Volume 5 Chapter 2 Part 5
Sambil bergerak menuju kerumunan monster, seorang prajurit
muda memiliki pikiran.
Dia akan mati disini.
Chosen Ones, seperti Schnee Raizar, dapat memusnahkan semua
kerumunan monster dengan seorang diri.
Tapi, jika monster kelas mutasi yang seperti ogre yang tidak
terdeteksi dibiarkan, mereka pasti akan mencapai Balmel sebelum pasukan bantuan
tiba. Bahkan dengan tembakan yang sangat kuat, yang berasal dari benteng, dapat
mereka tangkis. Karena pertahanan di dalam benteng lebih lemah dibanding luar
benteng, dia tidak tau berapa besar kerusakan yang akan terjadi jika gerbangnya
hancur.
Oleh karena itu, pasukan bunuh diri yang terdiri atas
pasukan level tinggi dari pasukan berkuda akan maju untuk mengulur waktu.
Dia takut kematian. Tidak peduli berapa lama dia berlatih,
rasa ketakutan yang satu ini tidak bisa ia atasi. Dan lagi, sang pemuda dan
para Knight yang ada disekitarnya memilih untuk bertarung. Bahkan jika mereka
hanya bisa memberi waktu walaupun itu sedikit, mereka percaya bahwa itu akan
melindungi Balmel.
“50 mel sebelum berkontakan dengan musuh――!!”
Berkat latihan mereka, mereka dapat mengira-ngira jarak mereka ke target.
Itu adalah jarak antara mereka dengan kematian.
Karena serangan yang dikeluarkan barusan, hampir tidak ada
monster diantara mereka dan monster kelas mutasi. Apa mereka takut dengan
serangan prajurit berkuda? Atau mereka takut monster kelas mutasi akan
menyerang mereka? Sang pemuda berpikir mungkin yang terakhir yang benar.
“20 mel lagi!”
“Monster-monster sekitar sepertinya melihat ke sesuatu
tempat!! Cukup berikan perhatian kalian ke monster kelas mutasi!!”
Sang Kapten dari pasukan bunuh diri berteriak. Karena
monster kelas mutasi terlihat berbeda dari kejauhan, ketika mata mereka semakin
dekat, para Knight menjadi terimidasi.
Besar sekali.
Itu dijelaskan hanya dalam 2 kata.
Tubuhnya seperti monster tipe raksasa, seperti Gigante atau
Cyclop, yang hanya didengar dalam dongeng. Itu tidak terpikirkan bahwa apa pun
bisa diangkatnya, tapi monster kelas mutasi mengangkat kapak tinggi sementara
mereka masih jauh.
“SIAL!! Jaga JARAK!! Semuanya MENYEBAR!!”
Para Knight merespon serentak tanpa ada yang tertinggal,
kapten yang memprediksi adanya bahaya, berteriak.
Pemuda yang mengendarai kuda juga menghindari kapak yang
musuh ayunkan.
Dia pikir dia sudah menghindarinya.
“Gu!!”
Dia telah menghindari serangan langsung. Tapi, pemuda itu
terjatuh dari kudanya. Dia terlempar ke tanah dan hampir kehilangan
kesadarannya dari dampak yang terjadi dalam sekejap. Tapi, hidupnya akan
berakhir jika dia pingsan sekarang, jadi dengan putus asa dia mempertahankan
kesadarannya.
“Kua...”
Apa yang masuk ke dalam penglihatannya adalah sosok Knight
lain yang terjatuh dari kuda dengan cara yang sama yang dia alami. Ketika dia
menaruh kekuatan ke dalam tubuhnya untuk berdiri, dia menyadari bahwa kaki
kirinya tidak mau bergerak.
“Ah Sial...”
Dia mungkin terlempar bersama dengan kuda kesayangannya.
Saat dia melihat ke arah kakinya, dia melihat kakinya tertiban oleh kuda. Meski
dia menarik kakinya keluar, kakinya tetap tidak keluar.
Kemudian, sebuah bayangan jatuh.
“ah...”
Saat dia melihat ke atas, di hadapannya ada monster kelas
mutasi.
Tidak ada tanda-tanda kecerdasan dibalik mata merahnya.
Hanya perasaan haus yang keluar dari tubuhnya saja yang terasa. Monster
tersebut mengangkat kapaknya menggunakan otot-ototnya yang besar. Sudah tidak
ada waktu lagi untuk menarik kakinya.
“――――――!!”
Dia akan mati beberapa saat lagi.
Meski dia mengetahuinya, pemuda yang gemetaran masih menarik
pedang yang ada di pinggangnya, dan bersiap-siap untuk bertarung melawan
monster kelas mutasi.
Sejak awal, dia sudah mati. Saat dia menahan teriakannya,
dia menelan ketakutan yang memenuhi hatinya dan memelototi monster kelas
mutasi.
Pergerakan monster kelas mutasi lambat.
Rupanya, tidak ada perubahan pergerakan pada monster kelas
mutasi yang ada didepannya. Berhadapan dengan kematian, sang pemuda merasa
waktu berjalan lebih lambat saat menghindari serangan itu.
Tapi, tidak peduli seberapa banyak waktu yang dibutuhkan,
tidak ada yang bisa dia lakukan lagi. Dia hanya bisa menatap kapak yang
mendekat dengan perlahan.
Dalam sekejap, kuda kesayangannya akan dibelah oleh
kapak monster kelas mutasi.
Atau begitu sang pemuda berpikir,
Kemudian, yang selanjutnya adalah dia sendiri.
――――Dia pasti akan terbelah.
“Owa!!”
Ini terlalu mendadak.
Sesuatu telah turun diantara monster kelas mutasi dan
pemuda.
Tidak, lebih tepatnya jatuh.
Dampak dari sesuatu yang jatuh itu menyebabkan tanah
bergetar.
Saat awan debu menghilang, apa yang muncul di depan mata
pemuda yang tertegun itu adalah seseorang dengan armor yang memenutupi seluruh
tubuhnya dan membawa Scythe besar.
Desain armor tersebut sangatlah berbeda dengan desain yang
dia kenali. Warna yang dipantulkan dibawah sinar matahari adalah merah, thick cardinal,vivid scarlet , dan bright
coral. Berbagai macam warna merah yang dipantulkan menjadikan pantulan yang
begitu indah dan menyebabkan armor terlihat seperti api yang mempunyai bentuk
manusia. (T/N: thick cardinal,vivid scarlet , dan bright coral adalah macam2 warna merah.)
Armor tersebut dihiasi dengan dekorasi yang ditempatkan di
berbagai tempat. Dengan melihatnya saja, dia mengerti bahwa armor tersebut
dibuat oleh pengrajin yang sangat terampil. Semakin lama dia melihatnya,
semakin besar perbedaan stat yang ia rasakan.
Dia bisa merasakan ketidakrataan Scythe yang di letakan di
bahu sosok tersebut dari kurangnya keseragaman bilah pedang dan porosnya.
Sebuah pola seperti mata tergambar di tempat dimana tangkai bertemu dengan
bilah pedang; Itu lebih mirip seperti
senjata yang digunakan untuk upacara daripada senjata yang dimaksudkan untuk
medan perang. Anehnya, senjata tersebut terlihat bagus jika dipasangkan dengan
armor yang dikenakan.
“………”
Karena pemuda itu terpesona oleh sosok tersebut, dia tidak
mengatakan apapun. Terkena kekuatan yang sangat luar biasa yang keluar dari
seluruh tubuh sosok itu, tubuhya tidak akan mendengarkan apa yang
diinginkannya. Meskipun dia juga melakukannya ketika sosok itu muncul.
Walaupun punggung orang itu berbalik, sang pemuda merasakan
tekanan dari intimidasi yang sangat kuat yang dia terima dari kelas mutasi yang
sekarat.
Saat pemuda lain melihat monster kelas mutasi ketika mereka
berdiri berhadapan secara langsung dan saling berhadapan, gerakannya berhenti
saat kapak dinaikkan.
Matanya terbuka lebar, dan meskipun pikiran mereka rusak,
mereka dengan jelas menunjukkan rasa ketakutan.
(Untuk monster seperti itu bisa kewalahan!!)
Seberapa banyak kekuatan yang dibutuhkan untuk bisa seperti
itu?
Diantara seluruh Chosen One, tidak ada satupun yang memiliki
keberadaan seperti orang yang ada di depannya.
Karena dia sedang berada di tepi kematian, intuisi nya
menjadi tajam sampai ujung batasnya dan membuatnya menyadari sesuatu.
Orang yang berada di depannya memiliki kekuatan yang setara
dengan Schnee Raizar. Dan orang tersebut berada di pihak nya.
“Apa kau baik-baik saja?”
“...Eh?”
Dia tidak lupa, tapi untuk sesaat sang pemuda tidak dapat
mengerti perkataan yang ditujukan kepadanya. Dilihat dari suaranya, sepertinya
orang yang memakai armor adalah seorang pria.
Saat dia melihat kedepan, orang yang berada di depannya
sampai saat ini, memindahkan kuda yang menimpa pemuda itu dan menarik kakinya.
“A-Aku tertolong... hei, be-belakang mu!!”
Karena bingung, dia bangun dengan cepat, dan saat dia
melihat ke depan, monster kelas mutasi terus menaikan kapaknya.
Sekarang bukanlah saatnya untuk menolong orang lain. Sang
pemuda berteriak sambil menunjuk arah belakang pria berarmor. Nadanya kasar
seperti memarahi, mungkin karena dia sedang terburu-buru.
“Hm? Oh iya.”
Itu adalah jawaban yang biasa.
Kemudian, pria berarmor yang seharusnya ada di depannya,
menghilang. Pada saat bersamaan pria berarmor menghilang, suara keras masuk ke
dalam telinga sang pemuda.
Jika dia harus menjelaskannya dengan kata-kata, maka mungkin
akan seperti “BAM!”. Karena suara yang sangat keras itu, tubuh sang pemuda
menjadi kaku.
Sungguh beruntung dia tidak menutup matanya. Jadi dia dapat
melihat sumber suara itu.
“……….”
Sang pemuda terdiam dengan alasan yang berbeda dari
sebelumnya.
Di depannya, yang tadinya ada monster kelas mutasi, sekarang
hanyalah pria berarmor yang sedang mengulurkan tinjunya.
Monster kelas mutasi sekarang sudah tidak terlihat dan itu
bukan karena dia melarikan diri.
Di hadapan pukulan tinjunya, hanya ada tangan monster kelas
mutasi yang memegang kapak yang tergeletak di tanah.
“Ha, haha...”
Adegan spektakuler yang terjadi di hadapannya membuatnya
kehilangan akal.
Satu serangan.
Tanpa senjata, murni kekuatan fisik.
Tubuh monster kelas mutasi yang menerima serangan meledak
hingga berkeping-keping dan beberapa monster yang terkena muncratan darah
berteriak.
Ditambah lagi, tangan pria berarmor yang dilapisi sarung
besi itu tidak memiliki goresan sedikitpun.
Sekarang, dia hanya bisa tertawa.
“Kau, siapa kau...”
“Aku? Baiklah... Karena warna armorku merah, panggil saja
aku Red.”
――Red, orang yang telah mengalahkan monster kelas mutasi
tanpa luka sedikitpun, memberikan sebuah nama yang sudah jelas palsu.
“Yah, namaku tidaklah penting. Selain itu, kau bisa serahkan
tempat ini padaku, dan kalian semua harus bergabung dengan pasukan utama.”
“Ah, baiklah, aku berterimakasih atas bantuannya. Tapi kami
adalah sisa-sisa pasukan, bertarung bersama mu――”
“Tidak, aku tidak mengijinkannya. Aku akan lebih khawatir
jika kau tetap berada di dekatku.”
“Khawatir?”
“Ketika ada seseorang yang berada di dekatku, aku tidak bisa
mengeluarkan seluruh kemampuanku. Jika bisa, tarik mundur seluruh kelompok mu
termasuk kelompok yang menggunakan sihir ke dalam benteng.”
“Tapi”
“Maaf, tapi ini bukanlah saran. Selain itu, siapapun yang
tidak mundur akan terbunuh. Semacam itulah jenis senjata ini. Apa kau
mengerti?”
Red mengangkat Scythe yang ada di bahunya untuk
menunjukanya.
Dari dekat, terlihat jelas betapa besarnya Scythe itu. Hanya setengah dari panjangnya saja sudah
lebih dari 3 mel, dan bilah pedangnya sendiri lebih dari 2 mel. Bilah pedangnya
cukup lebar, dan sesuatu seperti garis zig-zag menjalar di tengah bilah pedang.
Sang pemuda merasa bahwa garis tersebut tampak seperti
sebuah ‘mulut’. Dia memiliki firasat bahwa ‘mulut’ itu bisa terbuka kapan saja
dan akan menggigitnya.
Sang pemuda saat ini mengerti mengapa Red menginginkan
seluruh pasukan mundur.
Scythe itu berbahaya. Mustahil bertempur bersamanya. Dia akan terbunuh terlebih dahulu
sebelum dia dapat mendekat.
Senjata yang sangat kuat itu dibuat untuk membunuh kawan
maupun musuh.
“Itu adalah Cursed Weapon...”
“Benar”
Red membalasnya dengan nada datar. Jika dilihat dari
situasi, itu membuatnya terlihat sedikit aneh.
Bagi penduduk di dunia ini, ada beberapa jenis Cursed Weapon
dan mereka semua sama sama mengundang kehancuran.
Meskipun ini adalah pengetahuan dasar, tidak ada tanda-tanda
yang menunjukan Red mengetahui hal tersebut. Meski dia memiliki Cursed Weapon,
yang katanya dapat menggerogoti kewarasan dan kehidupan, nada dan sikapnya
begitu normal.
“Kenapa――――”
“Maaf, tapi tidak ada pertanyaan lagi. Sudah tidak ada waktu
lagi dan sudah ada seseorang yang datang untuk menjemputmu.”
Dibelakang sang pemuda, Knight yang berhasil kabur datang
untuk menjemput temannya.
“Kau?”
“Aku Red. Aku sudah mengatakannya kepada Knight muda ini,
tapi maaf aku akan mengambil alih tempat ini. Kalian semua mundurlah.”
“………”
Orang yang memanggil Red adalah Knight yang dipercayakan
untuk menjadi kapten dari pasukan bunuh diri. Tidak seperti Knight muda, sang
kapten tidak menanyakan apapun dan hanya memberikan tatapan tajam kepada Red.
“...Baiklah. Kami serahkan padamu. Semuanya mundur!! Kita
akan bergabung dengan pasukan penjaga belakang!!”
Setelah merenung beberapa detik, sang kapten memutuskan
untuk mundur. Sebagai satu-satunya kapten yang bertanggung jawab, dia membuat keputusan yang cepat.
“Kapten!?”
“Kau juga, cepatlah naik ke kuda mu! Kita akan mundur!”
“Tapi”
“Kita akan mempercayakan tempat ini kepada nya... Kita hanya
akan menghalanginya saja.”
Sang Kapten membungkuk kepada Red.
“Kau menolong teman ku, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kami.”
“Aku tidak melakukan ini untuk mendapatkan imbalan. Lebih
dari itu...”
“Ya, kami akan mundur segera... Aku hanya ingin bertanya
sesuatu. Apa mungkin, kau adalah master dari Schnee-dono ...” (Are you,
by any chance, Schnee-dono’s..”)
“Aku adalah pemegang surat pengantar.”
“...Ah. Aku mengerti.”
Sang pemuda terkejut karena mendengar pembicaraan kedua
orang tersebut. Tapi pada saat bersamaan dia juga mengerti. Ini memang hal yang
umum untuk mengetahui akal sehat tidak berlaku untuk orang-orang yang memegang
surat pengantar Tsuki no Hokora.
Sang pemuda naik ke kuda yang dinaiki oleh teman Knight nya.
Mereka meninggalkan tempat itu bersama dengan kapten mereka. Anehnya, tidak ada
serangan yang masuk dari monster sekitar. Malahan, tatapan mereka semua
ditujukan kepada Red, kejadian itu seperti para monster tidak melihat sang
pemuda beserta teman-temannya.
Setelah mereka menjauh sekitar 50 mel, sesuatu seperti suara
ledakan terdengar dari belakang mereka.
“!!”
Ketika sang pemuda melihat ke arah belakang, dia melihat kejadian
spektakuler di mana monster-monster berubah menjadi potongan daging yang
berhamburan di udara.
Tidak ada percikan api ataupun ledakan api yang terlihat,
jadi mungkin itu bukanlah sihir api. Tapi, dia tau kalau pusat dari suara
ledakan itu sangatlah mengerikan.
50 mel. Benar, mereka sudah menjauh sejauh 50 mel. Tapi,
jarak mereka dari sumber suara belum cukup jauh. Efek dari serangan itu masih
bisa mengenai mereka.
Kuda mereka sudah berlari sekencang mungkin. Teman Knight
nya mungkin merasakan bahaya juga. Dia bahkan tidak menoleh kebelakang.
“Indah sekali...”
Sang pemuda tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari tempat
kejadian.
Karena sudut pandangnya lebih tinggi saat dia menaiki kuda,
dia berhasil menjaga penglihatannya ke titik pusat serangan.
Kejanggalan yang terjadi benar-benar terlihat dengan jelas.
“Ku!!”
Dalam sekejap, tembok yang terbentuk oleh monster hancur.
Itu adalah serangan milik Red.
Meski mereka sudah bergerak cukup jauh, tekanan dari
serangan Red terasa sangat dekat.
Ledakan terus berlanjut dan area di mana sisa-sisa monster
dan darah yang berterbaran di udara makin membesar.
Red yang akhirnya terlihat, belum bergerak sama sekali dari
tempat di mana mereka berpisah. Meskipun
armornya penuh dengan darah monster, armor tersebut tidak berhenti untuk
mengeluarkan cahaya. Bahkan, itu terlihat lebih semangat untuk memamerkan
keberadaannya.
Sudah berapa banyak monster yang Red hadapi? Sang pemuda
tidak mengerti. Jumlah adalah kekuatan. Tidak peduli seberapa kuat dia, cepat
atau lambat dia pasti akan akan hancur oleh gelombang monster yang tak
berujung.
Fakta tersebut masih berlaku untuk Chosen One. Tapi,
seolah-olah pikiran sang pemuda itu tidak masuk akal, Red menunjukan serangan
yang dahsyat.
Setiap kali Scythe diayunkan, Scythe tersebut akan
menghasilkan pedang merah. Saat pedang tersebut melewati monster, tubuh monster
akan terbelah dan hancur berkeping-keping. Level ras dan fisik monster tidak
berpengaruh di hadapan serangan tersebut.
Tumpukan mayat yang seharusnya menumpuk dan menjadi halangan
malah tertiup oleh badai yang dihasilkan oleh pedang merah.
Di mata sang pemuda itu ada sedikit keraguan kalau Red
adalah malapetaka.
Dia terlihat tidak peduli dengan monster yang medekat;
semuanya tertelan oleh badai yang mengamuk.
Hal seperti jumlah bukanlah
masalah.
“Itu...”
Sang pemuda menyadari sesuatu seperti bayangan di dalam
badai yang mengamuk di medan tempur.
Matanya hampir tidak bisa membedakan bentuk Scythe yang Red
pegang.
Saat pertama kali dia melihatnya, dia yakin kalau hanya ada
satu pedang. Tapi sekarang, jumlah pedangnya meningkat menjadi dua.
Tidak, Scythe tersebut memang memiliki 2 pedang. Sang pemuda
teringat dengan garis zig-zag yang terlihat seperti ‘mulut’. Sepertinya pedang
tersebut terbagi menjadi 2 di sepanjang garis, dari atas ke bawah dan berubah
bentuk seperti rahang besar.
“Apa senjata itu... memakan mereka?”
Pedang yang membelah memakan daging dan darah monster. Cara
misterius yang muncul untuk mencari darah menambahkan keanehan dan menghantui
pikiran sang pemuda.
Sebelumnya sang pemuda mengamati pola yang seperti mata di
pangkal pedang Scythe. Dan sekarang, mata itu mengeluarkan cahaya ungu gelap.
Sepertinya itu untuk memberikan kesan
bahwa dia hidup dengan kehendak sendiri. Pemuda itu yakin bahwa tidak ada yang
suci atau murni tentang kehendak itu.
Seseorang yang mengamati kilauan sinar itu, akan merasa
bahwa Scythe itu kegirangan melakukan pembataian.
Sudah jelas bahwa itu adalah Cursed Weapon.
Meski pada umumnya perlengkapan aneh akan menarik banyak
perhatian, hal yang paling tidak normal bukanlah perlengkapan itu sendiri
melainkan orang yang menggunakannya.
Fakta bahwa Red dapat terus bertarung dengan tenang sambil
menggunakan senjata itu adalah hal yang paling tidak normal.
Sementara penyebaran kerusakan dapat digambarkan sebagai
pembantaian, tidak ada aspek serangan sia-sia yang dia lakukan.
Dia tidak hanya menggunakan kekuatan dari senjatanya saja.
Ayunannya sangat pas dengan performanya. Tehnik miliknya membuatnya dapat
melakukan satu serangan kuat ke monster dan tanpa jeda mengarahkan serangan ke
target lain. Recoil dari serangan pertama tidak dia sia-sia kan, malahan dia
gunakan untuk menghubungkannya ke serangan lain.
Meski terkadang Martial Art yang kuat terlihat seperti
menari, pergerakan Red juga terlihat seperti sedang menari. Sedangkan untuk
sekumpulan monster, mereka terlihat seperti sudah di atur saat mereka di hajar.
Itu adalah performa dari armor merah yang menyala dan Scythe
yang berubah bentuk.
Itu seperti Red berada di dalam dan di luar wilayah badai,
dan ruang kosong di sekelilingnya terus meluas.
“………”
Dengan jarak yang cukup jauh dari gerombolan monster, Knight
yang melihatnya dari awal terjekut dan hanya menatap takjub sampai mereka lupa
untuk selalu siaga. Berbeda dengan pemuda yang melihatnya dari dekat, mereka
tidak tau harus bereaksi apa terhadap tontonan yang gila dan tidak bisa
dipercaya itu.
Perubahan yang terjadi saat Red mengayunkan Scythe nya
begitu dramatis.
Beberapa monster yag seharusnya mengarah ke Balmel tiba-tiba
berbalik arah. Selain itu, monster disekitar wilayah itu, satu per satu mulai
merubah arah gerak mereka.
Kapten dari grup 3 lah yang menyadari bagaimana monster
merubah arah dan bergerak ke arah badai berwarna merah gelap yang bertiup
kencang ke arah yang sama.
Efek areanya sudah melebihi 100 mel dan masih terus
membesar.
Kalau begini terus, bukankah kita juga akan terkena badai
itu? Dia sangat khawatir dengan jangkauannya yang sangat luas.
Jumlah monster terus berkurang di tingkat yang sangat
menakutkan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh badai itu terus melebar.
Seolah-olah monster secara sukarela melompat ke api yang
menyala.
Memakan kehidupan monster, kekuatan ganas milik Scythe terus
meningkat.
◆◆◆◆
Berdiri di atas benteng, Tiera dan Kaede menyadari bahwa
hampir semua monster di medan tempur berkumpul di sekitar Shin.
Apa itu adalah efek dari armornya? Atau dari senjata
(Scythe) nya? Ketika dilihat dari atas, monster-monster yang menghadapi Shin
terlihat seperti mengikuti sesuatu yang menyala berwarna merah samar-samar.
Sepertinya cahaya itu bisa menarik perhatian monster-monster.
Jangkauannya sangat luas. Tidak ada kata lain yang pas untuk
mendeskripsikannya.
Jumlah monster saat ini masih bisa dibilang seperti gelombang
hitam. Jangkauan efek senjata begitu besar sampai besaran mel terlalu kecil
untuk dijadikan satuan, saking besarnya semuanya terpengaruh olehnya.
“...Apa itu?”
“Itu bukanlah musuh, jadi ini baik-baik saja. Yah, walaupun
aku mengatakan aku merasa lega melihatnya, itu mungkin terdengar tidak
meyakinkan.”
“Um.. Apa dia teman?”
“Yap, itu benar. Tak heran jika dia dia datang ke sini.”
Setelah Tiera meyakinnya, Kaede juga ikut menyantaikan
tangannya yang sedang memegang staffnya dengan erat.
Meski Tiera tau identitas sebenarnya dari orang itu, melihat
dari reaksi Kaede terhadap orang misterius itu, dia mungkin akan takut
dengannya. Walaupun orang itu masih bertarung melawan monster, tidak ada
jaminan kalau pedangnya tidak akan diarahkan ke mereka.
Kekuatann yang ditunjukan di depan mata Kaede telah melebihi
batas yang dimiliki oleh Chosen Ones kelas atas di dunia ini.
Sudah pasti itu masuk ke dalam kategori ‘Makhluk Spesial’
seperti Schnee dan Girard.
“Sudah kurang dari ½ monster yang tersisa.”
Meski Kaede tidak menyadarinya karena dia hanya fokus ke
arah Shin dari tadi, jumlah monster sekarang sudah tersisa sekitar 1/3 dari
jumlah aslinya. Yang tadinya tertutupi oleh monster, sekarang sudah begitu
jelas jika dilihat dari atas benteng.
“Ah!”
Di dalam penglihatan Kaede, karena dia dapat melihat seluruh
pemandangan, sesuatu yang aneh terjadi.
Bola terbang.
Dibandingkan dengan monster sekitar, diameternya bisa
diperkirakan sebesar 2 mel.
Warna coklat dan ungu bercampur dipermukaannya, dan ditambah
ada berbagai macam mata.
Ada mata yang seperti mata human, pupil seperti kucing, mata
seperti serangga dan bola mata hitam penuh.
Berbagai macam ukuran mata itu berkisar dari 1 cemel sampai
puluhan cemel, dan mata itu memperhatikan area sekitarnya.
Dan kemudian, tiba-tiba beberapa dari mata itu menatap
Kaede.
“Uhh!”
Karena terkejut, Kaede mencoba untuk mengalihkan mukanya.
Rasa sakit yang tajam dan rasa berdeyut menimpa kepalanya. Itu adalah rasa yang
belum pernah dia alami sebelumnya. Dia tidak bisa menahannya dan memaksanya
untuk berlutut.
Padangannya berubah menjadi gelap seketika, namun,
kesadarannya tidak menghilang.
Meski hampir tidak memiliki rasa pada tubuhnya, dia memiliki
firasat yang mengerikan bahwa ada sesuatu yang mencoba memasuki dirinya. Walaupun
hanya sakit saja yang jelas bisa ia rasakan saat ini.
“a...Ug...”
“Eh! Ada apa!?”
Tiera terkejut dengan perubahan yang terjadi pada Kaede.
Walaupun hanya tinggal menunggu waktu saja sampai monster habis, tapi Kaede
tiba-tiba mengeluarkan erangan kesakitan.
“Kaede-chan! Kaede-chan!”
Kaede terlihat seperti dia bisa terjatuh kapanpun, Tiera pun
segera memeluknya dengan erat dan meyemangatinya.
Kemudian, Kaede mempercayakan tubuhnya ke Tiera saat dia
kehilangan kekuatan. Keringat muncul di dahinya.
“Eh...?”
“Kaede-chan? Apa kau bisa mendengarku?”
Dia kehilangan kesadaran untuk sesaat. Tiera berbicara
sambil bertanya-tanya apa yang sedang terjadi dan menjaga Kaede. Tanpa
mengetahui alasannya, Tiera merasa lemah seolah-olah kekuatannya keluar dari
tubuhnya.
(Perasaan ini, sebenarnya apa ini...)
Pikiran Kaede terbebas di tengah-tengah perang. Ada
pertarungan besar saat ini. Sementara kondisi fisiknya mungkin tidak biasa, dia
kembali medapatkan kesadarannya.
Setelah Kaede mengusap keringatnya, dia berterimakasih kepada
Tiera lalu berdiri.
“Apa kau baik-baik saja?”
“Ya, aku sudah mendingan. Ada monster yang aneh di medan
tempur, kalo tidak salah, dia memiliki mata dan tiba-tiba kepala ku sakit.”
“Apa dia menggunakan serangan pikiran? Omong-omong, aku
senang kau tidak terkena status abnormal.”
Meski Tiera tidak bisa melihat keseluruhan stat milik Kaede
karena perbedaan level, dia masih bisa melihat indikasi dari status debuff.
Setelah mengkonfirmasi tidak ada indikasi debuff, Tiera
membiarkan Kaede beristirahat lalu mengarahkan penglihatannya ke medan tempur.
Apa yang Tiera lihat adalah adegan dimana monster-monster
yang meniru wujud bola, terpotong menjadi 2 oleh Scythe milik Shin.
Selama itu, Tiera sedang diamati oleh Yuzuha.
Yuzuha menyaksikan tubuh Tiera mengeluarkan cahaya redup
sambil memegang Kaede yang benar-benar berhasil menghilangkan kabut hitam yang
melingkar di sekelilingnya.
“Kuu”
Yuzuha mengeluarkan suara kecil dimana tidak ada seorangpun
yang dapat mendengarnya.
Setelah itu, Yuzuha menatap Tiera sampai pertempuran
selesai, berusaha untuk melihat wujud yang bernama Tiera.
◆◆◆◆
Sambil menarik perhatian banyak orang, Shin , yang dikenal
juga sebagai Red, mengayunkan Scythe yang dia pegang.
Setelah pembicaraannya, dia menunggu untuk para Knight
mundur. Setelah itu, dia hanya berlari liar kesana sini.
Setelah dia menghancurkan Berserks, monster terkuat
sejauh ini sampai mati, pekerjaan itu menjadi rutinitas sederhana seperti yang
dia harapkan.
“Tapi...”
Suara keluhan kecil keluar.
Karena hal yang tidak dia duga terjadi.
“Sial, Apa Cursed Weapon seberisik ini?”
Awalnya ini tidak berisik, tapi saat dia mengeluarkan
kemampuan Scythe dan membunuh monster-monster, sebuah suara mulai bergema di
dalam kepala Shin.
Catatan penjelasan untuk Scythe tertulis bahwa itu dapat
mempengaruhi pikiran. Mungkin karena
Scythe terus mengulangi kata “KILL, KILL”.
Scythe yang Shin gunakan saat ini disebut 『Scythe of
Soul Eating』.
Salah satu kemampuannya adalah untuk memfokuskan
kebencian monster kepada orang yang menggunakan senjata tersebut. Semakin
banyak monster ia bunuh, semakin besar juga efek areanya. Ditambah lagi,
sebagian dari kerusakan yang dihasilkan akan dikembalikan ke pengguna. Namun,
meski Cursed Equipment meningkatkan kemampuan, resiko yang ditimbulkan lebih
besar.
Dan sebagai Cursed Weapon, 『Scythe of Soul Eating』memiliki
resiko yang lebih besar dibanding Cursed Equipment.
Monster yang berada di dalam area kebenciannya akan
dikumpulkan ke pengguna, dan jarak serang akan meningkat berbanding lurus
dengan tingkat kerusakan yang tinggi. Alasan mengapa sebagian dari kerusakan
diubah menjadi HP pengguna adalah untuk memungkinan pemain solo bertarung
melawan musuh bergrup. Dalam event pertahanan kota, hampir setengah dari
monster akan ter taunt dan diserang oleh pemain yang menggunakan senjata ini.
Kekurangannya adalah stat pengguna akan akan berkurang
sebesar 65%, sihir tidak bisa digunakan, dan mustahil untuk memulihkan HP
selain menggunakan kemampuan Scythe. Selain itu, ini dapat mentaunt serangan
sihir kawannya. Senjata ini memiliki lebih banyak kerugian daripada keuntungan.
Apa lagi, Cursed Equipment selalu memberikan efek yang jelek untuk pikiran
pengguna.
Tidak perlu dikatakan dalam jangkauan senjata, tidak ada
perbedaan antara teman dan musuh. Ini adalah jenis peralatan yang akan mengkonsumsi 100% dari sekutu yang
bertarung di dekatnya.
Karena laju penurunan hanya berkurang menjadi 50% bahkan
jika peralatan itu telah di perkuat, kematian masih tak terelakkan. Semua
pemain yang menggunakan ini mati di dalam event.
Karena sudah datang ke dunia ini, Shin telah memperkuat
senjata nya menggunakan tehniknya dan mengecilkan pengurangan stat sampai 30%.
Selain itu, karena seluruh tubuh Shin telah tertutupi oleh
armor 『Holy Flame Series』, efek dari Cursed Equipment berkurang. Jadi dia dapat
menggunakan sihir dan memulihkan HP sampai batas tertentu.
Ketika tiba saatnya, dia tidak perlu khawatir lagi dengan
kerugian. Dia seharusnya bisa bertarung tanpa masalah.
Tapi, ketika jumlah monster yang terbunuh mencapai angka
500, suara yang disebutkan sebelumnya mulai mempengaruhi pikiran Shin.
Bahkan jika seorang Chosen One kelas atas mendengar suara
itu, harus berjuang untuk menjaga kewarasannya. Suara yang menyerang pikiran
Shin mulai membuat suatu kemajuan.
“Ahh, ini menyebalkan.”
Meski dia berkata seperti itu, Shin jauh dari ketidakwarasan.
Efeknya hanya cukup utuk menghalangi suasana hatinya.
“Aku tidak menyadarinya saat aku mencobanya, tapi ada suara
yang mengalir tanpa henti dengan volume yang halus. Ini MENGGANGGU!!”
Apa itu karena dia berteriak? Monster-monster yang hancur
bertambah 20% lebih banyak.
Pada tingkat ini, Cursed Equpment tidak bisa melakukan lebih
dari mengganggu Shin.
Orang-orang yang mengamati, tidak akan pernah berpikir bahwa
Shin akan mengatakan hal semacam itu dari dalam pusat badai.
“Sudah waktunya bagimu untuk keluar...”
Setelah memutuskan untuk mengabaikan suara dari Cursed
Weapon, Shin mengarahkan tatapannya ke area sekitarnya lagi.
Karena dia saat ini sedang menghadapi monster yang telah
diperkuat, dia yakin bahwa monster tipe pemimpin seperti Raid Vice berada di dekatnya.
Mengetahui hal itu, cepat atau lambat Raid Vice akan terkena jaringnya.
Menggunakan 『Scythe of Soul Eating』adalah cara yang efisien
untuk mengungari jumlah musuh, selain dari masalah yang ditimbulkan karena
menggunakan Cursed Weapon.
Berbeda dengan serangan biasa, karena kebencian musuh
ditujukan kepada pengguna, hampir mustahil untuk serangan tidak mengenai musuh.
Ini bahkan mungkin untuk membuat monster yang sudah menuju
ke Balmel untuk kembali.
Saat jangkauan Scythe meluas, ini bahkan mungkin untuk
menarik pemimpin monster kepadanya.
Sang pemimpin bersembunyi di bayang-bayang monster lain.
Karena membutuhkan waktu untuk melihat musuh dengan jelas, Shin tidak tau
dimana dia berada. Oleh karena itu, dia menggunakan strategi yang akan
menariknya keluar dengan paksa.
“...Ketemu kau!”
Di area dimana monster berkumpul ramai dan individu-individu
tidak bisa di bedakan, ada reaksi yang berbeda dari yang lain dalam rentang
persepsi milik Shin. Karena monster-monster ditarik ke arah Shin, monster di
area itu berkurang.
Di depan Shin, muncul monster yang bentuknya mirip dengan
bola dan memiliki banyak mata besar.
Itu adalah monster yang Shin kenal. Demon kelas Viscount
yang sering terlihat di event dimana monster menyerang kota. Rupanya, demon
telah memulai kembali aktifitas berskala penuh.
Tapi, mereka sedang tidak beruntung saat ini. Monster itu
diklasifikasikan sebagai demon kelas rendah, jadi itu tidak dapat menahan satu
serangan dari Shin.
Apa dia melakukan upaya terkahir? Matanya menghadap ke arah
Shin. Ini biasanya digunakan untuk memasukan status abnormal, tapi itu tidak
berpengaruh pada Shin.
“Itu tidak akan berkerja padaku!!”
Dengan satu serangan yang berisi semua stres yang menumpuk,
Shin menebas demon menjadi dua. Demon itu menghilang meninggalkan sesuatu
seperti gem dan jewel.
Apa mungkin karena demon itu menjadi pemimpin? Meski
monster-monster berdatangan ke Shin sampai mereka habis, ketika mereka akhirnya
dimusnahkan, tidak ada satu serangan pun yang berhasil mendarat ke Shin.
Saat dia menghubungi Schnee, dia mengatakan ada beberapa
lagi di sisi lain.
Sambil menghilang menggunakan Hiding, Shin kembali ke tempat
semula ke tempat dimana Hibineko dan yang lainnya berada.
Tanpa ada isiden yang terjadi, ‘Large Flood’ akhirnya
berakhir.
Terdapat beberapa orang yang terluka diantara Knight yang
bertarung melawan monster. Itu sedikit jauh dari yang diharapkan, tapi para
penduduk merasa senang dengan fakta bahwa ini adalah pertama kalinya dalam
sejarah Balmel tentang ‘Flood’ bahwa tidak ada yang mati.
makasih kak. semangat terus.
BalasHapussehat selalu.
akirnya yang ditunggu keluar.
Lanjut min
BalasHapusThaks gan, semangat gan.
BalasHapusSemangat min
BalasHapusKapan up lgi min ?? Cuman disini aja yg translate nya bagus :)
BalasHapusTerimakasih banyak atas pujiannya ^_^
HapusAkan kami usahakan tepat waktu