The New Gate Volume 6 Chapter 1 Part 2 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Kamis, 31 Mei 2018

The New Gate Volume 6 Chapter 1 Part 2

vol6covernew


Volume 6 Chapter 1 Part 2



Pada malam harinya, Shin diam-diam pergi meninggalkan kota bersama Schnee, Tiera, dan Yuzuha n Kagerou. Mereka pergi menuju hutan yang Shin bersihkan sebelumnya saat dia ingin mengecek mesin produksi Tsuki no Hokora.

Di dalam ruangan mesin produksi, mesin-mesin dibagi menjadi berbagai kategori seperti, bijih besi, bahan-bahan produksi, dan material yang di didapat dari monster.

Mesin produksi memiliki bentuk seperti kubus dengan panjang 30 cemel tiap sisinya. Setiap mesin produksi hampir sepadan dengan senjata kelas Ancientdi dunia ini.

Material-material yang tidak bisa di dapat atau membutuhkan usaha yang keras untuk mendapatkannya bisa diproduksi tanpa batas selama ada waktu. Mesin-mesin produksi memang luar biasa sejak dunia ini menjadi nyata dan material-material tertentu yang tidak bisa didapat lagi.

Item yang dihasilkan akan berubah menjadi kartu yang akan masuk ke dalam Item Box mesin.

“Apa ini...?”

Shin mengecek mesin bijih besi dan material.

Saat dia membuka daftar item di dalam Item Box mesin, sejumlah besar item muncul. Jumlahnya tidak hanya 100 ataupun 200. Jumlahnya bervariasi tergantung pada jenisnya, bahkan jumlah terkecilnya melebihi 1000, dan kebanyakan dari mereka lebih dari ratusan ribu.

Item Box seharusnya hanya bisa menampung sebanyak 999 tiap jenis item yang sama, tapi jumlah maksimumnya saat ini sudah berubah.

“Ada begitu banyak item...Kuu”

“Benar. Ada banyak Orichalcum, Mitrhil, Adamantine, bahkan Scarletite yang sudah dibersihkan. Gading dan cakar bahamut dan bahkan ada hati Bahemoth... Wow, Jumlah ‘Drop of Erathem’ benar-benar menakjubkan!  Ini seperti kau bisa membuat senjata kelas Ancientsebanyak yang kau mau.”

Setelah mengangguk ke Yuzuha, Shin lanjut melihat-lihat daftar item.

Bahkan sistem manajem yang Shin keluhkan selama era game karena hanya bisa memproduksi item langka 2x setahun, sekarang menunjukan jumlah yang luar biasa.

Meski itu dapat dimengerti jika item-item tersebut diakumulasi dari 500 tahun yang lalu, harga diri Shin sebagai gamer tersakiti  karena dia merasa usahanya menambang selama ini menjadi sia-sia.

“Bahan-bahannya juga terlihat sama. Meski ada sejumlah barang peringkat tertinggi yang mencengangkan.”

Schnee yang mengecek daftar bahan-bahan di salah satu mesin produksi juga ikut terkejut dengan isinya. Sangat mengejutkan sampai mereka dapat dengan mudah tinggal di dalam rumah selama paling tidak 100 tahun.

“Item-item ini belum pernah aku lihat ataupun dengar. Apa mungkin ini?”

Karena kekurangannya dalam pengetahuan, Tiera terkejut  dengan banyaknya item bukan karena item itu sendiri.

Karena ini adalah kesempatan langka, Shin memindahkan sebagian item ke dalam Item Box nya.

Shin berencana untuk memeriksa apakah ada perbedaan antara item dari Item Boxnya dan item dari mesin produksi.

“Aku pergi menempa dulu. Aku ingin melihat apa material-material ini bisa digunakan atau tidak.”

“Baiklah. Aku akan menyiapkan makan malam.”

“Mungkin aku bisa membuat beberapa ramuan penyembuhan sederhana.”

“Ah terimakasih, tolong lakukan.”

Setelah Shin memberikan perlengkapan dasar alkemi kepada Tiera, Shin pergi munuju tempat menempa nya bersama Yuzuha.

Dia mulai menyalakan api dalam tungku dan mengambil kartu bijih orichalcum dari mesin produksi.

“Hmm?”

