The New Gate Volume 5 Chapter 2 Part 4 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Senin, 09 April 2018

The New Gate Volume 5 Chapter 2 Part 4



 Volume 5 Chapter 2 Part 3




 “Aku hanya mendengar ceritanya saja, tapi mereka benar-benar datang ya?”

 “Ada banyak orang yang memiliki banyak pengalaman tempur, seperti ibu ku dan ayah ku, mereka dapat membaca alur pertempuran hanya dengan intuisi mereka. Itu adalah perasaan yang belum aku mengerti sampe sekarang.”

Di depan mereka, mereka melihat gerombolan monster bergerak maju sambil merubuhkan pohon-pohon hutan. Jumlah monster begitu besar, hingga hutan berubah menjadi gelombang hitam.  Dengan cara dunia bekerja, monster-monster ini biasanya akan saling bermusuhan. Melihat hal itu, Tiera membicarakan hal-hal yang Shin bicarakan dan merasa hal itu menjadi kenyataan.

 “Kaede-chan, apa kau tahu monster tipe apa mereka dan berapa level mereka?”

 “Ya, tapi meski aku mengungkapkannya, aku bingung dengan semua monster yang bercampur, dan jujur saja, mereka tidak memiliki jenis. Bahkan level terkecil mereka adalah 200. Ada individu yang memiliki level 350, aku yakin dia pemimpinnya.”

 “Terima kasih. Aku akan menghubungi Shin dan Master, jadi tolong katakan padaku jika ada perubahan.”

 “Baiklah.”

Tiera mempercayakan Kaede untuk menjadi pengintai dan membuka ‘message card’. Grup 3 mulai bergerak ketika mereka menyebar di depan benteng. Tiera dengan cepat menulis informasi mengenai monster yang dia dengar dari Kaede dan mengirimkannya ke Shin dan Schnee.

Jika dalam keadaan dimana Shin dan yang lainnya tidak berada di dekat Tiera dan grup nya, dia disuruh untuk langsung menghubungi mereka jika ada monster yang datang.

 “Ini pasti cukup. Sekarang,  aku harus membuat pengalihan sampai Shin dan master datang.”

 “Aku akan membantu mu.”

 “Terima kasih. Meski aku mengatakan itu, Kaede-chan lebih kuat dari aku.”

 “Tidak, aku diajarkan bahwa kekuatan bukanlah segalanya, dan karena aku juga percaya dengan diriku sendiri, tolong tak usah sungkan untuk memberikan perintah.”

Apa ini pengaruh dari pendidikannya Shadow dan Holly? Kaede tidak memiliki sifat arogan walaupun stat nya lebih tinggi. Dikatakan bahwa kekuatan adalah keadilan, atau sesuatu seperti itu, tapi dia terbebas dari kesombongan yang biasanya dimiliki oleh Chosen One. Disisi lain, Kaede lebih terkesan dengan kemampuan Tiera yang dapat menahannya dengan stat orang normal. Meski Tiera tidak menyadarinya.

Meskipun stat Tiera rendah, karena dia telah menjalankan pelatihan dari Schnee selama 100 tahun, kemampuannya telah mencapai level expert. Selama pekerjaan mengawal, ketika dia membunuh bandit dengan 1 panah, hanya kemampuan persepsi elf nya dan skill memanah nya saja yang digunakan. Dia juga bertarung melawan monster diatas level 100 saat bepergian. Meski dia sendiri tidak menyadarinya, dia memiliki kekuatan untuk bertarung dengan imbang melawan kapten pasukan Knight jika dia serius. Apalagi, dia ditemani ‘divine beast’.

Dia awalnya adalah seorang Alchemist dan sekarang seorang Tamer. Tamer tidak unggul dalam kemampuan fisik, dan kemampuan mereka diputuskan bersama dengan partner mereka sebagai 1 set. Menurut logika, Tiera bisa dibilang lebih kuat dari Kaede.

Kaede tidak sebodoh itu untuk bersikap angkuh kepada Tiera.

 “Saat mereka sudah sedikit lebih dekat, aku akan menembak individu yang terlihat seperti pemimpin menggunakan busur ku. Setelah itu, aku tidak bisa melakukan hal lain selain terus menembakan panah.”

