Volume 6 Chapter 1 Part 2
Pada malam harinya, Shin diam-diam pergi meninggalkan kota
bersama Schnee, Tiera, dan Yuzuha n Kagerou. Mereka pergi menuju hutan yang
Shin bersihkan sebelumnya saat dia ingin mengecek mesin produksi Tsuki no
Hokora.
Di dalam ruangan mesin produksi, mesin-mesin dibagi menjadi
berbagai kategori seperti, bijih besi, bahan-bahan produksi, dan material yang
di didapat dari monster.
Mesin produksi memiliki bentuk seperti kubus dengan panjang
30 cemel tiap sisinya. Setiap mesin produksi hampir sepadan dengan senjata
kelas 《Ancient》 di
dunia ini.
Material-material yang tidak bisa di dapat atau membutuhkan
usaha yang keras untuk mendapatkannya bisa diproduksi tanpa batas selama ada
waktu. Mesin-mesin produksi memang luar biasa sejak dunia ini menjadi nyata dan
material-material tertentu yang tidak bisa didapat lagi.
Item yang dihasilkan akan berubah menjadi kartu yang akan masuk
ke dalam Item Box mesin.
“Apa ini...?”
Shin mengecek mesin bijih besi dan material.
Saat dia membuka daftar item di dalam Item Box mesin,
sejumlah besar item muncul. Jumlahnya tidak hanya 100 ataupun 200. Jumlahnya
bervariasi tergantung pada jenisnya, bahkan jumlah terkecilnya melebihi 1000,
dan kebanyakan dari mereka lebih dari ratusan ribu.
Item Box seharusnya hanya bisa menampung sebanyak 999 tiap
jenis item yang sama, tapi jumlah maksimumnya saat ini sudah berubah.
“Ada begitu banyak item...Kuu”
“Benar. Ada banyak Orichalcum, Mitrhil, Adamantine, bahkan
Scarletite yang sudah dibersihkan. Gading dan cakar bahamut dan bahkan ada hati
Bahemoth... Wow, Jumlah ‘Drop of Erathem’ benar-benar menakjubkan! Ini seperti kau bisa membuat senjata kelas 《Ancient》sebanyak yang kau mau.”
Setelah mengangguk ke Yuzuha, Shin lanjut melihat-lihat
daftar item.
Bahkan sistem manajem yang Shin keluhkan selama era game
karena hanya bisa memproduksi item langka 2x setahun, sekarang menunjukan
jumlah yang luar biasa.
Meski itu dapat dimengerti jika item-item tersebut
diakumulasi dari 500 tahun yang lalu, harga diri Shin sebagai gamer tersakiti karena dia merasa usahanya menambang selama
ini menjadi sia-sia.
“Bahan-bahannya juga terlihat sama. Meski ada sejumlah
barang peringkat tertinggi yang mencengangkan.”
Schnee yang mengecek daftar bahan-bahan di salah satu mesin
produksi juga ikut terkejut dengan isinya. Sangat mengejutkan sampai mereka
dapat dengan mudah tinggal di dalam rumah selama paling tidak 100 tahun.
“Item-item ini belum pernah aku lihat ataupun dengar. Apa
mungkin ini?”
Karena kekurangannya dalam pengetahuan, Tiera terkejut dengan banyaknya item bukan karena item itu
sendiri.
Karena ini adalah kesempatan langka, Shin memindahkan
sebagian item ke dalam Item Box nya.
Shin berencana untuk memeriksa apakah ada perbedaan antara
item dari Item Boxnya dan item dari mesin produksi.
“Aku pergi menempa dulu. Aku ingin melihat apa
material-material ini bisa digunakan atau tidak.”
“Baiklah. Aku akan menyiapkan makan malam.”
“Mungkin aku bisa membuat beberapa ramuan penyembuhan
sederhana.”
“Ah terimakasih, tolong lakukan.”
Setelah Shin memberikan perlengkapan dasar alkemi kepada
Tiera, Shin pergi munuju tempat menempa nya bersama Yuzuha.
Dia mulai menyalakan api dalam tungku dan mengambil kartu
bijih orichalcum dari mesin produksi.
“Hmm?”
Ketika dia mau mematerialisasikan kartu bijih orichalcum,
Shin merasakan ada aura yang keluar dari kartu tersebut.
Dia menatap apa yang terlihat seperti aura panas, kemudian
menjadi jelas seperti gambar yang fokus pada kamera.
“Ini kekuatan sihir ya kan?”
“Ini berkilau!”
Di kartu tersebut ada warna perak terang yang mirip dengan
aura dari pedang sihir.
Demi perbandingan, Shin mengambil kartu bijih orichalcum
dari Item Boxnya dan melihat bahwa itu memancarkan cahaya ungu. Tapi, warnanya
tidak terus berwarna ungu karena warnanya berubah menjadi abu-abu gelap, lalu
biru muda.
Dia masih belum menyadari hal ini ketika dia meng-upgrade
perlengkapan milik Shadow dan yang lainnya, ataupun saat dia memperbaiki
perlengkapan milik Girard.
“Fumu. Aku tidak mengerti. Haruskah ku mulai sekarang?
Yuzuha, tolong menjauh dulu.”
“Kuu!”
Dia mengesampingkan hal-hal sepele untuk sesaat, dan
mematerialisasikan kedua kartu.
Saat ini, tidak ada perbedaan selain dari warna aura mereka.
Meski jumlah bijihnya agak berbeda, itu tidak masalah karena dari awal bentuknya
memang tidak selalu sama.
Shin menaruh orichalcum kedalam tungku dan menghaluskannya.
Orichalcum yang sudah halus dibersihkan dari kotorannya dan memancarkan aura
yang lebih kuat.
Kemudian, dia menaruhnya di atas anvil dan mulai mengayunkan
palu nya kebawah.
Kedua pedang, dibuat dengan prosedur yang sama. Keduanya
memiliki kelas 《Legend》menengah.
Mereka hampir terlihat sama kecuali dalam aura yang menyelimuti pedang.
Ketika dia membandingkan ketajaman pedang tersebut,
perbedaan mulai terlihat jelas.
Pedang yang dibuat menggunakan Orichalcum dari Item Box
milik Shin, diselimuti aura dengan berbagai warna dan memiliki tingkat
ketajaman yang lebih tinggi. Sedangkan pedang yang menggunakan bahan Orichalcum
dari mesin produksi hanya diselimuti aura dengan satu warna.
“Kuu? Ini berbeda meskipun mereka sama?”
“Walaupun materialnya sama, kekuatannya berbeda ya? Apa ini
ada hubungannya dengan warna sihir?... Dipikir-pikir lagi, Tiera pernah berkata
kekuatan sihir ku sedikit aneh.”
Shin mengingat kejadian saat pertama kalinya dia bertemu
dengan Tiera, Tiera berkata kalau dia dapat merasakan kekuatan sihir dari
berbagai ras.
“Apa kekuatan sihir Shin berbeda dengan yang lainnya?”
“Aku harap begitu. Meski aku masih belum bisa mengendalikan
kekuatanku sepenuhnya, jadi aku tidak yakin.”
Shin pindah ke bangunan utama dimana Tiera berada, berharap
bisa mendapatkan petunjuk.
Setelah Tiera menatap peralatan alkemi dan material-material
yang ada di meja, dia mulai membuat ramuan penyembuh. Shin tidak berani
mengganggunya karena dia terlihat sedang fokus. Setelah beberapa menit, ramuan
yang dia buat pun selesai.
“Whew...”
“Apa kau sudah menyelesaikannya?”
“Hiiu!!??”
Shin memilih untuk menunggu Tiera menyelesaikan pekerjaannya
sebelum mulai berbicara.
Tapi, karena Tiera tidak menyadarinya, dia terkejut dan
mengeluarkan teriakan kecil.
“Ah... Maaf. Aku tidak bermaksud mengejutkanmu.”
“Jangan mengendap-endap ke aku seperti itu! Itu membuatku
terkejut.”
Tiera menatap Shin sambil menaruh tangannya di dada dan
pipinya berubah merah. Mungkin dia merasa malu karena momen saat dia terkejut
dilihat oleh Shin.
Shin tidak memiliki keinginan untuk menyembunyikan
keberadaannya, tapi sepertinya dia melakukannya tanpa ia sadari.
“Aku benar-benar minta maaf. Aku berusaha untuk tidak
mengganggumu karena kau terlihat sedang fokus.”
“ haah*keluh* Lainkali tolong lebih hati-hati. Aku hampir
menjatuhkan ramuan ku.”
Ketika Shin membungkuk, amarah Tiera mulai mereda.
“Bagaimanapun juga, aku sedang mencoba membuat ramuan
penyembuh sesuai dengan instruksi menggunakan bahan-bahan ini. Aku tidak
memiliki Skill Appraisal, jadi aku tidak yakin dengan perbedaannya. Bisakah kau
memeriksanya Shin?”
Setelah Tiera menenangkan diri, dia memberikan ramuan
penyembuh yang dia buat kepada Shin.
Mereka terlihat sama, tapi saat Shin melihatnya lewat Skill
Appraisal, Shin menemukan bahwa ramuan yang dibuat dari material-material yang diambil
dari Item Box nya lebih efektif.
Tapi, material-material yang digunakan dari salah satu mesin
produksi, 20% lebih efektif dibandingkan ramuan biasa.
Sepertinya menggunakan material yang memiliki kekuatan sihir
akan meningkatkan keefektifan dari item tersebut.
“Jadi begitu. Aku menduga kalau efeknya akan menigkat, tapi
ini tak kuduga akan sehebat ini.”
“Apa kau sudah menduganya?”
Tanya Shin mengenai apa yang Tiera katakan setelah mendengar
hasil penilaian Shin.
“Yah, sepertinya Shin tidak mengetahui hal ini, tapi ketika
suatu objek menyimpan kekuatan sihir, objek tersebut akan membagikan jiwa dan
karakteristik pemiliknya. Konon itu adalah kondisi dari sesuatu seperti
kekuatan yang tidak bisa di definisasikan. Aku hanya melihat objek-objek
semacam itu beberapa kali. Karena hanya Elf dan Pixie yang bisa melihat
kekuatan ini, kau mungkin tidak mengerti Shin.”
“Menarik...Omong-omong, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu.”
“Apa itu?”
“Saat pertama kali kita bertemu, kau berkata kekuatan sihir
berbagai ras atau semacamnya setelah kau melihatku kan? Aku ingin tanya
mengenai hal itu.”
“Eh? Ap-apa aku mengatakan sesuatu seperti itu?”
Jawaban Tiera terlihat seperti dia sedang menghindar.
Matanya yang melihat ke arah yang lain menunjunkan bahwa dia sedang
menyembunyikan sesuatu.
“?... Baiklah, kalau kau tidak mau memberitauku, itu tidak
masalah. Aku tidak akan memaksamu. Aku akan bertanya pada Schnee apakah ada
sesuatu yang aneh dalam bahan-bahan yang dia gunakan. Kau bisa simpan
ramuanmu.”
“Eh!? Tu, tunggu!!”
Semua orang memiliki sesuatu hal yang tidak ingin orang lain
ketahui. Meskipun Shin penasaran dengan kekuatan sihir, entah mengapa dia dapat
menebak apa yang Tiera rasakan.
Karena Shin pikir memaksa adalah hal yang buruk, dia
memutuskan untuk pergi ketempat Schnee, tapi secara mengejutkan Tiera menahan
Shin untuk pergi.
“Ada apa? Kau terlihat kebingungan.”
“Ka-karena... bukannya kau ingin menanyakan hal itu? Meski
aku disini bersamamu, jelas-jelas aku menyembunyikan sesuatu kepada mu.”
“Tapi kau tidak ingin memberitahuku bukan? Tentu saja aku
tidak akan meninggalkannya begitu saja jika itu bersangkutan dengan keadaan
hidup dan mati, atau sesuatu sejenisnya. Tapi entah mengapa aku merasa itu
bukan seperti itu, dan aku tidak ingin memaksamu untuk mengatakannya. Saat aku
melihatmu, aku bisa melihat ada sesuatu hal yang tidak ingin kau katakan
padaku. Jadi aku pikir tidak bagus untuk menceritakan segalanya hanya karena
kita sering bersama. Faktanya, aku juga punya sesuatu yang tidak ingin aku
katakan kepada semua orang.”
“Aku mengerti, tapi...”
“Aku tidak masalah untuk menunggumu siap. Ketika saatnya
tiba――”
Kemudian perut Shin menggerutu “Grruu”. Suara itu cukup
keras sampai mereka bisa mendengarnya dengan jelas.
“...Aa,Aku juga akan mengatakan apa yang belum akan
ceritakan padamu?”
Karena suara perut Shin, suasana sudah menjadi tidak serius
lagi, tapi Shin sudah mengatakan apa yang dia ingin katakan.
“Shin, apa kau lapar?”
Tepat setelah itu, Yuzuha, yang sedang mengamati dari tadi,
diam-diam mengatakan sesuatu yang menyakitkan.
“Hei! Aku sedang mengatakan sesuatu yang serius!”
“Tapi kau berkata ‘Saat waktunya tiba kemudian Gruuu.’ ”
“Tidaaak! Kenapa itu terjadi pada saat seperti ini?”
“... Pfff.”
Mungkin itu hal yang lucu. Sampai-sampai Tiera menahan
tawanya sampai telinganya berubah merah.
Karena dia menundukan kepalanya, Shin tidak bisa meliaht
wajahnya. Tapi, Shin menebak kalau ini tidak seserius sebelumnya.
Itu adalah situasi yang menyenangkan bagi Shin karena sejak
awal dia ingin merubah suasana, tapi itu tidak bisa dihindari jika dia
memikirkan cara yang lebih baik.
“Maaf. Walaupun kita sedang serius, ta-tapi, pfffahahaha”
“Baiklah, paling tidak aku sudah mengatakannya. Meski kau
memiliki sesuatu yang tidak bisa kau katakan padaku, kau tidak perlu
mengkhawatirkannya. Dan jangan katakan kepada siapapun tentang suara perutku!
Jangan pernah! Yuzuha, kau juga!”
Setelah ucapan perpisahan, Shin pergi menuju dapur.
Tiera melihat punggung Shin dengan air mata di matanya. Shin
tidak tau kalau air mata Tiera tidak berasal karena dia tertawa. Dan bisikan “Aku minta maaf” Tiera tidak mencapai
siapapun.
Ketika Shin memasuki dapur, disana sudah ada beberapa makanan.
Shin dapat mencium mereka ketika dia sedang berbicara dengan Tiera, jadi dia
tidak bisa berhenti berpikir apa yang akan terjadi jika dia tidak mencium bau makanan ini.
“Kuu~, baunya enak!”
“Ya..benar... baunya enak sekali.”
“Shin? Kau terlihat sedang kesusahan. Apa ada sesuatu yang
terjadi?”
“Tidak, tidak ada. Benar, tidak ada yang terjadi.
Omong-omong, makanan ini baunya enak. Bagaimana dengan bahan-bahannya?”
“Aku tidak melihat ada masalah dengan bahan-bahannya.
Kesegarannya juga terjaga.”
Schnee menjawab sambil membersihkan pisaunya.
Sepertinya dia tidak menyadari perbedaan dalam proses
memasakan.
Jika dilihat dari perbedaan pedang dan ramuan penyembuh,
perbedaan di makanan mungkin ada di rasanya.
“Hasil dari eksperiman yang aku dan Tiera lakukan menunjukan
bahwa bahan-bahan yang berasal dari Item Box ku lebih efektif. Tapi, kualitas
benda yang dibuat menggunakan bahan-bahan dari mesin produksi lebih bagus dari benda
pada umumnya.
“Jadi begitu. Aku baru saja selesai bersih-bersih, jadi kita
bisa mulai mencicipinya. Bagaimana dengan pekerjaan Tiera?”
“Oh, dia juga sudah selesai membuat ramuan penyembuh, aku
akan membawanya ke sini.”
“Kau tidak perlu melakukannya Shin.”
Ketika Shin berbalik untuk memanggil Tiera, Tiera muncul.
Karena dia hanya punya sedikit waktu untuk menenangkan diri,
matanya masih terlihat merah meski warna wajahnya kembali menjadi normal. Sedangkan
Shin yang melihat Tiera, merasa malu jika membayangkan Tiera tertawa sampai
menangis.
“Apa?”
“Tidak apa-apa. Makanan sudah siap, ayo kita bandingkan
rasanya.”
Mereka menaruh semua hidangan di atas meja dan duduk. Saat
ini Yuzuha sedang dalam mode manusia nya.
Semua orang mengucapkan “Itadakimasu” dan mulai mencicipi
makanan.
Apa yang Shin makan pertama adalah makanan yang dibuat
menggunakan bahan-bahan dari mesin produksi.
Shin menaruh makanan yang seperti biasa dia makan
sehari-hari, seperti kubis, pot-au-feu, pilaf, dan sebagainya ke dalam
mulutnya.
“Ini lebih baik dari restoran keluarga.”
“Ini lebih enak dibanding makanan yang biasa master buat.”
“Kuu, Lezat!”
Karena makanan ini adalah sesuatu yang sering mereka makan,
mereka bisa mengatakan mana yang lebih baik. Tapi itu bukan berarti makanan
yang biasa mereka makan memiliki kualitas yang rendah, hanya saja makanan ini
cukup lezat untuk bisa mengatakan mana yang lebih baik.
Karena masih ada makanan lain yang harus dicicipi, mereka
berusaha sekuat tenaga untuk tidak menghabiskan makanannya.
“Kalau begitu yang selanjutnya.”
Makanan selanjutnya menggunakan bahan-bahan dari Item Box
milik Shin. Karena semua ini dilakukan untuk membandingkan, menu dan proses
memasaknya sama dengan makanan sebelumnya.
Mereka membelah 2 isi kubis menggunakan sumpit, kemudian
memakannya.
“!?”
Pada saat makanan memasuki mulut mereka, Shin dan Tiera
berhenti bergerak.
Pikiran pertama yang terlintas di benak mereka adalah ‘Apa
ini benar-benar kubis?’.
“Apa ini? Jujur saja, aku tidak bisa memikirkan hal lain
selain bagaimana ini bisa seenak ini. Tapi jika aku diminta untuk mengatakan
perbedaannya, aku tidak bisa menjelaskannya.”
“Benar, aku juga setuju. Aku tidak tau harus berkata apa
selain enak.”
“Kuu, enak, enak~”
Hanya Yuzuha yang makan dengan normalnya. Dengan makanan
yang dibuat menggunakan bahan-bahan dari sumber lain, Yuzuha mengisi penuh
mulutNya dengan gembira sambil tersenyum.
Mungkin inilah reaksi yang benar terhadap makanan ini.
Shin sudah pernah mencoba makanan yang menggunakan bahan-bahan
dari Item Box nya saat malam pertama kali dia bertemu dengan Schnee, tapi saat
itu tidak ada kekuatan sihir yang keluar dari kartu bahan-bahan tersebut.
Apa mungkin karena mereka menggunakan bahan-bahan yang biasa
saja? Saat itu dia tidak sekaget ini.
“Pokoknya, kita harus lebih berhati-hati dalam menggunakan
Item dari Item Box ku. Perasaan dulu Item-Item ku tidak seperti ini.”
“Benar. Bahkan item dari mesin produksi lebih dari cukup.
Shin, apa kau menyadari perbedaan dalam item yang baru-baru ini kau tambahkan
ke Item Box mu?”
“Tidak, aku tidak melihat adanya perubahan diantara
item-item tersebut. Tapi seiringnya waktu, mereka mungkin akan berubah, jadi
akan ku periksa nanti.”
Jumlah item-item di dalam Item Box Shin sangatlah besar.
Akan mustahil untuk mengetes semuanya, jadi dia mungkin akan memilih sejumlah
kecil item-item tersebut dan mengeceknya.
Setelah mereka menyelesaikan makanan mereka, Shin dan yang
lainnya datang ke ruangan teleportasi yang berada di samping ruangan mesin
produksi. Mereka berniat untuk mengecek keadaan Rumah Guild.
“Sejauh ini, tidak ada perangkat yang rusak.”
“Ya. Untuk jaga-jaga, aku meminta Raster untuk mengeceknya,
dan aku dengar katanya tidak ada masalah sama sekali.”
Raster adalah karakter pendukung yang melayani Cain, seorang
anggota Rokuten yang ahli dalam bidang arsitek. Karena Cain membantu membangun
Tsuki no Hokora, Raster sebagai pengikutnya ikut melakukan perawatan.
Jika Raster berkata demikian, maka tidak ada masalah sama
sekali.
“Baiklah, ayo kita buka opsi menu nya... Hmm?”
“Ada apa Shin? Apa ada yang salah?”
Schnee mendekati Shin yang mengeluarkan suara keraguan. Kemudian,
Shin memindahkan layar menu ke arah Schnee untuk menunjukan pilihan tujuan
telportasi yang tertera.
Nama yang keluar di layar menu adalah Rumah Guild 1 sampe 6.
Tapi ketika Shin mencoba memilih salah satu tujuan tersebut, suara “Beep”
keluar.
Suara semacam itu biasanya keluar jika seseorang mencoba
menggunakan item tapi item tersebut tidak ada atau memilih tempat yang mustahil
untuk diteleportasi.
Sepertinya mereka tidak bisa berpindah ke Rumah Guild
lainnya saat ini.
“Artinya?”
“Peralatan disini berkerja, jadi kemungkinan ada sesuatu
yang terjadi pada Rumah Guild lainnya...”
“Tidak, Apa yang aku khawatirkan adalah aku tidak bisa
memilih Rashugum. Aku tidak tau dengan yang lain, tapi aku tidak bisa
membayangkan ada masalah di Rashugum, dimana Raster melakukan perawatan.”
“Tapi, sulit untuk menentukan penyebab masalah ini. Tolong
tunggu sebentar Shin. Aku akan mengirim pesan kepada Raster.”
“Ya, tolong. Aku akan mengotak-atiknya sedikit.”
Selain menentukan tujuan teleportasi melalui opsi menu, mereka
juga bisa menentukan melalui terminal. Jadi untuk sementara waktu, Shin
memutuskan untuk mengecek mana yang
bekerja.
“Tidak ada masalah di Tsuki no Hokora. Tidak ada yang error
dari mesin teleportasi. Jadi, kemungkinan ada masalah di tempat tujuan atau...”
Sambil mengoperasikan terminal, Shin membuat sebuah
hipotesa. Jika seseorang belum pernah ke suatu tempat yang ingin dituju menggunakan
item, skill, ataupun perlengkapan teleportasi, maka ia tidak akan bisa
menggunakannya untuk berpindah ke lokasi tersebut.
Karena Shin baru saja datang ke dunia ini, dia belum bisa
menggunakan message card dan daftar
tempat yang ia punya pun sudah ter reset.
Jika alasan dia bisa berpindah ke Tsuki no Hokora karena dia
sudah pernah mengunjunginya, maka semuanya menjadi jelas.
“Jika itu masalahnya, aku tidak punya pilihan lain selain
pergi kesana.”
”Jika hipotesa Shin benar, maka tidak ada cara lain selain
pergi kesana. Meski Raster sudah pernah kesini, dia tidak bisa menggunakan
peralatan teleportasi.”
Schnee setuju dengan perkataan Shin. Hanya itu yang bisa
mereka lakukan saat ini.
Saat masih di dalam game, karakter pendukung termasuk
Schnee, tidak memiliki Crystal Stone
yang memiliki kemampuan teleportasi. Oleh karena itu, Schnee tidak mendaftarkan
titik teleportasi di Rashugum meskipun dia sudah pernah kesana.”
“Pembicaraan kita berdasarkan pada fakta bahwa ini hal yang
wajar untuk menggunakan teleportasi. Aku takut karena aku mulai terbiasa dengan
ini.”
“Ya begitulah situasi kita saat ini.”
Tiera memiliki pandangan yang jauh dan Shin menjawabnya
dengan senyum lebar dan jempol.
“Hentikan, aku hampir mengangguk.”
“Tubuhmu berkata jujur.”
“Uu, Aku tidak bisa menolaknya...”
Tiera merasa jika dia masuk kedalam situasi ini, dia tidak
akan bisa bersantai lagi.
Setelah itu, mereka mengecek beberapa peralatan dan item
lainnya. Karena mereka keasyikan, mereka baru menyadari kalo ini sudah tengah
malam, jadi mereka memutuskan untuk tidur di Tsuki no Hokora.
◆◆◆◆
“... Huft.”
Sementara bulan naik tinggi di langit, Shin duduk di beranda
belakang Tsuki no Hokora. Dia memegang 『True Moon』yang
telah rusak dari pertempurannya dengan karakter pendukungnya, Girard.
“Apa yang harus aku lakukan ya... hmm?”
Saat dia melihat ke arah bulan, dia merasa ada seseorang
yang dia kenali sedang mendekat.
“Kau tidak bisa tidur Shin?”
“Oh! Aku hanya sedang memikirkan cara untuk memperbaiki 『True
Moon』.”
Shin berhenti berpikir sejenak saat dia terpesona oleh
pakaian tidur yang dikenakan Schnee, tapi entah bagaimana dia berhasil menjawab
perkataan Schnee.
Shin mengangkat 『True Moon』untuk melihatkannya ke Schnee yang secara
alami duduk di sebelahnya.
“Ini dari pertempuran mu dengan Girand bukan? Ini terlihat
sama seperti sebelumnya.”
“Aku sudah berpikir untuk memperbaikinya beberapa kali...
Tapi, entah kenapa aku merasa masih ada yang kurang. Aku bisa saja
memperbaikinya sekarang, tapi intuisiku berkata untuk tidak melakukannya...
Walaupun aku tidak tau apa intuisiku bisa di andalkan atau tidak.”
Shin berbicara pada Schnee sambil menaruh senyuman di
wajahnya.
Ini mengenai waktu untuk memperbaikinya, jadi dia mencoba
untuk melakukannya di waktu luangnya di hari ini, tapi itu tidak berjalan
dengan baik.
Semua material-material yang dibutuhkan sudah ada dan
kemampuan Shin mengenai blacksmith pun sudah mencapai ditingkat master. Mungkin
masih ada yang kurang selain dari material dan kemampuan.
“Boleh aku pinjam sebentar?”
“Hmm? Tentu.”
Ketika Shin memberikan 『True Moon』pada
Schnee, Schnee memegangnya tepat di depan dadanya.
Sambil memikirkan apa yang akan di lakukan Schnee, Shin
melihat 『True Moon』bertahap mulai bersinar.
“Wow!!”
『True Moon』mengeluarkan cahaya seakan-akan dia
menyerap cahaya bulan. Mata Shin terbuka lebar karena cahaya tersebut, tapi
setelah beberapa saat kemudian, 『True Moon』mulai
berhenti bersinar.
Itu berlangsung cukup singkat, tapi bagi Shin itu terasa
lebih lama.
“Ini dia.”
“Ah, iy-iya. Hei Schnee, yang barusan tadi itu.. apa?”
“Aku menuangkan kekuatan sihir ku kedalam 『True
Moon』.
Aku merasa kalau aku harus melakukannya.
Aku tidak tau kenapa, tapi aku harap ini bisa membantumu walaupun itu hanya
sedikit, Shin.”
“Aku berterima kasih padamu Schnee. Aku yakin sesuatu yang
hilang itu sudah terisi dengan ini.”
Shin berbicara sambil melihat ke arah 『True
Moon』.
Shin tau, kalau apa yang Schnee lakukan tidaklah salah.
Pada saat bersamaan, dia juga mengerti tiga hal lagi.
“Ini masih belum selesai, tapi aku tau apa yang harus aku
lakukan. Terima kasih.”
“Terima kasih, aku turut senang mendengarnya.”
Schnee terlihat sangat cantik dengan senyuman lembut yang
ada diwajahnya.
Shin terkesiap melihat senyum indah Schnee. Kecantikannya
memang dapat menarik orang-orang, tapi itu membuatnya tak tersentuh.
Kecantikannya adalah sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
“Umm, Apa yang ingin kau lakukan setelah ini, Schnee?”
“Jika kau tidak keberatan, aku ingin melihat bulan
bersamamu.”
“...Yah, Baiklah.”
“Kalau begitu...”
“Huh!”
Schnee membalas perkataan Shin, dan menyandarkan tubuhnya
kepadanya.
Shin merasakan berat dibahunya ketika Schnee menyandarkan
kepalanya sambil menempel padanya.
“...Ah, Schnee-san? Ini...”
“Tolong, sebentar saja, biarkan aku seperti ini”
“...Baiklah.”
Ketika Shin menyetujuinya, beban yang ada dibahunya
meningkat.
Mungkin itu disebabkan karena Schnee menyandarkan seluruh
tubuhnya pada Shin. Alasan kenapa dia tidak melakukannya dari awal mungkin
karena dia takut tidak diperbolehkan atau mungkin dia merasa malu.
“... ... ...”
Mereka melihat bulan dengan penuh keheningan untuk sementara
waktu.
Dibawah sinar rembulan, dua bayangan terbentuk di beranda.
Kedua bayangan ini saling berpelukan dan tetap bersama
sampai mereka kembali ke kamar mereka.
◆◆◆◆
Thx for update.
BalasHapusLanjut
BalasHapusThanks
BalasHapusmakasih kak.
BalasHapusstay update.
i will waiting your tranlations.
Sangkyu...
Ah sweet banget endingnya >_<
BalasHapusAhhh iri gw
BalasHapusSemangat terus min💪
BalasHapus