Ketika dia mau mematerialisasikan kartu bijih orichalcum, Shin merasakan ada aura yang keluar dari kartu tersebut.

Dia menatap apa yang terlihat seperti aura panas, kemudian menjadi jelas seperti gambar yang fokus pada kamera.

“Ini kekuatan sihir ya kan?”

“Ini berkilau!”

Di kartu tersebut ada warna perak terang yang mirip dengan aura dari pedang sihir.

Demi perbandingan, Shin mengambil kartu bijih orichalcum dari Item Boxnya dan melihat bahwa itu memancarkan cahaya ungu. Tapi, warnanya tidak terus berwarna ungu karena warnanya berubah menjadi abu-abu gelap, lalu biru muda.

Dia masih belum menyadari hal ini ketika dia meng-upgrade perlengkapan milik Shadow dan yang lainnya, ataupun saat dia memperbaiki perlengkapan milik Girard.

“Fumu. Aku tidak mengerti. Haruskah ku mulai sekarang? Yuzuha, tolong menjauh dulu.”

“Kuu!”

Dia mengesampingkan hal-hal sepele untuk sesaat, dan mematerialisasikan kedua kartu.

Saat ini, tidak ada perbedaan selain dari warna aura mereka. Meski jumlah bijihnya agak berbeda, itu tidak masalah karena dari awal bentuknya memang tidak selalu sama.

Shin menaruh orichalcum kedalam tungku dan menghaluskannya. Orichalcum yang sudah halus dibersihkan dari kotorannya dan memancarkan aura yang lebih kuat.

Kemudian, dia menaruhnya di atas anvil dan mulai mengayunkan palu nya kebawah.

Kedua pedang, dibuat dengan prosedur yang sama. Keduanya memiliki kelas Legendmenengah. Mereka hampir terlihat sama kecuali dalam aura yang menyelimuti pedang.

Ketika dia membandingkan ketajaman pedang tersebut, perbedaan mulai terlihat jelas.

Pedang yang dibuat menggunakan Orichalcum dari Item Box milik Shin, diselimuti aura dengan berbagai warna dan memiliki tingkat ketajaman yang lebih tinggi. Sedangkan pedang yang menggunakan bahan Orichalcum dari mesin produksi hanya diselimuti aura dengan satu warna.

“Kuu? Ini berbeda meskipun mereka sama?”

“Walaupun materialnya sama, kekuatannya berbeda ya? Apa ini ada hubungannya dengan warna sihir?... Dipikir-pikir lagi, Tiera pernah berkata kekuatan sihir ku sedikit aneh.”

Shin mengingat kejadian saat pertama kalinya dia bertemu dengan Tiera, Tiera berkata kalau dia dapat merasakan kekuatan sihir dari berbagai ras.

“Apa kekuatan sihir Shin berbeda dengan yang lainnya?”

“Aku harap begitu. Meski aku masih belum bisa mengendalikan kekuatanku sepenuhnya, jadi aku tidak yakin.”

Shin pindah ke bangunan utama dimana Tiera berada, berharap bisa mendapatkan petunjuk.

Setelah Tiera menatap peralatan alkemi dan material-material yang ada di meja, dia mulai membuat ramuan penyembuh. Shin tidak berani mengganggunya karena dia terlihat sedang fokus. Setelah beberapa menit, ramuan yang dia buat pun selesai.

“Whew...”

“Apa kau sudah menyelesaikannya?”

“Hiiu!!??”

Shin memilih untuk menunggu Tiera menyelesaikan pekerjaannya sebelum mulai berbicara.

Tapi, karena Tiera tidak menyadarinya, dia terkejut dan mengeluarkan teriakan kecil.

“Ah... Maaf. Aku tidak bermaksud mengejutkanmu.”

“Jangan mengendap-endap ke aku seperti itu! Itu membuatku terkejut.”

Tiera menatap Shin sambil menaruh tangannya di dada dan pipinya berubah merah. Mungkin dia merasa malu karena momen saat dia terkejut dilihat oleh Shin.

Shin tidak memiliki keinginan untuk menyembunyikan keberadaannya, tapi sepertinya dia melakukannya tanpa ia sadari.