 “Apa kau bisa menembaknya dari sini?”

 “Aku bisa, entah mengapa, dengan senjataku dan bantuan Kagerou, aku merasa bisa melakukannya. Kali ini Yuzuha-chan juga ada disini. Bahkan jika aku punya Skill   Far Sight, aku tidak merasa seperti aku sangat dibutuhkan.”

 “Itu tidak benar, seseorang yang ditemani oleh ‘divine beast’ seperti mu sama sekali tidak buruk! Tiera-san juga lebih handal menggunakan busur dibanding instruktur di sekolah pelatihan.”

Orang lain mungkin akan berkata “Apa yang kau maksud?” ke Tiera yang sama sekali tidak menyadari kemampuannya sendiri. Biasanya ketika kemampuan seseorang itu rendah, tidak peduli berapa banyak bantuan yang dia dapat, hasilnya akan tetap rendah. Karena dia baru memulai latihan pertarungan nyata sejak meninggalkan Tsuki no Hokora dan berada disekitar Schnee terlalu lama, Tiera telah kehilangan akal sehat untuk mengukur kekuatan orang. Inilah yang memberikan kesan palsu tentang kekuatannya sendiri.

Apalagi, fakta bahwa Gaien dan Tsubaki yang melakukan permintaan mengawal bersama saat itu, juga memiliki kemampuan yang tidak sesuai dengan level dan peringkat mereka. Untuk membuat keadaan lebih buruk, beberapa hari yang lalu dia berlatih di tempat pelatihan, yang ditujukan hanya untuk petualang peringkat rendah yang mencoba mengalihkan perhatian mereka dari kecemasan mereka sendiri. Karena perubahan nasib yang aneh ini, Tiera belum bisa mengetahui kemampuannya sendiri dengan benar.

 “Semua orang bisa melakukan ini jika diberi waktu 100 tahun tau?”

 “Tentu, sudah pasti seperti itu jika kau berkata demikian.”

Tiera Lucent.

Seorang wanita yang menjadi perwujuan dari kalimat ‘Apa yang tidak membunuhmu membuatmu menjadi kuat’.

 “Sekarang waktunya!”

Melihat Tiera yang sudah siap dengan busurnya, Kaede juga mulai mempersiapkan Tehnik Jiwa nya.

Membalas perapalan Kaede, Bola yang mengeluarkan cahaya hijau zamrud muncul. Atribut Tehnik Jiwanya adalah angin. Itu adalah atribut yang dapat menyaingi tehnik jiwa beratribut air dan tanah. Bola hijau zamrud adalah sesuatu yang memvisualisasikan roh angin. Sebuah roh di dalam bola cahaya adalah hasil dari tehnik jiwa tingkat rendah. Ketika level skill meningkat, itu akan mengambil berbagai bentuk yang sesuai.

Kaede telah meminta perlindungan ilahi dari roh angin. Karena itu dapat meningkatkan kesempatan mengenai target dengan menggunakan serangan jarak jauh dan mengurangi kesempatan terkena serangan jarak jauh musuh, perlindungan ilahi dikatakan perlu digunakan untuk seseorang yang menggunakan busur.

 “Aku sudah memberikan perlindungan ilahi.”

 “Terima kasih”

Tiera,yang sedang berkonsentrasi menarik busur, berterimakasih dengan nada rendah.

Busur yang Tiera gunakan bukanlah busur kayu murni yang dulu dia gunakan sampai sekarang, dan sebagai gantinya busur yang sangat kuat dengan tambahan logam diseluruh bagiannya. Busur itu dibuat menggunakan kayu dari pohon sihir yang dikatakan sudah berumur ribuan tahun dan dicampur dengan mitril, yang memiliki afinitas yang bagus terhadap sihir. Busur itu sendiri diisi dengan kekuatan sihir yang sangat padat. Apa anak panah yang dia gunakan sudah diproses juga? Bagi Kaede, panah-panahnya menyerap kekuatan sihir dari busur itu.

Kagerou dan Yuzuha menggeram disamping Tiera yang sedang menarik busur. Pada saat bersamaan, Tiera sendiri mulai bersinar seperti dikelilingi oleh petir ungu.

 “――! ――――!”

Apa dia sedang berkonsentrasi? Tiera sepertinya tidak menyadari keadaan dirinya. Dia menahan napasnya sambil menarik busur agar tembakannya tidak melenceng dari sasaran.

Kemudian, pada saat bersamaan ketika serangan jarak jauh oleh pemanah dan penyihir dimulai, Tiera juga melepaskan semua kekuatan yang  sudah di isi ke busurnya.

 “Kya!”

Pada saat anak panah terlepas, angin yang sangat kuat berputar disekitar Tiera, menyebabkan Kaede mengeluarkan teriakan kecil. Itu adalah recoil dari kekuatan sihir yang telah difokuskan kedalam satu titik lalu dilepaskan.

Orang-orang yang tidak bisa menyerang dari jauh dan hanya bisa melihat Tiera dan yang lainnya, kehilangan keseimbangan mereka dan terjatuh karena angin yang tiba-tiba muncul. Banyak orang jatuh bukan karena angin biasa.

Melainkan karena mereka melihat tontonan saat anak panah dilepaskan.

 “Apa itu...”

Seseorang berkata, tapi semua orang memikirkan hal yang sama.

Apa yang telah ditembakan Tiera, apa itu benar-benar sebuah ‘anak panah’? Adegan itu yang mereka lihat membuat mereka ragu.

Anak panah yang ditembakkan dari busur itu sudah diberi kekuatan sihir, dan anak panah itu terbang beberapa kemel menuju monter dalam sekejap, meninggalkan cahaya dan kilatan petir keungu-unguan.

Jika Shin melihat ini, dia mungkin akan berkata, “ini laser”. Panah itu sangat cepat, seperti Sistem Skill Sihir : Tehnik Cahaya. Panah itu bergerak lurus, mengabaikan lintasan busur yang merupakan karakteristik seorang pemanah, bergerak menuju ‘Ogre Leader’ yang merupakan salah satu pemimpin monster. Saat panah itu menembus tanah, kilat petir keungu-unguan menyebar beberapa meter dan mengikis ‘Ogre Leader’ dan sekitarnya. Meski hanya satu anak panah yang ditembakkan, kerusakan areanya menyebabkan selusin monster mati termasuk pemimpinnya.

Monster seperti ‘Ogre Leader’ yang telah diserang Tiera hancur, hanya meninggalkan tangan dan kaki. Monster yang merupakan bawahannya melihat ini dan tampaknya sangat bingung dengan situasi yang tiba-tiba ini.

 “Um...Tiera-san, apa panah itu...”

 “Shin meminjamkan busur ini karena dia pikir aku sudah bisa menggunakannya sekarang... Tapi aku tidak mendengar akan ada banyak sekali kekuatan yang keluar saat aku menembaknya dengan serius!”

Dilihat dari nada Tiera, sepertinya tidak mengeluarkan banyak kekuatan saat dia berlatih. Sambil melihat busur yang dia pegang ditangannya, wajahnya menjadi kaku.

 “U-untuk saat ini, mari prioritaskan membunuh monster dulu! Aku pikir kau tidak perlu terlalu serius memikirkannya!”

 “Be-Benar! Aku akan menanyakannya nanti; sekarang waktunya untuk menahan monster yang ada di depan kita!”

Walaupun tembakan Tiera telah mengurangi moral monster dengan tembakan panahnya, jumlah monster hampir tidak berubah. Ketika mereka telah tenang, Tiera dan Kaede memutuskan untuk melanjutkan serangan mereka.

Orang-orang disekitar mereka juga kembali ketempat mereka saat mereka melihat keduanya bersiap-siap untuk melanjutkan serangan. Mereka mulai bergerak untuk melakukan hal-hal yang mereka pikir bisa mereka lakukan.

 “Ini dia, satu serangan lagi”

Satu serangan seperti kilapan cahaya sekali lagi ditembakan dari busur yang Tiera pegang. Seperti yang barusan terjadi, pemimpinnya hancur dan kerusuhan terjadi pada bawahannya.

Tapi, bahkan dengan kekuatan sebanyak itu, jika seseorang menghitung jumlah sihir dan waktu yang dibutuhkan untuk konsentrasi dan mengisi serangan, dia tidak dapat dengan cepat mengeluarkan serangan. Secara keseluruhan, kerusakan yang dia buat tidak sebanding dengan jumlah monster.

Selain itu, setelah beberapa tembakan, monster yang tersisa telah belajar untuk memprediksi serangan Tiera dan para pemimpin mulai mundur di luar jangkauan serang. Kemudian mereka hanya mengirimkan monster bahawannya ke Balmel.

 “Ugh, Maafkan aku, aku butuh istirahat sebentar.”

Setelah 10 tembakan, Tiera menurunkan busurnya dan duduk.

Dalam hal kekuatan, sudah wajar kalau semakin besar serangan, semakin besar juga tingkat konsumsi sihirnya. Walaupun memang mungkin untuk menembak tanpa menggunakan sihir, akan lebih baik untuk menunggu sihirnya pulih jika mempertimbangkan tingkat ke efesiensinya.

Sambil mengelus-elus Kagerou yang sedang melihat dengan cemas, Tiera mengambil obat sihir ‘ether’ dan mengkonsumsinya.  Tiera menelan cairan yang tidak berbau dan agak manis, dan mengalihkan penglihatannya ke medan tempur.

Di depan tatapan nya, dia melihat pasukan kuda dari grup 3 Balmel menyerang gerombolan monster sambil menerima dukungan dari pasukan pernyihir.

Pasukan Knight menyerbu ke area dimana monster yang masih dalam kekacauan dari pemboman Tiera. Monster-monster tidak bisa menahan serangan itu.

Yang menyerang adalah pasukan elit dari grup 3. Saat penyerangan mereka, monster-monster diinjak-injak berulang kali tanpa ada korban satupun. Jika kau melihat lebih dekat, sesuatu seperti selaput cahaya bisa dilihat melapisi Knight dan kuda mereka.

Divine Magic Art : Light of Mercy. Ini adalah salah satu art yang Tiera ingat. Awalnya itu adalah keahlian yang dimiliki priest, ini adalah perisai personal yang menyerap damage dari monster. Para Mage dan sejenisnya sering menggunakannya untuk menutupi kelemahan mereka dari pertahanan, ini dugunakan untuk menangkal serangan dadakan. tapi sekarang itu adalah art yang dipelajari banyak orang terlepas dari job mereka. Banyak prajurit berkuda yang kembali karena kehilangan selaput cahaya, kemudian para penyihir akan memberikan selaput cahaya lagi. Lagipula, Art tidak sekuat Skill.

 “Jika mereka kesini, aku akan bertarung juga!”

Saat mereka mendekat, Kaede merapalkan Tehnik Jiwa lagi. Roh berbagai ukuran terbang di udara,  kemudian peluru udara yang hampir medekati ukuran bola sepak menyebar ke gerombolan monster.

Ketika bola berbagai warna yang ada di udara mengenai target mereka, asap dengan jumlah banyak keluar. Kemudian, monster-monster yang terkena asap tersebut berhenti bergerak dan mulai bertingkah aneh seperti menyerang kawannya sendiri.

 “Aku mengerti, efek dari Wind of Interferencediperkuat oleh Tehnik Jiwa kan?”

 “Ya, meski aku tidak mengharapkan dapat menyakiti musuh, serangan ini pas untuk mengganggu musuh.” 

Wind of Interferenceadalah sihir yang berada di tingkat menengah Skill Sihir Tehnik Angin. Skill Sihir yang melibatkan penembakan peluru angin yang dapat memberikan status debuff acak kepada target; memiliki kemungkinan tinggi menyebabkan status abnormal, tapi kerusakan yang diberikan hampir tidak ada.

Alasan mengapa Kaede memilih melakukan itu, itu karena Shadow dan Holly yang berpengalaman dalam pertempuran skala besar selain ‘Flood’, telah mengajarinya untuk melakukan hal tersebut. Lebih dari serangan langsung dibutuhkan agar efektik ketika berhadapat dengan banyak lawan sekaligus menggunakan skill seperti racun, kelumpuhan, dan kebingungan adalah salah satu strategi yang mencegah pihak lain untuk menunjukkan kekuatan mereka sebagai sebuah kelompok.

Ada perbedaan besar dalam kekuatan antara kelompok terorganisir yang bertindak bersama secara sistematis  dan kelompok yang tidak pernah diorganisasikan atau menjadi tidak terorganisir. Wind of Interference digunakan untuk mencegah hal itu terjadi.

Monster-monster yang sudah datang mendekat, telah terganggu oleh kekacauan yang terjadi di dalam kelompok mereka. Monster-monster yang terkena lumpuh terjatuh dan terinjak-injak oleh monster yang ada dibelakang mereka. Monster yang terkena kebingungan menyerang kawan mereka dari belakang. Barisan depan, yang berdiri dalam satu garis lurus, mulai mengalami perubahan besar, membentuk celah antara monster yang masih melaju dan monster yang tertinggal di belakang.

Pasukan berkuda Balmel tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dan membunuh monster yang telah keluar dari barisan-barisan kecil.

 “Itulah Elite Balmel . Tapi...”

 “Ya, pada tingkat ini, itu akan buruk.”

Pergerakan Knight telah menunjukkan skill mereka. Tapi dalam jangka panjang, ada batasan dalam jumlah musuh yang pasukan berkuda, penyihir, serangan jarak jauh dapat kalahkan. Alasan untuk tidak mengirimkan prajurit yang berjalan kaki, itu karena mereka tau tinggal masalah waktu saja sebelum mereka tersapu oleh banyaknya jumlah monster.

 “Sekarang saatnya!”

 “Grue!”

Kagerou menjawab Tiera dengan mengaung. Tiera dan Kagerou berdiri menjauh dari arah datang monster. Tiera telah berjaga di sini untuk bersiap-siap jika monster bergerak ke tempat dimana tidak ada Chosen One.

Kagerou diharapkan dapat mendukung Tiera jika saatnya tiba.

 “Kuu! Kuu!”

 “Yuzuha-chan?”

Disamping Kagerou yang menatap musuh dengan berani, Yuzuha mengangkat kakinya dan bersuara. Dia seperti ingin berkata, “Yuzuha juga! Yuzuha juga!”

 “Okay, aku mengandalkmu juga Yuzuha-chan.”

 “Ku!”

 “Serahkan padaku!” Itulah yang Yuzuha katakan dengan suara yang ceria.

Meskipun Yuzuha masih jauh dari kekuatan penuhnya, level Yuzuha melebihi angka 400, dan karena ekornya sudah membelah menjadi 3, dia dapat menggunakan Tehnik Api dan Tehnik Petir selain Sihir Ilahi. Kekuatan tempurnya tidak lebih lemah dari Chosen One kelas atas. Yuzuha sudah lebih dari cukup sebagai kekuatan tempur.

Dukungan Kagerou dan Yuzuha menyumbang hampir setengah dari kekuatan pengeboman Tiera sebelumnya. Bahkan jika Tiera memiliki banyak item buatan Shin, dia hanya bisa menggunakan senjata  yang tersedia untuk kelas biasa dengan stat nya, dan itu akan menjadi masalah serius jika dia menyerang secara sembarang menggunakan senjata yang lebih kuat. Akurasinya yang rendah adalah hasil dari rendahnya afinitas antara senjata dan dukungan yang diberikan padanya. Anehnya, meski DEX nya rendah, dia dapat menembak target dengan busur kuat seperti yang dia pegang saat ini; secara umum, kemampuan Tiera tidak bergantung pada stat nya.

 “Baiklah! Kekuatan sihir ku sudah pulih. Aku akan mengurangi jumlah musuh sedikit lagi.”

Setelah kekuatan sihirnya pulih, Tiera mengarahkan busurnya ke arah pemimpin musuh dan mulai menembak lagi.

Tembakan busurnya, yang mustahil di serang balik karena mereka datang dari titik tertinggi di benteng, memiliki dampak kecil tapi stabil pada kelompok yang dia serang.

Sementara itu, individu yang sepenuhnya berbeda dari monster lain muncul di depan penglihatannya.

Tubuhnya lebih besar, 2x lipat dari ogre. Memiliki kulit biru yang hampir hitam, di kepalanya ada 2 kristal yang berbentuk seperti tanduk, dan memegang kapak besar yang diselubungi oleh aura merah gelap.

 “Yang itu sedikit besar.”

 “Itu bukan pemimpin sebuah kelompok. Nama yang muncul ‘Berserk’. Levelnya... Aku tidak bisa melihatnya?!”

Kaede berteriak saat tanda ???muncul pada kolom level.

Jika Kaede, yang merupakan seorang critical yang dapat menyaingi Chosen One tidak bisa melihat levelnya, maka levelnya mungkin melebihi 500.

Disamping Kaede yang sedang terkejut, Art Sihir dan panah dalam jumlah besar membanjiri ‘Berserk’. Bahkan dari kejauhan, pasukan knight tidak kompeten seperti untuk melewatkan suasana aneh yang Berserk keluarkan.

Serangan itu cukup kuat untuk menghancurkan Ogre biasa dan Ogre Commander, tapi sebelum mereka dapat menyerang, Berserk mengayunkan kapaknya dengan kekuatan yang luar biasa.

Saat kapak diayunkan, kapak tersebut menghasilkan badai angin. Angin yang dihasilkan, tidak hanya menerbangkan panah dan sihir, bahkan monster ikut diterbangkan olehnya. Meski serangan yang dituju menyebabkan kerusakan pada monster disekitar, tidak ada satu anak panah pun yang dapat mencapai bagian vital Berserk.

Sementara sihir dan anak panah telah membunuh banyak monster lain, Berserk, yang berada di pusat serangan, tidak mengalami luka sedikit pun. Mereka bergerak menuju Balmel tanpa kehilangan kecepatan.

 “Apa itu!”

 “Senjata itu, aku yakin performanya hampir mendekati senjata sihir. Bahkan Berserk itu tidak mundur dari serangan tadi dan malah menggunakan senjatanya seperti itu.”

 “Ini bukan waktunya untuk terkejut. Kagerou, Yuzuha-chan, pinjamkan aku kekuatan kalian!”

Mereka mungkin merasakan itu bukan musuh yang biasa-biasa saja. Kagerou dan Yuzuha menjawab permintaan Tiera dengan memberikan kekuatan mereka ke busur Tiera.

 (Bagaimana dengan ini!!)

Serangan, yang di isi dengan kekuatan yang lebih banyak dari sebelumnya, ditembak ke arah Berserk.

Tapi, anak panah yang terbang menuju musuh dan meninggalkan jejak cahaya dan memisahkan udara di belakangnya, dari semua hal, telah sepenuhnya dihalang oleh kapak Berserk.

Sambil membiarkan aura naik dari tangan ke kapaknya, Berserk mengayunkan kapaknya sehingga membuat garis merah di udara. Ayunan kapak, yang tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan fisik dari ogre dan sebagainya, menerbangkan panah yang terbang menuju dirinya.

 “Jal!!!”

Berserk berteriak untuk menaikan kepercayaan dirinya.

Setelah beberapa saat perlawanan, anak panah dibelokkan dari lintasan aslinya dan menembus tanah. Karena lintasan telah dibelokkan hampir 90o dari jalur aslinya, tidak ada kerusakan akibat benturan saat getaran dan petir keungu-unguan mendarat.

 “Tidak mungkin...”

Tiera terdiam dari keterkejutan, karena serangan yang sangat cepat itu tidak memungkinkan monster untuk bereaksi sampe sekarang, benar-benar telah dihalang. Dia tidak berharap bisa mengalahkannya, tapi dia berharap paling tidak serangan itu dapat melukainya.

Tidak ada individu lain yang seperti itu di dalam kerumunan monster. Kemungkinan itu adalah individu terkuat diantara gerombolan monster yang mendekat. Dilihat dari fakta bahwa itu muncul beberapa saat yang lalu, mungkin mereka sengaja menjauh dari garis depan atau telah kehilangan kesempatan untuk melakukan serangan kejutan.

 “Kaede-chan, apa kau bisa melakukan serangan yang lebih kuat dari serangan barusan?”

 “Tidak, aku tidak bisa melakukan apapun yang lebih kuat dari apa yang barusan kau lakukan Tiera-san...”

Tiera bertanya kepada Kaede dengan sedikit harapan, tetapi jawaban yang diberikan tidak menyenangkan. Bahkan jika dia menggabungkan sihirnya dengan Tehnik Jiwa milik Kaede, itu masih terlihat meragukan.

Sekarang jika sudah seperti ini, tidak ada yang bisa dilakukan pasukan Knight lagi.

 “!! Tiera-san!! Lihat!!”

 “Aap, itu!!”

Tiera yang berpikir tidak memiliki pilihan lain selain bergatung pada Kagerou, kembali melihat medan tempur yang Kaede tunjuk. Dia melihat pasukan berkuda yang bergerak menuju Berserk.

Monster-monster disekitar Berserk sudah disingkirkan dengan hujan sihir dan panah. Hal ini menyebabkan area disekitar Berserk menjadi area terbuka. Pasukan berkuda dalam jumlah kecil bergerak lurus menuju area tersebut.

 “Mungkin, mereka ingin mencoba sesuatu dengan orang terkuat mereka?”

 “Bukan nya itu bunuh diri? Kagerou!! Bersiap sekarang!! ...Kagerou?”

Untuk mendukung mereka segera, Tiera memanggil Kagerou. Tapi tidak ada respon sedikitpun.

Ketika Tiera mengalihkan pandangannya dari medan tempur menuju Kagerou, Kagerou sedang  melihat ke arah medan tempur lainnya. Jika dilihat lebih dekat, Yuzuha juga melihat ke arah yang sama.

 “Apa yang ada disa――!!”

Tiera ingin berkata “disana?”, tapi sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya, dia merasakan perasaan aneh yang menghalanginya untuk berbicara.

Ada sesuatu yang datang.

Tiera, yang belum mempelajari sistem persepsi baik Skill ataupun Art, masih bisa merasakan sesuatu kehadiran yang sedang mendekat.

 “Tiera-san, itu...”

Di arah dimana Kaede tunjuk, ada bayangan hitam yang bergerak menuju keramaian monster.

Cepat.

Dengan kecepatan yang lebih cepat dibanding kuda ataupun monster tipe penunggang hewan, bayangan hitam itu mendekat ke medan tempur.

Dalam sekejap, bayangan hitam itu mencapai di pinggir grup, kemudian melompat tanpa adanya jeda. Awan debu beterbangan, menunjukan betapa kuatnya lompatan itu.

 “Apa itu... seorang Knight?”

Yang berbicara adalah Kaede, tetapi kurangnya kepercayaan bisa dirasakan dalam kata-kata itu. Tidak heran. Seseorang yang dapat melompat sejauh 100 mel sambil menggunakan full armor, tidaklah normal.

Tapi, bukan itu saja yang membuatnya terkejut.

Dilihat dari arah lompatan, mungkin orang itu ingin menghadapi Berserk. Bahkan jika seseorang memiliki kekuatan melompat yang sangat kuat, dia tidak akan sampai ketempat Berserk yang berada di dekat pusat medan tempur. Tapi, sosok itu melompat lebih jauh saat berada di udara.

Seperti yang diharapkan, para monster juga tercengang dengan ini. Wajah mereka seperti menunjukkan kebingungan, sementara itu sosok hitam yang melompat di udara melewati mereka saat mereka sedang melihat.

Melihat gerakan gila itu, wajah seseorang masuk kedalam pikiran Tiera.

Seseorang yang dapat melakukan hal-hal yang terjadi di depan matanya.

Faktanya, ada 3 orang yang Tiera tau.

Diantara mereka, hanya ada 1 orang yang sepertinya melakukan hal-hal semacam itu, jadi dia mencoba memanggil Yuzuha untuk memastikannya.

 “Hei, Yuzuha-chan. Apa mungkin itu... Shin?”

 “Kuu”

Suara yang sepertinya ingin berkata “Benar” keluar.

 “Ahh... begitu. Itu sebabnya Kagerou tidak bergerak.”

Jika dia melihat reaksi Kagerou, Kagerou mungkin sudah menyadarinya lebih cepat .

Rasanya konyol bahwa dia menjadi bingung. Meski ini bukan waktunya untuk bersantai, Tiera entah mengapa merasa kelelahan. Ini terlalu buruk untuk para prajurit yang berada di atas benteng, tapi mereka mungkin tidak usah melakukan apa-apa lagi.

 “Wow, dia mendarat diantara Berserk dan Knight.”

Sambil mendengar suara kegembiraan Kaede, Tiera berpikir,

 (Aku harap kau tidak melakukannya secara berlebihan...) 

◆◆◆◆








5 komentar: