The New Gate Volume 4 Chapter 2 Part 2 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Jumat, 15 September 2017

The New Gate Volume 4 Chapter 2 Part 2

Volume 4 Chapter 2 - Part 2

keesokan harinya.

Surat dari Barlux dan semua jenis perizinan diterima di penginapan, dan Shin telah selesai melakukan persiapan untuk panggilannya di istana.

Hasil dari pembicaraan antara Shin, Schnee dan Tiera, untuk saat ini, Shin harus pergi ke Istana Kerajaan untuk melihat sikap party lain. Jika dia menyampaikan bahwa dia memiliki party dan tunangan, pihak lain tidak menganggapnya luar biasa; Namun, dia tidak boleh ceroboh.

 “Kalau begitu, aku berangkat. Aku  tinggalkan Yuzuha padamu.”

 “Sampai jumpa lagi. Jika ada sesuatu, hubungi aku lewat Mind Talk.”

 “Kau harus menahan diri saat bertarung, karena akan buruk jika kau melukai sang puteri.”

 “Ini akan baik-baik saja.. aku rasa.”

 “Yang benar saja, kau harus benar-benar berhati-hati oke?”

Setelah melakukan salam perpisahan dengan Schnee dan Tiera, Shin pergi meninggalkan Bear Point Pavilion.

Karena party lain dari kerajaan, maka Shin menggunakan pakaian asli dari era game, pakaian formal dari Kalkia yang sekarang dinamai ‘Sacred Place’.

Kau mungkin bilang kalau ini terlihat seperti pakaian formal militer yang menggabungkan kepraktisan dan kemewahan; ini adalah item yang sangat luar biasa. Aksesorisnya tidak terlalu mahal dan ini dianggap sebagai satu set dengan pakaian.

Sebagian karena Kalkia adalah tempat awal mula, setelah memulai petualangan, seseorang dapat membelinya di toko senjata untuk pemula. Tentu saja, performanya sangat rendah.

Apa yang shin pakai adalah pakaian formal berwarna merah yang berhubungan dengan seorang kapten. Disamping itu, ada potongan baju yang berwarna biru yang berhubungan dengan wakil kapten dan pakaian rank rendah lain yang memiliki performa sedikit lebih rendah dibanding pakaian asli prajurit dan lainnya. Ketika item-item itu dikumpulkan, itu disebut sebagai satu set.

“Terus, apa yang akan terjadi sekarang?”

Saat memeriksa map yang muncul di tepi penglihatannya, Shin berhadapan dengan gerbang di dinding dalam.

Istana Raja berada di tengah kerajaan Bayreuth dan dikelilingi oleh rumah orang-orang kaya, seperti bangsawan, pedagang kaya dan sebagainya. Meski itu terlihat seperti perumahan yang biasa-biasa saja, sebuah dinding melingkar dibangun saat populasi meningkat, dan pemukiman dipisahkan kecuali untuk orang-orang yang memiliki status sosial tinggi.

Pembatas yang memisahkan pemukiman antara bangsawan dan orang biasa adalah dindin dalam yang Shin tuju. Karena dinding itu sebenarnya dinding luar, dinding itu dibangun dengan kokoh.  Apa disana ada pengguna sihir yang hebat? Tingkat penguatannya kelas atas.

Bagi Shin, dia hanya bisa berdoa bahwa hari dimana dinding dalam telah diserbu tidak akan pernah datang

 “Yaah.. Aku pikir itu tidak akan gagal disini.”

Saat dia berjalan, gerbang yang lebih kecil dari dinding luar masuk kedalam penglihatan Shin.

Sama seperti dinding luar, Dinding dalam juga memiliki gerbang selatan, utara, timur dan barat. Dan untuk keluar masuk pun akan ada pemeriksaan.

Ada banyak orang yang memiliki status sosial tinggi yang hidup disana dan orang yang memiliki kedudukan pasti, sampai tingkat tertentu dapat melewatinya tanpa pemeriksaan identitas.

Meskipun begitu, ada petualang rank D yang mencurigakan disana, dan jika tidak untuk permintaan yang dia terima, dia tidak akan membukakan gerbangnya. Di dalam surat yang telah datang dari Barlux pada pagi hari ini, ada izin untuk memasuki dinding dalam.

 “...Hmm, Masuk.”

Sang penjaga gerbang berbicara setelah dia membandingkan izin itu bergantian dengan dokumen lain.

Ketika perizinan telah diterima, Shin melangkahkan kakinya memasuki dinding dalam.

 “..Jadi ini area pemukiman kelas atas ya?”

Disini hampir tidak ada pejalan kaki. Orang-orang yang berjalan hanyalah maid jika dilihat dari pakaiannya. Kebanyakan orang berpergian menggunakan kereta kuda.  Tentu saja, disini tidak ada yang namanya toko dan sebagainya. Ini sangatlah sepi terasa seperti dia berada di negeri yang berbeda.

 (3,4,5,...8 Orang ya?)

Dalam perjalanannya menuju istana kerajaan, Shin merasakan tatapan yang diarahkan kepadanya.

Skill Hiding digunakan baik dari martial arts maupun sihir, Shin bergerak sekaligus memperhatikan sekitar dengan jarak tertentu. Warna yang muncul dalam map nya berwarna hijau, jadi mereka tidak terlihat ingin menjadi musuh untuk saat ini.

 “Tidak ada tanda-tanda pergerakan ya? Dari apa yang telah kudengar tentang sang puteri, aku punya perasaan kalau dia tidak akan berpikir untuk melakukan sesuatu seperti ini.”

Berdasarkan cerita dari Barlux, dia memiliki kesan bahwa sang puteri lebih suka datang langsung daripada bersembunyi dan memperhatikan.

Walaupun itu hanya pemikirannya, ada kemungkinan pasukan lain yang sedang bergerak.

 “...Ah, aku ingin pulang..”

Itu adalah perasaan Shin yang sebenarnya.

Meskipun dia tidak bisa kembali sekarang karena sudah datang sejauh ini, dia tidak menyukai hal yang tidak menyenangkan. Dengan membulatkan tekad, Shin melangkah maju menuju istana kerajaan.

 “Permisi, Aku mendapat panggilan dari tuan puteri kedua jadi aku datang kesini. Bisakah kau memperbolehkan aku untuk lewat?”

 “Aku sudah mendengar beritanya. Tolong tunjukkan surat izin mu.”

Shin berbicara dengan penjaga istana, yang sedang berjaga di gerbang istana untuk mendapakan izin untuk masuk.

Dan untuk ceritanya, sepertinya itu sudah beredar dengan baik. Sang penjaga gerbang memeriksa surat izin Shin yang dia terima dari Barlux lagi dan  membawanya ke ruang penjaga yang berada disamping gerbang. Sepertinya si penjaga gerbang tidak ingin membuka gerbang untuk Shin.

 “Aku akan memanggil pengantar sekarang. Tolong tunggu sebentar.”

 “Baiklah.”

Karena dia tidak tau mau melakukan apa, dia hanya melihat-lihat sekeliling untuk menghabiskan waktu..

Jalannya diperpanjang sampai kedalam instana. Seseorang dapat keluar dari kereta kuda didalam tanpa takut basah karena hujan.

Setelah menunggu sebentar, dia melihat se ekor kuda datang ke arahnya. seseorang dengan armor berwarna merah yang mengendalikannya. Orang itu menghentikan kudanya didepan Shin dan turun dari kudanya.

 “Maaf. Apakah kau Shin si petualang, benar??”

 “Yap, Aku Shin. Dan Kamu...”

 “Aku Gadras Jarre. Aku sudah diberi perintah oleh puteri Rionne untuk menyambutmu. Aku akan menjadi orang yang mengantarmu, jadi ikuti aku.”

 “Baiklah.”

Shin mengangguk dan mengikuti Gadras.

Saat Shin berjalan, dia memeriksa stat milik Gardras.

――――Gadras Jarre   Level 188   Dark Knight

Level 188. Shin ingat dengan tinggi level itu. Dia mendengarnya saat pertama kali bertemu dengan Barlux, ‘Pemimpin Knight’ mungkin dia.

Dan untuk job utama Gadras, yaitu Dark Knight adalah salah satu job lanjutan yang berasal dari Knight. Apalagi, armor yang di pakai adalah kelas terendah dari Unique , yaitu Scale Horn Armor. Pakaian yang membutuhkan syarat stat dan level tertentu, dan  sedikit aura keberanian terpancarkan dari armor tersebut.

Tidak peduli berapa banyak Shin dihormati sebagai Chosen One kelas atas, dia tidak bisa berhenti berpikir mengapa seseorang yang dianggap sebagai bagian dari kekuatan terkuat kerajaan harus datang untuk menjemputnya.

Apa mereka ingin secara tidak langsung menyampaikan bahwa dia memang pantas untuk mendapatkanya?

Atau karena prajurit biasa tidak bisa menanganinya jika dia berbuat onar?

Mustahil bagi Shin yang tidak terbiasa dengan orang semacam ini untuk membaca pemikiran dari para bangsawan kerajaan.

Shin mengikuti Gadras dengan patuh, tapi entah mengapa mereka tidak melewati siapapun.

 “Kau, apa kau benar-benar seorang keturunan bangsawan dari suatu tempat?”

Gadras menanyakan sesuatu yang tidak disangka-sangka.

 “Tidak, aku hanyalah orang biasa yang bisa kau cari dimana saja...”

Jika Schnee dan yang lain mendengar itu dari Shin, ‘Apa kau memiliki hak untuk berkata seperti itu?’ mungkin jawaban itu yang akan dia dapat.

 “Apa itu benar? Kalau begitu, panggil aku Gadras saja. Aku menjadi Knight dari seorang petualang, jadi untuk menjadi rendah hati tidak sesuai dengan sifatku.

 “Baiklah, Kalau begitu akan ku panggil Gadras-san.”

 “Yah, Aku pikir itu tidak apa-apa. Mari kembali ke topik utama kita. Saat aku dipanggil ke istana untuk pertama kalinya, mereka terkejut dengan armor ku. Sebagai seorang petualang yang dibesarkan sebagai orang biasa, kau harus memperhartikan pakaianmu dengan baik. Ada banyak orang bodoh diluar sana, jadi pakaianmu dapat menyebabkan kesalahpahaman.

Sepertinya tidak perlu datang berpakaian formal.

 ‘Apa aku berbuat kesalahan?’ Pikir Shin, tapi memutuskan untuk mengacuhkan saran Barlux untuk saat ini.

 “Itu karena aku dengar dari guild master bahwa kamu harus menjaga pakaianmu rapi. Sebenarnya, aku khawatir jika ini baik-baik saja.”

 “Yea... Bukan hal yang buruk untuk memilih pakaian menurut tempat yang dituju. Dan aku pikir itu lebih bagus.”

 “Karena ini pertama kalinya aku datang ke istana, jadinya aku terburu-buru saat persiapan.”

Saat mereka berjalan sambil bertukar kata, Gadras berhenti di depan pintu. Saat Shin melihat pintu itu, dia menyadari kelas dari ornament di pintu tersebut sangatlah berbeda dengan yang lain.

 “Puteri Rionne ada disini.  Kau tidak perlu merasa tegang juga, karena puteri kedua bukanlah orang yang suka dengan formalitas dari seorang petualang.”

 “Aku akan melakukan yang terbaik.”

Gadras mengetuk pintu dan melaporkan bahwa Shin telah tiba.

Tidak lama kemudian, pintunya terbuka dari dalam. Saat Gadras dan Shin masuk kedalam, pintu langsung ditutup.

Shin membayangkan bahwa yang membuka dan menutup pintu adalah seorang maid, tetapi kenyataannya yang membuka dan menutup pintu adalah seorang Knight laki-laki.

――――Feyzel Adith   Level 172   Paladin

Untuk penampilannya, dia terlihat orang yang sedikit temperamental dengan rambut pirang dan matanya yang berwarna biru. Job utamanya adalah Paladin. Orang ini mungkin Chosen One juga.

Tentang hal itu, Wilhelm juga pernah berkata ada lebih banyak Chosen One daripada yang di umumkan oleh publik.

Karena dia tidak bisa menatap seorang laki-laki terlalu lama, dia mengalihkan pandangannya ke depan.

Disana ada meja dan kursi yang megah di tengah-tengah ruangan. Seorang wanita cantik sedang duduk di kursi tersebut. Rambut emas halus diikat dibelakang kepalanya (ponytail), tapi rambutnya masih saja sampai ke punggungnya.  Matanya yang merah padam seperti ruby, menatap ke Shin. Penampilannya pun terlihat cantik, bahkan sebagian darinya terlihat seperti dapat  menyaingannya Tiera.

Hanya bagian pakaiannya saja yang terlihat jauh dari sosok puteri raja. Untuk bagian atas tubuhnya, armor tipe kulit menutupi dari bagian dada nya hingga perutnya. Sebagai tambahan, jaket berwarna putih dipakai setelah armornya. Dan untuk bagian bawahnya, hot pant berwarna merah dan sepatu bot hingga lutut dengan warna yang sama.



Dan untuk Jaketnya, karena tidak memiliki kancing, Shin dapat melihat dengan jelas belahan dada yang mengintip dari jaketnya. Ini benar-benar berbeda dengan puteri apa yang ia bayangkan.

――――Rionne Strail Bayreuth   Level 230   Magic Swordswoman

Walaupun nama dan levelnya muncul, Shin tahu bahwa kecuali dia, Puteri Rionne adalah yang terkuat di ruangan ini terlihat dari aura yang dia pancarkan.

Shin mengira dia mungkin memakai pakaian itu untuk pertarungan. Kelihatannya, pertarungannya dengan puteri kedua Rionne tidak dapat dihindari.

 “Terima kasih sudah datang. Aku adalah Rionne Strail Bayreuth, puteri kedua kerajaan ini.”

 “Saya Shin, seorang Petualang. Terima kasih sudah mengundang saya kesini.”

Shin membungkuk kan kepalanya saat memperkenalkan dirinya.

 “Ah, maafkan aku! Ini malah berubah menjadi pembicaraan yang serius. Aku benar-benar tidak peduli dengan etika, jadi kau tidak perlu khawatir dengan status. Tak perlu sungkan untuk memanggilku dengan  Rionne.”

 “...Kalau begitu, Rionne-sama....”

Meski Shin beripikir ‘bukankah itu buruk?’ untuk seorang puteri tidak peduli dengan kesopanan, tetapi tetap saja, Shin tidak mengatakannya.

Karena dia sering terlihat di daeah pusat kota, aktifitasnya sebagai puteri akan membuat para petualang malu,. ‘Jadi ada hal yang seperti itu’ gumam Shin.

Kecantikannya memamg pantas disebut sebagai seorang puteri, tapi dia tidak memancarkan martabat dari seorang anggota kerajaan. Apakah ini baik-baik saja untuk keluarga kerajaan? Sepertinya pendapat orang bisa berbeda-beda untuk masalah ini.

 “Tuan Puteri,  saya tidak akan melakukan itu di pertemuan pertama. Itu akan membuat kesalahpahaman.”

(Tlor note: Untuk seorang laki-laki memanggil perempuan dengan nama pertamanya biasanya dilakukan oleh orang yang punya hubungan tertentu. Gak baru ketemu langsung bilang nama pertamanya.)

 “Dia adalah orang yang suatu saat nanti mungkin akan bertarung bersama sebagai rekan kita. Bukankah ini lebih baik daripada membuat dinding diantara kita karena aku berasal dari keluarga kerajaan?”

 “...Shin, sayang sekali, ya beginilah sang puteri. Tolong jangan khawatirkan tentang statusmu dan bersikaplah seperti biasa.”

 “Ya.. Akan aku usahakan.. mungkin?”

Shin berpikir ‘Dibandingkan puteri, dia seharusnya dipanggil sebagai petualang yang suka bergaul.”

Nada bicara Gadras juga, entah mengapa berubah menjadi sedikit tidak formal. Ternyata, ini kebiasan mereka untuk berbicara antara tuan dan bawahannya.

Saat Shin melihat dengan sekilas ke Feyzel, sambil merasa bingung, dia melihat lelaki yang berdiri tegak seakan berkata ‘Ini tidak ada urusannya dengan ku’.

 “Um, untuk sekarang,  Saya ingin tahu alasan mengapa saya dipanggil...”

 “Muu! Kau tidak perlu menggunakan bahasa formal, kau tahu?..”

 “Yah.. untuk beberapa alasan, itu agak..”

Hanya karena orang yang bersangkutan mengizinkannya, itu tidak berarti orang-orang disekitarnya menerimanya dengan cara yang sama.

Walaupun sang puteri tidak memiliki niat buruk, karena ada pengamat disana, akan menjadi masalah untuk dia jika seseorang mengatakan bahwa dia bertingkah terlalu akrab dengannya.

 “Ya baiklah kalau Shin sudah berkata seperti itu. Sekarang, alasanku untuk mengundangmu hari ini, mungkin kau sudah mendengarnya dari Barlux, masalah tentang Skull Face. Skull Face satu ini ber level 359 dan memegang ini.”

Ketika dia mengatakan itu, Rionne membuka peti besar yang berada dibawah kakinya.

 ‘Bukankah itu tugas untuk maid?’ apa yang Shin pikirkan, tapi sangat disayangkan, tidak ada satupun maid di ruangan ini. Kebetulan, teh bahkan tidak disiapkan.

Apa yang Rionne keluarkan adalah greatsword, pedang yang dibawa oleh Skull Face yang telah dikalahkan oleh Shin sebelumnya. Itu seharusnya terlalu berat untuk wanita, tapi Rionne mengangkatnya dengan satu tangan dengan mudahnya..

 “...Tentu saja itu senjata milik Skull Face waktu itu. Aku ingat dekorasi dan aura yang menyelimuti pedangnya.”

Karena lawannya cukup berkesan, dia juga mengingat senjatanya dengan baik. Diam-diam, dia mengaktifkan skill Appraisalnya, yang dia lupa pada waktu pertarungan. Untuk pertama kalinya disini, Shin mengetahui bahwa greatsword itu memiliki kelas Legend.  Disitu ada tulisan yang sepertinya dibaca ‘Muspelm’.

 “Yap, Skull Face itu memiliki Skill yang hebat, aku ingat?”

 “Benar sekali. Jika pedangku sedikit lebih jelek, aku pikir aku tidak berbuat apa-apa kecuali melarikan diri.”

 “Itu dapat bertahan melawan greatsword ini yang setara dengan pedang pusaka negara,  Wazamono, ya?”

Rionne mungkin sudah mendengar cerita tentang bagaimana pedang Several Stroke, yang Shin pakai saat itu, hanya tinggal gagang pedangnya saja.

Untuk Muspelm, pedang ini memiliki panjang 2 mels dengan pedang yang tebal. Jika pedang lain yang tidak sebagus Wazamono, tidak akan mungkin bisa untuk saling hantam secara langsung.

 “Aku mendapatkan katana ini secara kebetulan dalam perjalananku. Aku pikir performanya paling tidak berada di kelas Rare.”

Sebenarnya, itu hanyalah katana kelas Normal, tapi Shin berbohong karena dia tidak tau nilai pedang tertinggi di dunia ini.

Untuk masalah bisa atau tidak untuk kelas Rare saling hantam dengan Muspelm, seharusnya bisa dipercaya karena pedangnya berakhir dengan kerusakan dari kekuatan yang berlebihan.

 “Jadi kau menggunakan pedang biasa ya Shin?”

 “Tidak, aku menerima permintaan pengawal menuju Beirun belum lama ini dan kami membunuh beberapa bandit dalam perjalanan. Karena salah satu bandit itu menggunakan Magic Sword sebagai senjata, aku menggunakannya sekarang.”

Untuk barang yang dibawa para bandit, hak nya akan otomatis berpindah kepada siapapun yang membunuh mereka.

Karena mungkin saja senjatanya saat ini akan diperiksa, dia menggunakan alasan itu untuk menambahkan kepercayaan kedalam ceritanya.”

 “Baiklah. Jika itu Magic Sword, maka itu akan menjadi cocok untukmu.”

 “bagus jika begitu. Tapi aku hampir tidak pernah menggunakannya setelah aku mendapatkannya, jadi aku tidak bisa mengatakannya dengan pasti.”

 “Kau bisa menggunakannya kan?”

 “Mungkin.”

Benar, ini adalah alur pembicaraan yang biasanya berakhir dengan pertarungan.

Shin mengobrol dengan Rionne sambil memikirkan itu. Pedang dari monster, sebagai tambahan, skill monsterMeski arus pembicaraan ini normal, jika bersangkutan dengan pertarungan terus berlanjut, sudah jelas kalau hasil akhirnya akan menjadi “Ayo bertarung.”

 “Fumu..”

 “………?”

Terhadap harapannya, Rionne yang mengangguk sekali, terdiam.

Dan untuk Shin, dia memiliki keputusan yang ragu-ragu ‘Apa yang harus aku lakukan?’

 “Humm?, Ada yang salah?”

 “Tidak, kau memang berbeda , Shin.”

 “Berbeda?”

Shin tidak bisa menebak kemana alur pembicaraan ini, jadi Shin mengulangi pertanyaannya lagi.

 “Petualang yang tiba-tiba menonjol seperti dirimu, biasanya adalah Chosen Ones. Meski Gadras juga seperti itu, saat dinilai bahwa kemampuannya masuk dalam kelas atas, biasanya dia akan di undang ke istana kerajaan.”

 “Ya, itu masuk akal.”

 “Namun, ada grup yang menggunakan Chosen One untuk berusaha melakukan pembunuhan dari dalam.”

 “...Itu juga berbahaya kan?”

Shin ingin bertanya ‘Kalau begitu, apa baik-baik saja untuk saya bertemu dengan tuan puteri?’

Tapi,  dia tidak mengatakannya karena sang puteri belum selesai dengan ceritanya.

 “Meski aku memiliki kecurigaan kepadamu, aku pikir itu mungkin akan baik-baik saja.”

 “Eh? Aku tidak ingat mengatakan sesuatu yang membebaskan saya dari keraguan sekalipun.”

 “Tentu saja, itu karena intuisiku.”

 “Ehh...!”

Nada datar keluar tanpa disengaja.

Itu juga sudah tidak bisa terbendung lagi.  Shin tidak pernah mendengar seseorang menyatakan bahwa seseorang dapat atau tidaknya membahayakan negara berdasarkan intuisi. Apa yang akan dia lakukan jika itu tidak bekerja?

 “Ah, Kau mengeluarkan nada seperti itu!”

 “Ya mau bagaimana lagi. Bahkan jika seperti ini, orang tidak akan yakin oleh hal seperti itu karena tidak ada bukti nyata.”

 “Tidak masalah. Aku memiliki Skill Intuition. Aku terlahir dengan intuisi yang tidak pernah salah. Selain itu, walaupun aku berpenampilan seperti ini, aku adalah salah satu dari puteri kerajaan ini. Aku telah mengembangkan keahlianku untuk menilai karakter seseorang!.”

Dengan senyuman, perkataan Rionne didengar oleh Shin dan dia berusaha untuk mengingat efek untuk Intuition.

seharusnya hanyalah Skill Battle Support. Jika itu hal lain, dia memiliki firasat bahwa yang pas adalah intuisi seorang wanita.

 (Mungkinkah Intuition dapat memperkuat intuisi wanita?)

Shin tanpa disadarai membayangkah hal semacam itu.

 “Kau bisa mengatakan bahwa faktor terbesar adalah karena kau memegang surat pengenal dari Tsuki no Hokora.”

 “Benar...”

Dalam situasi seperti ini, ini adalah identifikasi yang paling kuat.

 “Surat pengenal mustahil untuk direplika dan Schnee-dono tidak akan pernah memberikannya ke grup yang merencanakan pembunuhan. Dan untuk seseorang yang membawa surat pengenal, hampir semuanya memiliki kekuatan yang tidak biasa. Oleh karena itu, cerita tentang seseorang yang surat pengenalnya dicuri tidak pernah terdengar hingga hari ini. Jadi, itulah yang menjadi pembuktian terakhir.”

 “Jadi seperti itu, kalau begitu apa pertanyaan utamanya?”

 “Kalau sudah seperti ini. Akan kukatakan tanpa basa-basi. Aku ingin kau bertarung dengan ku!”

 “Bukan itu, Tuan Puteri! Kau seharusnya mengatakan ke dia tentang pelayanan negeri!”

Gadras segera menginterupsi Rionne yang sedang menantang pertarungan ke Shin.

Entah mengapa, ini tidak sesuai dengan apa yang mereka diskusikan sebelumnya.

 “Apa yang kamu bicarakan Gadras? Lagipula, untuk keahlian sebenarnya, bagaimana aku bisa menilai dengan akurat jika kita tidak saling beradu pedang?”

 “Walaupun kau sangat menginginkan, kau bisa menunggu sedikit lebih lama sebelum mengatakannya. Puteri macam apa yang menantang seorang petualang dengan cara ‘Bertarung dengan ku!’?”

 “bertingkah seperti seorang putri adalah tugas kakak ku!”

 “T-Tugas...”

Gadras terlihat kesusahan.

 “Karena ini keinginan puteri, aku tidak ingin menolak, tapi jika itu mungkin aku ingin meminta senjata yang akan digunakan untuk pelatihan.”

Meskipun senjata Shin tidaklah jelek, namun, Shin tidak tau berapa lama dia dapat mengikutinya menggunakan senjata kelas  Legend.

 “Oke, aku mengerti. Aku akan meminjamkanmu senjata yang digunakan oleh ksatria kami. Tidak masalah jika kau menghancurkannya kok.”

 “Baiklah, tidak apa-apa. Meskipun, aku ingin kau memaafkanku jika pedang itu hancur ditengah pertarungan.

Saat mengatakan itu, Shin menjaga rahasia tentang betapa bahayanya item yang berada di Item Box nya.

 “Kalau begitu, ayo kita ke tempat pelatihan sekarang.”

Sang Puteri mulai berjalan dengan penuh kemenangan.

Kebalikan dengan sifatnya, dia berjalan dengan elegan tanpa henti. Jika seseorang melihat jalannya, semua orang akan berpikir dia memiliki sifat yang anggun.

Tanpa membawa peti besar, dia memegang Muspelm dengan satu tangan.

 “Tuan Puteri...”

 “...Itu berat kan?”

 “Kau mengetahuinya?”

Shin merasa bersalah untuk Gadras yang menurunkan bahunya.

◆◆◆◆

Sesaat setelah Shin dan yang lain meninggalkan ruangan.

Feyzel, yang masih berada di ruangan, melepaskan ketegangan yang berada di bahunya saat dia merasakan kehadiran Shin dan yang lain pergi.

Dia terlihat tegang dan sebelum dia menyadarinya, dia merasa otot nya menjadi sedikit kaku. Dia mengambil nafas panjang dan merasa lebih baik setelah mengambil sedikit istirahat.

 “Aku lelah sekali.”

Selain dari Feyzel, suara laki-laki tiba-tiba bergema melewati ruang yang seharusnya tidak ada orang lain.

 “Iya, pastinya.”

Feyzel, orang yang memulai pembicaraan, membalas tanpa terkejut. Pemilik dari suara tersebut adalah teman Feyzel.

 “Kau merasa gugup dengan pihak tersebut ?”

 “Yea, seperti yang diharapkan dari seseorang yang membawa surat pengenal.”

Senyum kecil muncul sebagai jawaban Feyzal.

Peran Feyzal adalah untuk mengambil informasi pihak lain dengan skill miliknya.

 “Kau melihatnya kan?”

 “Aku melihatnya. Tapi, mungkin statnya dipalsukan.”

Orang itu adalah orang yang paling abnormal diantara orang-orang yang pernah datang sejauh ini. Feyzel melanjutkan, dan menunggu jawaban dari pemilik suara tadi.

 “Sampai tingkat itu?”

 “Aku yakin dengan itu. Orang itu, yang bernama Shin, memiliki level 200. Jobnya Samurai. Namun, jika aku mengatakan kesanku saat kami saling bertemu, aku harus menulis ulang informasinya.”

Feyzel adalah seorang Chosen One yang berspesialis dalam menemukan keahlian pihak lain, oleh karena itu dia sangat yakin dengan itu.

Rionne dan Gadras tidak menyadari keahlian milik Shin,Tapi Feyzel merasakan dengan jelas percikan-percikan kekuatan keluar dari tubuhnya. Faktanya, jawaban yang benar adalah levelnya diatas dari apa yang ia nyatakan.

 “Meski aku gagal untuk mengambil informasi yang cukup, aku hanya bisa mengatakan ini. Dia kuat! Bahkan lebih kuat dari apa yang kita bayangkan.”

 “Karena kau mengatakan sampai seperti itu, aku harus melaporkan masalah ini kepada Raja.”

 “Tolong lakukan secepatnya. Aku akan selamat dari masalah jika kamu menyampaikannya. Dan juga, jangan buat masalah yang tidak diperlukan. Seperti apa yang kau lakukan kepada Wilhelm, jika kau membuat langkah bodoh, itu akan menjadi bencana. Paling tidak, aku tidak ingin bertarung dengannya.”

 “Baiklah. Tidak seharusnya memusuhi  kelas atas Chosen One.”

Diakhir kata tersebut, suara sudah tidak terdengar lagi.

Sepertinya, dia sudah pergi untuk melapor.

 “Baguslah! Aku ingin pulang sekarang!”

Aku merasa seperti sudah mati daripada hidup.

Sambil bergumam, Feyzel meninggalkan ruangan.

◆◆◆◆






5 komentar: