, senjatanya pasti sudah menderita kerusakan dari bentrokan, tapi yang Wilhelm saat ini pegang adalah  Beinot, karya besar Shin yang menggunakan Venomsebagai bahan dasarnya.

Karena memiliki kelas yang sama dengan Exvaine, tidak ada perbedaan yang besar dalam kinerja antara kedua senjata tersebut.

Jikapun ada perbedaan, itu dikarenakan kemampuan sang pengguna dan atribut senjata.

Setelah menangkis serangan Wilhelm, Eline menggunakanExvainenya untuk menangkis ujung Beinot, yang telah merubah targetnya ke kaki.

Tubuh Wilhelm bergerak secara alami tanpa terpengaruh oleh gaya dorong.

Kemudian, Eline melangkah ke depan sebelum Wilhelm dapat menarik Beinotnya kembali.

Setelah menangkis serangan dari Wilhelm, Eline mulai mendekat ke Wilhelm dan menggunakan Exvainesebagai perisai nya.

Jarak antara keduanya semakin kecil.

Tapi, Wilhelm tidak akan berbuat kesalahan dengan masuk ke dalam jarak serang Exvaine』.

Tepat satu langkah sebelum masuk ke dalam jarak serang Eline, Wilhelm mulai merubah pola serangnya.

Metode menyerang menggunakan tombak adalah tusukan yang difokuskan pada satu titik, dan ayunan yang memanfaatkan jarak serang tombak yang lebih jauh dari senjata lainnya.

Tusukan berulang-ulang yang telah dilakukannya sampai saat ini berhenti dalam sekejap, berubah menjadi lingkaran platinum, yang menyerang Eline pada saat berikutnya.

“Mengesankan!”

Setelah menangkis serangan yang jauh lebih berat dari sebelumnya, Eline merasa dirinya dipaksa untuk mejaga jarak.

Di kaki Eline, terlihat sebuah lintasan hangus yang disebabkan oleh gesekan antara sepatunya dengan lantai.

Kerusakan yang diterima tidak banyak, tapi kerusakan itu adalah bukti bahwa itu bukan serangan yang bisa dia tangkis dengan mudah.

“Bagus sekali. Sepertinya aku bisa mulai serius juga.”

Eline, sekali lagi melangkah maju dengan tujuan memperkecil jarak yang telah dia lakukan sebelumnya. Kecepatan gerakannya terlihat jelas berbeda dari sebelumnya.

Eline juga ikut memperkuat kemampuan fisiknya dengan “Ki Manipulation”, seperti yang Wilhelm lakukan.

Sekarang, tusukan Wilhelm yang kuat tidak hanya ditangkis saja, serangannya bahkan terlempar oleh serangan pedang Eline. Karena stat dasar mereka berbeda dan berkat kemampuan memperkuat fisik, STR Eline memiliki nilai yang lebih besar dari Wilhelm.

Dengan memanfaatkan kekuatan pedangnya, Eline  mengayunkan Exvaineyang memiliki panjang 2 mel layaknya longsword.

Sebuah garis merah terbentuk di udara dan kilatan perak Beinotberhasil terpukul mundur.

Hanya ada beberapa senjata di dunia ini yang mampu menahan serangan Beinotmilik Wilhelm.

Jika senjata Eline paling tidak adalah senjata kelas legenda, mungkin untuknya menangkis karena perbedaan tipe senjata.

Tapi, senjata Eline memiliki performa yang sangat tinggi.

Bahkan di hadapan tusukan Wilhelm, ia berhasil menangkis semua serangan tanpa menghasilkan suara sedikitpun.

Kemampuan Eline tidak diragukan lagi adalah yang terbaik. Dia dengan sempurna bisa bertahan dari serangan beruntun menggunakan senjata yang berat seperti pedang besarnya.

“Tch, sepertinya gelap Hero bukan sekedar nama saja.”

“Oh ya ampun, kau mengetahuinya? Untuk menantangku meski kau mengetahui hal itu... Kau pasti cari mati.”

Eline menanggapi perkataan Wilhelm.

“Aku dengar gelarmu dapat meningkatkan stat, tapi aku yakin kalau kau bukan yang paling pantas untuk mendapat gelar seperti itu.”

Gelar dan Karakter Eline saling bertolak belakang.

Karakternya mungkin bukan sepenuhnya kesalahannya, tetapi meski begitu, kecocokan yang kuras pas itulah yang sulit untuk dicari, atau begitulah yang Wilhelm pikirkan.

“Kalau kau iri, bilang saja iri. Aku adalah seorang Chosen One. Bagiku, untuk memiliki gelar spesial seperti itu tidak bisa aku hindari.”

“Hah, simpan omong kosongmu untuk mimpimu nanti.”

Kedua senjata saling bentrok dan menimbulkan percikan api.

Bahkan saat mengejeknya, Eline berhasil mendekat dan membuat Wilhelm masuk ke dalam jarak serangnya. Dengan musuh yang begitu dekat, Wilhelm tidak bisa melancarkan serangan beruntunnya.

“Kenapa? Kau pikir kau jauh lebih kuat hanya karena kau mempunyai senjata baru? Pertarungan ini akan berakhir sama seperti sebelumnya!”

Seolah-olah membalas serangan Wilhelm, Eline dengan cepat merubah laju serangExvaineyang telah dia ayunkan secara vertikal selama ini.

Ayunannya, sebenarnya ditujukan ke kepala Wilhelm, tapi ia belokan ke arah perut yang seharusnya tidak bisa ia lakukan dengan senjatanya yang besar.

Serangannya membentuk huruf ‘V’ di udara, itu adalah Sword Art – Aerial Slash.  (T/N: Art versi kecilnya Skill.)

Cahaya merah yang menyelimuti Exvainemenunjukkan kehebatannya dengan mencoba memotong Wilhelm.

Dihadapan pedang seperti Exvaine, Armor biasa sudah sama seperti kertas.

Itulah mengapa serangan itu harus ditangkis menggunakan senjata, bukan dengan armor.

Wilhelm, yang berusaha menangkis serangan dengan menggunakan Beinot, dengan cepat menurunkan lengan kirinya dan menempatkan ujung tombaknya ke arah datang Exvaine.

Saat Exvainedan Beinot bertemu, percikan besar meledak di udara.

“Gah...”

“Ya ampun, aku kira ini akan berakhir seperti sebelumnya, kalau begitu.”

Serangan beratnya memaksa Wilhelm untuk menekan lantai dan menimbulkan retakan, tapi tidak seperti pertarungan sebelumnya, kali ini Wilhelm tidak menerima luka besar yang tidak diketahui asalnya.

Wilhelm aman karena peningkatan fisik sementaranya oleh Skill dan ketahanan Beinot.

Wilhelm sudah mendengarnya dari Shin mengenai kemampuan Exvaine. Luka yang tidak diketahui asalnya yang Wilhelm terima sebelumnya, disebabkan oleh kemampuan Exvaine.

“Sepertinya apa yang dia katakan benar.”

Wilhelm berbicara dengan suara kecil setelah memastikan bahwa tidak ada yang aneh dengan tubuhnya.

Dia tidak meragukan perkataan Shin, tapi dia harus melihatnya secara langsung sebelum menerima kebenarannya.

Eline tersenyum melihat Wilhelm menahan serangannya. Tapi, senyumannya terlihat seperti ia sedang menutupi niatanya.

“Entah kenapa aku merasa sepertinya kau mengetahui sesuatu tentang senjataku. Karena ini buatan High Human, aku tidak terlalu mengerti dengan kemampuannya. Tampaknya ada banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu.”

“Tak usah khawatir. Itu tidak akan menguntungkanmu sama sekali.”

Setelah berkata demikian, mulut Wilhelm tersenyum.

Mungkin karena terganggu dengan sikap Wilhelm, senyum di wajah Eline berubah dengan alami.

“Tidak masalah, mengambil informasi bukan salah satu tugasku. Aku akan memberimu kesempatan untuk menyaksikan kekuatanku yang sebenarnya. Aku yakin kau bisa memuaskanku.”

Saat dia berbicara, cahaya emas muncul menyelimuti tubuhnya.

Tubuhnya yang bersinar mengingatkan sebuah karakter dari cerita-cerita pahlawan.

“...sayang sekali sifatnya seperti itu.”

Eline diselimuti cahaya yang menyilaukan. Tapi setelah mengetahui sifatnya, Wilhelm sama sekali tidak merasakan kekuatan suci sedikitpun.

Tekanan kekuatan yang Eline keluarkan jelas tumbuh semakin kuat. Tapi, terlepas dari perbedaan stat yang semakin tinggi, sikap Wilhelm tidak berubah sama sekali.

“Kalian semua!! Mundurlah, jangan sampai terlibat!!”

Setelah memperingatkan Hermie dan yang lainnya, Wilhelm mengayunkan Beinot dan masuk ke dalam posisi bertarung.

Tanpa membuang waktu, Exvaine bergerak mendekat.

Meski jarak serangnya tidak sejauh tombak, greatsword memiliki jangkauan serang lebih besar dari kebanyakan senjata.

Karena gerakan Eline yang cepat dan panjangnya pedang Exvaine, Wilhelm merasa seolah-olah ujung pedang musuh muncul tiba-tiba di depan matanya.

“………”

Wilhelm menangkisnya dengan ujung tombaknya. Dengan memegang hampir pada tempat ujungBeinot, dia berhasil melakukan serangan balasan dengan gerakan sebisa mungkin.

Serangan itu berhasil dihalang dengan reaksi yang sangat cepat, dan hanya bermodalkan sedikit ayunan melengkung, ia berhasil menangkis Exvaine』.

Wilhelm melanjutkannya dengan melangkah maju. Tangan kirinya masih memegang ujung tombak, sementara tangan kanannya berpindah posisi ke ujung gagang dan mengangkatnya ke atas.

“Oops!”

Serangan itu diarahkan ke dada Eline, tapi ia berhasil menghindarinya dengan memutar tubuhnya.  Dengan lengan panjangnya, ia memaksakan dirinya untuk mengayunkan Exvaine』.

Bahkan tanpa menggunakan kekuatan penuh, tebasannya sudah cukup untuk memotong Wilhelm menjadi dua.

Setelah berpikir bahwa tidak ada gunanya untuk menangkis, Wilhelm pun menghindarinya dengan berjongkok. Pada saat yang bersamaan, dia dengan cepat menarik Beinot dan menusukannya ke Eline.

Setelah mengamati pedang yang mengarah ke atas kepalanya, Wilhelm meluncurkan serangan dengan sepenuh tenaga.

Serangannya diselimuti oleh cahaya biru dan perak, dan menusuk dada Eline dengan kecepatan yang sangat cepat.

“Tch!!”

Serangan tajam yang meninggalkan efek cahaya di Eline merupakan hasil dari Kombinasi Light Art – Tetralight Firestreak.

Setelah serangan dilancarkan, empat tombak cahaya muncul dibelakangnya dan menembus armor Eline.

Tapi, tangan Wilhelm tidak merasakan sensasi menyentuh daging.

“Kecepatan seperti itu... itu bukanlah skill biasa.”

Melirik ke serpihan armor yang jatuh dari perutnya, membuatnya berhenti tersenyum.

Meskipun dia hampir tidak menangkisnya, kerusakan yang dia terima cukup untuk menimbulkan luka serius  jika dia diserang dengan tepat.

“Kau bukan satu-satunya yang belum serius.”

Pupil mata disebelah kiri Wilhelm berubah menjadi vertikal, menunjukkan darah Dragnil yang mengalir di dalam tubuhnya telah terbangun.

Apa yang telah menembus armor Eline bukan sekedar kekuatan dari senjata itu.

Wilhelm telah melepaskan kartu truf-nya, “Evil Dragon Release”, yang membuatnya bisa menggunakan kekuatan Lord dan Dragnil secara bersamaan, yang menyebabkan stat nya meningkat.

“Mata itu... Aku mengerti, jadi kau seorang critical.” (T/N: Critical adalah anak dari 2 ras yang berbeda dan mewarisi kemampuan ras orang tua mereka.)

Bercak darah keluar dari perut Eline.

Meskipun sedikit, serangan Wilhelm berhasil melukai dirinya.

Tanpa perlu menjawab perkataan Eline, Wilhelm sekali lagi menghentakkan kakinya ke tanah.

Serangan tombak yang penuh dengan kekuatan, bergerak dengan kecepatan yang lebih cepat dari serangan sebelumnya.

Beinotyang berubah menjadi cahaya perak, menyerang Eline dengan suara memotong udara yang sangat keras.

“Jangan meremahkan ku!!”

Eline menyerang balik tombak musuh, yang terlihat seperti kilatan cahaya.

Meski kemampuan fisik Wilhelm telah meningkat, itu masih belum cukup untuk menentukan siapa yang lebin unggul.

Tebasan merah menari di udara.

Perak dan Merah. Kedua cahaya saling bentrok berulang kali di antara Wilhelm dan Eline, menimbulkan percikan yang tak terhitung jumlahnya di udara.

“………!!!”

Setelah berkali-kali berbentrokan, keduanya mundur membuat jarak antara satu sama lain.

Setelah beberapa saat, mereka memulai serangan mereka kembali.

Wilhelm memilih menggunakan Kombinasi Lightning & Spear Art – Thundrhowl.

Eline memilih Kombinasi Fire & Sword Art – Blast Cross.

“WOOOOOOOOHHHH!!!”

Teriakan mereka saling tumpang tindih.

Jika sudah seperti ini, tidak hanya Wilhelm, Eline juga tidak mampu menahan semuanya.

Dia yang memiliki belas kasih akan kalah. Mereka tau itu, jadi mereka menaruh kekuatan maksimum mereka di satu serangan ini.

“Gh...! Ini, tidak mungkin...!!”

Eline tidak bisa mempercayainya. Beinot, yang telah berubah menjadi kilatan cahaya di matanya, sedang memotong api merah-darah yang berkobar disekitar Exvaine.

“Permainanmu telah berakhir, pahlawan palsu!!!”

Percikan dan api yang keluar dari bentrokan membakar lantai dan langit-langit.

Tak jauh dari belakang Wilhelm, Hermie berteriak.

Keadaan telah berubah. Suara gesekan sepatu Eline semakin keras.

—Aku  bisa mengalahkanmu!!

Dengan serangan yang tajam, Wilhelm menusukan Beinotnya kedepan.

Bentrokan mereka berlangsung selama 15 detik. Kobaran api Exvaine, hancur dibawah tekanan petir Beinot,  dan menghilang menjadi kabut tipis.

“Ini sudah berakhir!!”

Eline membalas dengan tenang.

“Kau benar... Ini sudah berakhir.”

Sesaat setelah Eline selesai mengucapkan kata-kata nya, Wilhelm merasakan syok di seluruh tubuhnya.

“Apa...yang...?”

Bersamaan dengan perasaan syok, Wilhelm merasa ada sesuatu yang memasuki tubuhnya. Berdasarkan pengalamannya , sesuatu yang memasuki tubuhnya adalah pedang kecil.

Apa yang tidak ia mengerti adalah siapa yang melakukannya.

“Kau pikir aku tidak akan melakukan apa-apa...?”

“A-apaa...?

Wilhelm merasa tangannya mulai kehilangan kekuatan. Beinot, yang tadinya ingin ditusukan ke Eline, berubah menjadi percikan dan menghilang di udara.

Eline mulai tenang kembali, dan memberi isyarat dengan dagunya seolah memberitau Wilhelm untuk melihat ke belakang.

“BRE...BREEENGSEEK!”

Wilhelm berteriak keras, mencoba menggerakan tubuhnya yang tak berdaya.

Di depannya, Millie dengan mata yang terlihat kosong sedang memegang pisau yang penuh dengan darah.

Dia mendekati pertarungan antara Wilhelm dan Eline, dan lengannya menderita luka bakar akibat percikan.

Pisau itu mungkin mengandung racun, tidak hanya tangannya, bahkan seluruh tubuhnya secara bertahap mulai kehilangan kekuatan.

Selain itu, teriakan Hermie ternya bukan karena pertempuran Wilhelm dan Eline.

“Sepertinya kau sudah mengumpulkan informasi yang cukup banyak, tapi sayangnya itu masih belum cukup. Tidak mustahil untuk mengendalikan lebih dari satu orang dalam satu waktu tau?”

Eline mengungkapkannya dengan senyum diwajahnya.

Hermie dan Millie berada di tangan musuh, pria yang mengantarnya tidak bisa membantu di dalam pertarungan. Selain itu, Wilhelm terluka karena serangan kejutan. Dia sudah putus asa.

“Bertarung denganmu sudah cukup untuk membuatku terhibur. Sayang sekali tidak akan ada kesempatan lain.”

Eline tersenyum. Ekspresinya tidak menunjukkan sifat pahlawan sedikitpun.

Senyum biasanya yang biasanya memberikan perasaan positif kepada orang lain, telah berubah menjadi senyum jahat yang hanya bisa memancing rasa jijik.

Dimatanya terlihat hasrat kegilaan untuk mengejar keinginan.

“Saatnya untuk mengucapkan kata perpisahan. Tenang saja, kami akan menggunakan mayatmu dengan baik.”

Eline tidak menunjukkan niat menangkap mangsa nya hidup-hidup. Kemudian, dia mengangkat Exvaine nya tinggi-tinggi, siap untuk memberikan serangan terakhir.

... tapi niatannya tidak akan pernah terwujud.

Tepat sebelum pedangnya turun, pintu ruangan terbuka di ikuti dengan suara ledakan.

Pintu keras yang tertebas dengan bentuk ‘V’ terbang menuju Eline. (T/N: Hasil pintu yang ditebas bukan huruf ‘V’ tapi dipotong dengan cara sama seperti menulis huruf ‘V’)

“ApGHAH!!”

Apa yang membelah pintu terbang itu menjadi 2 dan memblokir penglihatan Eline adalah kepalan tangan seseorang yang mengenakan sarung tangan merah.

Satu pukulan itu masuk ke dalam wajahnya dan menghancurkan hidung dan dagu Eline.

Di tempat dimana Eline berdiri tadi, ada seorang pria berambut hitam yang mengenakan mantel hitam panjang dengan garis-garis berwarna merah.

“Apa aku datang tepat waktu?...Atau aku datang terlambat??”

Melihat keadaan Wilhelm dan Millie, Shin mengeluarkan kata-kata yang dipenuhi dengan amarah.



◆◆◆◆






7 komentar: