The New Gate Volume 6 Chapter 3 Part 3 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Minggu, 28 Oktober 2018

The New Gate Volume 6 Chapter 3 Part 3

vol6covernew






Volume 6 Chapter 3 Part 3



Ini terjadi saat Wilhelm sedang pergi menemui Millie.

Kelompok Shin sedang memeriksa bagian dalam Palmirack, seolah sedang mencari ruangan tertentu.

“Yang ini juga, tidak bisa dibuka.”

Mereka sedang mencari ruang inti Palmirack.

Cain sangat suka yang namanya jebakan, buktinya banyak pintu-pintu, lorong-lorong, dan gudang senjata tersembunyi di seluruh Palmirack yang tidak disadari oleh orang-orang yang melewatinya.

Di antara tempat-tempat tersembunyi itu, ada lorong yang mengarah ke ruangan inti Palmirack. Tempat itu berada di ruangan Cain. Karena tempat itu adalah tempat yang spesial, ruangan itu penuh dengan jebakan paling berbahaya di seluruh Palmirack.

Tapi selama mereka menemukan ruangan itu, kelompok Shin bisa mengatasinya. Begitu mereka masuk ke dalam ruangan, mereka akan mengaktifkan kembali inti Palmirack dan mengambil alih kendalinya untuk mencari tempat dimana Millie berada.

Mereka masih mencari ruangan Cain, tapi karena banyaknya ruang rahasia yang tertutup membuat pencarian mereka menjadi sulit.

Jika mereka bisa menemukan lorong itu, mereka sudah pasti akan masuk dan mengaktifkan inti Palmirack.

“Karena menjadi ruangan yang paling penting, mungkin ruangan itu dirancang untuk tidak membiarkan siapapun masuk ke dalamnya.”

“Bisa jadi. Aku juga khawatir dengan Wilhelm, dia masih belum menjawab pesan kita... Ayo kita cari sekali lagi. Jika kita masih belum menemukan apa pun, terpaksa kita akan menerobos.”

Shin mengangguk dan memutuskan tindakan mereka selanjutnya.

Mereka tidak melakukannya sejak awal karena sebagian besar dinding Palmirack terbuat dari chimeradite, bahan yang ketahanannya luar biasa tinggi.

Bagi kelompok Shin, menerobos tidaklah sulit. Tapi menghancurkan dinding yang terbuat dari chimeradite dengan ketebalan 20 cemel tanpa disadari siapapun adalah hal yang mustahil. 

Akan membutuhkan kekuatan yang cukup besar untuk menghancurkannya, dan suara serta getaran yang dihasilkan bisa dirasakan oleh orang sekitar.

Jika saja di gereja hanya ada beberapa orang, ada kemungkinan tidak terjadi apa-apa. Tetapi, ada banyak orang yang tinggal di dalam Palmirack, terutama tokoh-tokoh berpangkat tinggi; seperti paus dan kardinal, Priest dalam pelatihan dan Priest senior yang menginstruksikan mereka. Selain itu ada banyak Knight yang ditempatkan untuk melindungi gereja.

Priest yang masih dalam pelatihan juga bertugas untuk memasak dan membersihkan, sehingga mereka selalu bergerak di seluruh bangunan. Jika suara keras atau getaran terjadi, mereka akan segera mengetahuinya.

“Bukan disini juga.”

Kelompok Shin telah bergerak ke lorong yang diblokir oleh jalan buntu, dan kembali ke pintu sebelumnya, tapi sekali lagi jalan mereka dihalangi oleh jalan buntu.

Tidak ada yang bisa mereka lakukan. Jadi mereka memutuskan untuk menerobos.

Pertama-tama mereka merasakan kehadiran disekitar, menunggu sebanyak mungkin sampai orang-orang berada cukup jauh dari lokasi. Pada saat yang sama, Schnee mengaktifkan skill “Silent Domain”, yang membuat suara tidak bisa keluar dari wilayahnya. Kemungkinan untuk seseorang menyadari bunyi yang dihasilkan oleh mereka menurun drastis.

Shin memastikan skill Schnee aktif, lalu mengeluarkan kartu dari item box nya dan mematerialisasikannya. Di tangannya muncul sebuah katana.

Didalam sarung yang dihiasi kelopak bunga berwarna merah tersimpan 『Hakuramaru』, sebuah katana yang memiliki kelas Ancient.

Shin memperkirakan kapan disekitar mereka menjadi sepi dan bersiap untuk mencabut 『Hakuramaru』dari sarungnya.

Saat skill diaktifkan, pangkal katana yang Shin pegang menjadi kabur dan tiga garis perak terlihat bergerak melintasi permukaan dinding.

Skill Katana “Iai – Hiengasane” (Iai – Flock of Swallows) memungkinkannya untuk mempercepat tebasan yang membentuk segitiga tidak sempurna di dinding.

Tanpa menurunkan kewaspadaan, Shin memasukan 『Hakuramaru』 kedalam sarungnya lagi dan mendorong dinding yang ia tebas.

Logam yang terjatuh menimbulkan getaran yang cukup besar saat menyentuh lantai.

Tapi berkat “Silent Domain” milik Schnee, suara yang ditimbulkan tidak sampai ke telinga siapapun.

Dan karena jaraknya yang dekat, orang-orang yang berada tidak jauh dari Shin merasakan getaran yang ditimbulkan, tapi tidak membuat keributan.

“Ayo.”

“Ya.”

Untuk mengantisipasi orang-orang yang lewat, mereka memasang kembali bagian dinding yang jatuh. Setelah mengembalikannya seperti semula, cahaya yang tadinya masuk melewati celah telah terhalang dinding dan mengakibatkan keadaan menjadi gelap.

Shin dan Schnee mengaktifkan skill deteksi mereka hingga batas maksimum dan berjalan dengan cepat di sepanjang lorong yang gelap. Yang paling mereka waspadai adalah perangkap yang dipasang di sekitar ruangan Cain.

Jika Shin masih terdaftar sebagai teman Cain, maka tidak akan ada hambatan. Tapi jika ia sudah dicabut dari daftar temannya, berarti saat ini mereka sedang melangkahkan kaki di zona perangkap paling berbahaya di Palmirack.

Shin yang terlibat dalam pembuatan perangkap, benar-benar tidak ingin menjadi korban dari jebakannya sendiri.

“...tidak ada perangkap ternyata.”

“Iya, aku juga tidak merasakan bahaya apa pun.”

Shin dan Schnee terus melangkah dengan tingkat kewaspadaan yang sangat tinggi. Tapi tidak peduli seberapa jauh mereka melangkah, mereka tidak melihat satu perangkap pun yang aktif.

Dengan mengambil keuntungan, mereka mempercepat langkah mereka menuju tempat Cain.

Meski sistem map tidak dapat digunakan, Shin sudah pernah mengunjungi tempat itu berkali-kali. Ia terus melangkah dengan keyakinannya dan tak lama kemudian berhenti di depan pintu tertentu.

Shin mengkonfirmasi bahwa tidak ada jebakan yang aktif. Kemudian, saat sedang menyiapkan kunci, sebuah suara ‘krek’ masuk ke telinga nya.

“Kuncinya terbuka?”

“Mungkin.”

Schnee mengangguk pada pertanyaan Shin.

Dengan menaruh kekuatan di gagang pintu sudah cukup untuk membuka pintu itu. Tampaknya fungsi kunci nya sudah tidak aktif karena kehadiran Shin.

“Sepertinya....Aku masih terdaftar.”

Shin masih ingat dengan fungsi itu. Jika seseorang yang terdaftar dalam sistem menyentuh gagang pintu, pintu akan otomatis terbuka.

Ruangan di dalam persis seperti apa yang Shin ingat: meja bundar dan kursi-kursi nya, lemari-lemari, dapur dan perabotan lainnya, masih tersusun seperti biasanya, terbaring dengan tenang dalam kegelapan.

Satu-satunya perbedaan adalah debu yang menumpuk. Sepertinya sistem pengendali lingkungan tidak aktif.

TIdak hanya Shin, semua orang yang melihat ini pasti akan berpikir bahwa ruangan ini sudah tidak dipakai untuk waktu yang lama.

“...Ayo. Jalan rahasia ada di belakang.”

“...Ya.”

Setelah diam beberapa saat, Shin berjalan ke ruang belakang. Schnee ikut di belakangnya setelah menjawab dengan lembut.

Ruangan di belakang memiliki luas sekitar 30ft. Disana, debu sepenuhnya memenuhi meja dan kursi.

Shin mendekat ke rak buku dan menekan buku ke-4 dari kiri dan rak ke-4 dari bawah. Kemudian rak buku bergeser pelan ke kiri, memperlihatkan sebuah pintu.

Pintu tersebut terbuka dengan sendirinya saat Shin mendekat. Pintu itu menyembunyikan sesuatu yang disebut Lift.

Pintu tertutup otomatis saat Shin dan Schnee melewatinya; kemudian lift mulai turun.

Setelah 10 detik merasakan sensasi mengambang, lift berhenti dan pintu terbuka ke arah lorong yang agak gelap.

Semenit kemudian, Shin dan Schnee telah mencapai ruang inti Palmirack.

Ruangan itu berbentuk kubus, dengan panjang tiap sisi 10 mel. Dibagian tengahnya, ada bola hitam berdiameter 50 cemel sedang mengapung.

Simbol geometris yang tak terhitung jumlahnya terukir di permukaan bola, sementara aliran cahaya mengalir secara berkala melalui saluran-saluran kecil yang terukir pada objek.

Tapi, cahaya itu sangat redup.

“Apa itu?”

Shin, yang sekali lagi mengecek keberadaan perangkap, berjalan menuju bola hitam itu.

“Apa ada yang salah?”

“Intinya terlihat berbeda dari apa yang aku ingat. Cahaya yang keluar dari permukaannya biasanya lebih terang dan seharusnya data ku masih terdaftar, tapi dia tidak menanggapi kehadiranku.”

Dulu, menu kontrol akan ditampilkan di udara setiap kali seorang anggota dari Rokuten mendekat. Tapi, itu tidak terjadi saat ini.

“Shin, ada jejak miasa di ruangan ini!”

“Miasma!?”

Saat Shin berjalan mendekat untuk memeriksa, tiba-tiba Schnee berteriak kaget.

Karena terkejut, Shin melihat ke sekitarnya dan merasakan keberadaan miasma.

“Kau yakin? Aku tidak menyadarinya.”

“Mungkin daya tahanmu terlalu kuat, jadi efek semacam ini tidak berpengaruh pada mu. Aku tidak memiliki daya tahan sekuat dirimu, itulah kenapa aku bisa menyadarinya. Tapi, kenapa ada miasma disini? Apa artinya ini?”

Shin saat ini memiliki daya tahan yang sangat kuat terhadap semua jenis status abnormal. Miasma di ruangan ini sudah cukup untuk membuat orang jatuh sakit, tapi itu tidak berpengaruh terhadap Shin.

Sementara daya tahan Schnee, dan karena karakteristik ras, daya tahannya sangat rendah dibanding Shin, sehingga dia bisa menyadari keberadaan miasma.

“Sepertinya itu tidak berasal dari luar.”

“Mungkin karena miasma yang bercampur dengan atmosfer semakin banyak seiring berjalannya waktu.”

Miasma ada di mana pun makhluk hidup berada. Di tempat seperti Ibukota kerajaan, dimana segala macam emosi terkumpul, sangat mungkin untuk miasma muncul tanpa diketahui siapa pun.

Tentu saja, meski hal semacam itu dapat dilakukan dengan sengaja, itu masih belum cukup untuk menyebabkan sesuatu yang serius. Jumlah miasma di ruangan ini juga sangat kecil.

Alat fungsional Palmirack bisa berjalan karena menyerap kekuatan sihir di sekitarnya. Jadi menurut Schnee, saat Palmirack menyerap kekuatan sihir di sekitarnya, miasma yang berada disekitarnya juga ikut terserap.

“Bisa jadi. Jumlah ini juga terlalu sedikit jika disebabkan oleh Demon.”

Shin tidak menyangkal kemungkinan itu karena 500 tahun telah berlalu. Dia mengangguk sambil memurnikan miasma.

Setelah miasma menghilang, cahaya yang keluar dari inti menjadi terang seperti semula. Pada saaat yang bersamaan, menu kontrol Palmirack muncul di hadapannya.

Tanpa membuang waktu, Shin mencari semua individu yang ada di Palmirack. Dengan memperkecil target menggunakan kategori seperti level, ras dan jenis kelamin, ia hanya menemukan satu hasil yang sesuai.

“Bawah tanah ya. Ada 4 orang lain di dekatnya?”

Dia menemukan hal lain di salah satu ruangan bawah tanah dan itu cukup besar.

Bersamaan dengan respon yang dia anggap sebagai Millie, ada 2 orang lain di depannya dan 2 orang dibelakangnya.

“...!? Ini..!!”

Shin mengoperasikan tombol menu untuk menampilkan ruangan yang dimaksud. Layar bergeser menunjukkan Millie sedang berlari, sambil membawa pedang hitam ditangannya.

Di depannya, Wilhelm sedang bertarung dengan seseorang yang memegang greatsword merah. Sementara Millie sedang berlari ke arah Wilhelm, tapi matanya terlihat kosong.

“Schnee, kita kesana sekarang!”

“Ya!”

Ini buruk.

Nalurinya mengatakan ini sesuatu yang buruk. Dia mengoperasikan kontrol menu dengan kecepatan tinggi dan mengaktifkan fungsi teleportasi jarak dekat di dalam Palmirack.

Shin dan Schnee telah diteleportasi di depan ruangan dimana Millie dan yang lainnya berada. Karena membuka dengan normal akan merepotkan, Shin membiarkan kekuatannya mengambil kendali dan membuka pintu dengan pukulan.

‘DUAARR’ Pintu terlempar menuju pria dengan pedang merah.

Shin telah menemukan lokasi orang-orang di dalam ruangan dengan menu dan kemampuan deteksinya. Saat melihat orang yang memegang pedang merah dan sedang berhadapan dengan Wilhelm, ia mengerti bahwa dialah yang bernama Eline.

Shin langsung berlari ke dalam ruangan tepat setelah pintu terlempar.

Disana, dia melihat Wilhelm sedang berlutut dengan pisau menancap di punggungnya, dan Millie menatap kosong ke tangannya yang berdarah.

Dimata Shin, status Millie jelas menunjukkan “Submission”.  (T/N: Seseorang yang tunduk kepada orang lain yang lebih kuat atau memiliki otoritas yang lebih tinggi. Anggap saja bawahan.)

Pemandangan visual di ruang inti dan status yang ditampilkan sudah cukup untuk membuat Shin mengerti apa yang terjadi di waktu yang singkat saat mereka diteleport.

“Wgwah!!”

Dengan kekuatan yang sama saat dia memukul pintu menjadi 2, Shin memukul tanpa belas kasih tepat di wajah Eline.



Meninggalkan sensasi tulang yang hancur, Eline berputar di udara. Setelah terlempar beberapa mel, ia menabrak dinding dan tergeletak di lantai.

DIa tidak akan mati; Skill yang Shin gunakan mecegahnya untuk mati.

Ada beberapa hal yang perlu Shin tanyakan, dan tidak peduli betapa marahnya dia, dia tidak akan membunuh seseorang di tempat.

Itu adalah pertanyaan yang jelas berbeda jika dibiarkan hidup akan menyenangkan bagi Eline.

“Apa aku datang tepat waktu?...Atau aku datang terlambat??”

Melihat  Wilhelm mengkertak giginya dan ekspresi Millie masih kosong, Shin menyadari bahwa suaranya masih dipenuhi dengan amarah. Kemudian ia meraih Exvaine dengan tangan yang telah mengirim Eline terbang.

“Schnee, sembuhkan Wilhelm. Aku akan mengurus Millie.”

“Baik. Apa yang harus kita lakukan dengan orang itu?”

“Prioritas utama kita adalah ini. Aku melumpuhkannya, jadi dia tidak akan bisa menggunakan teleportasi.”

Skill yang Shin gunakan saat memukul adalah Skill tangan kosong – Nonfatal Fist.

Unsur umum dari game RPG dan game VR yang berfokus pada pertempuran, tehnik ini menyisakan HP lawan setidaknya 1 HP.

Tehnik ini juga memiliki efek lumpuh pada lawan dan mencegah penggunaan skill untuk waktu yang ditentukan (Silence?). Diantara skill yang serupa ada “Willow Throw” dan “Nonfatal Blade”, yang sebelumnya digunakan saat melawan Barlux.

Shin jelas melihat bahwa HP Eline hampir tidak tersisa. Serangan Shin telah mendarat dengan sempurna. Jika itu bukan karena “Nonfatal Fist”, Eline sudah pasti jadi daging cincang.

Setelah mengkonfirmasi Eline terkena efek lumpuh, Shin memutuskan mereka bisa mengabaikannya untuk sementara waktu.

Schnee mengangguk pada kata-kata Shin dan memberikan sihir penyembuhan pada Wilhelm.

Shin memastikan bar HP Wilhelm meningkat dan melihat Millie.

“... ... ...”

Bahkan dengan Shin berada di depannya, Millie tidak memberikan respon apa pun. Dia hanya menatap kosong ke depan, matanya penuh dengan kehampaan. Karena status “Submission” jelas terlihat, dia sudah pasti mengenakan item submission.

Shin fokus mengamati Millie dan menyadari sesuatu seperti kabut hitam muncul dari lengan kanannya.

“Biarkan aku melihat lenganmu”

Menggulung lengan baju kanan Millie, terlihat sebuah item bulat yang memiliki tulisan emas yang sama dengan kalung hitam yang terpasang di Hermie.

Item Submission pada umumnya berbentuk seperti kalung (T/N: Kalung anjing), tapi item tersebut bisa dipakai di lengan  atau kaki anak-anak seperti Millie.

Bahkan selama era game, mempercayai pemikiran seperti “kalung selalu dipakai di leher” menyebabkan para pemain terkejut dari waktu ke waktu.

Tanpa mengetahui item akan bekerja meski dipakai di lengan seseorang, Hermie dan yang lainnya tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa Millie bisa dimanipulasi juga.

“Aku akan membebaskanmu sekarang.”

Mungkin berkat kemampuannya sebagai “Liberator”, Shin tau bagaimana caranya untuk menghancurkan item tersebut.

Shin memusatkan kekuatan sihirnya ke lengan kirinya dan meraih item itu. Kekuatan sihir yang telah dipusatkan, membuyarkan kabut hitam dan suara keras retakan terdengar.

Saat Shin melepaskan genggamannya, Item itu mulai hancur perlahan dan lenyap seperti asap di udara.

Saat status “Submission” menghilang bersamaan dengan item tadi, Milie ikut kehilangan kekuatan dan tidak sadarkan diri. Shin menangkapnya saat dia akan jatuh ke lantai, lalu menghadap ke arah Hermie.

“... Aku akan melepaskan benda itu. Mendekatlah.”

“... Baiklah.”

Hermie sedikit waspada terhadap pria yang tiba-tiba muncul di ruangannya, tetapi mulai santai setelah melihat bagaimana dia memukul Eline, menyembuhkan Wilhelm, dan membebaskan Millie.

Hermie mendekat, lalu Shin mengulurkan tangannya dan memusatkan kekuatan sihirnya, seperti yang ia lakukan kepada Millie. Kalung itu retak karena sentuhan Shin, dan menghilang dengan cara yang sama.

“Ini benar-benar menghilang...”

Tidak seperti Millie, Hermie tidak kehilangan kesadarannya; Dia menyentuh-nyentuh lehernya dimana kalung hitam yang tadinya ada, untuk memastikan beda itu benar-benar hilang.

“Namaku Shin, wanita yang merawat luka Wilhelm adalah Yuki. Lilishila meminta bantuan kami. Kau adalah Wanita Suci kan?”

“Benar, aku adalah Wanita Suci. Jadi kau orang yang Lilishila bicarakan... Namaku Hermie Schultz. Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu.”

“Kami punya alasan sendiri untuk melakukan ini, jadi kau tak usah khawatir. Bisa aku minta tolong untuk menjaga Millie? Aku khawatir situasi akan menjadi sedikit kejam, jadi aku sangat berterimakasih jika kau pergi bersama Yuki ke tempat Lilishila berada.”

Shin berbicara kepadanya karena dia berpikir bahwa apa yang akan terjadi selanjutnya bukanlah sesuatu yang harus seorang wanita lihat.

Sambil berbicara, Shin memancarkan aura yang benar-benar berbeda dari ketika dia meminta Hermie untuk mengurus Millie. Ekspresi dan nada suaranya tenang, tapi Hermie merasakan hawa dingin yang begitu menakutkan hingga seluruh tubuhnya gemetar.

“... Baik. Aku serahkan sisanya padamu.”

Shin mengangguk dan mempercayakan Millie yang masih tidak sadarkan diri ke Hermie.

Saat Shin melihat ke arah Schnee lagi, Schnee sudah selesai menyembuhkan Wilhelm, dan Wilhelm sedang berdiri memulihkan Beinot.

“Apa kau baik-baik saja?”

“Ya, kau menyelamatkanku.”

“Kalau bukan karena Millie dimanipulasi, kemenangan sudah pasti menjadi milikmu. Aku juga akan sangat berterimakasih jika kau menghubungiku terlebih dahulu.”

Perkataan Shin membuat Wilhelm ber ekspresi masam.

“Maaf, aku mengacaukannya. Aku tidak melihat situasinya dengan cermat.”

Mendengar perkataan Wilhelm membuat Shin berpikir bahwa orang-orang Chosen One memiliki kemampuan yang begitu hebat sehingga menyebabkan mereka bertindak tanpa berpikir panjang.

“Baiklah, aku yakin kau tidak akan mengulang kesalahan yang sama dua kali. Lain kali berhati-hatilah.”

Setelah berbicara, Shin berbalik ke arah Eline yang masih tergeletak di lantai.

“Apa yang akan kau lakukan, Wilhelm?”

“Kau yang melakukan pukulan terakhir. Semua terserah padamu.”

Wilhelm menyerahkan semuanya ke Shin tanpa ragu-ragu, karena dari sudut pandang Eline, itu akan menjadi situasi yang terburuk.

Wilhelm dan Shin  berbicara dengan santai, tetapi sesaat setelah melihat ke arah Eline, mereka menunjukkan kemarahan yang sangat kuat.

Hermie, yang telah mendekat ke Schnee, merasa tubuhnya bergetar karena tekanan itu.

Sang pria yang memandu Wilhelm juga hampir bergerak melindungi Hermie setelah merasakan aura yang Shin keluarkan.

“Kalian berdua sebaiknya pergi dari sini. Dengan mereka dalam kondisi seperti itu, aku pikir akan lebih baik tidak berada di sini lebih lama.”

“Y-ya. Kami berhutang budi padamu.”

Setelah menyadari perubahan aura di sekitar Shin dan menilai akan lebih baik bagi mereka untuk pergi, Schnee keluar ruangan bersama Hermie dan pria yang memandu Wilhelm.

Setelah memastikan Schnee dan lainnya pergi, Shin dan Wilhelm berjalan mendekat ke arah Eline.

“... ...gh...”

Sebelum Shin melakukan sesuatu ke Eline, mereka mendengar suara erangan lemah. Sepertinya kemampuan pemulihan Chosen One kelas atas yang dimiliki Eline membuatnya untuk mendapatkan kesadarannya kembali.

“Hei, apa kau baik-baik saja?”

Shin berbicara pada Eline dengan nada biasa.

Itu terlihat seperti percakapan antara teman dekat, dan wajah Eline belum sepenuhnya kembali normal.

Meski di ajak bicara, Eline yang hidung dan mulutnya mengeluarkan darah hanya mencoba untuk berdiri perlahan, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Shin menunggu Eline menutup lukanya dengan obat sebelum mulai berbicara lagi.

“Ada banyak hal yang ingin ku tanyakan padamu. Kau akan menjawabnya dengan jujur kan?”

“Berani-beraninya kau menggunakan trik licik seperti serangan kejutan...dan melakukannya kepada diriku...!”

Mengabaikan pertanyaan Shin, Eline mengeluarkan suara penuh amarah.

Dia sepertinya berpikir bahwa dia menerima banyak kerusakan yang tak terduga karena dia terkena serangan kejutan.

“Licik? Aku tidak berharap mendengarnya dari seseorang yang membuat Millie melakukan serangan kejutan.”

“Aku seorang yang terpilih. Tindakanku adalah  keadilan atas nama Tuhan!”

“...Aku mengerti, hanya berbicara tidak akan menyelesaikan semua ini.“

Kata-kata Eline adalah kata-kata dari seseorang yang percaya dirinya adil, tanpa sedikit keraguan. Dia seorang fanatik.

Karena itulah, Shin kehilangan semua keraguan yang mungkin dia miliki.

“Jika kita tidak bisa menyelesaikannya dengan pembicaraan, satu-satunya cara yang bisa dilakukakan adalah biarkan tangan kita yang berbicara, apa aku benar?”

Kata-kata semacam itu mungkin menunjukkan bahwa Shin berpikir untuk mencari solusi melalui percakapan, tapi itu bukan masalahnya.

Saat dia melihat Eline, dia telah membuang semua kemungkinan kecuali menggunakan kekerasan.

“Pegang ini.”

Shin mengangkat Exvaineyang masih ia pegang dan melemparnya ke Eline.

Eline meraih senjata yang dilemparkan kepadanya. Ekspresi bingung terlihat jelas pada dirinya.

“Kau mengembalikan senjata ku? Apa kau meremehkanku !?”

“Kau salah! Aku tidak “mengembalikannya”, aku hanya “meminjamannya” kepadamu sebentar. Lagipula itu bukan milikmu.”

Shin mulai berbicara dengan nada tinggi. Nadanya berbeda saat bersama dengan Girard. Kali ini nadanya terdengar lebih kejam.

“Cepat serang aku. Kau bahkan tidak mampu untuk menggunakan senjata itu.”

“Brengsek kauuuuu!!!”

Perkataan angkuh Shin mmebuat Eline menyerangnya sambil berteriak dengan penuh amarah.

Luka fisiknya tidak bisa dibilang sudah pulih total, meski begitu kecepatannya sudah cukup membuat seseorang yang bukan Chosen One kelas atas untuk tidak bereaksi tepat waktu.

Shin dengan normalnya mengangkat tangan kirinya, ke arah datangnya pedang.

Tidak sulit untuk membayangkan mengapa Eline tersenyum melihat pemadangan seperti itu.

KetajamanExvaine, kekuatan lengannya, dan berat senjata itu sendiri.  Sudah tidak mungkin lagi untuk tangan kosong menahan serangan yang dihasilkan dari ketiga kombinasi tersebut.

Tapi, sarung tangan merah yang Shin pakai berhasil menghalang pedang Exvaine, yang sudah memotong banyak senjata.

“Inii...tidak mungkin.”

Shin bahkan tidak bergeming sedikitpun setelah menerima serangan Eline. Lengannya tidak bergerak, dia juga tidak menunjukkan ekspresi kesakitan. Dia hanya diam menatap Eline.

Percikan api menyebar dari sarung tangannya, tetapi permukaan sarung tangan tersebut tidak meninggalkan goresan sedikitpun. 

Serangan kuat yang Eline lancarkan berhasil ditahan dengan satu tangan. Sebuah kenyataan yang membuatnya berbicara gagap.

“...Selanjutnya.”

“Apa?”

Eline berteriak ragu kepada Shin, yang seolah-olah sedang menunggu serangan berikutnya.

“Itu bukan kekuatan penuhmu kan? Aku akan menunggu. Tunjukkan kekuatan penuhmu.”

“A-apa!! Kau, kau...!”

Amarah Eline hampir reda. Tapi, tatapan kasihan yang Shin miliki membuatnya marah kembali.

“JANGAN MEREMEHKANKUUU!!”

Setelah menjauh dari Shin, Eline menyembuhkan dirinya dengan skill, yang membuatnya bisa menggunakannya lagi. Tanpa membuang waktu, ia melancarkan serangan lain yang diperkuat oleh skill serang.

Itu adalah Skill Kombinasi Sword & Fire – Clear Bite.

Pedang dengan api putih menebas diagonal ke bawah dan pedang yang murni terbuat dari api menebas diagonal ke atas, menyerang Shin dari atas dan bawah.

“Tidak, Akulah yang seharusnya berkata begitu.”

Bahkan sebelum Eline melancarkan serangan terkuatnya, Shin tidak mundur sedikitpun. Dia menghancurkan pedang api yang datang dari bawah dengan kakinya dan menahan pedang yang datang dari atas dengan sarung tangannya.

“H-heh, Ini masih belu...gwaah!”

Meski pedang berhasil ditahan, api yang menyelimuti pedang masih menyala.

Eline yakin kalau Shin akan terluka setelah melihat dia menangkis pedang dengan cara yang sama seperti yang dia lakukan sebelumnya. Tapi, api yang seharusnya melukai Shin malah menyerang balik dirinya.

“Aa...apa...yang terjadi...”

“Ha? Kau pikir aku akan memberitahumu?”

Setelah berkata, Shin mulai mendekat ke Eline, tanpa bersuara.

Tangan kanan Shin mengarah ke Eline.

“Aah!!”

Eline hampir tidak berhasil melindungi dirinya menggunakan Exvaine. Tapi, getaran akibat memblokir serangan Shin, membuat greatsword yang ada di tangannya terlempar.

“Seperti yang kuduga, kau tidak pantas menggunakannya...Aku akan menghadapimu dengan jujur dan adil. Jika kau merasa ingin berbicara, berikan saja sinyal, aku akan berhenti.”

Ekspresi Eline berubah karena rasa sakit yang ada di tangannya. Tanpa mempedulikan keadaan Eline, Shin melangkah mendekat.

Sebuah pukulan uppercut masuk ke perut Eline. Eline terlempar ke udara, tanpa sempat bereaksi.

“!?!”

Eline terlempar jauh, menabrak dinding yang sama seperti sebelumnya, dan meludahkan darah. Dinding yang terbuat dari bahan khusus, menahan benturan Eline dan memantulkannya kembali.

Eline sekali lagi terjauh ke lantai, tak berdaya.

Tapi, sebuah sarung tangan merah datang, menjauhkannya dari lantai.

“Ghooh!?”

Pukulan lain menghantamnya.

Sebuah kepalan tinju tidak membiarkan tubuh Eline menyentuh lantai.

Wajah, perut, tubuh bagian kanan, wajah, tubuh bagian kiri, dada kanan, dan wajah lagi.

Serangkain pukulan itu dapat membuat orang biasa jatuh pingsan, tapi seorang Chosen One kelas atas seperti Eline dapat menahannya.

Atau lebih tepatnya, dibuat untuk bisa ditahan.

“Oh iya. Tenang saja, kau tidak akan mati, aku akan menyembuhkan mu, oke?”

Setelah memberitahu Eline bahwa dia tidak dibiarkan mati dengan mudah, Shin melanjutkan serangannya.

Alasan mengapa Eline tidak mati setelah terkena pukulan sebanyak itu adalah “Nonfatal Fist”.

Berkat skill yang Shin gunakan, meski pukulannya dapat menghentikkan detak jantung, atau pukulannya dapat memecahkan kepala, semua dampak yang terlihat akan lenyap sebelum bisa mengakibatkan luka fatal.

Tulangnya hancur, organnya hancur, tapi dia masih belum mati. Dia juga tidak akan mati karena syok.

Apa yang membuat Eline lebih sial lagi adalah Shin memiliki banyak item penyembuh. Selama serangan beruntun, sebuah botol kecil dilemparkan ke Eline, yang kondisinya sangat menyedihkan, itulah mengapa dia masih bisa hidup sampai saat ini. Botol kecil itu pecah dan semua cairannya jatuh ke seluruh tubuh Eline.

Beberapa saat kemudian, tubuh babak belur Eline hampir pulih total; itu terlihat seperti sebuah video yang diputar mundur.

Tapi itu bukan sesuatu yang harus disyukuri.

Fisik yang kembali sembuh juga berarti bahwa sensasi rasa sakit dan lumpuh dari serangan berat, akan terasa kembali.

Pemulihan hanya membutuhkan waktu 2 detik. Eline yang masih berada di udara, lagi-lagi dihantam oleh serangkain pukulan.

“Bwaagh!”

Eline tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Babak belur lalu pulih , babak belur lagi lalu pulih, benar-benar siksaan  tanpa akhir.

Saat menyerang wajah Eline berkali-kali, wajah Shin benar-benar tidak berekspresi.

Dia telah menahan amarahnya, sekarang tidak ada ekspresi yang bisa di lihat di wajahnya.

Tinggal menunggu waktu saja sampai jiwa Eline hancur.

“Ghaah, sdop, sdop...”

Serentetan serangan berhenti sejenak. Eline yang terbaring di lantai, mati-matian mencoba menjauhkan tubuhnya yang tak berdaya dari Shin.

Tidak ada perasaan arogan atau amarah lagi pada dirinya. Saat Shin bergerak satu langkah mendekat, tubuh Eline bergetar cukup lucu.

“Kalau begitu, mari dengar apa yang ingin kau katakan. Oh ya, jika kau berbohong, aku akan menendangmu, ok?”

Melihat darahnya sendiri menetes di tangan Shin, Eline mengangguk penuh semangat. Dia baru pertama kalinya menerima serangan satu sisi, yang menghancurkan semua pemikirannya untuk melawan.

“Yang pertama. Apa yang kau rencanakan dengan menculik Millie?”

Eline menjawab pertanyaan Shin dengan jujur.

Tujuan Bulk adalah membawa Hermie dan Millie ke lokasi ritual dan menawarkan mereka sebagai tumbal. Dia berencana ingin memperkuat posisinya di organisasi.

Eline mengaku tidak tau dimana tempat ritual berada dan Exvaine adalah senjata pemberian dari Bulk.

Mengenai item manipulasi, tidak hanya tingkah laku mereka saja yang bisa dikendalikan, bahkan ingatan juga bisa ia kendalikan. Tapi, dia tidak bisa mengubah ingatan yang ada,  dia hanya bisa menghapusnya.

“Aku mengerti.”

Eline berkata yang sebenarnya.

Meskipun jiwa nya sudah hancur, tidak ada jaminan dia berkata jujur. Tapi saati Shin menghajar Eline dengan tinju nya, Shin menggunakan skill bertipe pengganggu pikiran.

Skill itu menyebabkan Eline untuk tidak merasakan keinginan menyembunyikan kebenaran atau tidak merasakan bahaya apapun saat mengatakan semua yang ia tau.

“... ... ...”

Wilhelm berdiri di belakang Shin, diam-diam mendengarkan Eline menjawab pertanyaan Shin. Wilhelm sudah menduga kalau hasilnya seperti ini, itulah mengapa dia menyerahkan semuanya ke Shin.

Wilhelm tau Shin adalah seorang High Human. Jadi dia juga berpikir bahwa Shin tau mengenai skill pengganggu pikiran yang sempurna untuk menginterogasi.

Dia tidak tau jika Skill penganggu pikiran sudah digunakan saat ini. Tapi, karena Eline sedang memberikan informasi yang diminta, sudah bukan masalah lagi kalau ia berkata jujur karena skill atau karena pukulan.

Wilhelm juga menyadari nya, mengingat kepribadian Shin, dia tidak akan menggunakan skill pengganggu pikiran kecuali benar-benar diperlukan.

Situasi saat ini, tidak diragukan lagi bahwa skill tersebut perlu digunakan.

Pukulan beruntun Shin membuat Wilhelm bertanya-tanya, apa orang itu masih hidu?  Tapi, setelah melihat Shin menggunakan obat penyembuh, Wilhelm membuang semua kekhawatirannya.

“Aa-apa yang akan kau lakukan padaku?”

“Hmm? Baiklah, kami sudah mendapat informasi yang kami butuhkan. Selanjutnya...Kau sudah tau apa yang ingin kami lakukan bukan?”

Kami sudah melakukan apa yang harus kami lakukan, jadi kau tau apa yang akan terjadi bukan? Ekspresi Shin terhadap Eline memberikan jawaban yang jelas.

“T-Tuan Bulk mungkin sudah menangkap Lilishila sekarang. Jika sesuatu terjadi padaku, aku tidak tau apa yang akan mereka lakukan!! Tidak hanya Lilishila, bahkan Wanita Suci tadi!!”

Eline tiba-tiba  meninggikan suaranya. Berbicara mengenai Bulk mengingatkannya sesuatu yang telah ia lupakan.

“Dia mengincar Lilishila?”

Eline menyeringai pada pertanyaan Shin.

“Mereka memiliki seseorang yang memiliki level yang sama seperti ku bersama mereka! Jika kau ingin membantu mereka, jangan menyentuh ku lagi!!”

Sepertinya Eline berencana menggunakan sandera untuk melarikan diri. Jika mereka menggunakan Hermie dan Millie sebagai sandera, dia yakin bahwa kelompok Shin akan sulit bergerak seperti yang mereka inginkan.

Tindakan Eline sangat menjijikan di mata Shin dan Wilhelm.

“Iya, aku juga berharap mereka telah disandera.”

Kata-kata Shin penuh dengan rasa iba.

Senyum Eline menegang ketika dihadapkan dengan sikap Shin yang tidak peduli sama sekali.

“A-apa yang kau katakan. Elf yang memiliki job Tamer sedang berada di penginapan saat ini. Elf yang bersamamu juga tidak memiliki kesempatan melawan Konig dalam pertempuran jarak dekat. Apa kau masih bersikap seperti itu bahkan setelah mereka ditangkap?”

“Aku pikir ada kesalahpahaman besar disini...”

Shin menatap dingin Eline dan mengatakan perkataan yang akan mengakhiri kepercayaan diri Eline.

“...Sejak kapan aku berkata kalau teman-temanku tidak bersama Lilishila saat ini?”



◆◆◆◆







2 komentar: