Volume 4 Chapter 2 - Part 2
keesokan harinya.
Surat dari Barlux dan semua jenis perizinan diterima di
penginapan, dan Shin telah selesai melakukan persiapan untuk panggilannya di
istana.
“Kalau begitu, aku
berangkat. Aku tinggalkan Yuzuha padamu.”
“Sampai jumpa lagi.
Jika ada sesuatu, hubungi aku lewat Mind Talk.”
“Kau harus menahan diri
saat bertarung, karena akan buruk jika kau melukai sang puteri.”
“Ini akan baik-baik
saja.. aku rasa.”
“Yang benar saja, kau
harus benar-benar berhati-hati oke?”
Setelah melakukan salam perpisahan dengan Schnee dan Tiera,
Shin pergi meninggalkan Bear Point Pavilion.
Karena party lain dari kerajaan, maka Shin menggunakan
pakaian asli dari era game, pakaian formal dari Kalkia yang sekarang dinamai
‘Sacred Place’.
Kau mungkin bilang kalau ini terlihat seperti pakaian formal
militer yang menggabungkan kepraktisan dan kemewahan; ini adalah item yang
sangat luar biasa. Aksesorisnya tidak terlalu mahal dan ini dianggap sebagai
satu set dengan pakaian.
Sebagian karena Kalkia adalah tempat awal mula, setelah
memulai petualangan, seseorang dapat membelinya di toko senjata untuk pemula.
Tentu saja, performanya sangat rendah.
Apa yang shin pakai adalah pakaian formal berwarna merah
yang berhubungan dengan seorang kapten. Disamping itu, ada potongan baju yang
berwarna biru yang berhubungan dengan wakil kapten dan pakaian rank rendah lain
yang memiliki performa sedikit lebih rendah dibanding pakaian asli prajurit dan
lainnya. Ketika item-item itu dikumpulkan, itu disebut sebagai satu set.
“Terus, apa yang akan terjadi sekarang?”
Saat memeriksa map yang muncul di tepi penglihatannya, Shin
berhadapan dengan gerbang di dinding dalam.
Istana Raja berada di tengah kerajaan Bayreuth dan
dikelilingi oleh rumah orang-orang kaya, seperti bangsawan, pedagang kaya dan
sebagainya. Meski itu terlihat seperti perumahan yang biasa-biasa saja, sebuah
dinding melingkar dibangun saat populasi meningkat, dan pemukiman dipisahkan
kecuali untuk orang-orang yang memiliki status sosial tinggi.
Pembatas yang memisahkan pemukiman antara bangsawan dan
orang biasa adalah dindin dalam yang Shin tuju. Karena dinding itu sebenarnya
dinding luar, dinding itu dibangun dengan kokoh. Apa disana ada pengguna sihir yang hebat? Tingkat
penguatannya kelas atas.
Bagi Shin, dia hanya bisa berdoa bahwa hari dimana dinding
dalam telah diserbu tidak akan pernah datang
“Yaah.. Aku pikir itu
tidak akan gagal disini.”
Saat dia berjalan, gerbang yang lebih kecil dari dinding
luar masuk kedalam penglihatan Shin.
Sama seperti dinding luar, Dinding dalam juga memiliki
gerbang selatan, utara, timur dan barat. Dan untuk keluar masuk pun akan ada
pemeriksaan.
Ada banyak orang yang memiliki status sosial tinggi yang
hidup disana dan orang yang memiliki kedudukan pasti, sampai tingkat tertentu
dapat melewatinya tanpa pemeriksaan identitas.
Meskipun begitu, ada petualang rank D yang mencurigakan
disana, dan jika tidak untuk permintaan yang dia terima, dia tidak akan
membukakan gerbangnya. Di dalam surat yang telah datang dari Barlux pada pagi
hari ini, ada izin untuk memasuki dinding dalam.
“...Hmm, Masuk.”
Sang penjaga gerbang berbicara setelah dia membandingkan
izin itu bergantian dengan dokumen lain.
Ketika perizinan telah diterima, Shin melangkahkan kakinya
memasuki dinding dalam.
“..Jadi ini area
pemukiman kelas atas ya?”
Disini hampir tidak ada pejalan kaki. Orang-orang yang
berjalan hanyalah maid jika dilihat dari pakaiannya. Kebanyakan orang
berpergian menggunakan kereta kuda.
