Volume 4 Chapter 2 - Part 1
Tanpa memakan waktu yang lama, Shin dan yang lain tiba di
gerbang selatan Bayreuth.
Meski belum diketahui sampai sekarang, ternyata Schnee juga
memiliki kartu petualang. Sepertinya kartu petualang milik Schnee itu Rank C,
terlihat dari warna kartunya merah.
“Schnee, apakah kau
bergabung ke guild?”
“Untuk Identitas saja.”
Sepertinya dia dapat meminta sesuatu ke Barlux untuk
mendapatkan kartu guild. Walaupun fungsinya hanyalah sebagai identitas, dan
tentu saja tidak bisa digunakan untuk mengambil misi, dia juga mengatakan bahwa
dia tidak memiliki kewajiban untuk
merespon misi darurat apapun dan sebagainya.
Ini seperti perlakuan spesial karena posisi Schnee.
“Dan itu dikarena
mereka berhutang budi kepadaku untuk banyak hal.”
Schnee berbicara dengan senyum di wajahnya, dan Shin merasa
simpati kepada seluruh anggota adventure Guild.
Saat mereka memasuki benteng, tanpa mampir kesana sini,
mereka langsung pergi menuju Guild.
Saat pintu Guild dibuka dan masuk, situasi yang sama di
Falnido terulang kembali, Schnee dan Tiera menjadi sorotan.
Schnee dengan telinga ekor anjing, dan pakaian yang menarik,
yang dia tunjukkan di Falnido membuat mata para pria terpaku kepadanya. Entah
mengapa itu terasa seperti tatapan penuh gairah dari beberapa perempuan
tercampur didalamnya juga.
Karena kebiasaan para berandal mendekati ke perempuan yang
cantik, Shin dengan cepat menuju resepsionis sebelum seseorang datang mendekat.
“Halo, aku menerima
laporan tentang panggilan dari guild.”
“Shin-sana, lama
tidak berjumpa. Tolong tunggu sebentar saat kita menyampaikan pesannya. Cilica,
tolong sampaikan.”
“Ya ya~”
Itu adalah kakaknya, Celica dan Cilica sedang berada di meja
resepsionis. Saat Cilica dipanggil Celica, dia pergi kebelakang dengan cepat.
Meski mereka kembar, tingkah laku dan kepribadian mereka sama sekali tidak
sama.
“Apa kau tau urusan
apa yang mereka miliki dengan ku?”
“Tidak, kita tidak
diberitahu dengan detail. Meski itu berbeda untuk Els yang memiliki jabatan
yang lebih tinggi.”
“Ya tidak apa-apa,
aku hanya penasaran, tidak usah dipikirkan.”
“Sebenarnya, jika itu
Shin-sama, aku pikir kau akan dipanggil dari dulu.”
“Eh, kenapa?”
“Karena Shin-sama
bukanlah petualang biasa.”
“...Jadi seperti
itu.”
Karena tiba-tiba menaklukkan high-rank monster sendirian
yang tidak mungkin dilakukan menurut orang-orang didunia ini. Jadi Shin
dibilang normal adalah pertanyaan bodoh.”
“Sepertinya
teman-teman mu sangat cantik.”
“Ugh, apakah iya?
Meski aku tidak menyangkalnya.. Oi, tapi Yuzuha adalah monster. Hanya kenalan
petualang saja yang perempuan――”
“Ara, aku tidak
pernah melihatmu berbicara dengan laki-laki sebelumnya.”
“Tidak seperti itu?
Umm, ya Wilhelm, aku menerima permintaan bersama dengan Wilhelm sebelumnya.”
“Eh!...”
Entah mengapa, karena perkataan Shin, semua orang yang
berada disini terdiam.
“Shin-sama, apa yang kau
katakan tadi benar?”
“Tapi itu bukanlah
permintaan biasa kurang lebih. Eh, kenapa semuanya menjadi diam seperti ini?”
Saat sadar bahwa semua mata berfokus kepadanya, Shin
bertanya ke Celica yang memiliki ekspreksi dari seseorang yang baru saja mendengar
hal yang luar biasa.
“Orang itu sangatlah
jarang ikut party dengan orang lain. Walaupun kekuatan tempurnya bisa dikatakan
hampir setara S-Rank, ada banyak rumor bersebaran dimana-mana. Sepertinya dia
juga susah didekati semua orang.”
Tapi rumor tidaklah bisa dipercaya, Celica meneruskan dengan
napas kecil. Kebenaran dari rumor mungkin benar, karena dia bagian dari staff
guild.
“Yaa, kurasa memang orang
itu mudah salah paham.”
Masalah terbesar adalah sifatnya. Wilhelm bukanlah orang memiliki
sifa ramah. Karena dirinya berkelakukan seperti itu, jika dia tidak berusaha
memecahkan kesalahpahaman seseorang, rumornya tidak akan menghilang.
Meskipun Shin mendengar bahwa Wilhelm selalu berhubungan
dengan petualang lain yang berasal dari panti asuhan, mendengar dari cerita
Celice sepertinya dia hanya menerima permintaan solo(sendirian).
“Wilhelm-sama adalah
orang yang sangat baik.”
“Benarkah?”
Untuk memilih sendirian.Tidak seperti party yang jika dalam
masalah darurat hanya dirinya sendirilah yang bisa diandalkan. Jadi,
kepekaannya terhadap bahaya dan tehnik untuk mengukur kemampuan lawan menjadi
lebih tinggi dibanding petualang di rank yang sama dengan dia.
Terlebih lagi, Wilhelm adalah Chosen One, tidak perlu
dikatakan betapa hebatnya dia.
“Shin-sama, persiapan
sudah selesai, silahkan lewat sini.”
“Baiklah. Lalu tolong
pandu jalannya.”
Saat Cilica kembali, mereka berhenti berbincang dan pergi ke
ruangan Barlux.
Schnee dan Tiera akan menunggu di sini. Yuzuha yang berada
di atas kepala Shin sebelumnya, sudah dipercayakan kepada Schnee.
Saat Shin memasuki ruangan, Barlux and pria tua yang tidak
dia kenali duduk di sofa.
“Pertama-tama,
silahkan duduk. Ini lebih cepat dari apa yang ku perkirakan.”
“Itu karena aku
sedang berjalan menuju sini.”
Shin menjawab pertanyaan Barlux saat duduk di sofa.
Tentu saja, itu bohong. Jika dia dengar pesannya dekat
Beirun, maka waktu yang diperlukan akan masuk akal, jadi dia memutuskan untuk
mengatakan itu.
“Aku minta maaf
karena mendadak. Ah iya, mage ini adalah orang yang bertugas menilai batu
permata di guild kami, yaitu Arad. Dialah yang menilai batu pertama dari Skull
Face yang kau bawa kemari sebelumnya.”
“Aku Arad Royl,
senang bertemu denganmu.”
Tanpa meragukan perkataan Shin, Barlux memperkenalkan Arad.
Tidak peduli berapa banyak kantor cabang di tiap negara,
mereka tidak bisa mengecek dimana petualang menerima pesan itu satu persatu. Kecuali
orang yang di blacklist dan sedang dalam pengawasan. Shin saat ini, tidak
merusak kepercayaan guild saat ivenstigasi dilakukan. Untuk Shin yang memiliki
kekuatan tempur yang tinggi, ini juga menjelaskan dia sebagai Chosen One.
“Aku Shin. Aku harap
bisa akrab denganmu juga.”
Shin juga membalas pria tua sesopan mungkin.
Karena cerita tentang Skull Face sudah tersebar, dia
berpikir ‘Jadi begini ya?’ sambil berhati-hati.
“Meskipun kau sudah
mendengarnya dari Pesan, Shin, kau dipanggil oleh Istana kerajaan.”
“Untuk saat ini,
bolehkan aku dengar kenapa aku dipanggi?”
“Untuk itu, Aku akan
menjelaskannya.”
Saat menanyakan alasan ke Barlux, Arad mengambil alih
pembicaraan.
“Sebelum itu, kau tahu
cerita tentang pedang yang terbang ke kastil raja?”
“Sesuatu terbang...
hanya itu yang kutau.”
“Baiklah. Itu
sebenarnya adalah pedang besar dengan bilahyang berwarna putih.”
“Pedang besar, hah?”
Aku tahu, adalah apa yang ingin Shin katakan tapi entah
mengapa di tahan. Lagi pula, dia tahu terlalu banyak.
“Oleh karena itu,
pedang besar nya menembus dan menancap di dinding kamar puteri kedua kerajaan
Bayreuth. Itu juga menyebabkan kegaduhan di kerajaan.”
“………”
Shin tidak bisa berhenti berpikir ‘Yang benar saja?’. Sudah
wajar itu akan membuat kegaduhan.
“Untungnya, tidak ada
satupun yang terluka saat pedang itu menembus tembok. Yang menjadi
pertanyaannya adalah pedang besar itu. Pedang itu dianugerahi atribut yang
bagus dan bahan yang digunakan sangatlah bagus, dengan kata lain; Itu adalah
pedang yang sangat bagus. Sepertinya pedang itu bahkan menyaingi pedang harta kerajaan saat disandingkan, itu adalah
pendapatku sebagai penilai.”
“...Itu sangatlah
luarbiasa.”
Terungkap! Siapa yang melakukannya, itu pasti terungkap.
Saat memikirkan tentang itu, Shin dalam hati merasa pasrah.
Mungkin setelah ini, Shin mungkin akan ditanyai tentang
hubungan antara kemampuannya dengan Skull Face.
Shin sudah mengerti tanpa mendengarnya hingga akhir. Tentu
saja, dia harus tau dengan alur pembicaraan. Itu adalah hal yang umum. Dia
tidak membaca semua novel fantasi hanya untuk kesenangan belaka.
“Omong-omong, batu
permata dari Skull Face yang kau kalahkan, memiliki kekuatan sihir yang sangat
kuat. Itu cukup tinggi.”
“Mungkin itu benar.”
“Menurut apa yang aku
dengar, levelnya 359. Level itu berada dimana rata-rata petualang akan terbunuh
saat menemuinya. Namun, untuk seseorang yang masih di Rank G berhadapan
dengannya, dan tidak bisa melarikan diri, malahan dikalahkan oleh dirimu...
apakah kau itu Chosen One?”
Suasana yang tenang berubah menjadi tajam, saat Arad
bertanya.
“...Benar.”
Tidak ada jawaban yang pas selain itu, Shin pikir sambil
mengangguk.
Saat Shin menjawab dengan patuh, Arad menghilangkan suasana
yang berbahaya, dan kembali ke mood yang tenang.
“Kau bahkan tahu kata
‘Chosen One?’ Ya?... Ya jika itu kamu, Skull Face yang memegang pedang besar
akan kalah. Mungkin, saat menggunakan skill di akhir pertempuran, pedang besar
itu terlempar dari tempat itu .”
“Bagaimana kau tahu
itu berakhir seperti itu?”
“Aku sudah hidup lama
tidak untuk melakukan hal itu-itu saja. Aku juga dengar senjatamu patah saat
itu.”
“Benar, pedangku
patah. Hanya gagangnya saja yang tersisa――Omong-omong,
kenapa kau berpikir kalau aku terlibat? Aku tahu keinginan untuk mengaitkan
pedang besar itu dengan situasi Skull Face, tapi aku tidak habis pikir kalau
kamu tiba-tiba meyakinkan itu hanya dari bukti.”
Shin tidak kepikiran bahwa orang-orang dari kerajaan akan
membuat gerakan hanya dengan alasan seperti itu.
“Tentu saja, ada
seseorang yang melakukan investigasi di belakang layar. Dan Skull Face
diperiksa langsung. Bahan dari batu permata telah ditemukan, dan permintaan
investigasi keluar untuk memeriksa batu permata itu dengan pedang besar
bersamaan. Menurut apa yang telah saya katakan, meskipun hanya ada sedikit sisa
kekuatan sihir di pedang itu. Setelah di cocok kan dengan batu permata ternyata
sama. Meski Ini tidak mengungkapkan bagaimana caramu melakukannya.”
“Jadi ada metode
seperti itu ya?”
Sepertinya tehnik fantasi ini mirip dengan versi analisis
DNA kami. Kualitas kekuatan sihir mungkin berbeda-beda tiap orang.”
“Itu sebabnya saat salah satu hal telah diketahui, hal
lainnya pun terungkap. Apalagi fakta bahwa kau yang membawa batu pertama itu
membuatnya terungkap, jadinya panggilan pun keluar.”
“Bahkan untuk Guild,
hal semacam ini tidak bisa begitu saja diungkapkan ya?”
“Tidak, tidak ada
cara untuk menutupinya ketika hal itu telah tersebar luas.”
Tidak ada alasan untuk Guild melindungi Shin. Jika dilihat
dari Guild, Shin hanyalah petualang pemula rank G pada saat itu.
Tentu saja ceritanya akan berbeda jika itu chosen one, ada
kemungkinan bahwa keluarga kerajaan akan terkena bahaya.
Namun, karena Shin memegang surat pengenal dari Tsuki no
Hokora, situasinya pun berakhir dengan baik. Apalagi, sejak Barlux melaporkan
tentang ketika mereka bertemu, dia telah menilai bahwa Shin bukanlah tipe orang
yang akan membuat permusuhan, setidaknya dengan kerajaan.
Untuk memiliki perasaan dendam kepada puteri, yang berada di
perinkat atas Chosen Ones, adalah hal yang sembrono.
“Bagaimanapun juga,
itu berguna untuk pertama kalinya.”
Setelah mendengar cerita itu, Shin merasa berterima kasih
atas surat pengenal untuk pertama kalinya.
“Dan inilah masalah
utamanya. Shin, orang yang telah memanggilmu tidak lain adalah puteri kedua.”
“Puteri kedua?”
“Dia sepertinya
tertarik denganmu; Shin, orang yang menaklukkan Skull Face yang memegang pedang
besar. Karena dia adalah Chosen One juga.”
“Jadi itu saja? Dia
ingin bertarung melawan ku?”
“Akan lebih baik jika
hanya itu yang terjadi.”
Dilihat dari jawaban Barlux, menandakan bahwa itu tidak akan
terjadi.
“Lalu apa? Jangan
katakan, dia ingin aku untuk bertanggung jawab karena aku hampir melukai
keluarga kerajaan?”
“Tidak, bukan itu. Sebenarnya,
Skull Face yang sama muncul di sekitar Wraith Plains. Puteri juga ikut
berpartisipasi dalam penaklukkan itu, tapi berdasarkan pengalamannya, dia
bahkan tidak bisa melawannya dengan mudah jika dia bertarung sendirian, jadi
dia sepertinya ingin mengajak kamu untuk menjadi salah satu orangnya.”
“Ah aku terselamatkan
jika akan seperti itu, tapi.. apa yang akan terjadi selanjutnya?”
Disamping itu, apa yang Shin pikirkan adalah sesuatu seperti
perekrutan ksatria kerajaan. Karena ada orang yang melayani kerajaan diantara para
Chosen One. Hal itu bukan tidak mungkin.
“Baiklah... kalau
untuk itu, aku tidak tahu lebih lanjut.”
“Politikus hanyalah *evil spirits residing in the mountains and
rivers.” (T/N: Ini ekpresi idiomatic [魑魅魍魎],
Artinya literalnya Ruh jahat dari sungai-sungai
dan pegunungan )[Hiiro : Majas asli jepang keknya, ane ngak ngak ngerti
maksudnya]
Cerita itu sama sekali tidak membuat sisi Shin tertawa.
“Okay, Aku paham
sekarang. Aku cukup mengikuti arus saja. Apakah tidak ada waktu tertentu untuk
pemanggilan?”
Shin bertanya kepada Barlux.
“Untuk itu, kami akan
menghubungi mereka dari sini. Ah, bagaimana jam 9 pagi besok? Bisa?”
“Baiklah. Ah, Bagaimana
aku harus berbusana? Karena aku tidak menduga bisa bertemu dengan keluarga
kerajaan.”
Meski Girard juga termasuk sebagai keluarga kerajaan, mereka
memiliki keakraban sebagai teman, dan karena Shin sudah diperlakukan sebagai
tamu di Falnido, jadi dia tidak memikirkan tentang bajunya. Karena semua orang
disekitarnya memakai pakaian yang dapat bergerak dengan mudah, dia tidak bisa
menggunakan hal itu sebagai referensi
menurut berdasarkan keluarga kerajaan seperti Bayreuth.
“Berpenampilan baik
tidak di ditegaskan, untuk seorang petualang yang bukan seorang bangsawan. Kamu
cukup berpenampilan rapi saja.”
“Bisa dibilang
pakaian bersenjata adalah seragam untuk para petualang. Dan jarang ditemukan
seseorang yang menggunakan pakaian yang mirip dengan bangsawan.”
Mendengar dari pembicaraan Barlux dan Arad, sepertinya tidak
ada peraturan semacam itu.
“Apakah ada hal lain
yang ingin kau tanyakan? Aku pikir aku bisa membantumu.”
Arad bertanya kepada Shin.
“..Aku tidak punya
pertanyaan tertentu di pikiranku. Kau bisa bilang, karena ini pertama kalinya
aku seperti ini.”
“Mungkin ini tidak
sesuai dengan ekspetasi mu. Hal yang bisa kami katakan selanjutnya adalah, jangan
membuat komitmen karena hal seperti itu. Bergantung pada party lain, karena
mereka mungkin akan membicarakan kesalahanmu terus menerus, itu mungkin akan membuatmu
merasa tertekan.”
“Haha, aku akan
berhati-hati.”
Entah kenapa perasaan sungguh-sungguh bisa dirasakan dari
perkataan Arad. Mungkin dia sudah mengalaminya sendiri.
“Pak tua Royl tidak
menyukai bangsawan. Meskipun tidak semua bangsawan, karena ada orang-orang yang
seperti itu juga, kau harus berhati-hati.”
“Baiklah.”
Shin membalas Barlux dengan senyum masam.
Sebenarnya, seperti novel dan anime yang sudah pernah dia
lihat, dia mengharapkan adanya bangsawan korup yang hanya ahli dalam mencari kesalahan
seseorang.
Shin masih belum bertemu dengan bangsawan di dunia ini.
Namun, orang yang memiliki kedudukan tinggi hanya memandang rendah kepada orang
lain, sering dijumpai.
Setelah itu, Shin mempelajari tentang beberapa etika lalu
pergi meninggalkan ruangan Barlux.
Saat dia kembali ke aula gedung, disana ada kerumunan di
pojok ruangan guild.
“Ya, tentu saja,
seperti yang sudah ku duga.”
Tidak perlu dikatakan lagi, pusat dari perhatian adalah
Schnee dan Tiera.
Dia sudah menduga akan berubah seperti ini jika dua orang
itu ditinggal sendiri.
“Hiss!!”
Yuzuha terdengar seperti mengancam.
Orang-orang disekitarnya, mungkin tidak tau kalau mereka
akan menjadi daging cincang ketika Yuzuha terlibat.
Meski begitu, karena tidak menyenangkan jika ada korban
didalam guild, Shin mendekati kerumunan sebelum Yuzuha marah.
“Permisi. Tiera,
ayo.”
“Ah, iya!”
Schnee yang merasakan bahwa Shin sedang mendekat, mulai
berjalan dengan Tiera.
Apalagi, disaat itu, Schnee mengeluarkan sedikit tekanan
intimidasi. Dikalahkan oleh tekanan, orang-orang yang mengelilingi mereka
mundur beberapa langkah. Schnee dan lainnya
berjalan keluar melewati ruang yang dihasil dari tekanan intimidasi tadi, dan
keluar dari kerumunan.
Shin menyadari bahwa orang yang mengikuti dua orang itu
dengan mata mereka, juga memperhatikan dirinya. Shin merasakan tekanan yang
belum pernah dia rasakan di dunia nyata.
(Hari dimana aku
menerima tatapan semacam ini akhirnya datang juga.)
Jika dia sangat bodoh, dia mungkin tidak akan sadar dengan tatapan
cemburu mereka. Saat merasakan tekanan itu, Shin memiliki suasana yang tidak
bisa diungkapkan.
“Apa mereka mengajak
kalian untuk bergabung ke party?”
“Setengah dari mereka
adalah ajakan party, dan setengah lainnya hanyalah ajakan obrolan.”
“Trus kalian menerimanya?”
“Tidak.”
Penilaian dari Schnee, berbicara sambil membuat senyum ,
benar-benar tajam.
Matanya bahkan mengatakan tidak pantas untuk
dipertimbangkan.
“Untuk memiliki level
yang sama dengan Master, hampir tak ada seorangpun yang bisa seperti itu.”
Tiera berbicara penuh dengan kekaguman.
Memang dari awal, Schnee tidak pernah berpikir untuk
bergabung party lain selain Shin.
“Itu wajar saja.
Selain itu, bagaimana dengan pembicaraannya?”
Schnee bertanya.
“Untuk saat ini. Aku
sudah mendengar persoalannya. Sebelum aku menjelaskannya, ayo kita pergi ke
tempat lain. Disini sedikit...”
Ini bukanlah percakapan yang bisa dilakukan dalam situasi
jadi sorot perhatian orang.
Tujuan mereka adalah Bear Point Pavillion. Saat Shin tinggal
disana terakhir kali, dia telah memastikan bahwa ruangan kedap suaranya dapat
dipercaya.
◆◆◆◆
“Selamat Datang! Ara,
Shin-san. Lama tidak jumpa.”
“Iya sudah lama. Apa
ada 2 kamar kosong?”
“Kami memilikinya,
tapi... sebelum itu, kemarilah sebentar.”
“Hmm? Ah, ada apa?”
Si ‘Poster Girl’ Tsugumi, menarik Shin sampai mereka dekat
counter.
Dengan tatapan curiga, Tsugumi mulai berbicara dengan nada
rendah.
“Hei Hei, siapa
wanita-wanita cantik itu?! Ada banyak orang cantik diantara elf, tapi para
beast disampingmu itu, mereka berada di level yang berbeda!! Sihir macam apa
yang kau gunakan!?”
Sambil meneriaki dengan nada yang rendah, Tsugumi terus
berbicara tanpa henti.
Tsugumi, tanpa menggunakan apapun, sudah dibilang sebagai
wanita yang cantik. Namun, Schnee dan Tiera, dilihat dari sudut pandang
Tsugumi, mereka berada di level yang benar-benar berbeda.
“Banyak hal telah
terjadi dan aku tidak mengatakannya secara detail.”
“Eh~”
“Jangan hanya berkata
‘Eh’ padaku. Kau seharusnya tidak mencapuri urusan pelanggan.”
“Tapi, kau baru saja
menjadi petualang tidak lebih dari sebulan, bagaimana kau bisa bersama dengan
dua wanita cantik itu? Aku tidak khawatir atau apa, tapi ada sesuatu yang
salah.”
“Hei! Hei! Meski aku
paham dengan perasaanmu, ini tidak baik kau tau?”
“Tcuihー”
“Jangan merajuk!”
Apa karena kekurangan hiburan? Dia sepertinya sangat
menyukai cerita semacam ini.
Shin ataupun petualang lainnya, dia bisa berbicara tentang
cerita bahwa mereka saling bertemu secara kebetulan. Namun, ada keadaan tertentu untuk Shin dan Schnee, jadi
dia tidak bisa mengatakannya secara detail.
“*hah*, kupikir aku bisa mendengarkan cerita yang
menarik setelah sekian lama.”
“Jangan bercanda.”
Bertentangan dengan cara bicaranya, Shin begitu heran dengan keadaan Tsugumi saat
ini, dia tidak terlihat begitu kecewa.
Apa dia tidak memiliki motivasi untuk menanyai ini terus
menerus? Setelah Tsugumi kembali ke counter, dia menunggu pelanggan seperti
biasa lagi.
Shin menyewa satu kamar untuk dirinya, dan satu ruangan
dengan 2 tempat tidur terpisah untuk Schnee dan Tiera. Karena dia tidak tahu
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk besok, dia memberikan masing-masing
satu koin Jul Gold untuk sementara waktu. Dia juga meminta Tsugumi untuk memberitahuinya
jika waktunya mulai habis.
Ini adalah waktu yang sangat tepat jadi mereka makan siang,
lalu mereka berkumpul di kamar Schnee dan Tiera.
“―― dan seperti itulah apa telah mereka katakan padaku. Aku mungkin
akan bertarung dengannya.”
Saat dia berbicara tentang pembicaraanya dengan Barlux dan Arad,
Schnee mengangguk menandakan dia paham dengan situasinya.
“Jadi seperti itu.
Apa ada hal yang terjadi sebelum reuni kita?”
“Sebuah pedang
terbang ke istana kerajaan, apa yang
telah kau lakukan...”
“Aku tidak melakukan
itu karena aku suka, mengerti?”
“Kuu? Shin luar biasa~”
Tiera tercengang dan Yuzuha yang mungkin tidak memahaminya
dengan baik, memiringkan kepalanya.
“Berdasarkan dari apa
yang Shin katakan, hal yang mungkin untuk negara mengundang mu, apakah diundang
menjadi ksatria kerajaan atau tidak. Atau, ada kemungkinan sebaiknya kau akan
membuat lamaran pernikahan dengan bangsawan tinggi(seperti duke). "
“Aku mengerti tentang
ksatria kerajaan, tapi bagaimana dengan pernikahan?”
“Iya, Jika puteri
kedua mengetahui kekuatan Skull Face dengan akurat, dia seharusnya yakin bahwa
kemampuan Shin salah satu diantara peringkat
atas Chosen One. Karena kekuatan negara sebanding dengan banyaknya Chosen One,
aku menduga dia akan mencoba untuk
mendapatkan mu.”
“Setelah mendengar
cerita tentang puteri, bolehkah aku menolak pelamaran? Aku tidak bermaksud
untuk hal-hal seperti itu segera.”
Shin tidak memiliki keinginan untuk menjadi ksatria kerajaan
ataupun terikat dengan pernikahan.
Dan dia tidak punya motivasi untuk berbicara bagaimana cara untuk
menolak rencana semacam itu dan
seterusnya dari awal.
“Aku pikir itu tidak
akan masalah jika kau menolak untuk menjadi ksatria kerajaan. Lagi pula tidak
banyak orang yang menjadi Knights dari Petualang.”
“Apakah begitu?”
“Ada banyak orang
yang tidak suka terikat oleh peraturan. Dan juga, dilihat dari anggota party, karena
perekrutan adalah kerugian bagi mereka, jadi mereka menolak untuk melakukan itu.”
Orang-orang yang menjadi ksatria kerajaan dari petualang
adalah orang-orang yang suka menjalankan permintaan seorang diri dan orang yang
tidak bergabung ke dalam party sebagai anggota tetap.
“Dan sekarang, Shin
sedang ber party dengan kita, jadi jika kau membuat alasan, akan susah untuk
menolaknya.”
“Kemudian, masalahnya
sekarang adalah pernikahan ya? Sudah jelas kalau aku menolaknya tanpa alasan
yang bagus, maka hal-hal yang merepotkan akan datang ya.”
“Jika seperti itu,
haruskan aku berpura-pura menjadi tunangan mu?”
“Ah, aku bisa menjadi
orang yang sudah bertunangan dengan partnernya ya?”
Schnee menduga bahwa pertunangan tidak akan dilakukan ke
orang yang sudah bertunangan dengan orang lain.
Itu bukanlah hal yang buruk untuk digunakan sebagai alasan.
Meskipun, itu tidak menjamin bangsawan untuk menyerah dengan mudah.”
“Tidak masuk akal
untuk memaksa seperti itu begitu banyak, jadi itu akan menjadi kekalahan mereka jika
mereka melanjutkan untuk mendapatkan mu. Ini berlaku juga untuk Tiera, jika dia
berpura-pura, mereka paling tidak, tidak akan berpikir untuk menggoda dia
sebagai wanita mu.”
“Uhm... Aku?”
Tanya Tiera.
“Ara, kau tidak
menyukainya?”
“Tidak, jika itu
hanya pura-pura, aku baik-baik saja tapi...”
Jika itu hanya berpura-pura, Tiera juga baik-baik saja
dengan itu.
“Kuu! Kalau begitu
Yuzuha dan Shin bisa menjadi pasangan juga!!”
“Woi!, Yuzuha, tidak
seperti itu! Aku terbunuh oleh masyarakat!!”
Namun, saat Yuzuna mengumumkan percalonannya, sampai-sampai
dia berubah menjadi bentuk manusia (perempuan), karena takut ada
kesalahpahaman, Shin dengan cepat menghentikannya.
Lagipula, Yuzuha hanya bisa berubah menjadi mode loli, bukan
sosok wanita cantik yang menggairahkan dari era game. Untuk
bermain-main dengan loli bisa dianggap berada dijalan kebejatan.
“Saat ini hanya
berpura-pura, hanya berpura-pura. Ini tidak beneran, paham?”
“Kuu? Kau tidak bersetubuh
dengan Schnee?”
“Oi Oi! Kau tidak
boleh mengatakan hal seperti itu dengan penampilanmu saat ini!”
“Bbberrrr..setututu...!?
Kata yang tak terduga keluar dari mulut Yuzuha, Shin berada
di ujung akal sehatnya dan Schnee menjadi kaku.
Meski pengetahuan sebenarnya milik Yuzuha di segel, itu
tidaklah aneh untuk Yuzuha mengetahuinya. Namun, itu berbeda saat dalam bentuk
rubah kecil, saat kata semacam itu keluar dari bentuk gadis kecil, dia merasa
bahwa dia dalam masalah besar.”
Untuk kata ‘kawin/bersetubuh/eue/’, mungkin karena insting
hewan yang kuat .
Dan, selain Shin yang menyangkal dengan segala cara, wajah
Schnee dipenuhi dengan warna merah.
“Untuk saat ini, mari
kita tenangkan pikiran dulu.”
Meskipun Tiera yang berbicara, dia adalah orang yang paling
tenang dalam situasi itu.
tak sabar menunggu chapter shin berkerjasama dengan putri ke 2 , lalu apakah akan menikah ?
BalasHapusterimakasih updatenya
Eue :'v lanjut min..
BalasHapusnice yuzuha nice ..sayang gak ada wajah malu nya schnee :(
BalasHapusMudahan update secepatnya
BalasHapusMakasih banyak min ^^
BalasHapusTerima kasih dan semoga cepat update next nya
BalasHapusmin koreksi aja dikit "pak tua royl tidak menyukai bangsawan, meskipun tidak semua bangsawan bla bla bla bla" itu pas kata menyukai aku liat englisnya 'like' bisa juga diartikan 'seperti' jadinya "pak tua roy tidak seperti bangsawan lain"
BalasHapusthx for update min :3