Volume 6 Chapter 3 Part 3
Ini terjadi saat Wilhelm sedang pergi menemui Millie.
Kelompok Shin sedang memeriksa bagian dalam Palmirack,
seolah sedang mencari ruangan tertentu.
“Yang ini juga, tidak bisa dibuka.”
Mereka sedang mencari ruang inti Palmirack.
Cain sangat suka yang namanya jebakan, buktinya banyak
pintu-pintu, lorong-lorong, dan gudang senjata tersembunyi di seluruh Palmirack
yang tidak disadari oleh orang-orang yang melewatinya.
Di antara tempat-tempat tersembunyi itu, ada lorong yang
mengarah ke ruangan inti Palmirack. Tempat itu berada di ruangan Cain. Karena
tempat itu adalah tempat yang spesial, ruangan itu penuh dengan jebakan paling
berbahaya di seluruh Palmirack.
Tapi selama mereka menemukan ruangan itu, kelompok Shin bisa
mengatasinya. Begitu mereka masuk ke dalam ruangan, mereka akan mengaktifkan
kembali inti Palmirack dan mengambil alih kendalinya untuk mencari tempat
dimana Millie berada.
Mereka masih mencari ruangan Cain, tapi karena banyaknya
ruang rahasia yang tertutup membuat pencarian mereka menjadi sulit.
Jika mereka bisa menemukan lorong itu, mereka sudah pasti
akan masuk dan mengaktifkan inti Palmirack.
“Karena menjadi ruangan yang paling penting, mungkin ruangan
itu dirancang untuk tidak membiarkan siapapun masuk ke dalamnya.”
“Bisa jadi. Aku juga khawatir dengan Wilhelm, dia masih
belum menjawab pesan kita... Ayo kita cari sekali lagi. Jika kita masih belum
menemukan apa pun, terpaksa kita akan menerobos.”
Shin mengangguk dan memutuskan tindakan mereka selanjutnya.
Mereka tidak melakukannya sejak awal karena sebagian besar
dinding Palmirack terbuat dari chimeradite, bahan yang ketahanannya luar biasa
tinggi.
Bagi kelompok Shin, menerobos tidaklah sulit. Tapi
menghancurkan dinding yang terbuat dari chimeradite dengan ketebalan 20 cemel
tanpa disadari siapapun adalah hal yang mustahil.
Akan membutuhkan kekuatan yang cukup besar untuk
menghancurkannya, dan suara serta getaran yang dihasilkan bisa dirasakan oleh
orang sekitar.
Jika saja di gereja hanya ada beberapa orang, ada
kemungkinan tidak terjadi apa-apa. Tetapi, ada banyak orang yang tinggal di
dalam Palmirack, terutama tokoh-tokoh berpangkat tinggi; seperti paus dan
kardinal, Priest dalam pelatihan dan Priest senior yang menginstruksikan
mereka. Selain itu ada banyak Knight
yang ditempatkan untuk melindungi gereja.
Priest yang masih
dalam pelatihan juga bertugas untuk memasak dan membersihkan, sehingga mereka
selalu bergerak di seluruh bangunan. Jika suara keras atau getaran terjadi,
mereka akan segera mengetahuinya.
“Bukan disini juga.”
Kelompok Shin telah bergerak ke lorong yang diblokir oleh
jalan buntu, dan kembali ke pintu sebelumnya, tapi sekali lagi jalan mereka
dihalangi oleh jalan buntu.
Tidak ada yang bisa mereka lakukan. Jadi mereka memutuskan
untuk menerobos.
Pertama-tama mereka merasakan kehadiran disekitar, menunggu
sebanyak mungkin sampai orang-orang berada cukup jauh dari lokasi. Pada saat
yang sama, Schnee mengaktifkan skill “Silent Domain”, yang membuat suara tidak
bisa keluar dari wilayahnya. Kemungkinan untuk seseorang menyadari bunyi yang
dihasilkan oleh mereka menurun drastis.
Shin memastikan skill Schnee aktif, lalu mengeluarkan kartu
dari item box nya dan mematerialisasikannya. Di tangannya muncul sebuah katana.
Didalam sarung yang dihiasi kelopak bunga berwarna merah
tersimpan 『Hakuramaru』, sebuah katana yang memiliki kelas Ancient.
Shin memperkirakan kapan disekitar mereka menjadi sepi dan
bersiap untuk mencabut 『Hakuramaru』dari sarungnya.
Saat skill diaktifkan, pangkal katana yang Shin pegang
menjadi kabur dan tiga garis perak terlihat bergerak melintasi permukaan
dinding.
Skill Katana “Iai – Hiengasane” (Iai – Flock of Swallows)
memungkinkannya untuk mempercepat tebasan yang membentuk segitiga tidak
sempurna di dinding.
Tanpa menurunkan kewaspadaan, Shin memasukan 『Hakuramaru』
kedalam sarungnya lagi dan mendorong dinding yang ia tebas.
Logam yang terjatuh menimbulkan getaran yang cukup besar
saat menyentuh lantai.
Tapi berkat “Silent Domain” milik Schnee, suara yang
ditimbulkan tidak sampai ke telinga siapapun.
Dan karena jaraknya yang dekat, orang-orang yang berada
tidak jauh dari Shin merasakan getaran yang ditimbulkan, tapi tidak membuat
keributan.
“Ayo.”
“Ya.”
Untuk mengantisipasi orang-orang yang lewat, mereka memasang
kembali bagian dinding yang jatuh. Setelah mengembalikannya seperti semula,
cahaya yang tadinya masuk melewati celah telah terhalang dinding dan
mengakibatkan keadaan menjadi gelap.
Shin dan Schnee mengaktifkan skill deteksi mereka hingga
batas maksimum dan berjalan dengan cepat di sepanjang lorong yang gelap. Yang
paling mereka waspadai adalah perangkap yang dipasang di sekitar ruangan Cain.
Jika Shin masih terdaftar sebagai teman Cain, maka tidak
akan ada hambatan. Tapi jika ia sudah dicabut dari daftar temannya, berarti saat
ini mereka sedang melangkahkan kaki di zona perangkap paling berbahaya di
Palmirack.
Shin yang terlibat dalam pembuatan perangkap, benar-benar
tidak ingin menjadi korban dari jebakannya sendiri.
“...tidak ada perangkap ternyata.”
“Iya, aku juga tidak merasakan bahaya apa pun.”
Shin dan Schnee terus melangkah dengan tingkat kewaspadaan
yang sangat tinggi. Tapi tidak peduli seberapa jauh mereka melangkah, mereka
tidak melihat satu perangkap pun yang aktif.
Dengan mengambil keuntungan, mereka mempercepat langkah
mereka menuju tempat Cain.
Meski sistem map
tidak dapat digunakan, Shin sudah pernah mengunjungi tempat itu berkali-kali.
Ia terus melangkah dengan keyakinannya dan tak lama kemudian berhenti di depan
pintu tertentu.
Shin mengkonfirmasi bahwa tidak ada jebakan yang aktif.
Kemudian, saat sedang menyiapkan kunci, sebuah suara ‘krek’ masuk ke telinga
nya.
“Kuncinya terbuka?”
“Mungkin.”
Schnee mengangguk pada pertanyaan Shin.
Dengan menaruh kekuatan di gagang pintu sudah cukup untuk
membuka pintu itu. Tampaknya fungsi kunci nya sudah tidak aktif karena
kehadiran Shin.
“Sepertinya....Aku masih terdaftar.”
Shin masih ingat dengan fungsi itu. Jika seseorang yang
terdaftar dalam sistem menyentuh gagang pintu, pintu akan otomatis terbuka.
Ruangan di dalam persis seperti apa yang Shin ingat: meja
bundar dan kursi-kursi nya, lemari-lemari, dapur dan perabotan lainnya, masih
tersusun seperti biasanya, terbaring dengan tenang dalam kegelapan.
Satu-satunya perbedaan adalah debu yang menumpuk. Sepertinya
sistem pengendali lingkungan tidak aktif.
TIdak hanya Shin, semua orang yang melihat ini pasti akan
berpikir bahwa ruangan ini sudah tidak dipakai untuk waktu yang lama.
“...Ayo. Jalan rahasia ada di belakang.”
“...Ya.”
Setelah diam beberapa saat, Shin berjalan ke ruang belakang.
Schnee ikut di belakangnya setelah menjawab dengan lembut.
Ruangan di belakang memiliki luas sekitar 30ft. Disana, debu
sepenuhnya memenuhi meja dan kursi.
Shin mendekat ke rak buku dan menekan buku ke-4 dari kiri
dan rak ke-4 dari bawah. Kemudian rak buku bergeser pelan ke kiri,
memperlihatkan sebuah pintu.
Pintu tersebut terbuka dengan sendirinya saat Shin mendekat.
Pintu itu menyembunyikan sesuatu yang disebut Lift.
Pintu tertutup otomatis saat Shin dan Schnee melewatinya;
kemudian lift mulai turun.
Setelah 10 detik merasakan sensasi mengambang, lift berhenti
dan pintu terbuka ke arah lorong yang agak gelap.
Semenit kemudian, Shin dan Schnee telah mencapai ruang inti
Palmirack.
Ruangan itu berbentuk kubus, dengan panjang tiap sisi 10
mel. Dibagian tengahnya, ada bola hitam berdiameter 50 cemel sedang mengapung.
Simbol geometris yang tak terhitung jumlahnya terukir di
permukaan bola, sementara aliran cahaya mengalir secara berkala melalui
saluran-saluran kecil yang terukir pada objek.
Tapi, cahaya itu sangat redup.
“Apa itu?”
Shin, yang sekali lagi mengecek keberadaan perangkap,
berjalan menuju bola hitam itu.
“Apa ada yang salah?”
“Intinya terlihat berbeda dari apa yang aku ingat. Cahaya
yang keluar dari permukaannya biasanya lebih terang dan seharusnya data ku
masih terdaftar, tapi dia tidak menanggapi kehadiranku.”
Dulu, menu kontrol akan ditampilkan di udara setiap kali
seorang anggota dari Rokuten mendekat. Tapi, itu tidak terjadi saat ini.
“Shin, ada jejak miasa di ruangan ini!”
“Miasma!?”
Saat Shin berjalan mendekat untuk memeriksa, tiba-tiba
Schnee berteriak kaget.
Karena terkejut, Shin melihat ke sekitarnya dan merasakan
keberadaan miasma.
“Kau yakin? Aku tidak menyadarinya.”
“Mungkin daya tahanmu terlalu kuat, jadi efek semacam ini
tidak berpengaruh pada mu. Aku tidak memiliki daya tahan sekuat dirimu, itulah
kenapa aku bisa menyadarinya. Tapi, kenapa ada miasma disini? Apa artinya ini?”
Shin saat ini memiliki daya tahan yang sangat kuat terhadap
semua jenis status abnormal. Miasma di ruangan ini sudah cukup untuk membuat
orang jatuh sakit, tapi itu tidak berpengaruh terhadap Shin.
Sementara daya tahan Schnee, dan karena karakteristik ras,
daya tahannya sangat rendah dibanding Shin, sehingga dia bisa menyadari
keberadaan miasma.
“Sepertinya itu tidak berasal dari luar.”
“Mungkin karena miasma yang bercampur dengan atmosfer
semakin banyak seiring berjalannya waktu.”
Miasma ada di mana pun makhluk
hidup berada. Di tempat seperti Ibukota kerajaan, dimana segala macam emosi
terkumpul, sangat mungkin untuk miasma muncul tanpa diketahui siapa pun.
Tentu saja, meski hal semacam itu dapat dilakukan dengan
sengaja, itu masih belum cukup untuk menyebabkan sesuatu yang serius. Jumlah
miasma di ruangan ini juga sangat kecil.
Alat fungsional Palmirack bisa berjalan karena menyerap
kekuatan sihir di sekitarnya. Jadi menurut Schnee, saat Palmirack menyerap
kekuatan sihir di sekitarnya, miasma yang berada disekitarnya juga ikut
terserap.
“Bisa jadi. Jumlah ini juga terlalu sedikit jika disebabkan
oleh Demon.”
Shin tidak menyangkal kemungkinan itu karena 500 tahun telah
berlalu. Dia mengangguk sambil memurnikan miasma.
Setelah miasma menghilang, cahaya yang keluar dari inti
menjadi terang seperti semula. Pada saaat yang bersamaan, menu kontrol
Palmirack muncul di hadapannya.
Tanpa membuang waktu, Shin mencari semua individu yang ada
di Palmirack. Dengan memperkecil target menggunakan kategori seperti level, ras
dan jenis kelamin, ia hanya menemukan satu hasil yang sesuai.
“Bawah tanah ya. Ada 4 orang lain di dekatnya?”
Dia menemukan hal lain di salah satu ruangan bawah tanah dan
itu cukup besar.
Bersamaan dengan respon yang dia anggap sebagai Millie, ada
2 orang lain di depannya dan 2 orang dibelakangnya.
“...!? Ini..!!”
Shin mengoperasikan tombol menu untuk menampilkan ruangan
yang dimaksud. Layar bergeser menunjukkan Millie sedang berlari, sambil membawa
pedang hitam ditangannya.
Di depannya, Wilhelm sedang bertarung dengan seseorang yang
memegang greatsword merah. Sementara
Millie sedang berlari ke arah Wilhelm, tapi matanya terlihat kosong.
“Schnee, kita kesana sekarang!”
“Ya!”
Ini buruk.
Nalurinya mengatakan ini sesuatu yang buruk. Dia
mengoperasikan kontrol menu dengan kecepatan tinggi dan mengaktifkan fungsi
teleportasi jarak dekat di dalam Palmirack.
Shin dan Schnee telah diteleportasi di depan ruangan dimana
Millie dan yang lainnya berada. Karena membuka dengan normal akan merepotkan,
Shin membiarkan kekuatannya mengambil kendali dan membuka pintu dengan pukulan.
‘DUAARR’ Pintu terlempar menuju pria dengan pedang merah.
Shin telah menemukan lokasi orang-orang di dalam ruangan
dengan menu dan kemampuan deteksinya. Saat melihat orang yang memegang pedang
merah dan sedang berhadapan dengan Wilhelm, ia mengerti bahwa dialah yang
bernama Eline.
Shin langsung berlari ke dalam ruangan tepat setelah pintu
terlempar.
Disana, dia melihat Wilhelm sedang berlutut dengan pisau
menancap di punggungnya, dan Millie menatap kosong ke tangannya yang berdarah.
Dimata Shin, status Millie jelas menunjukkan “Submission”. (T/N: Seseorang yang tunduk kepada orang lain
yang lebih kuat atau memiliki otoritas yang lebih tinggi. Anggap saja bawahan.)
Pemandangan visual di ruang inti dan status yang ditampilkan
sudah cukup untuk membuat Shin mengerti apa yang terjadi di waktu yang singkat
saat mereka diteleport.
“Wgwah!!”
Dengan kekuatan yang sama saat dia memukul pintu menjadi 2,
Shin memukul tanpa belas kasih tepat di wajah Eline.
Meninggalkan sensasi tulang yang hancur, Eline berputar di
udara. Setelah terlempar beberapa mel, ia menabrak dinding dan tergeletak di
lantai.
DIa tidak akan mati; Skill yang Shin gunakan mecegahnya
untuk mati.
Ada beberapa hal yang perlu Shin tanyakan, dan tidak peduli
betapa marahnya dia, dia tidak akan membunuh seseorang di tempat.
Itu adalah pertanyaan yang jelas berbeda jika dibiarkan
hidup akan menyenangkan bagi Eline.
“Apa aku datang tepat waktu?...Atau aku datang terlambat??”
Melihat Wilhelm
mengkertak giginya dan ekspresi Millie masih kosong, Shin menyadari bahwa
suaranya masih dipenuhi dengan amarah. Kemudian ia meraih 『Exvaine』
dengan tangan yang telah mengirim Eline terbang.
“Schnee, sembuhkan Wilhelm. Aku akan mengurus Millie.”
“Baik. Apa yang harus kita lakukan dengan orang itu?”
“Prioritas utama kita adalah ini. Aku melumpuhkannya, jadi
dia tidak akan bisa menggunakan teleportasi.”
Skill yang Shin gunakan saat memukul adalah Skill tangan
kosong – Nonfatal Fist.
Unsur umum dari game RPG dan game VR yang berfokus pada
pertempuran, tehnik ini menyisakan HP lawan setidaknya 1 HP.
Tehnik ini juga memiliki efek lumpuh pada lawan dan mencegah
penggunaan skill untuk waktu yang ditentukan (Silence?). Diantara skill yang
serupa ada “Willow Throw” dan “Nonfatal Blade”, yang sebelumnya digunakan saat
melawan Barlux.
Shin jelas melihat bahwa HP Eline hampir tidak tersisa.
Serangan Shin telah mendarat dengan sempurna. Jika itu bukan karena “Nonfatal
Fist”, Eline sudah pasti jadi daging cincang.
Setelah mengkonfirmasi Eline terkena efek lumpuh, Shin
memutuskan mereka bisa mengabaikannya untuk sementara waktu.
Schnee mengangguk pada kata-kata Shin dan memberikan sihir
penyembuhan pada Wilhelm.
Shin memastikan bar HP Wilhelm meningkat dan melihat Millie.
“... ... ...”
Bahkan dengan Shin berada di depannya, Millie tidak
memberikan respon apa pun. Dia hanya menatap kosong ke depan, matanya penuh
dengan kehampaan. Karena status “Submission”
jelas terlihat, dia sudah pasti mengenakan item submission.
Shin fokus mengamati Millie dan menyadari sesuatu seperti
kabut hitam muncul dari lengan kanannya.
“Biarkan aku melihat lenganmu”
Menggulung lengan baju kanan Millie, terlihat sebuah item
bulat yang memiliki tulisan emas yang sama dengan kalung hitam yang terpasang
di Hermie.
Item Submission
pada umumnya berbentuk seperti kalung (T/N: Kalung anjing), tapi item tersebut
bisa dipakai di lengan atau kaki
anak-anak seperti Millie.
Bahkan selama era game, mempercayai pemikiran seperti
“kalung selalu dipakai di leher” menyebabkan para pemain terkejut dari waktu ke
waktu.
Tanpa mengetahui item akan bekerja meski dipakai di lengan
seseorang, Hermie dan yang lainnya tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa
Millie bisa dimanipulasi juga.
“Aku akan membebaskanmu sekarang.”
Mungkin berkat kemampuannya sebagai “Liberator”, Shin tau
bagaimana caranya untuk menghancurkan item tersebut.
Shin memusatkan kekuatan sihirnya ke lengan kirinya dan
meraih item itu. Kekuatan sihir yang telah dipusatkan, membuyarkan kabut hitam
dan suara keras retakan terdengar.
Saat Shin melepaskan genggamannya, Item itu mulai hancur
perlahan dan lenyap seperti asap di udara.
Saat status “Submission”
menghilang bersamaan dengan item tadi, Milie ikut kehilangan kekuatan dan tidak
sadarkan diri. Shin menangkapnya saat dia akan jatuh ke lantai, lalu menghadap
ke arah Hermie.
“... Aku akan melepaskan benda itu. Mendekatlah.”
“... Baiklah.”
Hermie sedikit waspada terhadap pria yang tiba-tiba muncul
di ruangannya, tetapi mulai santai setelah melihat bagaimana dia memukul Eline,
menyembuhkan Wilhelm, dan membebaskan Millie.
Hermie mendekat, lalu Shin mengulurkan tangannya dan
memusatkan kekuatan sihirnya, seperti yang ia lakukan kepada Millie. Kalung itu
retak karena sentuhan Shin, dan menghilang dengan cara yang sama.
“Ini benar-benar menghilang...”
Tidak seperti Millie, Hermie tidak kehilangan kesadarannya;
Dia menyentuh-nyentuh lehernya dimana kalung hitam yang tadinya ada, untuk
memastikan beda itu benar-benar hilang.
“Namaku Shin, wanita yang merawat luka Wilhelm adalah Yuki.
Lilishila meminta bantuan kami. Kau adalah Wanita Suci kan?”
“Benar, aku adalah Wanita Suci. Jadi kau orang yang
Lilishila bicarakan... Namaku Hermie Schultz. Aku sangat berterima kasih atas
bantuanmu.”
“Kami punya alasan sendiri untuk melakukan ini, jadi kau tak
usah khawatir. Bisa aku minta tolong untuk menjaga Millie? Aku khawatir situasi
akan menjadi sedikit kejam, jadi aku sangat berterimakasih jika kau pergi bersama
Yuki ke tempat Lilishila berada.”
Shin berbicara kepadanya karena dia berpikir bahwa apa yang
akan terjadi selanjutnya bukanlah sesuatu yang harus seorang wanita lihat.
Sambil berbicara, Shin memancarkan aura yang benar-benar
berbeda dari ketika dia meminta Hermie untuk mengurus Millie. Ekspresi dan nada
suaranya tenang, tapi Hermie merasakan hawa dingin yang begitu menakutkan
hingga seluruh tubuhnya gemetar.
“... Baik. Aku serahkan sisanya padamu.”
Shin mengangguk dan mempercayakan Millie yang masih tidak
sadarkan diri ke Hermie.
Saat Shin melihat ke arah Schnee lagi, Schnee sudah selesai
menyembuhkan Wilhelm, dan Wilhelm sedang berdiri memulihkan 『Beinot』.
“Apa kau baik-baik saja?”
“Ya, kau menyelamatkanku.”
“Kalau bukan karena Millie dimanipulasi, kemenangan sudah
pasti menjadi milikmu. Aku juga akan sangat berterimakasih jika kau
menghubungiku terlebih dahulu.”
Perkataan Shin membuat Wilhelm ber ekspresi masam.
“Maaf, aku mengacaukannya. Aku tidak melihat situasinya
dengan cermat.”
Mendengar perkataan Wilhelm membuat Shin berpikir bahwa
orang-orang Chosen One memiliki kemampuan yang begitu hebat sehingga
menyebabkan mereka bertindak tanpa berpikir panjang.
“Baiklah, aku yakin kau tidak akan mengulang kesalahan yang
sama dua kali. Lain kali berhati-hatilah.”
Setelah berbicara, Shin berbalik ke arah Eline yang masih
tergeletak di lantai.
“Apa yang akan kau lakukan, Wilhelm?”
“Kau yang melakukan pukulan terakhir. Semua terserah
padamu.”
Wilhelm menyerahkan semuanya ke Shin tanpa ragu-ragu, karena
dari sudut pandang Eline, itu akan menjadi situasi yang terburuk.
Wilhelm dan Shin
berbicara dengan santai, tetapi sesaat setelah melihat ke arah Eline,
mereka menunjukkan kemarahan yang sangat kuat.
Hermie, yang telah mendekat ke Schnee, merasa tubuhnya
bergetar karena tekanan itu.
Sang pria yang memandu Wilhelm juga hampir bergerak
melindungi Hermie setelah merasakan aura yang Shin keluarkan.
“Kalian berdua sebaiknya pergi dari sini. Dengan mereka
dalam kondisi seperti itu, aku pikir akan lebih baik tidak berada di sini lebih
lama.”
“Y-ya. Kami berhutang budi padamu.”
Setelah menyadari perubahan aura di sekitar Shin dan menilai
akan lebih baik bagi mereka untuk pergi, Schnee keluar ruangan bersama Hermie
dan pria yang memandu Wilhelm.
Setelah memastikan Schnee dan lainnya pergi, Shin dan
Wilhelm berjalan mendekat ke arah Eline.
“... ...gh...”
Sebelum Shin melakukan sesuatu ke Eline, mereka mendengar
suara erangan lemah. Sepertinya kemampuan pemulihan Chosen One kelas atas yang
dimiliki Eline membuatnya untuk mendapatkan kesadarannya kembali.
“Hei, apa kau baik-baik saja?”
Shin berbicara pada Eline dengan nada biasa.
Itu terlihat seperti percakapan antara teman dekat, dan
wajah Eline belum sepenuhnya kembali normal.
Meski di ajak bicara, Eline yang hidung dan mulutnya
mengeluarkan darah hanya mencoba untuk berdiri perlahan, tanpa mengucapkan
sepatah kata pun.
Shin menunggu Eline menutup lukanya dengan obat sebelum
mulai berbicara lagi.
“Ada banyak hal yang ingin ku tanyakan padamu. Kau akan
menjawabnya dengan jujur kan?”
“Berani-beraninya kau menggunakan trik licik seperti
serangan kejutan...dan melakukannya kepada diriku...!”
Mengabaikan pertanyaan Shin, Eline mengeluarkan suara penuh
amarah.
Dia sepertinya berpikir bahwa dia menerima banyak kerusakan
yang tak terduga karena dia terkena serangan kejutan.
“Licik? Aku tidak berharap mendengarnya dari seseorang yang
membuat Millie melakukan serangan kejutan.”
“Aku seorang yang terpilih. Tindakanku adalah keadilan atas nama Tuhan!”
“...Aku mengerti, hanya berbicara tidak akan menyelesaikan
semua ini.“
Kata-kata Eline adalah kata-kata dari seseorang yang percaya
dirinya adil, tanpa sedikit keraguan. Dia seorang fanatik.
Karena itulah, Shin kehilangan semua keraguan yang mungkin
dia miliki.
“Jika kita tidak bisa menyelesaikannya dengan pembicaraan,
satu-satunya cara yang bisa dilakukakan adalah biarkan tangan kita yang
berbicara, apa aku benar?”
Kata-kata semacam itu mungkin menunjukkan bahwa Shin
berpikir untuk mencari solusi melalui percakapan, tapi itu bukan masalahnya.
Saat dia melihat Eline, dia telah membuang semua kemungkinan
kecuali menggunakan kekerasan.
“Pegang ini.”
Shin mengangkat 『Exvaine』yang masih ia pegang dan melemparnya
ke Eline.
Eline meraih senjata yang dilemparkan kepadanya. Ekspresi
bingung terlihat jelas pada dirinya.
“Kau mengembalikan senjata ku? Apa kau meremehkanku !?”
“Kau salah! Aku tidak “mengembalikannya”, aku hanya
“meminjamannya” kepadamu sebentar. Lagipula itu bukan milikmu.”
Shin mulai berbicara dengan nada tinggi. Nadanya berbeda
saat bersama dengan Girard. Kali ini nadanya terdengar lebih kejam.
“Cepat serang aku. Kau bahkan tidak mampu untuk menggunakan
senjata itu.”
“Brengsek kauuuuu!!!”
Perkataan angkuh Shin mmebuat Eline menyerangnya sambil
berteriak dengan penuh amarah.
Luka fisiknya tidak bisa dibilang sudah pulih total, meski
begitu kecepatannya sudah cukup membuat seseorang yang bukan Chosen One kelas
atas untuk tidak bereaksi tepat waktu.
Shin dengan normalnya mengangkat tangan kirinya, ke arah
datangnya pedang.
Tidak sulit untuk membayangkan mengapa Eline tersenyum
melihat pemadangan seperti itu.
Ketajaman『Exvaine』, kekuatan
lengannya, dan berat senjata itu sendiri.
Sudah tidak mungkin lagi untuk tangan kosong menahan serangan yang
dihasilkan dari ketiga kombinasi tersebut.
Tapi, sarung tangan merah yang Shin pakai berhasil
menghalang pedang 『Exvaine』, yang sudah
memotong banyak senjata.
“Inii...tidak mungkin.”
Shin bahkan tidak bergeming sedikitpun setelah menerima
serangan Eline. Lengannya tidak bergerak, dia juga tidak menunjukkan ekspresi
kesakitan. Dia hanya diam menatap Eline.
Percikan api menyebar dari sarung tangannya, tetapi
permukaan sarung tangan tersebut tidak meninggalkan goresan sedikitpun.
Serangan kuat yang Eline lancarkan berhasil ditahan dengan
satu tangan. Sebuah kenyataan yang membuatnya berbicara gagap.
“...Selanjutnya.”
“Apa?”
Eline berteriak ragu kepada Shin, yang seolah-olah sedang menunggu
serangan berikutnya.
“Itu bukan kekuatan penuhmu kan? Aku akan menunggu.
Tunjukkan kekuatan penuhmu.”
“A-apa!! Kau, kau...!”
Amarah Eline hampir reda. Tapi, tatapan kasihan yang Shin
miliki membuatnya marah kembali.
“JANGAN MEREMEHKANKUUU!!”
Setelah menjauh dari Shin, Eline menyembuhkan dirinya dengan
skill, yang membuatnya bisa menggunakannya lagi. Tanpa membuang waktu, ia
melancarkan serangan lain yang diperkuat oleh skill serang.
Itu adalah Skill Kombinasi Sword & Fire – Clear
Bite.
Pedang dengan api putih menebas diagonal ke bawah dan pedang
yang murni terbuat dari api menebas diagonal ke atas, menyerang Shin dari atas
dan bawah.
“Tidak, Akulah yang seharusnya berkata begitu.”
Bahkan sebelum Eline melancarkan serangan terkuatnya, Shin tidak
mundur sedikitpun. Dia menghancurkan pedang api yang datang dari bawah dengan
kakinya dan menahan pedang yang datang dari atas dengan sarung tangannya.
“H-heh, Ini masih belu...gwaah!”
Meski pedang berhasil ditahan, api yang menyelimuti pedang
masih menyala.
Eline yakin kalau Shin akan terluka setelah melihat dia
menangkis pedang dengan cara yang sama seperti yang dia lakukan sebelumnya.
Tapi, api yang seharusnya melukai Shin malah menyerang balik dirinya.
“Aa...apa...yang terjadi...”
“Ha? Kau pikir aku akan memberitahumu?”
Setelah berkata, Shin mulai mendekat ke Eline, tanpa
bersuara.
Tangan kanan Shin mengarah ke Eline.
“Aah!!”
Eline hampir tidak berhasil melindungi dirinya menggunakan 『Exvaine』.
Tapi, getaran akibat memblokir serangan Shin, membuat greatsword yang ada di tangannya terlempar.
“Seperti yang kuduga, kau tidak pantas menggunakannya...Aku
akan menghadapimu dengan jujur dan adil. Jika kau merasa ingin berbicara,
berikan saja sinyal, aku akan berhenti.”
Ekspresi Eline berubah karena rasa sakit yang ada di
tangannya. Tanpa mempedulikan keadaan Eline, Shin melangkah mendekat.
Sebuah pukulan uppercut masuk ke perut Eline. Eline
terlempar ke udara, tanpa sempat bereaksi.
“!?!”
Eline terlempar jauh, menabrak dinding yang sama seperti
sebelumnya, dan meludahkan darah. Dinding yang terbuat dari bahan khusus,
menahan benturan Eline dan memantulkannya kembali.
Eline sekali lagi terjauh ke lantai, tak berdaya.
Tapi, sebuah sarung tangan merah datang, menjauhkannya dari
lantai.
“Ghooh!?”
Pukulan lain menghantamnya.
Sebuah kepalan tinju tidak membiarkan tubuh Eline menyentuh
lantai.
Wajah, perut, tubuh bagian kanan, wajah, tubuh bagian kiri,
dada kanan, dan wajah lagi.
Serangkain pukulan itu dapat membuat orang biasa jatuh
pingsan, tapi seorang Chosen One kelas atas seperti Eline dapat menahannya.
Atau lebih tepatnya, dibuat untuk bisa ditahan.
“Oh iya. Tenang saja, kau tidak akan mati, aku akan
menyembuhkan mu, oke?”
Setelah memberitahu Eline bahwa dia tidak dibiarkan mati
dengan mudah, Shin melanjutkan serangannya.
Alasan mengapa Eline tidak mati setelah terkena pukulan
sebanyak itu adalah “Nonfatal Fist”.
Berkat skill yang Shin gunakan, meski pukulannya dapat
menghentikkan detak jantung, atau pukulannya dapat memecahkan kepala, semua
dampak yang terlihat akan lenyap sebelum bisa mengakibatkan luka fatal.
Tulangnya hancur, organnya hancur, tapi dia masih belum
mati. Dia juga tidak akan mati karena syok.
Apa yang membuat Eline lebih sial lagi adalah Shin memiliki
banyak item penyembuh. Selama serangan beruntun, sebuah botol kecil dilemparkan
ke Eline, yang kondisinya sangat menyedihkan, itulah mengapa dia masih bisa
hidup sampai saat ini. Botol kecil itu pecah dan semua cairannya jatuh ke
seluruh tubuh Eline.
Beberapa saat kemudian, tubuh babak belur Eline hampir pulih
total; itu terlihat seperti sebuah video yang diputar mundur.
Tapi itu bukan sesuatu yang harus disyukuri.
Fisik yang kembali sembuh juga berarti bahwa sensasi rasa
sakit dan lumpuh dari serangan berat, akan terasa kembali.
Pemulihan hanya membutuhkan waktu 2 detik. Eline yang masih
berada di udara, lagi-lagi dihantam oleh serangkain pukulan.
“Bwaagh!”
Eline tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Babak belur lalu
pulih , babak belur lagi lalu pulih, benar-benar siksaan tanpa akhir.
Saat menyerang wajah Eline berkali-kali, wajah Shin
benar-benar tidak berekspresi.
Dia telah menahan amarahnya, sekarang tidak ada ekspresi
yang bisa di lihat di wajahnya.
Tinggal menunggu waktu saja sampai jiwa Eline hancur.
“Ghaah, sdop, sdop...”
Serentetan serangan berhenti sejenak. Eline yang terbaring
di lantai, mati-matian mencoba menjauhkan tubuhnya yang tak berdaya dari Shin.
Tidak ada perasaan arogan atau amarah lagi pada dirinya.
Saat Shin bergerak satu langkah mendekat, tubuh Eline bergetar cukup lucu.
“Kalau begitu, mari dengar apa yang ingin kau katakan. Oh
ya, jika kau berbohong, aku akan menendangmu, ok?”
Melihat darahnya sendiri menetes di tangan Shin, Eline
mengangguk penuh semangat. Dia baru pertama kalinya menerima serangan satu
sisi, yang menghancurkan semua pemikirannya untuk melawan.
“Yang pertama. Apa yang kau rencanakan dengan menculik
Millie?”
Eline menjawab pertanyaan Shin dengan jujur.
Tujuan Bulk adalah membawa Hermie dan Millie ke lokasi
ritual dan menawarkan mereka sebagai tumbal. Dia berencana ingin memperkuat
posisinya di organisasi.
Eline mengaku tidak tau dimana tempat ritual berada dan 『Exvaine』
adalah senjata pemberian dari Bulk.
Mengenai item manipulasi, tidak hanya tingkah laku mereka
saja yang bisa dikendalikan, bahkan ingatan juga bisa ia kendalikan. Tapi, dia
tidak bisa mengubah ingatan yang ada,
dia hanya bisa menghapusnya.
“Aku mengerti.”
Eline berkata yang sebenarnya.
Meskipun jiwa nya sudah hancur, tidak ada jaminan dia
berkata jujur. Tapi saati Shin menghajar Eline dengan tinju nya, Shin
menggunakan skill bertipe pengganggu pikiran.
Skill itu menyebabkan Eline untuk tidak merasakan keinginan
menyembunyikan kebenaran atau tidak merasakan bahaya apapun saat mengatakan
semua yang ia tau.
“... ... ...”
Wilhelm berdiri di belakang Shin, diam-diam mendengarkan
Eline menjawab pertanyaan Shin. Wilhelm sudah menduga kalau hasilnya seperti
ini, itulah mengapa dia menyerahkan semuanya ke Shin.
Wilhelm tau Shin adalah seorang High Human. Jadi dia juga
berpikir bahwa Shin tau mengenai skill pengganggu pikiran yang sempurna untuk
menginterogasi.
Dia tidak tau jika Skill penganggu pikiran sudah digunakan
saat ini. Tapi, karena Eline sedang memberikan informasi yang diminta, sudah
bukan masalah lagi kalau ia berkata jujur karena skill atau karena pukulan.
Wilhelm juga menyadari nya, mengingat kepribadian Shin, dia
tidak akan menggunakan skill pengganggu pikiran kecuali benar-benar diperlukan.
Situasi saat ini, tidak diragukan lagi bahwa skill tersebut
perlu digunakan.
Pukulan beruntun Shin membuat Wilhelm bertanya-tanya, apa
orang itu masih hidu? Tapi, setelah
melihat Shin menggunakan obat penyembuh, Wilhelm membuang semua
kekhawatirannya.
“Aa-apa yang akan kau lakukan padaku?”
“Hmm? Baiklah, kami sudah mendapat informasi yang kami
butuhkan. Selanjutnya...Kau sudah tau apa yang ingin kami lakukan bukan?”
Kami sudah melakukan apa yang harus kami lakukan, jadi kau
tau apa yang akan terjadi bukan? Ekspresi Shin terhadap Eline memberikan jawaban
yang jelas.
“T-Tuan Bulk mungkin sudah menangkap Lilishila sekarang.
Jika sesuatu terjadi padaku, aku tidak tau apa yang akan mereka lakukan!! Tidak
hanya Lilishila, bahkan Wanita Suci tadi!!”
Eline tiba-tiba
meninggikan suaranya. Berbicara mengenai Bulk mengingatkannya sesuatu
yang telah ia lupakan.
“Dia mengincar Lilishila?”
Eline menyeringai pada pertanyaan Shin.
“Mereka memiliki seseorang yang memiliki level yang sama
seperti ku bersama mereka! Jika kau ingin membantu mereka, jangan menyentuh ku
lagi!!”
Sepertinya Eline berencana menggunakan sandera untuk
melarikan diri. Jika mereka menggunakan Hermie dan Millie sebagai sandera, dia
yakin bahwa kelompok Shin akan sulit bergerak seperti yang mereka inginkan.
Tindakan Eline sangat menjijikan di mata Shin dan Wilhelm.
“Iya, aku juga berharap mereka telah disandera.”
Kata-kata Shin penuh dengan rasa iba.
Senyum Eline menegang ketika dihadapkan dengan sikap Shin
yang tidak peduli sama sekali.
“A-apa yang kau katakan. Elf yang memiliki job Tamer sedang
berada di penginapan saat ini. Elf yang bersamamu juga tidak memiliki
kesempatan melawan Konig dalam pertempuran jarak dekat. Apa kau masih bersikap
seperti itu bahkan setelah mereka ditangkap?”
“Aku pikir ada kesalahpahaman besar disini...”
Shin menatap dingin Eline dan mengatakan perkataan yang akan
mengakhiri kepercayaan diri Eline.
“...Sejak kapan aku berkata kalau teman-temanku tidak
bersama Lilishila saat ini?”
◆◆◆◆
lamjut min.. thx
BalasHapusNjirr kejamnya sebelas dua belas ama ainz-sama
BalasHapus