“Aku benar-benar minta maaf. Aku berusaha untuk tidak mengganggumu karena kau terlihat sedang fokus.”

“ haah*keluh* Lainkali tolong lebih hati-hati. Aku hampir menjatuhkan ramuan ku.”

Ketika Shin membungkuk, amarah Tiera mulai mereda.

“Bagaimanapun juga, aku sedang mencoba membuat ramuan penyembuh sesuai dengan instruksi menggunakan bahan-bahan ini. Aku tidak memiliki Skill Appraisal, jadi aku tidak yakin dengan perbedaannya. Bisakah kau memeriksanya Shin?”

Setelah Tiera menenangkan diri, dia memberikan ramuan penyembuh yang dia buat kepada Shin.

Mereka terlihat sama, tapi saat Shin melihatnya lewat Skill Appraisal, Shin menemukan bahwa ramuan yang dibuat dari material-material yang diambil dari Item Box nya lebih efektif.

Tapi, material-material yang digunakan dari salah satu mesin produksi, 20% lebih efektif dibandingkan ramuan biasa.

Sepertinya menggunakan material yang memiliki kekuatan sihir akan meningkatkan keefektifan dari item tersebut.

“Jadi begitu. Aku menduga kalau efeknya akan menigkat, tapi ini tak kuduga akan sehebat ini.”

“Apa kau sudah menduganya?”

Tanya Shin mengenai apa yang Tiera katakan setelah mendengar hasil penilaian Shin.

“Yah, sepertinya Shin tidak mengetahui hal ini, tapi ketika suatu objek menyimpan kekuatan sihir, objek tersebut akan membagikan jiwa dan karakteristik pemiliknya. Konon itu adalah kondisi dari sesuatu seperti kekuatan yang tidak bisa di definisasikan. Aku hanya melihat objek-objek semacam itu beberapa kali. Karena hanya Elf dan Pixie yang bisa melihat kekuatan ini, kau mungkin tidak mengerti Shin.”

“Menarik...Omong-omong, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu.”

“Apa itu?”

“Saat pertama kali kita bertemu, kau berkata kekuatan sihir berbagai ras atau semacamnya setelah kau melihatku kan? Aku ingin tanya mengenai hal itu.”

“Eh? Ap-apa aku mengatakan sesuatu seperti itu?”

Jawaban Tiera terlihat seperti dia sedang menghindar. Matanya yang melihat ke arah yang lain menunjunkan bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu.

“?... Baiklah, kalau kau tidak mau memberitauku, itu tidak masalah. Aku tidak akan memaksamu. Aku akan bertanya pada Schnee apakah ada sesuatu yang aneh dalam bahan-bahan yang dia gunakan. Kau bisa simpan ramuanmu.”

“Eh!? Tu, tunggu!!”

Semua orang memiliki sesuatu hal yang tidak ingin orang lain ketahui. Meskipun Shin penasaran dengan kekuatan sihir, entah mengapa dia dapat menebak apa yang Tiera rasakan.

Karena Shin pikir memaksa adalah hal yang buruk, dia memutuskan untuk pergi ketempat Schnee, tapi secara mengejutkan Tiera menahan Shin untuk pergi.

“Ada apa? Kau terlihat kebingungan.”

“Ka-karena... bukannya kau ingin menanyakan hal itu? Meski aku disini bersamamu, jelas-jelas aku menyembunyikan sesuatu kepada mu.”

“Tapi kau tidak ingin memberitahuku bukan? Tentu saja aku tidak akan meninggalkannya begitu saja jika itu bersangkutan dengan keadaan hidup dan mati, atau sesuatu sejenisnya. Tapi entah mengapa aku merasa itu bukan seperti itu, dan aku tidak ingin memaksamu untuk mengatakannya. Saat aku melihatmu, aku bisa melihat ada sesuatu hal yang tidak ingin kau katakan padaku. Jadi aku pikir tidak bagus untuk menceritakan segalanya hanya karena kita sering bersama. Faktanya, aku juga punya sesuatu yang tidak ingin aku katakan kepada semua orang.”

“Aku mengerti, tapi...”

“Aku tidak masalah untuk menunggumu siap. Ketika saatnya tiba――”

Kemudian perut Shin menggerutu “Grruu”. Suara itu cukup keras sampai mereka bisa mendengarnya dengan jelas.

“...Aa,Aku juga akan mengatakan apa yang belum akan ceritakan padamu?”

Karena suara perut Shin, suasana sudah menjadi tidak serius lagi, tapi Shin sudah mengatakan apa yang dia ingin katakan.

“Shin, apa kau lapar?”

Tepat setelah itu, Yuzuha, yang sedang mengamati dari tadi, diam-diam mengatakan sesuatu yang menyakitkan.

“Hei! Aku sedang mengatakan sesuatu yang serius!”

“Tapi kau berkata ‘Saat waktunya tiba kemudian Gruuu.’ ”

“Tidaaak! Kenapa itu terjadi pada saat seperti ini?”

“... Pfff.”

Mungkin itu hal yang lucu. Sampai-sampai Tiera menahan tawanya sampai telinganya berubah merah.

Karena dia menundukan kepalanya, Shin tidak bisa meliaht wajahnya. Tapi, Shin menebak kalau ini tidak seserius sebelumnya.

Itu adalah situasi yang menyenangkan bagi Shin karena sejak awal dia ingin merubah suasana, tapi itu tidak bisa dihindari jika dia memikirkan cara yang lebih baik.

“Maaf. Walaupun kita sedang serius, ta-tapi, pfffahahaha”

“Baiklah, paling tidak aku sudah mengatakannya. Meski kau memiliki sesuatu yang tidak bisa kau katakan padaku, kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Dan jangan katakan kepada siapapun tentang suara perutku! Jangan pernah! Yuzuha, kau juga!”

Setelah ucapan perpisahan, Shin pergi menuju dapur.

Tiera melihat punggung Shin dengan air mata di matanya. Shin tidak tau kalau air mata Tiera tidak berasal karena dia tertawa.  Dan bisikan “Aku minta maaf” Tiera tidak mencapai siapapun.


Ketika Shin memasuki dapur, disana sudah ada beberapa makanan. Shin dapat mencium mereka ketika dia sedang berbicara dengan Tiera, jadi dia tidak bisa berhenti berpikir apa yang akan terjadi jika dia tidak mencium  bau makanan ini.

“Kuu~, baunya enak!”

“Ya..benar... baunya enak sekali.”

“Shin? Kau terlihat sedang kesusahan. Apa ada sesuatu yang terjadi?”

“Tidak, tidak ada. Benar, tidak ada yang terjadi. Omong-omong, makanan ini baunya enak. Bagaimana dengan bahan-bahannya?”

“Aku tidak melihat ada masalah dengan bahan-bahannya. Kesegarannya juga terjaga.”

Schnee menjawab sambil membersihkan pisaunya.

Sepertinya dia tidak menyadari perbedaan dalam proses memasakan.

Jika dilihat dari perbedaan pedang dan ramuan penyembuh, perbedaan di makanan mungkin ada di rasanya.

“Hasil dari eksperiman yang aku dan Tiera lakukan menunjukan bahwa bahan-bahan yang berasal dari Item Box ku lebih efektif. Tapi, kualitas benda yang dibuat menggunakan bahan-bahan dari mesin produksi lebih bagus dari benda pada umumnya.

“Jadi begitu. Aku baru saja selesai bersih-bersih, jadi kita bisa mulai mencicipinya. Bagaimana dengan pekerjaan Tiera?”

“Oh, dia juga sudah selesai membuat ramuan penyembuh, aku akan membawanya ke sini.”

“Kau tidak perlu melakukannya Shin.”

Ketika Shin berbalik untuk memanggil Tiera, Tiera muncul.

Karena dia hanya punya sedikit waktu untuk menenangkan diri, matanya masih terlihat merah meski warna wajahnya kembali menjadi normal. Sedangkan Shin yang melihat Tiera, merasa malu jika membayangkan Tiera tertawa sampai menangis.

“Apa?”

“Tidak apa-apa. Makanan sudah siap, ayo kita bandingkan rasanya.”

Mereka menaruh semua hidangan di atas meja dan duduk. Saat ini Yuzuha sedang dalam mode manusia nya.

Semua orang mengucapkan “Itadakimasu” dan mulai mencicipi makanan.

Apa yang Shin makan pertama adalah makanan yang dibuat menggunakan bahan-bahan dari mesin produksi.

Shin menaruh makanan yang seperti biasa dia makan sehari-hari, seperti kubis, pot-au-feu, pilaf, dan sebagainya ke dalam mulutnya.

“Ini lebih baik dari restoran keluarga.”

“Ini lebih enak dibanding makanan yang biasa master buat.”

“Kuu, Lezat!”

Karena makanan ini adalah sesuatu yang sering mereka makan, mereka bisa mengatakan mana yang lebih baik. Tapi itu bukan berarti makanan yang biasa mereka makan memiliki kualitas yang rendah, hanya saja makanan ini cukup lezat untuk bisa mengatakan mana yang lebih baik.

Karena masih ada makanan lain yang harus dicicipi, mereka berusaha sekuat tenaga untuk tidak menghabiskan makanannya.

“Kalau begitu yang selanjutnya.”

Makanan selanjutnya menggunakan bahan-bahan dari Item Box milik Shin. Karena semua ini dilakukan untuk membandingkan, menu dan proses memasaknya sama dengan makanan sebelumnya.

Mereka membelah 2 isi kubis menggunakan sumpit, kemudian memakannya.

“!?”

Pada saat makanan memasuki mulut mereka, Shin dan Tiera berhenti bergerak.

Pikiran pertama yang terlintas di benak mereka adalah ‘Apa ini benar-benar kubis?’.

“Apa ini? Jujur saja, aku tidak bisa memikirkan hal lain selain bagaimana ini bisa seenak ini. Tapi jika aku diminta untuk mengatakan perbedaannya, aku tidak bisa menjelaskannya.”

“Benar, aku juga setuju. Aku tidak tau harus berkata apa selain enak.”

“Kuu, enak, enak~”

Hanya Yuzuha yang makan dengan normalnya. Dengan makanan yang dibuat menggunakan bahan-bahan dari sumber lain, Yuzuha mengisi penuh mulutNya dengan gembira sambil tersenyum.

Mungkin inilah reaksi yang benar terhadap makanan ini.

Shin sudah pernah mencoba makanan yang menggunakan bahan-bahan dari Item Box nya saat malam pertama kali dia bertemu dengan Schnee, tapi saat itu tidak ada kekuatan sihir yang keluar dari kartu bahan-bahan tersebut.

Apa mungkin karena mereka menggunakan bahan-bahan yang biasa saja? Saat itu dia tidak sekaget ini.

“Pokoknya, kita harus lebih berhati-hati dalam menggunakan Item dari Item Box ku. Perasaan dulu Item-Item ku tidak seperti ini.”

“Benar. Bahkan item dari mesin produksi lebih dari cukup. Shin, apa kau menyadari perbedaan dalam item yang baru-baru ini kau tambahkan ke Item Box mu?”

“Tidak, aku tidak melihat adanya perubahan diantara item-item tersebut. Tapi seiringnya waktu, mereka mungkin akan berubah, jadi akan ku periksa nanti.”

Jumlah item-item di dalam Item Box Shin sangatlah besar. Akan mustahil untuk mengetes semuanya, jadi dia mungkin akan memilih sejumlah kecil item-item tersebut dan mengeceknya.

Setelah mereka menyelesaikan makanan mereka, Shin dan yang lainnya datang ke ruangan teleportasi yang berada di samping ruangan mesin produksi. Mereka berniat untuk mengecek keadaan Rumah Guild.

“Sejauh ini, tidak ada perangkat yang rusak.”

“Ya. Untuk jaga-jaga, aku meminta Raster untuk mengeceknya, dan aku dengar katanya tidak ada masalah sama sekali.”

Raster adalah karakter pendukung yang melayani Cain, seorang anggota Rokuten yang ahli dalam bidang arsitek. Karena Cain membantu membangun Tsuki no Hokora, Raster sebagai pengikutnya ikut melakukan perawatan.

Jika Raster berkata demikian, maka tidak ada masalah sama sekali.

“Baiklah, ayo kita buka opsi menu nya... Hmm?”

“Ada apa Shin? Apa ada yang salah?”

Schnee mendekati Shin yang mengeluarkan suara keraguan. Kemudian, Shin memindahkan layar menu ke arah Schnee untuk menunjukan pilihan tujuan telportasi yang tertera.

Nama yang keluar di layar menu adalah Rumah Guild 1 sampe 6. Tapi ketika Shin mencoba memilih salah satu tujuan tersebut, suara “Beep” keluar.

Suara semacam itu biasanya keluar jika seseorang mencoba menggunakan item tapi item tersebut tidak ada atau memilih tempat yang mustahil untuk diteleportasi.

Sepertinya mereka tidak bisa berpindah ke Rumah Guild lainnya saat ini.

“Artinya?”

“Peralatan disini berkerja, jadi kemungkinan ada sesuatu yang terjadi pada Rumah Guild lainnya...”

“Tidak, Apa yang aku khawatirkan adalah aku tidak bisa memilih Rashugum. Aku tidak tau dengan yang lain, tapi aku tidak bisa membayangkan ada masalah di Rashugum, dimana Raster melakukan perawatan.”

“Tapi, sulit untuk menentukan penyebab masalah ini. Tolong tunggu sebentar Shin. Aku akan mengirim pesan kepada Raster.”

“Ya, tolong. Aku akan mengotak-atiknya sedikit.”

Selain menentukan tujuan teleportasi melalui opsi menu, mereka juga bisa menentukan melalui terminal. Jadi untuk sementara waktu, Shin memutuskan untuk mengecek  mana yang bekerja.

“Tidak ada masalah di Tsuki no Hokora. Tidak ada yang error dari mesin teleportasi. Jadi, kemungkinan ada masalah di tempat tujuan atau...”

Sambil mengoperasikan terminal, Shin membuat sebuah hipotesa. Jika seseorang belum pernah ke suatu tempat yang ingin dituju menggunakan item, skill, ataupun perlengkapan teleportasi, maka ia tidak akan bisa menggunakannya untuk berpindah ke lokasi tersebut.

Karena Shin baru saja datang ke dunia ini, dia belum bisa menggunakan message card dan daftar tempat yang ia punya pun sudah ter reset.

Jika alasan dia bisa berpindah ke Tsuki no Hokora karena dia sudah pernah mengunjunginya, maka semuanya menjadi jelas.

“Jika itu masalahnya, aku tidak punya pilihan lain selain pergi kesana.”

”Jika hipotesa Shin benar, maka tidak ada cara lain selain pergi kesana. Meski Raster sudah pernah kesini, dia tidak bisa menggunakan peralatan teleportasi.”

Schnee setuju dengan perkataan Shin. Hanya itu yang bisa mereka lakukan saat ini.

Saat masih di dalam game, karakter pendukung termasuk Schnee, tidak memiliki Crystal Stone yang memiliki kemampuan teleportasi. Oleh karena itu, Schnee tidak mendaftarkan titik teleportasi di Rashugum meskipun dia sudah pernah kesana.”

“Pembicaraan kita berdasarkan pada fakta bahwa ini hal yang wajar untuk menggunakan teleportasi. Aku takut karena aku mulai terbiasa dengan ini.”

“Ya begitulah situasi kita saat ini.”

Tiera memiliki pandangan yang jauh dan Shin menjawabnya dengan senyum lebar dan jempol.

“Hentikan, aku hampir mengangguk.”

“Tubuhmu berkata jujur.”

“Uu, Aku tidak bisa menolaknya...”

Tiera merasa jika dia masuk kedalam situasi ini, dia tidak akan bisa bersantai lagi.

Setelah itu, mereka mengecek beberapa peralatan dan item lainnya. Karena mereka keasyikan, mereka baru menyadari kalo ini sudah tengah malam, jadi mereka memutuskan untuk tidur di Tsuki no Hokora.



◆◆◆◆



“... Huft.”

Sementara bulan naik tinggi di langit, Shin duduk di beranda belakang Tsuki no Hokora. Dia memegang True Moonyang telah rusak dari pertempurannya dengan karakter pendukungnya, Girard.

“Apa yang harus aku lakukan ya... hmm?”

Saat dia melihat ke arah bulan, dia merasa ada seseorang yang dia kenali sedang mendekat.

“Kau tidak bisa tidur Shin?”

“Oh! Aku hanya sedang memikirkan cara untuk memperbaiki True Moon.”

Shin berhenti berpikir sejenak saat dia terpesona oleh pakaian tidur yang dikenakan Schnee, tapi entah bagaimana dia berhasil menjawab perkataan Schnee.

Shin mengangkat True Moonuntuk melihatkannya ke Schnee yang secara alami duduk di sebelahnya.

“Ini dari pertempuran mu dengan Girand bukan? Ini terlihat sama seperti sebelumnya.”

“Aku sudah berpikir untuk memperbaikinya beberapa kali... Tapi, entah kenapa aku merasa masih ada yang kurang. Aku bisa saja memperbaikinya sekarang, tapi intuisiku berkata untuk tidak melakukannya... Walaupun aku tidak tau apa intuisiku bisa di andalkan atau tidak.”

Shin berbicara pada Schnee sambil menaruh senyuman di wajahnya.

Ini mengenai waktu untuk memperbaikinya, jadi dia mencoba untuk melakukannya di waktu luangnya di hari ini, tapi itu tidak berjalan dengan baik.

Semua material-material yang dibutuhkan sudah ada dan kemampuan Shin mengenai blacksmith pun sudah mencapai ditingkat master. Mungkin masih ada yang kurang selain dari material dan kemampuan.

“Boleh aku pinjam sebentar?”

“Hmm? Tentu.”

Ketika Shin memberikan True Moonpada Schnee, Schnee memegangnya tepat di depan dadanya.

schneeinnightwear

Sambil memikirkan apa yang akan di lakukan Schnee, Shin melihat True Moonbertahap mulai bersinar.

“Wow!!”

True Moonmengeluarkan cahaya seakan-akan dia menyerap cahaya bulan. Mata Shin terbuka lebar karena cahaya tersebut, tapi setelah beberapa saat kemudian, True Moonmulai berhenti bersinar.

Itu berlangsung cukup singkat, tapi bagi Shin itu terasa lebih lama.

“Ini dia.”

“Ah, iy-iya. Hei Schnee, yang barusan tadi itu.. apa?”

“Aku menuangkan kekuatan sihir ku kedalam True Moon.  Aku merasa kalau aku harus melakukannya. Aku tidak tau kenapa, tapi aku harap ini bisa membantumu walaupun itu hanya sedikit, Shin.”

“Aku berterima kasih padamu Schnee. Aku yakin sesuatu yang hilang itu sudah terisi dengan ini.”

Shin berbicara sambil melihat ke arah True Moon.

Shin tau, kalau apa yang Schnee lakukan tidaklah salah.

Pada saat bersamaan, dia juga mengerti tiga hal lagi.

“Ini masih belum selesai, tapi aku tau apa yang harus aku lakukan. Terima kasih.”

“Terima kasih, aku turut senang mendengarnya.”

Schnee terlihat sangat cantik dengan senyuman lembut yang ada diwajahnya.

Shin terkesiap melihat senyum indah Schnee. Kecantikannya memang dapat menarik orang-orang, tapi itu membuatnya tak tersentuh. Kecantikannya adalah sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

“Umm, Apa yang ingin kau lakukan setelah ini, Schnee?”

“Jika kau tidak keberatan, aku ingin melihat bulan bersamamu.”

“...Yah, Baiklah.”

“Kalau begitu...”

“Huh!”

Schnee membalas perkataan Shin, dan menyandarkan tubuhnya kepadanya.

Shin merasakan berat dibahunya ketika Schnee menyandarkan kepalanya sambil menempel padanya.

“...Ah, Schnee-san? Ini...”

“Tolong, sebentar saja, biarkan aku seperti ini”

“...Baiklah.”

Ketika Shin menyetujuinya, beban yang ada dibahunya meningkat.

Mungkin itu disebabkan karena Schnee menyandarkan seluruh tubuhnya pada Shin. Alasan kenapa dia tidak melakukannya dari awal mungkin karena dia takut tidak diperbolehkan atau mungkin dia merasa malu.

“... ... ...”

Mereka melihat bulan dengan penuh keheningan untuk sementara waktu.

Dibawah sinar rembulan, dua bayangan terbentuk di beranda.

Kedua bayangan ini saling berpelukan dan tetap bersama sampai mereka kembali ke kamar mereka.



◆◆◆◆




7 komentar: