Volume 5 Chapter 3 Part 2
“Luar biasa!”
“Seperti yang diduga, ini benar-benar berbeda saat melihatnya.”
Sudah ada banyak orang di aula pesta. Meski semua orang
berdandan, kita masih bisa mengetahui mana yang petualang mana yang bukan.
“Begitu banyak kesan di pesta yang di adakan oleh
bangsawan.”
“Apa menurutmu seperti itu?”
Meski Shin hanya mengetahui pesta bangsawan dari film dan
anime, Schnee terlihat seperti sudah terbiasa.
Ada banyak orang yang memberikan perhatian mereka kepada
orang-orang yang baru saja datang saat mereka muncul satu per satu. Saat Shadow
dan Holly muncul, para pengamat memusatkan perhatian mereka ke kedua orang
tersebut. Hibineko dan Kaede juga mendapat perlakuan yang saat mereka muncul
dibelakangnya.
“...Uu, mereka melihat kita!!”
“Yah, aku rasa begitu.”
“Shin yang jadi pusat perhatian kan?”
“Saat kau mengatakan itu, aku merasa hampir seluruh
perhatian pergi ke arah Schnee dan Tiera.”
Seluruh perhatian terbagi 50% ke Schnee, 30% ke Tiera, 10%
ke Shin dan 10% ke Yuzuha. Selain itu, tatapan yang mengarah ke Shin sebagian
besar adalah tatapan ke irian.
(Suasananya lebih buruk dari waktu di Guild.)
Shin telah merasakan apa yang di sebut dengan tatapan “AKU
IRI dengan bajingan ini!” di guild, dalam beberapa hal itu adalah perasaan yang
mengerikan. Saat ini dia merasakan sejumlah besar perasaan yang sama yang
mengelilinginya lagi.
Selain dari tatapan keirian, meski tidak banyak, dia bisa
merasakan tatapan rasa hormat dan rasa waspada. Pencapaiannya dalam pertempuran
akan menjadi bukti yang berguna untuk saat ini.
Hal yang wajar untuk hampir semua perhatian mengarah ke arah
Schnee. Jika Shin berada di posisi mereka, sudah pasti dia akan bereaksi dengan
cara yang sama.
Sementara lengan kiri Schnee menyilang ke lengan kanan Shin,
dia bergoyang dengan elegan saat berjalan; Rasanya seperti ibu yang membimbing
seorang anak atau sesuatu seperti itu. Dibandingkan dengan Shin yang terlihat
canggung, Schnee sama sekali tidak memperdulikan tatapan semua orang dan terus
bersikap anggun.
Tidak seperti Schnee, sepertinya semua tatapan yang dituju
ke Tiera membuatnya kesusahan. Tiera menempel di lengan Shin saat dia menjauh
dari tatapan orang banyak. Situasi saat ini tidak membuatnya nyaman karena dia
masih belum terbiasa dengan keramaian. Pada awalnya, matanya berkilauan karena dia
menunjukan minat yang besar saat mereka baru memasuki aula, tapi sekarang
matanya menjadi redup karena ketidaknyamanan.
Sambil berusaha mengabaikan sensasi menyenangkan yang
menyentuh lengannya, Shin berjalan dengan cara melindungi Tiera dari tatapan
pria. Schnee juga bekerjasama dengan Shadow dan Holly dengan membuat dinding,
saat mereka berjalan ke aula.
Kemudian, mereka menyadari keributan yang sepertinya terjadi
di pintu masuk aula.
Dari perbincangan yang mereka dengar dari sekitar mereka,
mereka mengetahui kalau Rionne baru saja masuk ke dalam aula pesta.
Meskipun pesta dihadiri banyak orang dan banyak tamu yang di
undang, karena aula nya cukup lebar, dari tempat dimana mereka berdiri mereka
dapat mengetahui kehadiran Rionne
melalui celah di kerumunan. Rionne mengenakan gaun merah dengan rambutnya yang diikat dibagian belakang kepalanya dan membiarkan
rambutnya menggantung ke bawah. Dia berjalan melalui aula dengan cara khas
keluarga kerajaan.
“Hmm?”
Shin yang melihat Rionne memiliki firasat bahwa Rionne
sekilas melihat ke arahnya. Memiliki firasat yang tidak menyenangkan, dia
menarik lengan Schnee dan Tiera dan mulai bergerak menjauh.
“Shin?”
“Eh, ada apa Shin?”
“Itu putri kedua Bayreuth. Kau tau kan, orang yang
diteleport bersama denganku..”
“Terus kenapa? Kau tidak perlu melarikan diri.”
“...Shin, apa ada sesuatu yang terjadi diantara kalian
berdua?”
Tiera merasa tidak perlu membalas perkataan Shin, dan Schnee
berhenti sejenak sebelum mengajukan pertanyaan kepada Shin.
“Ahh...baiklah, dia sangat tertarik dengan hal seperti 『Kakura』, sihir
ku dan sebagainya. Pembicaraan pertunangan untuk membuatku melekat pada
kerajaannya juga terlihat sangat...mungkin. Karena itu, ‘pendekatan’ yang tidak
aku yakini serius atau bercanda...terjadi.”
Schnee masih terlihat tersenyum tapi, Shin merasa perasaan
yang sedikit kuat darinya. Tanpa ragu-ragu, Shin mengakui semua hal yang
terjadi selama perjalanan mereka. Lengannya ditarik seolah-olah dia tidak akan
dibiarkan pergi, dan sensasi yang sangat membahagiakan melanda lengan kanannya.
Shin benar-benar bingung, ekspresi apa yang harus dia
keluarkan saat itu.
“ Dia sedang ‘mendekati’ mu kan?”
“Aku benar-benar menolaknya, serius!!?”
Kemudian, hawa kehadiran Rionne mendekat saat mereka
melakukan perbincangan. Perjuangan sia-sia Shin sepertinya hanya sampai disini
saja.
“Lama tak jumpa, Shin. Kenapa kau lari setelah melakukan
kontak mata denganku?”
Saat Shin berbalik ke arah sumber suara, dia melihat Rionne
berdiri dengan senyum di wajahnya.
Rionne berbicara dengan santai ke Shin, dengan cara yang
sama saat perjalanan mereka dari Kalkia. Karena dia telah mengesampingkan
tingkah laku kerajaannya, keramahannya pun meningkat.
Shin tidak melihatnya dengan jelas saat sekilas dari kerumunan.
Saat Rionne dilihat dari dekat, Rionne menampilkan lebih banyak wilayah terbuka
daripada Schnee dan Tiera. Punggung dan bahunya benar-benar terbuka, sementara
dari depan dia menunjukkan belahan dadanya, ada celah di dalam roknya. Apa dia
sadar akan perubahan itu? Penampilan gagah dan penampilan tomboy yang dia
kenakan saat pertempuran sepenuhnya hilang. Dan sekarang dia malah menampilkan
daya tarik feminim seorang wanita.
“Temanku tidak cukup baik dengan kerumunan. Berada disekitar
Rionne-sama akan dengan mudah menarik banyak perhatian.”
“Muu! Kenapa kau berbicara denganku layaknya aku orang asing
Shin?”
“Karena kita sedang diamati dari berbagai arah.”
Sementara Shin memiliki waktu yang sulit untuk tidak melihat
ke arah belahan dada dan celah yang ada di roknya, Shin melihat mata Rionne
saat dia berbicara.
‘Apa seorang tuan putri boleh menjadi terlalu akrab di
tempat umum?’ Shin juga menambahkan maksud tersebut saat dia berbicara.
“Aku tidak keberatan.”
“Baiklah, aku akan menurutimu.”
‘Maafkan aku’ seharusnya tertulis di wajah Shin.
Apa Rionne dapat membacanya? Rionne mengangkat bahunya
seolah-olah mengatakan itu tidak bisa dihindari.
“Baiklah. Kita hanya bisa melakukan percakapan normal disini
lagian. Selain itu, bukankah kau seharusnya mengenalkan 2 wanita cantik di
sampingmu? Oh, mungkin kau sudah mendengarnya dari Shin, aku Rionne Strail
Bayreuth. Putri kedua dari kerajaan Bayreuth.”
Rionne sepertinya tertarik dengan Schnee dan Tiera yang
berada di samping kanan dan kiri Shin, karena tatapannya terus berpindah kiri
kanan.
“Maafkan ketidaksopanan ku. Mereka adalah tunanganku, sebelah
kanan ku adalah Yuki dan sebelah kiri ku adalah Tiera.”
Itu untuk mencegah pertanyaan-pertanyaan aneh, karena akan terasa aneh jika hanya Schnee
saja yang disebut tunangan tetapi kedua wanita itu menggantung tangannya, jadi
mereka memutuskan sebelumnya bahwa keduanya akan diidentifikasikan sebagai
tunangan.
“Ini pertama kalinya aku bertemu dengan mu. Namaku Yuki.”
“Um, da-dan aku Tiera Lucent”
Schnee mengenalkan dirinya dengan anggun, tetapi nada Tiera
tegang karena gugup. Saat kedua tunangan berbicara, Rionne sedikit menyipitkan matanya.
“Aku pernah mendengar kalau kau punya tunangan, tapi aku
tidak menyangka kalau dia adalah seorang Elf. Yah, kalau pria itu seperti Shin,
aku pikir itu wajar saja, benarkan?”
“Yah.. banyak hal terjadi.”
Rionne terkejut bahwa tunangan Shin adalah Elf, tapi dia dengan
cepat kembali normal dan mengangguk seolah dia langsung mengerti.
(Di dunia ini, apa poligami dianggap normal untuk Chosen One
kelas atas?)
Walaupun Rionne terkejut dengan tunagannya Shin yang
merupakan seorang Elf, dia sepertinya tidak terkejut dengan fakta Shin memiliki
2 tunangan. Sejauh yang Shin tau, tidak ada satupun kenalannya yang memiliki
istri lebih dari satu. Namun, pengetahuannya terhadap dunia masih terlalu kecil
untuk dianggap referensi.
“Mereka berhasil kesini dengan cepat. Mereka awalnya ada di
Bayreuth kan?”
“Aku tidak bisa menjelaskannya dengan detail, tapi ada cara
untuk berpergian dengan cepat.”
“Ho, kau mengelilingi diri mu dengan orang-orang menarik.
Aku jadi ingin menjadikan Shin sebagai aset eksklusif kerajaan ku. Tentu saja,
aku akan bersedia membayar.”
Rionne merubah posturnya untuk membuat Shin lebih sadar akan
asetnya sendiri.
“Yah, itu――――”
“Itu tidak akan mungkin. Rionne-sama.”
Shin yang melihat Rionne, seperti mata pemburu yang
mengincar mangsanya, mencari beberapa cara untuk menolaknya dengan halus. Tapi,
Shin dipotong oleh Schnee yang melangkah maju.
“Apa yang kau maksud?”
“Jika Rionne-sama melihat sebagian dari kekuatan Shin, aku
pikir Rionne-sama akan mengerti kenapa itu mustahil tanpa harus ku katakan
kan?”
Meski Schnee dan Rionne saling bertukar senyum, Shin merasa
melihat percikan api melayang diantara mereka.
Karena situasi tiba-tiba tak tertahankan, Shin hampir tidak
bisa menjaga wajah pokernya.
“Umm,, Yuki..san?”
“Jika kau telah melihat kekuatannya, aku yakin kau akan
lebih menginginkannya.”
“Tapi, Shin yang harus memutuskannya. Selain itu, apa kau
sudah mendengar cerita aneh yang terjadi di antara kita?”
Perkataan Shin diabaikan sepenuhnya. à (“Umm,, Yuki..san?” )
Rupanya, tidak ada yang mau menyerah ketika topik itu
terkait dengan pertunangan.
Shin hanya dapat melihat pertukaran antara Schnee dan
Rionne. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan.
“Yuki-san dan Rionne-sama, bagaimana jika kita hentikan
pembicaraan untuk saat ini? Karena pesta ini dibuat untuk merayakan kemenangan,
ini bukan tempat yang sesuai untuk pembicaraan sejenis itu.”
Sementara mereka saling tatap satu sama lain dengan
senyuman, orang yang memisahkan mereka adalah Tiera.
Kemana Tiera yang takut dengan keramaian pergi? Dengan
punggungnya yang lurus dan senyum yang samar, dia benar-benar tidak terlihat
seperti Tiera yang biasanya.
“Ya. Tiera benar. Maafkan aku, Rionne-sama.”
“Tidak, aku juga tidak sopan di depan tunangan. Maaf.”
Pada kata-kata Tiera yang membawa rasa otoritas, berhasil
membuat kedua orang menarik kembali udara berbahaya yang mereka keluarkan.
“Baiklah, masih ada orang yang harus aku sapa. Aku harus
melakukannya sebelum terlambat. Mari bertemu lagi nanti.”
Meski pesta belum dimulai, sepertinya masih ada banyak orang
yang harus dia beri salam sebagai tugas kerajaannya. Selain para petualang yang
telah mencapai kemenangan dalam pertempuran, ada banyak bangsawan Balmel dan
pedagang kaya seperti Berett yang menghadiri pesta. Ada banyak orang yang
berlarian mencoba untuk membuat koneksi seperti Rionne.
“Um, Tiera?”
“Ya?”
“Umm.. karena suasana
hatimu agak berbeda dari biasanya. Yah, itu bagus. Aku salah, tapi kau
menolongku dari kesulitan.”
“Tidak juga, itu bukan masalah besar. Sekarang, ayo kita
makan banyak makanan lezat!”
“Kau..benar. Bersenang-senang ya?”
Tiera yang memiliki ekspresi kesepian di wajahnya, mengehela
nafas kecil untuk mendapatkan sesuatu. Namun, hal itu segera berubah menjadi
keceriaan saat ia mengalihkan perhatiannya ke jejeran makanan.
Meski Shin khawatir dengan keadaannya, dia ragu-ragu untuk
menyebutkannya disini. Dia menjawabnya sealami mungkin
“Oh, itu adalah orang yang mengadakan pesta”
Di waktu yang tepat, Taul muncul.
Setelah pidato di mana dia menyebutkan betapa senangnya dia
bahwa hanya ada beberapa korban dan pertempuran berakhir dengan aman,
suara-suara untuk bersulang bergema.
Setelah itu, aula pesta dipenuhi dengan suara dan keributan.
Semua orang terlihat menikmati pesta.
Elgin dan kapten lainnya yang ikut berpartisipasi dalam
pertempuran datang ketempat dimana Shin dan party nya berada untuk menyapa.
Meski mereka sudah mengundang Shin dan party nya ke pasukan Knight, mereka
sepertinya berpikir itu wajar bahwa undangan itu ditolak. Undangan itu hanyalah
formalitas yang harus mereka buat sebagai hal yang normal.
Ketika si sibuk Elgin pergi untuk melakukan panggilan kehormatan,
Guile datang.
“Yo! Kau juga da..Shin, kemarilah sebentar”
Bertentangan dengan harapan Shin bahwa ini seharusnya
menjadi sapaan biasa, Guile memberi isyarat dengan tangannya dan menariknya.
Karena kedua petualang itu telah berlatih bersama, mereka sudah menjadi akrab.
“Oioi! Siapa kedua wanita cantik itu? Mereka jelas-jelas
berada di level yang berbeda dari wanita-wanita disekitar sini.”
“Ah, bagaimana aku mengatakannya ya, mereka adalah calon
istri ku?”
“Apa...yang...kau...katakan? Uh, Shin, bagaimana mungkin kau
bisa mendapat 2 Elf cantik?! Ajari aku! Tolong ajari aku!!”
Guile meminta bimbingan setelah tercengang dengan ekspresi
“aku tidak percaya ini”. Ekspresinya berubah total. Pada bagian terakhir, nada
nya sedikit aneh.
“Yah... pertama-tama kau buat pesta bersama. Setelah kau
membuktikan bahka kau adalah partner yang bisa dipercaya, kau bisa
memberikannya hadiah yang bagus. Akan efektif juga jika kau membaktikan diri
dengan sepenuh hati untuk melindunginya dalam bahaya.”
Sambil mengkhawatirkan Guile yang sedang gugup, Shin
menyebutkan metode-metode untuk
meningkatkan kesukaan dari karakter pendukung di dalam game. Karena dia tidak
yakin dengan metode yang dia gunakan di dalam game akan efektif disini, dia
tidak terlalu menekankannya.
“Aku mengerti dengan melindunginya dalam bahaya, tapi akan
menjadi masalah jika tidak ada bahaya dari awal. Lalu, hadiah ya? Apa itu harus
sesuatu yang mahal?”
“Kau mengerti juga. Aku pikir akan baik-baik saja jika itu
adalah sesuatu yang berhubungan dengan tanamanan. Mungkin juga dia akan senang
dengan batu berharga yang terkadang jatuh di dekat pohon besar. Tunggu, apa kau
menyukai Elf segitunya?”
Tanya Shin pada Guile. Karena dia penasaran dengan informasi
mengenai Elf, Shin pikir mungkin sudah ada wanita yang dia incar selama ini.
“Ya, sebenarnya, ada seorang Elf yang sudah lama aku ingin
dekati. Masalahya Elf tersebut sangat jarang keluar dari tamannya. Meskipun aku
seorang Chosen One, aku hanya bisa melihatnya dari jauh.”
“Apakah begitu? Yah, semoga beruntung.”
“Terima kasih, aku akan mengenalkan mu kapan-kapan.”
“Akan kutunggu itu...Hei, mau pergi kemana kau?”
Tekad terukir diwajah Guile saat dia pergi meninggalkan aula
pesta. Apa dia ingin pergi untuk mencari hadiah?”
Shin pikir ini mungkin ide yang buruk, jadi dia
menghentikannya. Pergi meninggalkan pesta sebelum 30 menit setelah pesta
dimulai akan terlihat buruk bahkan untuk seorang Chosen One.
“Ya ampun, orang ini dari dulu masih sama saja, saat dia
menemukan sesuatu yang membuatnya tertarik, karakternya berubah total.”
Tak mempedulikan gaya rambutnya, Liege mencengkeram kepala
Guile dan menariknya ke arahnya. Meski Guile berusaha melepaskan diri, dia
hanyalah seorang mage dan bukanlah tandingan untuk seorang magic swordswoman
seperti Liege.
“Benarkah? Aku pikir aku juga ikut berubah. Apa kau tidak ikut bergabung dengan mereka?”
“Kurang lebih aku tidak suka semua hal yang berbau formal.”
Apa yang Liege tunjukan adalah cakar besi yang indah, tindakan
seperti itu tidak layak untuk sosok yang mengenakan gaun merah tua yang menarik
perhatian mata sekelilingnya. Dia juga seperti Rionne, kekuatannya adalah
kegairahannya.
“Meski begitu, Shin juga ditemani oleh beberapa wanita
cantik bukan? Itu membuatku kehilangan kepercayaan diri sebagai seorang wanita”
“Yah, semua orang yang melihat mereka mengatakan hal ya
sama, karena itu adalah kebenaran!”
Setelah mereka dibilang cantik, tanpa pikir panjang Shin
juga menyetujuinya.
“Saat kau mengatakannya, itu membuatku merasa baikan.”
“Aku setuju dengan itu. Tapi biarkan aku pergi!”
Guile berhasil kabur dari cengkeraman Liege dan berdiri.
Karena kepalanya dicengkeram dengan erat, gaya rambutnya menjadi berantakan.
“Kalau aku tidak menarik mu, kau pasti sudah pulang ke
rumah. Masih ada banyak tempat yang harus kita tuju dan orang yang harus kita
sapa. Ayo!”
“Sialan,, kekuatan orang ini seperti hewan saja! Lepaskan
aku!”
Sambil melakukan pertengkaran layaknya kakak-adik, Liege
melambaikan tangannya dan menghilang bersama dengan Guile di keramaian.
Setelah itu, ada banyak orang yang terus menemui Shin. Saat
waktunya sudah tepat, dia bergerak ke teras bersama Schnee dan Tiera. Meski
masih ada banyak orang yang ingin bertemu dengan mereka, mereka memohon diri
dan beristirahan di teras.
“ “Huft” Aku lelah. Dan ini baru untuk Chosen One.”
“Jika semua orang mengetahui kalau kau juga seorang pemegang
surat pengantar, akan ada lebih banyak orang yang berdatangan.”
“Jika itu terjadi, aku pasti akan lari.”
“Meski sebagai Chosen One sudah cukup, kau malah menunjukan
surat pengantar. Semuanya akan tetap baik-baik saja walaupun kau tidak
menunjukan surat pengantar bukan?”
“Argh, I-Ini tentu lebih baik jika hanya menjadi seorang
Chosen One... tapi aku tidak mengira kalau Guild akan memberitahu semua orang
dengan cepat.”
Selain tentang bagaimana membuktikan dirinya, pengetahuannya
mengenai istilah Chosen one masih terbatas. Setelah sekian lama, Shin berpikir
apakah mengungkapkan dirinya sebagai pemegang surat pengantar adalah hal yang
tergesa-gesa, tetapi hasil dari akibat itu telah terjadi.
“Yah itu tidak masalah aku pikir. Karena mereka adalah
kenalannya Barlux-san, mereka mungkin tidak akan membocorkan informasi dengan
mudah. Untuk saat ini semuanya baik-baik saja, karena kota ini sekali lagi
aman.”
Bahkan Shin tidaklah sempurna.
Mereka mengesampingkan pembicaraan dan memutuskan untuk
menikmati pesta.
Kalau ada yang tipo, tolong kasih tau
BalasHapusTipo sedikit mah ga ngapa min , yg penting tetep update
HapusLanjut min
BalasHapusMantav djiwa min, semangat nge-tl nya..
BalasHapus