Tentu saja, disini tidak ada yang namanya toko dan sebagainya. Ini
sangatlah sepi terasa seperti dia berada di negeri yang berbeda.
(3,4,5,...8 Orang
ya?)
Dalam perjalanannya menuju istana kerajaan, Shin merasakan
tatapan yang diarahkan kepadanya.
Skill 【Hiding】
digunakan baik dari martial arts maupun sihir, Shin bergerak sekaligus memperhatikan
sekitar dengan jarak tertentu. Warna yang muncul dalam map nya berwarna hijau,
jadi mereka tidak terlihat ingin menjadi musuh untuk saat ini.
“Tidak ada
tanda-tanda pergerakan ya? Dari apa yang telah kudengar tentang sang puteri,
aku punya perasaan kalau dia tidak akan berpikir untuk melakukan sesuatu
seperti ini.”
Berdasarkan cerita dari Barlux, dia memiliki kesan bahwa sang
puteri lebih suka datang langsung daripada bersembunyi dan memperhatikan.
Walaupun itu hanya pemikirannya, ada kemungkinan pasukan
lain yang sedang bergerak.
“...Ah, aku ingin
pulang..”
Itu adalah perasaan Shin yang sebenarnya.
Meskipun dia tidak bisa kembali sekarang karena sudah datang
sejauh ini, dia tidak menyukai hal yang tidak menyenangkan. Dengan membulatkan
tekad, Shin melangkah maju menuju istana kerajaan.
“Permisi, Aku
mendapat panggilan dari tuan puteri kedua jadi aku datang kesini. Bisakah kau
memperbolehkan aku untuk lewat?”
“Aku sudah mendengar
beritanya. Tolong tunjukkan surat izin mu.”
Shin berbicara dengan penjaga istana, yang sedang berjaga di
gerbang istana untuk mendapakan izin untuk masuk.
Dan untuk ceritanya, sepertinya itu sudah beredar dengan baik.
Sang penjaga gerbang memeriksa surat izin Shin yang dia terima dari Barlux lagi
dan membawanya ke ruang penjaga yang
berada disamping gerbang. Sepertinya si penjaga gerbang tidak ingin membuka gerbang
untuk Shin.
“Aku akan memanggil
pengantar sekarang. Tolong tunggu sebentar.”
“Baiklah.”
Karena dia tidak tau mau melakukan apa, dia hanya
melihat-lihat sekeliling untuk menghabiskan waktu..
Jalannya diperpanjang sampai kedalam instana. Seseorang
dapat keluar dari kereta kuda didalam tanpa takut basah karena hujan.
Setelah menunggu sebentar, dia melihat se ekor kuda datang
ke arahnya. seseorang dengan armor berwarna merah yang mengendalikannya. Orang
itu menghentikan kudanya didepan Shin dan turun dari kudanya.
“Maaf. Apakah kau
Shin si petualang, benar??”
“Yap, Aku Shin. Dan
Kamu...”
“Aku Gadras Jarre.
Aku sudah diberi perintah oleh puteri Rionne untuk menyambutmu. Aku akan
menjadi orang yang mengantarmu, jadi ikuti aku.”
“Baiklah.”
Shin mengangguk dan mengikuti Gadras.
Saat Shin berjalan, dia memeriksa stat milik Gardras.
――――『Gadras Jarre Level 188
Dark Knight』
Level 188. Shin ingat dengan tinggi level itu. Dia
mendengarnya saat pertama kali bertemu dengan Barlux, ‘Pemimpin Knight’ mungkin
dia.
Dan untuk job utama Gadras, yaitu Dark Knight adalah salah
satu job lanjutan yang berasal dari Knight. Apalagi, armor yang di pakai adalah
kelas terendah dari 《Unique》 , yaitu Scale Horn Armor. Pakaian yang membutuhkan
syarat stat dan level tertentu, dan sedikit
aura keberanian terpancarkan dari armor tersebut.
Tidak peduli berapa banyak Shin dihormati sebagai Chosen One
kelas atas, dia tidak bisa berhenti berpikir mengapa seseorang yang dianggap
sebagai bagian dari kekuatan terkuat kerajaan harus datang untuk menjemputnya.
Apa mereka ingin secara tidak langsung menyampaikan bahwa
dia memang pantas untuk mendapatkanya?
Atau karena prajurit biasa tidak bisa menanganinya jika dia berbuat
onar?
Mustahil bagi Shin yang tidak terbiasa dengan orang semacam
ini untuk membaca pemikiran dari para bangsawan kerajaan.
Shin mengikuti Gadras dengan patuh, tapi entah mengapa
mereka tidak melewati siapapun.
“Kau, apa kau benar-benar
seorang keturunan bangsawan dari suatu tempat?”
Gadras menanyakan sesuatu yang tidak disangka-sangka.
“Tidak, aku hanyalah orang
biasa yang bisa kau cari dimana saja...”
Jika Schnee dan yang lain mendengar itu dari Shin, ‘Apa kau
memiliki hak untuk berkata seperti itu?’ mungkin jawaban itu yang akan dia
dapat.
“Apa itu benar? Kalau
begitu, panggil aku Gadras saja. Aku menjadi Knight dari seorang petualang, jadi
untuk menjadi rendah hati tidak sesuai dengan sifatku.
“Baiklah, Kalau
begitu akan ku panggil Gadras-san.”
“Yah, Aku pikir itu
tidak apa-apa. Mari kembali ke topik utama kita. Saat aku dipanggil ke istana
untuk pertama kalinya, mereka terkejut dengan armor ku. Sebagai seorang
petualang yang dibesarkan sebagai orang biasa, kau harus memperhartikan
pakaianmu dengan baik. Ada banyak orang bodoh diluar sana, jadi pakaianmu dapat
menyebabkan kesalahpahaman.
Sepertinya tidak perlu datang berpakaian formal.
‘Apa aku berbuat
kesalahan?’ Pikir Shin, tapi memutuskan untuk mengacuhkan saran Barlux untuk
saat ini.
“Itu karena aku dengar
dari guild master bahwa kamu harus menjaga pakaianmu rapi. Sebenarnya, aku
khawatir jika ini baik-baik saja.”
“Yea... Bukan hal
yang buruk untuk memilih pakaian menurut tempat yang dituju. Dan aku pikir itu
lebih bagus.”
“Karena ini pertama
kalinya aku datang ke istana, jadinya aku terburu-buru saat persiapan.”
Saat mereka berjalan sambil bertukar kata, Gadras berhenti
di depan pintu. Saat Shin melihat pintu itu, dia menyadari kelas dari ornament
di pintu tersebut sangatlah berbeda dengan yang lain.
“Puteri Rionne ada
disini. Kau tidak perlu merasa tegang
juga, karena puteri kedua bukanlah orang yang suka dengan formalitas dari
seorang petualang.”
“Aku akan melakukan
yang terbaik.”
Gadras mengetuk pintu dan melaporkan bahwa Shin telah tiba.
Tidak lama kemudian, pintunya terbuka dari dalam. Saat Gadras
dan Shin masuk kedalam, pintu langsung ditutup.
Shin membayangkan bahwa yang membuka dan menutup pintu
adalah seorang maid, tetapi kenyataannya yang membuka dan menutup pintu adalah
seorang Knight laki-laki.
――――『Feyzel Adith Level 172
Paladin』
Untuk penampilannya, dia terlihat orang yang sedikit
temperamental dengan rambut pirang dan matanya yang berwarna biru. Job utamanya
adalah Paladin. Orang ini mungkin Chosen One juga.
Tentang hal itu, Wilhelm juga pernah berkata ada lebih
banyak Chosen One daripada yang di umumkan oleh publik.
Karena dia tidak bisa menatap seorang laki-laki terlalu lama,
dia mengalihkan pandangannya ke depan.
Disana ada meja dan kursi yang megah di tengah-tengah
ruangan. Seorang wanita cantik sedang duduk di kursi tersebut. Rambut emas
halus diikat dibelakang kepalanya (ponytail), tapi rambutnya masih saja sampai
ke punggungnya. Matanya yang merah padam
seperti ruby, menatap ke Shin. Penampilannya pun terlihat cantik, bahkan
sebagian darinya terlihat seperti dapat menyaingannya
Tiera.
Hanya bagian pakaiannya saja yang terlihat jauh dari sosok
puteri raja. Untuk bagian atas tubuhnya, armor tipe kulit menutupi dari bagian
dada nya hingga perutnya. Sebagai tambahan, jaket berwarna putih dipakai
setelah armornya. Dan untuk bagian bawahnya, hot pant berwarna merah dan sepatu
bot hingga lutut dengan warna yang sama.
Dan
untuk Jaketnya, karena tidak memiliki kancing, Shin dapat melihat dengan jelas
belahan dada yang mengintip dari jaketnya. Ini benar-benar berbeda dengan
puteri apa yang ia bayangkan.
――――『Rionne Strail Bayreuth Level 230 Magic Swordswoman』
Walaupun
nama dan levelnya muncul, Shin tahu bahwa kecuali dia, Puteri Rionne adalah
yang terkuat di ruangan ini terlihat dari aura yang dia pancarkan.
Shin
mengira dia mungkin memakai pakaian itu untuk pertarungan. Kelihatannya,
pertarungannya dengan puteri kedua Rionne tidak dapat dihindari.
“Terima kasih sudah datang. Aku adalah Rionne
Strail Bayreuth, puteri kedua kerajaan ini.”
“Saya Shin, seorang Petualang. Terima kasih
sudah mengundang saya kesini.”
Shin
membungkuk kan kepalanya saat memperkenalkan dirinya.
“Ah, maafkan aku! Ini malah berubah menjadi
pembicaraan yang serius. Aku benar-benar tidak peduli dengan etika, jadi kau
tidak perlu khawatir dengan status. Tak perlu sungkan untuk memanggilku
dengan Rionne.”
“...Kalau begitu, Rionne-sama....”
Meski
Shin beripikir ‘bukankah itu buruk?’ untuk seorang puteri tidak peduli dengan kesopanan,
tetapi tetap saja, Shin tidak mengatakannya.
Karena
dia sering terlihat di daeah pusat kota, aktifitasnya sebagai puteri akan
membuat para petualang malu,. ‘Jadi ada hal yang seperti itu’ gumam Shin.
Kecantikannya
memamg pantas disebut sebagai seorang puteri, tapi dia tidak memancarkan martabat
dari seorang anggota kerajaan. Apakah ini baik-baik saja untuk keluarga
kerajaan? Sepertinya pendapat orang bisa berbeda-beda untuk masalah ini.
“Tuan Puteri,
saya tidak akan melakukan itu di pertemuan pertama. Itu akan membuat
kesalahpahaman.”
(Tlor
note: Untuk seorang laki-laki memanggil perempuan dengan nama pertamanya
biasanya dilakukan oleh orang yang punya hubungan tertentu. Gak baru ketemu
langsung bilang nama pertamanya.)
“Dia adalah orang yang suatu saat nanti
mungkin akan bertarung bersama sebagai rekan kita. Bukankah ini lebih baik
daripada membuat dinding diantara kita karena aku berasal dari keluarga
kerajaan?”
“...Shin, sayang sekali, ya beginilah sang puteri.
Tolong jangan khawatirkan tentang statusmu dan bersikaplah seperti biasa.”
“Ya.. Akan aku usahakan.. mungkin?”
Shin
berpikir ‘Dibandingkan puteri, dia seharusnya dipanggil sebagai petualang yang
suka bergaul.”
Nada
bicara Gadras juga, entah mengapa berubah menjadi sedikit tidak formal. Ternyata,
ini kebiasan mereka untuk berbicara antara tuan dan bawahannya.
Saat
Shin melihat dengan sekilas ke Feyzel, sambil merasa bingung, dia melihat
lelaki yang berdiri tegak seakan berkata ‘Ini tidak ada urusannya dengan ku’.
“Um, untuk sekarang, Saya ingin tahu alasan mengapa saya
dipanggil...”
“Muu! Kau tidak perlu menggunakan bahasa
formal, kau tahu?..”
“Yah.. untuk beberapa alasan, itu agak..”
Hanya
karena orang yang bersangkutan mengizinkannya, itu tidak berarti orang-orang
disekitarnya menerimanya dengan cara yang sama.
Walaupun
sang puteri tidak memiliki niat buruk, karena ada pengamat disana, akan menjadi
masalah untuk dia jika seseorang mengatakan bahwa dia bertingkah terlalu akrab
dengannya.
“Ya baiklah kalau Shin sudah berkata seperti
itu. Sekarang, alasanku untuk mengundangmu hari ini, mungkin kau sudah
mendengarnya dari Barlux, masalah tentang Skull Face. Skull Face satu ini ber
level 359 dan memegang ini.”
Ketika
dia mengatakan itu, Rionne membuka peti besar yang berada dibawah kakinya.
‘Bukankah itu tugas untuk maid?’ apa yang Shin
pikirkan, tapi sangat disayangkan, tidak ada satupun maid di ruangan ini.
Kebetulan, teh bahkan tidak disiapkan.
Apa
yang Rionne keluarkan adalah greatsword, pedang yang dibawa oleh Skull Face yang
telah dikalahkan oleh Shin sebelumnya. Itu seharusnya terlalu berat untuk
wanita, tapi Rionne mengangkatnya dengan satu tangan dengan mudahnya..
“...Tentu saja itu senjata milik Skull Face
waktu itu. Aku ingat dekorasi dan aura yang menyelimuti pedangnya.”
Karena
lawannya cukup berkesan, dia juga mengingat senjatanya dengan baik. Diam-diam,
dia mengaktifkan skill 【Appraisal】nya, yang dia lupa pada waktu
pertarungan. Untuk pertama kalinya disini, Shin mengetahui bahwa greatsword itu
memiliki kelas 《Legend》. Disitu ada tulisan yang sepertinya dibaca ‘Muspelm’.
“Yap, Skull Face itu memiliki Skill yang hebat,
aku ingat?”
“Benar sekali. Jika pedangku sedikit lebih
jelek, aku pikir aku tidak berbuat apa-apa kecuali melarikan diri.”
“Itu dapat bertahan melawan greatsword ini
yang setara dengan pedang pusaka negara, 『Wazamono』, ya?”
Rionne
mungkin sudah mendengar cerita tentang bagaimana pedang 『Several Stroke』,
yang Shin pakai saat itu, hanya tinggal gagang pedangnya saja.
Untuk
『Muspelm』, pedang
ini memiliki panjang 2 mels dengan pedang yang tebal. Jika pedang lain yang
tidak sebagus 『Wazamono』, tidak akan mungkin bisa untuk saling
hantam secara langsung.
“Aku mendapatkan katana ini secara kebetulan
dalam perjalananku. Aku pikir performanya paling tidak berada di kelas 《Rare》.”
Sebenarnya,
itu hanyalah katana kelas 《Normal》, tapi Shin berbohong karena dia
tidak tau nilai pedang tertinggi di dunia ini.
Untuk
masalah bisa atau tidak untuk kelas 《Rare》 saling hantam dengan 『Muspelm』, seharusnya
bisa dipercaya karena pedangnya berakhir dengan kerusakan dari kekuatan yang
berlebihan.
“Jadi kau menggunakan pedang biasa ya Shin?”
“Tidak, aku menerima permintaan pengawal
menuju Beirun belum lama ini dan kami membunuh beberapa bandit dalam
perjalanan. Karena salah satu bandit itu menggunakan Magic Sword sebagai senjata,
aku menggunakannya sekarang.”
Untuk
barang yang dibawa para bandit, hak nya akan otomatis berpindah kepada siapapun
yang membunuh mereka.
Karena
mungkin saja senjatanya saat ini akan diperiksa, dia menggunakan alasan itu
untuk menambahkan kepercayaan kedalam ceritanya.”
“Baiklah. Jika itu Magic Sword, maka itu akan
menjadi cocok untukmu.”
“bagus jika begitu. Tapi aku hampir tidak
pernah menggunakannya setelah aku mendapatkannya, jadi aku tidak bisa
mengatakannya dengan pasti.”
“Kau bisa menggunakannya kan?”
“Mungkin.”
Benar,
ini adalah alur pembicaraan yang biasanya berakhir dengan pertarungan.
Shin
mengobrol dengan Rionne sambil memikirkan itu. Pedang dari monster, sebagai
tambahan, skill monster—Meski arus
pembicaraan ini normal, jika bersangkutan dengan pertarungan terus berlanjut,
sudah jelas kalau hasil akhirnya akan menjadi “Ayo bertarung.”
“Fumu..”
“………?”
Terhadap
harapannya, Rionne yang mengangguk sekali, terdiam.
Dan
untuk Shin, dia memiliki keputusan yang ragu-ragu ‘Apa yang harus aku lakukan?’
“Humm?, Ada yang salah?”
“Tidak, kau memang berbeda , Shin.”
“Berbeda?”
Shin
tidak bisa menebak kemana alur pembicaraan ini, jadi Shin mengulangi pertanyaannya
lagi.
“Petualang yang tiba-tiba menonjol seperti
dirimu, biasanya adalah Chosen Ones. Meski Gadras juga seperti itu, saat dinilai
bahwa kemampuannya masuk dalam kelas atas, biasanya dia akan di undang ke
istana kerajaan.”
“Ya, itu masuk akal.”
“Namun, ada grup yang menggunakan Chosen One untuk
berusaha melakukan pembunuhan dari dalam.”
“...Itu juga berbahaya kan?”
Shin
ingin bertanya ‘Kalau begitu, apa baik-baik saja untuk saya bertemu dengan tuan
puteri?’
Tapi, dia tidak mengatakannya karena sang puteri
belum selesai dengan ceritanya.
“Meski aku memiliki kecurigaan kepadamu, aku
pikir itu mungkin akan baik-baik saja.”
“Eh? Aku tidak ingat mengatakan sesuatu yang
membebaskan saya dari keraguan sekalipun.”
“Tentu saja, itu karena intuisiku.”
“Ehh...!”
Nada
datar keluar tanpa disengaja.
Itu
juga sudah tidak bisa terbendung lagi. Shin tidak pernah mendengar seseorang
menyatakan bahwa seseorang dapat atau tidaknya membahayakan negara berdasarkan
intuisi. Apa yang akan dia lakukan jika itu tidak bekerja?
“Ah, Kau mengeluarkan nada seperti itu!”
“Ya mau bagaimana lagi. Bahkan jika seperti
ini, orang tidak akan yakin oleh hal seperti itu karena tidak ada bukti nyata.”
“Tidak masalah. Aku memiliki Skill 【Intuition】.
Aku terlahir dengan intuisi yang tidak pernah salah. Selain itu, walaupun aku
berpenampilan seperti ini, aku adalah salah satu dari puteri kerajaan ini. Aku
telah mengembangkan keahlianku untuk menilai karakter seseorang!.”
Dengan
senyuman, perkataan Rionne didengar oleh Shin dan dia berusaha untuk mengingat
efek untuk 【Intuition】.
seharusnya
hanyalah Skill Battle Support. Jika itu hal lain, dia memiliki firasat bahwa
yang pas adalah intuisi seorang wanita.
(Mungkinkah 【Intuition】 dapat memperkuat intuisi wanita?)
Shin
tanpa disadarai membayangkah hal semacam itu.
“Kau bisa mengatakan bahwa faktor terbesar
adalah karena kau memegang surat pengenal dari Tsuki no Hokora.”
“Benar...”
Dalam
situasi seperti ini, ini adalah identifikasi yang paling kuat.
“Surat pengenal mustahil untuk direplika dan
Schnee-dono tidak akan pernah memberikannya ke grup yang merencanakan
pembunuhan. Dan untuk seseorang yang membawa surat pengenal, hampir semuanya
memiliki kekuatan yang tidak biasa. Oleh karena itu, cerita tentang seseorang
yang surat pengenalnya dicuri tidak pernah terdengar hingga hari ini. Jadi,
itulah yang menjadi pembuktian terakhir.”
“Jadi seperti itu, kalau begitu apa pertanyaan
utamanya?”
“Kalau sudah seperti ini. Akan kukatakan tanpa
basa-basi. Aku ingin kau bertarung dengan ku!”
“Bukan itu, Tuan Puteri! Kau seharusnya
mengatakan ke dia tentang pelayanan negeri!”
Gadras
segera menginterupsi Rionne yang sedang menantang pertarungan ke Shin.
Entah
mengapa, ini tidak sesuai dengan apa yang mereka diskusikan sebelumnya.
“Apa yang kamu bicarakan Gadras? Lagipula,
untuk keahlian sebenarnya, bagaimana aku bisa menilai dengan akurat jika kita
tidak saling beradu pedang?”
“Walaupun kau sangat menginginkan, kau bisa
menunggu sedikit lebih lama sebelum mengatakannya. Puteri macam apa yang
menantang seorang petualang dengan cara ‘Bertarung dengan ku!’?”
“bertingkah seperti seorang putri adalah tugas
kakak ku!”
“T-Tugas...”
Gadras
terlihat kesusahan.
“Karena ini keinginan puteri, aku tidak ingin
menolak, tapi jika itu mungkin aku ingin meminta senjata yang akan digunakan
untuk pelatihan.”
Meskipun
senjata Shin tidaklah jelek, namun, Shin tidak tau berapa lama dia dapat
mengikutinya menggunakan senjata kelas 《Legend》.
“Oke, aku mengerti. Aku akan meminjamkanmu
senjata yang digunakan oleh ksatria kami. Tidak masalah jika kau
menghancurkannya kok.”
“Baiklah, tidak apa-apa. Meskipun, aku ingin
kau memaafkanku jika pedang itu hancur ditengah pertarungan.
Saat
mengatakan itu, Shin menjaga rahasia tentang betapa bahayanya item yang berada
di Item Box nya.
“Kalau begitu, ayo kita ke tempat pelatihan
sekarang.”
Sang
Puteri mulai berjalan dengan penuh kemenangan.
Kebalikan
dengan sifatnya, dia berjalan dengan elegan tanpa henti. Jika seseorang melihat
jalannya, semua orang akan berpikir dia memiliki sifat yang anggun.
Tanpa
membawa peti besar, dia memegang 『Muspelm』 dengan satu tangan.
“Tuan Puteri...”
“...Itu berat kan?”
“Kau mengetahuinya?”
Shin
merasa bersalah untuk Gadras yang menurunkan bahunya.
◆◆◆◆
Sesaat
setelah Shin dan yang lain meninggalkan ruangan.
Feyzel,
yang masih berada di ruangan, melepaskan ketegangan yang berada di bahunya saat
dia merasakan kehadiran Shin dan yang lain pergi.
Dia
terlihat tegang dan sebelum dia menyadarinya, dia merasa otot nya menjadi
sedikit kaku. Dia mengambil nafas panjang dan merasa lebih baik setelah
mengambil sedikit istirahat.
“Aku lelah sekali.”
Selain
dari Feyzel, suara laki-laki tiba-tiba bergema melewati ruang yang seharusnya
tidak ada orang lain.
“Iya, pastinya.”
Feyzel,
orang yang memulai pembicaraan, membalas tanpa terkejut. Pemilik dari suara
tersebut adalah teman Feyzel.
“Kau merasa gugup dengan pihak tersebut ?”
“Yea, seperti yang diharapkan dari seseorang
yang membawa surat pengenal.”
Senyum
kecil muncul sebagai jawaban Feyzal.
Peran
Feyzal adalah untuk mengambil informasi pihak lain dengan skill miliknya.
“Kau melihatnya kan?”
“Aku melihatnya. Tapi, mungkin statnya dipalsukan.”
Orang
itu adalah orang yang paling abnormal diantara orang-orang yang pernah datang
sejauh ini. Feyzel melanjutkan, dan menunggu jawaban dari pemilik suara tadi.
“Sampai tingkat itu?”
“Aku yakin dengan itu. Orang itu, yang bernama
Shin, memiliki level 200. Jobnya Samurai. Namun, jika aku mengatakan kesanku saat
kami saling bertemu, aku harus menulis ulang informasinya.”
Feyzel
adalah seorang Chosen One yang berspesialis dalam menemukan keahlian pihak
lain, oleh karena itu dia sangat yakin dengan itu.
Rionne
dan Gadras tidak menyadari keahlian milik Shin,Tapi Feyzel merasakan dengan jelas
percikan-percikan kekuatan keluar dari tubuhnya. Faktanya, jawaban yang benar
adalah levelnya diatas dari apa yang ia nyatakan.
“Meski aku gagal untuk mengambil informasi
yang cukup, aku hanya bisa mengatakan ini. Dia kuat! Bahkan lebih kuat dari apa
yang kita bayangkan.”
“Karena kau mengatakan sampai seperti itu, aku
harus melaporkan masalah ini kepada Raja.”
“Tolong lakukan secepatnya. Aku akan selamat
dari masalah jika kamu menyampaikannya. Dan juga, jangan buat masalah yang
tidak diperlukan. Seperti apa yang kau lakukan kepada Wilhelm, jika kau membuat
langkah bodoh, itu akan menjadi bencana. Paling tidak, aku tidak ingin
bertarung dengannya.”
“Baiklah. Tidak seharusnya memusuhi kelas atas Chosen One.”
Diakhir
kata tersebut, suara sudah tidak terdengar lagi.
Sepertinya,
dia sudah pergi untuk melapor.
“Baguslah! Aku ingin pulang sekarang!”
Aku
merasa seperti sudah mati daripada hidup.
Sambil
bergumam, Feyzel meninggalkan ruangan.
◆◆◆◆
mantap ! gag sabar liat battlenya
BalasHapusNanggung min...
BalasHapusMudahan secepatnya update 👍
BalasHapusmin lms kapan
BalasHapussankyu min apdetan nya ..ditunggu next apdetnya :) + pdf 2 - 3 juga kalo boleh :D
BalasHapus