The New Gate Volume 6 Chapter 2 Part 3 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Selasa, 25 September 2018

The New Gate Volume 6 Chapter 2 Part 3

vol6covernew




Volume 6 Chapter 2 Part 3


Sementara itu, Selain dari Shin, Schnee, dan Lilishila…

Shibaid dan Tiera sedang berjalan-jalan ke bagian dalam Sigurd.

Tapi itu bukan berarti mereka hanya berjalan-jalan saja.

“Seperti yang diduga, ada beberapa Chosen One yang berjaga di tempat-tempat penting.”

“Apa iya?”

“Sepintas kau mungkin tidak melihat mereka, tetapi satu atau dua penjaga yang bertugas jelas memiliki gerakan yang lebih teratur.  Lihatlah kedua orang itu, orang yang sedang berjalan mengarah ke kita. Apa kau bisa mengecek pria yang ada di sebelah kanan?”

“Baiklah…Um. Pilih Mitos. Level 201…Yang kau maksud dia?”

Tiera mengecek para penjaga sesuai dengan apa yang Shibaid katakan.

Dia hanya bisa menganalisa bagian nama dan level penjaga saja.

Fakta bahwa dia hanya bisa melihat level dan nama disebabkan karena status yang ia analisa lebih tinggi darinya. Tetapi sulit bagi Tiera untuk mengatakan apakah itu dikarenakan perbedaan level, atau fakta bahwa orang yang ia analisa adalah seorang Chosen One.

“…Wow. Kau benar-benar bisa melihatnya?”

“Huh? Oh, iya aku bisa melihatnya. Meski aku belum bisa melihat Job nya. Apa aku salah?”

Shibaid tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat Tiera bisa melakukan analisa.

“Tidak. Kau tidak salah. Jangan tersinggung, bukan berarti aku merendahkanmu tetapi itu mengejutkan bahwa kau, Tiera-dono, bisa membedakan kekuatan Chosen One terlepas dari perbedaan level. Aku minta maaf bila aku menyinggungmu.”

“Eh!? Tidak, kau tidak perlu meminta maaf. Aku memang lemah kalau kau membandingkan diriku kepada orang-orang disekitarku.”

Tiera menghentikan Shibaid yang meminta maaf.

Tiera sadar bahwa dialah yang paling lemah. Tapi dari sudut pandang Shibaid, Tiera dan Chosen One yang ada di depan mereka memiliki kemampuan yang sama.

Seperti yang Shibaid katakan, bagaimana bisa Tiera membedakan nama dan level seorang Chosen One yang bahkan dirinya tidak tau caranya.

“Kalau begitu, haruskah kita melanjutkan jalan-jalan nya?”

“Ya, aku pikir akan lebih baik jika aku berhasil memetakan Sigurd. Dan jika aku berhasil, walaupun mereka kabur dari Palmirack ke dalam pusat kota, kita bisa mengejar mereka dengan mudah.”

Mengingat situasi saat ini, satu-satunya cara seseorang dapat kabur dari Shin dan Schnee adalah jika orang itu berteleportasi atau terbang. Untuk berjaga-jaga, perlu dilakukan pemetaan Sigurd untuk memahami selak beluk kawasan tersebut. Karena map milik karakter pendukung bisa dibagikan ke master mereka, dengan Shin berada di dalam Palmirack dan Shibaid diluar memetakan kota, mereka dapat melihat Sigurd secara keseluruhan.

“Harus seberapa jauh lagi kita melakukan ini?”

“Bisa dikatakan pemetaan baru selesai 10%. Untuk menghadapi kota sebesar ini, dibutuhkan banyak perjuangan.”

“Apakah ‘pemetaan’ bisa dianggap sebagai sebuah skill?”

“Tidak, aku tidak akan menyebutnya skill. Ini sulit untuk dijelaskan, sebentar. Aku bisa melihat map yang sedikit transparan di sekelilingku, tapi aku harus menunjukkannya agar kau bisa mengerti.”

Bagi Tiera, yang tidak mengerti mengenai elemen-elemen dalam game, akan susah untuk membayangkan fungsi dari map. Ini adalah pengalaman dunia lain untuk mencoba menggambarkan sesuatu yang belum pernah kau lihat.

“Jika aku bisa melakukannya, mungkin kita bisa membagi tugas dan tugas akan lebih cepat selesai.”

“Itu benar. Selain membuat peta, mengumpulkan informasi juga merupakan tujuan kita.”

Meski Shin dan Golden Company adalah peran utama dari rencana ini, Tiera dan Shibaid masih memiliki peran sebagai pengumpul informasi.

Selain itu, dengan rendahnya kemampuan mereka dalam bersembunyi, akan lebih baik jika mereka bekerja di tempat terbuka.

“Shibaid-san. Kira-kira kita ada dimana sekarang?”

“Sepertinya kota ini memiliki tata ruang yang rumit. Aku yakin ini untuk mendukung strategi pertahanan kota jika mereka berada dalam situasi terkepung.”

Berbelok ke sebuah tikungan sudah cukup untuk membuat pejalan kaki ke tempat yang benar-benar baru. Toko-toko sangat berbeda, dan begitu juga dengan orang-orangnya. Tiera mulai kehilangan arah.

Meskipun Tiera bagus dalam penentuan arah, kali ini Sigurd benar-benar menguji kemampuannya.

Dia mempertanyakan bagaimana orang-orang Sigurd bisa kembali ke rumah mereka tanpa kesasar.

“Mereka merancang kota ini dengan baik.”

“Apa kau berpikir seperti itu?”

Bagi Tiera, ini sangatlah membingungkan sampai-sampai dia berasumsi bahwa perancang kota ini sudah gila.

“Ini mungkin sulit bagimu untuk melihatnya, tapi ada beberapa gang tersembunyi disana-sini. Aku belum mendapatkan semuanya, dan aku punya firasat kalau itu semua terhubung ke Palmirak. Aku tau kalau Shin telah menyebutkan bahwa semua gereja memiliki jalan-jalan rahasia. Tapi jalan rahasia ini terlalu banyak.”

Map milik Shibaid juga memperhitungkan rute yang tidak bisa di lihat dari luar. Jika mereka benar-benar terhubung ke gereja, maka akan ada beberapa rute pelarian.

“Apakah itu berarti akan lebih mudah untuk menyerang dan mempertahankan kota?”

“Benar. Ini juga memungkinkan untuk melancarkan perang dan bisa cepat-cepat kembali dengan aman sebelum musuh memiliki kesempatan untuk membalas. Tata letak kota ini sangat kompleks, ini juga akan mempersulit rencanamu selanjutnya. Aku yakin inilah sebabnya Sigurd dianggap sebagai benteng yang kuat. Taktik Gerilya tidak akan bekerja pada kota ini.”

Menurut Shibaid, kota yang tampaknya dibangun berlapis-lapis memiliki strategi pertahanan yang cukup banyak.

Yang paling membingungkan bagi Tiera adalah – berapa banyak serangan yang harus ditanggung kota ini sampai-sampai mereka membuat kemanan semacam ini.

“Kita tidak bisa menyalahkan mereka. Mengingat kejadian ‘Dusk of the Majesty’, kerusuhan menjadi sangat buruk, mereka paling tidak membutuhkan tempat semacam ini untuk merasa aman. Belum lagi, mereka berada di perbatasan dengan kerajaan-kerajaan lain yang terus berusaha memperluas wilayah. Aku yakin mayoritas penduduk kota ini terdiri dari pengungsi perang, para veteran perang, dan mereka yang dipaksa mengungsi dari rumah mereka.”

“Aku mengerti sekarang. Kota ini juga berusaha untuk menjaga penduduknya tetap aman.”

“Meski jalannya berputar-putar.”

Shibaid teringat sesuatu yang sudah lama saat pertempuran setelah ‘Dusk of the Majesty’.

Ia sendiri agak merasa bertanggung jawab karena sudah mengumpulkan para Dragnil yang berada disekitarnya. Dia tidak tau mengenai fungsi spesifik gereja disini, tapi dia dapat membayangkan bahwa kesulitan yang dialami serupa dengannya.

Kilmont juga berkembang setelah menerima para pengungsi.

“Sebagai seseorang yang biasa bersembunyi, aku benar-benar tidak paham mengenai perselisihan diantara manusia. Tapi jika mengenai bencana monster, aku sudah pernah mengalaminya di Balmel.”

“Aku yakin saat ini kekhawatiran terbesar mereka adalah pencurian. Aku harap perang besar tidak akan terjadi dalam waktu dekat.“

Saat ini, Shibaid memiliki aura seseorang yang pernah mengalaminya.

Tiera pernah sekali membunuh seorang pencuri. Melihat suasana hati Shibaid, dia merasa bahwa yang dia lalui tidak sebanding dengan apa yang Shibaid lalui.

“Yah, ini hanya menyedihkan saja.”

“Tidak, aku senang mendengarnya.”

Shibaid memiliki beban tanggung jawab dari seseorang yang selamat dan melihat perang sacara langsung.

Sudah pasti itu menyedihkan, dan dari awal tidak ada yang namanya kesenangan atau harapan di dalam peperangan.

“…Apakah pengungsi nya banyak?”

“Tidak, tapi itu tidak bisa dibilang langka. Dan bahkan ada yang datang dengan alasan yang konyol.”

Shibaid menjawab pertanyaan Tiera dengan biasa.

“Aku juga pernah mendengar seseorang berpindah karena ingin menghindari kutukan.”

“!?  Errr, kutukan apa itu…”

“Ada beberapa orang yang dikutuk untuk selalu menarik perhatian para monster berlevel tinggi. Tapi aku belum pernah bertemu orang semacam itu sejak ‘Dusk of the Majesty’.”

Tiera langsung mengerti bahwa ada orang lain diluar sana yang meiliki gelar ‘Anak Terkutuk’ seperti dirinya. Dia pun teringat dengan apa yang dia alami, dan berpikir betapa sulitnya kehidupan orang itu. Tapi Shibaid terlihat tidak menganggap masalah ini serius.

“Apa yang terjadi pada mereka?”

“Oh? Kami meminta orang itu bekerja sama dengan kami agar prajurit kami bisa menaikkan level dengan cepat. Kami benar-benar bersyukur saat itu.”

“…APA?”

Tiera mungkin sudah mendengar yang satu ini.

Pembicaraan mulai berubah.

“Benar. Itu keadaan yang sulit untuk dimengerti. Tapi tergantung pada pandanganmu juga, itu bisa sangat berguna bisa juga tidak. Sebagai imbalan untuk mencoba menemukan cara menghilangkan kutukannya, kami meminta orang tersebut membantu kami membawakan monster. Menaikan level pada saat itu sangatlah efisien dan para prajurit berteriak dengan senang.”

Tidak, mereka tidak berteriak karena senang. Mereka berteriak karena mereka berteriak beneran.

Itu adalah reaksi awal Tiera.

Lagipula Shibaid adalah pengikut Shin. Tiera seharusnya tau bahwa Shibaid berpikir berbeda dan bertentangan dengan akal sehat.

Namun, lega rasanya mendengar bahwa orang terkutuk itu diperlakukan secara manusiawi. Jika tidak dia bisa berada di jalan yang salah.

“Aku tau kalau kau dan Masterku berada di jalan yang sama.”

“Tidak. Sejujurnya aku tidak terlalu mirip dengan Schnee.”

Shibaid langsung terpikir dengan pelatihan keras Schnee dan dengan cepat menyangkal perkataan Tiera.

Tapi dari sudut pandang Tiera, Shibaid sama saja seperti Schnee yang memaksa orang untuk mengalahkan monster berlevel tinggi.

(Apakah semua orang yang dekat dengan Shin seperti ini?)

Saat dia berpikr mengenai karakter pendukung lainnya yang belum dia temui, dia mulai menaruh perhatian yang lebih dalam ke mereka.



“Baiklah. Waktu bermain-mainnya sudah berakhir. Tiera-dono aku minta maaf, tapi di persimpangan berikutnya kita akan berbelok ke kanan.”

“Apa ini sudah waktunya?”

Mereka mengecilkan suara mereka.

Tiera langsung mengerti apa yang Shibaid maksud.

Tiera cukup sensitif kepada orang-orang yang memandangnya. Dia tidak perlu waktu yang lama untuk menyadari bahwa setelah meninggalkan penginapan, seseorang telah mengikuti mereka.

“Tiera-dono, aku pikir kau adalah target utama mereka. Apa kau tau kenapa mereka mengincarmu?”

“Aku tidak tau. Ini adalah pertama kalinya aku di Sigurd, jadi aku tidak tau mengapa ada orang yang mengejar ku. Aku bahkan tidak mengenal banyak orang.”

Sampai saat ini, Tiera telah berdiam diri di Tsuki no Hokora. Selain itu, dia selalu menyamar, jadi dia tidak tau mengapa ada orang yang mengejarnya.

Setelah dia mengatakan “Aku bahkan tidak mengenal banyak orang…”, dia langsung merasa sedikit kesepian.

“Kalau dilihat dari pendengaran, sepertinya mereka sudah dekat dengan kita.’”

“Aku rasa mereka ada… ada 4?”

“Bukan 4 Tiera-dono, mereka ada 6. Ada 2 orang yang menjaga keberadaan mereka cukup baik. Aku rasa 4 orang adalah kekuatan utama mereka. Sementara 2 sisanya akan membantu jika rencana tidak berjalan dengan baik.”

“Aku tidak menyadarinya. Apa itu Skill?”

“Tidak. Sejujurnya skill deteksi ku tidak sebagus itu. Aku tidak mungkin bisa bersaing dengan Shin atau Schnee yang berada jauh di depan ku. Tapi, aku bisa mendeteksi keberadaan. Mereka berusaha dengan baik untuk menyembunyikan keberadaan, tapi sangat sulit untuk menyembunyikan aura membunuh. Oleh karena itu aku bisa mengetahuinya.”

Shibaid dapat mengetahui jumlah orang dalam sebuah kelompok berdasarkan keberadaan, bukan dengan skill. Setelah kau mendepatkan pengalaman yang cukup sebagai prajurit, Itu adalah kemajuan yang bisa kau peroleh.

Tiera masih tidak bisa mengerti berapa besar jumlah keberadaan yang seseorang miliki.

“Mengingat jumlah dan keberadaan mereka, aku yakin mereka bukan pencuri biasa.”

“Benar. Belum lagi incaran mereka adalah aku.”

Sementara mereka tidak bisa mendapatkan kesimpulan bahwa penyerang akan membimbing mereka kepada Millie, tidak ada salahnya untuk mencari tau langsung dari penyerang mengapa mereka bisa menjadi target.

Pada saat ini, sedikit informasi saja sudah cukup membantu mereka. Jika mereka berasal dari pusat kota, mereka mungkin bisa mendapatkan sebuah infromasi yang berharga.

Shibaid dan Tiera berpura-pura kalau mereka tidak menyadari apapun, dan dengan santai berbelok di persimpangan.

Mereka masuk ke dalam gang yang lebarnya tidak lebih dari 2 mel.

4 orang muncul dari belakang, seolah-olah sedang menunggu Shibaid dan Tiera berhenti. Lalu Tiera berbalik dan menyadari bahwa 2 orang lainnya datang dari bagian depan.

Mereka sepertinya memanjat dinding dan berputar-putar di atas atap. Mereka jauh lebih lincah disbanding orang pada umumnya.

“Kita harus menunggu dan melihat terlebih dulu.”

“Baik.”

Gang itu cukup gelap walaupun matahari masih berada di atas cakrawala. Dindingnya pun cukup tinggi dan ditempatkan pada sudut yang akan membuat orang-orang sulit untuk melihat apa yang terjadi di gang.

Sebenarnya, jalan utama cukup terang sehingga sulit untuk melihat ke dalam gang yang gelap.

Tiera dan Shibaid berjalan pelan, karena mereka sedang di serang dari depan dan belakang. Tapi, mereka masih belum bisa melihat penyerangnya.

“? Whoa!”

Karena benda mencurigakan datang ke arah Tiera, ia memfokuskan penglihatannya dan melihat sebuah pisau lempar sedang mengarah ke arahnya.

Namun, Tiera sudah tau kalau ada niat jahat di hadapan mereka, dan untuk menanggapi pisau yang menghasilkan suara saat dilemparkan ke udara, Tiera mengayunkan pedang pendek yang ada di tangan kanannya.

Tanpa ragu-ragu, Tiera mengandalkan pedang pendeknya dan melempar pisau lempar ke tempat lain.

“Tsk.”

Tiera mendengar ketidakpuasan penyerang, dan dia juga mendengar suara lainnya yang mirip dengan pasir yang dihancurkan di bawah kaki seseorang. Setelah itu, Tiera melihat sedikit kabut aneh.

Tiera berhasil menggunakan momentum yang terjadi.

Ia menarik napas dalam-dalam dan membalas penyerang dengan melempar pisau miliknya. Dia sudah mempersiapkannya di tangan kirinya, dan belati di tangan kanannya.

Pisau yang Shin buat untuknya terbuat dari baja dan cukup tajam. Pisau itu langsung dilemparkannya ke arah dimana kabut aneh berada. Suara kecil terdengar saat pisau mengenai sesuatu.

“Ugh!”

Suara itu adalah suara yang paling tenang diantara suara yang terjadi saat ini. Kau bisa mendengar seseorang mengerang kesakitan dan jatuh ke tanah, menyebabkan debu berterbangan. Apa yang terlihat adalah seorang pria yang sedang berbaring di tanah dengan tangan memegangi kakinya. Bagian paha pria tersebut muncul warna merah tua, yang disebabkan oleh pisau yang Tiera lempar. Apa yang lebih menarik untuk dilihat adalah pria yang ingin mengecoh tergeletak dibelakang dengan pisau di punggungnya. Sepertinya pisau yang Tiera lempar langsung menembus paha pria pertama dan mengenai punggung seseorang yang ada dibelakangnya.

Tapi, kejadian itu tidak menghentikan serangan yang akan datang.

Sebuah ilusi tampak semakin mendekat ke arah Tiera.

“Shh!”

“!”

Muncul sebuah pedang pendek.

Tiera melihat dengan cermat bilah pedang tersebut. Kemudian dia menentukan dimana pemegang pedang tersebut dan menyimpulkan bahwa dia bukanlah kidal.

Dalam sepersekian detik, Tiera berhasil menarik pedang pendeknya dan membelah pemegang pedang tersebut menjadi dua.

Dalam sepersekian detik, Tiera berhasil menarik pedang pendeknya dan membelah pemegang pedang tersebut menjadi dua.

Satu-satunya orang yang tersisa dari ke empat orang tadi terkejut.

Tiera melangkah maju ke arah pria tersebut. Dan dengan langkah itu, sihir yang kuat mengalir melalui tubuhnya. Tubuh Tiera dipercepat karena kekuatan sihir. Dia tau kalau musuhnya memiliki hubungan dengan dengan musuhnya, ia pun melangkah masuk ke wilayahnya dan memukulnya dengan tangan kiri nya yang juga telah diperkuat oleh sihir.

Pria tersebut mencoba untuk menangkisnya, namun pukulan Tiera lebih cepat. Pukulan Tiera berhasil menembus armornya, dan pria tersebut jatuh ke tanah karena dorongan yang kuat.

“Gah.”


Pria itu menarik napas pendek saat dia kehilangan kesadaran. Tangannya memegangi perutnya yang kesakitan. Itu jelas-jelas serangan kritikal (critical hit).

“Phew.”

Tiera mengecek ke sekeliling memastikan ke empat orang tersebut masih tergeletak atau tidak. Tiera mencoba menenangkan dirinya dan melemaskan lengannya.

Jika kau mengecek status Tiera, kau akan melihat bahwa semua stat yang dia miliki berada di titik rata-rata. Dan serangan yang dia lancarkan tidak mungkin berasal dari tangan rampingnya. Semua itu bisa terjadi karena dia berhasil menggabungkan sihirnya untuk memperkuat tubuhnya – itu adalah teknik yang menggabungkan aset dari Martial Art jenis bertahan ‘Operation’ dan diterapkan ke ‘activity’ dan ‘alchemy’.

Walaupun itu tidak meningkatkan stat seseorang secara drastis, itu sudah cukup untuk digunakan pada bagian tubuh tertentu – seperti tangan. Itu juga meningkatkan kemampuan pertempuran jarak dekat – yang merupakan salah satu kelemahan Elf.

Untuk berjaga-jaga, Schnee telah mengajari Tiera pertempuran jarak dekat.

“Apa itu.”

Tiera berbalik untuk melihat kedua penyerang yang tersisa, yang kepalanya tersangkut di lengan Shibaid. Dia tidak perlu mengurus dua orang yang ada di belakangnya, karena dia tau keadaan mereka saat ini. Jadi Tiera berasumsi kalau Shibaid sudah menanganinya. Tapi tetap saja, itu adalah pemandangan yang dapat menimbulkan banyak pertanyaan.

Para penyerang masih terus berusaha menyelamatkan diri sampai Shibaid menambahkan sedikit kekuatan ke dalam lengannya. Mereka akhirnya kehabisan udara dan kehilangan kesadaran. Itu benar-benar pemandangan menakutkan  dimana dua pria dewasa bergelantungan di lengannya.

Tiera mencoba pergi menuju Shibaid, tapi ia sesegera melompat mundur.

“…Itu hampir saja.”

Sebuah pedang tipis melesat melewati kepalanya.

Dia langsung mengerti kalau masih ada orang lain di sekitarnya. Tapi kalau bukan karena dia sudah melakukan pemanasan dengan para penyerang, dan diberitau tentang mereka sebelumnya, dia mungkin sudah terbunuh saat ini.

Tiera dan Shibaid sepakat bahwa jika mereka menemui musuh yang berada di luar kemampuan Tiera, maka Shibaid yang akan mengatasinya. Seandainya bukan Tiera yang memimpin, Shibaid mungkin bisa melakukan sesuatu untuknya tadi.

Tapi, Tiera tidak ingin menjadi gadis dalam kesusahan.

Dia berbalik ke arah pedang berasal. Tapi ia tidak bisa menemukan orang yang melempar pedang tersebut. Mengingat tidak ada ilusi, kemampuan bersembunyi nya pasti jauh melebihi yang lain.

(Mereka datang mengincarku. Tapi aku tidak bisa melihat mereka!)

Dia tau kalau dia akan diserang. Tapi, dia benar-benar bingung bagaimana memprediksi pergerakan mereka.

Dia mencoba melepas diri dari hal itu, saat dia bergerak, tiba-tiba sebuah lengan berwarna merah berdesing melewati kepalanya.

“!?”

Itu adalah lengan Shibaid, dan di lengan satunya ada orang lain yang sedang berjuang untuk bernafas.

“Fumu, itu reaksi yang bagus.”

“…Ya.”

Tiera merasa lebih tenang saat mengetahui sang penyerang telah kehilangan kesadaran.

Kemudian dia berbalik dan menyadari bahwa penyerang lainnya tergantung di lengan Shibaid yang lain.

“Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk menariknya keluar.”

“Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa.”

“Benarkah? Aku pikir dia adalah musuh yang kau anggap sebagai lawan yang lebih kuat darimu.”

“Aku bilang aku sudah terbiasa.”

Tiera berusaha untuk tersenyum.

Shibaid tidak usah repot-repot bertanya ‘apanya yang terbiasa’ dan ‘kenapa’. Dia mungkin mengetahuinya, setelah mendengar begitu banyak tentang Schnee dari Tiera sendiri. Shibaid merasa prihatin kepadanya.

“Orang-orang ini bisa istirahat dan tidur terlebih dahulu. Disini terlalu ramai untuk menanyai mereka.”

Setelah itu, Shibaid melancarkan sihir ke para penyerang dan membuatnya tertidur lelap.

Itu terasa seperti mereka sudah cukup babak belur, sampai-sampai tidak bisa bangun untuk sementara. Tapi, lebih baik untuk cari aman daripada menyesal, Jadi Tiera tidak mengatakan apapun.

Shibaid mengeluarkan kotak kayu yang memiliki panjang 2 mel dari Item Box-nya. Dia melepas semua perlengkapan para penyerang, dan mengikat tangan serta kaki lalu ia lemparkan ke dalam kotak. Saat dia membawa kotak kayu di atas bahunya, Shibaid terlihat seperti seorang kurir delivery yang sedang melakukan pengiriman.

Faktanya, banyak kurir delivery yang mereka lewati membawa barangnya dengan cara yang sama, jadi Shibaid tidak akan menarik banyak perhatian.

“…Jadi begini kita akan membawanya.”

Tiera bertanya-tanya bagaimana caranya untuk membawa ke enam orang tersebut. Karena mereka menangani para penyerang sedikit kasar, akan tidak masuk akal untuk menunjukkan mereka kebaikan lainnya.

“Ayo kita pergi. Sepertinya Shin sudah menemukan petunjuk. Katanya dia akan segera kembali.”

“Aku harap dia akan bergerak dan mengambil kembali Millie dalam sekali jalan.”

“Aku tidak bermaksud untuk mengecewakanmu, tapi coba pikirkan dimana kita berada. Kita berada di markas yang digunakan oleh High Human. Shin pun harus tetap waspada.”

“Apa itu benar-benar masalah besar?”

Tiera hanya mengetahui satu markas saja, dan itu pun tidak memberikan gambaran yang besar.

Tsuki no Hokora dilindungi oleh “dinding” dan “barrier’. Bahkan Tsuki no Hokora dibangun menggunakan bahan-bahan terbaik yang hanya sedikit orang saja yang bisa melakukannya. Tsuki no Hokora juga tidak memiliki mekanisme pertahanan yang spesial.

“Palmirack adalah hal yang berbeda. Mereka membangun sejenis benteng yang dapat menahan sekumpulan petualang Chosen One kelas atas, dan tidak hanya itu saja, Palmirack juga bisa membantai mereka semua.”

“Haha…kau benar…”

Tiera mencoba yang terbaik untuk tertawa.

Palmirack adalah benda yang bisa memancing orang ke dalamnya dan menjebak mereka.

Shibaid benar – Palmirack merupakan benteng semacam itu.

“Lalu kenapa mereka mau membangun kota di sekitarnya…”

“Mungkin Palmirack tidak sepenuhnya berfungsi. Aku pikir itu dibuat untuk bisa meledakan seluruh wilayah dari pusat.”

“High Human benar-benar gila.”

Tiera bergumam. Tapi Shin adalah pengecualian, Tiera bersungguh-sungguh bahwa dia berada di luar akal sehat.

Tiera ingin mempercayai bahwa di antara High Human, Shin lah yang berada di luar akal sehat.

Jika tidak, dia akan gila.

(Mendengarkan dia berbicara, aku hampir menormalkan semua kejadian. Tidak, aku harus terus mengingatkan diriku bahwa ini sedikit gila. Walaupun ini mungkin sudah terlambat…)

Mungkin hal baik dan hal buruk yang Tiera tidak ketahui adalah bagaimana dia harus berhenti ‘bertindak dan berpikir’ seperti orang normal untuk waktu yang sangat lama.

Setiap hari, orang-orang akan berubah dan setiap orang diperbolehkan untuk berubah


◆◆◆◆


(Tetap saja. Kenapa mereka mengincarku?)

Sementara mereka berjalan kembali menuju penginapan, Tiera tidak bisa berhenti memikirkan para penyerang yang ada di kotak.

Tiera menjadi terkenal di Balmel. Dia tidak hanya dikenal oleh para petualang dan prajurit saja, tetapi orang biasa juga.

Dan dia seharusnya tidak terkenal di Sigurd.

Saat dia berada di Tsuko no Hokora, para petualang memberitau nya bahwa ada beberapa pencuri yang menculik wanita-wanita cantik. Jika mereka tetap berani menyerang seseorang yang di temani oleh seorang Dragnil yang sangat kuat, mungkin itulah yang dia alami,

Jika Tiera adalah target yang mudah, maka mereka akan menculiknya saat dia sendirian.

“Kita sudah sampai.”

“Ah maaf, aku akan membuka kan pintunya.”

Tiera maju menuju pintu dan membukanya. Dia berpikir kalau membuka pintu dengan membawa kotak kayu sebesar 2 mel di masing-masing bahunya akan terasa sedikit sulit.

“Selamat datang kembali.”

“Maaf atas keributannya.“

Shibaid telah menyebabkan suara berisik saat berjalan melalui pintu depan. Sementara Tiera yang mengabaikan perkataan Shibaid. langsung berakting menjadi pelayan dan membawa Shibaid masuk.

Sulit untuk tidak berjalan sopan bagi seorang wanita cantik seperti Tiera. Semua petualang yang datang dari depan pun akan berjalan sopan melihatnya.

“Sekarang, kita akan menunggu Shin pulang.”

Shibaid langsung duduk setelah meletakan kotak kayu yang dibawanya ke pojok ruangan.

“Apa kau ingin meninggalkannya begitu saja?”

“Tentu. Mereka bahkan tidak akan bisa melubangi kotak itu.

Kotak tersebut terlihat seperti kotak biasa. Tapi kotak itu sebenarnya mengandung beberapa sihir.

Tiera tau cukup banyak. DIa juga merasakan sihir yang merambat keluar. Bahkan, itu memberinya sensasi yang sama dengan pohon kehidupan yang tumbuh di tengah-tengah taman tempat dimana ia tinggal sebelumnya.

(Tidak. Itu tidak mungkin.)

Pohon kehidupan sangatlah penting untuk Elf dan High Elf. Sejak peristiwa ‘Dusk of the Majesty’, jumlah pohon kehidupan menjadi tambah sedikit. Bahkan mengambil rantingnya saja dapat mengakibatkan perang terhadap Elf.

Bahkan untuk seseorang yang memiliki master bernama Shin, akan sulit dimengerti jika mereka telah menebang pohon kehidupan untuk dijadikan bahan.

“Kotak itu… terbuat dari apa?”

“Oh itu? Kotak itu dibuat dari sisa-sisa bahan saat membangun Tsuki no Hokora. Kalau tidak salah, itu berasal dari batang pohon kehidupan.”

“………”

Tidak mungkin.

Meski bukan pada tingkat Orichalcum, pohon kehidupan memiliki jumlah kekuatan yang sama, dan bahkan bisa digunakan sebagai obat melawan kutukan dan alkimia.

“Ba-bagamaina kau bisa menemakan kotak semacam itu?”

Dia tidak tau apa yang harus dilakukan jika kebenarannya adalah bahan-bahan itu di ambil dengan cara yang tidak menyenangkan. Bahkan untuk mengajukan pertanyaan sudah membuatnya takut.

“Aku menumbuhkannya. Sebelum ‘Dusk of the Majesty’, aku menanamnya di markas yang Hecate-dono lindungi – dia adalah salah satu teman Shin.”

Shibaid terlihat ber nostalgia.

Markas Hecate adalah ‘5th Daze Garden Romenun’. Itu adalah tempat dimana Shin pernah menyebutkan mengapa Berett tidak bisa mendekat.

“Menumbuhkan… pohon kehidupan.”

Berbeda dengan Shibaid yang tenang, Tiera merasa seolah-olah dia dibohongi dan menjadi marah.

Hanya pemimpin dari High Elf, atau pendahulu mereka yang tau bagaimana cara menumbuhkan pohon kehidupan. Itu bukanlah pengetahuan umum biasa.

Mendengar Shibaid mengatakan kebohongan seperti ‘menumbuhkan pohon kehidupan untuk membangun sebuah bangunan’, benar-benar menjengkelkan. Pohon kehidupan juga merupakan bagian dari ritual Elf saat sihir mereka sudah matang. Mereka juga dinilai tinggi oleh Elf, bahkan daun pohon kehidupan diperlakukan dengan hormat oleh mereka.

Ada juga saat-saat ketika pohon kehidupan dipakai untuk tujuan yang berguna, seperti membuat obat. Ras lain juga menghormati pohon kehidupan cukup tinggi – walaupun tidak setinggi Elf.

“Itu sangat sulit untuk dilakukan sekarang.”

“Tentu. Bahkan untuk mempertimbangkan pertumbuhannya adalah hal yang mengerikan.”

Shibaid menyeringai. Shibaid pasti merasa gembira, karena itu adalah cerita masa lalu. Tapi bagi orang luar seperti Tiera, itu sangatlah bodoh.

“Aku pikir itu adalah sesuatu yang dapat berkembang jika Shin tetap disini.”

“Aku tidak bisa menyangkalnya…”

Sebagai salah satu Rokuten, tidak mengherankan jika dia tau caranya.

“Tapi itu harus menunggu sampai masalah ini selesai. Shin dan Schnee sudah tiba. Yang membingungkan, masih belum ada tanggapan dari Wilhelm-dono, tapi untuk sekarang kita harus bertukar informasi dulu.”

Merasakan kehadiran Shin dan Schnee, Shibaid pergi menuju pintu masuk ruangan.

Akhirnya Shin dan Schnee tiba, dengan Yuzuha di pundak Shin.

“…Dimana Wilhelm?”

Shin melihat ke sekeliling ruangan dan bertanya.

“Aku tidak tau. Belum ada tanggapan darinya juga.”

Shibaid dengan cepat mengirim pesan ke Wilhelm sesaat setelah menghubungi Shin. Ini sudah beberapa jam sejak pengiriman pesan, dan masih belum ada tanggapan.

“…Mungkinkah dia sedang berbicara saat ini?”

“Mungkin. Lagian pesan tidak bekerja langsung seperti telepati.”

Jika dia masih berada di tengah percakapan, dia mungkin belum bisa membukan pesannya.

Tidak mungkin untuk mereka mencari tau apa yang terjadi apalagi menunggu, jadi mereka memutuskan untuk terus lanjut dan membagikan informasi yang didapat.

“Lilishila bilang kalau penyerang mungkin terlibat dalam situasi sekarang.”

Shin menambahkan setelah mengulangi semua yang dikatakan Lilishila padanya.

Dia juga membagikan pesan Shibaid kepada Lilishila. Lilishila lah yang bertugas membuat koneksi.

“Ini masih mengkhawatirkan bagaimana bisa mereka mengincar Tiera.  Beda cerita lagi jika Shin yang mereka incar, tapi mereka malah langsung mendatangi kami.

Shin mengangguk.

Ini belum lama sejak Shibaid bergabung ke dalam party.

Mungkin mereka tidak tau kalau itu adalah Shibaid, tapi bagaimanapun juga jika ada anggota baru yang bergabung ke dalam party, kau seharusnya lebih berhati-hati sebelum meluncurkan serangan ke mereka.

Meskipun mereka tau bahwa itu adalah dia, siapa juga yang akan menyerang tanpa rencana yang matang?

“Aku tidak tau apa tujuan mereka. Ada kemungkinan Wilhelm juga diserang.”

“Mungkin saja. Aku ragu dia akan kalah dengan mudah, tapi aku tidak tau apa yang akan terjadi jika ada penyanderaan.”

Schnee setuju dengan pendapat Shin.

“Elf yang Shin temui juga tau kalau Shin berada di Sigurd. Oleh karena itu, mungkin saja untuk berasumsi bahwa mereka tau kalau Wilhelm-dono ada disini juga. Kita mulai kehabisan waktu – kita harus pergi ke gereja segera, dan kita harus mendapatkan informasi lebih dari para penyerang.”

“Baik. Kita harus pergi sekarang.”

Shibaid membawa kotak kayu yang dia bawa sebelumnya dan mengikuti Shin menuju Palmirack.

Mereka juga mengkhawatirkan Wilhelm, tapi jika mereka tidak merespon maka tidak ada lagi yang bisa dilakukan.

Biasanya, meskipun mereka berada di tempat yang belum pernah dipetakan, mereka harus bisa mencari dan merasakan kehadiran individu tertentu. Tetapi ini akan sulit karena ini adalah Palmirack.


◆◆◆◆


Mungkin karena pihak penyerang sudah melakukan serangan dan gagal. Rute jalan menuju Palmirack menjadi cukup tenang. Begitu Shin dan kelompoknya tiba, seorang Knight yang sudah menunggu mengajak mereka masuk. Shin dan kelompoknya dibawa masuk ke bagian tempat tinggal. Knight ini adalah salah satu dari ketiga Knight yang menemani Lilishila. Dia pasti pengawalnya.

Mereka terus berjalan melalui para Priest yang memberikan tatapan ketakutan ke kotak kayu yang Shibaid bawa. Mereka tidak mengatakan apa-apa karena penjaga gereja berjalan disamping mereka. Mungkin mereka berasumsi kalau ada beberapa urusan resmi.

2 penjaga lainnya sudah menunggu di luar ruangan.

“Nona Lilishila sudah menunggu.”

Setelah itu, salah satu penjaga membuka kan pintu.

Sepertinya ketiga penjaga tadi sudah diberi pengarahan oleh Lilishila.

Mungkin mereka mempercayai Shin karena Lilishila menaruh kepercayaan padanya. Dengan Shibaid dan Tiera yang berada di kelompoknya, mereka tidak terlihat buruk sedikit pun.

“Terima kasih sudah menunggu. Mereka berdua adalah Shibaid dan Tiera.”

Shin memperkenalkan mereka.

Shibaid sebenarnya telah mengatakan nama asli nya, tapi dia terlihat begitu berbeda dengan ‘Shibaid yang sebenarnya’. Mereka berasumsi kalau dia adalah salah satu penggemar Shibaid, atau seseorang yang memiliki nama yang sama – namun ia dianggap sebagai orang yang berbeda.

“Dan… Apa itu?”

“Seluruhnya ada 6 orang. 4 orang memiliki stat di atas rata-rata, dan 2 orang lainnya seorang Chosen One.”

“Baiklah. Aku mempunyai ruang yang aman. Ikuti aku.”

Lilishila mengangguk, dan memimpin Shin dan kelompoknya menuju ruangan belakang. Kemudian, dia membuat gerakan rahasia untuk membuka jalan ke ruang rahasia bawah tanah.

(Cain menyukai hal-hal semacam ini.)

Melilah tangga yang muncul dari bawah, Shin teringat dengan kenangannya.

“Kalian tolong tunggu disini.”

“Tidak, aku harus pergi juga. Jika aku terlibat, aku tidak berencana membuat tangan mu kotor.”

“Ini akan terlihat tidak menyenangkan.”

“Aku sudah terbiasa.”

Setelah mendengar Shin mengatakan bahwa dia sudah terbiasa, Lilishila menatap tajam ke dalam matanya.

“…Baiklah. Kalian tolong tunggu. Rick, tolong pimpin.”

“Baik nona.”

Sesaat dia ragu-ragu, tapi akhirnya dia menyetujui untuk membiarkan Shin menemaninya. Lilishila memanggil salah satu penjaganya dan mulai menuruni tangga.

“Aku tidak akan lama. Mereka mungkin memiliki sesuatu dibalik lengan mereka – tetap berhati-hati lah.”

Tidak ada gunanya mereka semua turun, jadi Schnee disuruh untuk menunggu.

“Shin…”

“Tak usah khawatir. Aku tidak apa-apa.”

Schnee terlihat sangat cemas, dan Shin menenangkannya.

Mungkin dia teringat saat Shin menjadi tak dapat dikenali lagi, dan dia tidak ingin itu terjadi lagi.

“Yuki. Dia bilang dia akan baik-baik saja. Maka dia akan baik-baik saja.”

“…Ya.”

Shibaid setuju, dan Schnee (Yuki) mengambil langkah mundur. Setelah itu, Shin berbalik ke arah Lilishila.



Shin dan Shibaid mengikuti Lilishila menuruni tangga. Beberapa menit kemudian, mereka sudah berada di ujung tangga, dan pintu dengan lebar 3 mel terlihat.

Lilishila membuka pintu tersebut dengan mudah.

Di dalamnya tidak ada apa-apa.

Tapi, Shin bisa merasakan beberapa kehadiran, seperti perangkap mengerikan yang ditempatkan diseluruh ruangan. Perangkap tersebut milik Cain, yang dimaksudkan untuk membunuh.

Sepertinya Lilishila dan gereja telah menggunakan ruangan ini sebagai ruang penyiksaan. Ruangan ini juga dimaksudkan untuk menjadi ruangan yang akan menghalangi pencuri untuk mencuri. Ini adalah ruangan jebakan terbaiknya.

Selama era game berlangsung, tidak ada yang pernah mencapai ruangan sejauh ini. Shin juga tidak pernah melihat jebakan itu dimatikan.

Jika fungsi alat di ruangan ini tidak dimatikan, mereka mungkin akan menemui nasib yang mengerikan.

“DIsini?”

Karena tidak ada salahnya untuk berpura-pura, Shin bertanya kepada Lilishila.

“Kami menemukan tempat ini secara tidak sengaja saat sedang membersihkan ruangan tepat di atas ruangan ini. Aku tidak tau mengapa ruangan ini ada.”

“Bukankah orang yang menempati ruangan ini sebelum mu sudah menjelaskannya?”

“Ia tidak menjelaskannya. Dan ruangan ini sangatlah berguna. Karena ruangan ini tidak membiarkan suara sedikitpun keluar, kami biasanya mengadakan pertemuan rahasia kami disini.”

Shin membalas Lilishila dengan mengatakan “Aku mengerti.”

Dia melihat ke sekeliling ruangan – jebakan di ruangan ini hanya digunakan sekali. Sepertinya orang yang datang ke ruangan ini sebelumnya adalah korban yang kurang beruntung.

“Tolong biarkan mereka keluar.”

“Baik.”

Mereka memastikan bahwa pintu sudah tertutup, lalu membuka kotak kayu itu. Shibaid membalikan kotak itu dan 6 pria dewasa jatuh satu per satu.

Sepertinya mereka masih belum bisa bangun karena sihir yang Shibaid lancarkan.

“Tahan mereka.”

Satu per satu, Rick membawa orang-orang itu dan menyusunnya menjadi satu baris. Dia menutup mata mereka dengan kain, dan membuat mereka sulit untuk melawan.

Semuanya sudah siap.

“Haruskah kita mulai sekarang?”

Lilishila mengangguk dengan apa yang Shin katakan, dan mereka menggunakan skill untuk membangunkan mereka.



Beberapa saat telah berlalu, dan salah satu dari ke enam orang terbangun di ikuti dengan menguap.

“Apa… Apa yang terjadi!?”

Dia menyadari situasi seperti apa yang akan dia alami saat terbangun, dan mulai menunjukkan kegelisahan.

“Diam.”

Pria itu langsung terdiam saat Lilishila menyuruhnya untuk diam.

“Apa yang ingin kau lakukan kepada kami?”

Pria itu bertanya.

“Jawab pertanyaanku dengan jujur. Jika kau bisa menjawabnya dengan jujur, kami tidak akan mengambil nyawa mu.”

Setiap kata yang Lilishila ucapkan, memberikan sensasi di dalam ruangan menjadi lebih berat.

Pria itu menangis.

“Apa kau tau siapa master kami?”

“Tidak. Jadi, apa kau mau menjawab pertanyaan kami?”

“….Tidak. Kami akan dibunuh jika melakukannya.”

Pria itu berpikir, tapi memilih untuk menolak. Dia lebih takut dengan orang-orang yang dia tau dibanding Lilishila.

“Sangat disayangkan. Kau seharusnya bisa menyingkat waktu kami.”

Ekspresi Lilishila tidak berubah banyak. Dia menaikan tangannya, dan beberapa saat kemudian Rick melangkah maju.

“Apa?! Apa yang kau lakukan!”

Pria itu mendengar langkah kaki yang mendekatinya. Dia melangkah mundur menjauh dan menjauh lebih jauh lagi, tapi Rick meraih wajah pria itu dan mengaktifkan sihirnya.

“!”

Pria itu mengeluarkan suara keluh lalu terdiam.

Shin menganalisa situasi pria itu dan melihat tampilan Sleep I. Sepertinya Rick menggunakan beberapa versi Sleep . Biasanya skill itu membuat orang untuk tertidur, tetapi melihat bagaimana mata pria itu terbuka, sepertinya ada sedikit penyesuaian yang telah ia buat.

Rick memastikan bahwa pria itu tertidur, dan bertukar tempat dengan Lilishila.

Lilishila mengangkat tangannya di depan wajah pria itu.

“Ugh…gah…”

Dia memberinya halusinasi.

“Siapa aku?”

“G-Gilth, Barrot…”

“Apa aku memerintahmu?”

“Ya…a…”

“Apa perintahku?”

“Tangkap…Elf itu…bunuh…teman-temannya.”

Pria itu terus menjawab dengan jujur, meskipun patah-patah.

GabunganSleepdan Hallucination telah membuatnya mempercayai bahwa Lilishila adalah bos nya.

(Aku mendapat sesuatu yang baru.)

Shin dan Shibaid terdiam menyaksikan Lilishila yang terus memberikan pertanyaan.

Dia dapat mengambil banyak informasi.

Ke empat orang yang menyerang Tiera merupakan bagian dari guild “Corrupt Gift”, sebuah perkumpulan dunia bawah yang telah berhasil mendapatkan status kelas menengah. Dia tidak tau tentang dua Chosen One lainnya.

Mereka diberitau untuk membawa Elf berambut hitam.

Elf itu adalah Tiera. Tidak banyak Elf yang memiliki rambut hitam.

Mereka tau kalau Tiera sedang ditemani. Mereka diberitau untuk membunuh siapa saja yang menghalangi, tapi mereka tidak tau kalau orang yang menemani Tiera adalah seorang pendekar yang kuat.



Mereka tidak tau siapa yang meminta serangan itu.

Mereka juga tidak tau mengenai Wilhelm.

“Aku tidak yakin bisa mendapat informasi lagi.”

Untuk pertanyaan yang tidak ia ketahui, maka ia akan terdiam. Ini berarti bahwa separuh dari pertanyaan adalah keheningan. Kemudian Lilishila berdiri , mematahkan skill nya dan berhenti bertanya.  

Mereka membuat orang itu tidur kembali.

“Apa nama guild itu mengingatkanmu sesuatu?”

“Tidak, tapi itu sudah cukup untuk memastikan beberapa spekulasiku.”

Lilishila tau bahwa “Corrupt Gift” memiliki hubungan dengan Shiten. Itu adalah guild yang berkembang dalam perdagangan manusia, dan rumor mengatakan bahwa Shiten membayar orang-orang guild itu untuk membantu ritual pengorbanan.

“Kalau begitu kita coba yang lainnya.”

Kemudian mereka membangunkan pria lainnya.

Dia tidak terlihat kebingungan, dan itu berjalan dengan lancar.

“Tolong jawab pertanyaan kami. Jika kau menjawab pertanyaan dengan jujur, kami akan menjanjikan keselamatan mu.”

“Ah, betapa baiknya dirimu” kata pria itu.

Alis Rick berkerut saat melihat adegan itu, tapi Lilishila mengabaikannya.

“Apa kau mau menurut?”

Pria itu tidak berkata apa-apa. Mungkin itu sudah cukup untuk sebagai jawaban.

Rich mendekati pria itu, seperti yang ia lakukan sebelumnya.

“Hehe.”

Pria itu mengeluarkan tawa kecil yang mengejek.

Shin bisa merasakan adanya bahaya.

Angka 5 muncul di atas kepala pria itu.

“ !? Shibaid!!”

“Baik!”

Bahkan sebelum Shin mengeluarkan suara, Shibaid sudah membawa Lilishila dan Rick menjauh.

Shibaid juga merasakan naluri ancaman dari pria gila itu.

Mereka telah menggunakan skill mereka untuk bertukar tempat dengan segera. Mereka mengambil penutup yang terbuat dari pohon kehidupan dan sembunyi di baliknya.

Beberapa saat kemudian, sebuah ledakan terdengar dari tempat persembunyian kecil mereka.

“ !? ”

Ledakan itu cukup kuat, dan angin yang disebabkannya meniup rambut Shin.

Ada banyak daging dan darah yang berceceran di seluruh ruangan.

“Apa-apaan ini.”

“Dia meledakan dirinya sendiri.”

Shibaid menurunkan tutup kotak kayu, dan melihat ke 6 penyerang telah hancur berkeping-keping.

Ada paha dan kaki, potongan badan, organ, dan sisa-sisa yang dulunya disebut kepala… Kau hampir tidak bisa melihat kedua Chosen One secara utuh lagi. Beberapa bagian yang kurang lebih masih utuh adalah 4 pria lainnya.

“Sial.”

Sambil melepaskan pegangannya pada Lilishila dan Rick, Shin memaki dirinya sendiri.

Skill meledakan diri tidak sering digunakan di dalam game. Beberapa pemain bahkan akan bersusah payah untuk mendapatkannya. Shin juga salah satu dari sedikit orang itu, tapi dia tidak pernah menggunakannya sampai saat ini.

Sejak game berubah menjadi game kematian, keberadaan skill tersebut menjadi terlupakan. Angka 5 yang keluar di atas kepala pria tadi, adalah hitungan mundur untuk memulai penghancuran diri. Waktu terlama yang dimiliki seseorang setelah mereka memutuskan untuk bunuh diri adalah 60 detik. Waktu tercepat seharusnya 10 detik. Saat 5 detik terakhir, angka tersebut akan muncul di atas kepala mereka.

Mereka baru saja berhasil selamat dari kematian, tapi jika tidak ada Shibaid dan Shin dan hanya Lilishila saja yang menangani masalah ini, mereka semua pasti akan mati.

“Ini mengerikan.”

“Aku yakin itu untuk menjaga diri mereka tetap aman. Aku tidak percaya kalau mereka memiliki rencana cadangan semacam itu.”

Shin merengut.

Shibaid benar. Mereka pasti memiliki semacam perintah jika ada anggota yang tertangkap. Itu adalah cara yang sangat standar untuk orang-orang yang berasal dari dunia bawah yang tidak peduli dengan nyawa manusia, dan nyawa mereka sendiri.

“Tapi ini sangat berlebihan.”

“Kita sekarang tau kalau Shiten terlibat dalam masalah ini.”

Lilishila menunjukkan kemarahan. Sementara Rick menggigit bibirnya.

“… Kita benar-benar tidak bisa melakukan apapun lagi. Haruskah kita kembali?”

“Apa tidak masalah untuk membiarkannya seperti ini?”

“TIdak masalah. Mayat akan menghilang seiring berjalan nya waktu.”

Saat bermain game, karakter biasanya dikirim kembali ke tempat pemain memulai. Tapi, di dunia ini, sepertinya mereka digunakan sebagai sumber energi untuk menjaga fasilitas.  Semua ini berlanjut tanpa ada yang menanyakan bagaimana Lilishila tau hal-hal semacam ini.



Shin membuka pintu dan mereka keluar menaiki tangga.

Saat mereka kembali ke ruangan, Lilishila lah yang pertama kali keluar. Mata Schnee berhenti sejenak.

“Kenapa kalian begitu cepat. Apa ada masalah?”

“Kami dicurangi.”

Mereka menjelaskan mengenai salah satu pria yang melakukan bunuh diri, dan ekspresi wajah semua orang menjadi lebih tegang.

“Apa yang kau maksud dengan penghancuran diri?”

“Dia ingin menghentikan bocornya informasi, dan mereka kemungkinan ingin membawa kita mati bersamanya.”

Pemain biasanya menggunakan skill ini saat HP mereka tinggal sedikit dan untuk pertahanan terakhir mereka. Skill ini juga berguna untuk pengalih perhatian terhadap kerumunan besar. Tapi hukuman ketika mati pada pemain tersebut jauh lebih besar, dan karakter yang melakukan penghancuran diri tidak akan mendapat apa-apa, bahkan setelah pertempuran melawan boss monster atau pertempuran guild berakhir.

Sebenarnya, tidak ada seorangpun yang ingin melakukan penghancuran diri.

“Saat kau melakukan itu, kau akan mati bukan?”

“Benar. Skill itu juga dapat memberikan resiko besar ke orang-orang yang berada disekitarmu.”

“Lalu apa gunanya?”

Tiera tercengang. Dia tidak mengerti sedikitpun mengenai pola pikir pria itu.

Itu tidak masuk akal bahwa siapa pun bahkan akan mempertimbangkan untuk memperoleh skill itu, padahal mereka mengetahui bahwa menggunakan skill tersebut akan membunuhnya.

Meskipun ketika dunia ini masih sebuah game, pemain yang mempelajari skill tersebut sangatlah sedikit.

“Begitulah cara guild itu bekerja. Dan aku pikir itulah alasanku untuk membagikan informasi ini.”

Ada beberapa kejadian lain yang memuakkan yang disebabkan oleh guild dunia bawah ini, seperti pembunuhan dan menjaga organisasi rahasia berkembang. Tetapi jawaban itu masih belum memuaskan pertanyaan Tiera.

Shin tidak merespon dengan baik.

“Penghancuran diri. Aku tidak percaya, itu adalah skill yang sulit untuk di dapatkan. Aku yakin kalau musuh yang kita lawan pasti mengajari setiap anggotanya untuk mendapatkan skill penghancuran diri.”

“Aku sudah pernah mendengarnya cukup sering di dalam cerita. Mereka yang terpengaruh tidak memiliki apapun untuk mereka lindungi.”

Shin mencoba merubah topik pembicaraan.

“Ini tidak berguna. Aku dan Yuki akan pergi melihat-lihat gereja. Nona Lilishila, Tolong bersikap seperti biasa sebisa mungkin.”

“Bukannya aku harus membantumu?”

“Tidak. Jika kau atau pengawalmu melakukan sesuatu di luar se pengetahuan nona Lilishila, itu akan menyebabkan kecurigaan di dalam gereja. Sebaiknya kau melakukan seperti yang biasa kau lakukan. Aku rasa kita benar-benar sudah terlambat.”

Shin dan Schnee sudah cukup dikenal. Shibaid membawa kotak kayu juga akan menjadi sorotan.  Jadi akan terlihat jelas kalau mereka membuat pergerakan.

Karena mereka kehilangan sumber informasi, Shin harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan perhatian.

Para penjaga khawatir jika Shin dan kelompoknya tidak bisa masuk tanpa bantuan mereka. Tetapi Shin berhasil meyakinkan mereka dengan kemampuan bersembunyi yang hebat, dengan cara menghilang dari pandangan mereka dan muncul kembali di belakang mereka.

Padahal dia hanya bergerak dengan kecepatan yang sangaat tinggi, tapi mereka mengartikannya sebagai sebuah skill. Jika Shin memang menginginkan nya, dia bisa menghilang dengan mudah. Tapi memperlihatkan kemampuan seperti itu tidak diperlukan, paling tidak begitulah apa yang ia pikirkan.

Sementara Shin dan Schnee pergi melihat-lihat, Tiera akan kembali ke penginapan dan Shibaid akan melindungi Lilishila.

Rasanya agak beresiko membiarkan Tiera pergi sendiri. Tapi, karena Yuzuha dan Kagerou bersamanya, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Meskipun jika Shibaid tidak ada disana, Tiera memiliki Kagerou yang dapat membantunya.

Mulai sekarang, penyerang harus disingkirkan dan dimasukan ke dalam kotak kayu, yang akan dibawa diam-diam oleh Kagerou.

Shibaid akan tinggal di dalam Palmirack untuk berjaga-jaga jika musuh melakukan pergerakan mendadak.

Dia juga memiliki Job sebagai Holy Knighy – itu berarti dia memiliki pertahan yang jauh lebih baik.

Bahkan tanpa peralatan, dia dapat melawan orang yang memegang pedang kelas 《Rare》. Dengan diperlengkapi armor dan senjata cadangan yang disiapkan oleh Shin, Shibaid dapat mengambil alih seluruh Palmirack dengan mudah.

Mereka sepertinya sudah cukup siap.

“Matahari akan terbenam segera. Kita akan melanjutkan rencana kita saat malam tiba. Shibaid ada di sini juga, tapi tolong jangan meninggalkan tempat tinggal mu.”

“Maaf kami tidak bisa menjadi lebih berguna dari ini.”

Justru fakta bahwa mereka terlibat dalam gereja yang mencegah mereka untuk bertindak lebih lanjut. Jadi mereka mengatakan kepada Lilishila untuk tidak khawatir, karena Shin dan Schnee memberanikan diri untuk menyusup ke dalam gereja.





1 komentar: